Anda di halaman 1dari 5

2.

Langlah-Langkah Manajemen Kebidanan

Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses

mengantisipasi masalah. Ada tujuh langkah dalam manjemen

kebidanan menurut varney yang akan di jelaskan sebagai berikut :

1. Langkah 1 : pengumpulan data dasar

a. Identitas/biodata

Meliputi nama ibu dan suami, umur, suku/bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan, alamat.

b. Anamnese ( data subyektif)

1) Alasan masuk : keluhan yang dirasakan oleh pasien ketika

datang menemui petugas kesehatan baik fisik maupun psikis.

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan lalu

b) Riwayat kesehatan sekarang

c) Riwayat kesehatan keluarga

3) Riwayat perkawinan

4) Riwayat obstetri

5) Riwayat kb

c. Pemeriksaan fisik (data objektif)

1) Pemeriksaan umum meliputi keadaan umum, tanda-tanda

vital, (tekanan darah, nadi pernafasan, dan suhu)


2) Pemeriksaan muka dan leher meliputi kelopak mata,

konjuntiva, sklera, mulut dan gigi, lidah dan graham,

pembesaran kelenjar thyroid, dan pembesaran kelenjar getah

bening

3) Pemeriksaan dada meluputi pembesaran payudara, puting

susu simetris, benjolan, pengeluaran , rasa nyeri dan lain-

lain.

4) Pemeriksaan uterus meliputi tinggi fundus uterus, kontraksi

uterus, konsitensi uterus dan posisi uterus.

5) Pemeriksaan lochea meliputi warna jumlah, bau, dan

konsitensi

6) Pemeriksaan kandung kemih kosong.

7) Pemeriksan ekstremitas atas dan bawah meliputi pemeriksann

refleks, adanya odema dan kemerahan pada tungkai.

d. Uji diagnostik

Albumin, keton, haemoglobin, golongan darah,hematokrit,

rhesus, dan lain-lain.


2. Langkah II : Intreprestasi data

Diagnosa masalah Data dasar

Ny. Umur tahun P.A dengan Data subjektif.

Ruptur Perineum Derajat II hari a. Nyeri pada perineum

ke-1 b. Merasa tidak nyaman

Data objelktif

Hasil pemeriksaan meliputi

keadaan umum, tanda-tanda vital,

konjungtiva, pengeluaran ASI,

kontraksi uterus, TFU, pendarahan,

ekstremitas atas dan baewah dan

hasil pemeriksaa laboratorium.

Tabel 2.2 langkah II Intrepretasi data

3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah pontensial

1) Pendarahan pervaginam

2) Infeksi masa nifas

3) Sakit kepalah, nyeri epigstrik dan penglihatan kabur

4) Deman, muntah, rasa sakit waktu berkemih

5) Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

6) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

7) Odema, sakit dan panas pada tungkai


8) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri

( Sutanto, dkk 2018)

4. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera

1) Memastikan keadaan umum pasien dalam keadaan baik

2) Menjelaskan ibu keluarga tentang tanda bahaya masa nifas

3) Mencegah terjadinya hemoaragi post partum primer (HPP)

untuk itu harus di lakukan hal-hal berikut :

a. Lakukan observasi kontraksi utrus TFU, dan perdarahan

secara rutin.

b. Penuhi kebutuhan pasien

c. Lanjutkan kerja sama dengan meminta pasien untuk

melaksanakan masase fundus uteri dan segera melapor bila

terjadi pendarahan

d. Menganjurkan ibu untuk mengomsumsi makanan yang

bermutu tinggi bergizi dan cukup kalori

e. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisai dini

f. Menganjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup

g. Menjelaskan kepada ibu kapan waktu yang aman untuk

melakukan hubungan seksual

h. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya senam nifas

i. Menganjurkan kepada ibu untuk kontak dini sesering

mungkin dengan bayi


j. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kb

5. Langkah V : Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan usaha yang di tentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajeen terhadap masalahn atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau di antipasi. Adapun perencanaan yang di

berikan kepada ibu nifas dengan ruptur perineum yaitu :

a. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan)

1) Mencegah pendarah masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,

rujuk bila perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas karena atonia uteri.

4)

Anda mungkin juga menyukai