Anda di halaman 1dari 3

Nama : Neli Yunita

Nim : P07124523084
Prodi : Pendidikan Profesi Bidan
Kelas : A

1. Definisikan berpikir kritis dan bedakan dengan konsep berpikir yang serupa!

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan


menginterpretasikan informasi dengan cara yang objektif dan logis. Berfikir
kritis ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi argumen yang kuat
dan lemah, menilai bukti yang ada, dan membuat keputusan yang rasional
berdasarkan pemikiran yang kritis. Adapun konsep berpikir yang serupa
seperti berpikir analitis (Analytical Thinking) lebih cenderung berfokus pada
pemahaman secara mendalam tentang situasi atau isu yang sedang dipelajari.

Ada tiga poin utama yang menjadi perbedaan dari analytical dan critical
thinking.
1) Tujuan
Analytical thinking digunakan untuk mencari solusi atau memecahkan
sebuah masalah.
Sementara itu, critical thinking lebih digunakan untuk mencari keyakinan
atau persepsi tentang sesuatu.
2) Fakta yang digunakan
Baik analytical dan critical thinking sama-sama melihat fakta dari
informasi yang diterima. Namun, fakta yang diperoleh tersebut digunakan
untuk tujuan yang berbeda.
Saat menggunakan analytical thinking fakta digunakan untuk membangun
informasi yang mengarah pada sebuah kesimpulan yang logis.
Di sisi lain, critical thinking menggunakan fakta untuk menentukan
keyakinan, membentuk opini, atau memutuskan bahwa informasi yang
diterimanya masuk akal atau tidak.
3) Proses
Perbedaan selanjutnya dari analytical dan critical thinking adalah dari
proses yang dilakukannya.
Proses analytical thinking: mengumpulkan informasi yang relevan, fokus
pada fakta dan bukti, memeriksa setiap informasi, permasalahan yang
dihadapi, menggunakan logika untuk memproses informasi, menganalisis,
penyebab dan efek dari permasalahan, menemukan kesimpulan yang
berguna untuk memecahkan masalah,
Sementara itu, proses untuk melakukan critical thinking di antaranya:
mengumpulkan informasi yang relevan, mempertanyakan informasi
tersebut, mengevaluasi kebenaran, mempertimbangkan pendapat dari
sumber lain, proses penalaran dan pengambilan kesimpulan yang logis,
memeriksa apakah argumen yang dimiliki dapat mendukung kesimpulan

2. Identifikasi karakteristik dan perilaku yang berhubungan dengan berpikir


kritis, dan definisikan secara operasional !

Pada dasarnya, karakteristik berpikir kritis mencakup kemampuan untuk


memahami pentingnya analitis, logis, dan sistematik dalam berpikir kritis.
Pertama, kemampuan analitis penting dalam berpikir kritis karena melibatkan
kemampuan untuk menguraikan dan menganalisis informasi secara kritis.
Dalam konteks ini, individu harus dapat mengidentifikasi asumsi, memahami
argumen yang disajikan, dan mengevaluasi bukti secara objektif. Selain itu,
karakteristik logis juga diperlukan dalam berpikir kritis karena melibatkan
kemampuan untuk berpikir secara kohesif dan koheren. Berpikir logis
melibatkan identifikasi hubungan sebab-akibat, pengaturan pemikiran dalam
urutan yang jelas, dan mempertimbangkan implikasi dari argumen yang
dibuat. Terakhir, karakteristik sistematik juga penting dalam berpikir kritis
karena melibatkan kemampuan untuk mengatur dan mengelola informasi
dengan metode yang terstruktur. Individu yang berpikir secara sistematis akan
menggunakan pendekatan yang terorganisir dan metode riset yang tepat untuk
mencapai pemahaman yang komprehensif dan mendalam dalam memecahkan
masalah atau mengambil keputusan. Dalam kesimpulannya, penggunaan
analitis, logis, dan sistematik merupakan karakteristik penting dalam berpikir
kritis, dan pemahaman akan pentingnya karakteristik ini memungkinkan
individu untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kritis.

Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer


secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:
1) Watak (Dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap
ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2) Kriteria (Criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk
sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber
pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi,
keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak
bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan
pertimbangan yang matang
3) Argumen (Argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian,
dan menyusun argumen.
4) Pertimbangan atau pemikiran (Reasoning)
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
beberapa pernyataan atau data.
5) Sudut pandang (Point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang
akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis
akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
6) Prosedur penerapan kriteria (Procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Anda mungkin juga menyukai