PDF Survive in God
PDF Survive in God
Survive In God
Dyulius Thomas Bilo, lahir 15 Maret 1975 di Tala, Mamuju-
Sulawesi Barat. Anak bungsu dari tujuh bersaudara.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teologi jurusan
Pendidikan Agama Kristen (PAK) tahun 2003 dan Magister
Teologia konsentrasi PAK tahun 2006 di Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Jakarta serta Doktor
Teologi konsentrasi PAK pada tahun 2011 di Sekolah Tinggi
Theologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang. Saat ini Dr. Dyulius Th. Bilo, M.Th.
sebagai Dosen Tetap dan Ketua Pelaksana SETIA Jakarta.
Menikah dengan Lisna Novalia pada Desember 2012. Saat ini
telah dikaruniai dua anak. Pertama, seorang putra diberi nama
Great Heart, lahir di Jakarta pada 6 September 2013 dan
seorang putri diberi nama Shine Heart Hephzibah Octaviani,
lahir di Jakarta pada 7 Oktober 2015.
PENERBIT VIEWS
Gedung WTC V Lantai 3A
Jalan Jenderal Sudirman
Kav. 29-31
Jakarta Selatan
Survive In
God
i
SURVIVE IN GOD
Oleh: Dr. Dyulius Thomas Bilo, M.Th.
Hak Cipta © pada penulis
vii + 200 hlm; 15,5 x 22 cm.
ISBN: 978-602-74592-5-0
ii
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
iii
Kata Pengantar
iv
Dedikasi
DEDIKASI
Buku ini dipersembahkan untuk para
pembaca karena iman dan kecintaan
kepada Tuhan Yesus sang Juruselamat.
Kasih-Nya tiada tara telah menebus
dosa manusia termasuk penulis dan
memberi karunia dan kesempatan
untuk melayani-Nya, serta Tuhan
Yesus kuatkan saat mengalami
pergumulan hidup adalah pendorong
utama munculnya buku ini.
Kepada orang-orang yang paling dekat
dengan penulis terutama istri tercinta
Lisna Novalia dan anak-anak
kebanggaanku Great Heart dan Shine
Heart Hephzibah Octaviani
didekasikan buku ini agar iman dan
kasih kepada Tuhan meluap dalam
rumah tangga kita.
v
Testimoni
TESTIMONI
vi
Testimoni
dihadapi. Buku yang ditulis oleh Dr. Dyulius Th. Bilo, M.Th.,
yang berjudul “Survive In God” adalah buku yang baik untuk
dimiliki dan dibaca karena didasari Firman Tuhan dan sumbangsi
pemikiran dari berbagai literatur teologi yang bermutu dan
pengalaman-pengalaman nyata dialami oleh penulis secara
pribadi bersama dengan keluarga besar SETIA dan GKSI bahwa
“Survive In God” adalah nyata dan pasti.
Bahwa di dalam Tuhan ada kepastian keselamatan kekal,
pengampunan, kelepasan, kemenangan, dan berkat-berkat yang
mengalir kepada setiap orang percaya yang bertahan dalam iman
dan pelayanan yang dikerjakannya.
Dengan demikian setiap orang percaya akan terpelihara
hidupnya, pelayanan tetap ada dan terus dilaksanakan serta pasti
berbuah sesuai dengan janji-janji Allah. Kiranya buku ini
memberkati Bapak/Ibu/Saudara yang memiliki dan
membacanya. Tuhan Yesus memberkati. Soli Deo Glori
Yane Henderina Keluanan, M.Pd.K.
Puket II Bidang Administrasi dan Keuangan SETIA
Jakarta
vii
Testimoni
Ada begitu banyak buku yang bagus dan wajib dibaca oleh
hamba Tuhan yang ingin Survive dalam mengikuti dan melayani
Kristus. Dan salah satu dari buku itu adalah buku Survive in God
yang sedang di tangan Anda. Selamat membaca!
Pong Gazka
Direktur Penerbit VIEWS
viii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Pendahuluan ................................................................................... 1
ix
Daftar Isi
x
Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
Pendahuluan
4
Bagian Pertama
PELAYAN KRISTUS:
Dedikasi, Kesetiaan, Ketaatan
Dan Kerja Keras
2 Timotius 2:1-13
(Tema ini pernah dimuat dalam Jurnal Arastamar, Januari 2013 Volume 4 Nomor 1, hal. 53-62,
ISSN 2085-9627,
Penerbit: Delima Jakarta
Editor: Edward Hanock & Stenly R. Paparang)
PENDAHULUAN
Berbagai gambaran atau matafora yang digunakan penulis
Alkitab untuk menggambarkan karakter dari pelayan (hamba)
Kristus. Seperti Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius (2
Tim. 2) untuk mempertegas dan memperkuat nasihat pastoralnya
kepada Timotius. Paulus menjelaskannya dengan menggunakan
enam metafora dalam pasal ini, yaitu:
a. Metafora I: Prajurit yang setia (2 Tim. 2:3-4)
b. Metafora II: Olahragawan yang patuh pada peraturan (2
Tim. 2:5)
c. Metafora III: Petani yang bekerja keras (2 Tim. 2:6)
d. Metafora IV: Pekerja yang tidak usah malu (2 Tim. 2:14-19)
e. Metafora V: Perabot yang bersih (2 Tim. 2:20-22)
f. Matafora VI: Hamba Tuhan (2 Tim. 2:23-26).
Dalam teks 2 Timotius 2:1-13, Paulus menggambarkan
karakteristik pelayan Kristus seperti prajurit, olahragawan, dan
petani.
5
Bagian Pertama
PENGANTAR II TIMOTIUS 2
Menarik untuk diperhatikan pada bagian ini, karena dalam
ayat pertama dimulai dengan frasa “sebab itu” dilanjutkan
dengan “hai anakku” dan “jadilah kuat oleh kasih karunia dalam
Kristus Yesus”.
Frasa “sebab itu atau karena itu” yang diterjemahkan dari
bahasa Yunani su oun atau su de1 yang artinya oleh karena itu
engkau.... atau akan tetapi engkau.2 Frasa ini hendak memaparkan
paling tidak ada dua hal yaitu:
Pertama, suatu kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan
rohani jemaat di Asia Kecil, di mana kenyataan itu sangat
mendukakan hati Paulus karena rupanya jemaat di Asia Kecil
telah berubah setia dan menjadi murtad (2 Tim. 1:15). Hanya
Onesiforus dan keluarganya yang bertahan dalam imannya dan
tetap setia mengikuti ajaran Paulus (2 Tim. 1:16-18).
Kedua, menunjukkan bahwa panggilan Timotius supaya
tampil beda atau menjadi berbeda. Ia tidak boleh menyerah
kepada kelakuan umum yang berlaku pada jemaat di Asia Kecil
atau menyesuaikan diri dengan roh ketidaksetiaan di tengah-
tengah zamannya, melainkan ia harus berdiri teguh dalam ajaran
sehat dan kebenaran Tuhan.3 Atau dengan kata lain, Timotius
harus berani berdiri tegak dan menentang arus yang sedang
melanda jemaat, yaitu: arus berubah setia dan berjuang membawa
kembali jemaat ke dalam ajaran yang benar.
Hal lain yang bisa dihubungkan dengan frasa “sebab itu atau
karena itu” adalah menunjuk pada panggilan dan tanggung jawab
yang diembankan Tuhan kepada Timotius bahwa dirinya
6
Bagian Pertama
7
Bagian Pertama
5Stott, ibid, 51
6Stott, ibid. 52
8
Bagian Pertama
9
Bagian Pertama
9Ibid
10
Bagian Pertama
10Ibid, 18
11Stott, 55
12Ibid, 55
11
Bagian Pertama
13Ibid, 56
14Hakh, 18.
12
Bagian Pertama
15Stott, 56
13
Bagian Pertama
16Ibid, 58
14
Bagian Pertama
17Hakh, 18
18Stott,
59
19Budiman, 89
15
Bagian Pertama
20Stott, 59
21Ibid, 61
16
Bagian Pertama
22Ibid, 60
17
Bagian Pertama
PENUTUP
Dengan ketiga penjabaran kiasan atau metafora tersebut
tergambar tugas dan kewajiban para pelayan atau pekerja Kristus
bahwa dalam perjuangan memberitakan kebenaran Injil
diperlukan ketulusan dan keihklasan seperti yang terdapat pada
Timotius. Dengan demikian, para hamba Tuhan atau pekerja
Kristus harus berdedikasi seorang prajurit sejati yang setia,
kepatuhan seorang atlet sejati pada aturan dan kesungguhan
bekerja seorang petani sejati. John R Stott menuliskan syair yang
indah tentang ketiga hal ini demikian: “Takkan ada kemenangan
bagi seorang prajurit kecuali ia menyerahkan diri secara total
kepada tugas dan komandannya. Tak ada karangan bunga bagi
seorang atlit kecuali ia mematuhi peraturan. Dan tak akan ada
tuaian bagi seorang petani kecuali ia membanting tulang dalam
pekerjaannya”.24
DAFTAR PUSTAKA
Jhon R.W. Stott, Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa
Kini, II Timotius. Jakarta: YKBK/OMF, t.th.
23Budiman, 89
24Stott, 62-63
18
Bagian Kedua
PENDAHULUAN
Hidup ini adalah suatu perjuangan panjang, pelayanan
tanpa akhir, tak terbatas, penuh tantangan besar, dan setelah
berlalu, orang dapat melipat tangannya dan beristrahat dalam
damai. Gambaran kehidupan sebagai suatu perjuangan
merupakan sesuatu yang senantiasa mempesona pikiran
manusia.1 Suatu cerita Maximus dari Tirus berkata, “Allah adalah
jenderal, hidup ini perjuangannya dan manusia adalah
tentaranya.” Seneca berkata, “Lucilius, kekasihku, bagiku hidup
adalah menjadi prajurit.” Ketika seseorang menjadi pengikut
Dewi Isis dan dikukuhkan ke dalam Rahasia yang dihubungkan
dengan nama dewi itu, maka perintah yang ditunjukan kepadanya
adalah, “Daftarkanlah dirimu menjadi prajurit suci Isis.”2
19
Bagian Kedua
3Ibid, 83
4Ibid
5R. Budiman, Surat-Surat Pastoral 1 dan II Timotius dan Titus (Jakarta:
20
Bagian Kedua
6Bible Works 7
7Barclay,
83
8Bible Works 7
9Budiman, 18
21
Bagian Kedua
10Budiman, xiii
22
Bagian Kedua
11CJ. Haak, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius Suatu Bahan
23
Bagian Kedua
12Budiman, 14
13F.D. Wellèm, Hidupku Bagi Kristus (Jakarta: BPK. Gunung Mulia,
2005), 61-62
24
Bagian Kedua
25
Bagian Kedua
15Guthrie,
Dalam The Pastoral Epistles, 479
16DonaldGuthrie, The Pastoral Epistles, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2004), 479
26
Bagian Kedua
17Budiman, 14-15
27
Bagian Kedua
18Haak, 37
19Haak, 36-37
28
Bagian Kedua
20Ibid
21Barclay, 79
22Ibid, 81
29
Bagian Kedua
30
Bagian Kedua
26Budiman, 15
27Bible Works 7
28Ibid
31
Bagian Kedua
32
Bagian Kedua
31Stott, 55
32Ibid, 55
33
Bagian Kedua
33Ibid,56
34Hakh, 18.
35Bible Works 7
36Barclay, 83
34
Bagian Kedua
37Ibid
38PJ. Gloag, The Pulpit Commentary Vol. 21: 1 & 2 Tesalonika, 1 & 2
35
Bagian Kedua
40Bible Works 7
41Hakh, 16-21
36
Bagian Kedua
42Tulluan,167
43Ibid,
16
44Hakh, 17
37
Bagian Kedua
38
Bagian Kedua
46Ibid, 395
39
Bagian Kedua
47Ibid
48Ibid, 395-396
49Tulluan, 227
40
Bagian Kedua
50Tulluan, 225
41
Bagian Kedua
42
Bagian Kedua
51Hakh, 17
52Ibid
53Dyulius Thomas Bilo, Skripsi: Kompetensi Para Pemimpin Jemaat
43
Bagian Kedua
54Haak, 120
55Budiman, 46
56Haak, 120
44
Bagian Kedua
57Haak, 136
45
Bagian Kedua
58Budiman, 53
59Ibid,62
60Barclay, 205-206
46
Bagian Kedua
61Haak, 152
62Haak, 153
47
Bagian Kedua
48
Bagian Kedua
63Bilo, 21
64CharlesLudwing, Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru (Bandung:
Kalam Hidup, 1999), 71
49
Bagian Kedua
patung Diana ini adalah apabila ada penjahat yang paling jahat
sekalipun bila sudah sampai di kuil itu dan berlindung di bawah
pelatarannya, maka hukum tidak berdaya atasnya.65
Oleh karena itu Efesus terkenal dengan penyembahan
berhala terhadap patung Dewi Diana dan seluruh penduduk
dalam imperium Romawi datang berbondong-bondong untuk
melihat dan mengadakan penyembahan. Hal ini tentunya
sangat berpengaruh terhadap iman jemaat.66 Dalam nasihatnya
kepada Jemaat Efesus, untuk mempergunakan seluruh
perlengkapan senjata Allah. Dalam Efesus 6:11-20, Paulus
menasihatkan:
(11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya
kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;( 12) karena
perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-
penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara. (13) Sebab itu ambillah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap
berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.(14) Jadi
berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan
berbajuzirahkan keadilan, (15) kakimu berkasutkan kerelaan
untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
(16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab
dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua
panah api dari si jahat, (17) dan terimalah ketopong
keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, (18) dalam
segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam
Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang
Kudus, (19) juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku
membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar
dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, (20) yang
65Bilo, 11
66Ibid
50
Bagian Kedua
67http://id.wikipedia.org/wiki/Timotius
68Hakh,
20
69Andre
Bustanoby, Kepribadian Penunjang Pelayanan (Malang:
Gandum Mas, 1995), 17
51
Bagian Kedua
70Ibid
71Olla Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Malang: Departemen
52
Bagian Kedua
73Hakh, 21
74Ibid
53
Bagian Kedua
75Hakh, 21-22
54
Bagian Kedua
darinya sehingga agak sulit bagi orang yang lebih tua itu
menerima nasihat-nasihatnya. Tetapi dengan keteladanannya itu.
Yang ia wujudkan dengan kata dan perbuatan, memungkinkan ia
melakukan tugasnya itu. Hilangnya keteladanan itu akan
menimbulkan krisis dalam kepemimpinannya.76
76Ibid, 22
77Barclay, 83
55
Bagian Kedua
yang benar dan pada firman yang telah menjadi daging yaitu
melalui inkarnasi Yesus menjadi manusia. Iman seperti ini akan
menguatkan Timotius dalam pelayanannya saat menghadapi
serangan penyesat dan tantangan dari dalam jemaat sendiri.
Haak mengatakan Paulus mengajak Timotius untuk tahan
dalam iman. Berarti mempertahankan dalam keyakinan ajaran
Alkitab yang benar, bahwa keselamatan hanya terdapat oleh iman
kepada Kristus. Timotius harus melawan ajaran sesat yang selalu
mengurangi kepentingan iman. Lindungilah jemaat melawan
kehilangan inti jemaat; Iman!.78
78Haak, 37
79Barclay, 84
80Sumber:http://alpaomegasuarakebenaran.blogspot.com/2013/07
56
Bagian Kedua
81Budiman, 15
82Ibid
57
Bagian Kedua
58
Bagian Kedua
1:20), dia juga disebut musuh ganas Paulus dan Injil (2 Tim. 4:14)
yang nyata, ia tukang tembaga sehingga sering disebut Aleksander
Chalceus, Paulus berkata “Tuhan akan membalasnya menurut
perbuatannya, suatu nubuat bukan kutukan.84 Terhadap kedua
orang ini, Paulus menyampaikan tiga keluhan yaitu:
a. Mereka telah menolak pimpinan hati nurani. Mereka
membiarkan nafsunya merayu-rayu ketimbang dengan
suara Allah.
b. Mereka telah kembali kepada perbuatan-perbuatan
jahat. Pada saat mereka meninggalkan Allah, hidup
menjadi cemar dan rendah. Ketika Allah berlalu dari
kehidupan, keindahan pun lenyap bersama-Nya.
c. Mereka telah menerima ajaran sesat. Sekali lagi, ketika
orang salah jalan, nalurinya yang pertama adalah
mencari-cari alasan untuk membenarkan kesalahannya.
Ia memakai ajaran Kristen, lalu diputarbalikan untuk
disesuaikan dengan keinginan dan apa yang
dilakukannya. Dengan mengesampingkan kebenaran ia
mendapatkan alasan yang menyesatkan untuk
membenarkan kesalahannya. Ia mencari alasan dalam
kata-kata Kristus untuk membenarkan cara-cara Iblis.85
59
Bagian Kedua
86Barclay, 86
87Budiman, 16
60
Bagian Kedua
KESIMPULAN
Setelah membahas beberapa pokok di atas, maka untuk
mengakhiri pembahasan ini, ada beberapa kesimpulan yang dapat
ditarik sebagai bahan perenungan berhubungan dengan
bagaimana kita memperjuangan perjuangan yang baik dalam
kehidupan dan pelayanan kita.
1. Hidup ini adalah perjuangan atau pergumulan. Suatu
perjuangan yang panjang menyita waktu, tenaga, pikiran,
88Barclay, 87
89Haak, 39
61
Bagian Kedua
DAFTAR PUSTAKA
Andre Bustanoby, Kepribadian Penunjang Pelayanan . Malang:
Gandum Mas, 1995.
Charles Ludwing, Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru. Bandung:
Kalam Hidup, 1999.
CJ. Haak, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius Suatu Bahan
Pedoman Gerejani , STM GGRI,....
Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini . Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
2004.
F.D. Wellèm, Hidupku Bagi Kristus . Jakarta: BPK. Gunung
Mulia, 2005.
Ira C, Semakin Dibabat Semakin Merambat .Jakarta: BPK. Gunung
Mulia, 2001
John Drane, Memahami Perjanjian Lama .Jakarta: BPK. Gunung
Mulia, 2009.
John R.W. Stott, Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa
Kini, II Timotius . Jakarta: YKBK/OMF, t.th.
Olla Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru. Malang: Departemen
Literatur YPPI, 1999.
PJ. Gloag, The Pulpit Commentary Vol. 21: 1 & 2 Tesalonika, 1 &
2 Timotius, Titus, Hebrew, James. Mussachusetts:
Hendrickson Publisher, 1961.
R. Budiman, Surat-Surat Pastoral 1 dan II Timotius dan
Titus.Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1997.
63
Bagian Kedua
64
Bagian Ketiga
KEHILANGAN NAMUN
MENDAPATKAN
KEMBALI
(Matius 19:27-30; Markus 10:28-30; Lukas 18:28-30)
(Tema ini pernah dimuat dalam Buku “Dari Gelap Terbit Terang”,
hal. 99-116, Cet. Pertama: Mei 2016,Penerbit: Delima Jakarta,
ISBN:978-602-1605-66-0,
Editor: Stenly R. Paparang, Yosia Belo & Lewi N. Bora)
PENDAHULUAN
Cerita ini tidak terlepas dari kisah orang muda (Lukas
menyebutnya pemimpin) yang kaya datang menemui Yesus dan
bertanya apakah yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?. Yesus memintanya untuk menjual seluruh hartanya
dan hasilnya diberikan kepada orang miskin setelah itu ia diminta
mengikuti Yesus. Orang muda yang kaya ini, menjadi sedih
(Markus menambahkan kata kecewa dan Lukas, menuliskan amat
sedih) karena banyak hartanya lalu pergi meninggalkan Yesus.
Yesus berkata, betapa sukarnya orang kaya (Markus
menyebutnya orang yang beruang) masuk surga. Lebih mudah
seekor Unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya
masuk ke dalam kerajaan Allah. Ketika para murid
mendengarnya gemparlah mereka dan berkata, “Jika demikian,
siapakah yang dapat diselamatkan?”. Yesus memandang mereka
dan berkata, bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah
segala sesuatu mungkin.
65
Bagian Ketiga
PEMBAHASAN
Rupanya jawaban Yesus, tidak membuat Petrus menjadi
tenang (dan mungkin itu pertanyaan/pergumulan kita semua saat
mengikut dan melayani Tuhan. Petrus tentu merasa telah
sungguh-sungguh meninggalkan “segala sesuatu” (versi Matius
dan Markus) dan mengikut Tuhan. Versi Lukas menuliskan
meninggalkan “kepunyaan” kami dan mengikut Engkau.
Berbeda dengan pemuda yang memilih “tidak meninggalkan”
kekayaan dan kepunyaannya. Jadi apakah yang akan diperoleh?
(versi Matius).
Istilah “meninggalkan” dari bahasa Yunani “aphiemi,
artinya: to send away “mengusir”, leave alone “membiarkan”, permit
“mengijinkan, membolehkan”. Menurut KJV disebut “forsaken”
artinya meninggalkan, mengabaikan.
Dengan istilah ini Petrus hendak berkata bahwa kami ini
secara sadar telah meninggalkan segala sesuatu termasuk yang
merupakan hak kepunyaan kami di rumah masing-masing untuk
mengikut Yesus. Segala sesuatu yang merupakan kepunyaan kami
itu ada yang sifatnya merupakan sumber penghasilan, kekayaan
materi, rumah, benda hidup, benda mati, permanen, bisa
digandakan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak lagi
dari sisi ekonomi, dan bahkan yang tidak bisa disangkal adalah
kami yang telah berkeluarga telah meninggalkan istri, anak, dan
keluarga dekat lainnya demi mengikut Yesus.
Pertanyaan dari Petrus ini tidak hanya mengandung makna
bagaimana dengan apa yang mereka tinggalkan (dan mungkin
dianggap kerugian) tetapi juga apakah yang diharapkan dan
diperoleh murid-murid setelah menjadi pengikut, menjadi murid
dan pelayan Kristus. Petrus mewakili murid-murid yang lain,
mengungkapkan bahwa mereka bergantung pada-Nya untuk
66
Bagian Ketiga
67
Bagian Ketiga
68
Bagian Ketiga
69
Bagian Ketiga
70
Bagian Ketiga
71
Bagian Ketiga
Tuhan kita datang, kita tidak hanya akan menerima apa yang
menjadi milik kita, tetapi juga milik kita bersama dengan bunga-
Nya. Perjalanan yang terpanjang mendatangkan hasil yang sangat
berlimpah pula.7
Jadi sekali lagi makna dari janji ini secara umum adalah
untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan yang disediakan
bagi orang-orang kudus di sorga, yang akan menjadi ganti rugi
yang berlimpah atas kehinaan yang mereka derita karena
mengikut Kristus. Akan ada kemuliaan yang lebih besar bagi
mereka yang telah berbuat dan menderita paling banyak.
Di dalam dunia ini, para rasul terburu-buru dan pontang
panting namun di sana mereka akan duduk dengan tenang dan
santai. Di dunia ini penjara, sengsara, dan maut menunggu
mereka, namun di sorga mereka akan bersemayam di takhta
kemuliaan. Di dunia mereka diseret ke kursi pengadilan, di sorga
mereka akan diangkat untuk duduk di kursi hakim. Di dunia,
kedua belas suku Israel menginjak-injak mereka, di sorga mereka
akan gentar di hadapan para rasul.8 Yesus berkata, “Dan Aku
akan menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti
Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan
minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu
akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku
Israel (Luk. 22:29-30).
Selanjutnya pada ayat Matius 19:29 dikatakan “Dan setiap
orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-
laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau
ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan
memperoleh hidup yang kekal.” Di dalam Markus 10:29 dikatakan ,
72
Bagian Ketiga
74
Bagian Ketiga
75
Bagian Ketiga
12Bruggen, 357
13Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry Injil Markus, 232
76
Bagian Ketiga
14 Ibid, 233
77
Bagian Ketiga
980.
78
Bagian Ketiga
b. Hidup Kekal
Ganti rugi yang disebutkan sebelumnya sudah merupakan
pahala yang lebih dari cukup. Kehidupan yang dijanjikan di sini
mencakup semua kenyamanan hidup dalam tingkat yang tertinggi
dan semuanya kekal. Mereka akan memperoleh kehidupan kekal
dalam dunia yang akan datang. Jika orang sudah menerima
seratus kali lipat di dunia ini, dia mungkin tidak akan berharap
untuk menerima lebih dari itu lagi. Namun mereka akan
menerima hidup kekal, yang harganya lebih dari sepuluh ribu kali
17Bruggen, 357
79
Bagian Ketiga
80
Bagian Ketiga
Mulia, 2009),388
20Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry Injil Markus, 233
81
Bagian Ketiga
KESIMPULAN
82
Bagian Ketiga
DAFTAR PUSTAKA
83
Bagian Ketiga
84
Bagian Keempat
BAHAYA MENGIRINGI
HIDUP HAMBA TUHAN
(Tema ini pernah dimuat dalam Jurnal Arastamar, Januari 2015 Volume 7 Nomor 2, hal. 319-
334, ISSN 2085-9627, Penerbit: Delima Jakarta
Editor: Stenly R. Paparang, Yosia Belo & Lewi N. Bora)
Diadaptasi dari Buku “Pria Berdedikasi & Tak Mementingkan Diri Sendiri: MUSA” hal. 403-
426, yang ditulis Charles R. Swindoll, diterbitkan NAFIRI GABRIEL Jakarta, cetakan ketiga,
2008.
PENDAHULUAN
Setiap orang pernah merencanakan dan melakukan suatu
perjalanan jauh untuk suatu maksud dan tujuan tertentu. Apakah
itu menggunakan alat transportasi darat, laut dan udara. Setiap
perjalanan tersebut pasti ada bahaya yang mengintainya, tak
satupun dari manusia yang bisa mengelak kalau bahaya itu datang.
Seseorang yang ingin melakukan hal apa pun pasti ada risiko dan
bahaya yang mengancamnya.
Demikian halnya seseorang yang ingin menempuh
perjalanan panjang dalam hidupnya bersama Allah dan melayani-
Nya. Salah satu dari misteri-misteri yang besar dalam pekerjaan
Allah adalah sifat yang membahayakan dari keilahian itu sendiri.
Semua orang yang memburu suatu perjalanan yang intim
bersama Allah bergerak ke dalam daerah berbahaya.
85
Bagian Keempat
86
Bagian Keempat
87
Bagian Keempat
88
Bagian Keempat
89
Bagian Keempat
90
Bagian Keempat
91
Bagian Keempat
92
Bagian Keempat
93
Bagian Keempat
94
Bagian Keempat
95
Bagian Keempat
96
Bagian Keempat
97
Bagian Keempat
98
Bagian Keempat
99
Bagian Keempat
100
Bagian Keempat
101
Bagian Keempat
102
Bagian Keempat
103
Bagian Keempat
Musa tidak ada merasa sakit hati, tidak ada balas dendam.
Justru yang ada adalah Musa membela bangsa yang tegar tengkuk
ini dan meminta Tuhan untuk menahan tangan-Nya terhadap
mereka. Dan Tuhan melakukannya. Ketika seseorang atau
sekelom-pok bajingan menembak seorang yang ilahi, bahaya
akhir sakit hati dan balas dendam akan menggerogoti kita.
Banyak anak atau hamba Tuhan penuh dengan sakit hati dan
balas dendam, ingin membalikkan podium menjadi sebuah palu
untuk memperjuang-kan peperangannya melawan sekumpulan
bajingan. Suatu rencana yang buruk, pasti Tuhan tidak kehendaki.
Betapa jauh lebih baik jika kita meninggalkan sakit hati dan balas
dendam tersebut pada Tuhan, seperti yang dilakukan Musa.
104
Bagian Keempat
PENUTUP
Menjadi murid atau pengikut Tuhan tidaklah mudah
apalagi menjadi hamba Tuhan. Allah tidak pernah berjanji bahwa
menjadi hamba-Nya tidak akan menghadapi rintangan dan
bahaya dalam pelayanan. Allah hanya berjanji bahwa Ia akan
selalu menyertai dan melepaskan hamba-hamba-Nya dari cobaan
maut. Banyak rintang-an, ujian, cobaaan, dan bahaya yang siap
merenggut kehidupan hamba Tuhan. Oleh karena itu diperlukan
kesiapan dan kesigapan hamba Tuhan agar mampu menghadapi
105
Bagian Keempat
DAFTAR PUSTAKA
106
Bagian Kelima
PENDAHULUAN
Zaman ini menuntut orang untuk hidup bijaksana. Setiap
hari kita diperhadapkan dengan kenyataan memilih mana yang
benar dan mana yang tidak benar, mana yang asli dan mana yang
palsu. Di Indonesia, hampir di setiap tokoh penjualan barang
(misalnya tokoh penjualan spare parts motor dan mobil akan
selalu kita temui ada barang-barang original (KW 1) dan barang-
barang kwalitas dua (KW 2). Para penjualnya pun menawarkan
kepada kita, mau pilih KW 1 atau KW 2. Di Eropa nyaris kita
tidak bisa menemukan model seperti ini.
Faktanya bahwa dalam kurun waktu bersamaan kedua hal
ini mana yang kebenaran (asli) dan mana yang kemunafikan
(palsu) akan selalu muncul bersama, berjalan bersama, tinggal
bersama dan menunjukkan eksistensi. Ibaratnya seperti yang
dikatakan Tuhan Yesus “biarkanlah lalang dan gandum tumbuh
bersama” (Mat. 13:24-30).
107
Bagian Kelima
108
Bagian Kelima
2Ibid,
463
3J.J.
de Heer, Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1 – 22 (Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 2009), 126
109
Bagian Kelima
4Barclay, 459
110
Bagian Kelima
2005), 1049
6Disadur dari http://www.bibliotika.com/2015/04/fakta-fakta-
menarik-seputar-serigala.html
111
Bagian Kelima
112
Bagian Kelima
9Barclay, 460
10Henry, 313
113
Bagian Kelima
11Moris, 184
115
Bagian Kelima
1. Buah Pemikiran
Menurut Aristoteles (384-322 SM.), manusia adalah
makhluk rasional. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang
dapat berpikir, melakukan analisis, dan dapat berlogika.13
Menurut Stephen Tong, manusia disebut manusia karena ia
merupakan satu-satunya makhluk yang dapat mengenal
kebenaran, keadilan dan kesucian melalui rasio. Manusia menjadi
manusia karena ia dapat menjalankan keadilan, yaitu memiliki
sifat hukum. Dan manusia dinamakan manusia karena ia adalah
satu-satunya makhluk yang memiliki kewajiban moral untuk
dapat mencapai tuntutan kecucian.14 Itulah sebabnya rasio
manusia mempunyai tugas untuk mengerti kebenaran, keadilan
dan kesucian. Melalui rasio itu, manusia menyadari bahwa
kebenaran, keadilan dan kesucian harus dikembalikan kepada
pencipta-Nya. Pada saat keadilan seseorang kembali kepada
keadilan Allah, maka orang itu menjadi beres. Demikian pula
ketika kebenarn manusia kembali kepada kebenaran Allah, dan
kesucian manusia kembali pada standar moralitas Allah, maka
manusia itu akan menjadi beres.15
12Henry, 316
13Stephen Tong, Hati Yang Terbakar (Surabaya: Momentum, 2007),
99
14Ibid, 94
15Ibid, 95
116
Bagian Kelima
Mulia, 2004), 82
117
Bagian Kelima
2. Buah Perkataan
Apa yang nabi-nabi palsu katakan? Mereka akan berkata
seolah-olah mereka diutus Allah. Nabi-nabi sejati akan bernubuat
sesuai dengan perintah dan keinginan Allah. Para nabi palsu akan
bernubuat sesuai perintah dan keinginan diri sendiri. Para nabi
18Barclay, 464-465
118
Bagian Kelima
120
Bagian Kelima
19Heer, 127
121
Bagian Kelima
baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang
jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Perbuatan manusia mencerminkan apa yang ada dalam
hatinya. Perbuatan manusia diatur oleh hati, sebagaimana
disebutkan dalam Markus 7:20-23. Otak yang berpikir, namun
hati yang menentukan. Makanya kalau hati seseorang jahat, maka
apa yang dikerjakannya jahat pula. Oleh sebab itu hati kita mesti
diubahkan oleh Yesus. Hati kita harus seperti hatinya Yesus.
Kalau orang berperilaku baik tanpa ada Kristus dalam hatinya,
maka kebaikannya itu adalah semu dan kondisional. Tetapi hati
yang telah diterangi Yesus akan bersipat kekal. Kebaikan yang
dilakukan bukan supaya mendapatkan ibalan dari Tuhan,
melainkan imbalan atas apa yang ia dapatkan dari Tuhan.20 Dari
sini Kristus menekankan tentang perkataan-perkataan yang jahat,
buah-buah kejahatan bertahtakan di dalam hati. Matthew Henry
mengatakan:
a. Hati adalah akar, bahasa adalah buah. Jika pohonnya baik,
buahnya juga akan baik. Jika yang terutama bertahta di dalam
hati adalah anugerah, maka bahasa yang keluar adalah bahasa
yang dipakai oleh orang yang takut akan Tuhan. Sebaliknya,
jika yang bertahyta di dalam hati adalah hawa nafsu, maka
itulah yang akan meluap ke luar. Paru-paru yang sakit akan
mengeluarkan nafas yang menusuk, demikian pula, bahasa
orang menunjukkan asal bangsanya dan roh macam apa yang
dimilikinya. Tumbuhkanlah pohon yang baik, maka buahnya
pun akan baik. Milikilah hati yang murni, maka kamu akan
https://gappinpsd.wordpress.com/2013/05/25/pohon-dikenal-dari-
buahnya-manusia-dikenal-dari-perbuatannyalukas/
122
Bagian Kelima
memiliki bibir yang bersih dan hidup yang suci. Jika hati kita
tidak diubah, maka hidup kita tidak akan diperbaharui.
b. Hati adalah mata air, perkataan adalah aliran airnya, yang
diucapkan mulut meluap dari hati, seperti aliran air meluap
dari air. Hati yang jahat dikatakan meluapkan kejahatannya
seperti mata air meluapkan airnya (Yer. 6:7), mata air yang
keruh dan sumber yang kotor (Ams. 25:26), dari orang fasik
timbul kefasikan (1 Sam. 24:13), dan orang bebal mengatakan
kebebalan (Yes. 24:13). Orang yang dengan sendirinya jahat
tidak mempunyai kecakapan maupun kehendak untuk
mengataan hal-hal yang baik, seperti seharusnya dikatakan.
Itulah sebabnya penulis Amsal mengatakan “Jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan, karena disitulah terpancar
kehidupan” (Ams. 4:23).
c. Hati adalah perbendaharaan, dan perkataan adalah apa yang
dikeluarkan dari perbendaharaan itu. Orang yang baik
mempunyai perbendaharaan yang baik dalam hatinya, dan
dari sana keluarlah hal-hal yang baik. Belas kasihan,
penghiburan, pengalaman, pengetahuan yang baik, perasaan-
perasaan yang baik, dan tekad yang baik, semunya ini adalah
perbendaharaan yang baik di dalam hati. Firman Allah
bersemayam di sana, hukum Allah tertulis di sana, dan
kebenaran-kebenaran ilahi diam dan berkuasa di sana,
semuanya ini harta karun yang berharga dan sesuai, yang
tersimpan dengan aman dan tersembunyi dengan baik,
seperti persediaan-persediaan yang disimpan tuan rumah
yang baik, yang siap digunakan kapan pun diperlukan. Tetapi
sifat orang yang jahat adalah mempunyai perbendaharanan
yang jahat di dalam hatinya, dan dari hatinya itu ia
mengeluarkan hal-hal yang jahat. Hawa nafsu dan kejahatan
yang tinggal dan berkuasa di dalam hati adalah
123
Bagian Kelima
21Henry, 592-595
22Heer, 241
124
Bagian Kelima
Perkataan ini merupakan buah dari hati yang sombong dan tidak
sungguh-sungguh. Perkataan yang sia-sia ini sama dengan
perkataan yang kotor, kosong, atau semborono yang dilarang
(Ef.5:4) dan tidak berfaedah (Ayb. 15:3).
Para nabi palsu terbiasa, bangga dan bahkan menikmati
setiap umbaran kata-katanya. Tetapi mereka lupa bahwa setiap
perkataan akan akan dipertanggung jawabkan dan dihukum atau
dibenarkan pada saat penghakiman, “Karena menurut ucapanmu
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau
akan dihukum." (Mat. 12:37).
3. Buah Perbuatan
Jika para murid memperhatikan perbuatan para nabi palsu
ini dan menolak untuk dibuai oleh ucapan palsu belaka, mereka
akan melihat para nabi palsu ini sebagaimana adanya. Jika ingin
tahu apakah mereka orang yang benar atau tidak, amatilah cara
hidup mereka, sebab perbuatan mereka akan bersaksi bagi atau
melawan mereka. Para ahli Taurat dan orang Farisi duduk di kursi
Musa, dan mengajarkan hukum Taurat, tetapi mereka bersilahkan
kesombongan, ketamakan, kepalsuan dan suka menindas. . . Jika
orang berpura-pura sebagai nabi tetapi perilaku tidak senonoh,
itu sudah membuktikan kepura-puraan mereka. . . apapun
pengakuan mereka, karena Tuhan mereka adalah perut mereka,
dan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi
(Flp. 3:18-19). Orang yang kehidupannya membuktikan bahwa ia
dipimpin oleh roh najis, bukanlah orang-orang yang diajar atau
diutus oleh Allah yang kudus.
4. Buah Pengajaran
Salah satu cara menguji nabi palsu adalah dari ajaran
mereka. Apakah ajaran itu berasal dari Allah atau bukan. Apakah
125
Bagian Kelima
23Henry, 317
126
Bagian Kelima
24Barclay, 467-471
129
Bagian Kelima
25Morris, 184
130
Bagian Kelima
dikenal-dari-buahnya/
131
Bagian Kelima
27Moris, 185
132
Bagian Kelima
28Henry, 316
29Moris,185
30Dikutip dari Eddy Leo, penatua jemaat Abbalove Ministries
dalam
http://www.abbalove.org/index.php?option=com_content&view=article&i
d=864:seorang-murid-kristus-dikenal-dari-buahnya&catid=26:movement-
news
133
Bagian Kelima
PENUTUP
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa Yesus sejak dari
awalnya sudah mengingatkan para murid-Nya dan orang Kristen
untuk waspada terhadap kehadiran nabi-nabi palsu yang sangat
mungkin muncul dari kalangan murid-murid-Nya, kalangan
orang percaya dan bahkan kalangan hamba Tuhan. Mereka akan
tampil seperti gembala-gembala yang baik dan kadang dapat
menjadi domba-domba yang baik pula. Tetapi sesungguhnya
mereka adalah serigala yang ganas, garang dan kejam. Menguji
dan menilai mereka adalah dari buahnya. Seperti pohon yang baik
akan menghasilkan buah yang baik pula. Tidak mungkin pohon
yang baik akan menghasilkan buah yang tidak baik dan sebaliknya
pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang baik.
Ditegaskan bahwa tidak mungkin buah anggur dipetik dari
semak-semak duri dan buah ara dari rumput duri. Kualitas buah
yang baik akan menunjukkan kualitas pohon baik.
Buah yang dihasilkan para nabi palsu tidak akan pernah
baik. Karena semua yang ditunjukkan itu berasal dari dalam
hatinya yang busuk, buruk dan pahit. Tidak mungkin akan
menghasilkan buah tidak busuk, buah yang baik, dan buah yang
manis. Segala pikiran, perkataan, perbuatan dan ajaran mereka
adalah kemunafikan, kebohongan, dusta, dan kepalsuan belaka.
Semua yang ditunjukkan baik adalah hanya untuk menarik
simpati, mengelabui orang dan menjebak orang lain ke dalam
perangkap mereka. Ketika orang lain sudah masuk ke dalam
perangkap mereka, akan dilahapnya dengan sangat kejam dan
bengis. Itulah sebabnya mereka disebut serigala berbuluh domba.
Dari luar kelihatan manis, lembut, baik dan familiar tetapi di
dalamnya penuh dengan kejahatan.
Tetapi setiap perbuatan mereka tidak akan bertahan lama.
Sebagaimana pohon yang tidak berbuah akan ditebang dan
134
Bagian Kelima
dibuang ke dalam api, maka para nabi palsu pun suatu saat akan
dihukum Tuhan. Secara praktis bisa saja Tuhan mengizinkan
kemurkaan menimpa mereka dari perlakuan orang-orang
disekitarnya yang langsung menolak, mengusir, dan menghukum
mereka tetapi prinsipnya akan datang suatu masa dimana
kemurkaan Tuhan akan dinyatakan.
DAFTAR PUSTAKA
135
Bagian Kelima
Internet:
https://gappinpsd.wordpress.com/2013/05/25/pohon-
dikenal-dari-buahnya-manusia-dikenal-dari-
perbuatannyalukas/
http://www.bibliotika.com/2015/04/fakta-fakta-menarik-
seputar-serigala.html
http://www.kuasadoa.com/2014/09/13/pohon-dikenal-dari-
buahnya/
http://www.abbalove.org/index.php?option=com_content&vi
ew=article&id=864:seorang-murid-kristus-dikenal-dari-
buahnya&catid= ent-news
136
Bagian Keenam
MENABUR ANGIN
MENUAI PUTING
BELIUNG
Suatu pembelajaran dari kegagalan Hamba Tuhan
(Tema ini pernah dimuat dalam Jurnal Arastamar, Januari 2016 Volume 8 Nomor 1, hal. 189-
202, ISSN 2085-9627, Penerbit: Delima Jakarta
Editor: Stenly R. Paparang, Yosia Belo & Lewi N. Bora)
Diadaptasi dari Buku “Pria Berdedikasi & Tak Mementingkan Diri Sendiri: MUSA” hal. 157-
172, yang ditulis Charles R. Swindoll, diterbitkan NAFIRI GABRIEL Jakarta, cetakan ketiga,
November 2006.
PENDAHULUAN
Ada salah satu buku paling terkenal yang pernah ditulis
seseorang yang sudah tiga kali masuk keluar penjara. Buku yang
ditulisnya benar-benar telah mengubah kehidupan dirinya dan
jutaan orang yang membacanya. Orang ini adalah seorang pria
bernama John Bunyan, dan buku itu adalah The Pilgrim’s Progress
(Perjalanan Seorang Musafir). Pada suatu titik di dalam kisah ini,
ketika Musafir sedang melakukan perjalanan yang panjang dan
sukar untuk menuju ke Kota Allah, ia terjatuh ke dalam sebuah
lubang yang dalam, becek, dan berlumpur. Lubang tersebut
bernama Rawa Keputusasaan. Ia tidak bisa keluar sendiri, tetapi
ketika ia mulai berseru, Sang Penolong – gambaran dari Roh
Kudus – menggapai ke bawah dan kemudian mengangkatnya dari
keputusasaan.
137
Bagian Keenam
138
Bagian Keenam
139
Bagian Keenam
140
Bagian Keenam
141
Bagian Keenam
142
Bagian Keenam
143
Bagian Keenam
144
Bagian Keenam
145
Bagian Keenam
146
Bagian Keenam
147
Bagian Keenam
148
Bagian Keenam
149
Bagian Keenam
ada yang bertanya, apa lagi ada orang yang menceritakannya, kita
akan berusaha menghalangi dan tidak tega menyingkirkannya.
Kita akan berusaha menutup rapat-rapat rahasia itu. Dan
lihatlah seolah-olah telah menyelesaikan suatu perkara, karena
apa yang dilakukan Daud, raja Akhis mempercayainya, “Tetapi
Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: Tentulah ia telah
membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan
menjadi hambaku sampai selamanya" (1 Sam. 27: 12). Daud telah
memilih jalan hidupnya yang bercabang, dan kini ia menjalani
gaya hidup yang mengakibatkan kekacauan rohani dari dalam
dirinya yang sangat luar biasa. Daud benar-benar telah dilukai
perasaannya oleh kebohongannya sendiri, dan akibatnya dia
mencapai titik keputusasaan yang sangat dalam.
150
Bagian Keenam
151
Bagian Keenam
152
Bagian Keenam
153
Bagian Keenam
154
Bagian Keenam
PENUTUP
Sehebat-hebatnya hamba Tuhan seperti Daud, ia juga bisa
dan pernah gagal. Kalau seseorang biasa gagal mungkin tidak
berpengaruh apa-apa bagi orang lain disekitarnya tetapi kalau
seorang hamba Tuhan dan pemimpin yang diurapi Tuhan gagal
dalam hidupnya akan sangat mempengaruhi kehidupan orang-
orang disekitarnya. Oleh karena itu diperlukan suatu ketaatan,
ketekunan dan penyerahan total dan sungguh-sungguh kepada
Tuhan agar mampu bertahan dan setia sampai akhir.
DAFTAR PUSTAKA
155
Bagian Keenam
156
Bagian Ketujuh
TEMPAT
PERLINDUNGAN
KEKAL ORANG
PERCAYA
Mazmur 91:1-16
(Tema ini pernah dimuat dalam Buku “Kasih Karunia Yesus Kristus: Didedikasikan kepada
Pong Kembong dalam rangka Ulang tahun
ke-66”, Oktober 2016, hal. 153-176, Perbit: VIEWS Jakarta,
ISBN:978-602-74592-43,
Editor: Adi Putra, Darwin T. Zega & Lewi Nataniel Bora)
PENDAHULUAN
Membaca kitab Mazmur, menimbulkan kesan tersendiri
dibanding dengan membaca kitab-kitab lain di dalam Alkitab.
Billy Kristanto mengungkapkan keunikan membaca Kitab
Mazmur demikian:
Membaca dan mengerti Kitab Mazmur bukan hanya sekadar
persoalan intelektual (betapa seringnya pikiran kita dikendalikan
oleh afeksi yang tidak kudus). Mazmur tidak hanya menyatakan
kepada kita perkataan-perkataan orang-orang kudus, melainkan
juga apa yang ada di dalam hati dan jiwa mereka, bagaimana
mereka merespons kepada Tuhan dalam segala keadaan. Kitab
Mazmur mengajak kita untuk jujur terhadap Tuhan, terhadap
diri sendirim dan juga terhadap sesama kita. Seseorang tidak
mungkin mengalami pertumbuhan yang sejati jika dia senantiasa
hidup berpura-pura entah dalam pengertian munafik atau
“hanya” menjaga citra diri (image). Berani terbuka terhadap diri
sendiri membawa kita dalam pengenalan diri yang benar, dan ini
berarti mengenal diri dalam segala kelebihan (anugerah Tuhan)
serta kekurangan dan keberdosaan kita. Tuhan tidak tertarik
157
Bagian Ketujuh
158
Bagian Ketujuh
3Kristanto, ix
159
Bagian Ketujuh
2012), 1319
160
Bagian Ketujuh
161
Bagian Ketujuh
kata diam dari akar kata Ibrani sekinah dan kata sekinah itu artinya
his glory present, hadirat yang mulia dari Allah.5
Bagian kedua, menurut terjemahan NKJV “Shall abide under
the shadow of the Almighty“ diartikan penulis akan (boleh, dapat,
sebaiknya) bertahan dengan sabar, stabil, menunggu di bawah
bayangan Yang Mahakuasa. Dalam NIV dituliskan “will rest in the
shadow of the Almighty” artinya akan beristrahat atau berteduh
dalam bayang-bayang (bayangan) dari Allah Yang Mahakuasa.
Allah Yang Mahakuasa dituliskan El-Shaddai.
Menurut Frommel dan Pareira kedua ayat pembukaan ini
adalah suatu ajakan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan. Kata-
kata ini disampaikan kepada peziarah atau orang-orang yang
datang beribadah/berdoa. Kata “tinggal” di sini tidak berarti
terus-menerus berdiam diri secara fisik di lingkungan Bait Suci
(seperti dalam Mazmur 84:5), tetapi menunjukkan suatu sikap
dan kerinduan (Mzm. 27:4). Kata “lindungan“ aslinya arti
konkret berarti tempat bersembunyi (Mzm. 139:15) untuk
berlindung khusus dalam bahaya (1 Sam. 19:2). Kata “naungan”
adalah perlindungan dari terik matahari (Yes. 4:6). Kedua kata ini
kemudian berkembang menjadi istilah doa-liturgis untuk
menunjukkan perlindungan Allah yang diperoleh dari lingkungan
Bait Suci (Mzm. 17:8; 36:8; 57:2).6
Bagian ini berbicara jelas tentang pengalaman orang-orang
percaya yang teguh hatinya percaya pada perlindungan Allah
selalu diperkenankan Tuhan mengalami dan merasakan
perlindungan dari Tuhan. Di mana pun ia berada dan kemana
Alkitab: Kitab Mazmur 73-150 (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2015), 166
162
Bagian Ketujuh
7Henry, 1320-1321
164
Bagian Ketujuh
8Henry, 1321
165
Bagian Ketujuh
166
Bagian Ketujuh
10Henry, 1322
167
Bagian Ketujuh
170
Bagian Ketujuh
171
Bagian Ketujuh
13Henry, 1322-1323
172
Bagian Ketujuh
14Henry, 1323-1324
174
Bagian Ketujuh
175
Bagian Ketujuh
176
Bagian Ketujuh
http://catatankhotbahkristen.blogspot.co.id/2013/12/pesan-gembala-dan-
mazmur-911-16-pdt.html
177
Bagian Ketujuh
17Henry, 1326
178
Bagian Ketujuh
18Henry, 1327
179
Bagian Ketujuh
19Henry, 1328
180
Bagian Ketujuh
20Henry, 1329
182
Bagian Ketujuh
21Henry, 1329
183
Bagian Ketujuh
Dunia saat kita senang, saat kita kaya, saat kita sehat, saat
kita kuat akan datang mengelilingi kita dan seketika menyebut
kita saudaranya, temannya, keluarganya, temannya. Tetapi
lihatlah saat kita susah, menderita, tersesak mereka semua akan
pergi, lari dan bahkan memungkiri kita ini siapa bagi mereka.
Tetapi syukur kepada Allah, ia mau menjadi teman, sahabat,
pendamping kita tatkala kita susah, menderita, tak punya apa-apa.
Yesus sahabat sejati, tiap hal boleh dibawah pada-Nya.
Kelima, Aku akan meluputkannya dan memulihkannya.
Istilah ini begitu kuat bagi Musa karena seringkali diluputkan atau
dilepaskan dari marabahaya, penghinaan, intimidasi, tekanan,
perkataan-perkataan yang menyinggung perasaannya. Terhadap
semua itu Allah meluputkan dan memulihkan jiwa dan hidup
Musa. Karena beratnya pergumulan dan tekanan Musa seringkali
minta kepada Allah untuk membunuhnya supaya bebannya
hilang. Tetapi hal itu tidak dikehendaki Allah, justru sebaliknya
Allah mau memulihkan dirinya. Demikian pula orang percaya
tatkala tersesak pasti Tuhan luputkan dan pulihkan.
Keenam, Allah akan mengenyangkan dia dengan umur
panjang. Setiap orang ingin hidup lama dan panjang umur. Ia
ingin selalu sehat. Itulah sebabnya ia berusaha cari tahu
bagaimana hidup panjang umur dan sehat. Musa menemukan
orang mengenal Allah, menjadikan tempat perlindungannya
adalah rahasia umur panjang. Panjang umur itu datang dari Allah,
bukan datang dan usahakan manusia. Matthew Henry
menjelaskan hal ini: 1) Mereka akan hidup cukup lama: Umur
mereka akan berlanjut di dunia ini sampai mereka telah
menyelesaikan pekerjaan untuk apa mereka diutus ke dunia ini,
serta siap masuk sorga, dan itu sudah cukup lama bagi mereka.
Siapakah yang ingin hidup satu hari lebih lama daripada waktu
yang diberikan untuk menyelesaikan tugas, baik oleh Dia maupun
185
Bagian Ketujuh
22Henry, 1331
186
Bagian Ketujuh
PENUTUP
Dari bagian ini jelas, bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak menjadikan Allah sebagai tempat perlindungan kita selama
di dunia. Kita tidak bisa menyandarkan diri kita kepada hal-hal
duniawi, kepada manusia selain hanya kepada Allah. Mazmur 91
mengajak kita berdoa supaya teguh percaya kepada Tuhan di
dalam hidup yang ditandai dengan permusuhan, pencobaan,
ancaman malapetaka dan rintingan. Mazmur ini meyakinkan
orang-orang percaya bahwa Tuhan adalah penyelamat,
pelindung, Allah yang setia dan selalu menyertai orang-orang
percaya kepada-Nya. Barangsiapa yang percaya, dia tidak perlu
takut. Mazmur 2:12 “Berbahagialah semua orang yang
berlindung kepadanya”.
DAFTAR PUSTAKA
Internet:
https://djayasentana.wordpress.com/2012/03/11/dalam-
lindungan-allah/
http://catatankhotbahkristen.blogspot.co.id/2013/12/pesan-
gembala-dan-mazmur-911-16-pdt.html
188
Bagian Kedelapan
BIARLAH
ROHMU MENYALA-
NYALA DAN
LAYANILAH TUHAN
Roma 12:11
PENDAHULUAN
Membaca bagian ini, dan menghubungkan dengan tema
“Biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” terdapat
beberapa hal penting untuk dipikirkan yaitu:
1. Dunia sekarang ini sebagian orang telah dipengaruhi oleh
kehidupan hedonis. Di mana manusia lebih memilih hidup
mau enak saja, maunya gampang saja, tidak mau bekerja keras
tapi mau mengharapkan dan menerima lebih banyak
2. Dunia sekarang ini sebagai orang telah dipengaruhi oleh
kehidupan materialisme. Dimana manusia belum puas kalau
belum mengumpulkan harta lebih banyak lagi, belum
dikelilingi harta lebih banyak lagi, belum tidur di atas harta
duniawi yang lebih banyak lagi, belum berhenti mencari dan
mengumpulkan harta kekayaan lebih banyak lagi supaya tidak
ada orang yang menyainginya lagi.
3. Dunia sekarang ini sebagian orang telah dipengaruhi oleh
kehidupan yang difokuskan pada diri sendiri (begitu egoisme
189
Bagian Kedelapan
190
Bagian Kedelapan
pasal 12:9-13. Dari segi isi pembahasan, kasih yang tidak pura-
pura merupakan judul dari seluruh pasal 13.
Terdapat berbagai versi terjemahan Alkitab terhadap
Roma 12: 11. Menurut Terjemahan Lama (TL) dikatakan “Maka
di dalam usaha jangan lenga; hendaklah bersungguh-sungguh di
dalam roh, beribadat kepada Tuhan.” Terjemahan Bahasa
Indonesia Sehari-hari (BIS) Dituliskan “Bekerjalah dengan rajin.
Jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dari
Roh Allah.”
Dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
diterjemahan “Janganlah Saudara bermalas-malas dalam
melakukan pekerjaan, melainkan layanilah Tuhan dengan giat.”
Dalam Terjemahan King James Version dituliskan “Not slothful in
business; fervent in spirit; serving the Lord”. Dan terjemahan New
International Version (NIV) dituliskan “Never be lacking in zeal, but
keep your spiritual fervor, serving the Lord.”
192
Bagian Kedelapan
5End, 677
6Barclay, 584
7Jaffray, 225
193
Bagian Kedelapan
8Istilah ze,o/zeo hanya dipakai secara kiasan dalam PB, yaitu dalam
ayat ini dan KPR 18:25, tetapi diluar kata ini dipakai air mendidih atau
logam yang membara
194
Bagian Kedelapan
Th. van den End, pneuma oleh LAI, IKG, FAH dianggap sebagai
roh manusia (semangat). Sebaliknya KB menerjemahkan “Roh
Allah” (Kis. 18:25). 9
Sebaliknya mereka harus “mendidih”, ”berkobar-kobar”.
Kita dapat mengartikan pneuma sebagai “roh manusia”, sehingga
“roh” menunjukkan semangat manusia (LAI). Tetapi kita dapat
mengartikannya juga sebagai “Roh Kudus”, sehingga yang
tertulis di sini: “ Berkobar-kobarlah oleh/dalam Roh”.
Bagaimanapun, kalau roh manusia berkobar karena kasih yang
diterimanya dari Allah, Roh-lah yang telah mengorbarkan
hatinya. Di sini kembali kita temukan dua segi yang terdapat
dalam kehidupan Kristen: Kehidupan itu merupakan pemberian
Tuhan sekaligus juga suatu yang wajib dikerjakan. Demikian juga
semangat yang berkobar adalah karunia Roh, namun kita
dianjurkan untuk bersemangat. Orang Kristen bahkan diajar agar
jangan mendukakan atau malah memadamkan Roh (Ef. 4:30; 1
Tes. 5:19).10
Menyala-nyala atau mendidihlah dalam Roh Allah.11
Mengingat pemakaian artikel (tw/to) dalam ayat ini dan lawan
kata “padamkan” dalam 1 Tes 5:19 di mana Roh Allah yang
dimaksud, maka kami setuju dengan Cranfield (hal. 634) dan
Dunn (hal. 742) bahwa Roh Allah yang dimaksud di sini bukan
9Th. van den End, Tafsiran Alkitab Surat Roma (Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 2015), 677
10Ibid, 585
11Mengingat pemakaian artikel (tw/|/to) dalam ayat ini dan lawan
kata “padamkan” dalam 1 Tes 5:19 di mana Roh Allah yang dimaksud, maka
kami setuju dengan Cranfield (hal 634) dan Dunn (hal 742) bahwa Roh Allah
yang dimaksud di sini bukan roh manusia, walaupun istilah Allah tidak dipakai.
(Bahasan Yunani tidak membedakan Roh dari roh, dengan huruf besar atau
huruf kecil). Sebenarnya kalau diterjemahkan “rohmu” akibatnya pun tidak
jauh berbeda, karena Roh Allah adalah sumber dari segala semangat yang
berkenan kepada Tuhan.
195
Bagian Kedelapan
12Ibid
13Barclay, 246-247
196
Bagian Kedelapan
dengan hati dan jiwa mereka, tetapi dengan segenap hati dan jiwa
(Mat. 22:37). Ini adalah api kudus yang membakar korban
persembahan dan membawanya naik ke sorga, suatu
persembahan yang baunya harum semerbak, yaitu melayani
Tuhan (Tō kairō deuleuontes).14 Secara ringkas Mattew Henry
memberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Serving the Lord. Wherefore do we present ourselves to him, but that we
may serve him? Acts 27:23, Whose I am; and then it follows, whom I
serve. To be religious is to serve God. How?. We must make a business
of it, and not be slothful in that business. Not slothful in business. But
this seems to be meant of the business of serving the Lord, our Father's
business, Luk. 2:49.
2. We must be fervent in spirit, serving the Lord. God must be served with
the spirit (ch. 1:9; Jn. 4:24), under the influences of the Holy Spirit.
Whatever we do in religion it is pleasing to God no further than it is
done with our spirits wrought upon by the Spirit of God.
3. And there must be fervency in the spirit-a holy zeal, and warmth, and
ardency of affection in all we do, as those that love God not only with
the heart and soul, but with all our hearts, and with all our souls. This
is the holy fire that kindles the sacrifice, and carries it up to heaven, an
offering of a sweet-smelling savour.
4. Serving the Lord. To kairo douleuontes (so some copies read it), serving
the time, that is, improving your opportunities and making the best of
them, complying with the present seasons of grace.
14Henry, 329
197
Bagian Kedelapan
15Jaffray,
225-226
16Istilah
douleuw /douleuo satu kelompok dengan istilah
douloj/doulos, yang berarti “budak”, maka secara harafiah ayat ini dapat
diterjemahkan “jadilah budak dari Tuhan”
17Hagelberg, 246
198
Bagian Kedelapan
PENUTUP
18Barclay, 247
19Ibid
199
Bagian Kedelapan
DAFTAR PUSTAKA
End Th. van den, Tafsiran Alkitab Surat Roma. Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 2015.
200
Bagian Kesembilan
BERSUKACITALAH
DALAM PENGHARAPAN,
SABARLAH DALAM
KESESAKAN, DAN
BERTEKUNLAH DALAM
DOA!
Roma 12:12
PENDAHULUAN
Dalam bagian kita akan mempelajari rahasia keberhasilan
pelayanan hamba Tuhan di tengah-tengah keadaan dan situasi
sulit. Paulus adalah sosok penting dalam pekabaran Injil dan
pendirian gereja pasca kenaikan Yesus ke surga. Tidak banyak
rasul Tuhan Yesus, yang sesukses seperti Paulus, pada kita
ketahui bahwa Paulus bukan bilangan dari dua belas murid yang
dipilih dan ditetapkan Tuhan Yesus. Paulus juga memiliki latar
belakang kehidupan yang awalnya sangat menghambat
pekabaran Injil dan penyebaran orang-orang percaya. Tetapi,
oleh kasih karunia Allah, Paulus menjadi orang yang dikhususkan
untuk melayani orang-orang Yahudi di luar wilayah Israel dan
melayani orang-orang non Yahudi di emporium Romawi, dunia
Helenistis, dan Asia. Ketiga rahasia itu dicatat khusus dalam
201
Bagian Kesembilan
2007), 226
202
Bagian Kesembilan
pada apa yang mereka lihat sekarang. Itulah sebabnya ketika apa
yang dilihat itu tidak ada, mereka menjadi putus asa, kecewa dan
sedih. Hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristus dapat
bersukacita dalam pengharapan dan menjadi teguh di dalam
Kristus, dan dapat bersabar dalam kesesakan.
Bisakah kita bersukacita ketika persoalan-persoalan hidup
datang menghimpit hidup ini? Ini sering dipertanyakan orang
ketika pergumulan hidup dialaminya. Secara logika ini memang
sangat sulit. Tetapi dengan iman yang percaya pada Kristus,
semua pergumulan akan bisa dimenangkan. Tapi bagaimana
caranya? Cerita yang sederhana ini akan membantu kita untuk
memenangkan semua pergumulan hidup kita. Seorang pemuda
kristen datang menjumpai seorang pendeta. Ia meminta untuk
didoakan, "Tolong doakan saya, supaya saya bisa lebih sabar".
Dan pendeta itu setuju untuk mendoakannya. Lalu mereka
bersujud bersama, dan pendeta itu memulai berdoa: "Tuhan,
kirimkanlah dalam hidup pemuda ini kesulitan di pagi
hari,...Tuhan, kirimkanlah dalam hidup pemuda ini kesulitan di
siang hari,...Tuhan, kirimkanlah....", tiba-tiba pemuda ini
memotong doa pendeta tersebut: "Tidak, tidak...aku tidak minta
pak pendeta berdoa untuk kesulitan, aku minta pak pendeta
berdoa untuk kesabaran". Lalu pendeta itu berkata: "Melalui
kesulitan itulah kita belajar kesabaran. Bila kesulitan hidup
datang, lihatlah itu sebagai kesempatan untuk bertumbuh-
menjadi lebih sabar". Akhirnya pemuda itu mengerti, apa yang
disampaikan pendeta tersebut.
Ia dengan kesulitan itulah kita terlatih menjadi orang yang
bersabar. Dan kesulitan hidup itulah yang sebenarnya mendidik
kita semakin kuat dan semakin bersyukur. Orang percaya tahu,
dalam hidupnya ada yang selalu menguatkan hidupnya, yaitu
Yesus Kristus, yang memberikan kekuatan dan penghiburan
203
Bagian Kesembilan
204
Bagian Kesembilan
205
Bagian Kesembilan
206
Bagian Kesembilan
penderitaan yang umum terjadi berlaku bagi kita dan bagi orang
yang bukan Kristen yaitu penderitaan karena sakit, karena
ditinggal mati orang yang dikasihi, atau karena kemiskinan, itu
pun tidak lepas dari penderitaan Kristus, mengapa karena
penyebabnya adalah kuasa maut dan kuasa Iblis. Tetapi orang
Kristen mengetahui hubungan ini dalam terang Kristus, sebab
penderitaan itu bukan karena “nasib”, bukan “tulah” atau bukan
“hukuman Tuhan” melainkan penderitaan itu mendekatkan kita
pada Kristus, karena kita menyadari bahwa kita mengalaminya
bersama Kristus, bahwa Dia telah mendahului kita di jalan
penderitaan, rela menderita bagi kita karena dosa-dosa kita.5
Dalam kasih seharusnya kita memiliki kesabaran ketika
menanggung segala kesengsaraan, seperti petani yang sabar
menantikan hasil tanahnya yang berharga setelah turun hujan
(Yak. 5:7). Harus ada sukacita ketika kita menderita dan memikul
salib, seperti Tuhan Yesus yang menjadi kesempurnaan iman kita
(Ibr. 12:2).6
Setelah kita percaya Kristus, janganlah kita hanya mau
menerima hanya nikmatnya saja. Persekutuan kita dengan Kristus
berarti persekutuan dengan seluruh Kristus, dengan Kristus yang
menderita sama seperti dengan Kristus yang dimuliakan (Rm.
6:4). Paulus menegaskan keseimbangan ini dengan mengatakan
bahwa kita bermegah juga dalam kesengsaraan kita. Sebab
dengan kesengsaran itu justru turut menandakan persekutuan
dengan Kristus, dan persekutuan itulah yang menjadi alasan kita
“bermegah”.
Kesatuan antara penderitaan dengan orang percaya
merupakan hasil persekutuan kita dengan Kritus. Dunia telah
5Ibid, 260-261
6Jaffray, 226
207
Bagian Kesembilan
7Barclay, 249
8Henry, 330
208
Bagian Kesembilan
PENUTUP
9End, 678-679
10Barclay, 249
209
Bagian Kesembilan
DAFTAR PUSTAKA
210
Bagian Kesembilan
End, TH. van den, Tafsiran Alkitab: Surat Roma, Cetakan 10.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2015.
211
Bagian Kesembilan
212
Bagian Kesepuluh
BERSUKACITALAH
KARENA NAMAMU
TERDAFTAR DI SURGA
Lukas 10:20
PENDAHULUAN
Pada waktu kecil saya pernah mendengar dari guru sekolah
minggu bahwa setiap orang Tuhan perintah dua Malaikat
menjaga dan mengawasi dirinya. Satu malaikat duduk di pundak
kirinya bertugas untuk mencatat segala perbuatan buruk atau
jahat dan malaikat satunya duduk di pundak kanan dengan tugas
mencatat segala kebaikan dari orang tersebut. Konon ceritanya
kalau banyak pahala kebaikan orang itu langsung dicatat namanya
di surga, dan apabila lebih banyak perbuatan buruknya maka
namanya akan tercatat di neraka. Pada bagian firman Tuhan di
dalam Lukas 10:20 kita mendapatkan suatu informasi yang
berbeda mengenai respon Yesus terhadap kembalinya ketujuh
puluh murid tempat pelayanan bahwa janganlah bersukacita
karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena
namamu ada terdaftar di surga.
213
Bagian Kesepuluh
214
Bagian Kesepuluh
215
Bagian Kesepuluh
2Boland, 254
3Boland, 255
216
Bagian Kesepuluh
217
Bagian Kesepuluh
6Boland, 212
218
Bagian Kesepuluh
7Boland, 212
219
Bagian Kesepuluh
8Henry, 355
220
Bagian Kesepuluh
9Boland,261
10WilliamBarclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Lukas
(Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2008), 195
221
Bagian Kesepuluh
11Henry, 356
222
Bagian Kesepuluh
12Boland, 261
223
Bagian Kesepuluh
13Henry, 356
224
Bagian Kesepuluh
Momentum,2011), 164-165
225
Bagian Kesepuluh
15Barclay, 196-197
16Henry, 357
227
Bagian Kesepuluh
17Boland, 262
228
Bagian Kesepuluh
229
Bagian Kesepuluh
230
Bagian Kesepuluh
sejak dari kekekalan (Ef. 1:12), atau mereka tercatat dan terdaftar
dalam kumpulan dan persekutuan yang menjadi miliki orang yang
mempunyai hak istimewah akan hidup kekal. 20
Demikian kita membaca tentang nama-nama mereka yang
ada terdaftar di surga (Luk. 10:20), yang tidak akan terhapus dari
kitab kehidupan (Why. 3:5), dan yang namanya tertulis di dalam
kitab kehidupan Anak Domba (Why. 21:27). Perhatikanlah
bahwa ada kitab kehidupan. Dalam kitab itu ada nama-nama, dan
bukan hanya ciri-ciri dan syarat-syarat saja. Kita tidak dapat
menyelidiki isi kitab itu, atau mengetahui nama-nama siapa saja
yang tertulis di dalamnya, akan tetapi dengan penilaian yang
didasari kasih, kita bisa menyimpulkan bahwa siapa yang bekerja
dalam pekabaran Injil, dan yang setia pada kepentingan Kristus
dan jiwa-jiwa, maka nama-nama mereka terdaftar dalam kitab
kehidupan.21
Di dalam Wahyu 3:5 “Barangsiapa menang, ia akan
dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan
menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan
mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para
malaikat-Nya.” Simon J. Kistemaker menjelaskan “Aku tidak
akan menghapus namanya dari kitab kehidupan” di sini kita
menemukan janji berbentuk negatif untuk menjamin orang-
orang Kristen yang setia di Sardis. Janji itu menjamin mereka
sepenuhnya selamat dan aman. Nama mereka telah tertulis di
kitab kehidupan dan tidak akan pernah dihapus. Di lain tempat,
Allah akan berkata kepada umat-Nya, “lihat Aku telah
231
Bagian Kesepuluh
22Kistemaker, 165
23 Kistemaker, 164-165
232
Bagian Kesepuluh
233
Bagian Kesepuluh
234
Bagian Kesepuluh
236
Bagian Kesepuluh
PENUTUP
Bersukacitalah kita yang beriman, percaya kepada Tuhan,
mengasihi, dan melayani-Nya dengan giat beribadah dan aktif
dalam pelayanan, kita percaya sebelum dunia dijadikan nama-
nama kita sudah tercatat dalam buku kehidupan Anak Domba di
surga, kita tidak hanya terdaftar kependudukan di dunia tetapi
tercatat kewarganegaraan kita di surga. Maka bersukacitalah
dengan sungguh dalam Tuhan, sungguh-sungguh datang
beribadah, sungguh-sungguh hidup dalam memberi bagi
pekerjaan Tuhan dan untuk sesama, sungguh-sungguh sebagai
hamba Tuhan untuk melayani Allah dan sesama.
DAFTAR PUSTAKA
26Kistemaker, 509
237
Bagian Kesepuluh
238
Penutup
PENUTUP
240
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
241
Daftar Pustaka
CJ. Haak, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius Suatu Bahan
Pedoman Gerejani , STM GGRI,....
242
Daftar Pustaka
End Th. van den, Tafsiran Alkitab Surat Roma. Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 2015.
243
Daftar Pustaka
244
Daftar Pustaka
PJ. Gloag, The Pulpit Commentary Vol. 21: 1 & 2 Tesalonika, 1 &
2 Timotius, Titus, Hebrew, James. Mussachusetts:
Hendrickson Publisher, 1961.
245
Daftar Pustaka
246
Daftar Pustaka
Sumber lain:
Bahan Yang Belum Dipublikasikan
Software
Bible Works 7
Internet
Bengel, Gnomon of the NT dalam
http://alkitab.sabda.org/commentary.php (diakses Senin
tanggal 31 Oktober 2016)
http://alpaomegasuarakebenaran.blogspot.com/2013/07/bible
-study_15.html diunggah tanggal 6 Mei 2014, pukul 04:00
Sumber dari http://id.wikipedia.org/wiki/Timotius
https://gappinpsd.wordpress.com/2013/05/25/pohon-
dikenal-dari-buahnya-manusia-dikenal-dari-
perbuatannyalukas/
http://www.bibliotika.com/2015/04/fakta-fakta-menarik-
seputar-serigala.html
http://www.kuasadoa.com/2014/09/13/pohon-dikenal-dari-
buahnya/
247
Daftar Pustaka
http://www.abbalove.org/index.php?option=com_content&vi
ew=article&id=864:seorang-murid-kristus-dikenal-dari-
buahnya&catid= ent-news
https://djayasentana.wordpress.com/2012/03/11/dalam-
lindungan-allah/
http://catatankhotbahkristen.blogspot.co.id/2013/12/pesan-
gembala-dan-mazmur-911-16-pdt.html
248