Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III GELOMBANG V


PROVINSI JAWA BARAT

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJAR PROJECT BASED LEARNING


DALAM MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
PADA SISWA KELAS X DI SMAN 11 GARUT

Disusun oleh:
Nama : Asep Irfan Herawansyah, S.Pd.
NIP : 199107292019031011
Angkatan / NDH : XXIII / 30
Jabatan : Guru Prakarya dan Kewirausahaan Ahli Pertama
Unit Kerja : SMAN 11 Garut
Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Coach : Drs. Suryana, M.Kes
Mentor : Muchlis A Firdaos, S.Pd, M.Pd

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA BARAT
2019
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI

Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam Mata Pelajaran


Prakarya dan Kewirausahaan pada Siswa Kelas X di SMAN 11 Garut

Nama : Asep Irfan Herawansyah, S.Pd


NIP : 19910729 201903 1 011
Tempat aktualisasi : SMA Negeri 11 Garut
Alamat : Jalan Siliwangi No. 2, Kec. Garut Kota, Kab. Garut, Prov. Jawa
Barat 44114

Cimahi, Oktober 2019


Peserta Diklat,

Asep Irfan Herawansyah, S.Pd


NIP. 19910729 201903 1 011

Menyetujui :
Coach, Mentor,

Drs. Suryana, M.Kes Muchlis A Firdaos, S.Pd, M.Pd


NIP. 19621229 198503 1 010 NIP. 19610615 198503 1 011

LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI


Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan pada Siswa Kelas X di SMAN 11 Garut

Nama : Asep Irfan Herawansyah, S.Pd


NIP : 19910729 201903 1 011
Tempat aktualisasi : SMA Negeri 11 Garut
Alamat : Jalan Siliwangi No. 2, Kec. Garut Kota, Kab. Garut, Prov. Jawa
Barat 44114

Cimahi, Oktober 2019


Peserta Diklat,

Asep Irfan Herawansyah, S.Pd


NIP. 19910729 201903 1 011
Menyetujui :

Coach, Mentor,

Drs. Suryana, M.Kes Muchlis A Firdaos, S.Pd, M.Pd


NIP. 19621229 198503 1 010 NIP. 19610615 198503 1 011

Disahkan Penguji,

Dr. Daniar Ahmad Nurdianto, M.Si


NIP.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
rancangan aktualisasi “Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning
dalam Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada Siswa Kelas X di
SMAN 11 Garut“.
Adapun rancangan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS golongan III yang diselenggarakan di
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat.Penulis
menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini banyak pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, dukungan, masukan, dan semangat kepada
penulis. Untuk itu, penulis bermaksud mengucapakan terima kasih kepada:
1. BPSDM Provinsi Jawa Barat selaku penyelenggara Diklat yang telah banyak
memberikan bimbingan dan memfasilitasi seluruh kegiatan diklat.
2. Para Widyaiswara yang telah memberikan pengetahuan mengenai nilai-nilai
dasar PNS.
3. Bapak Drs. Suryana, M.Kes.,selaku Widyaiswara Utama dan coach yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan rancangan aktualisasi.
4. Bapak Muchlis A Firdaos, S.Pd, M.Pd.,selaku Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum sekaligus mentor dalam kegiatan aktualisasi ini yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis demi kelancaran penyusunan rancangan aktualisasi.
5. Bapak H.Dedi Permana, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 11 Garut yang
selalu memberikan dukungan, arahan dan motivasi kepada penulis untuk dapat
mengikuti kegiatan Latsar CPNS dengan baik.
6. Komandan Setyo yang telah mencurahkan waktu dan tenaganya untuk
mendampingi angkatan XXIII dan telah memberikan semangat untuk
menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan baik.
7. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
8. Teman-teman Latsar CPNS Golongan III Gelombang V Angkatan XXIIIyang
telah berjuang bersama selama masa pendidikan khususnya keluarga baru

i
penulis, yaitu 8 pejuang wisma F11, yang selalu memberikan keceriaan setiap
harinya.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah terlibat
banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktulisasi ini, penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan. Untuk itu segala masukan, kritik,
dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap
rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat dilaksanakan dengan maksimal sehinnga
dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN guna menjadi ASN yang
profesional dan berintegritas tinggi.

Cimahi, Oktober 2019

Asep Irfan Herawansyah, S.Pd

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rancangan Aktualisasi


Aparatur sipil negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Aparatur Sipil Negara bertugas melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Setelah disahkannya peraturan baru tentang ASN yang tertuang dalam
Undang-Undang No.5 Tahun 2014, negara menghendaki terciptanya ASN yang
memiliki integritas, profesional, netral, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan kegiatan
pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Mengingat hal tersebut dibutuhkan
internalisasi nilai-nilai dasar ASN. Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki tersebut
antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti
korupsi (ANEKA). Selain nilai-nilai dasar tersebut seorang ASN juga dituntut
untuk memiliki kedisiplinan, kesamaptaan, dan kesehatan jasmani dan rohani.
Nilai-nilai tersebut tidak hanya sebatas pada konseptual melainkan harus
diaktualisasikan agar terinternalisasi dan menjadi pondasi setiap ASN.
Selanjutnya Pelaksanaan Pelatihan Dasar itu juga tertuang dalam Peraturan
LAN RI  No. 12 Pasal 7 Tahun 2018 BAB II tentang Pelaksanaan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan LAN RI No. 12 Pasal 12 Tahun 2018
BAB III tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

v
Golongan III yang menjelaskan bahwa ASN harus mengikuti Pelatihan Dasar
selama 511 JP (51 hari kerja)dengan rincian 117 JP (18 hari kerja) dilaksanakan di
tempat Pelatihan dasar.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3). Untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efisien diperlukan pendidikan yang
berkualitas.Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang dapat mengembangkan
seluruh potensi peserta didik sehingga membentuk insan yang berkarakter,
manusia yang cerdas baik secara intelektual, emosional maupun spiritual.
Pencanangan pendidikan karakter dimaksudkan untuk menjadi salah satu
jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar
dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi
bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral
terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan
bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang
berkarakter kuat.
Kewirausahaan Indonesia masih rendah. Menurutnya, Indonesia hanya
menduduki peringkat 94 dari 137 negara. Satu fakta menarik tentang
kewirausahaan, pada tahun 2018, di negara maju rata-rata 14 persen dari total
penduduk usia kerja adalah enterpreneur, sementara di Indonesia hanya mencapai
3,1 persen hal tersebut di kemukakan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto
Lukita. Berdasarkan laporan Global Enterpreneurship Index, negara-negara seperti
Amerika Serikat, Swiss, Kanada, dan Inggris menempati peringkat sepuluh
teratas. Dari Asia, Hong Kong dan Taiwan menempati menempati urutan 13 dan
18.
Sementara, Indonesia menduduki peringkat 94. Posisi ini jauh di bawah
negara-negara ASEAN lainnya seperi Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina
yang masing-masing menduduki peringkat 27, 58, 71, dan 84. Hal tersebut
menunjukan masih rendahnya tingkat kewirausahaan Indonesia. Salah satu

vi
penyebab rendahnya tingkat kewirausahaan yakni sistem pendidikan yang kurang
mendorong untuk berkembang menjadi seorang entrepreneurship. Status
wirausahawan saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Berwirausaha dianggap sebuah profesi yang kurang menjanjikan, perlu waktu
lama untuk bisa menjadi seorang yang sukses. Enterpreneurship patut didorong
karena memiliki potensi besar. Apalagi Indonesia baik dari sudut demografi dan
kekayaan alam, bisa mengembangkan diri menjadi suatu wadah enterpreneurship.
Jadi diperlukannya langkah perubahan dan diawali dengan pendidikan.
Berdasarkan pengalaman saya mengajar, tantangan yang dihadapi di
sekolah yaitubelum optimalnya proses pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
siswa kelas X di SMAN 11 Garut. Belum optimalnya proses pembelajaran ini
berdampak buruk dalam pembelajaran, seperti tidak bersungguh-sungguh atau
kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kurang
responsif dalam mengerjakan tugas, menyepelekan tugas, akibatnya dapat
menghambat dalam mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu penulis bermaksud
membuat rancangan aktualisasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan “Penggunaan ModelPembelajaranProject Based Learning dalam
Mata PelajaranPrakarya dan Kewirausahaanpada siswa kelas X di SMAN
11 Garut”.Melalui kegiatan aktualisai tersebut diharapkan mampu menghasilkan
pendidik berkarakter yang dilandasi nilai dasar ANEKA dan mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sehingga dapat menyiapkan
peserta didik yang berkualitas yang berkepribadian disiplin tinggi.

1.2 TujuanRancangan Aktualisasi


Tujuan dari kegiatan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar  adalah
memahami nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang aparatur sipil negara
(ASN)
1. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas dalam kegiatan Pendidik di SMA
Negeri 11 Garut.
2. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme dalam kegiatan Pendidik di SMA
Negeri 11 Garut.

vii
3. Mengaktualisasikan nilai etika publik dalam kegiatan Pendidik di SMA
Negeri 11 Garut.
4. Mengaktualisasikan nilai komitmen mutu dalam kegiatan Pendidik di
SMA Negeri 11 Garut.
5. Mengaktualisasikan nilai anti korupsi dalam kegiatan Pendidik di SMA
Negeri 11 Garut.

1.3 ManfaatRancangan Aktualisasi


Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Meningkatkan efektivitas, efesiensi, inovasi, serta mutu pelayanan
pendidikan di SMA Negeri 11 Garut.
2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik SMA
Negeri 11 Garut.
3. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai
landasan dalam menjalankan profesi sebagai guru mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan.

1.4 Dasar dan Ruang Lingkup


1. Tempat Pelaksanaan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Pelatihan dasar
Golongan III akan dilaksanakan di SMA Negeri 11 GarutKec. Garut Kota
Kab. Garut.
2. Waktu Pelaksanaan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Pelatihan dasar
Golongan III akan dilaksanakan mulai tanggal 28Oktober 2019 sampai
dengan 30 November 2019 pada hari kerja.
3. Kegiataan Pelaksanaan
Saat aktualisasi penulis berpedoman pada Tugas Pokok dan Fungsi
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal
20 tentang Guru dan Dosen, tugas dari atasan, serta inisiatif sendiri dengan
persetujuan dari atasan dalam melaksanakan tugas sebagai Guru Ahli

viii
Pertama. Adapun kegiatan yang dilakukan saat aktualisasi antara lain
Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada siswa kelas X di SMAN 11
Garut.

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Profil Sekolah


Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan
pengajaran dan mendidik para murid/siswa melalui bimbingan yang diberikan
oleh para pendidik/guru. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang
pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
SMA Negeri 11 Garut merupakan satu-satunya SMA Negeri yang berada
di wilayah Kecamatan Garut Kota, tepatnya Jalan Siliwangi No. 2 , Kelurahan
Regol, Kecamatan Garut Kota yang secara geografis Sebelah Barat berbatasan
dengan Gedung Pendopo dan Alun-alun Kabupaten Garut, sebelah Timur
berbatasan dengan SDN Pakuwon dan SD Kartika Siliwangi, Sebelah Selatan
berbatasan dengan SDN Kianstantang dan sebelah Utara berbatasan dengan lapas
Kabupaten Garut.
Secara resmi SMA Negeri 11 Garut didirikan pada tahun 1991 dengan
nama SMA Negeri 3 Garut yang merupakan alih fungsi dari Sekolah Pendidikan
Guru (SPG Negeri 1 Garut) dengan SK Mendikbud RI Nomor : 0426/0/1991
tanggal 15 Juli 1991.
Pada tahun 1997 dengan diberlakukannya kebijakan nomenklatur dan
penamaan Sekolah berdasarkan lokasi wilayah kecamatan, maka berubah
namanya menjadi SMA Negeri 1 Garut. Dibandingkan dengan SMA-SMA Negeri
lainnya yang ada di Kabupaten Garut, SMA Negeri 11 Garut dari sejak berdiri
sampai sekarang dilihat dari usia terhitung masih muda yaitu keberadaannya baru
17 tahun.

ix
Walaupun dari sisi usia masih terhitung muda, selama perjalananya telah
menjadi sebuah SMA yang menjadi pilihan utama bagi masyarakat, orangtua dan
siswa lulusan SMP.
Dilihat dari Pass in Grade (PIG) penerimaan siswa baru dari tahun ke
tahun selalu menempati nomor 2 dengan jumlah peminat rata-rata 3 kali lipat dari
daya tampung sekolah yaitu 12 rombel (432 siswa). Rata-rata tiap tahun 20%
lulusan diterima di Perguruan Tinggi Negeri dan 50% lainnya melanjutkan ke
Perguruan Tinggi Swasta.
Lokasi SMA Negeri 11 Garut sangat strategis berada di pusat kota dan
dilewati oleh berbagai angkutan perkotaan dari berbagai jurusan.
Dilihat dari perkembangan fisik sarana prasarana dari tahun ke tahun tidak
menunjukkan perkembangan yang berarti yang tentunya perlu mendapatkan
prioritas dalam pengembangan sarana dan prasarana sekolah , terlebih sejak
Tahun 2007 SMA Negeri 11 Garut ditunjuk oleh Departemen Pendidikan
Nasional sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).Berikut adalah
identitas dari SMA Negeri 11 Garut:

Nama : SMAN 11 GARUT


NPSN : 20227466
Alamat : JL. SILIWANGI NO. 2
Kode Pos : 44114
Desa/Kelurahan : Regol
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Garut Kota
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Garut
Propinsi/Luar Negeri (LN) : Prov. Jawa Barat
Status Sekolah : NEGERI
Waktu Penyelenggaraan : Sehari Penuh/5 hari
Jenjang Pendidikan : SMA

x
Gambar 2.1
Letak Koordinat SMA Negeri 11 Garut

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah


2.2.1 Visi SMAN 11 Garut
“Mewujudkan insan IKHLAS (Inovatif – Kompetitif – Harmonis –
Literate – Adaptif – Smart)”
Indikator :
a. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif and proaktif dan
berwawasan internasional
b. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien dan bertaraf
internasional
c. Terwujudnya lulusan yang cerdas ,kompetitif dan bertaraf internasional
Terwujudnya prasarana dan sarana pendidikan yang relevan, mutakhir
dan bertaraf internasional
d. Terwujudnya media pembelajaran yang interaktif
e. Terwujudnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang
memiliki kemampuan, kesanggupan kerja yang tinggi dan bertaraf
internasional
f. Terwujudnya kelembagaan sekolah yang selalu belajar (learning
school)
g. Terwujudnya manajemen sekolah yang tangguh dan bertaraf
internasional

xi
h. Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai
i. Terwujudnya disiplin warga sekolah sesuai dengan standar yang
ditetapkan
j. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih dan indah
Menghasilkan kerjasama yang harmonis antar semua unsur yang
terlibat dalam pendidikan

2.2.2 Misi SMAN 11 Garut


a. Menghasilkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil,
berprestasi, beriman, bertaqwa, inovatif, mandiri dan memiliki
keunggulan kompetitif.
b. Menghasilkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir ,
berwawasan kedepan dan bertaraf internasional
c. Menghasilkan penyelengaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dan Inovatif (PAKEMI)
d. Menghasilkan system penilaian yang otentik
e. Menghasilkan diversifikasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik dan bertaraf internasional.
f. Menghasilkan kemampuan Olahraga, KIR, Seni yang tangguh dan
kompetitif
g. Menghasilkan disiplin warga sekolah sesuai dengan standar yang
ditetapkan
h. Menghasilkan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar dan adil
i. Menghasilkan prasarana dan sarana penddidikan yang relevan ,
mutakhir dan bertaraf internasional
j. Menghasilkan lingkungan sekolah yang bersih , sehat , indah dan
peduli terhadap lingkungan
k. Menghasilkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan bertaraf
internasional
l. Menghasilkan sikap mandiri dan professional pendidik dan tenaga
kependidikan dalam memberikan pelayanan pendidikan

xii
m. Menghasilkan kerjasama yang harmonis antar semua unsur yang
terlibat dalam pendidikan.
n. Menghasilkan pengelolaan perpustakaan menuju electronic library

2.2.3 Tujuan Organisasi Sekolah


Seiring dengan rumusan visi dan misi di atas, serta tuntutan kebutuhan
masyarakat, maka tujuan pendidikan SMAN 11 Garut yang akan dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Membentuk akhlak dan prilaku peserta didik yang berakhlakul karimah
2. Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi era teknologi
3. Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan pendidikan ke jejang
yang lebih tinggi
4. Menghasilkan lulusan yang kreatif, inofatif dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan
5. Membentuk prilaku yang bersih dan mencintai lingkungan
6. Menciptakan implementasi aktifitas sekolah yang religius berakhlak mulia dan
mematuhi ajaran agama untuk kemanfaatan hidup peserta didik
7. Mewujudkan profesional guru dalam mengarahkan siswa melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
8. Mewujudkan kemampuan guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
2.2.4 Nilai – Nilai Organisasi
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam sekolah tentunya sangat beragam.
Menurut Depdiknas (2002:14) nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya
sekolah antara lain budaya jujur, budaya saling percaya, budaya kerjasama,
budaya baca, budaya disiplin dan efisiensi, budaya bersih, budaya berprestasi dan
berkompetisi dan budaya memberi teguran dan penghargaan.
Sumber-sumber nilai budaya sekolah meliputi agama, pancasila, budaya
dan tujuan pendidikan nasional.
Dari sumber nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan nilai yang
teridentifikasi antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli social, dan tanggungjawab.

xiii
2.2.5 Stuktur Organisasi

KEPALA SEKOLAH
H. Dedi Permana, M.Pd

Wakasek Kurikulum Wakasek Sarpras Wakasek Kesiswaan Wakasek Humas Kasubag TU


Muchlis Aip Firdaos, S.Pd, M.Pd Drs. H. Agus darsono, M.Pd Tatang Mulyana, S.Pd. Yayat Supriatna, S.Pd, M.PdAnton Surya Permana, S.E.

Staf TU
Guru

Siswa

Gambar 2.2
Stuktur Organisasi SMA Negeri 11Garu

10
2.3 Fungsi, Tugas, dan Peran ASN
Menurut UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 11, pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
1. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
2. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, ASN juga memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014
Pasal 5 yaitu:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

11
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Tugas pokok guru berpedoman pada PERKA Badan Kepegawaian Negara
(BKN) Nomor 1 tahun 2013 serta uraian kegiatannya dan angka kreditnya
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru
Dan Angka Kreditnya. Guru merupakan tenaga profesional dengan tugas pokok
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Tugas pokok guru tersebut dilakukan pada satuan
pendidikan anak usia dini jalur (PAUD), dan pendidikan formal mulai TK-
SMA/K, dan SLB. Tugas Pokok Guru Sesuai Permendikbud 15 Tahun 2018.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru memiliki 5 (lima) kegiatan pokok:
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan, yang dilakukan melalui
kegiatan:
a. mengkaji kurikulum dan silabus pembelajaran, pembimbingan, dan
program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan.
b. manyusun program tahunan dan semester sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
c. membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembimbingan sesuai standar proses.
2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan yang dilakukan melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan kedua ini
merupakan pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau
Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB). Pelaksanaan pembelajaran terpenuhi
apabila guru mata pelajaran paling sedikit mengajar 24 jam dan paling banyak
40 jam Tatap Muka/minggu. Sedangkan pelaksanaan pembimbingan oleh
Guru BK atau TIK dengan membimbing paling sedikit 5 (lima) rombongan
belajar per tahun.
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan. Menilai merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi hasil pembelajaran atau
pembimbingan. Kegiatan penilaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik pada tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

12
4. Membimbing dan melatih peserta didik. Membimbing dan melatih peserta
didik dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan kokurikuler dan/atau
kegiatan ekstrakurikuler. Tugas Pokok Guru Sesuai Permendikbud 15 Tahun
2018.
5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan Beban Kerja Guru. Tugas tambahan yang diemban oleh guru
memiliki ekuivalensi dengan beban mengajar. Artinya tugas tambahan dari
guru disetarakan dengan jam mengajar tatap muka/minggu.
Fungsi guru melaksanakan peran sebagai seorang manager atau pengelola
pembelajaran (learning manager) maka guru harus memahami konsep, prinsip,
hakikat, serta pengetahuan tentang pembelajaran, bukan hanya tentang bagaimana
dalam mengajar namun juga segala sesuatu tentang belajar. Sebagai manager guru
mempunyai beberapa fungsi umum yang harus dilakukan guru agar mampu
melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran dengan baik. Sanjaya (2008:
24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum, antara lain yaitu:
a. Merencanakan tujuan belajar
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
c. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan
memberikan stimulus pada siswa
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya
atau belum dalam rangka pencapaian tujuan
Terlihat dari fungsi-fungsi yang dimiliki dan harus dilakukan guru sebagai
manager atau pengelola pembelajaran cukup komplek, belum lagi jika guru juga
harus menjalankan peran pentingnya yang lain, menandakan bahwa profesi guru
bukanlah sebuah profesi yang mudah untuk dijalani. Sangat perlu kemampuan dan
disiplin ilmu terhadap keprofesian guru yang baik agar dapat melaksanakan peran
guru. Pengelolaan yang harus diemban dalam pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan hingga mengevaluasi pembelajaran.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No 16 tahun 2009 pasal 13, rincian kegiatan guru kelas
sebagai berikut:
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

13
b. Menyusun silabus pembelajaran;
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
e. Menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran;
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di
kelasnya;
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
h. Melaksanakan pembelajaran perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi;
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya;
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah dan nasional;
k. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
l. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
m. Melaksanakan pengembangan diri;
n. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
o. Membuat karya inovatif.

14
BAB III
SUBSTANSI MATERI PEMBELAJARAN

3.1. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan
profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya
mendasari proses nation and character building. Proses nation and character
buiding tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadar akan ancaman
bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila sebagai ideology negara, kerelaan
berkorban demi bangsa dan Negara.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara
fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta
secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual yang
baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kera keras dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar NKRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.
Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk meningkatkan paham-paham,
ideologi, dan budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa
Indonesia, merupakan kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi
kontijensi dan eskalasi ancaman sebagai dampak dari dinamika perkembangan
lingkungan strategis yang juga mempengaruhi kondisi dalam negeri yang dipicu
oleh factor ideologi, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan.
Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS adalah kesiapan untuk mengabdikan
diri secara total kepada negara dan bangsa dan kesiagaan untuk menghadapi
berbagai ancaman multidimensional yang bisa saja terjadi di masa yang akan
dating. Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS menjadi titik awal langkah panjang
pengabdian yang didasari pada nilai-nilai cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan

15
bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban demi
bangsa dan negara akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam pengabdian
sebagai abdi negara dan abdi rakyat.
Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS bukanlah kesiapsiagaan untuk
melaksanakan perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu, tetapi bagaimana
melanjutkan perjuangan mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan
bangsa dan negara Indonesia.
Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara :
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dann pengaturan kegiatan lain
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan
seperjuangan
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois dan tidak
disiplin
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat dan kepedulian antar sesame

1.2 Wawasan Kebangsaan


Wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan pembangunan
kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus
sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan
UUD 1945) melalui :
1. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia

16
2. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
3. Memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia
yang menghormati lambang-lambang negara dan menaati peraturan
Perundang-undangan .

3.3 Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang dijadikan landasan dalam
menjalankan profesi sebagai PNS.Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Pasal 3 tentang ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
prinsip berikut :
1. Nilai dasar
2. Kode etik dan kode perilaku
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5. Kualifikasi akademik
6. Jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas ; dan
7. Profesionalitas jabatan
Ada 5 (lima) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat
meliputi : 1) Akuntabilitas; 2) Nasionalisme; 3) Etika Publik; 4) Komitmen Mutu;
dan 5) Anti Korupsi atau dapat disingkat sebagai ANEKA. Penjelasan dari kelima
nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.3.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.Dalam banyak hal,
akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab.Responsibilitas merupakan kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

17
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan pada atasannya.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2015:8), aspek-
aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki tanggung
jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens (dalam LAN RI, 2015:10)
menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional),
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)

Nilai-nilai sebagai upaya menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel


antara lain :
1. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen yang
tinggi dalam melakukan pekerjaan);
2. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);
3. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak, kebajikan,
dan peraturan yang berlaku);
4. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas responsibilitas perseorangan
dan responsibilitas institusi);
5. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas
organisasi);
6. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal yang dapat
dipercaya);

18
7. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas);
8. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
9. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).

3.3.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sedangkan Nasionalisme dalam arti luas diartikan dengan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme memiliki sub nilai dasar yaitu: Cinta tanah air, kerja sama,
musyawarah, tidak diskriminatif, pantang menyerah, semangat, dan gotong
royong.
Nasionalisme pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip Nasionalisme bangsa Indonesia senantiasa menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan kepentingan golongan; menunjukan sikap rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara ; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang harus
dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
1. Berwawasan kebangsaan yang kuat

19
2. Memahami pluralitas
3. Berorientasi kepublikan yang kuat
4. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
Nilai-nilai Dasar Nasionalisme:
1) Religius, yakni meyakini adanya Tuhan yang mengatur manusia.
2) Toleransi, yaitu menghargai perbedaan yang melekat dalam diri setiap
manusia.
3) Percaya diri, yakni keyakinan akan kemampuan pada diri sendiri
4) Amanah, yakni menjaga setiap kepercayaan yang dipercayakan.
5) Humanis, yaitu mewujudkan pergaulan yang memanusiakan manusia.
6) Tenggang rasa, yakni menghargai perasaan orang lain.
7) Persamaan derajat, yaitu kesadaran bahwa setiap manusia memiliki.
8) Saling menghormati, yaitu menghormati setiap orang tanpa
mempermasalahkan perbedaan.
9) Tidak diskriminatif, yakni tidak membedakan satu orang dengan orang
lain dengan latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan.
10) Cinta tanah air, yaitu mengabdi pada bangsa dan Negara Indonesia.
11) Rela berkorban, yakni mengorbankan waktu dan kepentingan pribadi
demi kepentingan bangsa dan Negara.
12) Mengutamakan kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik
dalam prioritas utama.
13) Kerja sama, yaitu usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.
14) Menghargai orang lain, yakni menghormati pihak lain dengan segala
hal yang melekat pada diri orang tersebut.
15) Kesederhanaan, yakni sifat bersahaja atau tidak berlebih-lebihan.
16) Tolong menolong, yaitu saling membantu untuk meringankan beban satu
sama lain.
17) Kerja keras, yakni berusaha sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk
mendapatkan hal yang diharapkan.
18) Tidak memaksakan kehendak, yaitu tidak egois dalam mengambil
keputusan atau dalam melakukan tindakannya.

20
19) Memelihara ketertiban, yakni menjaga keteraturan demi kepentingan
bersama

3.3.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk menarahkan
kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelaynan publik.Ada
tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yaitu :
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2. Sisi dimensi reflektif, Etika public berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tndakan faktual.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar Etika Publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mmpertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun

21
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Selain nilai-nilai dasar etika publik, terdapat 6 prinsip etika public yang
harus diketahui, yaitu:
1. Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat menghasikan rasa
senang
2. Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan kesamaan harkat
dan derajat/tidak diskriminatif
3. Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan cita rasa/perasaan
4. Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa adil (didasarkan
kebutuhan)
5. Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan keleluasaan namun
tidak mengganggu orang lain
6. Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada kebenaran baik secara
ilmiah maupun mutlak
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

22
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Adapun yang merupakan nilai-nilai etika publik adalah sebagai berikut:
1) Jujur, berarti tidak bohong dan tidak curang
2) Integritas tinggi, yang bermakna adanya kesesuaian antara ucapan
dengan perbuatan
3) Profesional, yang berarti keahlian spesifik untuk melakukan sesuatu.
4) Tidak berpihak, yang bermakna bersikap netral dan memperlakukan
setiap orang dengan sama.
5) Tidak diskriminatif, yang berarti bersikap adil terhadap setiap orang
tanpa memandang latar belakang.
6) Bertanggung jawab, yang artinya adanya kewajiban memikul segala
akibat dari perbuatan yang dilakukan.
7) Kecermatan, yaitu sikap kehati-hatian dalam melakukan sesuatu.
8) Kesopanan, yaitu melakukan sesuatu dengan cara yang beradab.
9) Tata aturan, yang berarti mengikuti segala aturan yang berlaku.
10) Menjaga rahasia, yaitu kemampuan menjaga informasi atau hal lain
yang dianggap rahasia.
Agar etika publik dapat dihayati, diperlukan kode etik diantara aparatur sipil
negara. Dengan rumusan kode etik yang baik dan diikuti sebagai pedoman
bertindak dan berperilaku, sehingga para aparatur negara akan melihat kedudukan

23
mereka sebagai alat bukan sebagai tujuan.Adapun aktualisasi etika Aparatur Sipil
Negara antara lain:
1. Aktualisasi etika publik untuk peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Aktualisasi kode etik untuk melawan korupsi
3. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan kinerja organisasi
4. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan integritas publik

3.3.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama
yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu
melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi
mutu.
1. Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan
efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.
Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan atau tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan
oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/clients.

24
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun perkembangan
teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi
dan benchmark.
3. Inovasi
Inovasi dilandasi oleh keberanian berinisiatif untuk menampilkan
kreativiitas, sehingga inovasi akan menjadi factor yang membuat organisasi
tumbuh, berubah, berkembang dan berhasil. Inovasi bisa muncul karena ada
dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan atau bisa juga
inovasi muncul karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal. Proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Hal ini bergantung pada kecepatan
proses berpikir, ketersediaan sarana pendukung, kelancaran proses
implementasi dan keberanian untuk mengungkapkan inovasi tersebut.
Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas dan inovasi dilatarbelakangi
oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses
pembelajaran secara berkelanjutan.Inovasi dalam layanan public akan
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan public yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan dan menggugurkan tugas rutin
4. Berorientasi Mutu

25
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, atau bahkan
melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Keberhasilan institusi pemerintah
memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu
sumber daya manusia serta bagaimana potensi mereka diberdayakan oleh
pimpinannya.

3.3.5 Anti Korupsi


Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya perbuatan
yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Anti
Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung.Ada 7 jenis korupsi menurut Syed Husin Alatas
(LAN, 2014:17) yaitu:
1. Korupsi Transaktif yaitu ditandai adanya kesepakatan timbal balik kedua
pihak yang sama-sama aktif demi keuntungan bersama;
2. Korupsi Ekstroaktif yaitu ditandai adanya tekanan kepada pihak pemberi
untuk menyuap demi kepentingan keselamatan diri dan koleganya;
3. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang keuntungannya
diharapkan dimasa datang;
4. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus kepada
kerabatnya dalam suatu kedudukan;
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang di lakukan individu dengan
memanfaatkan kelebihan pemahaman dan pengetahuannya sendiri;
6. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi tindak korupsi
lainnya;
7. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan untuk
mempertahankan diri dari pemerasan.

26
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara; (2) suap-
menyuap; (3) pemerasan; (4) perbuatan curang; (5) penggelapan dalam jabatan;
(6) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi.
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara untuk
menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti korupsi adalah sebagai
berikut :
1) Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan apa
adanya.
2) Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang dilakukan
orang lain, di sekitarmya, dan taat pada aturan.
3) Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri.
4) Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar dan aturan.
5) Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih.
6) Tanggung jawab, berani menanggung segala akibat perbuatannya.
7) Sederhana, apa adanya, tidak berlebih-lebihan.
8) Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran dan
menolak kebatilan.
9) Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.

3.4 Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI


3.4.1 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa

27
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Salah satu hal baru dalam manajemen ASN adalah sistem merit. Sistem
merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses
dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Pengambilan
keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi
seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan
pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.Obyektifitas
dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM pengangkatan,
penempatan, dan promosi). Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, obyektivitas dan juga keadilan.

3.4.2 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat”. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan
penduduk atas barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan definis diatas, dapat disimpulkan
bahwa ada tiga unsur utam terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu
penyelenggara, penerima layanan dan kepuasaan penerima layanan.
Pelayanan prima hendaknya diusahakan oleh setiap ASN.Maka pola pikir
ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi terwujudnya pelayanan

28
publik yang memuaskan masyarakat. Seorang ASN hendaknya memiliki sikap-
sikap berikut dalam memberikan pelayanan prima kepada para pelanggannya
yaitu :passionate, progressive, proactive, prompt, patience, proportional dan
punctional.

3.4.3 Whole Of Government


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yanglebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pem
bangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau
lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama.WoG juga dipandang
sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
Alasan WoG mulai diterapkan di Indonesia adalah : 1) adanya faktor-faktor
eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik. 2) adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sector dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau
masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontraproduktif atau „saling membunuh‟. 3) keberagaman latar belakang nilai,
budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya
potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI. Namun, ada beberapa hal
yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan WoG di Indonesia yaitu terkait
dengan Kapasitas SDM dan institus, Nilai dan budaya organisasi,
Kepemimpinan.Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Berdasarkan

29
pola yang diterapkan, setidaknya ada 5 macam pola pelayanan publik yang dapat
diimplementasikan yaitu : 1) Pola Pelayanan Teknis Fungsional, 2) Pola
Pelayanan Satu Atap, 3) Pola Pelayanan Satu Pintu, 4) Pola Pelayanan Terpusat,
5) Pola Pelayanan Elektronik. Pola pelayanan yang ada tersebut memungkinkan
terjadinya kerjasama dan kolaborasi antar agensi baik intra maupun inter
lemabaga dapat dilakukan demi tercapainya pelayanan publik yang manusiawi,
prosefional, cepat, murah, efektif dan efisien. Ada beberapa hal yang menjadi
dasar terselenggaranya WoG, yaitu perubahan budaya dan filosofi organisasi, cara
kerja yang diperbaharui, akuntabilitas dan insentif, perubahan pendekatan dalam
hal mendesain dan mengembangkan program-program. Selain itu, perlu adanya
ide-ide baru dan segar terkait implementasi dari WoG. WoG akan terselenggara
dengan baik jika setiap unsur dapat bersinergi dan bekerja sama dengan tujuan
memberikan pelayanan publik yang prima. Maka dibutuhkan peran ASN yang
memiliki nilai-nilai dasar ANEKA dalam dirinya serta kesadaran akan kedudukan
dan perannya dalam NKRI.

30
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Isu Pelayanan Publik


Hakikat pelayanan publik adalah memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai
abdi masyarakat. Karena itu dengan asas-asas untuk mengembangkan kinerja
pelayanan publik senantiasa menyangkut pada tiga unsur pokok pelayanan publik
yakni: unsur kelembagaan penyelenggaraan pelayanan, proses pelayanan serta
sumber daya manusia pemberi layanan.
Profesi Guru atau tenaga pendidik merupakan salah satu pelayan publik
yang berhadapan langsung dengan masyarakat, namun berdasarkan Tugas Pokok
dan Fungsinya sebagai seorang pendidik terdapat beberapa issu pelayanan publik
yang dihadapi pada setiap instansi atau unit kerjanya masing-masing dengan issu
yang berbeda, seperti halnya yang dihadapi oleh penulis diantaranya :
1. Belum optimalnya proses pembelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan
Belum optimalnya proses belajar ditandai dengan masih ada siswa
yang tidak serius dalam pembelajaran karena dianggap kurang penting.
Hal ini disebabkan oleh variasi dari model pembelajaran yang
digunakanagar dapat memicu antusiasme dari siswa di sekolah.
2. Kegiatan praktikum Prakarya dan Kewirausahaanyang belum dapat
dilaksanakan secara kontinu oleh siswa.
Masih belum optimalnya proses pembelajaran mengakibatkan pula
praktikum mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang belum
dilaksanakan secara kontinu, padahal jika dapat diaksanakan secara
berkelanjutan banyak potensi kreatifitas dari siswa yang dapat digali. Juga
menambah pengalaman siswa dan dapat menjadi soft skill yang bisa
diimplementasikan di kemudian hari.
3. Belum optimalnya peran MGMP Prakarya dan Kewirausahaan
MGMP Prakarya dan Kewirausahaan masih belum optimalkarena
tidak semua guru mata pelajaran yang ada berasal dari kewirausahaan,

31
sehingga belum ada penetapan acuan materi yang baku mengenai Prakarya
dan Kewirausahaan di sekolah menengah atas.

4.2 Penentuan Issu Aktual


Dalam penentuan issu aktual, penulis menggunakan teknik USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth)yakni sebagai berikut:
1. Urgency
Berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi tingkat urgensi masalah tersebut.
2. Seriousness
Berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi
seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber
daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap
organisasi maka semakin tinggi tingkat serius masalah tersebut.
3. Growth
Berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu
masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
permasalahan tersebut.
Dari ketiga masalah pokok yang sebelumnya telah diuraikan,kemudian
harus dipilih salah satu isu yang paling penting untuk diangkat menjadi sebuah
rancangan aktualisasi.Metode yang digunakan untuk penetapan isu tersebut adalah
membuat tabel analisis isu berdasarkan Urgency, Seriousness, dan Growth yaitu
sebagai berikut:

32
Tabel 4.1
Penentuan Isu Utama Melalui Metode USG
No Kriteria
Isu Total Peringkat
. Urgency Seriousness Growth
Belum optimalnya proses
1 pembelajaran Prakarya 5 4 5 14 I
danKewirausahaan
Kegiatan praktikum
Prakarya dan
2 Kewirausahaanyang 4 3 4 12 II
belum dapat dilaksanakan
secara kontinu oleh siswa.
Belum optimalnya peran
3 MGMP Prakarya dan 3 3 3 9 III
Kewirausahaan.

Keterangan:
Urgency: Seriousness: Growth:
5: Sangat Mendesak 5: Sangat Berdampak 5: Sangat Cepat
4: Mendesak 4: Berdampak 4: Cepat
3: Cukup Mendesak 3: Cukup Berdampak 3: Cukup Cepat
2: Tidak Mendesak 2: Tidak Berdampak 2: Lambat
1: Sangat Tidak 1: Sangat Tidak 1: Sangat Lambat
Mendesak Berdampak

Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka isu yang ditetapkan adalah isu
yang berdasarkan metode USG mendapatkan skor paling tinggi yaitubelum
optimalnya proses pembelajaran prakarya dan kewirausahaan. Untuk menjawab
isu tersebut, maka dibuat rancangan aktualisasi“Penggunaan Model
Pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan”.

4.3 Analisis Dampak Isu


Apabila isu diatas tidak segera diperbaiki, maka akan berdampak buruk
dalam pembelajaran, seperti tidak bersungguh-sungguh atau kurang bersemangat
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kurang responsif dalam mengerjakan

33
tugas, dan menyepelekan tugas, akibatnya dapat menghambat dalam mencapai
tujuan belajar. Jika pemahaman materi dan prakteknya baik, maka secara tidak
langsung dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, serta meningkatkan minat siswa terhadap wirausaha.

4.4 Gagasan Pemecahan Masalah


Berdasarkan isu yang telah ditetapkan, maka yang harus diperbaiki adalah
proses pembelajaran itu sendiri. Perbaikan dalam proses pembelajaran tersebut
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
sesuai dengan kegemaran siswa. Model pembelajaran yang digunakan adalah
Project Based Learning. Dengan digunakannya model pembelajaran Project Based
Learning dalam proses pembelajaran, diharapkan siswa lebih optimal dalam
proses pembelajaran dan mudah paham terhadap materi pembelajaran prakarya
dan kewirausahaan.

4.5 Alur Proses Kegiatan


Alur dari kegiatan yang akan dilakukan saat habituasi dapat dilihat dalam
gambar dibawah:

Gambar 4.1
Alur Kegiatan Aktualisasi

Konsultasi kepadamentor tentang rancangan aktualisasi


Penyesuaian Menyusun rencana
materi tugas Pelaksanaan
berbasis proyek Pembelajaran

Evaluasi hasil kegiatan Melakukan penilaian Melaksanakan


terhadap rencana kegiatan
proposal usaha pembelajaran

34
4.6 Matriks Rencana KegiatanAktualisasi

NAMA : ASEP IRFAN HERAWANSYAH


UNIT KERJA : SMA NEGERI 11GARUT
IDENTIFIKASI ISU : BELUM OPTIMALNYA PROSES PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
GAGASAN PEMECAHAN ISU : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DALAM MATA
PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

Tabel 4.2
Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
1. Konsultasi 1. Mempersiapkan Tersusunnya materi Akuntabilitas Melakukan persiapan Melakukan persiapan
kepadamento materi rancangan yang akan  Tanggung jawab rancangan aktualisasi rancangan aktualisasi
r tentang aktualisasi yang akan dikonsultasikan  Jelas bersama mentor bersama mentor terkait
rancangan dikonsultasikan tentangPenggunaan  Berintegritas terkait penggunaan penggunaan Model
aktualisasi. dengan mentor. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Pembelajaran Project
Project Based Nasionalisme Project Based Based Learning dalam
Learning dalam mata  Menggunakan Learningmemberikan mata pelajaran Prakarya
pelajaran Prakarya dan Bahasa kontribusi terhadap dan Kewirausahaan
Kewirausahaan, yang Indonesia yang misi sekolah yaitu menguatkan nilai Jujur,
tersusun sesuai prinsip baik dan benar “Menghasilkan Tanggung Jawab,
keahlian, dengan  Tidak penyelengaraan Kerja Keras , Kreatif
menggunakan bahasa memaksakan pembelajaran aktif, dan Mandiri
Indonesia yang baik kehendak kreatif, efektif,
dan benar dibuat Etika Publik menyenangkan dan
dengan rasa tanggung  Sesuai prinsip Inovatif (PAKEMI)”
jawab, kerja keras, keahlian
teliti, jelas serta

35
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
berintegritas.  Teliti
2. Membuat janji Tersusunnya jadwal  Sopan
konsultasi konsultasi dan adanya  Hormat
kepadamentor. kesepakatan waktu
konsultasi bersama Anti Korupsi
mentor, dengan tidak  Kerja keras
memaksakan
kehendak, jadwal Whole of
dibuat secara teliti, dan Government
menyampaikan  Komunikasi
menggunakan Bahasa  Konsultasi
yang baik, sopan, dan  Kerja sama
penuh hormat.
3. Melakukan proses Terlaksananya
konsultasi. diskusi dengan
mentor tentang
rancangan
aktualisasi, yang
dilakukan dengan
cara sopan, ramah,
saling menghormati,
tidak memaksakan
kehendak,
menghargai
komunikasi,
konsultasi,
kerjasama dan
dengan

36
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik.

Bukti Pelaksanaan
Kegiatan :
 Foto-foto
Kegiatan
 Lembar
Konsultasi dengan
Mentor
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntabilitas (tanggung jawab, jelas, dan berintegritas), Etika Publik (bekerja sesuai keahlian, teliti, sopan dan hormat), dan
Whole of Government (komunikasi, konsultasi, kerjasama) tidak diterapkan dalam kegiatan konsultasi bersama mentor, maka tidak akan diperoleh
arahan, saran, kesepakatan, serta target yang akan dicapai terkait kegiatan rancangan aktualisasi.
2. Penyesuaian 1. Membuat rancangan Tersusunnya Akuntabilitas Melakukan Melakukan perencanaan
materi tugas materi untuk tugas rancangan materi tugas  Tanggung jawab perencanaan pembelajaran terkait
berbasis berbasis proyek berbasis proyek yang  Jelas pembelajaran terkait tugas berbasis proyek
proyek akan digunakan tugas berbasis proyek yang akan dilakukan
disesuaikan dengan
sebagai pedoman Nasionalisme yang akan dilakukan pada pelaksanaan
materi ajar. pelaksanaan, yang pembelajaran
 Menggunakan pada pelaksanaan
dibuat dengan penuh Bahasa memberikan penguatan
pembelajaran
tanggung jawab, Indonesia yang nilai Terampil, dan
memberikan kontribusi
semangat, disusun baik dan benar Mandiri
menggunakan Bahasa  Musyawarah terhadap misi sekolah
Indonesia yang baik yaitu Menghasilkan
 Menghormati
dan benear. sikap mandiri dan

37
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
2. Konsultasi dengan Terlaksananya diskusi professional pendidik
mentor mengenai dengan proses Etika Publik dan tenaga
materi yang akan di musyawarah yang  Sopan kependidikan dalam
berikan pada siswa berlangsung secara  Santun memberikan pelayanan
sopan,santun, dan pendidikan
saling menghormati Wawasan
dan kesepakatan yang Kebangsaan
disetujui oleh  Semangat
mentormengenai
materi yang akan
diberikan kepada
siswa
3. Mencatat hasil Tersedianya catatan
konsultasi. hasil konsultasi
sebagai
bahanperbaikan
rancangan aktualisasi
dengan teliti, cermat
dan jelas.

Bukti Pelaksanaan
Kegiatan :
 Foto-foto
Kegiatan
 Dokumen
rancangan
 Lembar

38
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
Konsultasi dengan
Mentor

Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntabilitas (tanggung jawab dan jelas), Nasionalisme (menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, musyawarah,dan
menghormati), Etika Publik(sopan dan santun), dan Wawasan Kebangsaan (Semangat) tidak diterapkan dalam kegiatan perencanaan, maka tidak
akan tersusun dengan baik materi rancangan tugas berbasis proyek.
3. Menyusun 1. Menentukan Tersusunnya KD dan Akuntabilitas Melakukan Melakukan penyusunan
Rencana kompetensi inti (KI) KI dilakukan dengan  Tanggung penyususnan rancangan pelaksanaan
Pelaksanaan dan kompetensi dasar mandiri,lengkap, Jawab Rancangan pembelajaran
Pembelajaran (KD) yang sesuai rapi,cermat, teliti Pelaksanaan memberikan penguatan
dengan kebutuhan dan profesional Etika Publik Pembelajaran nilai mandiri, cermat
peserta didik sesuai dengan materi  Cermat mengenaipenggunaa dantanggung jawab
dan kegiatan yang  Tepat n model
akan dilakukan siswa.  Rapi pembelajaran
2. Menentukan Indikator Tersusunnya indikator  Professional berbasis proyek
Pencapaian pencapaian berkontribusi
Kompetensi dan kompetensi dan tujuan Anti Korupsi terhadap misi
pembelajaran  Jujur sekolah yaitu
tujuan pembelajaran.
dilakukan dengan Menghasilkan
 Mandiri
tepat sasaran, diversifikasi
cermat, dan teliti. kurikulum yang
Komitmen mutu
3. Memilih materi Tersusunnya materi relevan dengan
 Teliti
pelajaran pelajaran dilakukan kebutuhan peserta
 Efektif didik dan bertaraf
dengan cermat dan
tepat  Efisien internasional.
4. Memilih model Tersusunnya model

39
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
pembelajaran berbasis pembelajaran
proyek. dilakukan dengan
seksama dan penuh
pertimbangan agar
proses belajar siswa
dapat berjalan efektif
dan efisien
5. Memilih sumber, alat Tersedianya sumber,
dam bahan alat dan bahan
pembelajaran. pembelajaran dipilih
secara tepat dan
sesuai kebutuhan
serta disiapkan
dengan rapi
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:
 Foto-foto Kegiatan
 RPP

Analisis Dampak:
 Jika nilai dasar Akuntabilitas (Tanggung jawab) Etika Publik (Cermat, tepat, rapi, profesional), Anti Korupsi (jujur dan mandiri) dan
Komitmen Mutu (teliti, efektif, efisien) tidak diterapkan dalam kegiatan Menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran maka tidak akan
terlaksana dengan baik proses pembelajaran.
4. Melaksanaka 1. Mempersiapkan Tersedianya perangkat Akuntabilitas Melaksanakan Melaksanakan kegiatan
n Kegiatan perangkat pembelajaran pembelajaran yang  Jelas pembelajaranmemberika
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran dan bahan ajar sebelum lebih berorientasi  Akurat n penguatan nilai
memulai pembelajaran kepada mutu kewirausahaan Mandiri, Terampil,

40
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
2. Menyampaikan tujuan Terukurnya target dilakukan dengan dan Berprestasi
pembelajaran yang harus dicapai
jelas,adil dan mudsh
siswa dalam proses Nasionalisme
pembelajaran  Diskusi dan dimengerti dapat
3. Penyampaian materi Tersampaikannya musyawarah menumbuhkan sikap
yakni menyampaikan materi dengan  Tidak
garis besar mengenai jelas,jujur, diskriminatif kreatif, inovatif dan
materi kewirausahaan kompeten,sabar dan
produktif. Pembagian
yaitu tentang mudah dimengerti. Komitmen Mutu
pengolahan bahan  Berorientasikan kelompok siswa di
pangan nabati mutu kelas juga dapat
 Detail
 Kompeten mendukung semakin
berkembangnya ide
Etika Publik
 Sabar serta mendukung
 Sopan pencapaian salah satu
 Santun
misi sekolah yaitu
Menghasilkan
pendidikan yang
menghasilkan lulusan
cerdas, terampil,
berprestasi, beriman,
bertaqwa, inovatif,

41
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
mandiri dan memiliki
keunggulan
kompetitif.

4. Melakukan pembagian Terbentuknya


kelompok di dalam kelompok yang dibagi
kelas.Pembagian secara heterogen dan
tidak diskriminatif
kelompok dilakukan
siswa atas arahan dari
guru di kelas

5. Melakukan analisis tersampaikannya


rancangan proyek rancangan
melalui metode pembelajaran
dilakukan secara teliti
pembelajaran Project
dan akurat. Guru
Based Learning yang menjelaskan kepada
akan dilakukan siswa siswa secara jelas dan
untuk membuat sebuah sabar.
rancangan proposal
usaha sesuai dengan
kelompok yang telah di
buat.

6. Melakukan kegiatan Terlaksananya

42
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
tanya jawab dengan kegiatan tanya jawab
kelompok siswa yang yang dilakukan
telah dibentuk seputar dengan sopan dan
santun yang
kegiatan proyek usaha
dilakukan dengan
yang akan dilakukan. musyawarah untuk
mendapatkan solusi,
dan guru menjawab
dengan rinci

Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:

 Foto-foto Kegiatan

Analisis Dampak:
 Jika nilai dasar Nasionalisme(diskusi dan musyawarah dan tidak diskriminatif), Komitmen Mutu (berorientasikan mutu, detail, kompeten),
dan Etika Publik (sabar, sopan dan santun) tidak diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran maka penyampaian materi tidak
dapat diserap oleh siswa secara maksimal. Pembagian kelompok terhambat,diskusi dalam kelompok dan proses tanya jawab tidak kondusif
serta analisis rancangan yang dibuat siswa belum tepat sasaran.
5. Melakukan 1. Menganalisis kesulitan Terlaksananya diskusi Akuntabilitas Dalam melakukan Dengan
penilaian siswa pada saat dengan siswa secara  Terbuka kegiatan penialaian dilaksanakannya
terhadap membuat rancangan terbuka dan sesuai (transparansi) akan dilakukan kegiatan ini maka akan
rencana usaha dengan materi  Jelas (mudah secara terbuka, baik, menguatkan nilai-nilai
proposal 2. Mempresentasikan Terealisasinya dimengerti) efektif dan efisien organisasi yaitu:
usaha hasil rancangan usaha presentasi siswa agar dapat budi pekerti
yang telah dibuat. dengan lancar, menghasilkan prestatif

43
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
efektif, dan efisien
Nasionalisme penilaian yang tangguh
siswa aktif dalam  Diskusi objektif, transparan tertib
proses diskusi.  Musyawarah dan adil sehingga intelektual
Musyawarah secara dan demokratis dapat terampil
demokratif Menumbuhkan kompetitif
3. Memberikan masukan Terbekalinya perilaku kompetitif mandiri
pada usaha yang pengarahan dan Komitmen Mutu antar kelompok inovatif
dibentuk siswa secara masukan kepada siswa  Baik siswa serta efektif
secara cermat dan  Efektif mendukung efisien
berkelompok atas
mudah dimengerti  Efisien pencapaian salah
kesulitan yang terjadi agar siswa lebih satu misi sekolah
saat menjalankan  inovatif
inovatif dalam yaitu Menghasilkan
usaha. mengemukakan ide. system penilaian
Anti Korupsi
yang otentik

44
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
4. Menilai hasil proyek Tersajinya nilai secara  Adil
usaha yang telah transparan,adil dan
dikerjakan oleh siswa. dapat
dipertanggungjawab
kan sesuai hasil kerja
dan kemampuan setiap
kelompok.

Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:
 Foto-foto Kegiatan
 Foto Buku Nilai
Analisis Dampak:
 Jika nilai dasar Akuntabilitas(terbuka dan jelas), Nasionalisme (diskusi, musyawarah dan demokrasi) Komitmen Mutu (baik, efekti, efisien
dan inovatif) dan Anti Korupsi (adil) tidak diterapkan dalam penilaian terhadap rencana proposal usahamaka presentasi yang ditampilkan
siswa belum optimal dan penilaian yang diberikan guru kurang berdasar (tidak mewakili kemampuan siswa).

KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
N TERHADAP VISI-
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA NILAIORGANISAS
O MISI
PELATIHAN I
ORGANISASI

6 Evaluasi hasil 1. Menganalisis 1Terlihatnyaperubahan Akuntabilitas: Dalam pelaksanaan Dengan


kegiatan perubahan sikap siswa sikap siswa dilakukan evaluasi program dilaksanakannya
yang dituntut kreatif dengan penuh  Mempertimbangkan, dengan terbuka, kegiatan ini maka
akan menguatkan

45
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
N TERHADAP VISI-
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA NILAIORGANISAS
O MISI
PELATIHAN I
ORGANISASI

dan inovatif setelah toleransi dan  Terbuka jelas, ramah dan nilai-nilai
melaksanakan menimbang apakah (Transparansi) sopan santun dapat organisasi yaitu:
pembelajaran dengan memakai  Jelas menghasilkan akhlak
Kewirausahan metode tersebut potensi rancangan yang
menggunakan model siswa terpacu untuk Nasionalisme: matang mengenai budi pekerti
Project based lebih kreatif dan penggunaan model prestatif
 Toleransi
learning inovatif. pembelajaran dan
Etika Publik: dapatMenumbuhka tangguh
2. Mengklasifikasikan n perilaku positif tertib
kelebihan dan  Ramah siswa sehingga
2. Terbentuknya
kekurangan  Sopan dapat meningkatkan intelektual
Klasifikasi kelebihan dan
pembelajaran yang kekurangan pembelajaran  Santun kedisiplinan dan
terampil
dilakukan dalam dilakukan dengan menilai  kompeten. kemandirianserta
mata pelajaran mendukung salah kompetitif
keberanian,kemandiria Komitmen Mutu:
Prakarya dan n dan potensi siswa pada satu misi sekolah
mandiri
Kewirausahaan penggunaan materi dan  Kreatif yaituMenghasilkan
menggunakan sikap mandiri dan inovatif
model tersebut.  Inovatif
metode Project professional
 Potensi efektif
based learning. pendidik dan tenaga
Anti Korupsi: kependidikan dalam efisien
3. Tersampaikannya
memberikan
Rekomendasi, saran  Keberanian pelayanan
dan alternative lain

46
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
N TERHADAP VISI-
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA NILAIORGANISAS
O MISI
PELATIHAN I
ORGANISASI

3. Memberikan disampaikan secara  Kemandirian pendidikan


rekomendasi, saran terbuka dan jelas
alternatif lain dalam untuk memaksimalkan
memaksimalkan potensi kreativitas
potensi kreativitas siswa, namun tetap
dan inovatif siswa disampaikan secara
ramah dan sopan
santun.
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:
 Foto-foto Kegiatan
 Tabel Evaluasi Diri
 Dokumen
Kesimpulam dari
Tabel Evaluasi

Analisis Dampak:

 Jika nilai dasar Akuntanbilitas (mempertimbangkan, terbuka, jelas) Nasionalisme (toleransi) EtikaPublik (ramah, sopan, santun, kompeten)
Komitmen Mutu (kreatif, inovatif, potensi), dan Anti Korupsi (keberanian, kemandirian) tidak diterapkan dalam kegiatan evaluasi hasil
kegiatan maka penilaian yang dilakukan berpotensi tidak objektif, kekurangan dan kelebihan pembelajaran dengan ProjectBasedLearning tidak
cukup terlihat dengan baik.

47
Rencana Jadwal Aktualisasi

A. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Peserta Diklat Pelatihan Dasar melaksanakan aktualisasi nilai-nilai dasar


pada waktu :

Tanggal : 28 Oktober 2019 s/d 30November 2019

Waktu : Dilaksanakan pada jam 07.30-15.30

Tempat : SMA Negeri 11 Garut

B. Jadwal Kegiatan Dalam Mingguan PelaksanaanRancanganAktualisasi Nilai


Dasar

NO KEGIATAN Oktober November


1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi kepadamentor tentang
rancangan aktualisasi
2 Penyesuaian materi tugas berbasis
proyek
3 Menyusun rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
4 Melaksanakan kegiatan
pembelajaran
5 Melakukan penilaian terhadap
rencana proposal usaha
6 Evaluasi hasil kegiatan

48
LEMBAR PENGENDALIAN COACH

Nama Peserta : Asep Irfan Herawansyah


Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Judul :Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning
Aktualisasi dalam Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada
Siswa Kelas X di SMAN 11 Garut
Tempat Aktualisasi : SMA Negeri 11 Garut
No Tanggal Kegiatan/Bimbingan Output Paraf Coach
1 17 Pengarahan Sistematika
Oktober Sistematika Rancangan
2019 Rancangan Aktualisasi
Aktualisasi
2 21 Pengecekan Revisi Rancangan
Oktober Rancangan Aktuaisasi Aktualisasi
2019 dan Isu yang diambil

49
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Aktualisasi Nilai-Nilai


Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan
III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Akuntabilitas. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan III.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Nasionalisme. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan III.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Etika Publik. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan III.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Komitmen Mutu. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan III.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Anti Korupsi. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil Prajabatan Golongan III.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Sanjaya, Wina.(2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

http://pemerintah.net/contoh-skp-guru-dan-kepala-sekolah/ diaksestanggal
18Oktober 2019 pukul 21.20 WIB

https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/10/18/pgsax3383-
enggartiasto-tingkat-kewirausahaan-di-indonesia-rendah diakses tanggal
20Oktober 2019 pukul 10.11 WIB

Anda mungkin juga menyukai