BAB I
PENDAHULUAN
tapi masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Sampai saat ini
vitalitas dan stamina tubuh. Demi tujuan itu masyarakat berupaya untuk
mencari obat alternatife ataupun bahan yang bersifat menambah vitalitas dan
stamina tubuh, terutama dari herbal (Saifudin, Aziz dkk, 2011 : 1).
1
2
pada umumnya sebagai pereda dahaga serta memberi efek menyegarkan yang
banyak dikonsumsi adalah teh. Aroma teh yang harum serta rasanya yang
khas menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
Daun teh memiliki kandungan kafein yang dilihat dari segi psikologis
dapat meningkatkan vitalitas tubuh serta efek relaksasi tubuh, sehingga hal
inilah yang menjadikan minuman yang berbahan teh ini disukai banyak
kalangan. Meskipun teh dikenal baik untuk kesehatan, teh juga memiliki
beberapa efek samping. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh
teh yaitu tanin dalam teh memberi sifat adstringen dan kromogenik(mampu
sehingga menjadi sering buang air kecil, serta dapat keracunan kafein kronis
bila minum lima cangkir teh per hari (mengandung kira-kira 600 mg kafein)
buang air besar. Efek samping lainnya juga terdapat pada polifenol teh yang
bertanggung jawab atas pembentukkan senyawa komplek dengan zat besi dan
3
menyebabkan zat besi sulit diserap oleh dinding sel. Hal ini dapat dikurangi
dengan cara meminum teh diantara waktu makan, konsumsi vitamin C, dan
sebagai berikut :
merk teh?
1. Sampel yang digunakan adalah beberapa merk teh yang ada di pasaran di
daerah Tegal.
Tipis).
4
merk teh.
tinggi.
kafein dalam beberapa merk teh yang ada di pasaran di daerah Tegal.
5
BAB II
2.1.1 Taksonomi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Guttiferales
Familia : Camilliaceae
Genus : Camellia
2.1.2 Morfologi
0,2 - 0,4 cm, panjang daun 6,5 - 15,0 cm, lebar daun 1,5 - 5,0 cm. Pada
1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, stomata hanya terdapat pada
epidermis bawah, jumlah banyak rambut penutup terdiri dari satu sel,
5
6
tahan kekeringan.
1. Jenis tanah yang cocok untuk teh adalah Andosol, Regosol dan
Latosol. Teh juga menyukai tanah dengan lapisan atas yang tebal,
dataran sedang: 800-1.200 m dpl; dan (3) dataran tinggi: lebih dari
teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun.
rendah umumnya tanaman teh kurang dapat memberi hasil yang cukup
tinggi. Tanaman teh menghendaki tanah yang dalam dan mudah menyerap
air.
Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dipetik
daun hingga kini masih dilakukan oleh tenaga manusia, bahkan sebagian
besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk menghasilkan teh mutu baik perlu
dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik daun pucuk dan dua
juga memetik bagian halus dari daun ketiga di bawah daun pucuk.
yaitu: pemetikan daun pucuk dengan tiga atau lebih banyak daun di
Secara umum teh yang berasal dari keluarga Camellia Sinensis ini
diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum
daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Karena proses
yang lebih singkat ini kandungan katekin pada teh putih adalah yang
terkenal sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun
Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses
daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh putih. Semua jenis teh
mengandung katekin, akan tetapi saat ini teh hijau lebih populer karena
Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah
10
pertumbuhan penyakit kanker, manfaat lain dari teh hijau adalah untuk
diambil dari sebuah nama pria Cina yakni Wu Long atau Oolong. Pria ini
menemukan teh oolong secara tidak sengaja ketika daun teh yang
dalam bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya mirip naga hitam
kecil yang tiba- tiba terbangun ketika diseduh, seperti halnya teh yang
lain, teh oolong juga mempunyai khasiat sehat yang dapat membantu
paling lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat.
Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh
11
Indonesia, yaitu teh hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga
menurut hasil riset bahwa teh melati dapat bermanfaat untuk menurunkan
1992:10).
Daun teh kaya akan kandungan kimia seperti kafein dengan kadar
2.2 Kafein
Kafein dalam daun teh berada dalam prosentase 2–3 %. Kafein (1,
dalam air (1 : 45,5 suhu 25º C; 1: 5,5 suhu 80º C; 1 : 1,5 suhu 100º C ),
dalam alkohol (1 : 22); CHCL3 (1:6). Berat molekul 194,19 dan titik
O CH3
CH
3 N
N
O N
CH 3
alami pada lebih dari 60 jenis tanaman terutama teh (1- 4,8 %), kopi (1-
rasa atau bumbu pada berbagai industri makanan (Misra et al, 2008).
theine. Setelah diketahui bahwa theine pada teh memiliki sifat yang sama
dengan kafein pada kopi, nama theine tidak digunakan lagi. Jumlah
seperti jenis daun teh, tempat tumbuhnya tanaman teh, ukuran partikel
relaksasi otot polos bronki, dan aktif sebagai diuretika, dengan tingkatan
yang berbeda, dan tidak sama dengan yang lain, daya kerja sebagai
stimulan sistem syaraf pusat dari kafein sangat menonjol (Misra et al,
2008).
jantung, dan ginjal. Pengaruh pada sistem syaraf pusat terutama pada
mental dan tetap terjaga atau bangun. Kafein meningkatkan kinerja dan
2.3 Refluks
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, cairan tersebut akan
menyari kembali sampel yang ada dalam labu alas bulat, demikian
(fase diam) yang ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam,
atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan dan
dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok
(fase gerak) maka akan terjadi pemisahan senyawa (Stahl, 1985 : 3).
prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben)
dan fase gerak (eluen). Komponen kimia bergerak naik mengikuti fase
dua desimal. hRf ialah angka Rf dikalikan faktor 100 (h), menghasilkan
maka jarak rambat suatu senyawa (titik awal-pusat bercak dalam cm) x
sejumlah faktor, angka ini harus dianggap sebagai petunjuk saja. Inilah
yang menjadi alasan mengapa angka hRf-lah, misalnya hRf 60-70, yang
diam yang paling banyak digunakan untuk praktek adalah silika gel.
Fase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satu atau
Chamber
Plat KLT
2.5 Hipotesis
Ada perbedaan rendemen kafein hasil refluks dari beberapa merk teh
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah rendemen kafein hasil refluks dalam
Anova.
17
18
1. Alat Penelitian
2. Bahan
Kloroform, Methanol.
1. Isolasi
Dibuang
ml filtrat
Mikrosublimasi
Kristal Kafein
Tipis)
Kemudian membuat garis batas bawah dan batas atas pada plat
naik hingga mencapai garis batas atas plat KLT, diangkat dan
v
Membuat garis batas bawah dan batas atas pada plat KLT
en
plat
Menotolkan larutan kristal hasil refluks pada garis batas
bawah plat KLTKLT
± 3
Menunggu hingga fase gerak mencapai garis batas atas plat KLT
Menghitung Rf
Anova untuk rendemen kafein hasil refluks dalam beberapa merk teh.
24
BAB IV
metode refluks.
Perlakuan A B C
1 40,01 g 40,01 g 40,01 g
2 40,02 g 39,99 g 40,00 g
3 40,02 g 40,01 g 39,99 g
Rata-rata 40,02 g 40,00 g 40,00 g
kemudian disaring dengan kain flanel pada saat panas, dengan tujuan untuk
mendapatkan kafein yang maksimal karena kafein larut dalam air panas,
kafein dalam suasana asam sehingga kafein mudah larut dalam kloroform,
proses perubahan kristal kafein tanpa melalui fase cair terlebih dahulu.
24
25
atas corong juga diberikan kapas kering agar uap tidak keluar.
Perlakuan A B C
1 0,15 g 0,19 g 0,19 g
2 0,16 g 0,18 g 0,17 g
3 0,16 g 0,18 g 0,20 g
Rata-rata 0,16 g 0,18 g 0,19 g
Dari hasil kristal kafein yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
berat sampel teh yang telah timbang tidak berpengaruh pada hasil kristal
kafein yang didapat, karena dari tabel penimbangan sampel yang lebih banyak
adalah sampel teh merk A tetapi hasil dari kristal yang didapat lebih sedikit
dibandingkan dengan hasil kristal sampel teh merk B dan sampel teh merk C.
besar rendemen kafein. Data yang diperoleh dari hasil perhitungan tertera
Perlakuan A B C
1 0,375% 0,474% 0,475%
2 0,399% 0,450% 0,425%
3 0,399% 0,450% 0,500%
Rata-rata 0,391% 0,458% 0,466%
sebagai pelarut pengembang yang akan bergerak sepanjang fase diam karena
Tabel 4. Rf Kafein
Replikasi
Sampel 1 2 3 Rata-rata
A
0,89 0,89 0,95 0,91
B
0,98 0,93 0,86 0,92
C
0,94 0,86 0,89 0,89
Standar
0,92 0,93 0,90 0,91
Uji statistik dilakukan sebagai tindak lanjut dari data yang diperoleh.
Uji statistik yang digunakan adalah analisis varian klasifikasi tunggal (satu
merk teh.
teh.
berikut:
ANOVA
Bobot_Rendemen
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,010 2 ,005 8,378 ,018
Within Groups ,004 6 ,001
Total ,014 8
5,143 karena F hitung > F tabel (8,378 > 5,143) Pada signifikansi menunjukan
nilai 0,018 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan yang diajukan yaitu 5 %.
Bobot_Rendemen
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
merk teh A 3 ,39100 ,013856 ,008000 ,35658 ,42542 ,375 ,399
merk teh B 3 ,45800 ,013856 ,008000 ,42358 ,49242 ,450 ,474
merk teh C 3 ,46667 ,038188 ,022048 ,37180 ,56153 ,425 ,500
Total 9 ,43856 ,041794 ,013931 ,40643 ,47068 ,375 ,500
Data tabel deskriptive statistik One Way Anova di atas dapat dilihat
0,041794.
Data kurva One Way Anova tersebut menyimpulkan bahwa dari ketiga
sampel teh yang paling besar bobot rendemennya adalah teh merk C, karena
teh tersebut mengandung kafein yang tinggi dibandingkan dengan teh merk
BAB V
5.1 Simpulan
1. Adanya perbandingan rendemen kafein hasil refluks pada uji teh bermerk
dengan nilai rata-rata teh merk A (0,391%), teh merk B (0,458%), dan
5.2 Saran
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan merk teh yang sama tetapi
menggunakan metode yang berbeda.
2. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar kafein dari daun
teh segar.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M.Sultoni, Dr. dkk. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh.
Pusat Penelitian Perkebunan Gambung. Bandung:6-10.
Komes, D, dkk, 2009. Fakultas Teknologi Pangan dan Bioteknologi vol 27.
Kroasia: Universitas Zagreb : 5.
LAMPIRAN 1
GAMBAR PENELITIAN
Gambar 5. Destilasi
Gambar 6. Mikrosublimasi
36
Bercak Kafein
Gambar 7. Analisa Rf
37
LAMPIRAN 2
= 167,53 g – 127,52 g
= 40,01 g
Aquadest : 250 ml
kertas saring)
= 30,92 g – 30,77 g
= 0,15 g
38
C. Berat Rendemen
0,15 gram
= x 100 %
40,01 gram
= 0,375 %
= 40,02 gram
Aquadest : 250 ml
kertas saring)
= 0,16 gram
39
C. Berat Rendemen
0,16 gram
= × 100 %
40,02 gram
= 0,399 %
= 40,02 gram
Aquadest : 250 ml
kertas saring)
= 0,16 gram
40
C. Berat Rendemen
Berat kristal
Rendemen = x 100 %
Berat
kafeinsampel
0,16 gram
= x 100 %
40,02 gram
= 0,399 %
= 0,391 %
= 40,01 gram
Aquadest : 250 ml
41
kertas saring)
= 0,19 gram
C. Berat Rendemen
Berat kristal
Rendemen = x 100 %
kafein
Berat sampel
0,19 gram
= x 100 %
40,01 gram
= 0,474 %
= 39,99 gram
Aquadest : 250 ml
42
kertas saring)
= 0,18 gram
C. Berat Rendemen
0,18 gram
= × 100 %
39,99 gram
= 0,450 %
= 40,01 gram
Aquadest : 250 ml
43
kertas saring)
= 0,18 gram
C. Berat Rendemen
Berat kristal
Rendemen = × 100 %
kafein
Berat sampel
0,18 gram
= × 100 %
40,01 gram
= 0,450 %
= 0,458 %
44
= 40,01 gram
Aquadest : 250 ml
kertas saring)
= 0,19 gram
C. Berat Rendemen
0,19 gram
= × 100 %
40,01 gram
= 0,475 %
45
= 40,00 gram
Aquadest : 250 ml
kertas saring)
= 0,17 gram
C. Berat Rendemen
Berat kristal
Rendemen = × 100 %
kafeinsampel
Berat
0,17 gram
= × 100 %
40,00 gram
= 0,425 %
46
= 39,99 gram
Aquadest : 250 ml
kertas saring)
= 0,20 gram
47
C. Berat Rendemen
Berat kristal
Rendemen = kafein × 100 %
Berat sampel
0,20 gram
= × 100 %
39,99 gram
= 0,500 %
= 0,466%
48
LAMPIRAN 3
99 ml
Kloroform = × 10 ml
100 ml
= 9,9 ml
1 ml
Etanol = × 10 ml
100 ml
= 0,1 ml
sebanyak 5 ml
9 ml
Kloroform = × 5 ml
13 ml
= 3,5 ml
4 ml
Metanol = × 5 ml
13 ml
= 1,5 ml
49
7,2
Nilai Rf =
8
= 0,9
hRf : Rf × 100
= 0,9 × 100
= 90
Nilai Rf kafein :
7,1
Nilai Rf =
8
= 0,89
hRf : Rf × 100
= 0,89 × 100
= 89
50
7,3
Nilai Rf =
8
= 0,91
hRf : Rf × 100
= 0,91 × 100
= 91
Nilai Rf kafein :
7,1
Nilai Rf =
8
= 0,89
hRf : Rf × 100
= 0,89 × 100
= 89
51
7,6
Nilai Rf =
8
= 0,95
hRf : Rf × 100
= 0,95 × 100
= 95
Nilai Rf kafein :
7,6
Nilai Rf =
8
= 0,95
hRf : Rf × 100
= 0,95 x 100
= 95
52
2,76
=
3
= 0,92
(90 + 91 + 95)
Nilai hRf standar =
3
276
=
3
= 92
2,73
=
3
= 0,91
(89 + 89 + 95)
Nilai hRf sampel =
3
273
=
3
= 91
53
7,6
Nilai Rf =
8
= 0,95
hRf : Rf × 100
= 0,95 × 100
= 95
Nilai Rf kafein :
7,8
Nilai Rf =
8
= 0,98
hRf : Rf × 100
= 0,98 × 100
= 98
54
7,5
Nilai Rf =
8
= 0,94
hRf : Rf × 100
= 0,94 × 100
= 94
Nilai Rf kafein :
7,4
Nilai Rf =
8
= 0,93
hRf : Rf × 100
= 0,93 × 100
= 93
55
7,3
Nilai Rf =
8
= 0,91
hRf : Rf × 100
= 0,91 × 100
= 91
Nilai Rf kafein :
6,9
Nilai Rf =
8
= 0,86
hRf : Rf × 100
= 0,86 × 100
= 86
56
2,8
=
3
= 0,93
(95 + 94 + 91)
Nilai hRf standar =
3
280
=
3
= 93
2,77
=
3
= 0,92
(98 + 93 + 86)
Nilai hRf sampel =
3
277
=
3
= 92,3
57
7,5
Nilai Rf =
8
= 0,94
hRf : Rf × 100
= 0,94 × 100
= 94
Nilai Rf kafein :
7,5
Nilai Rf =
8
= 0,94
hRf : Rf × 100
= 0,94 × 100
= 94
58
7,0
Nilai Rf =
8
= 0,88
hRf : Rf × 100
= 0,88 × 100
= 88
Nilai Rf kafein :
6,9
Nilai Rf =
8
= 0,86
hRf : Rf × 100
= 0,86 × 100
= 86
59
7,1
Nilai Rf =
8
= 0,89
hRf : Rf × 100
= 0,89 × 100
= 89
Nilai Rf kafein :
7,1
Nilai Rf =
8
= 0,89
hRf : Rf × 100
= 0,89 × 100
= 89
60
2,71
=
3
= 0,90
(94 + 88 + 89)
Nilai hRf standar =
3
271
=
3
= 90,3
2,69
=
3
= 0,90
(94 + 88 + 89)
Nilai hRf sampel =
3
269
=
3
= 90
61
LAMPIRAN 4
Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Pembuatan Proposal
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Pengolahan Data
5. Pembuatan Laporan
62
CURICULUM VITAE
Nama : ALIMUDIN
TTL : Tegal, 04 Juli 1990
Email : alimudin076@gmail.com
Alamat : Jl. Werkudoro No.92 RT.06/RW.05 Langon
Kelurahan Slerok, Kota Tegal.
Hp : 0856 4094 3311
Pendidikan
TK : TK Pertiwi Tegal
SD : SD N Slerok 4 Tegal
SMP : SMP Pancasila Jati Barang - Brebes
SMA : SMK Farmasi YPIB Majalengka
D3 : D3 Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Perbandingan Rendemen Kafein Hasil Refluks Dalam
Beberapa Merk Teh (Camelli sinensis (L) O.K) Di Kota
Tegal
Nama Orang Tua
Ayah : Chalimi (Alm)
Ibu : Kartiningsih
Pekerjaan
Ayah :-
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua
Ayah : Jl. Werkudoro No.92 RT.06/RW.05 Langon
Kelurahan Slerok, Kota Tegal.
Ibu : Jl. Werkudoro No.92 RT.06/RW.05 Langon
Kelurahan Slerok, Kota Tegal.