Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

LAYANAN JASA
SERVICE CVT HONDA VARIO 125
DI AHASS SINAR MULIA

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan

Disusun oleh :
MOCHAMAD WILDAN
NIS. 6579

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 12 MALANG
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
Jl. Pahlawan Balearjosari Malang, Telp. (0341 400 884)Kode Pos 65152
Website : www.smkn12malang.sch.id E-mail : surat@smkn12malang.sch.id

30 Juni 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Ahass Sinar Mulia Periode 1 Januari s/d 30 Juni
2022
Disusun oleh :
Nama : Mochamad Wildan
NIS : 6579
Kelas : XII TBSM 2
Kompetensi Keahlian : TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
Telah diperiksa dan disahkan oleh :

Pembimbing Industri, Pembimbing Sekolah,

AGUS RIYANTO YUSUF HIDAYAT, S. Pd.


NIP. 198009192010011013

Mengetahui,
Kepala SMKN 12 Malang

Drs. HARI MULYONO, MT


NIP. 196806251995121002

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................1


KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................4
B. Tujuan dan Manfaat PKL .........................................................................5
C. Tempat PKL .............................................................................................6
D. Jadwal PKL ..............................................................................................6
BAB II : TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Sejarah Perusahaan ...................................................................................7
B. Visi dan Misi Perusahaan .........................................................................7
C. Struktur Organisasi ...................................................................................7
D. Kegiatan Umum Perusahaan ....................................................................8
E. Manajemen Bengkel .................................................................................8
BAB III : KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) ...............................16
B. Mekanisme CVT (Continously Variable Transmision) .............................17
C. Cara Kerja CVT (Continously Variable Transmision) ...............................18
D. Rumus-rumus yang digunakan ...................................................................22
BAB IV : AKTIVITAS KERJA
A. Bidang Kerja ...............................................................................................25
B. Pelaksanaan Kerja ......................................................................................25
C. Kendala Yang Dihadapi .............................................................................29
D. Cara Mengatasi Kendala ............................................................................29
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................30
B. Saran ...........................................................................................................30
C. Daftar Pustaka ............................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Buku Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
dapat diselesaikan. Buku ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
PKL bagi siswa SMK Negeri 12 Malang.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang wajib ditempuh
oleh semua siswa SMKN 12 Malang dan juga untuk meningkatkan
kompetensi siswa dapat menjadikan lebih berpengalaman dan lebih lebih
mengerti untuk menghadapi teknologi terbaru di dunia otomotif khususnya
roda dua atau sepeda motor.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
buku pedoman PKL ini, memberikan saran dan masukan dalam penyusunan
buku pedoman ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca senantiasa
diharapkan demi kesempuranaa dalam penyusunan buku pedoman yang akan
datang.
Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan buku
ini, dan semoga buku Laporan PKL ini bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya siswa SMKN 12 Malang Aamiin.

B. Tujuan dan Manfaat PKL


Tujuan PKL :
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
3. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai
keutuhan standar kompetensi lulusan.

4
4. mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan
Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi
Pasangan IDUKA yang memadukan secara sistematis dan sistemik.

Manfaat PKL :

1. Manfaat bagi peserta didik:


a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di
sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim
kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menanamkan
etos kerja yang tinggi.
d. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian
yang dipelajari.
e. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/ arahan
pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.

2. Manfaat bagi sekolah:


a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan IDUKA
b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja selama
PKL.
c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum,
proses pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan
prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
d. Meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat bagi industri dan dunia kerja (IDUKA):


a. IDUKA lebih dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat sekolah
sehingga dapat membantu promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan IDUKA.
c. IDUKA dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.

5
e. Meningkatkan citra positif IDUKA karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sekaligus

C. Tempat PKL

Ahass Sinar Mulia (Bengkel)


Jl. Letjen sutoyo No. 43, Lowokwaru, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur. 65118

D. Jadwal PKL

Waktu : - Senin 07.00-16.00


- Selasa 07.00-16.00
- Rabu 07.00-16.00
- Kamis 07.00-16.00
- Jumat 07.00-16.00
- Sabtu 07.00-16.00
- Minggu Libur

BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

6
A. Sejarah Perusahaan
AHHAS SINAR MULIA berdiri tahun 1978 yang dimiliki oleh bapak
Suwandi.Bergerak pada bidang jasa otomotif meliputi perawatan dan
penjualan suku cadang sepeda motor merk Honda. Bengkel ini berorientasi
pada kepuasan pelanggan, baik perawatan maupun suku cadang dengan
mementingkan kualitas serta keasliannya.

B. Visi Misi Perusahaan


1. Visi
Menyediakan kemudahan layanan Servis Sepeda Motor Honda dengan
didukung oleh fasilitas yang memadai dan Sumber Daya Manusia yang
handal
2. Misi
a. Ahass Sinar Mulia menjadi andalan utama bagi para pengguna
Sepeda Motor Honda dalam melakukan perawatan dan perbaikan
Sepeda Motor Honda.
b. Ahass Sinar Mulia melayani keluhan konsumen dengan sebaik baiknya.

C. Struktur Organisasi

Untuk struktur organisasi Ahasss Murni Motor pada bagian bengkel adalah :
- Pemilik perusahaan : Bpk. Suwandi
- Front desk 1 : Vidya Amalya Kartika Nova
- Front desk 2 : Anggit Prima Zessi
- Kepala Bengkel : Bpk. Agus Riyanto
- Kepala Mekanik : Bpk. Aries Subagyo
- Mekanik 1 : Muhammad Masyabi
- Mekanik 2 : Arif Setyawan
- Mekanik 3 : Gilang Aji Darmawan
- Mekanik 4. : Dicky Anggara Saputra
- Mekanik 5. : Surunan Slamet
- Mekanik 6. : Safi'i Satrio

7
D. Kegiatan Umum Perusahaan
Ahass Sinar Mulia Bergerak pada bidang jasa otomotif khususnya roda
dua meliputi perawatan berkala sepeda motor dan penjualan suku cadang
sepeda motor merk Honda. Bengkel ini berorientasi pada kepuasan
pelanggan, baik perawatan maupun suku cadang dengan mementingkan
kualitas serta keasliannya.

E. Manajemen Bengkel
a). Peraturan Penggunaan Bengkel
Didalam peraturan bengkel menyangkut beberapa hal :
1) Penggunaan Bengkel, semua pengguna bengkel (siswa/guru/karyawan)
yang menggunakan bengkel harus menggunakan masker, sepatu kerja,
celmek dan topi sesuai dengan bengkel tempat kita bekerja.
2) Ruang Bengkel, kunci pintu, kebersihan lantai, penggunaan peneran-
gan buatan, larangan merokok, membawa makanan dan minuman,
disipkan perangkat K3.
3) Peralatan, membersihkan alat setelah dipakai, mengecek melalui daftar
dan menyimpan peralatan di kotak alat, mengikuti SOP dalam pengop-
ersian alat, melaporkan pada toolman bila peralatan atau mesin men-
galami trouble dalam pengoperasian. Siswa/guru/karyawan bertang-
gungjawab secara individual atas kerusakan dan penggantian biaya
peralatan jika rusak. Tidak boleh membawa peralatan keluar tanpa ijin
tertulis kepada bengkel bangunan.
4) Mebelair, membersihkan mebelair setelah dipakai, menata mebelair
sesuai fungsiny, memindahkan mebelair ke ruang lain harus seijin
penanggungjawab bengkel.
5) Lingkungan Bengkel, adanya tempat sampah, tempat mencuci perala-
tan, peralatan penyedot debu, gudang bahan.

b) Pemeliharaan Bengkel
Perawatan / pemeliharaan alat sangat penting mendapat perhatian, untuk
menjaga alat-alat dalam keadaan siap pakai. Petugas laboratorium segera
melakukan perbaikan / penggantian, apabila ada alat yang rusak. Tentu saja
hal ini berakibat pada pembiayaan tambahan. Oleh karena itu, pemeliharaan
alat perlu disosialisasikan ke siswa agar ikut memelihara alat yang sedang
digunakan. Rencana biaya perbaikan / penggantian alat harus diprogramkan
pada awal tahun pelajaran, khususnya bagi alat-alat yang jumlahnya terbatas
dan sangat diperlukan.  Sistem pemeliharaan alat dapat digolongkan sebagai
pemeliharaan terencana dan tidak terencana. Pemeliharaan terencana terdiri
atas pemeliharaan preventif, korektif, dan prediktif. Sedangkan pemeliharaan
tidak terencana merupakan pemeliharaan darurat.

8
c) Pengertian Manajemen Perawatan Peralatan
Manajemen berasal dari Bahasa Latin manus yaitu tangan dan egere adalah
melakukan, digabungkan menjadi managere yang artinya menangani. Diter-
jemahkan ke Bahasa Inggris, manage, dengan kata benda management, dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan, akhirnya management diter-
jemahkan ke Bahasa Indonesia manajemen atau pengelolaan.
Manajemen (pengelolaan) sebagai fungsi meliputi perencanaan, pengorgan-
isasian, pelaksanaan, kepemimpinan, pemantauan, supervisi, evaluasi, pelapo-
ran, dan tindak lanjut hasil. Tetapi liputan manajemen ini dapat lebih diseder-
hanakan menjadi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan (P3).
Sebagai pihak yang berhubungan dengan penggunaan bengkel dan
pengelolaan perawatan adalah kepala bengkel dan teknisi.
a.    Tugas Pokok teknisi
1)   Mempersiapkan bahan praktik,
2)   Melayani bon bahan, membantu guru,
3)   Melayani peminjaman alat,
4)   Melayani fasilitas untuk kegiatan maintenance,
5)   Bertanggung jawab terhadap alat / mesin, dan
6)   Mengecek kelayakan alat / mesin
b. Perawatan
Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi
yang dapat diterima. Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat
diterima” antara bengkel di suatu sekolah berbeda dengan bengkel sekolah
lainnya.
Produk yang dibuat industri / bengkel SMK harus mempunyai hal-hal se-
bagai berikut :
1)   Kualitas baik
2)   Harga pantas
3)   Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang tepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap
bekerja setiap saat dan handal, hal itu diperoleh dengan adanya peralatan-
peralatan yang menunjang proses produksi ini dirawat dengan teratur dan
terencana.

d) Teori dasar pengoperasian dan perawatan alat dan mesin Mesin

9
Adalah gabungan / susunan dari berbagai bagian-bagian mesin / ele-
men-elemen mesin yang masing-masing mempunyai peranan tertentu, yang
kemudian secara bersama-sama bertugas menghasilkan fungsi suatu alat
atau mesin. Sedangkan yang disebut peralatan adalah suatu preparat baik
utama maupun yang bantu, yang wujudnya terdiri dari beberapa rangkaian
komponen secara mekanis maupun elektris ataupun tidak sama sekali. Per-
alatan sifatnya ringan, dapat berfungsi sebagai alat bantu, dan dapat dijin-
jing atau dipindah-pindah. Mesin dan peralatan semuanya sebagai sarana
untuk terselenggaranya PBM (proses belajar mengajar) di laboratorium atau
di bengkel kerja. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama di tempatnya
masing-masing dan mempunyai kemiripan dalam fungsi.
 
e) Mengapa Ada Bagian Perawatan ?
a. Agar mesin-mesin industri / bengkel sekolah , bangunan, dan peralatan
lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
b. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar
kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan
keuntungan yang besar.
 
f) Tujuan Utama Perawatan :
a. Untuk memperpanjang umur penggunaan alat.
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan terse-
but.
 
g) Jenis-Jenis Perawatan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan
yaitu “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan yang dimaksudkan sebagai ak-
tifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan
sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat
dibagi menjadi dua cara:
a)    Perawatan yang direncanakan (Planned maintenance)
b)   Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned maintenance)

Jenis – jenis perawatan meliputi :

10
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance),adalah pekerjaan per-
awatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
2. Perawatan Korektif, adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas / peralatan sehingga men-
capai standar yang dapat diterima.
3. Perawatan Berjalan, dimana perawatan dilakukan ketika fasilitas atau per-
alatan dalam keadaan bekerja, diterapkan pada peralatan-peralatan yang
harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif, dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan, bi-
asanya dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang
canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance), adalah
perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat
dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan darurat (Emergency  Maintenance),adalah pekerjaan perbaikan
yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang
tidak terduga.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat
juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis
pekerjaan perawatan seperti:
1) Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of mainte-
nance) Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa di-
lakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah
apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak diran-
cang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak
memungkinkan lagi diperbaiki.
2)  Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement) dengan telah
ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, be-
rarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan per-
awatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya
langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan
siap pakai.
 
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:

11
1.     Availability:
Perioda waktu dimana fasilitas / peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai / dioperasikan.
2.     Down time:
 Perioda waktu dimana fasilitas / peralatan dalam keadaan tidak di-
pakai / dioperasikan.
3.     Check:
  Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk. 
4.     Facility Register:
Alat pencatat data fasilitas / peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisa
peralatan / fasilitas. 
5.     Maintenance management:
 Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama. 
6.     Maintenance Schedule:
 Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-
kejadian yang
menyertainya. 
7.     Maintenance planning:
     Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta  metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk di-
lakukan dimasa yang akan datang.
8.     Overhaul:
     Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu
      fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang da-
pat diterima.
9.     Test:
      Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10.  User:
      Pemakai peralatan/fasilitas.
11.  Owner:
      Pemilik peralatan/fasilitas.
12.  Vendor:
      Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,
pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Trip:
      Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).

14. Shut-in:
      Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).

12
15. Shut-down:
      Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
 
h) Peminjaman Peralatan Bengkel
Berikut ini hal-hal yang tercantum pada format peminjaman peralatan:
1.    Nama Peminjam
2.    Nama Peralatan
3.    Jumlah Peralatan
4.    Satuan
5.    Tanggal Peminjaman
6.    Tanggal Kembali
7.    Tandatangan Peminjam
8.    Tandatangan Teknisi
9.    Keterangan Menjelaskan Kondisi Peralatan
 
Peminjaman peralatan di bengkel secara umum dapat dibagi menjadi 2
menurut jenisnya:
1. Peralatan Hand-tool dan Mesin Portable,digunakan tanpa bantuan oper-
ator secara khusus. Peminjaman  harus dibawah pengawasan operator
dalam pengoperasian.
2. Peralatan Mesin Stationer, digunakan atas arahan operator mesin secara
khusus. Selama peminjaman harus dibawah pengawasan operator.

i) Schedule Perawatan
1.  Pendahuluan, terhentinya suatu proses pendidikan dan produksi di
sekolah seringkali ]disebabkan adanya masalah pada fasilitas yang ada,
misal kerusakan mesin yang tidak terdeteksi selama proses pendidikan
dan proses produksi berlangsung, hal tersebut tentu akan sangat
merugikan, oleh sebab itu perlu melakukan terobosan-terobosan baru
untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan melakukan
implementasi perawatan peralatan.
2.  Penentuan Komponen Kritis, penentuan umur komponen kritis untuk
menganalisis dan memcahkan persoalan dari kondisi  yang riil yang
ada di sekolah, perlu diuraikan langkah-langkah pemecahannya se-
hingga dapat memberikan gambaran yang yang jelas bagaimana per-
soalan tersebut dapat dipecahkan.
3.   Keandalan, adalah tingkat kemampuan suatu barang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan berdasarkan siklus hidup
peralatan adalah :
a.    Tahap perancangan dan pengembangan

13
b.    Tahap produksi
c.    Tahap penyimpanan dan transportasi
d.    Tahap operasi
  Upaya mempertahankan kinerja peralatan :
a.    Keandalan
b. Kualitas, kemampuan sebuah komponen dalam pemenuhan spesi-
fikasi yang tidak tergantung pada variabel waktu. Baik kualitas
maupun keandalan akan mempengaruhi usia kerja peralatan.
c.    Deteksi secara dini mengenai kegagalan sistem.
4. Kegagalan,  adalah berakhirnya kemampuan suatu barang dalam melak-
sanakan fungsi yang dibutuhkan.
Kegagalan bergantung pada :
a. Derajat kegagalan, kegagalan sebagaian (parsial) akibat adanya de-
viasi karakteristik atau parameter di luar batas spesifikasi, tetapi
tidak sampai mengurangi fungsi alat secara keseluruhan.
b.  Penyebab kegagalan, bisa karena salah penggunaan, tidak
mengikuti prosedur, menggunakan kemampuan di luar btas spesi-
fikasi yang telah ditetapkan atau memang ada kelemahan yang
melekat pada peralatan.
c.     Laju kegagalan, dibagi 2 yakni :
  Kegagalan mendadak, kegagalan yang tidak dapat diduga
  Kegagalan bertahap, yang dapat diduga melalui pengujian se-
belumnya.

j) Pelayanan Konsumen
1. Konsumen diterima oleh petugas Service advisor untuk didengar apa
aja keluhannya
2. Setelah dicatat apapun keluhannya, maka konsumen dipersilakan
mendaftar di front Desk untuk mendapat no antrian. Sementara
keluhannya telah dicatat di “kaplet” komputer kecil yang langsung link
ke data base komputer AHASS tanpa dikenakan additional charge
sepeda anda dicuci .
3. Habis dari mekanik, apakah langsung ke konsumen ? ini hebatnya di
AHASS setiap pengerjaan mekanik akan di Final Inspection. Untuk
memastikan kualitas pekerjaan mekanik, serta memastikan apakah tidak
ada yang terlewat.
4. Setelah itu, barulah konsumen dipanggil untuk mengambil sepeda
motornya en diberi penjelasan mengenai apa yang dah dikerjakan oleh
Mekanik pada kendaraan anda.

14
5. Setelah sepeda anda dah mandi en bersih, maka mekanik tinggal
menservis sepeda Honda anda sesuai dengan permintaan dari konsumen
diawal tadi setelah anda mendapat fasilitas seperti diatas, kini giliran
anda menyelesaikan kewajiban anda. Yup, bayar dulu ongkos
servicenya dikasir.
6. Setiap pekerjaan servis ringan ( baca tune up ) ada garansinya 7 hari
atau 1000 km, mana yg dicapai lebih dulu. Kalo ada keluhan selama
masih masa garansi dapat kembali ke AHASS tersebut tanpa dipungut
biaya alias GRATIS  dalam kurun waktu tersebut.

BAB III
KAJIAN PUSTAKA

15
A. Tinjauan Pustaka
Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubleshooting serta mencari
referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di ambil.
Berikut beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai berikut:
1. Penelitan yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Nursyahhera
Apriana Ongkosulih yang berjudul ”Sistem Transmisi Otomatis (CVT)
Sepeda Motor tahun 2016”. Penelitian ini membahas tentang kinerja CVT.
2. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Ranjet Kumar
Kohli Sahar Singh “Sistem Kopling CVT dan Roda Penggerak Honda
Vario tahun 2013”. Penelitian ini membahas tentang kinerja sistem
kopling serta komponen sistem kopling.
Dari beberapa referensi yang ada, maka penulis melakukan penelitian yang
berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Penulis “Analisis Sistem Continously
Variabel Transmision (CVT) Motor Honda Beat PGM-FI 2014”. Penelitian ini
membahas tentang cara kerja dan troubleshooting CVT.

B.Pengertian CVT (Continously Variable Transmision)

CVT (Continuously Variable Transmission) adalah sistem pemindahan daya


dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan
antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.
Pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal. Tidak seperti kopling manual, CVT tidak memakai gearbox yang
berisi serangkaian roda gigi maka CVT tidak memiliki pengunci gigi untuk
menentukan rasio gear yang dipakai. Fungsi dari CVT adalah untuk memudahkan
pengendara motor dalam mengatur kecepatan karena pengendara tidak
mengoperasikan transmisi dalam pengaturan kecepatannya.

16
Gambar 2.1 CVT (Continously Variable Transmision) Vario FI 125 ESP

Sistem CVT banyak kita jumpai pada motor otomstis seperti Honda Vario,
Yamaha Mio, Suzuki Spin dan lainya. Mekanisme V-belt tersimpan dalam ru-
angan yang dilengkapi dengan sistem pendingin untuk mengurangi panas yang
timbul karena gesekan sehingga bisa tahan lebih lama. Sistem aliran pendingin
V-belt ini dibuat sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran/debu dan air.
Lubang pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk
menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di daerah banjir.

Kelebihan utama sistem CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan


perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan per-
bandingan ratio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada
motor transmisi konfensional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang
biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional. Peruba-
han kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistem
CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan
V-belt.

A. Mekanisme CVT(Continously Variable Transmision)

Rangakaian Rute Tenaga pada sistem transmisi otomatis dimulai dari


putaran crankshaft. Seperti pada sepeda motor lainnya, untuk memutarkan poros
engkol menggunakan dua cara, yaitu menggunakan elektrik starter digunakan
motor listrik bertenaga baterai terlebih dahulu mengidupkan starter wheel,
selanjutnya memutarkan crankshaft. Pada kick starter, sebelum putaran sampai

17
pada crankshaft, tenaga etakan dari kick crank terlebih dahulu melewati kopling
(One Way Clucth). Putaran poros engkol diteruskan ke puli. Dengan bantuan
drive belt putaran dari pulley primer diteruskan ke pulley sekunder. Untuk
memutarkan roda belakang pada komponen pulley sekunder dipasang kopling
sentrifugal yang akan memutarkan rumah kopling untuk diteruskan ke roda
belakang.

Gambar 2.2 Konstruksi CVT

C.Cara Kerja CVT (Continously Variable Transmision)

Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner
hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic diuraikan
sebagai berikut :
 Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner (langsam), putaran dari crank shaft diteruskan ke
pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang di-
hubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder
diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah,
kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per
kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu ko-
pling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel (roda belakang)
tidak berputar.

18
Gambar 2.3 CVT pada saat posisi stasioner

 Saat Mulai Berjalan


Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi
karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan
gaya tarik. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar
dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian
puller (diameter kecil). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt
berada pada bagian luar (diameter besar).

Gambar 2.4 CVT pada saat mulai berjalan

 Putaran Menengah

19
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi
balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley
primer bekerja dan mendorong sliding sheave searah fixed sheave.
Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah
lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah
lingkaran dalam.

Gambar 2.5 Putaran menengah pada CVT

 Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih be-
sar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal
weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke
arah sisi luar pulley primer.

20
Gambar 2.6 Putaran tinggi pada CVT

 Sistem Pendinginan Ruang CVT (Continously Variable Transmision)


Selama masih bekerja, putaran yang terus menerus akan menimbulkan
panas. Panas yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup
serius pada beberapa komponen, misalnya V-belt. Oleh karena itu, panas
yang ditimbulkan akibat putaran mesin harus dikendalikan atau dimini-
malkan. Panas yang timbul pada ruang CVT dapat disebabkan oleh
adanya koefisien gesek pada bagian pulley, koefisien gesek pada ko-
pling sentrifugal, dan akibat putaran mesin. Sistem pendinginan ruang
CVT umumnya menggunakan kipas pendingin dan sirkulasi udara.
Sepeda motor matic telah dilengkapi pula dengan saringan udara untuk
menyaring debu dan kotoran lainnya.

Gambar 2.7 Sistem pendingin pada CVT Honda Revo AT

Nama Komponen CVT (Continously Variable Transmision) Dan Fungsi


Komponen CVT

21
1.Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)
Komponen CVT motor matic yang pertama adalah Pulley Primer atau juga sering disebut
Fixed Primary Sheeve. Pada sistem transmisi otomatis, komponen ini tidak bergerak dan
memiliki bentuk seperti piringan. Dimana fungsi utama dari Pulley Primer ini yaitu untuk
menahan V-Belt dan juga untuk memperbesar perbandingan rasio.

2.Pulley Sekunder(Secondary Fixed Sheeve)

Gambar 2.8 pully sekunder

Berbeda dari pulley primer yang tidak bergerak, komponen pulley sekunder ini adalah
komponen yang dapat perputar. Dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan yang ringan
dengan bagian permukaan yang halis agar dapat mempermudah belt untuk bergerak.

3.Sliding Primary Sheeve

22
Gambar 2.9 Sliding Primary
Jika Pulley Primer sebagai penahan V-Belt, maka fungsi komponen Sliding Primary Sheeve
ini untuk menekan V-Belt ketika berada pada putaran tinggi karena komponen ini akan
bekerja dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri.
4.Spacer

Gambar 3.0 Spacer

Untuk menghasilkan pergeseran dinding puller bagian dalam bisa terjadi dengan cara yang
halus dan mulus, maka pada komponen CVT motor matic ini disertakan komponen bernama
Spacer yang akan menjadi poros dinding dalam pulley.

5.Poros Primer(Poros Primary Shaft)

23
Gambar 3.1 Poros primer

Selanjutnya ada yang namanya komponen Poros Primer. Komponen ini difungsikan untuk
menghubungkan putaran crankshaft atau krug as dari mesin ke pulley primer. Dan komponen
ini juga tersambung dengan crankshat mesin secara tetap, sehingga RPM mesin akan berputar
selaras dengan poros utama.

6.Roller (Weight Primary Sheave)

Gambar 3.2 Roller


Komponen ini juga akan menjadi bantalan keseimbangan gaya berat yang akan berguna untuk
menekan dinding dalam pulley primer ketika terjadi putaran tinggi. Semakin berat roller,
maka roller akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face yang terdapat pada
driver pulley sehinggga akan dapat menekan belt ke posisi terkecil.

7.Slider

24
Gambar 3.3 Slider

Selain itu ada yang namanya komponen Slider. Dimana komponen CVT motor matic ini
berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar bisa bergerak atau bergeser ke arah luar
ketika terkena dorongan roller.

8.V-belt

Gambar 3.4 V-belt

Dalam hal ini V-Belt berfungsi untuk menghubungkan putaran dari  Pulley Primer ke Pulley
Sekunder. Dan sebagai informasi tambahan, ukuran diameter dari V-Belt sendiri tidak akan
sama antara motor matic dari produsen A dan produsen motor B.

9.Secondary Sliding Sheave

25
Gambar 3.5 Secondary Sliding

Komponen CVT motor matic yang selanjutnya adalah Secondary Sliding Sheeve. Fungsi
utama dari komponen ini untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder.
Bentuk dari komponen ini yaitu tirus. Kenapa tirus ? tentu saja agar pergerakan komponen ini
agar dapat mempengaruhi lebar kecilnya lilitan pada V-Belt.

10.Spring

Gambar 3.6 Spring

26
Lalu ada juga yang namanuya Spring atau Pegas. Seperti pada umumnya, fungsi
dari pegas atau spring ini untuk dapat mengembalikan posisi pulley yang bergerak
untuk bisa kembali ke posisi awal yaitu posisi dimana ada pada bagian terluar

11.Poros Sekunder(Secondary Shaft)

Gambar 3.7 Poros Sekunder

Kemudian ada juga yang namanya Seconday Shaft atau poros sekunder. Pada CVT motor
matic, komponen ini berfungsi untuk meneruskan putaran dari puller sekunder ke powertrain.
Adapun bentuk dari komponen yang satu ini yaitu kopling sentrifugal.

12.Clutch Carrier

Gambar 3.9 Clutch Carrier

Komponen selanjutnya dari CVT motor matic adalah Clutch Carrier. Komponen ini berfungsi
untuk menyalurkan putaran dari pulley sekunder ke bagian gigi reduksi.

13.Clutch Housing

27
Gambar 4.0 Clutch Housing

Adanya komponen clutch carrier juga membuat setiap pabrikan motor matic terbaru yang ada
saat ini mengharuskan menambahkan komponen clutch housing atau rumah kopling. Fungsi
dari komponen ini tentu saja untuk meneruskan putaran V-Belt serta menerikan putaran dari
kampas kopling yang selanjutnya akan di teruskan ke roda belakang sepeda motor

14.Torsi Camp

Ketika menggunakan motor matic dengan sistem transmisi CVT  dan menemukan jalanan
yang menanjak, otomatis motor membutuhkan torsi yang lebih agar beban di bagian roda
belakang meningkat dan kecepatan atau RPM mesin menurun dan mengembalikan posisi V-
Belt seperti semula yaitu seperti keadaan diam.

Dan pada saat itu, drive pulley akan membuka sehingga dudukan V-Belt akan membesar dan
membuat kecepatan mesin turun. Pada saat itu, torsi cam akan langsung bekerja untuk
menahan pergeranan drivern pulley agar tidak akan langsung menutup untuk menjaga
kecepatan tidak langsung turun.

15.Gigi Redukasi

28
Gambar 4.1 Gambar poros roda

Nah komponen transmisi otomatis atau CVT terkahir pada motor jenis matic adalah  Gigi
Reduksi. Fungsi utama dari komponen ini yaitu untuk mengurangi kecepatan putaran yang
diperoleh dari CVT agar dapat secara cepat melipatgandakan tenaga yang nantinya akan
dikirimkan ke poros roda.

Di Primery Sheave sendiri ada beberapa komponen pendukung yaitu :


 fixed sheave berfungsi sebagai penahan v-belt.komponen ini tidak
bergerak.berbentuk piringan,biasanya bagian sisinya menyerupai
kipas sebagai mendingin mesin.

 liding sheave komponen ini berfungsi menekan v-belt dalam putaran


tinggi.karna sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun ke
kiri.
 collar fungsinya adalah sebagai tempat dudukan dari fixed sheave,
sliding sheave dan macam-macam fungsinya sebagai tempat dudukan
slider.
 slider fungsinya sebagai pendorong roller yang roller sendiri akan
mendorong sliding sheave.slider ini bergerak saat putaran mesin
tinggi.

29
 roller fungsinya sebagai penekan sliding sheave,cara kerjanya sesuai
putaran mesin,apabila putaran mesin tinggi roller ini menekan sliding
sheave dan begitu pula sebaliknya gaya di atas biasa di sebut gaya
sentrifugal.

Gambar 2.8 Komponen Primery Sheave


 Secondary Sheave
didalam secondary sheave juga ada beberapa komponen penting yaitu :
- sliding sheave berfungsi menekan v-belt.perbedaan sliding sheave
di secondary sheave dengan sliding sheave di primary sheave
adalah tidak memiliki sirip.
- fixed sheave berfungsi sebagai penahan v-belt atau bagian statis.
- per berfungsi sebagai pendorong sliding sheave.
- torque cam berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave
pada saat motor memerlukan akselerasi.
- clutch housing biasa disebut rumah kopling fungsinya adalah
penerus putaran dari v-belt ke poros roda -sepatu kopling
fungsinya adalah sebagai penghubung putaran ke poros roda be-
lakang.sistem kerjanya model sentrifugal yaitu bekerja sesuai
putaran tinggi redahnya.

30
Gambar 2.11 Secondary Sheave

B. Rumus-rumus yang digunakan


1. Motor penggerak
Motor penggerak berfungsi sebagai tenaga penggerak yang kemudian di
transmisikan kepenggerak yang lain. Menentukan daya motor dipengaruhi
oleh daya yang terjadi pada poros, pulley dan kecepatan putaran poros
penggerak. Maka besar daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan
sistem yaitu :
P = momen x kecepatan putaran

Sedangkan untuk menghitung momen yaitu :

Momen = F x R

Dimana : P = Daya motor bakar (Hp)


F = Gaya (N)
R = Jarak (rpm)
2. Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan suatu
daya. Pulley sudah menjadi bagian dari sistem kerja suatu mesin, baik itu
mesin industri maupun mesin kendaraan bermotor. Cara kerja pulley ser-

31
ing digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan, mengir-
imkan gerak rotasi, Memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan
pada kendaraan. Ada beberapa jenis pulley yaitu :
1. Type – V
2. Timming
3. Variable (Pulley-V bisa disetting besar kecil)
4. Round (Alur U)
5. Loss (Biasa digunakan adjustment)

3. Transmisi sabuk (v-belt)


Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung
dengan roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah solusi yang dapat digu-
nakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari
karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya
sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian
sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga
lebar bagian dalamnya akan bertambah besar (Sularso,1991:163).
Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam
penangananya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki ke-
ungulan lain dimana sabuk-V akan menghasilhan transmisi daya yang be-
sar pada tegangan yang relatif rendah serta jika dibandingkan dengan
transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak
bersuara. Sabuk-V selain juga memiliki keungulan dibandingkan dengan
transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga memiliki kelemahan dimana
sabuk-V dapat memungkinkan untuk terjadinya slip.

4. Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau be-

32
ban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu den-
gan lainnya.

5. Pengelasan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilak-
sanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sam-
bungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan


sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api
gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan di-
panaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

BAB IV
AKTIVITAS KERJA

A. Bidang Kerja
Pemeliharaan Mesin: Melakukan Bongkar Pasang Dan Pengecekan Keausan
CVT Honda Vario 125

B. Pelaksanaan Kerja
Alat dan bahan :
1. kunci T ukuran 8 mm
2. kunci shock 19mm
3. kunci shock 22mm
4. stang shock
5. Treker sabuk
6. flying wheel plierr

33
Prosedur Pengerjaan :

1. .Posisi motor pada bike lift dan standard tengah.

Gambar 4.1 Posisi Motor pada Back Lift


2.Peralatan kerja

Buka baut cvt menggunakan kunci T 8mm dan kemudian lepas


bautnya

Gambar 4.2 Buka Baut CVT

34
2. Setelah dilepas,bukalah rumah Cvt tersebut

Gambar 4.3 Buka Rumah (cover) CVT

35
3. Setelah dibuka,kemudian siapkan kunci untuk membuka bagian cvt
belakang atau yang biasa disebut mangkok. Untuk membuka
Mangkok tersebut menggunakan kan kunci shock 19mm beserta
stangnya dan treker sabuk,bisa juga menggunakan impact

Gambar 4.4 Buka Rumah Kampas Kopling

4. .Kemudian buka Cvt bagian depan yaitu pully primer dengan


menggunakan kunci shock ukuran 22mm Dan flying wheel plieer Bisa
juga menggunakan impact

Gambar 4.5 Buka Pully Primer

5. Cek keausan Weight Set clucth atau yang biasa disebut kampas
kopling,

Gambar 4.6 Cek Keausan Kampas Kopling

36
6. Cek juga keausan V-belt

Gambar 4.7 Cek Keausan V-Belt

7. Cek keausan roller

Gambar 4.8 Cek Keausan Roller

37
8. Cek keausan pulley primer dan sliding primary Sheeve

Gambar 4.9 Cek Keausan Pully Primer dan Sliding Primary

9. Cek juga keausan piece slide

Gambar 4.10 Cek Keausan Piece Slide


10. pasang Kembali Mangkok tersebut menggunakan kan kunci shock
19mm beserta torsi dan treker sabuk,bisa juga menggunakan impact

38
11.pasang Kembali bagian depan yaitu pully primer dengan menggunakan
torsi dan shock ukuran 22mm Dan flying wheel plieer Bisa juga
menggunakan impact

12.dan yang terahir tutup Kembali rumah cvt


C. Kendala Yang Dihadapi

Kendala-kendala/ masalah pada CVT:


1. Bunyi dibagian CVT
2. Tarikan berat
3. Getaran awal

D. Cara Mengatasi Kendala

1. Bunyi dibagian Cvt


a. Laker roces mulai aus
b. Piece slide mulai aus

2. Tarikan berat
a. Keausan face camp
b. Keausan face drive
c. Keausan roller

3. Getaran awal
a. Bocor sil driven

39
b. Bocor O ring sil drive C. Kampas kopling mulai aus\

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Melalui Prakerin siswa dapat memperoleh wawasan dan ketrampilan yang


dapat di jadikan bekal untuk memasuki dunia kerja sebenarnya.
 Siswa dapat mengetahui bagaimana cara pemasangan peralatan komputer
yang ada di Dunia kerja.
 Dalam bekerja harus disiplin dan tidak mengabaikan keselamatan kerja.
 Siswa bisa mengerjakan dengan deadline atau cepat
 Siswa dapat mengerjakan dengan waktu yang ditentukan
 Siswa bisa lebih mengerti tentang mesin sepeda motor

B. Saran

1. Untuk Sekolah :
a) Alat praktik mohon di perbanyak dan di lengkapi.
b) Utamakan pelajaran Kejuruan.
c) Tambahkan jam praktik siswa dari pada pelajaran teori.
d) Perbanyak kunjungan industri agar siswa lebih tau tentang dunia kerja

2. Untuk Tempat Prakerin :


a) Jagalah kebersihan.
b) Tingkatkan kesabaran untuk mengajar anak – anak prakerin.
c) Jangan pernah bermalas malasan waktu di lapangan
d) Selalu sopan kepada atasan/orang yang lebih tua
e) Ajarkan anak-anak dengan sopan dan santun
f) Berikan nasihat ketika anak-anak salah
g) Ajarkan dengan sabar dan teliti
h) Ajarkan materi yang belum disampaikan oleh pembimbing

DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/y60poe4y-tinjauan-rancang-simulasi-conti-
nously-variable-transmission-otomatis-repository.html

https://oto.cekkembali.com/motor/komoponen-cvt-motor-matic/

40
https://www.hargaindo.com/cvt/

41

Anda mungkin juga menyukai