Anda di halaman 1dari 36

BUKU SAKU

DIREKTORAT PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
ditpsd.kemdikbud.go.id
LAYANAN
KHUSUS

SERI 4 :
Pendidikan Bagi Anak
di Daerah 3T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


ditpsd ditpsdtv @ditpsd_dikbud Direktorat Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Tim Penyusun Direktorat Sekolah Dasar

Ketua:
Agus Mardianto, M.Ak.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


ditpsd ditpsdtv @ditpsd_dikbud Direktorat Sekolah Dasar
BUKU SAKU PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS
SERI 4 : PENDIDIKAN BAGI ANAK DI DAERAH 3T

Pengarah : Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd.

ISBN: 978-623-98588-6-5

Pembina : M. Aris Syarifuddin, S.T., M.M


Ketua: Agus Mardianto, M.Ak
Anggota:
1. Jauharul Maknun
2. Deden Muhidin, S.T.
3. Yuyun Yuhanda. S.E.
4. Astika Purbasari, S.H.
5. Roni Parulian Simamora, S.T.
6. Fadri Ari Sandi, M.P.A.
7. Budi Setiawan, M.Pd

Desain dan Tata Letak: Azinar Ismail

Diterbitkan oleh:
Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gedung E Lantai 17-18 Komplek Kemendikbudristek,
Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp : (021) 5725635, Faks (021) 5725637
Laman : http://ditpsd.kemdikbud.go.id/

Jumlah Halaman: 32 Halaman


Cetakan 1, 2021

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis.

2 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga buku saku Pengelolaan
Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak
di Daerah 3T ini dapat diselesaikan. Buku
saku ini merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh Direktorat Sekolah Dasar
untuk meningkatkan kualitas layanan
pendidikan sekolah dasar di Indonesia.
Pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan harus dikelola
dengan baik agar kualitas peserta didik meningkat dan berkontribusi
positif terhadap pembangunan nasional. Tata Kelola pendidikan
yang baik merupakan salah satu dasar dalam upaya mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Faktor penentu dan penunjangnya
adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), ketersediaan teknologi,
penggunaan anggaran yang tepat sasaran, serta partisipasi pihak-
pihak terkait.
Buku saku ini disusun bertujuan untuk lebih memahami daerah 3T
dan mengetahui permasalahan dan potensi sumber daya di daerah
3T, memotivasi pemerintah daerah dalam penanganan permasalahan
dan pelayanan pendidikan di daerah 3T, serta menyediakan layanan
pendidikan yang berkualitas di daerah 3T.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada para penyusun
buku saku ini dan berharap buku saku ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terkait. Semoga Allah SWT memberikan pahala
yang berlipat atas semua jerih payah yang telah dilakukan.

Direktur Sekolah Dasar

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 3


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................... 4
Pendahuluan ................................................................... 5
Prosedur Pengelolaan Pendidikan di Daerah 3T ........ 8
Alur Pengelolaan Pendidikan Layanan Khusus di
Daerah 3T .................................................................. 9
Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Daerah 3T 12
Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Layanan Khusus
bagi Anak di Daerah 3T ....................................... 16
Potensi Sumber Pembiayaan di Daerah 3T ............. 18
Strategi Pelaksanaan ................................................... 19
Tugas dan Tanggung Jawab ............................................. 20
Masyarakat (LSM, Lingkungan Sekitar, Tokoh Masyarakat,
CSR) .................................................................... 22
Peran Satuan Pendidikan ................................. 23
Peran Masyarakat .................................... 25
Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan di Daerah 3T ...... 26
Penutup .................................................................. 29
Daftar Pustaka ................................................................. 30

4 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Pendahuluan

P
engertian daerah tertinggal didefinisikan berdasarkan
kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan wilayah (fungsi inter
dan intra spasial baik pada aspek alam, aspek manusianya,
maupun prasarana pendukungnya). Kriteria penentuan wilayah
tertinggal dengan menggunakan pendekatan perhitungan
6 (enam) kriteria dasar yaitu: perekonomian masyarakat,
sumberdaya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan
keuangan lokal (fiskal), aksesibilitas, dan karakteristik daerah.
Kebijakan dan strategi pembangunan daerah tertinggal,
ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
daerah tertinggal secara umum berupa pemihakan, percepatan,
dan pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2012 Tentang Kriteria Daerah
Khusus dan Pemberian Tunjangan Khusus Bagi Guru, yang
dimaksud dengan daerah khusus adalah daerah yang terpencil
atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang
terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang
mengalami bencana (alam dan sosial) dan daerah yang berada
dalam keadaan darurat, dan atau daerah pulau kecil terluar.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 5


Pada pendidikan dasar di daerah 3T sudah sepatutnya
memiliki perhatian khusus dari pemerintah mengenai segi
pengadaan kurikulum untuk pendidikan dasar tersebut. Sebagai
timbal balik yang normal proses perencanaan sampai dengan
pelaksanaan yang ada dalan pendidikan dasar harus steril dari
jamahan masyarakat. Dalam Undang-Undang No. 50 mengenai
pendidikan dasar disebutkan bahwa: Pendidikan dasar merupakan
pendidikan rendah, yang disini definisinya sangat jelas bahwa
pendidikan dasar merupakan level untuk menumbuhkan minat,
mengasah kemampuan pikir, olah tubuh dan naluri.

Bila ditilik dari segi pendidikan dan ekonomi, sebagian


besar masyarakat yang termasuk dalam daerah 3T dominan
terbelakang/marginal. Ketiadaan akses informasi dan teknologi
untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman menjadikan
mereka tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan salah
satunya adalah akses terhadap pendidikan.

Menilik dari sudut pandang anak usia sekolah dasar


utamanya di daerah 3T sangatlah timpang bila dibandingkan
dengan daerah lain yang relatif sudah tersentuh akses
pembangunan baik secara fisik dan non- fisik. Hampir sebagian
besar anak- anak yang semestinya duduk di bangku sekolah
untuk mengenyam Pendidikan harus mengubur dalam asa
dan kesempatan tersebut yang dikarenakan sulitnya akses
untuk menembus daerah tersebut. Disisi lain, orang tua juga
nampaknya belum menyadari akan pentingnya pendidikan bagi
masa depan putra- putri mereka kelak. Orang tua cenderung
untuk melibatkan anak untuk mencari kebutuhan sehari- hari
dengan bekerja membantu orang tua.

6 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya pendampingan
dan pembinaan secara berkelanjutan kepada anak di daerah 3T
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Hal tersebut
akan dicapai melalui peningkatan kualitas pendidikan anak-
anak Indonesia termasuk di daerah 3T, serta untuk memberikan
layanan pendidikan, mengatasi kekurangan guru, dan pemerataan
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.

Dari berbagai permasalahan diatas, dibutuhkan perhatian


yang serius dari semua pihak baik keluarga, pemerintah dan
pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan organisasi non
pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak di
daerah 3T.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 7


Prosedur Pengelolaan
Pendidikan di Daerah 3T

P
endidikan dan penyelenggaraan pendidikan harus dikelola
dengan baik agar kualitas peserta didik meningkat dan
berkontribusi positif terhadap pembangunan nasional.
Pengelolaan pendidikan merupakan pengaturan kewenangan
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh
pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/
kota, penyelenggara pendidikan
yang didirikan masyarakat, dan
satuan pendidikan agar proses
pendidikan dapat berlangsung sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
Pengelolaan pendidikan ditujukan
untuk menjamin akses masyarakat
atas pelayanan pendidikan yang
mencukupi, merata, terjangkau,
bermutu, berdaya saing, efektif, efisien
dan dapat dipertanggungjawabkan.

8 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


• Alur Pengelolaan Pendidikan Layanan
Khusus di Daerah 3T
Adapun alur pengelolaan afirmasi pendidikan bagi
anak nelayan adalah sebagai berikut:

Identifikasi Identifikasi
Identifikasi Kebutuhan Sumber Daya
Permasalahan Pendidikan Pendidikan
Anak Anak pada Anak

Pelaksanaan Perencanaan
Monitoring Pemenuhan Pemenuhan
dan Evaluasi Pendidikan Pendidikan
pada Anak pada Anak

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 9


Dasar Hukum Tentang
Pendidikan Daerah 3T
1. Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 1;
2. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-
2024;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
pendidikan layanan khusus;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 67 tahun 2016 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan pendidikan layanan khusus; dan
6. Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 160/P/2021
tentang Daerah
Khusus Berdasarkan
Kondisi Geografis.

10 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Tujuan Pengelolaan Pendidikan
di Daerah 3T
Adapun tujuan pengelolaan pendidikan di daerah 3T
pada buku saku ini antara lain:

• Untuk lebih
memahami daerah
3T dan mengetahui
permasalahan dan • Untuk memotivasi
potensi sumber daya di pemerintah daerah
daerah 3T dalam penanganan
permasalahan dan
pelayanan pendidikan
di daerah 3T
• Menyediakan layanan
pendidikan yang
berkualitas di daerah 3T

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 11


• Identifikasi Permasalahan Pendidikan
di Daerah 3T
Berdasarkan data dari Model Pendidikan Daerah
3T Berbasis Kearifan Lokal, Pusat Penelitian Kebijakan
Pendidikan dan Kebudayaan, Kemdikbud, 2013 terdapat
beberapa permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh
anak di daerah 3T sebagai berikut:

1. Belum tersedianya layanan pendidikan


di sebagian wilayah 3T
Dalam banyak kasus, anak-anak dan remaja
di daerah perdesaan dan terpencil sering susah
mengakses layanan pendidikan setelah menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar. Hal yang sama dapat terjadi
pada anak yang telah menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah pertama karena kurangnya sekolah
menengah atas yang terjangkau atau dekat dengan
tempat tinggal mereka.

2. Minimnya akses layanan Pendidikan


Pemeratan pendidikan yang dilaksanakan di
berbagai daerah Indonesia mempunyai bermacam-
macam kendala dalam melaksanakannya. Permasalahan
tersebut di sebabkan oleh daerah pedesaan yang
terpencil dan jauh dari perkotaan dalam mengakses
layanan pendidikan yang masih belum terdistribusi
secara merata. (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, 2014).

12 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


3. Minimnya jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan
Sebagai ilustrasi betapa sulitnya menempatkan
tenaga guru di daerah-dareh tersebut. Demikian
pula sulitnya membangun sarana pendidikan standar
karena kesulitan komunikasi atau langkanya alat-alat
bantu proses belajar mengajar. Begitu pula tuntutan
sistem pendidikan yang standar mengenai jenjang
pendidikan serta kurikulum nasional menghambat
daerah terpencil untuk mengejar ketertinggalan.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 13


4. Distribusi guru yang tidak seimbang
Meski kualitas guru adalah hal yang penting,
sebaran guru di wilayah atau daerah 3T juga
merupakan persoalan yang penting. Jumlah guru yang
kurang di wilayah atau daerah 3T sebenarnya hanya di
wilayah tertentu saja, sedangkan di wilayah 3T lainnya
jumlah guru cukup memadai. Jadi, persoalan yang
sangat penting untuk dipecahkan adalah sebaran atau
distribusi guru.

5. Tidak sesuainya antara kebutuhan dan


penyediaan guru
Jumlah guru yang kurang bukan satu-satunya
masalah yang dihadapi masyarakat dan pemerintah
di daerah tersebut, kualitas guru pun juga merupakan
masalah yang penting. Apakah siswa bisa mempelajari
sesuatu bila cara guru mengajar hanya masuk dalam
kelas, membuka buku dan membacanya dengan
keras? Pertanyaan ini berkecamuk di benak ribuan
siswa dan orang tua siswa yang berada
di desa-desa kecil yang tersebar
di seluruh Indonesia, dimana
para guru sekolah dasar dan
sekolah menengah pertama
umumnya masuk ke dalam kelas
dan “mengajar” dari buku tanpa
membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.

14 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


6. Angka partisipasi sekolah yang masih
rendah
Meskipun Program Wajib Belajar Sembilan tahun
sudah berjalan di Indonesia, tetapi masih terdapat
persoalan pendidikan yangdihadapi bangsa Indonesia,
seperti masih banyaknya angka putus sekolah dan
angka tidak melanjutkan pada penduduk usia 7-15
tahun. Persoalan pendidikan tersebut salah satunya
muncul di daerah 3T.

7. Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana


yang belum memadai
Misalnya banyak sekali gedung-gedung
sekolah yg sudah tak layak pakai di berbagai
tingkat pendidikan, kepemilikan,
dan penggunaan fasilitas
yg tidak dimanfaatkan serta
media belajar rendah, buku
perpustakaan yang tidak lengkap
sehingga tidak banyak yang minat
literasi di pihak pelajar.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 15


• Identifikasi Kebutuhan Pendidikan
Layanan Khusus bagi Anak di Daerah 3T
Berdasarkan identifikasi kebutuhan pendidikan serta
bentuk penyelenggaraan satuan Pendidikan Layanan
Khusus yang terdapat di Permendikbud No.72 Tahun
2013, maka model pendidikan bagi anak anak nelayan
dapat dilakukan melalui beberapa metode berikut:

❏ Daerah 3T yang belum tersedia layanan


pendidikan
1. Pemenuhan Kompetensi Dasar
2. Life skill
- Pengetahuan potensi sumberdaya lokal
- Keterampilan hidup dalam konteks
lokalitas, dan kemampuan yang meliputi
organisasi, komunikasi, menejemen,
kerjasama dll
- Menjaga dan memanfaatkan keragaman
sumberdaya alam secara
adil baik yang
dimanfaatkan
dan dilestarikan
3. Karakter
- 6 Profil Pelajar
Pancasila
dan wawasan
kebangsaan

16 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


❏ Daerah 3T yang masih minim akses
layanan Pendidikan
- Membuka dan mempermudah akses
pendidikan di jalur pendidikan formal
- Menyediakan layanan pendidikan non formal
bagi anak yang tidak masuk di pendidikan
formal maupun anak yang putus sekolah

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 17


• Potensi Sumber Pembiayaan
di Daerah 3T
1. APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintah
negara Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
2. APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
3. Bantuan Pemerintah
Bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang
diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan, kelompok
masyarakat atau lembaga pemerintah/ non pemerintah.
Sesuai Permendikbud no 32. Tahun 2019 tentang Pedoman
Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Peraturan Dirjen No. 8040/
C/HK/2020 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah
di lingkungan Dirjen PAUD Dikdasmen.
4. Bantuan Pihak Swasta
a. Corporate social Responsibility (CSR) merupakan
wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan/
lembaga terhadap lingkungan sekitar termasuk bidang
pendidikan.
b. Kelompok masyarakat dan Individu Pedulli Pendidikan.
c. Bantuan dari lembaga asing.

18 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Strategi
Pelaksanaan
Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Layanan Khusus di
Daerah 3T

1. Berbasis Realitas Sosial dan Budaya Setempat


Semua unsur-unsur pembelajaran seperti bahan ajar, sarana
belajar, kegiatan belajar, waktu dan tempat, dan hal penting
lainnya harus dirancang sesuai dengan situasi, kondisi, dan
potensi lokal setempat.
2. Partisipatif dan kolaboratif
Secara aktif melibatkan peserta didik dalam proses
belajar, bekerja sama dengan kemampuan bervariasi serta
menekankan pembelajaran kegiatan pemecahan masalah.
3. Kontekstual
Materi pembelajaran harus sesuai dengan situasi dan kondisi
sehari-hari di lingkungan daerah 3T.
4. Fungsional
Materi yang diajarkan bisa berdampak langsung terhadap
kebutuhan peserta didik, supaya hasil belajar dapat
bermakna dalam meningkatkan keterampilan sesuai dengan
persoalan dan konteks yang dihadapi peserta didik.
5. Fleksibel
Desain kegiatan dapat dimodifikasi atau mengubah rencana,
waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan dinamika
kelompok peserta didik sasaran.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 19


Tugas dan
Tanggung Jawab
• Peran Pemerintah Daerah
Bagi Wilayah 3T yang belum tersedia layanan pendidikan
Pembentukan satuan Pendidikan Layanan Khusus (PLK),
antara lain:

1. Sekolah kecil
Menyelenggarakan layanan Pendidikan untuk
jumlah peserta didik minimal (3) orang
a. Sekolah terbuka
Menyelenggarakan layanan pendidik
kunjung dari sekolah induk
b. Sekolah terintegrasi
Menyelenggarakan
Pendidikan yang
dilaksanakan antar
jenjang Pendidikan
dalam satu lokasi

20 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


2. Menyediakan program layanan, antara lain:
a. Pemindahan peserta didik ke daerah lain dengan
fasilitas bantuan pendanaan dan/atau asrama
b. Bantuan dana transportasi
c. Kunjungan pendidik
d. Pendidikan jarak jauh yang
menyelenggarakan layanan
pendidikan tertulis, radio,
audio, video, TV, dan/atau
berbasis IT
e. Layanan lain yang tidak
bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan.

Bagi Wilayah 3T yang Minim Layanan Pendidikan


1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan antara
lain:
a. Pembangunan ruang kelas baru dan/atau
rehabilitasi ruang kelas
b. Media Pendidikan dan Pembelajaran
c. Penyediaan akses internet, listrik, dll
2. Penyediaan dan Penempatan pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkompetensi sesuai kebutuhan,
kondisi dan lokasinya
3. Memberi kemudahan pemenuhan syarat administrasi
kepada peserta didik dari daerah 3T dalam mengakses
pendidikan formal dan nonformal

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 21


• Masyarakat (LSM, Lingkungan Sekitar,
Tokoh Masyarakat, CSR)
Membentuk kerjasama/ Kemitraan

Direktorat Sekolah Dasar • Pembinaan Kemitraan Bagi Pemerintah


Daerah dan Sekolah Dasar
• Pelaksana Kemitraan di tingkat Pusat
• Monitoring dan Evaluasi Kemitraan di
tingkat Pusat, Kabupaten /Kota dan
Sekolah Dasar
Dinas Pendidikan • Inisiator Kemitraan di daerah
Kabupaten/ Kota • Koordinator Kemitraan
• Pelaksanan kemitraan di daerah
• Mendukung pelaksanaan program
kemitraan di pusat dan sekolah
• Monitoring dan evaluasi Kemitraan di
daerah
Lembaga/ Organisasi • Inisiator Kemitraan di daerah
• Pelaksanan kemitraan di daerah
• Monitoring dan evaluasi Kemitraan di
daerah
SKPD/ Dinas Terkait • Koordinasi kemitraan pendidikan di Kab/
kota
Institusi Pendidikan/ • Inisiator Kemitraan di daerah
Perguruan Tinggi • Pelaksanan kemitraan di daerah
• Monitoring dan evaluasi Kemitraan di
daerah
Badan Usaha/ Dunia Usaha • Inisiator Kemitraan di daerah
• Koordinator Kemitraan
• Pelaksanaan kemitraan di daerah
• Monitoring dan evaluasi Kemitraan di
daerah
Masyarakat (Individu/ • Inisiator Kemitraan
Kelompok) • Koordinator Kemitraan
• Pelaksanan kemitraan di daerah
• Mendukung pelaksanaan program
kemitraan di daerah
• Monitoring dan evaluasi Kemitraandi
daerah

22 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Melakukan Pembinaan
a. Pembinaan Peserta Didik
b. Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
c. Proses Pembelajaran
d. Kelembagaan

• Peran Satuan Pendidikan


Penerapan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dapat dilaksanakan untuk


daerah 3T adalah penyelenggaraan yang mengakomodir
keberagaman kondisi lingkungan sosial dan budaya
setempat yang mengedepankan prinsip “ASICT”
(Assimilated and Accomodated, supporting of, Innovative
Thinking, Comprehensif and Technoilogycal Used).

Prinsip Asimilasi dan Akomodasi

Asimilasi adalah proses di mana anak mengevaluasi


dan mencoba memahami informasi baru, berdasarkan
pengetahuan dunia yang sudah dimiliki (Upton, 2012:24)
Akomodasi adalah proses dimana anak memperluas
dan memodifikasi representasi-representasi mental mereka
tentang dunia berdasarkan pengalaman-pengalaman baru
Dalam prinsip asimilasi dan akomodasi ini guru
harus bisa memiliki kemampuan untuk mengasimilasikan
proses pembelajaran kurikulum nasional dengan
mengadaptasikan kearifan lokal daerah setempat untuk
memudahkan proses transfer pengetahuan kepada siswa
dalam rangka pemenuhan standar kompetensi lulusan.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 23


Prinsip Supporting

Sekolah dan komite sekolah mengembangkan


kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan dibawah supervisi dinas pendidikan
kabupaten/kota.
Kerjasama antara guru-guru antar sekolah di daerah
3T dalam rangka upaya peningkatan pembelajaran anak.
Kerjasama antara guru dan orang tua serta masyarakat
akan memberikan pengayaan dalam implementasi
pendidikan di daerah 3T.

Prinsip Innovative Teaching and Learning


Guru mampu untuk berkreasi dan berinovasi dalam
mengembangkan pembelajaran melalui pemanfaatan
fasilitas dan pemanfaatan lingkungan sekitar.

Prinsip Comprehensive Assessment


Penilaian yang dilakukan terhadap siswa dalam
proses pembelajaran. Penilaian bukan hanya hasil akhir
pembelajaran tetapi juga proses pembelajaran. Penilaian
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang
selama ini diterapkan.

Prinsip TechnologicaL Used


Proses penyelenggaraan pendidikan harus bisa
memanfaatkan teknologi yang ada di sekitar sekolah/
masyarakat untuk menghindarkan ketertinggalan informasi
dan pengetahuan dari pusat atau wilayah lain.
24 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T
• Peran Masyarakat
Beberapa bentuk partisipasi masyarakat dalam Pendidikan
di daerah 3T antara lain:

1. Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar


anak di rumah
2. Menyediakan fasilitas dan perlengkapan belajar yang
dibutuhkan anak dan yang dibutuhkan sekolah
3. Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang
Pendidikan
4. Memenuhi undangan sekolah bila diperlukan
5. Bersedia menjadi tenaga pelatih/narasumber bila
diperlukan sekolah
6. Ikut memperlancar komunikasi Pendidikan
7. Mengajukan usul-usul untuk perbaikan Pendidikan

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 25


Monitoring dan
Evaluasi Pengelolaan
di Daerah 3T
Pelaksana Monitoring dan Evaluasi

Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

26 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Prinsip Evaluasi
1. Transparansi

Terbukanya akses bagi seluruh masyarakat


terhadap semua informasi  yang  terkait dengan segala
kegiatan yang mencakup keseluruhan prosesnya melalui
suatu manajemen sistem informasi publik.
Dengan adanya Transparansi menjamin
akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh infomasi
tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan, dan
pelaksanaannya serta hasil – hasil
yang dicapai.

2. Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas  merupakan
syarat dasar untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan
dan untuk memastikan bahwa
kekuasaan diarahkan untuk
mencapai tujuan nasional yang
lebih luas dengan tingkatan
efisiensi, efektivitas, kejujuran,
dan kebijaksanaan tertinggi.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 27


Jenis-Jenis Monitoring dan Evaluasi
yang Perlu Dilakukan
1. Monitoring dan Evaluasi Anggaran
2. Monitoring dan Evaluasi Teknis, yaitu pemantauan
dan evaluasi terhadap kesesuaian antara perencanaan
teknis dan pelaksanaan program.
3. Monitoring dan Evaluasi Administrasi, yaitu pemantauan
dan evaluasi terhadap proses administrasi merujuk
kepada ketentuan-ketentuan berlaku.
4. Evaluasi Dampak, yaitu Evaluasi terhadap
manfaat yang dihasilkan dari
program dan umpan balik
yang dapat dijadikan
sebagai instrumen
perbaikan
program
selanjutnya.
5. Evaluasi dan
Monitoring di
Setiap Kemitraan.

28 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Penutup

P
engelolaan pendidikan layanan khusus bagi anak di
daerah 3-T perlu dilakukan penataan yang lebih baik salah
satunya dengan mengacu pada daerah yang terpencil
atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang
terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang
mengalami bencana (alam dan sosial) dan daerah yang berada
dalam keadaan darurat, dan atau daerah pulau kecil terluar.
Dengan demikian anak-anak di daerah 3T yang terkendala
pendidikan mereka dapat mengakses layanan pendidikan yang
bermutu dan sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai anak
pesisir yang akan mampu mengembangkan
kompetensi secara optimal untuk meraih
cita-cita mereka.

Untuk mewujudkan semua


itu Pemerintah pusat, pemerintah
daerah, kementerian dan lembaga
terkait serta masyarakat dan
komunitas harus bahu membahu
memberikan layanan pendidikan
yang berkualitas dan dapat diakses
oleh para siswa yang berada di
wilayah tersebut.
Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 29
Daftar Pustaka

• Abdulmuid, M. 2013. Manajemen Pendidikan. Batang:


Penerbit Pengging Mangkunegaran.

• Aedi, N. 2016. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan.


Yogyakarta: Goysen Publishing.

• Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri


Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan,
dan Menteri Agama Nomor: 05/x/pb/2011, spb/03/m.
panrb/10/2011, 48 tahun 2011, 158/pmk.01/2011, 11 tahun
2011.

• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23


Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota.

• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 7 Tahun


2010 Tentang Pemenuhan Kebutuhan, Peningkatan
Profesionalisme, dan Peningkatan Kesejahteraan Guru,
Kepala Sekolah/Madrasah, dan Pengawas di Kawasan
Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar.

• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 34


Tahun 2012 Tentang Kriteria Daerah Khusus dan Pemberian
Tunjangan Khusus Bagi Guru.

30 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


• Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.

• Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang


Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil.

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003


Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005


Tentang Guru dan Dosen.

• BAPPENAS. 2014. Laporan Akhir: Kajian Evaluasi Program


Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus dan
Daerah Tertinggal.

• Langgulung, H. 1986. Manusia dan Pendidikan: Suatu


Analisa Psikologi, Falsafah dan Pendidikan. Jakarta:
Pustaka Al Husna.

• Rustad, S. Dkk. 2013. Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan,


Terluar, dan Tertinggal: Menempa Diri Demi Ibu Pertiwi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

• Syamsuddin, A.M. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung:


PT Rosda Karya Remaja. Chairunnisa, Connie. 2013.
Manajemen Pendidikan. Jakarta: Uhamka Press.

Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T 31


Catatan

32 Seri 4: Pendidikan Bagi Anak di Daerah 3T


Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gedung E Lantai 17-18 Komplek Kemendikbudristek,
Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp : (021) 5725635, Faks (021) 5725637
Laman : http://ditpsd.kemdikbud.go.id/
facebook.com/ditpsd youtube.com/ditpsdtv www.instagram.com/ditpsd twitter.com/ditpsd_dikbud

Anda mungkin juga menyukai