Anda di halaman 1dari 20

KEPEMIMPINAN

MUHAMMAD AL FATIH

PENULIS:
SITI ROHAENI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
“Seorang pemimpin adalah pemberi sebuah
harapan bagi para pengikutnya.”

NAPOLEON BONAPARTE
BIOGRAFI MUHAMMAD
AL FATIH

Muhammad Al Fatih dilahirkan


pada 30 Maret 1432 di Edirne,
Turki dengan nama Mehmed bin
Murad. Ayahnya adalah Sultan
Murad II, pemimpin Turki
Utsmaniyah. Ibunya adalah Hüma
Hatun, istri keempat dari Sultan
Murad II. Muhammad Al Fatih
adalah anak ketiga dari ayahnya
dan ia menghabiskan masa
kecilnya di Edirne.
PENDIDIKAN
MUHAMMAD AL FATIH
Sejak kecil Muhammad Al Fatih
mendapatkan pendidikan yang cukup baik
dari orangtuanya. Murad II menunjuk
Syekh Ahmad ibn Ismail al Kurani,
seorang ulama yang paham sekali dengan
Alquran sebagai guru Muhammad Al
Fatih.
Tak heran sejak kecil ia sudah
menghafalkan Alquran 30 Juz,
mempelajari hadis-hadis, ilmu fiqih,
matematika, ilmu falaq, hingga strategi
perang. Muhammad Al Fatih dipersiapkan
untuk menjadi pemimpin sejak kecil,
namun tetap dalam bimbingan para
ulama. Sehingga pemikirannya tetap
sejalan dengan ajaran Islam.
KISAH MUHAMMAD AL FATIH
MENAKLUKAN KONSTANTINOPEL

Sesuai tradisi, pada usia 11 tahun Muhammad Al Fatih dikirim ke kota Manisa
untuk menjabat sebagai gubernur untuk mencari pengalaman memerintah.
Saat usia Muhammad Al Fatih 12 tahun ayahnya menyebrangi kota, saat 12
tahun Al Fatih fasih dalam 5 bahasa di motivasi kisah Alexander, ia bermimpi
ingin memenaklukkan barat, sebagaimana Alexander menaklukkan timur
Ditahun itu ayahnya memutuskan
pensiun setelah menandatangani
perjanjian damai pada jeged 1444
antara ia sebagai Sultan Ottoman
dan Raja Hungaria Vladislaus,
Murad II pun pensiun.

Al Fatih pun menjadi Sultan


Ottoman saat usianya masih 12
tahun pada tahun 1444M dan
tentu saja ia menjadi Sultan
termuda dalam sejarah Ottoman.
Saat menjadi Sultan di benaknya
adalah menaklukkan
Konstantinopel.
Muhammad Al Fatih diangkat menjadi Sultan karena
kedua kakaknya telah meninggal. Tidak lama setelah
naik tahta, perjanjian perdamaian yang dibuat ayah
Muhammad Al Fatih dilanggar oleh musuh-musuh Turki
Utsmaniyah. Raja Hungaria, Paus, Kekaisaran
Bizantium (dikenal juga sebagai Romawi Timur), dan
Venesia melihat kenaikan tahta Muhammad Al Fatih
yang baru berumur 12 tahun sebagai kesempatan
untuk mengorganisir Perang Salib.

Muhammad Al Fatih hanya memerintah selama


dua tahun. Ini disebabkan pada 1446
permohonan dari banyak tokoh-tokoh politik dan
militer mendorong Murad II untuk kembali ke
tahta memimpin Turki Utsmaniyah. Sultan Murad
II pada September 1446 mengambil kembali
tahta dari anaknya.
Selama waktu ini, Mehmed kembali memerintah
di Manisa dan melanjutkan studinya.
5 tahun setelah berebut tahta Sultan
Al Fatih kembali menjadi Sultan
Kerajaan Ottoman. Setelah kematian
ayahnya pada 3 februari 1451 dan
langsung dari Medisa ke Edirne
kemudian menjadi Sultan saat 18
februari 1451 saat usianya 19 tahun
saat naik tahta tujuannya
menaklukkan Konstantinopel.
Konstantinopel yang sekarang namanya
Istanbul usianya udah beratus-ratusan tahun.
Konstantinopel ini didirikan pada zaman
Romawi dari tahun 330. Selain posisinya yang
strategis, Konstantinopel adalah pusat dari
agama Kristen Ortodoks, sehingga punya
kepentingan secara simbolis juga.

Sebelum Sultan Muhammad Al Fatih, sudah banyak


orang-orang yang mencoba menaklukan
Konstantinopel. Bahkan ayah sang Sultan pun pernah
mencoba menaklukan Konstantinopel dan gagal.
Dalam sejarah, Konstantinopel pernah berhasil
ditaklukkan satu kali oleh pasukan tentara salib di
Perang Salib ke-4. Tentu serangan-serangan ini
berdampak bagi Konstantinopel yang sudah jatuh
dari masa kejayaannya. Populasinya berkurang
karena wabah penyakit dan serangan terus-menerus,
tetapi ini tidak berarti Konstantinopel mudah
ditaklukkan.
Sultan baru mendapat ancaman
dari konstantinopel yang saat itu
di pimpin oleh Kaisar Konstantin
11 yang dapat memicu perang
saudara di tubuh Ottoman, segera
pada tahun 1452 Mehmet
meresponnya dengan
membangun Rumeli Hisari yang
yang bermakna benteng di tanah
Roma di Selat Bosphorus untuk
memutus segala rantai bantuan
militer sekutu konstantinopel dari.
Rumeli Hisari dibangun dalam 4,5
bulan, mengetahui itu Kaisar
Konstantinopel dibikin geram oleh
Al Fatih.
Pada tahun 1452 Sultan Al Fatih di datangi oleh orban seorang insinyur ahli
metalurgi asal Hungaria yang menawarkan membuat meriam raksasa yang
belum pernah manusia lihat sepanjang sejarah. Meriam dengan panjang 8m
dapat menembak sejauh 1km meriam itu bernama Basilica.
Pada 6 April 1453, Sultan Muhammad Al Fatih
mengumpulkan pasukan dengan jumlah besar
yang dikatakan mencakup setidaknya 100.000
tentara dan muncul di depan tembok kota yang
kuat dengan penuh percaya diri. Dalam proses
pengepungan Konstantinopel, ia berkata: “Hai
Konstantinopel! Antara saya menaklukan
anda, atau anda menaklukan saya!”
Kota Konstantinopel dikepung melalui laut dan
darat, Kaisar Konstantin XI Palaiologos menolak
ultimatum Muhammad Al Fatih untuk menyerah.
Konstantinopel dengan pasukan sebanyak 5000
hingga 7000 orang diserang oleh Turki
Utsmaniyah. Meriam Turki yang besar
ditembakkan ke arah dinding, namun waktu
interval penggempuran meriam ini memberi
kesempatan bagi pasukan Konstantinopel untuk
memperbaiki dindingnya.
Pengepungan ini terjadi selama 50 hari. Ia
sukses memasuki wilayah Konstantinopel
dengan membawa serta kapal-kapal mereka
melalui perbukitan Galata untuk memasuki
titik terlemah Konstantinopel, yaitu Selat
Golden Horn.
Hingga akhirnya Muhammad Al Fatih dan
pasukannya berhasil menaklukkan
Konstantinopel. Sejak peristiwa itu, ia
mendapat gelar Sultan Muhammad Al Fatih
alias "Sang Penakluk".
Setelah jatuhnya Konstantinopel, Sultan
Muhammad Al Fatih mengkonsolidasi
kekuasaannya di Turki Utsmaniyah. Sultan
Muhammad Al Fatih juga mengumumkan
Konstantinopel sebagai ibu kota baru dari
Turki Utsmaniyah. Untuk memulihkan
populasi kota, ia memerintahkan untuk
memindahkan orang-orang dari daerah
Anatolia dan Balkan ke ibu kota barunya,
terlepas dari etnis atau agama, dan dia
memerintahkan tentaranya yang
bertempur dalam pengepungan untuk
memulihkan dan membangun kembali
infrastruktur yang rusak.
PERADABAN YANG DI BANGUN SELAMA
KEPEMIMPINAN MUHAMMAD AL FATIH

Selama berkuasa yakni tahun 1451 Masehi hingga 1484, Sultan Muhammad Al
Fatih telah membangun lebih dari 300 Masjid, 57 Sekolah, dan 59 tempat
pemandian yang tersebar di wilayah Utsmani. Salah satu peninggalannya yang
terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami' Abu Ayyub Al-Anshari.
WAFATNYA
MUHAMMAD AL FATIH

Pada Rabiul Awal 1481 M, Muhammad Al


Fatih jatuh sakit. Ia tetap nekat
meninggalkan Istanbul untuk berjihad.
Selama perjalanan, kondisinya semakin
memburuk. Tenaga kesehatan dan obat
sudah tidak lagi bisa menyembuhkannya.
Walau begitu, ada indikasi bahwa ia
diracuni oleh anak sulung dan
penggantinya, Bayazid.
WASIAT Sultan Muhammad Al Fatih
MUHAMMAD AL FATIH dimakamkan di Kompleks Masjid
Fatih. Berita wafatnya disambut
oleh orang-orang Eropa. Menurut
kabar di Venezia, masyarakat
terdengar mengatakan bahwa
“Elang Agung sudah
meninggal,” Sebelum wafat,
Muhammad Al Fatih mewasiatkan
kepada keluarganya, khususnya
Sultan Bayazid II.
Wasiat Muhammad Al Fatih berpesan
kepada keluarganya agar dekat
dengan para ulama, berbuat adil,
tidak tertipu dengan harta, dan
menjaga agama untuk pribadi,
masyarakat, serta kerajaan.
SIFAT SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH “SANG PENAKLUK”
YANG DAPAT DI TELADANI

01 02 03 04

Keteguhan Hati Keikhlasan Disiplin Berilmu, Menjunjung Tinggi


dan Keberanian Cerdas, Kemauan Keadilan
Kuat dan Gigih
REFERENSI

1. https://www.zenius.net/blog/muhammad-al-fatih
2. https://kumparan.com/berita-hari-ini/sosok-muhammad-al-fatih-
penakluk-konstantinopel-yang-jenius-1v6qivJKNH9

3. https://www.youtube.com/watch?v=Vl0yegMVb7g&feature=youtu.be
4. https://www.youtube.com/watch?v=Ukg6l-Lvhts&feature=youtu.be
5. https://www.youtube.com/watch?v=ol5WVdQ3D_c
6. https://arab.fib.uns.ac.id/karakteristik-sifat-sultan-muhammad-al-fatih-
sang-penakluk/
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai