Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KERACUNAN MAKANAN

AKIBAT BAHAN KIMIA

OLEH

ERINNA NOVIOLA

062118025

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 4
BAB II ISI.............................................................................................................................. 5
2.1 Definisi Keracunan Makanan .................................................................................. 5
2.2 Penyebab Keracunan Makanan .............................................................................. 5
2.3 Mekanisme Keracunan Makanan ............................................................................ 6
2.4 Penanganan Keracunan Makanan .......................................................................... 6
2.5 Pencegahan Keracunan Makanan .......................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keracunan makanan merupakan istilah yang hampir selalu muncul dalam media
massa, baik tulis maupun elektronik dari waktu ke waktu. Kompas di tahun 2003
melaporkan sebanyak 105 buruh pabrik sepatu di Tangerang dengan 11 orang
diantaranya sedang dalam keadaan mengandung, mengalami keracunan setelah
mengonsumsi soto ayam. Kejadian muncul sesaat setelah mereka makan dengan
gejala mual, muntah, diare hingga pingsan.
Dilansir dari Berita Online (2011), sebanyak 43 orang siswa SD di Mangili Kecamatan
Pahunga Lodu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), keracunan makanan
setelah mengonsumsi nasi, sayur, telur, kecap dan saus tomat. Kepala Puskesmas
Mangili, Katrina Djamil mengatakan bahwa sumber keracunan kemungkinan berasal
dari saus tomat yang dimakan siswa. Bisa jadi saus tomat tersebut sudah tercemar
oleh mikroornaisme seperti cendawan sebelum diolah menjadi saus.
Menurut laporan WHO tahun 1993, sekitar 70% kasus diare yang terjadi di negara
berkembang disebabkan oleh makanan yang telah tercemar. Pencemaran sebagian
besar berasal dari industri boga dan rumah makan. Berdasarkan hasil survey di
Amerika Serikat, 20% kasus terjadi di rumah makan, dan 3% ditemukan di industri
pangan. Sementara di Eropa, sumber kontaminasi terbesar justru berasal dari rumah
(46%), restoran/hotel (15%), jamuan makan (8%). Di tahun 2002 Depkes RI
melaporkan sebagian besar kasus keracunan makanan di dunia disebabkan oleh
makanan siap santap, yaitu makanan yang sudah diolah terutama oleh usaha katering,
rumah makan, kantin, restoran, maupun makanan jajanan. Kasus-kasus keracunan
tersebut dapat terjadi karena makanan diproduksi secara massal atau diproduksi
dalam jumlah yang banyak sehingga dapat menimbulkan kontaminasi. Selain itu,
makanan yang disajikan tidak langsung saat itu juga disantap. Waktu tunggu yang
dibutuhkan dari proses pemasakan hingga penyajian cukup lama sehingga dengan
adanya waktu tersebut dapat menimbulkan bahaya kontaminasi. Selain itu, banyaknya
varian bahan yang ditambahkan dalam suatu produksi makanan tanpa melihat kualitas
dan kebersihan dapat menjadi salah satu alasan timbulnya keracunan. Oleh karena
itu, perlu dipelajari bahan-bahan kimia apa saja yang dapat mencemari makanan
sehingga menimbulkan keracunan dan penanganan serta pencegahan agar hal
tersebut tidak terjadi.

3
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu keracunan makanan?


b. Bagaimana keracunan makanan dapat terjadi?
c. Apa saja jenis penyebab keracunan makanan?
d. Bagaimana cara mencegah keracunan makanan?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui definisi keracunan makanan.


b. Mengetahui apa saja penyebab keracunan makanan dan mekanisme terjadinya
suatu keracunan dapat terjadi.
c. Mengetahui cara mencegah terjadinya keracunan makanan.

4
BAB II ISI

2.1 Definisi Keracunan Makanan

Makanan merupakan hasil dari proses pengolahan suatu bahan pangan yang dapat
diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, maupun perikanan. Selain itu, makanan
juga kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan
pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh, karena makanan sangat
diperlukan oleh tubuh. Menurut Depkes RI (2003), makanan adalah semua bahan
dalam bentuk olahan yang dimakan manusia, kecuali air dan obat-obatan.

Keracunan merupakan masuknya suatu zat dalam tubuh dalam jumlah tertentu yang
dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan, bahkan dapat menimbulkan
kematian. Sementara itu, keracunan makanan sendiri berarti penyakit yang terjadi
setelah menyantap makanan mengandung racun yang dapat berasal dari jamur,
kerang, pestisida, susu, bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukkan makanan
dan bakteri. Pada dasarnya, racun ini mampu merusak semua organ tubuh manusia,
tetapi yang peling sering terganggu adalah saluran pencernaan dan sistem saraf.
Gangguan saluran pencernaan timbul sebagai sakit perut, rasa mual, muntah, dan
terkadang disertai diare. Sedangkan gangguan sistem saraf timbul sebagai rasa
lemah, gatal, kesemutan (parestesi) dan kelumpuhan (paralisis) otot pernapasan.

2.2 Penyebab Keracunan Makanan

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab keracunan makanan, diantaranya:

Keracunan makanan secara kimiawi, yaitu terdapat bahan kimia beracun dalam
makanan seperti bahan kimia pertanian yang sengaja dipergunakan untuk kegiatan
produksi (pestisida), Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang menimbulkan alergi bagi
beberapa penderita, serta tempat penyimpangan makanan dari tembaga.

Keracunan makanan secara biologis, yaitu keracunan makanan secara biologik


karena memakan tumbuhan yang mengandung substansi alami dan bersifat
membahayakan seperti jamur yang mengandung mycotoxin, kentang hijau yang
mengandung solanin, dan hidangan hasil laut yang mengandung logam berat.

Keracunan makanan disebabkan mikroorganisme, dapat terjadi setelah manyantap


makanan yang terkontaminasi oleh bakteri hidup atau oleh toksin yang dihasilkan
bakteri tersebut sehingga bakteri akan tumbuh dan berkembang biak dalam tubuh.

5
2.3 Mekanisme Keracunan Makanan

Keracunan makanan dapat terjadi tanpa disadari. Gejala dan efek racun pada tubuh
dapat muncul segera atau berselang beberapa lama. Gejala yang timbul dari
keracunan makanan seperti pusing, mual, muntah, pusing serta diare merupakan
manifestasi dari respons sistem imun di saluran cerna dalam menghadapi kuman atau
zat asing yang masuk tersebut. Saat makanan mengandung bakteri masuk ke dalam
tubuh, bakteri tersebut berkembang biak dan menghasilkan racun. Racun tersebut
menyerang dan menembus lapiran usus, serta memicu respons kekebalan yang kuat.
Dari sana tanda keracunan dimulai. Dinding usus dirancang untuk menyerap nutrisi
dan air dari makanan. Racun dapat menyebabkan pori-pori dinding usus terbuka yang
mengakibatkan air dan molekul lain masuk. Kelebihan cairan dan elektrolit dalam usus
dapat menyebabkan diare yang bermanfaat untuk membuang bakteri beracun
tersebut. Namun mekanisme tersebut dapat menyebabkan dehidrasi.

Adapun beberapa racun yang masuk dapat merangsang saraf vagus yang
mengirimkan sinyal ke pusat otak untuk merespons tubuh dalam membuang racun
dengan cara muntah. Makanan terkontaminasi yang masuk dalam sistem pencernaan
akan melalui lambung. Namun, lambung akan merespons dengan menolak makanan
tersebut dan mengeluarkannya kembali lewat muntahan.

Dalam kasus lain, keracunan makanan karena bahan kimia korosif akan mengiritasi
organ tubuh seperti mulut, tenggorokkan atau bagian dalam usus. Akibatnya, orang
yang bersangkutan akan mengalami sakit perut, muntah, diare, bahkan feses
berdarah. Tenggorokkan yang berinteraksi dengan bahan tersebut juga akan terbakar
dan memberi respons bengkak dengan cepat sehingga orang yang mengalaminya
terancam sulit untuk bernapas.

2.4 Penanganan Keracunan Makanan

Pada kebanyakan kasus, khususnya pada keracunan makanan yang disebabkan oleh
virus, kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Meski begitu,
gejala keracunan makanan akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat menjadi
parah. Untuk mengatasi keracunan makanan, ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan terbagi menjadi:

Menangani racun dan penyebabnya

- Mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna


- Memberi antidot/penawae racun
- Meningkatkan eliminasi racun dalam tubuh

6
Mengatasi efek/gejala klinik akubat keracunan
- Mengontrol keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi
- Memberikan cairan infus
- Pemberian obat bila diperlukan

2.5 Pencegahan Keracunan Makanan

Agar keracunan dapat dihindari, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:

- Mencuci buah dan sayur sebelum diolah atau disajikan


- Memasak makanan hingga benar-benar matang
- Mencuci tangan sebelum mengolah makanan dan sebelum mengonsumsi makanan
- Menutup makanan yang belum dikonsumsi agar tidak ada serangga atau hewan yang
hinggap
- Tidak bersin serta batuk didekat makanan
- Jangan menyantap makanan yang sudah berbau tidak sedap, berlendir, atau berjamur
- Membersihkan seluruh alat yang digunakan untuk mengolah makanan serta areanya
- Segera membuang bahan makanan sisa yang tidak terpakai, makanan yang tidak
segar, dan makanan yang telah membusuk

7
BAB III PENUTUP

Keracunan makanan dapat terjadi karena orang yang menangani atau mengolah
makanan, lingkungan atau area peralatan yang digunakan, serta bahan makanannya
sendiri yang mengandung bakteri penyebab keracunan karena sudah tidak segar atau
karena kurang bersih dalam preparasi pengolahan bahan makanan tersebut. Adapun
mual, muntah, pusing, dan diare merupakan respons dari tubuh dalam upaya
pengeluaran racun yang sudah masuk ke dalam makanan. Gejala-gejala tersebut akan
menimbulkan rasa yang tidak nyaman, namun dapat ditangani dan dicegah dengan
beberapa hal agar makanan yang dikonsumsi tetap higenis sehingga tidak terjadi
kontaminasi pada makanan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Berita Online. 2011. 50an siswa SD di Mangili Sumba Timur NTT


keracunan makanan. Max 96,9
FM Radio Suara Waingapu
Sejahtera. http://www.maxfm-waingapu.net/berita/209-50an-
siswa-sd-di-mangili-sumba-timur-ntt-keracunan-makanan.html.

Kompas, Akibat Keracunan Makanan Sebanyak 150 Buruh Dirawat di RS, terbit
tanggal 24 Oktober 2003 http://kompas.com/kompas-cetak/0310/24/metro/644866.htm

Anda mungkin juga menyukai