Anda di halaman 1dari 28

PEMBANGUNAN KARAKTER

KELAS D

Dosen Pembina :

I Nyoman Wahyu Satiawan, ST, M.Sc. Ph.D


NIP. 197009081998021001

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Mataram
Meteri Pertemuan 10

Kritis, berhati-hati &
berani membela
kebenaran
Kemampuan yang
diharapkan

Mahasiswa mampu mengemukakan
pendapat dengan kritis dan hati-hati
dalam membela kebenaran
Indikator Pembelajaran

1. Mampu memegang teguh
kebenaran
2. Mampu bersikap kritis dan hati-hati
dalam menerima informasi
Sub-bahan Kajian

1. Contoh kasus cara mahasiswa membela
kebenaran.
2. Esensi dari karakter kritis, hati-hati dan
berani membela kebenaran.
Berpikir Kritis /
Critical Thinking (1)

Kemampuan berpikir kritis adalah suatu
kemampuan seseorang dalam menganalisis
ide atau gagasan secara logis, reflektif,
sistematis dan produktif untuk membantu
membuat, mengevaluasi serta mengambil
keputusan tentang apa yang diyakini atau
akan dilakukan sehingga berhasil dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
Berpikir kritis /
Critical Thinking (2)

Berpikir kritis termasuk proses berpikir
tingkat tinggi / high order thinking skill
(HOTS), karena pada saat mengambil
keputusan atau menarik kesimpulan
menggunakan kontrol aktif, yaitu reasonable,
reflective, responsible, dan skillful thinking.
Karakteristik
berpikirkritis (1)
1. Watak (dispositions).
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir
kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya),
sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan
dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain
yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat
sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 
Karakteristik
berpikirkritis (2)
2. Kriteria (criteria).
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau
patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus
menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.
Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa
sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang
berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka
haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-
fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias,
bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan
pertimbangan yang matang. 
Karakteristik
berpikirkritis (3)
3. Argumen (argument).
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi
oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat
diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan
pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 
4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning).
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu
atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan
menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
Karakteristik
berpikirkritis (4)
5. Sudut pandang (point of view).
Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang
digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan
menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan
kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda. 
6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria).
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan
prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan
masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan
Indikator berpikir kritis (1)

1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification).
Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator
yaitu :
(1) Mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan,
(2) Menganalisis argumen,
(3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi
dan atau pertanyaan yang menantang. 
Indikator berpikir kritis
(2)


2. Memberikan Alasan untuk Suatu
Keputusan (The Basis for The Decision).
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
(1) mempertimbangkan kredibilitas suatu
sumber dan
(2) mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil observasi. 
Indikator berpikir kritis
(3)


3. Menyimpulkan (Inference). Tahap
menyimpulkan terdiri dari tiga indikator
a) membuat deduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi,
b) Membuat induksi dan mempertimbangkan
hasil induksi, dan
c) Membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan. 
Indikator berpikir kritis

5. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced
Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator yaitu
(1) mengidentifikasikan istilah dan
mempertimbangkan definisi dan
(2) mengacu pada asumsi yang tidak
dinyatakan.
Indikator berpikir kritis
(4)

6. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and
Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator
(1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis
premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang
tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat
mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat
ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu
pikiran mereka, dan
(2) Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan
disposisi-disposisi dalam membuat dan
mempertahankan sebuah keputusan.
Pengertian Kebenaran (1)

Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan
dan objek bisa juga diartikan suatu pendapat atau
perbuatan seseorang yang sesuai dengan (atau tidak
ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri
sendiri.

Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang


merupakan objek dan pengetahuan tidak sesuai.
Pengertian Kebenaran (2)

Roda sebuah mobil berbentuk segitiga.
Kenyataannya bentuk roda adalah bundar, karena
pengetahuan tidak sesuai dengan objek maka dianggap
keliru.
Namun saat dinyatakan bentuk roda adalah bundar
dan terjadi kesesuaian, maka pernyataan
dianggap benar. Pengetahuan yang benar adalah
pengetahuan yang sesuai dengan objek, yakni
pengetahuan yang obyektif.
Klasifikasi Kebenaran

Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna:
(1) Kebenaran moral,
(2) Kebenaran logis,
(3) Kebenaran metafisik.
Klasifikasi Kebenaran

Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia menunjukkan
hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita
rasakan.
Kebenaran logis menjadi bahasan epistemologi, logika, dan
psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan
dengan realitas objektif.
Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh
berhadapan dengan akal budi, karena yang ada
mengungkapkan diri kepada akal budi. Yang ada
merupakan dasar dari kebenaran, dan akalbudi yang
menyatakannya.
Kebenaran ilmiah
(scientific truth)

 Kebenaran ilmiah/kebenaran ilmu pengetahuan
(scientific truth) adalah kebenaran yang ditemukan
melalui proses penalaran (reasoning) atau logika
penelitian ilmiah.
 Kunci kebenaran ilmiah terletak pada metode
penemuannya. Kebenaran ilmiah harus siap diuji
keabsahannya dan terbuka untuk diperdebatkan.
Contoh Sikap Membela
Kebenaran (1)

1. Mengatakan yang benar adalah benar
Tidak setiap orang berani untuk mengatakan yang benar
adalah benar, dan salah adalah salah. Bersikap jujur
memang sulit, apalagi ia melakukan tindakan tersebut
demi kepentingan pribadi atau keuntungan pribadi.
Banyak contoh kasus ketidakjujuran terjadi misalnya
pejabat yang korupsi, pegawai yang membolos, atau
anak yang berbohong kepada orangtuanya. Jika hal ini
terus dilakukan sampai tingkat emosi yang matang hal
tersebut tetap terpatri dalam pikiran dan hatinya..
Contoh Sikap Membela
Kebenaran
 (2)
2. Tidak bersikap memfitnah atau mengkambinghitamkan
Contoh perilaku dalam membela kejujuran lainnya adalah tidak
bersikap menfitnah dan mengkambinghitamkan seseorang atau
kelompok untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Sebuah lingkungan dengan pola dan didikan seperti ini akan
menjerumuskan kepada kehancuran dan kerusakan prilaku
yang menyimpang dari jalur agama dan norma kehidupan.
Orang yang tidak jujur dianggap remeh dan tentu masyarakat
akan menolak karena ketidakpercayaan akan sikap dan
tindakannya.
Contoh Sikap Membela
Kebenaran
 (3)
3. Menolak berita hoax atau berita palsu
Perkembangan teknologi yang kian modern membuat
masyarakat beralih menggunakan teknologi seperti
smartphone, ipad, dan sebagainya dalam berkomunikasi.
Salah satu media sosial yang sering digunakan sebagai
penyampaian informasi yaitu facebook.
Banyak berita yang apabila tidak disaring dengan baik banyak
mengandung berita palsu, provokasi, fitnah dan kebohongan.
Oleh sebab itu sepatutnya kita harus pintar dan mawas diri
mengenai informasi yang salah dan tidak jujur. Karena akan
berdampak kepada perpecahan, persepsi buruk dan fitnah.
Contoh Sikap Membela
Kebenaran
 (4)
4. Sampaikan informasi yang valid
Dalam menyampaikan sebuah informasi seharusnya
mengedepankan kebenaran dan sesuai dengan berita yang valid.
Informasi yang tidak sesuai dan valid dapat menyebabkan berita
palsu atau fitnah, untuk sangsi yang diberikan tidak main – main.
Setiap orang yang menyebarkan informasi palsu akan dijerat
dengan undang – undang ITE dan penceramaran nama baik.
Untuk itu pentingnya memberikan contoh perilaku dalam
membela kejujuran dengan berani, tegas dan berkomitmen. Tidak
gentar membela kejujuran dan kebenaran yang sesuai dengan
fakta.
Contoh Sikap Membela
Kebenaran
 (5)
Berikan laporan menggunakan bukti dan data yang valid
Zaman yang serba instan dan teknologi yang canggih tentu
sepatutnya kita juga menjadi lebih pandai dalam berorasi
untuk kejujuran. Jangan sampai kejujuran hanya diucap
dibibir dengan tidak didukung dengan bukti nyata.
Sifat jujur harus ditanamkan sejak dini agar dewasa mental
dan perilaku jujur tetap tersimpan didalm hati serta jiwa.
Dan tidak akan tergiur untuk suatu kebohongan yang
membawa kepada petaka.
Referensi

1. Dosen Psikologi.com. 2021. 5 Contoh sikap membela ke
benaran
, ttps://dosenpsikologi.com/contoh-perilaku-dalam-
membela-kejujuran
2. Rahmawati, Farida. 2011. Skripsi: Menigkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat
Bangun Ruang dengan Menerapkan Tipe Numbered
Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kebon sari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Terima kasih


atas perhatiannya

I Nyoman Wahyu Satiawan


FT UNRAM

Anda mungkin juga menyukai