Anda di halaman 1dari 28

BUKU SAKU

DIREKTORAT PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
ditpsd.kemdikbud.go.id
LAYANAN
KHUSUS

SERI 5 :
Pendidikan Bagi
Anak Nelayan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


ditpsd ditpsdtv @ditpsd_dikbud Direktorat Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Tim Penyusun Direktorat Sekolah Dasar

Ketua:
Adeb Davega Prasna, S.H., M.H

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


ditpsd ditpsdtv @ditpsd_dikbud Direktorat Sekolah Dasar
BUKU SAKU PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS
SERI 5: PENDIDIKAN BAGI ANAK NELAYAN

Pengarah : Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd.

ISBN: 978-623-98588-7-2

Pembina : M. Aris Syarifuddin, S.T., M.M


Ketua: Adeb Davega Prasna, S.H., M.H
Anggota:
1. Ariaty Dano, M.Pd
2. Diah Asih S, SE, M.Pd.
3. Astika Purbasari, S.H.
4. Fadri Ari Sandi, M.P.A.
5. Roni Parulian Simamora, S.T.
6. Yono
7. Budi Setiawan, M.Pd

Desain dan Tata Letak: Azinar Ismail

Diterbitkan oleh:
Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gedung E Lantai 17-18 Komplek Kemendikbudristek,
Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp : (021) 5725635, Faks (021) 5725637
Laman : http://ditpsd.kemdikbud.go.id/

Jumlah Halaman: 24 Halaman


Cetakan 1, 2021

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis.

2 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga buku saku Pengelolaan
Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak
Nelayan ini dapat diselesaikan. Buku saku
ini merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh Direktorat Sekolah Dasar
untuk meningkatkan kualitas layanan
pendidikan sekolah dasar di Indonesia.
Pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan harus dikelola
dengan baik agar kualitas peserta didik meningkat dan berkontribusi
positif terhadap pembangunan nasional. Tata Kelola pendidikan
yang baik merupakan salah satu dasar dalam upaya mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Faktor penentu dan penunjangnya
adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), ketersediaan teknologi,
penggunaan anggaran yang tepat sasaran, serta partisipasi pihak-
pihak terkait.
Buku saku ini disusun bertujuan untuk lebih memahami daerah
3T dan mengetahui permasalahan dan potensi sumber daya di
daerah nelayan, memotivasi pemerintah daerah dalam penanganan
permasalahan dan pelayanan pendidikan di daerah nelayan, serta
menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas di daerah nelayan.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada para penyusun
buku saku ini dan berharap buku saku ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terkait. Semoga Allah SWT memberikan pahala
yang berlipat atas semua jerih payah yang telah dilakukan.

Direktur Sekolah Dasar

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 3


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................... 4
Pendahuluan ................................................................... 5
Alur Pengelolaan Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak Nelayan 7
Identifikasi Permasalahan Sosial di Wilayah Nelayan .......... 8
Permasalahan Pendidikan di Wilayah Nelayan ................ 9
Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak
Nelayan ................................................................... 10
Identifikasi Potensi (Potensi Daerah dalam Mendukung
Pengelolaan Pendidikan Layanan Khusus Bagi Anak Nelayan)
................................................................... 12
Strategi Pelaksanaan ................................................................... 13
Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Layanan Khusus bagi
Anak Nelayan ................................................................... 13
Penentuan Kurikulum Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak
Nelayan ................................................................... 15
Penjadwalan Kegiatan Pendampingan Pendidikan Layanan
Khusus bagi Anak Nelayan ................................................. 16
Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak
Nelayan ................................................................... 16
Tugas dan Tanggung Jawab ................................................. 18
Peran Sekolah dalam Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak
Nelayan ................................................................... 18
Peran Masyarakat dalam Pendidikan Layanan Khusus bagi
Anak Nelayan ................................................................... 19
Stake Holder Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak Nelayan
................................................................... 20
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan ........................................... 22
Daftar Pustaka ................................................................... 23

4 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


Pendahuluan

M
asyarakat pesisir ini terdiri atas nelayan, pedagang
ikan, pembudi daya ikan dan hasil laut lainnya. Mereka
kemudian secara komunal membentuk budaya khas yang
secara umum sangat bergantung dengan sumber daya pesisir.
Anak nelayan yang dimaksud dalam buku ini adalah anak-anak
nelayan dari masyarakat pesisir/ nelayan yang secara ekonomi
tertinggal/lemah/mengalami kesulitan.

Karakteristik masyarakat nelayan secara sosial ekonomi


dalah bahwa mereka memiliki mata pencaharian
utama dari sumber daya laut seperti sebagai
nelayan tangkap, nelayan budi daya, pengusaha
ikan, buruh nelayan, bahkan penambang pasir
dan transportasi laut. Dengan kondisi seperti ini
mereka hidup cukup keras karena ketidakpastian
penghasilan dan perubahan perilaku alam.
Secara umum, masyarakat pesisir adalah
kelompok yang relatif tertinggal dalam hal
ekonomi, layanan pendidikan, maupun
layanan kesehatan.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 5


Beberapa permasalahan yang menyebabkan anak
nelayan tertinggal dalam pendidikan, antara lain masalah
sarana pendidikan yang minim, terbatasnya wawasan tentang
pendidikan di kalangan orang tua, dan masalah yang paling
mendasar adalah ketika anak-anak pesisir putus sekolah dan
dilbatkan orang tua untuk mencari nafkah untuk menopang
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari sehinga pendidikan
mereka terabaikan.

Hak Pendidikan Bagi Anak Nelayan


• Pasal 31 ayat (1) UUD 1945
“Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”

• Pasal 13 ayat 1 UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan


UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
“setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua,
wali atau pihak lain manapun beranggung jawab atas
pengasuhan dan berhak mendapatkan perlindungan
dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi, penelantaran,
ketidakadilan, dan lain-lain”

• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor


72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Layanan Khusus (PLK)
“PLK adalah pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil atau terbelakang, masyarakat adat terpencil,
dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan
yang tidak mampu dari segi ekonomi.”

6 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


Alur Pengelolaan
Pendidikan Layanan
Khusus bagi Anak Nelayan
• Alur Pengelolaan Pendidikan Layanan Khusus bagi
Anak Nelayan
Adapun alur pengelolaan afirmasi pendidikan bagi
anak nelayan adalah sebagai berikut:

Identifikasi Identifikasi Identifikasi


Permasalahan Permasalahan Kebutuhan
Sosial di Wilayah Pendidikan Pendidikan
Nelayan Anak Nelayan Layanan Khusus
bagi Anak Nelayan

Pembinaan Pelaksanaan Perencanaan


dan Evaluasi Pendidikan Pendampingan
Pendidikan Layanan Khusus Pendidikan
Layanan Khusus bagi Anak Layanan Khusus
bagi Anak Nelayan Nelayan bagi Anak
Nelayan

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 7


• Identifikasi Permasalahan Sosial di Wilayah
Nelayan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga
Mitra Kemendikbud pada Tahun 2019 terdapat beberapa
permasalahan sosial di wilayah nelayan sebagai berikut :

a. Permasalahan Ekonomi
Anak nelayan tergolong dalam masyarakat
kategori ekonomi lemah.

b. Sumber Daya Manusia


Faktor lingkungan dan gaya hidup para
nelayan yang lebih mengutamakan mencari
nafkah daripada pentingnya pendidikan
membuat motivasi belajar anak nelayan
kurang.

c. Sosial Budaya
Kurangnya pengetahuan pendidikan terkait
kebersihan dan kesehatan lingkungan,
serta budaya hidup komsumtif membuat
kehidupan sosial budaya di wilayah nelayan
berjalan tidak baik dan sering menimbulkan
permasalahan

d. Kondisi Geografis
Wilayah pesisir yang beragam dan sulit
terjangkau menyebabkan akses masyarakat
terbatas, kurangnya infrastruktur, transportasi
dan komunikasi. Keberadaan wilayah tersebut
menjadi tidak terpantau oleh instansi terkait
dan dengan demikian program-program dari
dinas pendidikan tidak dapat menjangkaunya.

8 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


• Permasalahan Pendidikan di Wilayah Nelayan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga
Mitra Kemendikbud pada Tahun 2019 terdapat beberapa
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh anak nelayan
sebagai berikut:

Anak tidak
sekolah

Rendahnya
motivasi anak Anak merasa
terhadap dikucilkan di
pendidikan sekolah
Anak kesulitan
akses Ketersediaan
administrasi guru dan tenaga
kependudukan pendidik yang
untuk sekolah belum mencukupi

Jam sekolah
yang tidak sesuai
dengan waktu
melaut

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 9


• Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Layanan Khusus
bagi Anak Nelayan
Berdasarkan Permendikbud No.72 Tahun 2013, maka
model pendidikan bagi anak anak nelayan dapat dilakukan
melalui beberapa metode berikut :

• Satuan Pendidikan

 Model Pendidikan Formal. Anak di wilayah nelayan


yang dapat menjangkau akses pendidikan formal
dapat diidentifikasi untuk diupayakan kembali
bersekolah dengan melakukan berbagai pendekatan,
tentunya didukung oleh peran orang tua, dinas
pendidikan setempat dengan penyesuaian kurikulum
dan sistem pembelajaran yang memenuhi kebutuhan
anak nelayan.

10 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


• Layanan Pendidikan

Pendidikan kejar paket


Anak nelayan yang kesulitan menjangkau akses


pendidikan formal perlu diidentifikasi untuk diberikan
layanan pendidikan non formal berupa pendidikan
kejar paket yang disesuaikan dengan kebutuhannya
sebagai anak nelayan.

Sekolah komunitas

Sekolah komunitas bagi anak nelayan


merupakan sebuah konsep layanan
pendidikan yang berbasis pada
komunitas nelayan dimana
komunitas ini secara bersama-
sama turut bertanggung jawab atas
pendidikan anak-anak mereka dengan
pemberdayaan setiap potensi yang dimiliki kelompok
masyarakat pesisir tersebut. Dalam sekolah komunitas,
peran serta masyarakat dengan segala potensinya
lebih menonjol dalam upaya penuntasan pendidikan
anak-anak mereka. Oleh karena itu konsep pendidikan
berbasis komunitas pesisir ini lebih menekankan
pada capaian hasil pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan serta kondisi aktivitas masyarakat nelayan
dari pada kepatuhan terhadapan tuntutan formalitas
pendidikan sekolah pada umumnya, seperti seragam,
tempat belajar, jadwal ketat dan kaku, serta sarana-
prasarana belajar yang baku dan sebagainya.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 11


• Identifikasi Potensi (Potensi Daerah dalam
Mendukung Pengelolaan Pendidikan Layanan
Khusus Bagi Anak Nelayan)
Pendidikan anak nelayan akan sangat efektif jika memuat 2
unsur sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter erat hubungannya
dengan pendidikan moral dimana
tujuannya adalah untuk membentuk
dan melatih kemampuan individu secara
terus-menerus guna penyempurnaan
diri ke arah hidup yang lebih baik.

2. Pendidikan kecakapan hidup (life skill)


Pendidikan kecakapan hidup (life skill)
perlu diberikan kepada anak nelayan
untuk mampu bertahan dengan
dukungan sumberdaya yang ada serta
mendorong peningkatan kecakapan
untuk dapat bersaing dalam dunia
global yang semakin pesat, sehingga
mereka mampu memiliki kecakapan dan
keterampilan dalam dunia kerja maupun industri,
khususnya di bidang perikanan dan kelautan.

12 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


Strategi
Pelaksanaan

• Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Layanan


Khusus bagi Anak Nelayan
- Tematik
Guru mengintegrasikan semua mata pelajaran menjadi
topik yang memiliki kegunaan dan bersifat kontekstual.

- Penemuan dan eksplorasi


Pembelajaran melalui
penemuan oleh siswa
menggunakan indra
dan kognisi mereka
untuk berkomunikasi,
menunjukkan
empati, berpikir kritis,
dan membangun
kepercayaan diri.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 13


- Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based
learning)

Pembelajaran ini merupakan pendekatan dalam


proses belajar mengajar yang melibatkan siswa
dalam suatu kegiatan tertentu dalam menghasilkan
sebuah produk. Para siswa terlibat aktrif mulai dari
perencanaan, penyusunan rancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan hasil kegiatan. Pelaporan ini berupa
produk dan laporan proses pembuatannya. 

- Pembelajaran berpusat pada siswa


Dalam pembelajaran ini siswa lebih aktif melaksanakan
kegiatan belajar, sedangkan guru berfungsi sebagai
fasilitator.

14 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


• Penentuan Kurikulum Pendidikan Layanan Khusus
bagi Anak Nelayan
Diperlukan kurikulum pendidikan yang mendukung kegiatan
kehidupan masyarakat pesisir dan relevan dengan kebutuhan
pengembangan kualitas hidup yang berkelanjutan sebagai
masyarakat nelayan. Dalam hal ini perlu dikembangkan
kurikulum berbasis kelautan dengan tenaga pendidik yang
memadai dengan dukungan semua elemen komunitas pesisir.

Kurikulum program afirmasi pendidikan anak nelayan dapat


dikembangkan berdasarkan kurikulum Pendidikan nasional
seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dengan kelautan dan perikanan sebagai muatan tambahan
yang utama. Di samping itu diharapkan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk membentuk
dan menentukan sendiri kurikulum sesuai dengan kearifan
local (local wisdom) pada masing-masing daerah.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 15


• Penjadwalan Kegiatan Pendampingan Pendidikan
Layanan Khusus bagi Anak Nelayan
Penjadwalan kegiatan ini ditetapkan
oleh Dinas Kabupaten/Kota
dengan berkoordinasi dengan
pihak terkait.

• Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Layanan Khusus


bagi Anak Anak Nelayan

Berbasis realitas sosial dan budaya setempat



Semua unsur-unsur pembelajaran bagi anak di wilayah
nelayan seperti bahan ajar, sarana pembelajaran,
kegiatan belajar, serta waktu dan tempat belajar harus
disesuikan dengan realitas sosial dan potensi lokal yang
ada di wilayah peserta didik.

Kontekstual

Materi pembelajaran harus sesuai dengan situasi dan
kondisi sehari-hari di lingkungan nelayan.

Fleksibel

Desain dan waktu kegiatan pembelajaran dapat
dimodifikasi atau diubah dengan disesuaikan dengan
waktu melaut para masyarakat di wilayah nelayan.

16 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


Partisipatif dan Kolaboratif

Secara aktif melibatkan peserta didik ke dalam proses
pembelajaran, bekerja sama dengan kemampuan
bervariasi, serta menekankan pembelajaran kegiatan
pemecahan masalah (problem solving).

Fungsional

Materi yang diajarkan bisa berdampak langsung
terhadap kebutuhan peserta didik, supaya hasil
belajar dapat lebih bermakna dalam meningkatkan
keterampilan sesuai dengan persoalan dan konteks
yang dihadapi peserta didik.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 17


Tugas dan
Tanggung Jawab

• Peran Sekolah dalam Pendidikan Layanan Khusus


bagi Anak Nelayan

Melakukan pemetaan terhadap anak usia


sekolah di wilayah nelayan

Memanifestasikan program afirmasi pendidikan


ke dalam kurikulum pendidikan dan kegiatan
sekolah

Membuat Strategi Pembelajaran yang sesuai


bagi anak nelayan

Membuat program pendidikan berbasis


karakter bagi anak-anak nelayan

18 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


• Peran Masyarakat dalam Pendidikan Layanan
Khusus bagi Anak Nelayan
a. LSM
Lembaga swadaya masyarakat diharapkan dapat
berpartisipasi sebagai mitra pemerintah dalam
menyelenggarakan pendidikan afirmasi anak nelayan.

b. Tokoh masyarakat
Partisipasi tokoh masyarakat dalam pendidikan
anak nelayan dapat dilakukan dalam bentuk
penyelenggaraan, sosialisasi, advokasi, dan kegiatan
lainnya yang mendukung perluasan akses dan
peningkatan mutu pendidikan layanan khusus bagi
anak nelayan.

c. Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)


Perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial untuk berkontribuasi di dunia
pendidikan melalui program corporate
social responsibility (CSR). Peran CSR
dalam pelaksanaan afirmasi pendidikan
bagi anak nelayan adalah dengan
mendukung peningkatan kualitas pembelajaran
komunitas nelayan melalui program kemitraan dengan
penekanan pada upaya pemberdayaan masyarakat.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 19


• Stake Holder Pendidikan Layanan Khusus bagi
Anak Nelayan
a) Dinas Pendidikan
Bertugas membuat kebijakan pendidikan afirmasi bagi
anak nelayan miskin serta melakukan pemberdayaan
potensi pendidikan anak nelayan miskin.

b) Dinas Sosial Kabupaten/Kota


Data dan informasi tentang anak nelayan dan keluarga
nelayan miskin dapat digunakan dalam perencanaan
dan penyelenggaraan pendidikan afirmasi bagi anak
nelayan miskin.

c) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota

Bertugas memberikan konten pendidikan life skill terkait


pengelolaan hasil laut bagi anak nelayan
miskin, seperti membuat kegiatan berbasis
life skiil bagi anak-anak tentang pengelolaan
ikan dan sumber daya laut.

20 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


d) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Bertugas melakukan monitoring kesehatan anak-anak
di wilayah nelayan miskin. Dinas kesehatan harus rutin
melakukan monitoring kesehatan secara berkala ke
wilayah nelayan miskin.

e) Dinas Koperasi dan UMKM


Bertugas memberikan konten pendidikan life skill
terkait pengelolaan ekonomi bagi masyarakat nelayan
miskin, seperti membuat koperasi bagi nelayan dan
membuat kegiatan berbasis life skiil bagi orang tua dan
masyarakat tentang pengelolaan ekonomi.

f) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota


Bertugas menyelenggarakan pendidikan agama
bagi anak nelayan miskin, seperti membuat Taman
Pendidikan Al-Qur’an.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 21


Monitoring,
Evaluasi, dan
Pelaporan

P
embinaan dan Evaluasi Afirmasi Pendidikan Anak
Nelayan menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya, dalam hal
ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Pembinaan
yang dilakukan dapat berupa pembinaan peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, proses pembelajaran,
dan kelembagaan.

22 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


DAFTAR PUSTAKA

• Chairunnisa, Connie. 2013. Manajemen Pendidikan. Jakarta:


Uhamka Press.
• Fattah, N., 1996. Landasan Manajemen Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
• Rossi, P. H., dan Freeman, H, E. 1995. Evaluation: A
Systematic Approach. London: Sage Publications.
• Salusu. J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik, untuk
Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta:
Grasindo, Gramedia Widiasarana.
• Sinamo, H. J., 1998. Menciptakan Visi Motivatif. Majalah
Manajemen, Edisi IX. Agustus 1998 Jakarta: Rineka
• Suprihatiningrum, Jamil. 2007. Strategi Pembelajaran
Teori & Aplikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
• Tucker, M. S., dan Codding, J. B., 1998. Standards for Our
Schools. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Jakarta: Depdiknas.
• Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas. Jakarta: Depdiknas.
• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 72 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan
Khusus. Jakarta: Depdikbud.

Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan 23


Catatan:

24 Seri 5 : Pendidikan Bagi Anak Nelayan


Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gedung E Lantai 17-18 Komplek Kemendikbudristek,
Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp : (021) 5725635, Faks (021) 5725637
Laman : http://ditpsd.kemdikbud.go.id/
facebook.com/ditpsd youtube.com/ditpsdtv www.instagram.com/ditpsd twitter.com/ditpsd_dikbud

Anda mungkin juga menyukai