LAYANAN JASA
SERVICE CVT HONDA VARIO 125
DI AHASS SINAR MULIA
Disusun oleh :
MOCHAMAD WILDAN
NIS. 6579
30 Juni 2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan di Ahass Sinar Mulia Periode 1 Januari s/d 30 Juni
2022
Disusun oleh :
Nama : Mochamad Wildan
NIS : 6579
Kelas : XII TBSM 2
Kompetensi Keahlian : TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
Telah diperiksa dan disahkan oleh :
Mengetahui,
Kepala SMKN 12 Malang
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................4
B. Tujuan dan Manfaat PKL .........................................................................5
C. Tempat PKL .............................................................................................6
D. Jadwal PKL ..............................................................................................6
BAB II : TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Sejarah Perusahaan ...................................................................................7
B. Visi dan Misi Perusahaan .........................................................................7
C. Struktur Organisasi ...................................................................................7
D. Kegiatan Umum Perusahaan ....................................................................8
E. Manajemen Bengkel .................................................................................8
BAB III : KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) ...............................16
B. Mekanisme CVT (Continously Variable Transmision) .............................17
C. Cara Kerja CVT (Continously Variable Transmision) ...............................18
D. Rumus-rumus yang digunakan ...................................................................22
BAB IV : AKTIVITAS KERJA
A. Bidang Kerja ...............................................................................................25
B. Pelaksanaan Kerja ......................................................................................25
C. Kendala Yang Dihadapi .............................................................................29
D. Cara Mengatasi Kendala ............................................................................29
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................30
B. Saran ...........................................................................................................30
C. Daftar Pustaka ............................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Buku Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
dapat diselesaikan. Buku ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
PKL bagi siswa SMK Negeri 12 Malang.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang wajib ditempuh
oleh semua siswa SMKN 12 Malang dan juga untuk meningkatkan
kompetensi siswa dapat menjadikan lebih berpengalaman dan lebih lebih
mengerti untuk menghadapi teknologi terbaru di dunia otomotif khususnya
roda dua atau sepeda motor.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
buku pedoman PKL ini, memberikan saran dan masukan dalam penyusunan
buku pedoman ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca senantiasa
diharapkan demi kesempuranaa dalam penyusunan buku pedoman yang akan
datang.
Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan buku
ini, dan semoga buku Laporan PKL ini bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya siswa SMKN 12 Malang Aamiin.
4
4. mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan
Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi
Pasangan IDUKA yang memadukan secara sistematis dan sistemik.
Manfaat PKL :
5
e. Meningkatkan citra positif IDUKA karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sekaligus
C. Tempat PKL
D. Jadwal PKL
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
6
A. Sejarah Perusahaan
AHHAS SINAR MULIA berdiri tahun 1978 yang dimiliki oleh bapak
Suwandi.Bergerak pada bidang jasa otomotif meliputi perawatan dan
penjualan suku cadang sepeda motor merk Honda. Bengkel ini berorientasi
pada kepuasan pelanggan, baik perawatan maupun suku cadang dengan
mementingkan kualitas serta keasliannya.
C. Struktur Organisasi
Untuk struktur organisasi Ahasss Murni Motor pada bagian bengkel adalah :
- Pemilik perusahaan : Bpk. Suwandi
- Front desk 1 : Vidya Amalya Kartika Nova
- Front desk 2 : Anggit Prima Zessi
- Kepala Bengkel : Bpk. Agus Riyanto
- Kepala Mekanik : Bpk. Aries Subagyo
- Mekanik 1 : Muhammad Masyabi
- Mekanik 2 : Arif Setyawan
- Mekanik 3 : Gilang Aji Darmawan
- Mekanik 4. : Dicky Anggara Saputra
- Mekanik 5. : Surunan Slamet
- Mekanik 6. : Safi'i Satrio
7
D. Kegiatan Umum Perusahaan
Ahass Sinar Mulia Bergerak pada bidang jasa otomotif khususnya roda
dua meliputi perawatan berkala sepeda motor dan penjualan suku cadang
sepeda motor merk Honda. Bengkel ini berorientasi pada kepuasan
pelanggan, baik perawatan maupun suku cadang dengan mementingkan
kualitas serta keasliannya.
E. Manajemen Bengkel
a). Peraturan Penggunaan Bengkel
Didalam peraturan bengkel menyangkut beberapa hal :
1) Penggunaan Bengkel, semua pengguna bengkel (siswa/guru/karyawan)
yang menggunakan bengkel harus menggunakan masker, sepatu kerja,
celmek dan topi sesuai dengan bengkel tempat kita bekerja.
2) Ruang Bengkel, kunci pintu, kebersihan lantai, penggunaan peneran-
gan buatan, larangan merokok, membawa makanan dan minuman,
disipkan perangkat K3.
3) Peralatan, membersihkan alat setelah dipakai, mengecek melalui daftar
dan menyimpan peralatan di kotak alat, mengikuti SOP dalam pengop-
ersian alat, melaporkan pada toolman bila peralatan atau mesin men-
galami trouble dalam pengoperasian. Siswa/guru/karyawan bertang-
gungjawab secara individual atas kerusakan dan penggantian biaya
peralatan jika rusak. Tidak boleh membawa peralatan keluar tanpa ijin
tertulis kepada bengkel bangunan.
4) Mebelair, membersihkan mebelair setelah dipakai, menata mebelair
sesuai fungsiny, memindahkan mebelair ke ruang lain harus seijin
penanggungjawab bengkel.
5) Lingkungan Bengkel, adanya tempat sampah, tempat mencuci perala-
tan, peralatan penyedot debu, gudang bahan.
b) Pemeliharaan Bengkel
Perawatan / pemeliharaan alat sangat penting mendapat perhatian, untuk
menjaga alat-alat dalam keadaan siap pakai. Petugas laboratorium segera
melakukan perbaikan / penggantian, apabila ada alat yang rusak. Tentu saja
hal ini berakibat pada pembiayaan tambahan. Oleh karena itu, pemeliharaan
alat perlu disosialisasikan ke siswa agar ikut memelihara alat yang sedang
digunakan. Rencana biaya perbaikan / penggantian alat harus diprogramkan
pada awal tahun pelajaran, khususnya bagi alat-alat yang jumlahnya terbatas
dan sangat diperlukan. Sistem pemeliharaan alat dapat digolongkan sebagai
pemeliharaan terencana dan tidak terencana. Pemeliharaan terencana terdiri
atas pemeliharaan preventif, korektif, dan prediktif. Sedangkan pemeliharaan
tidak terencana merupakan pemeliharaan darurat.
8
c) Pengertian Manajemen Perawatan Peralatan
Manajemen berasal dari Bahasa Latin manus yaitu tangan dan egere adalah
melakukan, digabungkan menjadi managere yang artinya menangani. Diter-
jemahkan ke Bahasa Inggris, manage, dengan kata benda management, dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan, akhirnya management diter-
jemahkan ke Bahasa Indonesia manajemen atau pengelolaan.
Manajemen (pengelolaan) sebagai fungsi meliputi perencanaan, pengorgan-
isasian, pelaksanaan, kepemimpinan, pemantauan, supervisi, evaluasi, pelapo-
ran, dan tindak lanjut hasil. Tetapi liputan manajemen ini dapat lebih diseder-
hanakan menjadi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan (P3).
Sebagai pihak yang berhubungan dengan penggunaan bengkel dan
pengelolaan perawatan adalah kepala bengkel dan teknisi.
a. Tugas Pokok teknisi
1) Mempersiapkan bahan praktik,
2) Melayani bon bahan, membantu guru,
3) Melayani peminjaman alat,
4) Melayani fasilitas untuk kegiatan maintenance,
5) Bertanggung jawab terhadap alat / mesin, dan
6) Mengecek kelayakan alat / mesin
b. Perawatan
Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi
yang dapat diterima. Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat
diterima” antara bengkel di suatu sekolah berbeda dengan bengkel sekolah
lainnya.
Produk yang dibuat industri / bengkel SMK harus mempunyai hal-hal se-
bagai berikut :
1) Kualitas baik
2) Harga pantas
3) Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang tepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap
bekerja setiap saat dan handal, hal itu diperoleh dengan adanya peralatan-
peralatan yang menunjang proses produksi ini dirawat dengan teratur dan
terencana.
9
Adalah gabungan / susunan dari berbagai bagian-bagian mesin / ele-
men-elemen mesin yang masing-masing mempunyai peranan tertentu, yang
kemudian secara bersama-sama bertugas menghasilkan fungsi suatu alat
atau mesin. Sedangkan yang disebut peralatan adalah suatu preparat baik
utama maupun yang bantu, yang wujudnya terdiri dari beberapa rangkaian
komponen secara mekanis maupun elektris ataupun tidak sama sekali. Per-
alatan sifatnya ringan, dapat berfungsi sebagai alat bantu, dan dapat dijin-
jing atau dipindah-pindah. Mesin dan peralatan semuanya sebagai sarana
untuk terselenggaranya PBM (proses belajar mengajar) di laboratorium atau
di bengkel kerja. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama di tempatnya
masing-masing dan mempunyai kemiripan dalam fungsi.
e) Mengapa Ada Bagian Perawatan ?
a. Agar mesin-mesin industri / bengkel sekolah , bangunan, dan peralatan
lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
b. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar
kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan
keuntungan yang besar.
f) Tujuan Utama Perawatan :
a. Untuk memperpanjang umur penggunaan alat.
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan terse-
but.
g) Jenis-Jenis Perawatan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan
yaitu “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan yang dimaksudkan sebagai ak-
tifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan
sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat
dibagi menjadi dua cara:
a) Perawatan yang direncanakan (Planned maintenance)
b) Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned maintenance)
10
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance),adalah pekerjaan per-
awatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
2. Perawatan Korektif, adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas / peralatan sehingga men-
capai standar yang dapat diterima.
3. Perawatan Berjalan, dimana perawatan dilakukan ketika fasilitas atau per-
alatan dalam keadaan bekerja, diterapkan pada peralatan-peralatan yang
harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif, dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan, bi-
asanya dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang
canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance), adalah
perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat
dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan darurat (Emergency Maintenance),adalah pekerjaan perbaikan
yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang
tidak terduga.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat
juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis
pekerjaan perawatan seperti:
1) Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of mainte-
nance) Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa di-
lakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah
apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak diran-
cang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak
memungkinkan lagi diperbaiki.
2) Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement) dengan telah
ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, be-
rarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan per-
awatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya
langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan
siap pakai.
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
11
1. Availability:
Perioda waktu dimana fasilitas / peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai / dioperasikan.
2. Down time:
Perioda waktu dimana fasilitas / peralatan dalam keadaan tidak di-
pakai / dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register:
Alat pencatat data fasilitas / peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisa
peralatan / fasilitas.
5. Maintenance management:
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.
6. Maintenance Schedule:
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-
kejadian yang
menyertainya.
7. Maintenance planning:
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk di-
lakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu
fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang da-
pat diterima.
9. Test:
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. User:
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner:
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor:
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,
pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Trip:
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
14. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
12
15. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
h) Peminjaman Peralatan Bengkel
Berikut ini hal-hal yang tercantum pada format peminjaman peralatan:
1. Nama Peminjam
2. Nama Peralatan
3. Jumlah Peralatan
4. Satuan
5. Tanggal Peminjaman
6. Tanggal Kembali
7. Tandatangan Peminjam
8. Tandatangan Teknisi
9. Keterangan Menjelaskan Kondisi Peralatan
Peminjaman peralatan di bengkel secara umum dapat dibagi menjadi 2
menurut jenisnya:
1. Peralatan Hand-tool dan Mesin Portable,digunakan tanpa bantuan oper-
ator secara khusus. Peminjaman harus dibawah pengawasan operator
dalam pengoperasian.
2. Peralatan Mesin Stationer, digunakan atas arahan operator mesin secara
khusus. Selama peminjaman harus dibawah pengawasan operator.
i) Schedule Perawatan
1. Pendahuluan, terhentinya suatu proses pendidikan dan produksi di
sekolah seringkali ]disebabkan adanya masalah pada fasilitas yang ada,
misal kerusakan mesin yang tidak terdeteksi selama proses pendidikan
dan proses produksi berlangsung, hal tersebut tentu akan sangat
merugikan, oleh sebab itu perlu melakukan terobosan-terobosan baru
untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan melakukan
implementasi perawatan peralatan.
2. Penentuan Komponen Kritis, penentuan umur komponen kritis untuk
menganalisis dan memcahkan persoalan dari kondisi yang riil yang
ada di sekolah, perlu diuraikan langkah-langkah pemecahannya se-
hingga dapat memberikan gambaran yang yang jelas bagaimana per-
soalan tersebut dapat dipecahkan.
3. Keandalan, adalah tingkat kemampuan suatu barang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan berdasarkan siklus hidup
peralatan adalah :
a. Tahap perancangan dan pengembangan
13
b. Tahap produksi
c. Tahap penyimpanan dan transportasi
d. Tahap operasi
Upaya mempertahankan kinerja peralatan :
a. Keandalan
b. Kualitas, kemampuan sebuah komponen dalam pemenuhan spesi-
fikasi yang tidak tergantung pada variabel waktu. Baik kualitas
maupun keandalan akan mempengaruhi usia kerja peralatan.
c. Deteksi secara dini mengenai kegagalan sistem.
4. Kegagalan, adalah berakhirnya kemampuan suatu barang dalam melak-
sanakan fungsi yang dibutuhkan.
Kegagalan bergantung pada :
a. Derajat kegagalan, kegagalan sebagaian (parsial) akibat adanya de-
viasi karakteristik atau parameter di luar batas spesifikasi, tetapi
tidak sampai mengurangi fungsi alat secara keseluruhan.
b. Penyebab kegagalan, bisa karena salah penggunaan, tidak
mengikuti prosedur, menggunakan kemampuan di luar btas spesi-
fikasi yang telah ditetapkan atau memang ada kelemahan yang
melekat pada peralatan.
c. Laju kegagalan, dibagi 2 yakni :
Kegagalan mendadak, kegagalan yang tidak dapat diduga
Kegagalan bertahap, yang dapat diduga melalui pengujian se-
belumnya.
j) Pelayanan Konsumen
1. Konsumen diterima oleh petugas Service advisor untuk didengar apa
aja keluhannya
2. Setelah dicatat apapun keluhannya, maka konsumen dipersilakan
mendaftar di front Desk untuk mendapat no antrian. Sementara
keluhannya telah dicatat di “kaplet” komputer kecil yang langsung link
ke data base komputer AHASS tanpa dikenakan additional charge
sepeda anda dicuci .
3. Habis dari mekanik, apakah langsung ke konsumen ? ini hebatnya di
AHASS setiap pengerjaan mekanik akan di Final Inspection. Untuk
memastikan kualitas pekerjaan mekanik, serta memastikan apakah tidak
ada yang terlewat.
4. Setelah itu, barulah konsumen dipanggil untuk mengambil sepeda
motornya en diberi penjelasan mengenai apa yang dah dikerjakan oleh
Mekanik pada kendaraan anda.
14
5. Setelah sepeda anda dah mandi en bersih, maka mekanik tinggal
menservis sepeda Honda anda sesuai dengan permintaan dari konsumen
diawal tadi setelah anda mendapat fasilitas seperti diatas, kini giliran
anda menyelesaikan kewajiban anda. Yup, bayar dulu ongkos
servicenya dikasir.
6. Setiap pekerjaan servis ringan ( baca tune up ) ada garansinya 7 hari
atau 1000 km, mana yg dicapai lebih dulu. Kalo ada keluhan selama
masih masa garansi dapat kembali ke AHASS tersebut tanpa dipungut
biaya alias GRATIS dalam kurun waktu tersebut.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
15
A. Tinjauan Pustaka
Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubleshooting serta mencari
referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di ambil.
Berikut beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai berikut:
1. Penelitan yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Nursyahhera
Apriana Ongkosulih yang berjudul ”Sistem Transmisi Otomatis (CVT)
Sepeda Motor tahun 2016”. Penelitian ini membahas tentang kinerja CVT.
2. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Ranjet Kumar
Kohli Sahar Singh “Sistem Kopling CVT dan Roda Penggerak Honda
Vario tahun 2013”. Penelitian ini membahas tentang kinerja sistem
kopling serta komponen sistem kopling.
Dari beberapa referensi yang ada, maka penulis melakukan penelitian yang
berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Penulis “Analisis Sistem Continously
Variabel Transmision (CVT) Motor Honda Beat PGM-FI 2014”. Penelitian ini
membahas tentang cara kerja dan troubleshooting CVT.
16
Gambar 2.1 CVT (Continously Variable Transmision) Vario FI 125 ESP
Sistem CVT banyak kita jumpai pada motor otomstis seperti Honda Vario,
Yamaha Mio, Suzuki Spin dan lainya. Mekanisme V-belt tersimpan dalam ru-
angan yang dilengkapi dengan sistem pendingin untuk mengurangi panas yang
timbul karena gesekan sehingga bisa tahan lebih lama. Sistem aliran pendingin
V-belt ini dibuat sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran/debu dan air.
Lubang pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk
menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di daerah banjir.
17
pada crankshaft, tenaga etakan dari kick crank terlebih dahulu melewati kopling
(One Way Clucth). Putaran poros engkol diteruskan ke puli. Dengan bantuan
drive belt putaran dari pulley primer diteruskan ke pulley sekunder. Untuk
memutarkan roda belakang pada komponen pulley sekunder dipasang kopling
sentrifugal yang akan memutarkan rumah kopling untuk diteruskan ke roda
belakang.
Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner
hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic diuraikan
sebagai berikut :
Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner (langsam), putaran dari crank shaft diteruskan ke
pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang di-
hubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder
diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah,
kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per
kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu ko-
pling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel (roda belakang)
tidak berputar.
18
Gambar 2.3 CVT pada saat posisi stasioner
Putaran Menengah
19
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi
balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley
primer bekerja dan mendorong sliding sheave searah fixed sheave.
Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah
lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah
lingkaran dalam.
Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih be-
sar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal
weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke
arah sisi luar pulley primer.
20
Gambar 2.6 Putaran tinggi pada CVT
21
1.Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)
Komponen CVT motor matic yang pertama adalah Pulley Primer atau juga sering disebut
Fixed Primary Sheeve. Pada sistem transmisi otomatis, komponen ini tidak bergerak dan
memiliki bentuk seperti piringan. Dimana fungsi utama dari Pulley Primer ini yaitu untuk
menahan V-Belt dan juga untuk memperbesar perbandingan rasio.
Berbeda dari pulley primer yang tidak bergerak, komponen pulley sekunder ini adalah
komponen yang dapat perputar. Dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan yang ringan
dengan bagian permukaan yang halis agar dapat mempermudah belt untuk bergerak.
22
Gambar 2.9 Sliding Primary
Jika Pulley Primer sebagai penahan V-Belt, maka fungsi komponen Sliding Primary Sheeve
ini untuk menekan V-Belt ketika berada pada putaran tinggi karena komponen ini akan
bekerja dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri.
4.Spacer
Untuk menghasilkan pergeseran dinding puller bagian dalam bisa terjadi dengan cara yang
halus dan mulus, maka pada komponen CVT motor matic ini disertakan komponen bernama
Spacer yang akan menjadi poros dinding dalam pulley.
23
Gambar 3.1 Poros primer
Selanjutnya ada yang namanya komponen Poros Primer. Komponen ini difungsikan untuk
menghubungkan putaran crankshaft atau krug as dari mesin ke pulley primer. Dan komponen
ini juga tersambung dengan crankshat mesin secara tetap, sehingga RPM mesin akan berputar
selaras dengan poros utama.
7.Slider
24
Gambar 3.3 Slider
Selain itu ada yang namanya komponen Slider. Dimana komponen CVT motor matic ini
berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar bisa bergerak atau bergeser ke arah luar
ketika terkena dorongan roller.
8.V-belt
Dalam hal ini V-Belt berfungsi untuk menghubungkan putaran dari Pulley Primer ke Pulley
Sekunder. Dan sebagai informasi tambahan, ukuran diameter dari V-Belt sendiri tidak akan
sama antara motor matic dari produsen A dan produsen motor B.
25
Gambar 3.5 Secondary Sliding
Komponen CVT motor matic yang selanjutnya adalah Secondary Sliding Sheeve. Fungsi
utama dari komponen ini untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder.
Bentuk dari komponen ini yaitu tirus. Kenapa tirus ? tentu saja agar pergerakan komponen ini
agar dapat mempengaruhi lebar kecilnya lilitan pada V-Belt.
10.Spring
26
Lalu ada juga yang namanuya Spring atau Pegas. Seperti pada umumnya, fungsi
dari pegas atau spring ini untuk dapat mengembalikan posisi pulley yang bergerak
untuk bisa kembali ke posisi awal yaitu posisi dimana ada pada bagian terluar
Kemudian ada juga yang namanya Seconday Shaft atau poros sekunder. Pada CVT motor
matic, komponen ini berfungsi untuk meneruskan putaran dari puller sekunder ke powertrain.
Adapun bentuk dari komponen yang satu ini yaitu kopling sentrifugal.
12.Clutch Carrier
Komponen selanjutnya dari CVT motor matic adalah Clutch Carrier. Komponen ini berfungsi
untuk menyalurkan putaran dari pulley sekunder ke bagian gigi reduksi.
13.Clutch Housing
27
Gambar 4.0 Clutch Housing
Adanya komponen clutch carrier juga membuat setiap pabrikan motor matic terbaru yang ada
saat ini mengharuskan menambahkan komponen clutch housing atau rumah kopling. Fungsi
dari komponen ini tentu saja untuk meneruskan putaran V-Belt serta menerikan putaran dari
kampas kopling yang selanjutnya akan di teruskan ke roda belakang sepeda motor
14.Torsi Camp
Ketika menggunakan motor matic dengan sistem transmisi CVT dan menemukan jalanan
yang menanjak, otomatis motor membutuhkan torsi yang lebih agar beban di bagian roda
belakang meningkat dan kecepatan atau RPM mesin menurun dan mengembalikan posisi V-
Belt seperti semula yaitu seperti keadaan diam.
Dan pada saat itu, drive pulley akan membuka sehingga dudukan V-Belt akan membesar dan
membuat kecepatan mesin turun. Pada saat itu, torsi cam akan langsung bekerja untuk
menahan pergeranan drivern pulley agar tidak akan langsung menutup untuk menjaga
kecepatan tidak langsung turun.
15.Gigi Redukasi
28
Gambar 4.1 Gambar poros roda
Nah komponen transmisi otomatis atau CVT terkahir pada motor jenis matic adalah Gigi
Reduksi. Fungsi utama dari komponen ini yaitu untuk mengurangi kecepatan putaran yang
diperoleh dari CVT agar dapat secara cepat melipatgandakan tenaga yang nantinya akan
dikirimkan ke poros roda.
29
roller fungsinya sebagai penekan sliding sheave,cara kerjanya sesuai
putaran mesin,apabila putaran mesin tinggi roller ini menekan sliding
sheave dan begitu pula sebaliknya gaya di atas biasa di sebut gaya
sentrifugal.
30
Gambar 2.11 Secondary Sheave
Momen = F x R
31
ing digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan, mengir-
imkan gerak rotasi, Memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan
pada kendaraan. Ada beberapa jenis pulley yaitu :
1. Type – V
2. Timming
3. Variable (Pulley-V bisa disetting besar kecil)
4. Round (Alur U)
5. Loss (Biasa digunakan adjustment)
4. Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau be-
32
ban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu den-
gan lainnya.
5. Pengelasan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilak-
sanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sam-
bungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas
BAB IV
AKTIVITAS KERJA
A. Bidang Kerja
Pemeliharaan Mesin: Melakukan Bongkar Pasang Dan Pengecekan Keausan
CVT Honda Vario 125
B. Pelaksanaan Kerja
Alat dan bahan :
1. kunci T ukuran 8 mm
2. kunci shock 19mm
3. kunci shock 22mm
4. stang shock
5. Treker sabuk
6. flying wheel plierr
33
Prosedur Pengerjaan :
34
2. Setelah dilepas,bukalah rumah Cvt tersebut
35
3. Setelah dibuka,kemudian siapkan kunci untuk membuka bagian cvt
belakang atau yang biasa disebut mangkok. Untuk membuka
Mangkok tersebut menggunakan kan kunci shock 19mm beserta
stangnya dan treker sabuk,bisa juga menggunakan impact
5. Cek keausan Weight Set clucth atau yang biasa disebut kampas
kopling,
36
6. Cek juga keausan V-belt
37
8. Cek keausan pulley primer dan sliding primary Sheeve
38
11.pasang Kembali bagian depan yaitu pully primer dengan menggunakan
torsi dan shock ukuran 22mm Dan flying wheel plieer Bisa juga
menggunakan impact
2. Tarikan berat
a. Keausan face camp
b. Keausan face drive
c. Keausan roller
3. Getaran awal
a. Bocor sil driven
39
b. Bocor O ring sil drive C. Kampas kopling mulai aus\
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk Sekolah :
a) Alat praktik mohon di perbanyak dan di lengkapi.
b) Utamakan pelajaran Kejuruan.
c) Tambahkan jam praktik siswa dari pada pelajaran teori.
d) Perbanyak kunjungan industri agar siswa lebih tau tentang dunia kerja
DAFTAR PUSTAKA
https://123dok.com/document/y60poe4y-tinjauan-rancang-simulasi-conti-
nously-variable-transmission-otomatis-repository.html
https://oto.cekkembali.com/motor/komoponen-cvt-motor-matic/
40
https://www.hargaindo.com/cvt/
41