Disusun oleh:
Nama : Asep Irfan Herawansyah, S.Pd.
NIP : 199107292019031011
Angkatan / NDH : XXIII / 30
Jabatan : Guru Prakarya dan Kewirausahaan Ahli Pertama
Unit Kerja : SMAN 11 Garut
Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Coach : Drs. Suryana, M.Kes
Mentor : Muchlis A Firdaos, S.Pd, M.Pd
Menyetujui :
Coach, Mentor,
Coach, Mentor,
Disahkan Penguji,
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
rancangan aktualisasi “Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning
dalam Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada Siswa Kelas X di
SMAN 11 Garut“.
Adapun rancangan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS golongan III yang diselenggarakan di
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat.Penulis
menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini banyak pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, dukungan, masukan, dan semangat kepada
penulis. Untuk itu, penulis bermaksud mengucapakan terima kasih kepada:
1. BPSDM Provinsi Jawa Barat selaku penyelenggara Diklat yang telah banyak
memberikan bimbingan dan memfasilitasi seluruh kegiatan diklat.
2. Para Widyaiswara yang telah memberikan pengetahuan mengenai nilai-nilai
dasar PNS.
3. Bapak Drs. Suryana, M.Kes.,selaku Widyaiswara Utama dan coach yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan rancangan aktualisasi.
4. Bapak Muchlis A Firdaos, S.Pd, M.Pd.,selaku Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum sekaligus mentor dalam kegiatan aktualisasi ini yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis demi kelancaran penyusunan rancangan aktualisasi.
5. Bapak H.Dedi Permana, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 11 Garut yang
selalu memberikan dukungan, arahan dan motivasi kepada penulis untuk dapat
mengikuti kegiatan Latsar CPNS dengan baik.
6. Komandan Setyo yang telah mencurahkan waktu dan tenaganya untuk
mendampingi angkatan XXIII dan telah memberikan semangat untuk
menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan baik.
7. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
8. Teman-teman Latsar CPNS Golongan III Gelombang V Angkatan XXIIIyang
telah berjuang bersama selama masa pendidikan khususnya keluarga baru
i
penulis, yaitu 8 pejuang wisma F11, yang selalu memberikan keceriaan setiap
harinya.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah terlibat
banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktulisasi ini, penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan. Untuk itu segala masukan, kritik,
dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap
rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat dilaksanakan dengan maksimal sehinnga
dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN guna menjadi ASN yang
profesional dan berintegritas tinggi.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
v
Golongan III yang menjelaskan bahwa ASN harus mengikuti Pelatihan Dasar
selama 511 JP (51 hari kerja)dengan rincian 117 JP (18 hari kerja) dilaksanakan di
tempat Pelatihan dasar.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3). Untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efisien diperlukan pendidikan yang
berkualitas.Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang dapat mengembangkan
seluruh potensi peserta didik sehingga membentuk insan yang berkarakter,
manusia yang cerdas baik secara intelektual, emosional maupun spiritual.
Pencanangan pendidikan karakter dimaksudkan untuk menjadi salah satu
jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar
dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi
bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral
terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan
bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang
berkarakter kuat.
Kewirausahaan Indonesia masih rendah. Menurutnya, Indonesia hanya
menduduki peringkat 94 dari 137 negara. Satu fakta menarik tentang
kewirausahaan, pada tahun 2018, di negara maju rata-rata 14 persen dari total
penduduk usia kerja adalah enterpreneur, sementara di Indonesia hanya mencapai
3,1 persen hal tersebut di kemukakan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto
Lukita. Berdasarkan laporan Global Enterpreneurship Index, negara-negara seperti
Amerika Serikat, Swiss, Kanada, dan Inggris menempati peringkat sepuluh
teratas. Dari Asia, Hong Kong dan Taiwan menempati menempati urutan 13 dan
18.
Sementara, Indonesia menduduki peringkat 94. Posisi ini jauh di bawah
negara-negara ASEAN lainnya seperi Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina
yang masing-masing menduduki peringkat 27, 58, 71, dan 84. Hal tersebut
menunjukan masih rendahnya tingkat kewirausahaan Indonesia. Salah satu
vi
penyebab rendahnya tingkat kewirausahaan yakni sistem pendidikan yang kurang
mendorong untuk berkembang menjadi seorang entrepreneurship. Status
wirausahawan saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Berwirausaha dianggap sebuah profesi yang kurang menjanjikan, perlu waktu
lama untuk bisa menjadi seorang yang sukses. Enterpreneurship patut didorong
karena memiliki potensi besar. Apalagi Indonesia baik dari sudut demografi dan
kekayaan alam, bisa mengembangkan diri menjadi suatu wadah enterpreneurship.
Jadi diperlukannya langkah perubahan dan diawali dengan pendidikan.
Berdasarkan pengalaman saya mengajar, tantangan yang dihadapi di
sekolah yaitubelum optimalnya proses pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
siswa kelas X di SMAN 11 Garut. Belum optimalnya proses pembelajaran ini
berdampak buruk dalam pembelajaran, seperti tidak bersungguh-sungguh atau
kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kurang
responsif dalam mengerjakan tugas, menyepelekan tugas, akibatnya dapat
menghambat dalam mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu penulis bermaksud
membuat rancangan aktualisasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan “Penggunaan ModelPembelajaranProject Based Learning dalam
Mata PelajaranPrakarya dan Kewirausahaanpada siswa kelas X di SMAN
11 Garut”.Melalui kegiatan aktualisai tersebut diharapkan mampu menghasilkan
pendidik berkarakter yang dilandasi nilai dasar ANEKA dan mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sehingga dapat menyiapkan
peserta didik yang berkualitas yang berkepribadian disiplin tinggi.
vii
3. Mengaktualisasikan nilai etika publik dalam kegiatan Pendidik di SMA
Negeri 11 Garut.
4. Mengaktualisasikan nilai komitmen mutu dalam kegiatan Pendidik di
SMA Negeri 11 Garut.
5. Mengaktualisasikan nilai anti korupsi dalam kegiatan Pendidik di SMA
Negeri 11 Garut.
viii
Pertama. Adapun kegiatan yang dilakukan saat aktualisasi antara lain
Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada siswa kelas X di SMAN 11
Garut.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
ix
Walaupun dari sisi usia masih terhitung muda, selama perjalananya telah
menjadi sebuah SMA yang menjadi pilihan utama bagi masyarakat, orangtua dan
siswa lulusan SMP.
Dilihat dari Pass in Grade (PIG) penerimaan siswa baru dari tahun ke
tahun selalu menempati nomor 2 dengan jumlah peminat rata-rata 3 kali lipat dari
daya tampung sekolah yaitu 12 rombel (432 siswa). Rata-rata tiap tahun 20%
lulusan diterima di Perguruan Tinggi Negeri dan 50% lainnya melanjutkan ke
Perguruan Tinggi Swasta.
Lokasi SMA Negeri 11 Garut sangat strategis berada di pusat kota dan
dilewati oleh berbagai angkutan perkotaan dari berbagai jurusan.
Dilihat dari perkembangan fisik sarana prasarana dari tahun ke tahun tidak
menunjukkan perkembangan yang berarti yang tentunya perlu mendapatkan
prioritas dalam pengembangan sarana dan prasarana sekolah , terlebih sejak
Tahun 2007 SMA Negeri 11 Garut ditunjuk oleh Departemen Pendidikan
Nasional sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).Berikut adalah
identitas dari SMA Negeri 11 Garut:
x
Gambar 2.1
Letak Koordinat SMA Negeri 11 Garut
xi
h. Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai
i. Terwujudnya disiplin warga sekolah sesuai dengan standar yang
ditetapkan
j. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih dan indah
Menghasilkan kerjasama yang harmonis antar semua unsur yang
terlibat dalam pendidikan
xii
m. Menghasilkan kerjasama yang harmonis antar semua unsur yang
terlibat dalam pendidikan.
n. Menghasilkan pengelolaan perpustakaan menuju electronic library
xiii
2.2.5 Stuktur Organisasi
KEPALA SEKOLAH
H. Dedi Permana, M.Pd
Staf TU
Guru
Siswa
Gambar 2.2
Stuktur Organisasi SMA Negeri 11Garu
10
2.3 Fungsi, Tugas, dan Peran ASN
Menurut UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 11, pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
1. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
2. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, ASN juga memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014
Pasal 5 yaitu:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
11
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Tugas pokok guru berpedoman pada PERKA Badan Kepegawaian Negara
(BKN) Nomor 1 tahun 2013 serta uraian kegiatannya dan angka kreditnya
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru
Dan Angka Kreditnya. Guru merupakan tenaga profesional dengan tugas pokok
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Tugas pokok guru tersebut dilakukan pada satuan
pendidikan anak usia dini jalur (PAUD), dan pendidikan formal mulai TK-
SMA/K, dan SLB. Tugas Pokok Guru Sesuai Permendikbud 15 Tahun 2018.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru memiliki 5 (lima) kegiatan pokok:
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan, yang dilakukan melalui
kegiatan:
a. mengkaji kurikulum dan silabus pembelajaran, pembimbingan, dan
program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan.
b. manyusun program tahunan dan semester sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
c. membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembimbingan sesuai standar proses.
2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan yang dilakukan melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan kedua ini
merupakan pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau
Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB). Pelaksanaan pembelajaran terpenuhi
apabila guru mata pelajaran paling sedikit mengajar 24 jam dan paling banyak
40 jam Tatap Muka/minggu. Sedangkan pelaksanaan pembimbingan oleh
Guru BK atau TIK dengan membimbing paling sedikit 5 (lima) rombongan
belajar per tahun.
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan. Menilai merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi hasil pembelajaran atau
pembimbingan. Kegiatan penilaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik pada tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
12
4. Membimbing dan melatih peserta didik. Membimbing dan melatih peserta
didik dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan kokurikuler dan/atau
kegiatan ekstrakurikuler. Tugas Pokok Guru Sesuai Permendikbud 15 Tahun
2018.
5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan Beban Kerja Guru. Tugas tambahan yang diemban oleh guru
memiliki ekuivalensi dengan beban mengajar. Artinya tugas tambahan dari
guru disetarakan dengan jam mengajar tatap muka/minggu.
Fungsi guru melaksanakan peran sebagai seorang manager atau pengelola
pembelajaran (learning manager) maka guru harus memahami konsep, prinsip,
hakikat, serta pengetahuan tentang pembelajaran, bukan hanya tentang bagaimana
dalam mengajar namun juga segala sesuatu tentang belajar. Sebagai manager guru
mempunyai beberapa fungsi umum yang harus dilakukan guru agar mampu
melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran dengan baik. Sanjaya (2008:
24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum, antara lain yaitu:
a. Merencanakan tujuan belajar
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
c. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan
memberikan stimulus pada siswa
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya
atau belum dalam rangka pencapaian tujuan
Terlihat dari fungsi-fungsi yang dimiliki dan harus dilakukan guru sebagai
manager atau pengelola pembelajaran cukup komplek, belum lagi jika guru juga
harus menjalankan peran pentingnya yang lain, menandakan bahwa profesi guru
bukanlah sebuah profesi yang mudah untuk dijalani. Sangat perlu kemampuan dan
disiplin ilmu terhadap keprofesian guru yang baik agar dapat melaksanakan peran
guru. Pengelolaan yang harus diemban dalam pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan hingga mengevaluasi pembelajaran.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No 16 tahun 2009 pasal 13, rincian kegiatan guru kelas
sebagai berikut:
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
13
b. Menyusun silabus pembelajaran;
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
e. Menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran;
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di
kelasnya;
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
h. Melaksanakan pembelajaran perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi;
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya;
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah dan nasional;
k. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
l. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
m. Melaksanakan pengembangan diri;
n. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
o. Membuat karya inovatif.
14
BAB III
SUBSTANSI MATERI PEMBELAJARAN
15
bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban demi
bangsa dan negara akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam pengabdian
sebagai abdi negara dan abdi rakyat.
Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS bukanlah kesiapsiagaan untuk
melaksanakan perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu, tetapi bagaimana
melanjutkan perjuangan mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan
bangsa dan negara Indonesia.
Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara :
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dann pengaturan kegiatan lain
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan
seperjuangan
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois dan tidak
disiplin
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat dan kepedulian antar sesame
16
2. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
3. Memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia
yang menghormati lambang-lambang negara dan menaati peraturan
Perundang-undangan .
3.3.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.Dalam banyak hal,
akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab.Responsibilitas merupakan kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
17
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan pada atasannya.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2015:8), aspek-
aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki tanggung
jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens (dalam LAN RI, 2015:10)
menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional),
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
18
7. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas);
8. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
9. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
3.3.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sedangkan Nasionalisme dalam arti luas diartikan dengan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme memiliki sub nilai dasar yaitu: Cinta tanah air, kerja sama,
musyawarah, tidak diskriminatif, pantang menyerah, semangat, dan gotong
royong.
Nasionalisme pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip Nasionalisme bangsa Indonesia senantiasa menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan kepentingan golongan; menunjukan sikap rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara ; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang harus
dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
1. Berwawasan kebangsaan yang kuat
19
2. Memahami pluralitas
3. Berorientasi kepublikan yang kuat
4. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
Nilai-nilai Dasar Nasionalisme:
1) Religius, yakni meyakini adanya Tuhan yang mengatur manusia.
2) Toleransi, yaitu menghargai perbedaan yang melekat dalam diri setiap
manusia.
3) Percaya diri, yakni keyakinan akan kemampuan pada diri sendiri
4) Amanah, yakni menjaga setiap kepercayaan yang dipercayakan.
5) Humanis, yaitu mewujudkan pergaulan yang memanusiakan manusia.
6) Tenggang rasa, yakni menghargai perasaan orang lain.
7) Persamaan derajat, yaitu kesadaran bahwa setiap manusia memiliki.
8) Saling menghormati, yaitu menghormati setiap orang tanpa
mempermasalahkan perbedaan.
9) Tidak diskriminatif, yakni tidak membedakan satu orang dengan orang
lain dengan latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan.
10) Cinta tanah air, yaitu mengabdi pada bangsa dan Negara Indonesia.
11) Rela berkorban, yakni mengorbankan waktu dan kepentingan pribadi
demi kepentingan bangsa dan Negara.
12) Mengutamakan kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik
dalam prioritas utama.
13) Kerja sama, yaitu usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.
14) Menghargai orang lain, yakni menghormati pihak lain dengan segala
hal yang melekat pada diri orang tersebut.
15) Kesederhanaan, yakni sifat bersahaja atau tidak berlebih-lebihan.
16) Tolong menolong, yaitu saling membantu untuk meringankan beban satu
sama lain.
17) Kerja keras, yakni berusaha sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk
mendapatkan hal yang diharapkan.
18) Tidak memaksakan kehendak, yaitu tidak egois dalam mengambil
keputusan atau dalam melakukan tindakannya.
20
19) Memelihara ketertiban, yakni menjaga keteraturan demi kepentingan
bersama
21
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Selain nilai-nilai dasar etika publik, terdapat 6 prinsip etika public yang
harus diketahui, yaitu:
1. Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat menghasikan rasa
senang
2. Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan kesamaan harkat
dan derajat/tidak diskriminatif
3. Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan cita rasa/perasaan
4. Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa adil (didasarkan
kebutuhan)
5. Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan keleluasaan namun
tidak mengganggu orang lain
6. Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada kebenaran baik secara
ilmiah maupun mutlak
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
22
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Adapun yang merupakan nilai-nilai etika publik adalah sebagai berikut:
1) Jujur, berarti tidak bohong dan tidak curang
2) Integritas tinggi, yang bermakna adanya kesesuaian antara ucapan
dengan perbuatan
3) Profesional, yang berarti keahlian spesifik untuk melakukan sesuatu.
4) Tidak berpihak, yang bermakna bersikap netral dan memperlakukan
setiap orang dengan sama.
5) Tidak diskriminatif, yang berarti bersikap adil terhadap setiap orang
tanpa memandang latar belakang.
6) Bertanggung jawab, yang artinya adanya kewajiban memikul segala
akibat dari perbuatan yang dilakukan.
7) Kecermatan, yaitu sikap kehati-hatian dalam melakukan sesuatu.
8) Kesopanan, yaitu melakukan sesuatu dengan cara yang beradab.
9) Tata aturan, yang berarti mengikuti segala aturan yang berlaku.
10) Menjaga rahasia, yaitu kemampuan menjaga informasi atau hal lain
yang dianggap rahasia.
Agar etika publik dapat dihayati, diperlukan kode etik diantara aparatur sipil
negara. Dengan rumusan kode etik yang baik dan diikuti sebagai pedoman
bertindak dan berperilaku, sehingga para aparatur negara akan melihat kedudukan
23
mereka sebagai alat bukan sebagai tujuan.Adapun aktualisasi etika Aparatur Sipil
Negara antara lain:
1. Aktualisasi etika publik untuk peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Aktualisasi kode etik untuk melawan korupsi
3. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan kinerja organisasi
4. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan integritas publik
24
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun perkembangan
teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi
dan benchmark.
3. Inovasi
Inovasi dilandasi oleh keberanian berinisiatif untuk menampilkan
kreativiitas, sehingga inovasi akan menjadi factor yang membuat organisasi
tumbuh, berubah, berkembang dan berhasil. Inovasi bisa muncul karena ada
dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan atau bisa juga
inovasi muncul karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal. Proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Hal ini bergantung pada kecepatan
proses berpikir, ketersediaan sarana pendukung, kelancaran proses
implementasi dan keberanian untuk mengungkapkan inovasi tersebut.
Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas dan inovasi dilatarbelakangi
oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses
pembelajaran secara berkelanjutan.Inovasi dalam layanan public akan
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan public yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan dan menggugurkan tugas rutin
4. Berorientasi Mutu
25
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, atau bahkan
melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Keberhasilan institusi pemerintah
memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu
sumber daya manusia serta bagaimana potensi mereka diberdayakan oleh
pimpinannya.
26
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara; (2) suap-
menyuap; (3) pemerasan; (4) perbuatan curang; (5) penggelapan dalam jabatan;
(6) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi.
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara untuk
menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti korupsi adalah sebagai
berikut :
1) Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan apa
adanya.
2) Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang dilakukan
orang lain, di sekitarmya, dan taat pada aturan.
3) Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri.
4) Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar dan aturan.
5) Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih.
6) Tanggung jawab, berani menanggung segala akibat perbuatannya.
7) Sederhana, apa adanya, tidak berlebih-lebihan.
8) Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran dan
menolak kebatilan.
9) Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.
27
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Salah satu hal baru dalam manajemen ASN adalah sistem merit. Sistem
merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses
dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Pengambilan
keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi
seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan
pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.Obyektifitas
dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM pengangkatan,
penempatan, dan promosi). Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, obyektivitas dan juga keadilan.
28
publik yang memuaskan masyarakat. Seorang ASN hendaknya memiliki sikap-
sikap berikut dalam memberikan pelayanan prima kepada para pelanggannya
yaitu :passionate, progressive, proactive, prompt, patience, proportional dan
punctional.
29
pola yang diterapkan, setidaknya ada 5 macam pola pelayanan publik yang dapat
diimplementasikan yaitu : 1) Pola Pelayanan Teknis Fungsional, 2) Pola
Pelayanan Satu Atap, 3) Pola Pelayanan Satu Pintu, 4) Pola Pelayanan Terpusat,
5) Pola Pelayanan Elektronik. Pola pelayanan yang ada tersebut memungkinkan
terjadinya kerjasama dan kolaborasi antar agensi baik intra maupun inter
lemabaga dapat dilakukan demi tercapainya pelayanan publik yang manusiawi,
prosefional, cepat, murah, efektif dan efisien. Ada beberapa hal yang menjadi
dasar terselenggaranya WoG, yaitu perubahan budaya dan filosofi organisasi, cara
kerja yang diperbaharui, akuntabilitas dan insentif, perubahan pendekatan dalam
hal mendesain dan mengembangkan program-program. Selain itu, perlu adanya
ide-ide baru dan segar terkait implementasi dari WoG. WoG akan terselenggara
dengan baik jika setiap unsur dapat bersinergi dan bekerja sama dengan tujuan
memberikan pelayanan publik yang prima. Maka dibutuhkan peran ASN yang
memiliki nilai-nilai dasar ANEKA dalam dirinya serta kesadaran akan kedudukan
dan perannya dalam NKRI.
30
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
31
sehingga belum ada penetapan acuan materi yang baku mengenai Prakarya
dan Kewirausahaan di sekolah menengah atas.
32
Tabel 4.1
Penentuan Isu Utama Melalui Metode USG
No Kriteria
Isu Total Peringkat
. Urgency Seriousness Growth
Belum optimalnya proses
1 pembelajaran Prakarya 5 4 5 14 I
danKewirausahaan
Kegiatan praktikum
Prakarya dan
2 Kewirausahaanyang 4 3 4 12 II
belum dapat dilaksanakan
secara kontinu oleh siswa.
Belum optimalnya peran
3 MGMP Prakarya dan 3 3 3 9 III
Kewirausahaan.
Keterangan:
Urgency: Seriousness: Growth:
5: Sangat Mendesak 5: Sangat Berdampak 5: Sangat Cepat
4: Mendesak 4: Berdampak 4: Cepat
3: Cukup Mendesak 3: Cukup Berdampak 3: Cukup Cepat
2: Tidak Mendesak 2: Tidak Berdampak 2: Lambat
1: Sangat Tidak 1: Sangat Tidak 1: Sangat Lambat
Mendesak Berdampak
Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka isu yang ditetapkan adalah isu
yang berdasarkan metode USG mendapatkan skor paling tinggi yaitubelum
optimalnya proses pembelajaran prakarya dan kewirausahaan. Untuk menjawab
isu tersebut, maka dibuat rancangan aktualisasi“Penggunaan Model
Pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan”.
33
tugas, dan menyepelekan tugas, akibatnya dapat menghambat dalam mencapai
tujuan belajar. Jika pemahaman materi dan prakteknya baik, maka secara tidak
langsung dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, serta meningkatkan minat siswa terhadap wirausaha.
Gambar 4.1
Alur Kegiatan Aktualisasi
34
4.6 Matriks Rencana KegiatanAktualisasi
Tabel 4.2
Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
1. Konsultasi 1. Mempersiapkan Tersusunnya materi Akuntabilitas Melakukan persiapan Melakukan persiapan
kepadamento materi rancangan yang akan Tanggung jawab rancangan aktualisasi rancangan aktualisasi
r tentang aktualisasi yang akan dikonsultasikan Jelas bersama mentor bersama mentor terkait
rancangan dikonsultasikan tentangPenggunaan Berintegritas terkait penggunaan penggunaan Model
aktualisasi. dengan mentor. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Pembelajaran Project
Project Based Nasionalisme Project Based Based Learning dalam
Learning dalam mata Menggunakan Learningmemberikan mata pelajaran Prakarya
pelajaran Prakarya dan Bahasa kontribusi terhadap dan Kewirausahaan
Kewirausahaan, yang Indonesia yang misi sekolah yaitu menguatkan nilai Jujur,
tersusun sesuai prinsip baik dan benar “Menghasilkan Tanggung Jawab,
keahlian, dengan Tidak penyelengaraan Kerja Keras , Kreatif
menggunakan bahasa memaksakan pembelajaran aktif, dan Mandiri
Indonesia yang baik kehendak kreatif, efektif,
dan benar dibuat Etika Publik menyenangkan dan
dengan rasa tanggung Sesuai prinsip Inovatif (PAKEMI)”
jawab, kerja keras, keahlian
teliti, jelas serta
35
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
berintegritas. Teliti
2. Membuat janji Tersusunnya jadwal Sopan
konsultasi konsultasi dan adanya Hormat
kepadamentor. kesepakatan waktu
konsultasi bersama Anti Korupsi
mentor, dengan tidak Kerja keras
memaksakan
kehendak, jadwal Whole of
dibuat secara teliti, dan Government
menyampaikan Komunikasi
menggunakan Bahasa Konsultasi
yang baik, sopan, dan Kerja sama
penuh hormat.
3. Melakukan proses Terlaksananya
konsultasi. diskusi dengan
mentor tentang
rancangan
aktualisasi, yang
dilakukan dengan
cara sopan, ramah,
saling menghormati,
tidak memaksakan
kehendak,
menghargai
komunikasi,
konsultasi,
kerjasama dan
dengan
36
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik.
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan :
Foto-foto
Kegiatan
Lembar
Konsultasi dengan
Mentor
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntabilitas (tanggung jawab, jelas, dan berintegritas), Etika Publik (bekerja sesuai keahlian, teliti, sopan dan hormat), dan
Whole of Government (komunikasi, konsultasi, kerjasama) tidak diterapkan dalam kegiatan konsultasi bersama mentor, maka tidak akan diperoleh
arahan, saran, kesepakatan, serta target yang akan dicapai terkait kegiatan rancangan aktualisasi.
2. Penyesuaian 1. Membuat rancangan Tersusunnya Akuntabilitas Melakukan Melakukan perencanaan
materi tugas materi untuk tugas rancangan materi tugas Tanggung jawab perencanaan pembelajaran terkait
berbasis berbasis proyek berbasis proyek yang Jelas pembelajaran terkait tugas berbasis proyek
proyek akan digunakan tugas berbasis proyek yang akan dilakukan
disesuaikan dengan
sebagai pedoman Nasionalisme yang akan dilakukan pada pelaksanaan
materi ajar. pelaksanaan, yang pembelajaran
Menggunakan pada pelaksanaan
dibuat dengan penuh Bahasa memberikan penguatan
pembelajaran
tanggung jawab, Indonesia yang nilai Terampil, dan
memberikan kontribusi
semangat, disusun baik dan benar Mandiri
menggunakan Bahasa Musyawarah terhadap misi sekolah
Indonesia yang baik yaitu Menghasilkan
Menghormati
dan benear. sikap mandiri dan
37
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
2. Konsultasi dengan Terlaksananya diskusi professional pendidik
mentor mengenai dengan proses Etika Publik dan tenaga
materi yang akan di musyawarah yang Sopan kependidikan dalam
berikan pada siswa berlangsung secara Santun memberikan pelayanan
sopan,santun, dan pendidikan
saling menghormati Wawasan
dan kesepakatan yang Kebangsaan
disetujui oleh Semangat
mentormengenai
materi yang akan
diberikan kepada
siswa
3. Mencatat hasil Tersedianya catatan
konsultasi. hasil konsultasi
sebagai
bahanperbaikan
rancangan aktualisasi
dengan teliti, cermat
dan jelas.
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan :
Foto-foto
Kegiatan
Dokumen
rancangan
Lembar
38
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
Konsultasi dengan
Mentor
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntabilitas (tanggung jawab dan jelas), Nasionalisme (menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, musyawarah,dan
menghormati), Etika Publik(sopan dan santun), dan Wawasan Kebangsaan (Semangat) tidak diterapkan dalam kegiatan perencanaan, maka tidak
akan tersusun dengan baik materi rancangan tugas berbasis proyek.
3. Menyusun 1. Menentukan Tersusunnya KD dan Akuntabilitas Melakukan Melakukan penyusunan
Rencana kompetensi inti (KI) KI dilakukan dengan Tanggung penyususnan rancangan pelaksanaan
Pelaksanaan dan kompetensi dasar mandiri,lengkap, Jawab Rancangan pembelajaran
Pembelajaran (KD) yang sesuai rapi,cermat, teliti Pelaksanaan memberikan penguatan
dengan kebutuhan dan profesional Etika Publik Pembelajaran nilai mandiri, cermat
peserta didik sesuai dengan materi Cermat mengenaipenggunaa dantanggung jawab
dan kegiatan yang Tepat n model
akan dilakukan siswa. Rapi pembelajaran
2. Menentukan Indikator Tersusunnya indikator Professional berbasis proyek
Pencapaian pencapaian berkontribusi
Kompetensi dan kompetensi dan tujuan Anti Korupsi terhadap misi
pembelajaran Jujur sekolah yaitu
tujuan pembelajaran.
dilakukan dengan Menghasilkan
Mandiri
tepat sasaran, diversifikasi
cermat, dan teliti. kurikulum yang
Komitmen mutu
3. Memilih materi Tersusunnya materi relevan dengan
Teliti
pelajaran pelajaran dilakukan kebutuhan peserta
Efektif didik dan bertaraf
dengan cermat dan
tepat Efisien internasional.
4. Memilih model Tersusunnya model
39
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
pembelajaran berbasis pembelajaran
proyek. dilakukan dengan
seksama dan penuh
pertimbangan agar
proses belajar siswa
dapat berjalan efektif
dan efisien
5. Memilih sumber, alat Tersedianya sumber,
dam bahan alat dan bahan
pembelajaran. pembelajaran dipilih
secara tepat dan
sesuai kebutuhan
serta disiapkan
dengan rapi
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:
Foto-foto Kegiatan
RPP
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntabilitas (Tanggung jawab) Etika Publik (Cermat, tepat, rapi, profesional), Anti Korupsi (jujur dan mandiri) dan
Komitmen Mutu (teliti, efektif, efisien) tidak diterapkan dalam kegiatan Menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran maka tidak akan
terlaksana dengan baik proses pembelajaran.
4. Melaksanaka 1. Mempersiapkan Tersedianya perangkat Akuntabilitas Melaksanakan Melaksanakan kegiatan
n Kegiatan perangkat pembelajaran pembelajaran yang Jelas pembelajaranmemberika
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran dan bahan ajar sebelum lebih berorientasi Akurat n penguatan nilai
memulai pembelajaran kepada mutu kewirausahaan Mandiri, Terampil,
40
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
2. Menyampaikan tujuan Terukurnya target dilakukan dengan dan Berprestasi
pembelajaran yang harus dicapai
jelas,adil dan mudsh
siswa dalam proses Nasionalisme
pembelajaran Diskusi dan dimengerti dapat
3. Penyampaian materi Tersampaikannya musyawarah menumbuhkan sikap
yakni menyampaikan materi dengan Tidak
garis besar mengenai jelas,jujur, diskriminatif kreatif, inovatif dan
materi kewirausahaan kompeten,sabar dan
produktif. Pembagian
yaitu tentang mudah dimengerti. Komitmen Mutu
pengolahan bahan Berorientasikan kelompok siswa di
pangan nabati mutu kelas juga dapat
Detail
Kompeten mendukung semakin
berkembangnya ide
Etika Publik
Sabar serta mendukung
Sopan pencapaian salah satu
Santun
misi sekolah yaitu
Menghasilkan
pendidikan yang
menghasilkan lulusan
cerdas, terampil,
berprestasi, beriman,
bertaqwa, inovatif,
41
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
mandiri dan memiliki
keunggulan
kompetitif.
42
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
tanya jawab dengan kegiatan tanya jawab
kelompok siswa yang yang dilakukan
telah dibentuk seputar dengan sopan dan
santun yang
kegiatan proyek usaha
dilakukan dengan
yang akan dilakukan. musyawarah untuk
mendapatkan solusi,
dan guru menjawab
dengan rinci
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:
Foto-foto Kegiatan
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Nasionalisme(diskusi dan musyawarah dan tidak diskriminatif), Komitmen Mutu (berorientasikan mutu, detail, kompeten),
dan Etika Publik (sabar, sopan dan santun) tidak diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran maka penyampaian materi tidak
dapat diserap oleh siswa secara maksimal. Pembagian kelompok terhambat,diskusi dalam kelompok dan proses tanya jawab tidak kondusif
serta analisis rancangan yang dibuat siswa belum tepat sasaran.
5. Melakukan 1. Menganalisis kesulitan Terlaksananya diskusi Akuntabilitas Dalam melakukan Dengan
penilaian siswa pada saat dengan siswa secara Terbuka kegiatan penialaian dilaksanakannya
terhadap membuat rancangan terbuka dan sesuai (transparansi) akan dilakukan kegiatan ini maka akan
rencana usaha dengan materi Jelas (mudah secara terbuka, baik, menguatkan nilai-nilai
proposal 2. Mempresentasikan Terealisasinya dimengerti) efektif dan efisien organisasi yaitu:
usaha hasil rancangan usaha presentasi siswa agar dapat budi pekerti
yang telah dibuat. dengan lancar, menghasilkan prestatif
43
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
efektif, dan efisien
Nasionalisme penilaian yang tangguh
siswa aktif dalam Diskusi objektif, transparan tertib
proses diskusi. Musyawarah dan adil sehingga intelektual
Musyawarah secara dan demokratis dapat terampil
demokratif Menumbuhkan kompetitif
3. Memberikan masukan Terbekalinya perilaku kompetitif mandiri
pada usaha yang pengarahan dan Komitmen Mutu antar kelompok inovatif
dibentuk siswa secara masukan kepada siswa Baik siswa serta efektif
secara cermat dan Efektif mendukung efisien
berkelompok atas
mudah dimengerti Efisien pencapaian salah
kesulitan yang terjadi agar siswa lebih satu misi sekolah
saat menjalankan inovatif
inovatif dalam yaitu Menghasilkan
usaha. mengemukakan ide. system penilaian
Anti Korupsi
yang otentik
44
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
N TAHAPAN OUTPUT/ SUBSTANSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAPVISI-
O KEGIATAN HASIL MATA NILAIORGANISASI
MISIORGANISASI
PELATIHAN
4. Menilai hasil proyek Tersajinya nilai secara Adil
usaha yang telah transparan,adil dan
dikerjakan oleh siswa. dapat
dipertanggungjawab
kan sesuai hasil kerja
dan kemampuan setiap
kelompok.
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan:
Foto-foto Kegiatan
Foto Buku Nilai
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntabilitas(terbuka dan jelas), Nasionalisme (diskusi, musyawarah dan demokrasi) Komitmen Mutu (baik, efekti, efisien
dan inovatif) dan Anti Korupsi (adil) tidak diterapkan dalam penilaian terhadap rencana proposal usahamaka presentasi yang ditampilkan
siswa belum optimal dan penilaian yang diberikan guru kurang berdasar (tidak mewakili kemampuan siswa).
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
N TERHADAP VISI-
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA NILAIORGANISAS
O MISI
PELATIHAN I
ORGANISASI
45
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
N TERHADAP VISI-
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA NILAIORGANISAS
O MISI
PELATIHAN I
ORGANISASI
dan inovatif setelah toleransi dan Terbuka jelas, ramah dan nilai-nilai
melaksanakan menimbang apakah (Transparansi) sopan santun dapat organisasi yaitu:
pembelajaran dengan memakai Jelas menghasilkan akhlak
Kewirausahan metode tersebut potensi rancangan yang
menggunakan model siswa terpacu untuk Nasionalisme: matang mengenai budi pekerti
Project based lebih kreatif dan penggunaan model prestatif
Toleransi
learning inovatif. pembelajaran dan
Etika Publik: dapatMenumbuhka tangguh
2. Mengklasifikasikan n perilaku positif tertib
kelebihan dan Ramah siswa sehingga
2. Terbentuknya
kekurangan Sopan dapat meningkatkan intelektual
Klasifikasi kelebihan dan
pembelajaran yang kekurangan pembelajaran Santun kedisiplinan dan
terampil
dilakukan dalam dilakukan dengan menilai kompeten. kemandirianserta
mata pelajaran mendukung salah kompetitif
keberanian,kemandiria Komitmen Mutu:
Prakarya dan n dan potensi siswa pada satu misi sekolah
mandiri
Kewirausahaan penggunaan materi dan Kreatif yaituMenghasilkan
menggunakan sikap mandiri dan inovatif
model tersebut. Inovatif
metode Project professional
Potensi efektif
based learning. pendidik dan tenaga
Anti Korupsi: kependidikan dalam efisien
3. Tersampaikannya
memberikan
Rekomendasi, saran Keberanian pelayanan
dan alternative lain
46
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
N TERHADAP VISI-
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA NILAIORGANISAS
O MISI
PELATIHAN I
ORGANISASI
Analisis Dampak:
Jika nilai dasar Akuntanbilitas (mempertimbangkan, terbuka, jelas) Nasionalisme (toleransi) EtikaPublik (ramah, sopan, santun, kompeten)
Komitmen Mutu (kreatif, inovatif, potensi), dan Anti Korupsi (keberanian, kemandirian) tidak diterapkan dalam kegiatan evaluasi hasil
kegiatan maka penilaian yang dilakukan berpotensi tidak objektif, kekurangan dan kelebihan pembelajaran dengan ProjectBasedLearning tidak
cukup terlihat dengan baik.
47
Rencana Jadwal Aktualisasi
48
LEMBAR PENGENDALIAN COACH
49
DAFTAR PUSTAKA
http://pemerintah.net/contoh-skp-guru-dan-kepala-sekolah/ diaksestanggal
18Oktober 2019 pukul 21.20 WIB
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/10/18/pgsax3383-
enggartiasto-tingkat-kewirausahaan-di-indonesia-rendah diakses tanggal
20Oktober 2019 pukul 10.11 WIB