Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis konteks sebagai tahapan awal dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, analisis kontek meliputi 4 Komponen yaitu : Potensi Daerah, Karakteristik satuan
penddikan, Karakteristik Peserta didik dan Budaya sekolah yang dikembangkan, dimana 4
komponen tersebut di lalui dalam beberapa kegiatan seperti ; kegiatan (a) mengidentifikasi SI
dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP, (b) menganalisis kondisi yang ada di satuan
pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
biaya, dan program-program, dan (c) menganalisis peluang dan tantangan yang ada di
masyarakat dan lingkungan sekitar: komite madrasah, dewan pendidikan, pendma, asosiasi
profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
Dalam penyusunan laporan analisis konteks terlebih dahulu dilakukan analisis Potensi
Daerah, analisis Karakteristik satuan pendidikan, Analisis Karakteristik Peserta Didik dan
analisis Budaya Sekolah yang dikembangkan. Dengan adanya analisis konteks ini diharapkan
satuan pendidikan dapat terbantu dalam menyusun program dan melaksanakannya.

B. Dasar Kebijakan

1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal
3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta

1
didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai revisi atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2017 tentang Guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/madrasah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
10. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
12. Permendikbud 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya
13. Surat Keputusan Menkes Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011, tentang Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 tentang Implementasi Kurikukulum 2013.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti.

2
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 Ekstra Kurikuler
Wajib Pramuka.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014 tentang Peminatan
Pendidikan Menengah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 tahun 2014 tentang
Pembelajaran.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 Tentang
Penumbuhan Budi Pekerti.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian
Pembelajaran oleh Pendidik, Sekolah, dan Pemerintah

3
32. Permendikbud Nomor 35 Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 SMP/MTs
33. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang KI KD Jenjang SD, SMP, SMA
34. Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dan Menengah 2017.
35. Peraturan Daerah Jawa Timur No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa.
36. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda
No. 9 tahun 2012.
37. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 Tahun 2019, tentang RPP
satu lembar.
38. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 Tahun 2020, tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid Virus Disease
(COVID-19)
39. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 15 Tahun 2020, tentang
Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid
Virus Disease (COVID-19).

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui kondisi riil gambaran profil sekolah
2. Untuk menemukan data tentang kelemahan dan kelebihan sekolah
3. Untuk menentukan tindak lanjut demi perkembangan sekolah.
4. Untuk menyusun kurikulum yang ideal bagi sekolah

4
BAB II
HASIL ANALISIS KONTEKS

A. Komponen 1 (Potensi Daerah)

Kecamatan Ngantang adalah salah satu kecamatan dari kabupaten Malang, Kecamatan ini
sangatlah dikenal dengan Durian dan beberapa Wisatanya. Kecamatan Ngantang memiliki
beberapa objek wisata yang saat ini masih dikembangkan. Wisata paling terkenal yang ada di
kecamatan Ngantang adalah wisata waduk, hotel selorejo dan wisata Ngantang Park.

Selain Durian dan Wisata masih banyak potensi daerah yang terus berkembang di wilayah
kecamatan ini pertanian sayur yang melimpah, perternakan sapi yang menghasilkan susu sapi
terbaik yang di kirim ke perusahaan Nestle, pandaan Pasuruan Jawa Timur. Dari sana kita bisa
simpulkan bahwa potensi daerah di kecamatan Ngantang berada di sector wisata, pertanian dan
perternakan

SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap adalah salah satu sekolah negeri yang berada di wilayah
kecamatan Ngantang, sebagai sekolah yang berada di pelosok kecamatan Ngantang, SMP Negeri
3 Ngantang juga di kelilingi oleh banyaknya area persawahan / perkebunan dan masyarakat yang
mayoritas bekerja sebagai peternak sapi

Sesuai amanat Pendidikan Nasional bahwa Pengembangan pendidikan di daerah harus


memperhatikan kebutuhan dan potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah bersangkutan.
Sehingga kedepan, pengembangan pendidikan dapat dimaksimalkan guna pembangunan
berkelanjutan, dari hal tersebut di atas SMP Negeri melakukan analisis Potensi daerah yang
nantinya bisa dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan program sekolah

1. Kekuatan Sekolah

SMP Negeri 3 Ngantang berada di lokasi yang cukup sejuk dan jauh dari lalu lalang
kendaraan baik kecil maupun berat lebih tepatnya berada di tengah perkampungan dan areal
persawahan masyarakat, hal ini menjadi kekuatan sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran yang tenang dan nyaman bagi siswa

Banyaknya wali murid yang bekerja sebagai peternak sapi juga merupakan kekuatan sekolah
dalam mengembangkan kurikulum berbasis keunggulan local, karena dalam salah satu kegiatan

5
ektrakurikuler SMP Negeri 3 Ngantang mengembangkan praktek pembuatan pateurisasi susu
sapi yang mana produknya sudah sering di tampilkan dalam event event sekolah dan kecamatan

Sedangkan posisi sekolah yang berada di areal persawahan membuat SMP Negeri 3
Ngantang kaya akan informasi terkait alam sehingga sekolah mampu menggali potensi siswa
akan keunggulan local daerah mereka sebagai bekal siswa dalam mendapatkan pendidikan
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah dan mampu mengembangkan
potensi daerah masing masing

2. Tantangan Sekolah

SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap berada di daerah yang cukup jauh dari pusat kecamatan
Ngantang sehingga transportasi adalah satu satunya tantangan yang harus di hadapi sekolah.
Sekolah hanya mendapatkan siswa dari SD dan MI terdekat, tidak bisa memperluas cakupan
input siswa yang mendaftar ke SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap. Hal ini perlu di diperhatikan
lebih lanjut dalam program sekolah agar nantinya input siswa SMP Negeri 3 Ngantang bisa lebih
luas dan tidak hanya terpaku dengan SD / Mi terdekat saja.

B. Komponen 2 (Karakteristik Satuan Pendidikan)

SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap merupakan model pendidikan berbeda jenjang pendidikan
SD dan SMP yang pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya berlangsung pada satu tempat.
Model ini dimaksudkan untuk mendekatkan lembaga pendidikan ke tempat yang paling mudah
dijangkau oleh masyarakat dengan harapan tidak akan ada lagi peserta didik yang tidak
bersekolah karena masalah lokasi sekolah yang jauh.

SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap secara signifikan berkontribusi dalam usaha
menghapuskan pekerja anak, terutama dalam mencegah mereka untuk bekerja penuh dengan
mempertahankan mereka di sekolah, mengalihkan kegiatan mereka dan dengan demikian
meningkatkan kualitas kegiatan anak, meningkatkan kesadaran anak dan orang tua tentang
pentingnya pendidikan, mengurangi waktu yang tersedia bagi anak untuk bekerja dan melindungi
mereka dari tawaran untuk bekerja penuh.

SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap berdiri sejak tahun 2008 dimana di awal berdirinya
sekolah ini, SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap meminjam Gedung Pembelajaran Quran di dusun
Ngembul Desa Jombok Kecamatan Ngantang, dimana lokasinya bersebelahan dengan SD Negeri
3 Jombok Ngantang, kemudian pada tahun 2010 sekolah ini bergeser lokasinya ke area
6
persawahan kurang lebih 1 km dari SDN 3 Jombok Ngantang untuk mendirikan Gedung
sekolahnya sendiri, berwal dari 1 ruang kelas dan 1 ruang guru kemudian meningkat hingga kini
tahun 2021 SMP Negeri 3 Ngantang miliki 6 ruang kelas 1 ruang multimedia ruang guru dan
ruang ruang pendukung lain nya

SMP Negeri 3 Ngantang satu atap memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sebagai
berikut, tenaga guru sejumlah 10 orang dan tenaga tata usaha 2 orang, 1 orang tukang kebun
merangkap penjaga sekolah. Dari jumlah 10 guru hanya 2 orang guru yang PNS di SMP Negeri 3
Ngantang Satu Atap ini sedangkan yang lain berstatus GTT dan PNS SD karena beberapa guru
SMP Negeri 3 Ngantang satu atap adalah guru SDN Jombok 3 sebagai unit pendidikan dasar
terpadu dari sekolah ini. Sesuai dengan ketentuan yang ada bahwa guru SMP minimal
bekualifikasi ijazah S1 / Akta IV, kondisi guru di SMP Negeri 3 Ngantang satu atap ini 100 %
berkualifikasi ijazah S1 / Akta IV.

7
Kurikulum SMPN 3 Kurikulum SMPN 3
No. Komponen Ngantang Satu Atap Tahun Ngantang Satu Atap
Pelajaran 2020/2021 Tahun Pelajaran 2021/2022
 Pendidik berjumlah 13
 Pendidik berjumlah 13
 Berijazah S1 berjumlah
 Berijazah S1 berjumlah
13 S2 berjumlah 0
1. Pendidik 13 S2 berjumlah 0
 Yang sudah sertifikasi 1
 Yang sudah sertifikasi 1
 Yang belum sertifikasi
 Yang belum sertifikasi 12
12
Tenaga kependidikan yang
Jumlah tenaga kependidikan
sesuai dengan keahliannya
yang sesuai dengan
berjumlah 1 Tetapi untuk
Tenaga keahliannya berjumlah 1
2. tenaga kapus belum sesuai
Kependidikan Tetapi untuk tenaga
dengan ijasah untuk tahun
Kapus/Kalab belum sesuai
ini menambah 1 tenaga
dengan ijazah
ahli /pustakawan
 Jumlah ruang kelas 6
 Jumlah ruang KS 1 Perlu penambahan:
 Jumlah ruang Guru 1 1. Ruang Lab.: 1
Daya dukung  Jumlah ruang Lab 0 2. Ruang Perpus.: 1
sarana dan  Jumlah ruang Perpus 1 3. Ruang Multimedia : 1
prasarana  Jumlah Kamar 4. Peralatan Protokol

mandi/Toilet Guru 1 Kesehatan

 Jumlah Kamar
mandi/Toilet siswa. 4

C. Komponen 3 (Karakteristik Peserta didik)


1. Karakteristik umum

Secara umum siswa SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap berasal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi menengah ke bawah dan berasal dari keluarga pekerja (berangkat awal pagi
dan pulang sore hari). Dari sini kita bisa melihat bahwa siswa SMP Negeri 3 Ngantang Satu

8
Atap merupakan siswa yang memiliki kekurangan dalam fasilitas belajar dan perhatian dari
orang tua dalam belajar mereka.

Jika dilihat dari lingkungan pedesaan yang masih kental budaya dan adat istiadat jawa,
bisa dikatakan bahwa siswa SMP Negeri 3 Ngantang memiliki karakter sopan dan gotong
royong yang sangat kuat, terlihat bagaimana siswa SMP Negeri 3 Ngantang dalam menyapa
guru di luar pembelajaran dan dalam kegiatan gotong royong yang diadakan sekolah mereka
menunjukkan perilaku positif yang kental dan sarat akan budaya jawa di desa

2. Kompetensi atau kemampuan awal

Berdasarkan hasil pendataan Penerimaan Peserta Didik Baru, dari hasil ujian akhir
semester dan nilai raport ketika SD bisa dikatakan bahwa Siswa SMP Negeri 3 Ngantang
Satu Atap merupakan siswa dengan kompetensi atau kemampuan yang berada di area
menengah ke bawah, hal ini dibuktikan dengan pemetaan awal pembelajaran oleh dewan guru
SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap, banyak siswa yang berada di area perlu diberikan
pembelajaran dasar untuk membimbing mereka menuju pembelajaran lanjutan

3. Gaya belajar

Dari informasi yang didapat dari kuisioner bagian Bimbingan Konseling SMP Negeri 3
Ngantang satu atap, dalam test awal bakat dan minat di dapat bahwa Sebagian besar siswa
SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap lebih menyukai pembelajaran dengan video dan gambar
gambar, hal ini bisa menjadi informasi awal bahwa Sebagian besar SMP Negeri 3 Ngantang
Satu Atap memiliki gaya belajar VISUAL, tetap hal ini perlu ditindaklanjuti secara personal
ke tiap siswa agar bisa menemukan data secara valid gaya belajar yang sesuai dengan siswa.

4. Motivasi.

Secara garis besar siswa SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap memilih sekolah ini karena
sekoleh ini adalah sekolah yang paling dekat dengan lokasi tinggal siswa. Selain itu motivasi
terbesar datang dari wali murid yang menginginkan anaknya terus sekolah agar tidak ikut
bekerja mencari uang di usia dini atau menikah di usia dini. Hal ini sesuai dengan apa yang
terjadi setelah berdirinya SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap siswa yang putus sekolah untuk
bekerja dan menikah turun drastic, bahkan semangat untuk terus sekolah ini berlanjut ke
tingkat ke atas nya, banyak lulusan SMP Negeri 3 Ngantang Satu Atap yang meneruskan
sekolahnya ke SMA atau SMK, bahkan ada yang sampai ke perguruan tinggi
9
D. Komponen 4 (Budaya Sekolah yang dikembangkan)

Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang
menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders
pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar
yang dianut oleh personil sekolah.Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan
dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran
sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama
diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika
perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah.

Dilihat dari potensi daerah karakteristik sekolah dan peserta didik maka budaya sekolah yang
dikembangkan di SMP Negeri 3 Ngantang harus bisa memenuhi keinginan jaman seperti unggul
dalam bidang literasi, IPTEK dan punya landasan IMTAQ yang kuat, yang kemudian di tuangkan
dalam visi dan misi sekolah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tersebut banyak ditemukan kelemahan yang menghambat proses


pembelajaran, baik dalam komponen Potensi Daerah, Karakteristik satuan penddikan,
Karakteristik Peserta didik dan Budaya sekolah dalam rangka terlaksananya visi dan misi
sekolah

B. Rekomendasi

1. Tugas pokok serta kompetensi Kepala Sekolah khususnya yang terkait dengan manajerial,
evaluasi, dan kewirausahaan perlu ditingkatkan.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada masa darurat pandemi Covid-19 disesuaikan dengan


situasi dan kondisi lembaga masing-masing mengacu pada informasi dari Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Malang serta mengikuti protokol kesehatan.

10
3. Pengembangan kurikulum Tahun Pelajaran 2021/2022 harus ada penekanan untuk
membuat perencanaan sendiri bagi setiap guru yang berdasarkan regulasi yg terbaru dari
Kemendikbud terutama regulasi tentang Kurikulum Darurat.

4. Sosialisasi Sistem penilaian pada jenjang SMPN 3 Ngantang Satu Atap sesuai dengan
regulasi yang berlaku.

5. Muatan lokal Bahasa Jawa diaplikasikan dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

6. Ektrakurikuler perlu melihat potensi daerah

7. Penambahan tenaga pendidik dan tenaga pendidikan yang diperlukan.

11

Anda mungkin juga menyukai