Sebelum masa pelaksanaan proyek ini harus telah disiapkan metode pelaksanaan
pekerjaan pada saat tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran tender proyek
bersangkutan. Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup
segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Dalam Pekerjaan: “ Pembangunan Ruang Kelas SKh Negeri 03 Kab. Lebak
(3 Ruang (RKB)
” ini dapat dibagi menjadi beberapa item pekerjaan, Item-item pekerjaannya sebagai
berikut :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
V PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN INSTALASI
IX
LISTRIK DAN ARMATURE
X PEKERJAAN LAIN-LAIN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Item-item pekerjaannya:
1. Pek. Papan nama proyek
Papan Nama Kegiatan dibuat dan dipasang dilokasi yang akan dibangun agar dapat
dilihat dan dibaca dengan mudah dan setelah selesai pemasangan papan nama segera
melapor kepada Pengawas, dan Direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
2. Pengukuran dan Pasang Bouplank
Pengecekan kembali mengenai peil, ketinggian tanah, letak batasan-batasan
dengan alat-alat yang sudah diklaribrasi.
Ketidak cocokan antara gambar dengan keadaan lapangan harus segera
dilaporkan kekonsultan yang berwenang.
Penentuan ketinggian dan sudut-sudut yang dilakukan dengan
theodolit/waterpass dengan ketepatan akurasinya
Pengukuran & pengecekan harus disetujui konsultan pengawas.
3. Biaya Listrik Kerja dan air kerja
Kebutuhan tenaga listrik kerja dan air kerja yang dimaksud, adalah jumlah
daya dan volume kubikasi air yang diperlukan oleh Kontraktor untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek. Kebutuhan tenaga listrik kerja dan
air kerja ini, di luar daya listrik untuk proyek bangunan gedung itu sendiri,
merupakan tanggungan pihak kontraktor. Sumber daya listrik, biasanya diperoleh
dari PLN maupun penyediaan genset sendiri, tergantung penggunaannya. Daya
listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi:
Penerangan
Peralatan Kerja, seperti: Mesin Potong Keramik, Bor, Bar Bender, Bar Cutter,
Pompa Air dan lainnya
Peralatan Kantor, seperti: Komputer, printer, dan lain-lain
Jumlah daya listrik yang diperlukan, harus memenuhi berbagai keperluan tersebut.
Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang diperlukan tergantung pada besar
kecilnya fasilitas kerja yang dibutuhkan untuk bangunan kantor maupun sarana
pendukung lainnya.
Sedangkan untuk air kerja kontraktok akan mengebor air tanah untuk memenuhi
kebutuhan air dalam melaksanakan pekerjaan proyek tersebut
5. Mobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan
mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan
alat berat excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator ke besecam.
Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari
situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek,
untuk pertama pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi
pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang, yang
dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan
lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi 0%, juga gambar – gambar kerja (shop
Drawing ). Pada bagian – bagian konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas dengan
membuat gambar detailnya, serta menghitung kebutuhan material / bahan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut. Bersamaan dengan ini mobilisasi
dilaksanakan, dan tak kalah pentingnya adalah membuat MC 0 ( Mutual Chek Nol )
sehingga penempatan dana dapat dikontrol dengan baik dan terukur.Terakhir apabila
pekerjaan ini sudah selesai secara keseluruhan kita lakukan demobilisasi dan yang lebih
penting lagi harus dibuat gambar aktualnya dan foto dokumentasi 100% yang diikuti
dengan final quantity. Pembuatan foto dokumentasi selama pelaksanaan pekerjaan
padakeadaan kondisi sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan (0%, 50%, dan 100 %) pengambilan opname foto tersebut
dilakukan satu titik, / posisi pengambilan tetap. Selain itu membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan, dan bulanan yang meliputi : progres
kemajuan pekerjaan, jumlah tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang digunakan. Untuk
dokumentasi ini dilakukan selama masa pekerjaaan hingga selesai pekerjaan. Kemudian
perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat
6. Direksi Keet
Kantor Proyek/Direksi Keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf di
lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang
pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk
pekerjaan persiapan ini adalah sementara.
Oleh karena itu, desain Kantor Proyek/direksi Keet tersebut, juga dibuat tidak
permanen. Namun demikian, tetap harus mengutamakan kenyamanan dan
persyaratan sebagai tempat kerja. Konstruksinya dilapisi dinding double triplex atau
plywood. Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes.
Kelengkapan kantor pengelola proyek sebagai berikut :
- 3 (tiga) Set meja kerja lengkap dengan kursinya.
- Meja rapat untuk kapasitas 8 orang dan white board
- 1 (satu) unit lemari arsip berkunci.
- 1 (satu) unit PC sekelas Pentium IV dan printer A4
- Calkulator 12 Digit sebanyak 2 buah.
- AC 1 PK 2 unit /sesuai kebutuhan
Tenaga
Bahan Alat
Kerja
Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-
patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar
kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan
pasir urug.
Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap
segera dilanjutkan dengan urugan pasir.
o Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef, kolom,
kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar
rencana.
kerja. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
Bahan
Portland camen
- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut
standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat
digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti
syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut.
Air
Air Yang akan digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air
tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam
alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat
menurungkan mutu beton.
Kerikil/Batu Pecah
Pasir
- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri
dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik,
tidak porous cukup syarat kekerasannya.
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan
terhadap berat kering.
Besi Beton
Kayu
- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa
segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan
dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai
konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan
gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat
kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih
kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
Pengecoran Beton
- Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan
adukan. 1PC : 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai
alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen
dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.
- Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat
adalah kawat beton dengan diameter minimum 1mm.
Pelaksanaan:
a. Pasang Batu Bata/Bataco sesuai shop drawing
b. Basahi permukaan pasangan bata dengan air sampai basah secara merata (curring)
c. Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal untuk caplakan kepalaan dan cek
tarikan benang
d. Setelah kepalaan terpasang tentukan hold point ke 1:
FINISHING ACIAN
Plesteran
i) Lingkup Kerja
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan finishing yang harus dilaksanakan
beradasarkan kontrak dan gambar kerja.
Plesteran
ii) Kontrol dan Batasan
Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti
syarat yang tercantum di dalam RKS ini, PUBI 1982, SII.0013-81, PUBI 1970 dan
semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi selama
berlangsungnya pekerjaan.
v) Penyelenggaraan Pekerjaan
Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat
pasangan bata dikorek dan dibersihkan dengan sikat kawat. Seluruh permukaan
pasangan batu bata harus dibasahi dengan air, sebelum adukan plesteran dapat
diterapkan dan ditebarkan.
Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus
diteruskan ke sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga agar tidak
terjadi gelombang-gelombang dan hasilnya harus rata dan uniform.
Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap basah
selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal selesainya plesteran. Adukan untuk
pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai pada pekerjaan
pasangan batu bata. Plesteran hanya dapat dimulai setelah pasangan bata/batu
bata benar-benar kering.
Sebelum pekerjaan plesteran dapat dimulai, harus dibuat/ memasang
“Kepala Plesteran”, pemasangan “Kepala plesteran” harus dirancang begitu rupa,
dengan menggunakan benang-benang pembantu dan alat lot sehingga nantinya
akan diperoleh hasil plesteran yang benar-benar rata dan tegak lurus. Jarak
“Kepala Plesteran” tidak boleh lebih dari 1 m, dan harus dibiarkan mengering
sebelum garis plesteran pembantu dapat dibuat.
Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan
mengguna-kan kayu telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga diperoleh
garis plesteran yang rata dan tegak lurus (lot). Plesteran susungguhnya baru
dapat dimulai setelah “Garis Plesteran Pembantu” cukup kering.
Pekerjaan Acian
Dinding yang akan diaci dibersihkan dari segala kotoran. Dinding kemudian dibasahi
sampai keadaan kenyang air. Kemudian dilanjutkan dengan Penggelaran adukan semen.
Pastikan semua plesteran terkena adukan acian. Sampai saat acian setengah kering
kemudian dogosok sampai halus.
C. Tenaga kerja: menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai schedule dan volume
pekerjaan.
B. Pelaksanaan :
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.
Ukuran/dimensi
Presisi
warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1 jam.
6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dart lantalpenentuan peil ini untuk
seluruh kesatuan.
7. Pasang benang aran horisontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada
shopdrawing. Kedudukan benang datar dan siku apabila dinding yang ada
adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan
8. Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang.
9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.
16. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah
hingga rata
17. Setelahadukan rata , isi sela - sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan
sendok spesi ( sekop ). pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah
kurt atau spesi telah kering.
18. Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape
19. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.
20. Setelah
kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudan
dipasang nad dari sisa -sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap
Material rangka atap yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang diuraikan
dibawah ini :
Material Struktur Rangka atap
- 55 % Alumunium (Ai)
- 43,5 % Seng (Zinc)
- 1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan Pelapisan : 100gr/m²
- Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel; C75.100
(tinggi profil 75 mm dan tebal 0,8 mm) berat 1,29 kg/m’
- Reng TS 40 (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dengan
spesifikasi tinggi profil 40 mm dan tebal 0,48 mm, berat 0,57 kg/m’, yang pada
sisi kana kiri sepanjang profil dilipat kedalam selebar 5mm.
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut menukik sendiri (self drilling screw), dengan spesifikasi :
- Ukuran baut untuk struktur rangka atap adalah type 12-14x20,
dengan ketentuan;
- diameter ulir : 12 Gauge (5,5 mm)
- Jumlah ulir per inchi : 14 TPI
- Panjang : 20 mm
- Ukuran kepala baut : 5/16” ( 8 mm hex. Socket)
- Ukuran baut untuk reng (batten faastener) adalah type 10-16x16,
dengan ketentuan;
- diameter ulir : 10 Gauge (4,87 mm)
- Jumlah ulir per inchi : 16 TPI
- Panjang : 26 mm
- Ukuran kepala baut : 5/16” ( 8 mm hex. Socket)
Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja, pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik minimum 560 watt
dengan kemampuan minimal 2000rpm.
Untuk menjaga stabilitas ikatan struktur rangka atap, maka antara rangka utama
pada batang utama atas (top cord) dipasang strap bracing (pengaku). Material
baja strap bracing harus memiliki minimum tegangan tarik 250 Mpa, dengan
ketebalan minimum 1,00mm dan lebar minimum
25mm, serta materialnya dilapisi dengan bahan anti korosi zinc- alumunimu
100gr/m2 untuk mencegah terjadinya karat.
b. Persyaratan Konstruksi
1,2 m.
Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga kerja
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja
dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari pabrik. Surat ijin memasang
atap baja ringan ini harus disertakan pada saat pemaparan produk.
PEKERJAAN PLAFOND
PEKERJAAN KACA
1. Bahan yang digunakan adalah kaca bening atau Rayband/hitam, karet penjepit kaca
dan assesoris pekerjaan pintu-jendela aluminium
2. Tempat untuk kaca pada kusen harus dibersihkan. Kaca dipotong dengan diberi
sedikit toleransi untuk pemuaian, dipasang pada kusen dengan dempul pengikat dan
diperhitungkan pemuaiannya.
3. Bahan yang terpasang tidak bergelombang dan dilindungi dari kerusakan, benturan
serta diberi tanda agar mudah diketahui.
4. Potongan kaca rapi, lurus dan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus
5. Pemasangan kosen-kosen aluminium dipakai pelindung dan penjepit karet di
sekeliling tepi kaca yang terpasang pada kosen-kosen tersebut
Dipakai lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang berhubungan
dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealantsesuai dengan persyaratan
dari pabrik dengan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak dari kaca dan
kerangka
Panel Listrik
Langkah Kerja :
i. Panel tegangan rendah mengikuti sandart VDE/DIN dan peraturan IEC serta PUIL
ii. Panel-panel terbuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
dizinchromat dan diduco 2 kali dan memakai cat bakar, warna abu-abu ICI. Pintu dari
panel-panel dilengkapi dengan master key
iii. Setiap panel mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar diperhitungkan untuk besar
arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih
tinggi dair 65°C. Setiap busbar copper diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan
yang dipergunakan untuk member warna busbar dan saluran dari jenis yang tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan
iv. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi Under mounting dalam kotak tahan
getaran, dalam Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96x96 mm dengan skala
linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat dari
LMK/PLN
v. Komponen-komponen pengaman yang dipakai adalah sebagai berikut :
a. A.C.B
b. MCCB
c. HRC Fuse
d. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
e. Auxiliary relay
vi. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai:
a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter
f. Cos O meter
vii. Operasi LVMDP
a. Apabila dalam keadaan normal (PLN hidup), incoming circuit breaker dari trafo
posisi on dan incoming CB dari genset posisi off
b. Apabila PLN padam, secara otomatis dengan AMF system. Generator set
hidup/menyala, dalam kondisi incoming CB dari genset posisi on, incoming CB
posisi off.
KABEL
a. Semua kabel di kedua ujungnya diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban
b. Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai PUIL
c. Kabel daya yang dipasang dishaft dipasng padatangga kabel, diklem dan disusun rapi
d. Setiap tarikan kabel tidak disambung kecuali pada kabel penerangan
e. Kabel berdiameter 16 mm² atau lebih dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih menggunakan pressure
tank yang kemudian disolder dengan timah pateri
g. Semua kabel yang ditanam pada kedalaman minimum 100 cm, dimana sebelum kabel
ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu
bata sebagia pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel
h. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench mempergunakan kabel support,
minimum setiap 50 cm
i. Pada route kabel tiap 25 cm dan di setiap belokan ada tanda arah jalannya kabel
j. Kabel yang ditanam dn menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya ditanam
lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter
minimum 2 ½ kali penampang kabel
k. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit diletakkan pada suatu trunking kabel
l. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton dibuatkan sleeve dari
pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel
m. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak di dalam kotak terminal yang
terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan sekrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal minimum 4 cm.
n. Setiap pemasangan kabel daya diberikan cadangan kurang lebih 1 m di setiap ujungnya
o. Penyusunan conduit di atas trunking kabel rapi dan tidak saling menyilang
p. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las dop merk Legrand atau 3
M
a. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian minimum 300 mm dari level lantai untuk kotak kontak dan
1500 mm untuk saklar
b. Kotak kontak dan saklar yang akan dipasang pada tempat yang lembab type water dicht
c. Kotak kontak yang khusus dipasang di dalam outlet box di bawah lantai, dari jenis yang
sesuai dengan box dan underfloor duct, rata dengan permukaan lantai, tahan injakan
serta dengan system tutup pengaman lubangnya.
PENGUJIAN
Sebelum dilakukan pengujian, baik parsial maupun general, maka hal utama yang harus
dilakukan adalah pencermatan atau commissioning.Tujuan dari pencermatan (lebih dikenal
dengan istilah commissioning) dan pengujian secara umum adalah untuk tercapainya
jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan para pengguna dan lingkungan yang
berada disekitarnya.
Secara spesifik bertujuan sebagai berikut:
o Menjamin terpasangnya instalasi secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam gedung sesuai dengan fungsinya
o Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari adanya
kejadian yang tidak diinginkan
o Menjamin kehandalan system yang dipasang
o Menjamin mudahnya dilakukan perawatan
o Menjamin life time peralatan, minimum sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat
o Menjamin beroperasinya system sehingga dapat menunjang terselenggaranya
kegiatan di dalam gedung sesuai dengan fungsinya secara optimal
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan (baik electrical maupun mechanical) harus diuji
sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai dengan standar dan persyaratan
yang diacu dalam pekerjaan ini seperti termaktub pada RKS Mechanical Electrical Bab I, sub
bab B tentang Standard dan Referensi atau sesuai dengan standard pabrik. Bilamana
diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diminta oleh Direksi Proyek untuk
diuji di laboratorium atas tanggungan biaya kontraktor
2. Pekerjaan Electrical
Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga dicapai baik, sesuai dengan PUIL
2000. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup instalasinya, harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut ditutup.
maupun one line diagram lengkap dengan daftar dan volume equipment yang akan
digunakan
o Sebelum dilakukan pembuatan panel kontraktor diwajibkan untuk menunjukan
kualitas panel yang pernah dibuat, baik itu di workshop pembuat panel ataupun
diprojek lain yang pernah dikerjakan untuk mendapatkan persetujuan kualitas yang
dikehendaki.
o Sebelum panel-panel dikirimkan ke lokasi projek, kontraktor wajib melaporkan ke
direksi proyek untuk dilakukan pengecekan akhir (victory visit). Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya kesalahan, dan jika terjadi kesalahan, maka perbaikan
harus dilakukan di work shop. Terutama panel induk (LVMDP dan SDP) yang bekerja
secara otomatis, harus dilakukan test unjuk kerja di workshop.
o Cek peralatan yang digunakan baik Merk dan keasliannya, kemampuan hantar arus,
breaking capacity, rangkaian kontrolnya dan ukuran busbar
Walaupun tahanan isolasi tersebut telah memenuhi syarat minimum, namun pada
proyek ini dikehendaki tahanan isolasi di atas harus mencapa tak terhingga, atau dapat
dianggap besarnya tak terhingga. Dalam satu kelompok rangkaian instalasi yang menuju
ke panel, tahanan isolasinya haruslah seimbang antara bagian satu dengan lainnya. Jika
ada nilai yang perbedaannya cukup mencolok dibandingkan dengan yang lain, maka
instalasi tersebut harus dicek dan diperbaiki sehingga mendapatkan tahanan isolasi
Grounding test.
Besar tahanan pembumian tidak boleh melebihi seperti berikut ini:
Penyalur Petir 5
Pentanahan Peralatan Listrik 2
Telekomunikasi/elektronik 0,5
FIKI HERDIANSYAH
Direktur