Fakultas Teknik Universitas Mataram Meteri Pertemuan 10 Kritis, berhati-hati & berani membela kebenaran Kemampuan yang diharapkan Mahasiswa mampu mengemukakan pendapat dengan kritis dan hati-hati dalam membela kebenaran Indikator Pembelajaran 1. Mampu memegang teguh kebenaran 2. Mampu bersikap kritis dan hati-hati dalam menerima informasi Sub-bahan Kajian 1. Contoh kasus cara mahasiswa membela kebenaran. 2. Esensi dari karakter kritis, hati-hati dan berani membela kebenaran. Berpikir Kritis / Critical Thinking (1) Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau gagasan secara logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau akan dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Berpikir kritis / Critical Thinking (2) Berpikir kritis termasuk proses berpikir tingkat tinggi / high order thinking skill (HOTS), karena pada saat mengambil keputusan atau menarik kesimpulan menggunakan kontrol aktif, yaitu reasonable, reflective, responsible, dan skillful thinking. Karakteristik berpikirkritis (1) 1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. Karakteristik berpikirkritis (2) 2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta- fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. Karakteristik berpikirkritis (3) 3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. Karakteristik berpikirkritis (4) 5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan Indikator berpikir kritis (1) 1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu : (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. Indikator berpikir kritis (2) . 2. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Indikator berpikir kritis (3) . 3. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator a) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, b) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan c) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. Indikator berpikir kritis 5. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan. Indikator berpikir kritis (4) 6. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan. Pengertian Kebenaran (1) Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan objek bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.
Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang
merupakan objek dan pengetahuan tidak sesuai. Pengertian Kebenaran (2) Roda sebuah mobil berbentuk segitiga. Kenyataannya bentuk roda adalah bundar, karena pengetahuan tidak sesuai dengan objek maka dianggap keliru. Namun saat dinyatakan bentuk roda adalah bundar dan terjadi kesesuaian, maka pernyataan dianggap benar. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan objek, yakni pengetahuan yang obyektif. Klasifikasi Kebenaran Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna: (1) Kebenaran moral, (2) Kebenaran logis, (3) Kebenaran metafisik. Klasifikasi Kebenaran Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran logis menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif. Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh berhadapan dengan akal budi, karena yang ada mengungkapkan diri kepada akal budi. Yang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akalbudi yang menyatakannya. Kebenaran ilmiah (scientific truth) Kebenaran ilmiah/kebenaran ilmu pengetahuan (scientific truth) adalah kebenaran yang ditemukan melalui proses penalaran (reasoning) atau logika penelitian ilmiah. Kunci kebenaran ilmiah terletak pada metode penemuannya. Kebenaran ilmiah harus siap diuji keabsahannya dan terbuka untuk diperdebatkan. Contoh Sikap Membela Kebenaran (1) 1. Mengatakan yang benar adalah benar Tidak setiap orang berani untuk mengatakan yang benar adalah benar, dan salah adalah salah. Bersikap jujur memang sulit, apalagi ia melakukan tindakan tersebut demi kepentingan pribadi atau keuntungan pribadi. Banyak contoh kasus ketidakjujuran terjadi misalnya pejabat yang korupsi, pegawai yang membolos, atau anak yang berbohong kepada orangtuanya. Jika hal ini terus dilakukan sampai tingkat emosi yang matang hal tersebut tetap terpatri dalam pikiran dan hatinya.. Contoh Sikap Membela Kebenaran (2) 2. Tidak bersikap memfitnah atau mengkambinghitamkan Contoh perilaku dalam membela kejujuran lainnya adalah tidak bersikap menfitnah dan mengkambinghitamkan seseorang atau kelompok untuk kepentingan pribadi dan golongan. Sebuah lingkungan dengan pola dan didikan seperti ini akan menjerumuskan kepada kehancuran dan kerusakan prilaku yang menyimpang dari jalur agama dan norma kehidupan. Orang yang tidak jujur dianggap remeh dan tentu masyarakat akan menolak karena ketidakpercayaan akan sikap dan tindakannya. Contoh Sikap Membela Kebenaran (3) 3. Menolak berita hoax atau berita palsu Perkembangan teknologi yang kian modern membuat masyarakat beralih menggunakan teknologi seperti smartphone, ipad, dan sebagainya dalam berkomunikasi. Salah satu media sosial yang sering digunakan sebagai penyampaian informasi yaitu facebook. Banyak berita yang apabila tidak disaring dengan baik banyak mengandung berita palsu, provokasi, fitnah dan kebohongan. Oleh sebab itu sepatutnya kita harus pintar dan mawas diri mengenai informasi yang salah dan tidak jujur. Karena akan berdampak kepada perpecahan, persepsi buruk dan fitnah. Contoh Sikap Membela Kebenaran (4) 4. Sampaikan informasi yang valid Dalam menyampaikan sebuah informasi seharusnya mengedepankan kebenaran dan sesuai dengan berita yang valid. Informasi yang tidak sesuai dan valid dapat menyebabkan berita palsu atau fitnah, untuk sangsi yang diberikan tidak main – main. Setiap orang yang menyebarkan informasi palsu akan dijerat dengan undang – undang ITE dan penceramaran nama baik. Untuk itu pentingnya memberikan contoh perilaku dalam membela kejujuran dengan berani, tegas dan berkomitmen. Tidak gentar membela kejujuran dan kebenaran yang sesuai dengan fakta. Contoh Sikap Membela Kebenaran (5) Berikan laporan menggunakan bukti dan data yang valid Zaman yang serba instan dan teknologi yang canggih tentu sepatutnya kita juga menjadi lebih pandai dalam berorasi untuk kejujuran. Jangan sampai kejujuran hanya diucap dibibir dengan tidak didukung dengan bukti nyata. Sifat jujur harus ditanamkan sejak dini agar dewasa mental dan perilaku jujur tetap tersimpan didalm hati serta jiwa. Dan tidak akan tergiur untuk suatu kebohongan yang membawa kepada petaka. Referensi 1. Dosen Psikologi.com. 2021. 5 Contoh sikap membela ke benaran , ttps://dosenpsikologi.com/contoh-perilaku-dalam- membela-kejujuran 2. Rahmawati, Farida. 2011. Skripsi: Menigkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang dengan Menerapkan Tipe Numbered Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebon sari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Terima kasih
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti