Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Kesehatan dengan Audio Visual Aids sebagai Pencegahan

Perilaku Berisiko Remaja

Health Education with Audiovisual Aids as Adolescent Risk Behavior Prevention

Dwi Hariyanti, 2)Nahra


1*)

Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Surya Global


1,2)

Jl. Ahmad Yani Mutihan Wirokerten Banguntapan Bantul DI Yogyakarta

Email : dwihariyanti@stikessuryaglobal.ac.id
No hp: +62 85228737838

ABSTRAK
Remaja meruapakan masa transisi dari anak menuju dewasa yang mengalami perubahan fisik maupun
psiskis sehingga terjadi fase topan badai, yang akan bisa berpengaruh pada perilaku mereka yang
kemungkinan berisiko. Perilaku berisiko merupakan keseluruhan tindakan manusia, yang didasari oleh
pengetahuan, sikap dan tindakan yang apabila dilakukan akan menimbulkan kerugian terhadap diri sendiri
maupun orang lain, seperti seks pranikah, drug abuse dan merokok. Setiap orang dapat melakukan perilaku
berisiko, namun dengan pengetahuan remaja dapat menghindari perilaku yang berisiko . Melalui
pendidikan Kesehatan yang tepat sasaran akan membuat orang mampu meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan mereka. Tujuan pengabdian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan
audio visual aids (AVA) terhadap pencegahan perilaku berisiko pada remaja. Pengabdian dilakukan di
SMA wilayah Bantul. Metode pengabdian yang digunakan yaitu pra eksperimen dengan pendekatan one
group pretest posttest, pada 72 siswa yang dipilih secara cluster. Dari analisis yang dilakukan, terjadi
peningkatan kepahaman pada pencegahan perilaku berisiko remaja setelah dilakukan pendidikan kesehatan
dengan media Audio Visual Aids. Pengabdian ini memberikan gambaran bahwa perilaku itu akan bisa
diarahkan kepada hal yang positif/baik jika metode dan media yang digunakan sesuai dengan sasarannya.
Hasil dari pemberian pendidikan yaitu terjadi peningkatan yang baik pada pencegahan perilaku berisiko
remaja (seks pranikah, drug abuse dan merokok) setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media
Audio Visual Aids.

Kata kunci: perilaku berisiko; remaja; pendidikan kesehatan;Audio visual aids

ABSTRACT

Adolescents are a transition period from children to adults who experience physical and psychological changes
so that a hurricane phase occurs, which will be able to affect their behavior that may be at risk. Risk behavior is
a whole human action, which is based on knowledge, attitudes, and actions which if done will cause harm to
oneself and others, such as premarital sex, drug abuse, and smoking. Everyone can do risky behavior, but with
knowledge, teenagers can avoid risky behavior. Through targeted health education, people will be able to
improve and improve their health. The purpose of this service is to determine the effect of health education with
audiovisual aids (AVA) on the prevention of risky behavior in adolescents. The service is carried out at a high
school in the Bantul area. The service method used is pre-experimental with a one-group pretest-posttest
approach, on 72 students selected in a cluster. From the analysis carried out, there was an increase in
understanding on preventing adolescent risk behavior after health education was carried out with Audio Visual
Aids media. This service illustrates that the behavior will be directed to positive things if the methods and media
used are following the target. The result of providing education is that there is a good increase in the prevention
of adolescent risky behavior (premarital sex, drug abuse, and smoking) after health education is carried out
with Audiovisual Aids media.

Keywords: Risk behavior; Adolecent; Health education; Audiovisual aids

1
PENDAHULUAN pembelajaran. Membantu menegakkan
Remaja adalah masa transisi antara pengertian yang diperoleh. Di dalam menerima
masa anak-anak dan dewasa, dimana terjadi sesuatu yang baru, manusia mempunyai
pacu tumbuh (Growth spurth), timbul ciri-ciri kecenderungan untuk melupakan atau lupa.
seks sekunder, tercapai fertilisasi dan terjadi Untuk mengatasi hal tersebut, AVA (Audio
perubahan-perubahan psikologik dan kognitif. Visual Aids) akan membantu menegakkan
Remaja sebetulnya tidak mempunyai posisi pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima
yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk oleh manusia, sehingga apa yang diterima,
golongan anak-anak tetapi belum juga dapat akan lebih lama tinggal/disimpan di dalam
diterima secara penuh untuk masuk ke ingatan (3).
golongan orang dewasa. Remaja ada diantara Tujuan pengabdian ini dilakukan yaitu
anak dan orang dewasa. Oleh karena, itu untuk mengetahui pengaruh pendidikan
remaja sering kali dikenal dengan fase kesehatan dengan audio visual aids (AVA)
“mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. terhadap pencegahan perilaku berisiko pada
Remaja masih belum mampu menguasai dan remaja di SMA wilayah Bantul Tahun 2020.
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik
maupun psikisnya (1). METODE
Perilaku berisiko ialah keseluruhan Metode yang digunakan dalam pengabdian
tindakanmanusia, yang didasari oleh yaitu pendidikan kesehehatan menggunakan
pengetahuan (atau ketidaktahuan), sikap dan audio visual aids berupa video animasi yang
tindakan yang apabila dilakukan akan berisi cara melakukan pencegahan perilaku
berpeluang untuk menimbulkan kerugian berisiko (seks pranikah, drug abuse dan
terhadap diri sendiri maupun orang lain. merokok) dengan sasaran siswa SMA, agar
Beberapa perilaku berisiko yang dilakukan terjadi peningkatan kepahaman dan bisa
oleh setiap orang/remaja berisiko terhadap melakukan pencegahan perilaku berisiko.
penularan HIV dan memiliki peluang yang Pendekatan yang digunakan adalah
sangat tinggi untuk menimbulkan berbagai praeksperimen dengan pendekatan one group
kerugian untuk kedua pihak yang terlibat pretest-posttest. Rancangan ini tidak ada
dalam kegiatan tersebut antara lain ialah kelompok pembanding, tetapi sudah dilakukan
perilaku penggunaan jarum suntik yang tidak observasi pertama (Pretest) yang
steril secara bergantian terutama pada memungkinkan menguji perubahan-perubahan
pengguna narkoba, suntik, hubungan seksual yang terjadi setelah adanya eksperimen
yang tidak menggunakan pengaman serta (Program).
berganti-ganti pasangan, senggama sebelum
nikah, senggama dubur atau mulut, dan
berbagai senggama yang tidak normal. Setiap
orang dapat melakukan perilaku berisiko,
namun dengan pengetahuan remaja dapat
menghindari perilaku yang berisiko,
diantaranya merokok, drug abuse, hubungan
seksual berisiko dan kekerasan (2).
Upaya yang mampu menerangkan
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
pada remaja adalah melalui pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan tidak lepas
halnya dari proses belajar mengajar, strategi
yang berkembang dan mampu meningkatkan
motivasi, pengetahuan dan perubahan sikap
pada peserta didik terhadap sebuah
HASIL DAN PEMBAHASAN

2
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik Pencegahan
responden Tidak p
Perilaku Baik
Baik value
Variabel Kategori F % Berisiko
Sebelum
Umur 13-15 tahun 31 43
Pendidikan 29 43
16-18 tahun 41 57 Kesehatan
0,016
Jenis kelamin Perempuan 48 63 Sesudah
Pendidikan 40 32
Laki-laki 24 37 Kesehatan
Informasi Guru, 37 51
sebelumnya orangtua, Pada tabel diatas terlihat bahwa ada pengaruh
nakes dari pemberian pendidikan kesehatan melalui
Teman 35 49 audio visual aids terhadap pencegahan
Jumlah 72 100,00 perilaku berisiko siswa/remaja, yang dapat
dilihat juga dari nilai signifikasi (0,016) dan
peningkatan jumlah perilaku baik sesudah
Sebagian besar responden berumur antara 16 dilakukan pendidikan kesehatan yaitu dari 29
sampai dengan 18 tahun yaitu 57%. remaja menjadi 40 remaja.
Kebanyakan berjenis kelamin perempuan PEMBAHASAN
(63%). Informasi tetang kesehatan sebelumnya Setelah dilakukan pendidikan
didapatkan dari guru, orang tua dan tenaga
kesehatan dengan audio visual aids (AVA)
kesehatan hampir seimbang dengan yang
didapatkan dari teman sebaya. pada siswa SMA wilayah Bantul mengalami
peningkatan sebesar 40% menjadi 56% yang
Tabel 2. Distribusi frekuensi pencegahan
menunjukan bahwa responden menyerap
perilaku berisiko sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan informasi melalui pendidikan kesehatan
dengan audio visual aids (AVA) dengan baik.
Pencegahan Sebelum Sesudah Dari hasil analisis menunjukan
perilaku perbandingan pencegahan perilaku berisiko
n % n %
berisiko sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
Baik 29 40 40 56 kesehatan dengan AVA. Terdapat 5 orang
Tidak baik 43 60 32 44 dengan hasil pencegahan perilaku berisiko
Jumlah 72 100 72 100 setelah pendidikan kesehatan dengan AVA
lebih rendah daripada sebelum pendidikan
kesehatan dengan AVA, 51 orang tetap, dan
Pencegahan perilaku berisiko sebagian besar
16 orang lebih baik dari sebelum pendidikan
siswa/responden sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan dalam kondisi yang baik kesehatan dengan AVA.
(40%). Setelah dilakukan pendidikan Hasil analisis yang telah dilakukan
kesehatan pencegahan perilaku berisiko yang sejalan dengan teori yang dirumuskan oleh
baik meningkat menjadi 56%. Artinya terjadi Skiner dalam buku Notoatmodjo (3) yang
peningkatan yang baik pada pencegahan menerangkan bahwa perilaku merupakan
perilaku berisiko siswa. respons atau reaksi dari seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Dengan
demikian perilaku manusia terjadi melalui
proses stimulus, organisme, dan respon. Dalam
penelitian ini peneliti memberikan stimulus
Tabel 3. Pencegahan perilaku berisiko berupa pendidikan kesehatan dengan audio
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan vidual aids (AVA) kepada Remaja di SMA N

3
2 Banguntapan (organisme), setelah diberikan Konseling juga merupakan salah satu upaya
pendidikan kesehatan dengan AVA timbulah yang efektif dalam pendidikan kesehatan
respon terhadap stimulus yaitu perilaku untuk mencegah perilaku seksual berisiko
terbuka dimana setelah diberikan pendidikan pada remaja (8).
kesehatan tentang perilaku berisiko kepada Hasil penelitian ini sesuai dengan
responden terjadi peningkatan pencegahan pendapat Notoatmodjo, yang menyatakan
perilaku berisiko. faedah alat bantu pendidikan yaitu membantu
Hasil penelitian ini sejalan dengan menegakkan pengertian yang diperoleh. Di
penelitian yang dilakukan oleh Bella dkk (4), dalam menerima sesuatu yang baru, manusia
yang berjudul “Analisis Persepsi Stakeholder mempunyai kecenderungan untuk melupakan
Dalam Kebutuhan Pendidikan Terintegritas atau lupa. Untuk mengatasi hal tersebut, AVA
Pencegahan Perilaku Berisiko Remaja” yang (Audio Visual Aids) akan membantu
mengatakan bahwa metode video menurut menegakkan pengetahuan-pengetahuan yang
83,9% orangtua, 94% guru dan 91,7% kepala telah diterima, akan lebih lama
desa juga perlu digunakan dalam pendidikan. tinggal/disumpan dalam ingatan (3). Masa
Didukung dengan hasil wawancara remaja sebagai periode yang sarat dengan
menunjukan bahwa menurut orang tua metode perubahan dan rentan munculnya masalah.
video untuk menyampaikan informasi Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta
pendidikan dapat lebih mudah dipahami oleh pemahaman yang baik serta penanganan yang
remaja. Ditambahkan oleh informan remaja, tepat terhadap remaja merupakan factor
simulasi video dapat membuat remaja lebih penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan
tertarik untuk meperhatikan. Selain itu selanjutnya, mengingat masa ini merupakan
menurut orang tua (83%), guru (94,6%), dan masa yang paling menentukan. Selain itu,
kepala desa (91,7%) metode menggunakan perlu adanya kerja sama dari remaja sendiri,
simulasi video diperlukan. Dengan tujuan agar orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang
remaja lebih mudah memahami dibandingkan terkait agar perkembangan remaja di bidang
dengan hanya memberikan teori secara lisan pendidikan dan bidang lainnya dapat dilalui
saja. Video dapat menggambarkan bersifat secara terarah, sehat dan bahagia. Setiap
informatif, edukatif, maupun instruksional remaja dapat berperan untuk menghindari
video dapat menggambarkan suatu objek yang perilaku berisiko dengan mengisi masa
bergerak bersama-sama dengan suara yang remajanya dengan hal-hal yang positif untuk
sesuai (5). dapat mencapai cita-citanya di masa
Hasil penelitian ini sesuai dengan mendatang (2).
pendapat Kemenkes (2), bahwa setiap orang
dapat melakukan perilaku berisiko, namun SIMPULAN
dengan pengetahuan remaja dapat menghindari
Kesimpulan dari analisis yang
perilaku yang berisiko. Penelitian sebelumnya
dilakukan yaitu terjadi peningkatan yang baik
yang dilakukan oleh Silmi, mengatakan bahwa pada pencegahan perilaku berisiko remaja
remaja membutuhkan pendidikan kesehatan (seks pranikah, drug abuse dan merokok)
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu setelah dilakukan pendidikan kesehatan
paling banyak membutuhkan informasi tentang dengan media Audio Visual Aids.
risiko penyakit akibat perilaku berisiko
(merokok, minum-minuman keras dan seks DAFTAR PUSTAKA
bebas) (6). Sama halnya dengan penelitian 1. Rohan S. Buku Ajar: Kesehatan
yang dilakukan oleh Novianti, bahwa Reproduksi. Yogyakarta: Nuha
pendidikan kesehatan (KIE) merupakan salah Medika; 2013.
satu intervensi yang bisa dilakukan (7). 2. Kemenkes RI. Buku Ajar Kesehatan

4
Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan; 2015.
3. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2014.
4. Bella D. Analisis Persepsi Stakeholder
dalam Kebutuhan Pendidikan
Terintegritas Pencegahan Perilaku
Berisiko Remaja. J Kesehat Masy.
2019;7(4).
5. Imran F. Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Melalui Media Video
Terhdap Peningkatan Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Dampak Abortus
Provokatus Kriminalis di Kelas X SMA
N 2 Gowa. Univ Islam Negri Alauddin
Makasar. 2017;
6. Silmi FI, Shaluhiyah Z, Prabamukti
PN. Analisis Kebutuhan Pendidikan
Pencegahan Perilaku Berisiko pada
Remaja di Kabupaten Magelang. J
Promosi Kesehat Indones [Internet].
2020;15(2):51–8. Available from:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/j
pki/article/view/24104
7. Novianti, Rima; Hodikoh, Atik;
Nugroho N. Komunikasi, Informasi
Dan Edukasi (KIE) Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Pencegahan
Perilaku Seksual Pranikah Pada
Remaja. J Keperawatan dan Kebidanan
[Internet]. 2012;8(1):33–43. Available
from: http://jurnal.stikes-
kharisma.ac.id/index.php/jkk/article/vie
w/4
8. Adyani, Sang Ayu Made; Wiarsih,
Wiwin; Poppy F. Konseling Sebaya
Sebagai Pencegahan Perilaku Seksual
Berisiko Pada Remaja. J Ilm Ilmu
Keperawatan Indones [Internet].
2019;9(1):544–9. Available from:
http://journals.stikim.ac.id/index.php/jii
ki/article/view/184/167

Anda mungkin juga menyukai