Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MK BERFIKIR KRITIS DALAM KEBIDANAN

Nama : Widawati Rahayu


NIM : P07124522170
Kelas : Profesi Kebidanan 6 C
Semester :1
Dosen : Dwiana Estiwidani, S.ST., Bdn., M.PH

1. Definisikan berpikir kirits dan bedakan dengan konsep berpikir yang serupa
Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja
menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif,
independen, jernih dan rasional.
Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan,
informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan
yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan
pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat
analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan,
perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup
penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian
argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung
yang memadai.
Sedangkan berpikir kreatif adalah upaya untuk menghubungkan benda-benda atau
gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Berpikir kreatif menggunakan
benda-benda atau gagasan-gagasan yang sudah nyata ada dan di dalam pikiran kitalah
sesungguhnya proses nyata itu berlangsung. Proses ini tidak harus selalu menciptakan
suatu konsep-konsep baru, walaupun hasil akhirnya mungkin akan tampak sebagai sesuatu
yang baru hasil dari penggabungan dua atau lebih dari konsep-konsep yang sudah ada.
2. Identifikasi karakteristik dan perilaku yang berhubungan dengan berpikir kritis, dan
definisikan secara operasional (berpikir kritis meliputi aspek kognitif, afektif, konatif, dan
perilaku)
Karakteristik berpikir kritis :
a) Konseptualisasi
Artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian,
objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran
abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam
otak.
b) Rasional dan beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta fenomena nyata.
c) Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian
d) Bagian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang
lain.
e) Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran
dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu,memutuskan secara benar dan dapat
dipercaya
f) Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik.
g) Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

1) Aspek kognitif
Aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan
aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional. 

2) Aspek afektif
Materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti
penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal.
3) Aspek konatif
Aspek yang berkaitan dengan kesiapan bereaksi dari subjek sikap terhadap objek sikap.
Aspek konatif merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu sikap
4) Aspek perilaku
Aspek perilaku ialah berbagai motif dan hal hal yang berhubungan dengan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai