Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang laut (Vigna marina (Burm.) Merr.) merupakan salah tanaman yang

termasuk dalam kelompok kacang-kacangan (legum). Tumbuhan ini tumbuh liar

dan merambat disepanjang pesisir pantai dan terdsitribusi di daerah pesisir tropis

dan subtropis. Kacang laut (Vigna marina (Burm.) Merr.) mampu bertahan hidup

pada kondisi yang tidak menguntungkan disekitar pesisir pantai dengan tingginya

kadar garam atau salinitas. Kemampuan adaptasi yang tinggi dapat dipengaruhi

oleh senyawa atau kandungan nutrisi yang terdapat di dalam kacang laut (Vigna

marina (Burm.) Merr.)

Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan baik untuk manusia, hewan maupun tanaman. Nutrisi meliputi

karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan berbagai macam mineral. Nutrisi

termasuk metabolit primer, yang dimana pada kondisi kurang menguntungkan

akan diubah menjadi metabolit sekunder. Salah satu nutrisi yang sangat dibuthkan

oleh tanaman yaitu vitamin.

Vitamin berperan dalam proses pertumbuhan sebagai katalisator dalam

proses metabolisme. Vitamin berfungsi sebagai komponen koenzim atau gugus

prostetik enzim lainnya. Salah jenis enzim yang memberikan banyak manfaat yaitu

vitamin C. Vitamin C berbentuk kristal putih yang mudah larut dalam air serta
stabil dalam larutan alkali. Fungsi utama vitamin C yaitu sebagai antioksidan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum Kadar Vitamin C.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada paktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna marina (Burm.)

Merr.) ?

2. Bagaimana perbedaan kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna marina

(Burm.) Merr.) yang ternaungi dan terpapar sinar matahari langsung ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna marina

(Burm.) Merr.).

2. Untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna

marina (Burm.) Merr.) yang ternaungi dan terpapar sinar matahari langsung.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna marina

(Burm.) Merr.).
2. Dapat mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna

marina (Burm.) Merr.) yang ternaungi dan terpapar sinar matahari langsung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kacang Laut (Vigna marina (Burm.) Merr.)

Kacang laut (V. marina (Burm.) Merr.) merupakan jenis tumbuhan herba

yang memiliki batang menjalar tanpa sulur. Batang tumbuhan ini subsukulen,

berakar pada tiap bukunya dengan panjang 2-3 m. Daun Kacang laut berukuran 5-

8 cm x 5-8 cm, beranak daun tiga, dengan pertulangan daun melengkung dan

muncul ke permukaan, gundul atau dengan beberapa rambut pada permukaan daun

(Ekawati, 2012).

Kacang laut (V. marina (Burm.) Merr.) merupakan tumbuhan legum yang

terdistribusi secara luas di daerah pesisir pantai dan bahkan sangat dekat dengan

garis pantai sehingga mengindikasikan bahwa tumbuhan ini toleran terhadap

salinitas. Hal tersebut didukung pula oleh penelitian yang membuktikan bahwa biji

dan bibit Kacanglaut (V. marina (Burm.) Merr.) yang ditumbuhkan pada kondisi

salinitas tinggi (35 ppm) dapat menoleransi dengan baik yang ditandai dengan

perkecambahan, pertumbuhan serta fotosintesis yang berjalan dengan optimum

Septiana (2009).

B. Nutrisi

Nutrisi digunakan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas dan

berperan penting selama proses partumbuhan dan perkembangan. Nutriai meliputi

karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi yang


terkandung pada suatu tumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, diantaranya

salinitas. Salinitas yang tinggi akan menyebabkan stres air sehingga akan

mempengaruhi sintesis nutrisi oleh tumbuhan baik itu karbohidrat, protein, lemak

maupun vitamin (Riski, dkk., 2016).

C. Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang terbentuk sebagai asam L-askorbat dan

asam L-dehidroaskorbat. Vitamin C mempunyai rumus empiris C 6H8O6yang dalam

bentuk murni merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair

pada suhu 190oC -192oC. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa

asam.Vitamin Chanya dapatdibentukoleh tumbuhandan terdapat pada sayuran

serta buah-buahan dalam jumlahyangbesar.Halinidisebabkankarena

tumbuhanmemilikienzimmikrosomal L-gulonolakton oksidasesebagaikomponen

dalam pembentukan asam askorbat (Siti, dkk., 2016).

Perbedaan kandungan vitamin C antar spesies tumbuhan dapat

disebabkan oleh adanya faktor genetis. Biosintesis vitamin C diregulasi oleh

adanya gen-gen penyandi enzimyang berperan didalamnya. Terdapat enam

enzim yang disandi oleh gen-gen dalam biosintesis vitamin C, diantaranya mio-

inositoloksidase (MIO), GDP-Manosa-3’,5’-epimerase (GME), L-galaktono-

gamma-lakton dehidrogenase (GLDH), asam D-galakturonic reduktase (GalUA),

L-Galaktosa-1-fosfate fosfatase (GalPase) dan L-galaktosa dehidrogenase


(GalDH). Keragaman spesies inilah dapat menyebabkan perbedaan kandungan

vitaminCpada setiaptumbuhan (Kurniawan, dkk., 2010).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 November 2018 pukul

14.00-18.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Unit Botani, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari.

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Daun kacang laut (Vigna Sebagai objek pengamatan
marina (Burm.) Merr.)
2. Akuades Sebagai pelarut
3. Larutan amilum 1% Sebagai larutan ekstraksi
4. Larutan iodin standar 0,01 N Sebagai larutan filtrasi
5. Aluminium foil Sebagai tempat menyimpan bahan
6. Kertas saring Sebagai penyaring ampas
7. Kertas label Sebagai penanda perlakuan

C. Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No Alat Kegunaan
1 2 3
1. Mortal Untuk menghaluskan bahan
2. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
3. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
4. Labu ukur 100 mL Untuk mengukur larutan yang digunakan
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3
5. Timbangan analitik Untuk menimbang bahan
6. Labu Erlenmeyer Untuk menyimpan larutan ekstraksi
7. Corong Sebagai tempat kertas saring

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Menggerus bahan dengan menggunakan mortal

2. Bahan yang telah digerus diambil sebanyak 30 gram dan dimasukan dalam labu

ukur 100 mL

3. Menambahkan akuades sampai volume mencapai 100 mL, lalu disaring dengan

kertas saring

4. Filtrat diambil 20 mL dan dimasukan dalam labu Erlenmeyer 125 mL kemudian

ditambahkan 2 mL larutan amilum 1%

5. Tahap selanjutnya filtrasi dengan larutan iodin standar 0,01 N yang dibuat dari

bahan KI dan yodium sampai larutan berwarna biru

6. Sudarmaji (1989) menyatakan dalam 1 mL larutan iodin yang terpakai setara

dengan 0,88 mg vitamin C, sehingga perhitungan kandungan vitamin C dapat

dilakukan dengan mengalikan volume larutan iodin yang terpakai dalam proses

titrasi dengan 0,88 mg.

Rumus :
VI 2 x∋2 x 0,88
Kadar vitamin C= x 100 %
mg sampel x 0,1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan


No. Gambar Keterangan
1 2 3
1

Berhasil pada tetesan ke-20

(Tempat Terang)

Berhasil pada tetesan ke-30

(Tempat Ternaungi)
B. Analisis Data

Rumus :

VI 2 x∋2 x 0,88
Kadar vitamin C= x 100 %
mg sampel x 0,1

1. Tempat terang

20 x 0,01 x 0,88
Kadar vitamin C= x 100 %
30 x 0,1

0,176
= x 100 %
3

= 5.86 %

2. Tempat Ternaungi

30 x 0,01 x 0,88
Kadar vitamin C= x 100 %
30 x 0,1

0,264
= x 100 %
3

= 8.8%

C. Pembahasan

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C

cukup stabil dalam keadaan kering, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah

rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas. Vitamin C

tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin

berperan dalam proses pertumbuhan sebagai katalisator dalam proses

metabolisme. Vitamin berfungsi sebagai komponen koenzim atau gugus prostetik


enzim lainnya.Manfaat lain vitamin C khususnya pada manusia diantaranya yaitu

mencegah sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat

sembuhnya luka serta mencegah kerusakan atau perdarahan pada pembuluh darah

halus.

Pengamatan kadar vitamin C dilakukan dengan menggunaka metode

iodimetri dengan cara mereduksi vitamin C. Asam askorbat (vitamin C)

merupakan zat pereduksi yang kuat dan secara sederhana dan dititrasi dengan

larutan baku iodium 0,01 N. Penambahan iodium akan terbentuk kompleks pati

dan iodium kompleks ini dapat mengendap yang kemudian dapat ditentukan

dengan mengukur konsentrasi warna biru yang terbentuk (Wulung, 2008). Warna

biru yang dihasilkan diperkirakan hasil dari ikatan kompleks antara amilum

dengan iodine. Iodin yang ditambahkan berfungsi sebagai indikator suatu senyawa

polisakarida.

Hasil pengamatan menunjukan kadar vitamin C pada tempat terang yaitu

5.86 %, sedangkan di tempat ternaungi yaitu 8.8%. Hasil ini diperoleh dengan

melihat perubahan warna sampel menjadi biru ketika ditetesi dengan iodin 0,01 N.

Sampel yang berada di tempat terang membutuhkan 20 tetese larutan iodin,

sedangkan di tempat terang membutuhkan 30 tete larutan iodin. Berdasarkan hasil

pengamatan diketahui bahwa kompleks vitamin C lebih cepat terbentuk pada

tempat terang. Hal ini terjadi karena semakin tinggi intensitas cahaya yang

diterima akan menyebabkan tanaman lebih banyak mensintesis vitamin C. Sintesis


vitamin C digunakan sebagai antioksidan. Menurut Louise (2016) vitamin C juga

akan lebih stabil pada kondisi kering.

Rendahnya kadar vitamin C dapat terjadi karena rusaknya struktur yang

dimiliki. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu,

oksigen, katalis logam dan sinar atau cahaya. Selain itu kadar vitamin C juga dapat

dipengaruhi oleh tingkat salinitas, dimana semakin tinggi salinitas maka semakin

banyak vitamin C yang diproduksi untuk membentuk antioksidan sehingga dapat

menetralkan radikal bebas yang terbentuk karena stres salinitas.

Lanamu (2018) tinggi rendahnya kadar vitamin C dapat dipengaruhi oleh

jarak tumbuhan dari sumber salinitas. Semakin dekat tumbuhan tumbuhan dengan

sumber salinitas maka semakin tinggi pula kadar vitamin C yang disintesis.

Banyaknya vitamin C yang disintesis pada kondisi salinitas tinggi digunakan untuk

water holder (menyimpan air) sehingga mampu menjaga kelembaban dan

menceha tumbuhan dari kekeringan, dimana stres salinitas akan menyebabkan

kehilangan banyak air karena kondisi garam yang berlebih.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik pada praktikum ini yaitu sebagai berikut.

1. Kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna marina) dipengaruhi oleh tempat

tumbuh dan jauh dekatnya dari sumber salinitas.

2. Perbedaan kadar vitamin C pada daun kacang laut (Vigna marina) pada tempat

terbuka yaitu 5.86, sedangkan pada tempat ternaungi yaitu 8.8. Hasil

pengamatan membuktikan bahwa cahaya sangat berperan penting dalam

pembentukan klorofil.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknya semua

anggota kelompok lebih bekerjasama, sehingga tidak hanya beberapa anggota

yang mangamati.
DAFTAR PUSTAKA

Ekawati, 2012, Analisis Biomassa, Kadar Klorofil dan Vitamin C sebagai Adaptasi
Fisiologi Tumbuhan KacangLaut (Vigna marina Burm.) pada Kondisi
Salinitas Berbeda, Skripsi, Jurusan Biologi, Universitas Halu Oleo, Kendari

Kurniawan, M., Izzati, M. dan Nurchayati, Y., 2010, Kandungan Klorofil,


Karotenoid dan VitaminC pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik,
Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi, 18(1):28-40

Lanamu, S.P., 2018, Analisis Kadar Nutrisi dan Antinutrisi Daun Kacang Laut
(Vigna Marina (Burm.) Merr. ) dari Dua Habitat Yang Berbeda Di Pantai
Toronipa Sulawesi Tenggara, Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari

Louise, A.B., 2016, Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Holtikultura,


Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Universitas Jenderal
Soedirman, Fakultas Pertanian, Purwokerto

Riski, D.H., Armid dan Emiyarti, Hubungan Kandungan Nutrien dalam Substrat
terhadap Kepadatan Lamun Di Perairan Desa Lalowaru Kecamatan
Moramo Utara, Jurnal Sapa Laut, 1(2): 42-53

Septiana, A., 2009, Seed and Seedling Salt Tolerance of Vigna marina (Burm.)
Merr.)., a Tropical Legume, Master Thesis, University of the Ryukyus,
Japan.

Siti, N., Agustina, A. dan Nurhaini, R., 2016, Penetapan Kadar Vitamin C pada
Jerami Nangka (Artocarpus heterpophyllus L.), Jurnal Farmasi Sains dan
Praktis, 2(1): 1-6
Wulung, 2008, Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes,
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 12 (1), 1410-0177

Anda mungkin juga menyukai