Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Riset Media Keperawatan ISSN: 2527-368X (print)

2621-4385 (online)

Teknik distraksi dalam penurunan skala nyeri anak usia pra sekolah
Ferasinta Ferasinta1, Endah Zulya Dinata2
1
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2
RSU Ummi Bengkulu
1
ferasinta@umb.ac.id*, 2nata.bkl567@gmail.com
*ferasinta@umb.ac.id

Abstrak

Selama hospitalisasi anak memiliki stresor yang menjadi krisis pertama yang harus
dihadapi anak. Stresor utama dari hospitalisasi pada anak antara lain adalah perpisahan,
kehilangan kendali, cedera tubuh, dan nyeri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
adanya pengaruh pemberian teknik distraksi menonton kartun animasi pada anak usia pra
sekolah saat pemasangan infus. Jenis penelitian ini adalah experimental dengan desain two
group with control design dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia pra
sekolah. Rata-rata skala nyeri saat dilakukan intervensi sebesar 6,75 dan rata-rata skala nyeri
pada kelompok kontrol sebesar 11,75. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0,00 < dari
nilai 0.05sehingga dapat di simpulkan bahwa terjadi penurunan skala nyeri setelah di berikan
perlakuan teknik menonton kartun animasi pada anak usia pra sekolah. Diharapkan bagi
peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian ini dengan teknik yang berbeda
seperti teknik bercerita atau teknik lainnya.

Kata kunci : Distraksi, Nyeri, anak pra sekolah

Distraction techniques in reducing pain scale of pre-school age children

Abstract

During hospitalization, children have stressors which are the first crises that children must
face. The main stressors of hospitalization in children include separation, loss of control,
bodily injury and pain. This study was conducted to determine the effect of giving distraction
techniques watching animated cartoons on pre-school age children during infusion. This type
of research is experimental with two group design with control design with the population in
this study are all pre-school age children. The average pain scale when the intervention was
carried out was 6.75 and the average pain scale in the control group was 11.75. The results
of statistical tests obtained a P value of 0.00 <from a value of 0.05, so it can be concluded
that there was a decrease in the pain scale after being given the treatment of watching
animated cartoon techniques to pre-school children. It is hoped that the next researcher will
be able to continue this research with different techniques such as storytelling techniques or
other techniques.

Keywords: Distraction, pain, preschool children

Vol. 4 No. 2 Desember 2021 : 62-67 62


Jurnal Riset Media Keperawatan ISSN: 2527-368X (print)
2621-4385 (online)

PENDAHULUAN televisi, membaca koran, melihat


Saat hospitalisasi anak akan pemandangan termasuk distraksi visual
mengalami stress karena lingkungan yang (Tamzuri, 2007).
asing bagi anak. Stres yang dialami anak Penelitian yang dilakukan oleh
akan menimbulkan banyak reaksi misalnya MacLaren dan Cohen (2005) pada anak
terhadap penyakit atau masalah diri anak usia 1-7 tahun, didapatkan anak dengan
prasekolah seperti perpisahan, tidak teknik distraksi pasif seperti menonton
mengenal lingkungan, hilangnya kasih lebih teralihkan dan tingkat distresnya
sayang, body image maka akan beraksi lebih rendah dibandingkan dengan anak
seperti regresi yaitu hilangnya kontrol, dengan teknik distraksi aktif saat
displacement, agresi (menyangkal), dilakukan pengambilan sampel darah
menarik diri, tingkah laku protes, serta melalui vena. Hasil penelitian yang
lebih peka dan pasif seperti menolak dilakukan oleh James dkk., (2012) pada
makan dan lain-lain (Wong, 2009). anak usia 3 – 6 tahun, juga menunjukkan
Di Amerika Serikat, diperkirakan anak yang diberikan teknik distraksi
lebih dari 5 juta anak menjalani menonton kartun animasi mengalami
hospitalisasi karena prosedur pembedahan nyeri lebih sedikit saat dilakukan
dan lebih dari 50% dari jumlah tersebut, pengambilan sampel darah melalui vena,
anak mengalami kecemasan dan stres. hal tersebut terlihat dari respon
Diperkirakan juga lebih dari 1,6 juta anak perilakunya (Wong, 2009).
dan anak usia antara 2-6 tahun menjalani Rasa nyeri pada anak yang terpasang
hospitalisasi disebakan karena injury dan infus dihasilkan dari stimulus penghasil
berbagai penyebab lainnya (Disease nyeri yang mengirimkan implus melalui
Control, National Hospital Discharge serabut saraf perifer. Serabut nyeri
Survey (NHDS), 2004 dalam Apriliawati, memasuki medulla spinalis dan
2011). menjalani salah satu dari beberapa rute
Angka kesakitan anak di Indonesia saraf yang akhirnya sampai di dalam
berdasarkan Survei Kesehatan Nasional massa berwarna abu-abu di medulla
(Susenas) tahun 2010 yang dikutip oleh spinalis dan terdapat pesan nyeri dapat
Apriany (2013), di daerah perkotaan berinteraksi dengan sel-sel saraf
menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar inhibitor, kemudian mencegah stimulus
25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak nyeri sehingga tidak mencapai otak atau
14,91%, usia 13-15 tahun sekitar ditransmisi tanpa hambatan ke korteks
9,1%, usia 16-21 tahun sebesar serebral. Sekali stimulus nyeri mencapai
8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 korteks serebral, maka otak
tahun apabila dihitung dari keseluruhan menginterpretasi kualitas nyeri dan
jumlah penduduk adalah 14,44%. Anak memproses informasi tentang
yang dirawat di rumah sakit akan pengalaman dan pengetahuan yang lalu
berpengaruh pada kondisi fisik dan serta asosiasi kebudayaan dalam upaya
psikologinya, hal ini disebut dengan mempersepsikan nyeri (Potter Perry,
hospitalisasi. 2010).
Metode Distraksi suatu metode Ada beberapa kegiatan yang dapat
untuk menghilangkan nyeri dengan cara dilakukan untuk menurunkan nyeri pada
mengalihkan perhatian pasien pada hal- anak yang terpasang infus. Salah satu
hal lain sehingga pasien akan lupa intervensi keperawatan yang bisa
terhadap nyeri yang dialami (Andermoyo dilakukan adalah dapat menggunakan
2013). Salah satu metode distraksi yang metode menonton kartun animasi.
dapat digunakan adalah distraksi visual Metode menonton kartun animasi sangat
yaitu melihat pertandingan, menonton efektif karena sangat menghibur dan

Vol. 4 No. 2 Desember 2021 : 62-67 63


Jurnal Riset Media Keperawatan ISSN: 2527-368X (print)
2621-4385 (online)

sangat disenangi oleh anak-anak secara langsung di lapangan dengan


sehingga tidak mengganggu intervensi menggunakan kuesioner untuk skala
penyembuhan anak. Metode menonton nyeri, sedangkan data sekunder diperoleh
kartun animasi diharapkan dapat dari instansi-instansi terkait yang ada
mengalihkan bahkan mengurangi rasa hubungannya dalam penelitian ini. Data
nyeri yang di hasilkan karena dianalisis menggunakan uji statistik
pemasangan infus serta perawat dapat analisis Univariat dan analisis Bivariat.
menggunakan metode menonton kartun
animasi masuk ke dalam intervensi
keperawatan untuk mengurangi rasa HASIL DAN PEMBAHASAN
nyeri pada anak (Judha, 2013). Hasil Analis Univariat
Prosedur medik yang berulang akan
menimbulkan nyeri yang berulang pada Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat
anak. Selama memberikan pelayanan Nyeri pada Kelompok Kontrol
medis Sehari - hari di rumah sakit, tenaga Skala nyeri Frekuensi Persentase (%)
kesehatan tidak terlepas dengan Nyeri hebat 15 100%
keharusan untuk melakukan tindakan Jumlah 15 100%
invasif (Wati dkk, 2012). Anak usia 3, 5 -
6 tahun memiliki tingkat di stres lebih Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat
tinggi terhadap respon nyeri sebesar 83% bahwa dari 15 orang anak kontrol nyeri
dibandingkan anak usia sekolah sebesar saat pemasangan infus terdapat 15 orang
51% (Walco & Goldschneider, 2008). anak (100%) dengan nyeri hebat.
Pengalaman yang tidak
menyenangkan tersebut mengakibatkan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
anak mengalami trauma dalam menerima Nyeri pada Kelompok Intervensi
intervensi keperawatan (Wong, 2008). Skala nyeri Frekuensi Presentase (%)
Sedangkan respons fisiologis terhadap Nyeri ringan 12 80%
nyeri dapat sangat membahayakan Nyeri sedang 3 20%
individu pada saat influs nyeri naik ke Jumlah 15 100%
medulla spenalis menuju ke batang otak
dan hipotalamus system saraf otonom Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat
menjadi terstimulasi sebagai bagian bahwa dari 15 orang anak kelompok
respons stres. Setimulus pada cabang khasus menonton kartun animasi terhadap
sipatis pada sistem saraf otonom penurunan skala nyeri anak usia pra
menghasilkan respons fisikilogis. sekolah (3-6 tahun) saat pemasangan infus
Apabila nyeri berlangsung terus- terdapat 12 orang (80%) dengan nyeri
menerus, berat, dalam, dan melibatkan ringan dan 3 orang (20%) anak dengan
organ dalam. Maka sistem saraf simpatis nyeri sedang.
akan menghasilkan suatu aksi Hasil Analisa Bivariat
(Andermoyo, 2013). Tabel 3. Teknik distraksi menonton
kartun animasi terhadap penurunan
METODE PENELITIAN skala nyeri
Jenis penelitian ini adalah experiment Skala nyeri N Std. Deviation p-value
dengan desain yang digunakan adalah Kasus 15 1.496
two group with control design. Populasi Kontrol 15 0.724 0,00
dalam penelitian ini adalah seluruh anak
usia pra sekolah sebanyak 30 orang Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
dengan purposive sampling. dilihat rata-rata skala nyeri kasus sebesar
Pengumpulan data primer dilakukan (6,75) dengan standar deviation (1.496)

Vol. 4 No. 2 Desember 2021 : 62-67 64


Jurnal Riset Media Keperawatan ISSN: 2527-368X (print)
2621-4385 (online)

dan rata rata skala nyeri kontrol (11,75) nyeri ialah kehadiran orang-orang terdekat
dengan standar deviation (0.724). klien dan bagai mana sikap mereak
Hasil uji statistik didapatkan nilai p- terhadap klien. Individu yang mengalami
value < alpa (0.05) sehingga dapat di nyeri sering bergantung pada keluarga
simpulkan bahwa terjadi penurunan skala ataupun teman dekat untuk memperoleh
nyeri setelah di berikan perlakuan teknik dukungan, bantuan ataupun perlindungan.
menonton kartun animasi. Walaupun nyeri tetap klien rasakan,
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri kehadiran orang yang dicintai akan
Pemasangan Infus Kelompok Kontrol. meminimalkan kesepian dan ketakutan.
Berdasarkan hasil penelitian Pemasangan infus adalah suatu
didapatkan bahwa dari 15 orang anak usia prosedur pemberian cairan elektrolit
pra sekolah (3-6 tahun) yang dilakuan ataupun obat secara langsung kedalam
pemasangan infus terdapat 15 orang pembuluh darah vena yang banyak dalam
(100%) anak dengan nyeri hebat. Hal ini waktu lama dengan cara menggunakan
menunjukan bahwa nyeri bersifat subjektif infusset untuk tujuan tertentu (Agus,
karena respon setiap anak terhadap nyeri 2013). Pemasangan infus adalah suatu
dapat berbeda tergantung anak itu tindakan invasif atau tindakan langsung
mempersiapkannya walaupun dengan dapat mempengaruhi keutuhan jaringan,
keaadaan luka yang relatif sama. Hal ini mamfaat dari pemasangan infus dapat
sejalan dengan penelitian (Sada, dkk, sebagai jalur pemberian obat, pemberian
2015), berjudul Perbandingan respon nyeri cairan, pemberian produk dara atau
anak usia toddler dan prasekolah yang sampling dara (Aleksander dkk 2010).
dilakukan prosedur invasif di IGD RSUD
Arifin Pekan Baru Riaua ada perbedaan Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri
respon perilaku nyeri anak usia toddler dan Kasus.
prasekolah saat dilakukan prosedur Berdasarkan hasil penelitian di
invasive. Anak harus didampingi keluarga dapat dari 15 orang anak usia pra sekolah
dalam hospitalisasi untuk mempercepat (3-6 tahun) terdapat 3 orang (20%) nyeri
tindakan serta penyembuhan (Ferasinta, sedang dan 12 orang (80%) dengan nyeri
2020). Motivasi orang tua terkhusus Ibu ringan. Kondisi diatas menunjukan
sangat mendukung terciptanya suasana penurunan skala nyeri saat pemasangan
yang nyaman saat anak hospitalisasi infuse pada anak usia pra sekolah (3-6
(Dinata, 2020). tahun) yang dilakukan pemberian
perlakuan distraksi menonton kartun
Penelitian diatas di dukung oleh animasi.
teori menurut Andermoyo (2013), yang Kondisi ini sejalan dengan penlitian
menyatakan bahwa nyeri merupakan farida (2010), yang berjudul Hubungan
bentuk ketidaknyamanan yang dapat dukungan keluarga dengan tingkat nyeri
dialami setip orang, besifat subjektif dan pada saat pemasangan infus pada anak
sangat individual. Banyak anak yang prasekolah di IGD RSU PKU
mengeluh kesakitan saat pemasangan Muhamadiyah Yogyakarta ada nya
infus, keluhan ini sebetulnya wajar karena pengruh dukungan kelurga tingkat nyeri
adanya luka di bagian anggota tubuh. pada saat pemasanagan infus pada anak
Apalagi infus itu bisa menimbulkan prasekolah.
pembatasan pergerakan tangan, Hal ini sesui dengan teori menurut
sehingga mereka merasakan tidak nyaman Andermoyo (2013) distraksi visual atau
dengan adanya pemasangan infus. penglihatan adalah pengalihan perhatian
Hal ini sesui dengan teori menurut selain nyeri yang di arahkan kedalam
potter & perry (2006), yang menerangkan tindakan-tindakan visual atau melalui
bahwa factor lain yang mempengaruhi pengamatan misalnya melihat

Vol. 4 No. 2 Desember 2021 : 62-67 65


Jurnal Riset Media Keperawatan ISSN: 2527-368X (print)
2621-4385 (online)

pertandingan olahraga, menonton televisi, Diharapkan dapat menjadi sumber


membaca koran, melihat pemandangan informasi dan masukan bagi mahasiswa
atau gambar yang indah. dalam meningkatkan ilmu pengetahuan
Rasa nyeri merupakan pertahanan dan keterampilan dalam memberikan
tubuh bila ada jaringan rusak dan hal ini asuhan keperawatan yang tepat pada
akan menyebabkan individu bereaksi pasien anak usia pra sekolah.
dengan memindakan setimulus nyeri.
Nyeri adalah pengalaman sensorik nyeri
DAFTAR PUSTAKA
dan emosianal yang tidak menyenangkan
Agus, R. (2013). Kapita Selekta Kuesiner
berkaitan kerusakan jaringan aktual dan
Pengetahuan dan Sikap dalam
potensial yang terlokalisasi pada suatu
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
bagian tubuh (Judha ,dkk, 2012).
Salemba Medika.
Hal ini dibuktikan oleh dalam
Alexander, R.G.W. (2010). Teknik
penelitian (Afwidarti, 2017) dalam
Alexander: Konsep dan Filosofi
penelitian sebelumnya pada pasien sectio
Kontemporer, Cetakan I, Edisi
caesaria setelah dilakukan teknik distraksi
Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC
morrotal pada responden dengan skala
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan
1(nyeri ringan) sebanyak 15 responden
Proses Keperawatan Nyeri.
(100%) nyeri ringan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Apriliawati. (2011). Pengaruh
Pengaruh Teknik Distraksi Menonton Biblioterapi Terhadap Tingkat
Kartun Animasi Terhadap Penurunan Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang
Skala Nyeri Anak Saat Melakukan Menjalani Hospitalisasi Dirumah
Pemasangan Infus Sakit Islam Jakarta. (Tesis). Fakultas
Berdasarkan uji paired sempel t
Ilmu Keperawatan, Universitas
indrpenden didapat nilai t=11.652 dengan
Indonesia.
p=0,00 < 0,05 berarti signifikat Ho ditolak
Asmadi. (2008). Konsep Dasar
dan Ha diterima. Kesimpulan terdapat
Keperawatan, Jakarta: EGC.
pengaruh teknik menonton terhadap
Dinata, E. Z. (2020). Pengaruh Pemberian
penurunan skala nyeri anak usia pra
Edukasi Dengan Media Audiovisual
sekolah saat pemasangan infus.
Terhadap Motivasi Ibu Dalam
Hasil di atas di dukung penelitian
Merawat Balita Dengan Diare.
yang di lakukan Yera (2017), berjudul
Avicenna: Jurnal Ilmiah, 15(3), 206-
Perbandingan efektifitas terapi bercerita
210.
(stori telling) dengan menonton animasi
Farida, dkk. (2013). Penerapan Model
kartun terhadap tingkat kecemasan akibat
Pembelajaran Problem Solving
hospitalisasi pada anak usia pra sekolah
dengan Metode Snowball Trhowing
adanya pengaruh menonton animasi kartun
dalam Pembelajaran Fisika di SMP
dengan kecemasan anak usia pra sekolah.
diakses dari http://unej.ac.id.
Ferasinta, F., & Dinata, E. Z. (2020). The
KESIMPULAN Effect Of Education With The
Skala nyeri anak usia pra sekolah
Leaflet Media On Motivation In
dengan kelompok kontrol seluruh nya
Caring Baby With Diarrhea. Jurnal
dengan nyeri hebat. Skala nyeri anak usia
Vokasi Keperawatan (JVK), 3(2),
pra sekolah dengan kelompok kasus
165-172.
terdapat 2 orang (20%) anak usia pra
Ferasinta, F. (2020). Perspektif Orangtua
sekolah dengan nyeri sedang dan 13 orang
Terkait Kemandirian Anak Autis
(80%). Pada Aspek Sosial. Jurnal

Vol. 4 No. 2 Desember 2021 : 62-67 66


Jurnal Riset Media Keperawatan ISSN: 2527-368X (print)
2621-4385 (online)

Keperawatan Muhammadiyah
Bengkulu, 8(2), 102-106.
James, dkk. (2012). Konsep Nyeri, Edisi
Indonesia. Jakarta: Penerbit PT.
Prenhallindo Judha,dkk (2013).
Nyeri Persalinan.
Mac Laren dan Cohen (2005). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Potter & Perry, (2010). Fundamental
Keperawatan. Buku 2, Edisi 7,
Philadelpia; Lippincott Williams
& Wilkins.
Prasetyo. (2010). Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha.

Vol. 4 No. 2 Desember 2021 : 62-67 67

Anda mungkin juga menyukai