Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IMAM YUSUF HANURA S.

Si
KELAS :B
NO ABSEN : 011

KEPEMIMPINAN

Membahas tentang seorag sultan bernama Muhammad al-Fatih yang menaklukan


konstantinopel pada umur 21 tahun. Berikut adalah paparan singkat mengenai keberhasilan
beliau :
Mehmed II juga dikenal secara luas dengan Muhammad al-Fatih merupakan penguasa
Utsmani ketujuh dan berkuasa pada 1444 – 1446 dan 1451 – 1481. Capaiannya yang paling
dikenal luas adalah penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 yang mengakhiri
riwayat Kekaisaran Romawi Timur, menjadikannya mendapat julukan 'Sang Penakluk'
Mehmed dikenal sebagai pemimpin yang cakap dan mempunyai kepakaran dalam bidang
ketentaraan, ilmu pengetahuan, matematika, dan menguasai enam bahasa saat berumur 21
tahun. Dia dikenal sebagai pahlawan di Turki maupun dunia Islam secara luas. Dalam sejarah
Islam, Mehmed dikenal sebagai salah seorang pemimpin yang hebat sebagaimana
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin
Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan
tentara Mongol). Di pemerintahan, Mehmed lebih memilih para pejabat tinggi dari latar
belakang devsirme daripada mereka yang berasal dari keluarga bangsawan, menjadikan
kendali negara benar-benar terpusat pada sultan.
Mehmed lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, ibu kota Utsmaniyah kala itu. Dia
merupakan anak dari Sultan Murad II dan Hüma Hatun. Saat Mehmed berusia sebelas tahun,
dia dikirim untuk memerintah Amasya, sesuai tradisi Utsmani untuk mengutus
para sehzade(pangeran) yang sudah cukup umur untuk memerintah di suatu wilayah sebagai
bekal bila naik takhta kelak. Murad juga mengirimkan banyak guru untuk mendidik putranya,
di antaranya adalah Molla Gürani. Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Hamzah, salah satu
ulama berpengaruh kala itu, juga menjadi guru dan orang dekatnya, membuatnya sangat
mempengaruhi Mehmed sejak usia muda, utamanya dalam masalah pentingnya penaklukan
Konstantinopel.

Pada periode pertama masa kekuasaan Mehmed, pihak Utsmani diserang Kerajaan
Hongaria yang dipimpin János Hunyadi yang melanggar gencatan senjata yang tertuang dalam
Perjanjian Szeged (1444). Dalam keadaan seperti ini, Mehmed meminta ayahnya untuk
kembali naik takhta, tetapi Murad menolak. Murad kembali naik takhta dan berkuasa hingga
wafatnya pada tahun 1451. Sepeninggalnya, Mehmed kembali naik takhta dan dinobatkan
di Edirne pada usia sembilan belas tahun. kota yang didirikan Kaisar Romawi Konstantinus
Agung pada 330 M, merupakan salah satu kota termasyur di dunia kala itu. Para pemimpin
Muslim dari generasi ke generasi, diawali Mu'awiyah bin Abi Sufyan, juga termasuk mereka
yang berusaha menaklukan Konstantinopel, meskipun semua upaya itu gagal. Meski begitu,
sebelum tahun 1453, hanya satu kali kota ini berhasil diduduki, yakni pada masa Perang Salib
Keempat. Pasukan Salib menduduki Konstantinopel dan mendirikan Kekaisaran Latin
(Romawi Timur Katolik) pada 1204. Pasukan Salib menghancurkan berbagai hal di kota yang
sebelumnya menjadi pusat agama Ortodoks ini.

Pada usia 21 tahun, Mehmed sudah menguasai 6 bahasa Turki


Utsmaniyah, Arab, Persia, Serbia, Yunani, dan Latin. Mehmed sendiri juga seorang penyair.
Pada masa kekuasaannya, Mehmed mengumpulkan para ulama dan turut menyaksikan diskusi
mereka terkait permasalahan agama. Ilmu matematika, astronomi, dan agama mencapai titik
puncak pada masanya. Mehmed mengundang ilmuwan dan astronom Muslim di istananya,
seperti Ali Qusyji, mulai membangun universitas, masjid (salah satunya Masjid Fatih, air
mancur, dan Istana Topkapı. Di sekitar Masjid Fatih, Mehmed memerintahkan pembangunan
delapan madrasah selama seabad menjadi lembaga pendidikan Islam tertinggi di kekaisaran.
Di masa sebelumnya, anggota dewan sultan biasanya diisi oleh para pejabat dari
keluarga bangsawan berpengaruh. Sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain, para
bangsawan ini terkadang lebih mendahulukan kepentingan keluarga asalnya daripada kesetiaan
mereka pada penguasa. Mehmed mengubah kekaisarannya yang semula menggunakan adat
lama ini, menggesernya menjadi pemerintahan terpusat pada sultan dengan mengangkat para
pejabat tingginya dari latar belakang devsirme, sehingga kesetiaan mereka hanya terpaku pada
sultan. Wazir agungnya, Zagan Pasya, berlatar belakang devsirme, begitu pula penerusnya,
Mahmud Pasya Angelovic. Pemusatan kewenangan ini dilakukan dan diresmikan melalui
hukum yang dikeluarkan pada 1477–1481 yang berisikan daftar pejabat utama Utsmani beserta
peran, tanggung jawab, gaji, hukuman, dan cara mereka berhubungan baik antar satu sama lain
maupun dengan sultan. Pemusatan wewenang yang dijalankannya mampu membuat Mehmed
menjadi sultan pertama yang membuat dan menerapkan hukum berdasar kewenangan
mandirinya semata. Dengan para pejabat yang tak diragukan kesetiaannya pada sultan,
Mehmed dapat mewakilkan wewenang dan kekuatannya pada para wazir (menteri) sebagai
bagian dari kebijakannya untuk memulai pengasingan diri.

Dalam masalah keagamaan, Mehmed memberikan ruang kebebasan beragama pada


rakyatnya yang majemuk asalkan mereka mematuhi perintahnya. Setelah penaklukan Bosnia,
Mehmed mengeluarkan Ahdname Milodraz, piagam perjanjian kepada Ordo Fransiskan
Bosnia yang berisikan pemberian kebebasan pada mereka untuk bergerak bebas dalam
kekaisaran, kebebasan menjalankan ibadah di gereja dan biara-biara mereka, dan dilindungi
dari penganiyaan, penghinaan, dan penyiksaan resmi maupun tidak resmi. Mehmed juga
memberikan ruang bagi umat non-muslim untuk menjalankan ibadah melalui sistem millet,
semacam hak otonomi kepada umat tiap agama untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa
banyak campur tangan dari pemerintah pusat.

Anda mungkin juga menyukai