Anda di halaman 1dari 4

Sinopsis Novel Sultan Muhammad Al-Fatih

Judul : Muhammad Al Fatih


Penulis : Felix Y. Siauw
Penerbit : AlFatih Press
Tebal : 318 halaman

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya


Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang
serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus.”
(QS. Al-Fath [48]:1-2)
Mehmed II yang kelak bergelar Muhammad Al-Fatih ini adalah anak laki-laki ketiga
dari Murad II. Pada waktu menunggu kelahirannya, sang Ayah demi menenangkan dirinya
membaca Al-Quran. Mehmed II lahir saat bacaan Al-Quran sampai pada surah Al-Fath, surat
yang berisi janji-janji Allah akan kemenangan kaum muslim.

Murad II mempersiapkan ketiga anak lelakinya untuk menjadi pejuang terbaik untuk
mewujudkan impian menaklukkan Konstantinopel. Penaklukkan Konstantinopel adalah
impian terbesar sang Ayah. Murad II sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Ia
meyakini bahwa keimanan dan ketakwaan adalah modal dasar peradaban yang kuat.
Berdasarkan dua hal itu pula ia membangun kebudayaan Utsmani. Selama masa
pemerintahannya, Murad II pernah mencoba mengepung Konstantinopel namun gagal.
Mehmed II awalnya tidak diperkirakan menjadi sultan menggantikan Murad II, namun
kematian kedua kakak Mehmed II membuat sang Ayah mempersiapkan anak lelaki
terakhirnya untuk dididik seacra khusus untuk menjadi pengganti dirinya.

Mengenal wataknya yang keras, yang diyakini sang Ayah sebagai modal utama
Mehmed II dalam belajar dan menjadi pemimpin maka sang Ayah menugaskan para pengajar
(ulama) yang paling bagus untuk mengarahkan kekerasan watak dan membentuk
kepribadian Mehmed II.

Mehmed II digambarkan sebagai sosok yang unik, menguasai banyak bahasa, tertarik
dengan ilmu sejarah dan geografi, syair, puisi, seni serta ilmu teknik terapan dan keahlian
dalam berperang. Namun yang paling menonjol dan mempesona adalah kedekatan dirinya
pada Allah Swt. Ia juga sangat mengagumi Rasulullah SAW. Kelak, semua itu adalah bekal
yang menghantarkan Mehmed II menjadi pemimpin besar. Cita-citanya untuk membebaskan
Konstantinopel terwujud pada tahun 1453, setelah sebelumnya Mehmed II berkali-kali gagal.
Namun ia tak pernah menyerah.

Alkisah pada pengepungan yang berlangsung dari tanggal 6 April sampai saat
kemenangan 29 Mei 1453, pasukan Sultan Mehmed beberapa kali mengalami kekalahan.
Setelah kalah di daratan dan lautan, kekalahan berikutnya adalah lolosnya kapal musuh.
Kegagalan ini menurunkan moral pasukan Utsmani, sementara itu pihak musuh yang
mulanya lelah dan merasa letih karena serangan tanpa henti selama dua minggu seketika
mendapatkan semangat.

Karena kekalahan itu, Sultan kemudian mengumpulkan seluruh penasehat perang


dan semua ahli taktik Utsmani. Diperoleh kesimpulan bahwa selama Teluk Tanduk tidak
dapat mereka akses maka selama itu pula pengepungan menjadi sulit. Dan sebagai
keputusan terakhir dari Sultan adalah melewati rantai raksasa ini melalui jalur darat, yang
artinya ia akan mengangkat kapal-kapalnya di Selat Bosphorus melewati daratan Galata
menuju Valley of Springs di Teluk Tanduk Emas.

Maka Mehmed II memerintahkan seluruh pekerja-pekerjanya untuk meratakan 1.5 km


dataran Galata yang akan dipakai sebagai rute penyeberangan kapal. Mereka menebangi
pohon-pohon yang ada di perbukitan Galata dan membentuk sebuah jalan panjang
sepanjang 1.5 km lalu melumuri gelondongan kayu itu dengan lemak yang diambil dari
hewan ternak agar kapal dapat lebih mudah bergerak. Strategi ini berhasil membuat musuh
merasa tertekan dan sebaliknya menaikkan moral pasukan Sultan Mehmed II. Kemenangan
memang belum diperoleh namun ini merupakan sebuah strategi perang yang dipuji banyak
orang.

Penaklukan Konstantinopel berakhir pada tanggal 29 Mei 1453. Mehmed II kemudian


membangun Konstantinopel menjadi kota yang maju dan megah serta menjadi kebanggaan
kaum muslim pada masanya. Kemenangan atas Konstantinopel ini juga membuka jalan bagi
penyebaran agama islam ke seluruh penjuru Eropa.

Novel sejarah islam yang sangat bagus sekaligus menggugah. Berkisah tentang
panglima besar islam dan kepemimpinannya yang berhasil menaklukkan Konstantinopel.
Dituturkan dengan runut dan bahasa yang rapi sehingga enak dibaca, buku ini layak menjadi
pilihan bagi mereka yang ingin mengenal sejarah islam dan mengenal sosok panglima terbaik
yang telah diramalkan oleh Rasulullah SAW.
Mengutip kalimat pembuka di buku ini, “Sejarah memberikan kepada seseorang lebih
dari sekedar informasi, ia menyusun cara berfikir seseorang saat ini dan menentukan langkah
apa yang akan dia ambil pada masa yang akan datang.” Maka sangat baik kiranya jika kita
belajar dari sejarah. Apa yang ingin disampaikan oleh Felix dalam buku sejarah islam ini
barangkali adalah selayaknya kita belajar nilai-nilai keberanian, kegigihan, keyakinan,
kesalehan dan kearifan dari para pejuang islam ini demi menegakkan agama dan kebenaran
serta tak lupa tunduk dan patuh pada ketetapan yang Ia peruntukkan untuk kita.

sumber:enggar.net

Anda mungkin juga menyukai