Anda di halaman 1dari 17

METHOD STATEMENT

PEKERJAAN PERKERASAN LENTUR

1
1. Umum
Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat dan lapisan - lapisan perkerasannya memikul dan menyebarkan
beban lalu lintas ke tanah dasar. Konstruksi perkerasan lentur terdiri atas lapisan-lapisan
yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut
berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada di
bawahnya, sehingga beban yang diterima oleh tanah dasar lebih kecil dari beban yang
diterima oleh lapisan permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.

Pekerjaan Perkerasan Lentur ini sendiri dilakukan Proyek Pembangunan Jalan Tol
Tebing Tinggi – Parapat (Tahap 1) Ruas Serbelawan – Pematang Siantar STA. 30+000 s.d
STA. 58+000.

2. Lokasi Pekerjaan
Berikut ini adalah lokasi pekerjaan untuk Proyek Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi –
Parapat (Tahap I) Ruas Serbelawan – Pematang Siantar STA. 30+000 s.d STA. 58.000
termasuk Simpang Susun Pematang Siantar dan Simpang Susun Raya.

Gambar 1. Lokasi Pekerjaan

2
3. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Perkerasan Lentur, meliputi pekerjaan Base A, Prime Coat, AC BC, AC-WC
yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam
gambar rencana (shop drawing).

4. Data yang digunakan


Data yang digunakan adalah shop drawing dan data spesifikasi teknis yang terdapat
pada dokumen kontrak.

5. Alat yang digunakan


Terdiri dari alat berat yang digunakan dan alat pelindung diri untuk pekerja. Berikut ini
uraian alat yang digunakan:
a. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini terdiri dari :
Tabel 1. Alat berat yang digunakan:
No. Jenis/type

1 Asphalt Sprayer

2 Dump Truck

3 Finisher

4 Tandem roller

5 Pneumatic tyredd roller

Penggunaan jumlah alat dan personil lapangan mengikuti kebutuhan dan target
pelaksanaan pada lokasi pekerjaan.

Gambar 1. Asphalt Sprayer Gambar 2. Dump Truck

3
Gambar 3. Finisher Gambar 4. Tandem roller

Gambar 5. Pneumatic tyredd roller

b. Alat pelindung diri yang digunakan :


1. Masker 3. Helm
2. Sarung tangan 4. Safety shoes
3. Rompi 6. Masker

4
6. Tenaga kerja
Berikut ini tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan perkerasan lentur aspal:
1. Pelaksana 5. Pekerja
2. Pembantu Pelaksana 6. Operator
3. Surveyor 7. Supir
4. Ass. Surveyor 8. Safety Officer

7. Flow Chart Pekerjaan


Secara garis besar dapat disampaikan metode pekerjaan perkerasan lentur aspal sebagai
berikut :

START

Persiapan Produksi Pengajuan PPM


Mobilisasi material dan alat

Persiapan Area Kerja Cek Density


Stake out dan marking Cek Kerataan

Pekerjaan BASE A
Persiapan

Penyemprotan

Pekerjaan Prime Coat Pengukuran

Pemeriksaan

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan AC BC
Pekerjaan Pelaksanaan

Pekerjaan Akhir
v

Persiapan

Penyemprotan
Pekerjaan Tack Coat
Pengukuran

Pemeriksaan

5
Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan AC WC Pekerjaan Pelaksanaan

Pekerjaan Akhir

SELESAI

Gambar 10. Flowchart Pekerjaan Perkerasan Lentur Aspal

Metode Pekerjaan
1. Metode Kerja Subbase Course (Base A)
Pekerjaan Subbase Course (Base A) yaitu Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat Kelas A
digunakan sebagai lapis pondasi atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan rencana.
Pekerjaan lapis pondasi meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan aggregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai
dengan detail yang ditunjuk dalam gambar atau dengan perintah Engineer pekerjaan. Selain
lingkup diatas, pemeliharaan lapis pondasi aggregat kelas A yang sesuai dengan persyaratan
juga memiliki peran penting setelah pelaksanaan pekerjaan sebelumnya (sub grade) telah
selesai dilaksanakan.
A. Melakukan Trial Compaction:
Pekerjaan penghamparan dan pemadatan material dilakukan setelah melakukan trial
compaction.
B. Metode kerja pengangkutan:
Pengangkutan material lapis pondasi aggregate kelas A ke lokasi pekerjaan dari stock
pile menggunakan dump truck. Material diturunkan dengan pembagian dimana dari satu
dump truck material dibagi ke delapan titik jika pada satu sisi atau ke enam titik pada dua
sisi. Tinggi tumpukan material pada satu titik lebih kurang 60 cm.

Gambar 6. Penurunan material di lapangan


6
C. Melakukan penentuan patok elevasi:
Menentukan koordinat dan elevasi lapis pondasi aggregat (subbase) rencana sesuai shop
drawing diarea lahan yang telah diterima yang panjangnya tidak kurang dari ± atau ≥ 100
m ke depan dari rencana penghamparan alat yang digunakan.
D. Metode kerja penghamparan:
1. Setiap lapis harus dihampar dengan sekali penghamparan dengan takaran yang merata
agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan sesuai desain dalam toleransi yang
disyaratkan. Apabila penghamparan dilakukan lebih dari satu lapis, maka lapisan-
lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
2. Penghamparan menggunakan Motor Grader Day Finisher, dengan tebal hamparan
gembur sesuai hasil percobaan (trial) dan dilaksanakan tebal serta lebar sesuai
rencana. Perapian hamparan dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan
sesuai keperluan lapangan. Selama proses penghamparan dilakukan pengendalian
terhadap kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan
dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana.
3. Lapis pondasi agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu
turun hujan.

Gambar 7. Penghamparan dilakukan dengan motor grader


E. Melakukan pemeriksaan kadar air:
Pemadatan dilakukan bila kadar air dari material dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum dan sampai 1% di atas kadar air optimum (SNI 1743:2008). Apabila kadar air
material tidak memenuhi, maka dilakukan penyiraman.

Gambar 8. Penyiraman hamparan material


7
F. Metode kerja pemadatan:
1) Pekerjaan pemadatan dengan alat vibro roller dilakukan dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada
bagian yang terdapat ”superelevasi”, pemadatan harus dimulai dari bagian yang
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
2) Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
3) Untuk pemadatan akhir (finishing) menggunakan alat Pneumatic Tire Roller (PTR)

Gambar 9 (a). Pemadatan dengan Smooth Roller

Gambar 9 (b). Pemadatan dengan Pneumatic Tire Roller


G. Melakukan pengujian
Pengujian kepadatan timbunan base A dilakukan setelah pemadatan akhir dengan alat
sand cone test dan speedy, test CBR, dan proof rolling test.
H. Dilakukan cek elevasi permukaan aggregat setelah dipadatkan.

8
2. Metode Kerja Prime Coat
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan
yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Berikut
tahapan-tahapan pekerjaan lapis resap pengikat (prime coat) :
A. Persiapan
1. kesiapan alat pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
2. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
3. Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
4. Komposisi Campuran Kerosine dan Aspal sesuai Spesifikasi (80 – 85 pph) 80 bagian
Kerosine dan 100 bagian Aspal.

B. Penyiapan Formasi Pekerjaan


1. Permukaan bersih dan bebas dari material lepas
2. Areal pembersihan lebih 20 cm dari batas bidang yang akan disemprot.

C. Penyemprotan
1. Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan.
2. Pastikan penyemprotan merata, jika menggunakan distributor bidang yang disemprot
mendapat suplai dari tiga nosel.
3. Bila dilaksanakan perlajur maka sisinya overlap selebar 20 cm, untuk mendapatkan aplikasi
penyemprotan setara 3 nosel
4. Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki

D. Pemeriksaan
1. Cek hasil penyemprotan apakah merata
2. Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
3. Amati bagian tepi, apakah ada bagian yang menunjukkan kekurangan penebaran.

3. Metode Kerja AC BC (Asphalt Concrete Binder Course)


Aspal AC-BC (Aspalt Concrete Binder Course) adalah lpis lentur perkerasan jalan yang
terdiri dari agregat dan aspal. Lapis ini dalam struktur perkerasan aspal dikategorikan sebagai
lapis antara pada lapisan antara lapis aus (AC-WC) dan lapis dasar (AC-BASE).

9
A. Pekerjaan Persiapan

Gambar 10. Persiapan Kerja AC BC

1. Mengajukan dokumen rencana pelaksanaan dan rencana mutu serta dokumen uji kelayakan
bahan maupun peralatan untuk diperiksa konsultan dan disetujui dereksi pekerjaan.
2. Memastikan quarry sumber bahan, peralatan produksi aspal (AMP) dan peralatan operasi
lapangan dalam kondisi layak operasi, dan manajemen lapangan, agar pada proses
pelaksanaannya tidak mengalami kendala yang berarti.
3. Melakukan trial mix untuk percobaan penghamparan, paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis
campuran yang akan diproduksi di AMP. Lokasi percobaan penghamparan sesuai petunjuk
direksi pekerjaan.
4. Mobilisasi atau mendatangkan alat-alat berat. Alat-alat berat diantaranya :Tandem Roller,
Double drum, Vibrator Roller, Motor Grader, Ashpalt Finisher, Baby Roller, Peuneumatic
Roller dll.
5. Pembuatan stack out (garis penanda batas lebar) sesuai dimensi dalam gambar kerja dan
memeriksa kesiapan stock bahan material di AMP.
6. Kesiapan peralatan produksi (AMP) dan peralatan lapangan yang akan di gunakan setiap kali
akan melakukan produksi.

10
B. Tahap Pelaksanaan

Gambar 11. Pelaksanaan pekerjaan AC BC


1) Produksi
a. Produksi dilakukan setelah bahan, armada angkutan, alat berat cukup tersedia dan siap
operasi dengan tingkat kecepatan kemajuan pekerjaan 60%.
b. Setelah AMP dinyatakan produksi, maka pelaksana pekerjaan melakukan control
produksi di AMP dan kesiapan dan kelayakan operasi armada, agar sesuai dengan
manajemen kerja.
c. Ketelitian waktu dalam mengkordinir tenaga pelaksana saat pemasokan material,
produksi aspal, control pengujian, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan.
d. Pencampuran aspal dilakukan mulai dari penampung dingin yang terpisah untuk setiap
fraksi agregat,melalui conveyor (penyalur material).
e. Agregat dikeringkan dan dipanaskan dengan alat pengering (dryer). Waktu Nyala api
diatur sedemikian rupa sehinga tidak merusak agregat. Melalui mesin elevator, agregat
dipasok ke tempat penampung panas (Hot Bin).
f. Suhu agregat rentang antara 1500C – 1600C.
g. Menyediakan penampung filler tambahan seperti semen tersendiri diatas pugmil.
h. Bahan aspal dipasok ke tanki penampungan dan pemanasan aspal (ketel) dengan
temperature maksimal 1600C. Melalui pipa disalurkan ke penampung aspal kemudian
dipasok ke pugmil( mixer) setelah agregat dan filer pada rentang suhu antara 1450C –
1550C.
i. Setelah dilakukan pencamuran sesuai dengan waktu yang ditentukan, campuran aspal
panas di tuang ke dalam dump truck dengan rentang suhu antara 1350C – 1500C.
Kemudian diangkut kelokasi untuk dihampar.
11
2) Pengangkutan
a. Mobil pengangkut aspal dari AMP ke lokasi pekerjaan harus berjumlah tepat dengan
perhitungan kapasitas muatan aspal, jarak tempuh, kecepatan waktu tiba dilokasi,
sehingga proses penghamparan dilapangan dapat beroperasi secara terus menerus dengan
kecepatan penghamparan tetap.
b. Membuang campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan mutu saat terjadi penundaan
penghamparan atau kendala saat pengangkutan.

3) Penghamparan
a. Mulai penghamparan dilapangan sampai minimum terdapat tiga mobil pengangkut aspal
dilapangan.
b. Penghamparan dilakukan oleh asphalt finisher pada zona kerja yang sudah ditentukan
dan pada permukaan yang sesuai ketentuan.
c. Kontrol suhu baik di AMP maupun dilokasi pekerjaan diperlukan untuk mengevaluasi
kualitas aspal tiap penghamparan.

4) Pemadatan
Pemadatan dilakukan pada tiga tahap yang terpisah dengan tiga jenis alat pemadat sesuai
spesifikasi yaitu :
a. Pemadatan awal (Alat Pemadat Vibrator ganda roda besi)
Pemadatan awal atau breakdown rolling, dilakukan dengan roda penggerak didekat alat
penghampar dan minimum dua kali lintasan pada setiap titik penghamparan.
b. Pemadatan antara (Alat pemadat Roda Karet)
Pemadatan antara atau utama dilakukan dengan allat pemadat roda karet yan berjarak
sedekat mungkin dengan penggilas awal dengan jumlah lintasan sesuai percobaan
penghamparan atau trial mix.
c. Pemadatan akhir (Alat pemadat tandem statis roda baja tanpa vibrasi)
Pemadatan akhir atau finishing rolling dilakukan dengan alat pemadat roda baja tanpa
vibrasi dengan jumlah lintasan sesuai trial atau untuk meratakan permukaan aspal
bilamana roda karet meninggalkan bekas roda pada permukaan perkerasan.

12
C. Pekerjaan Akhir

Gambar 12. Pekerjaan Akhir AC BC

1) Pemeriksaan
a. Kerataan permukaan dan kemiringan jalan diperiksa menggunakan mistar lurus
sepanjang 3 m yang dilengkapi dengan waterpas derajat. Hal ini dilakukan untuk
memastikan permukaan perkerasan dan kemiringan jalan sesuai yang ditunjukan pada
gambar potongan melintang jalan dan sesuai ketentuan.
b. Pemeriksaan dilakukan pada setiap interval 100 meter.
c. Pemeriksaan dimensi perkerasan jalan dilakukan terhadap penampang jalan setelah
semua prosedur dilalui sampai pada selesai pemadatan akhir.

4. Metode Kerja Tack Coat


Lapis Perekat (Tack Coat), di hampar diatas permukaan berbahan pengikat seperti
lapisan Penetrasi Macadam, Laston, Lataston, dll). Berikut tahapan-tahapan pekerjaan Lapis
Perekat (Tack Coat) :

A. Persiapan
1. Pastikan untuk pelaksanaan Tack Coat (Lapis Perekat), pengaspalan telah disetujui (lapis
perkerasan).
2. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
3. Cek ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan
4. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
5. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
dari kesiapan yang telah dilakukan.
6. Pastikan bangunan milik masyarakat dan umum dilindungi dari efek penyemprotan aspal.

13
7. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
8. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
9. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
10. Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
11. Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki.
12. Pastikan permukaan bersih dan bebas dari material lepas.

B. Penyemprotan
1. Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan
2. Pastikan penyemprotan merata, jika menggunakan Sprayer diperlukan tenaga operator
yang terampil.
3. Pastikan dan amati apakah penyemprotan merata dengan melakukan uji coba
kemampuan tenaga operator.
4. Penyemprotan harus dihetikan jika ada ketidak sempurnaan, lakukan perbaikan pada alat
peyemprot.
5. Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m sebelum areal penyemprot an agar aplikasi
konstan.
6. Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki

C. Pengukuran
1. Lakukan pengukuran sisa bahan yang disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup.

D. Pemeriksaan
1. Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
2. Amati bagian tepi, apakah ada bagian yang menunjukkan kekurangan penebaran.

5. Metode Kerja Asphalt Concrete-Wearing Course (AC WC)


Laston Lapis Aus AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course), merupakan lapisan
perkerasan perkerasan beraspal yang berada pada lapisan paling atas atau berfungsi sebagai
lapisan aus. Sebagai lapis aus, pada umumnya Laston Lapis Aus (AC-WC) dihampar dengan
ketebalan 5 cm.
Tahapan untuk penghamparan Laston lapis Aus (AC- WC), setelah pada permukaan yang
akan dilapisi diberikan Lapis Perekat (tack coat) Aspal Emulsi, menurut tahapan berikut ini.

A. Persiapan
1. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pada saat cuaca cerah.
2. Cek kesiapan lapangan
14
B. Pengangkutan
1. Pastikan alat pengangkut dump truck menggunakan penutup terpal.
2. Menerima tiket pengiriman.
3. Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)
4. Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130°C-150°C Aspal Pen, dan
135°C-155°C bitumen asbuton murni atau modifikasi.
5. Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong DTruck.
6. Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi Dump Truck dan Asfhalt Finisher
bergerak searah dengan kecepatan sama

C. Penghamparan
1. Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
2. Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
3. Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
4. Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
5. Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada
jarak 100 meter).
6. Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
7. Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
8. Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
9. Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi 4 mm utk
Laston Lapis Aus (AC-WC)

D. Pemadatan awal (Breakdown Rolling)


1. Suhu pemadatan awal antara 125°C-145°C (Aspal Pen), dan 130°C-150°C (Asbuton Murni
atau Modifikasi)
2. Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
3. Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
4. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
5. Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang
sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum
dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipadatkan.
6. Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.

E. Pemadatan antara (Intermediate Rolling)


1. Suhu pemadatan antara 90°C-125°C untuk Aspal Pen dan 95°C-130°C untuk bitumen
asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
2. Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)

15
3. Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
4. Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
5. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
6. Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.

F. Pemadatan akhir
1. Suhu pemadatan akhir 90°C-125°C untuk Aspal Pen dan 95° C-130° C untuk bitumen
asbuton murni atau modifikasi, Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel
roller/Tandem Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi
2. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
3. Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.

8. Implementasi QHSE (Perencanaan Keselamatan)


A. Pekerjaan Perkerasan Lentur Aspal
1. Lokasi Pekerjaan
1) Pekerjaan dilakukan dimulai dari Sta. 30+000 – Sta. 58+000.
2. Deskripsi Bahaya
1) Terjatuh
2) Alat berat terguling
3) Terjangkit ISPA dan iritasi mata
4) Tertabrak
5) Tergilas
3. Kemungkinan Penyebab
1) Pembongkaran atau pemasangan material
2) Area tanah lunak
3) Kehilangan Fokus
4. Peraturan
1) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Permenaker RI No. 4/ MEN/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi
5. Kontrol Resiko
1) Menggunakan PPE (Personal Protective Equipment)
2) Melakukan komunikasi terkait dengan keselamatan kerja dengan operator alat
sebelum pekerjaan dilaksanakan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai