Anda di halaman 1dari 14

45

BAB III

RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD ALI PASHA DAN PEMIKIRAN

PEMBAHARUANNYA TERHADAP PERADABAN MODERN

A. Riwayat Hidup Muhammad Ali Pasha

1. Biografi Muhammad Ali Pasha

Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan Turki97 yang lahir

pada bulan Januari 1765 M, di Kawalla, sebuah kota yang terletak di bagian utara

Yunani, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Negeri inti telah menjadi

bagaian negara Turki Utsmani sejak ditaklukkannya oleh Sultan Muhammad II

al-Fatih (855/886 H - 1451/1481 M) pada tahun 857 H/1453 M dan baru dapat

melepaskan diri dari kekuasaan Istanbul pada tahun 1245/1829 M. 98 Ayah

Muhammad Ali Pasha bernama Ibrahim Agha, seorang imigran Turki, kelahiran

Yunani. Ia mempunyai 17 orang putera dan salah seorang diantaranya bernama

Muhammad Ali Pasha. Pekerjaan ayahnya disamping sebagai penjual rokok juga

sebagai kepala petugas juga (watchman) pada sebuah kota di daerahnya. 99

2. Pendidikan Muhammad Ali Pasha

Muhammad Ali Pasha adalah seorang buta huruf. Ia tidak memperoleh

kesempatan untuk menempuh ilmu di sekolah, maka ia tidak pandai membaca

97
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 34.
98
Mukti, Pembaharuan, 26.
99
Nur Wahyudin, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam (Medan: IAIN SU, 2000), 10.
46

dan menulis. 100 Hal ini dikarenakan ia harus bekerja keras untuk keperluan

hidupnya. 101

Ketika menginjak usia dewasa, Muhammad Ali Pasha bekerja sebagai

pemungut pajak dan karena keuletan dan rajin bekerja, akhirnya ia menjadi

menantu kesayangan seorang Gubernur 102 Usmani setempat. Sejak saat itu pula

bintangnya (pangkatnya) semakin naik.103 Kemudian ia masuk dalam dinas

militer dan dalam lapangan ini juga sangat terlihat kecakapan dan kesanggupan ia

dalam menjalankan tugas sehingga pada akhirnya ia diangkat menjadi seoorang

perwira.104

Pada awal kehadiran Muhammad Ali Pasha di Mesir, hubungannya

berjalan dengan mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya. Hampir setiap

masalah yang muncul dapat diselesaikan, karena ia dikenal sebagai perwira yang

luwes dan mempunyai wawasan masa depan. Tetapi ketika ia mulai menerapkan

ide-idenya, maka mulailah muncul tantangan dari penduduk Mesir terutama dari

kaum ulama. 105 Namun karena kearifannya, Muhammad Ali Pasha dapat

meredam setiap reaksi yang muncul sehingga dalam waktu singkat ia dapat

mewujudkan program pembaharuannya dalam berbagai bidang antara lain bidang

militer, ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan.

100
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 34.
101
Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran, 69.
102
Ibid., 69.
103
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 34.
104
Ibid., 34.
105
Wahyudin, Perkembangan Pemikiran, 10.
47

Pada bidang militer, seperti halnya dengan raja-raja lainnya,

Muhammad Ali Pasha pertama-tama melakukan rekontruksi terhadap kekuatan

militernya, karena ia yakin bahwa kekuasaan hanya dapat dipertahankan dan

diperbesar dengan kekutan militer.106 Selain itu juga ia mengerti bahwa di

belakang kekuatan militer itu harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup

membiayai pembaharuan dalam bidang militer dan bidang-bidang lain yang

berhubungan dengan urusan militer.

Pendudukan Mesir oleh Napoleon dengan kemenangan perang yang

amat cepat telah membuka mata Muhammad Ali Pasha tentang kelemahan umat

Islam. Untuk melawan Napoleon Bonaparte yang telah menguasai Mesir, sultan

Hamid III (1789-1807) mengumpulkan tentara. Salah seorang perwiranya ialah

Muhammad Ali Pasha.

Dalam pertempuran dengan tentara Perancis, Muhammad Ali Pasha

menunjukkan keberanian yang luar biasa. Karena itu, ia diangkat menjadi

seorang Kolonel. Hal tersebut diakui oleh rakyat Mesir yang ketika itu

menyaksikan secara langsung bagaimana keberanian dan kesuksesan yang diraih

oleh Muhammad Ali Pasha dengan mengalahkan Napoleon. Maka rakyat Mesir

pun mengangkat ia sebagai wali Mesir dan mengharapkan Sultan di Turki dapat

merestuinya. Pada akhirnya pengakuan Sultan Turki atas usul rakyat Mesir

106
Ibid.
48

tersebut baru mendapatkan persetujuannya setelah dua tahun kemudian, dimana

Turki dapat mematahkan intervensi Inggris di Mesir.107

Kemudian saat Muhammad Ali Pasha telah mendapatkan kepercayaan

rakyat dan pemerintah pusat di Turki, ia menumpas semua musuh-musuhnya,

terutama golongan Mamluk yang ketika itu masih berkuasa di daerah-daerah dan

pada akhirnya Mamluk ditumapas habis olehnya. Dengan demikian Muhammad

Ali Pasha menjadi penguasa tunggal di Mesir. 108

Berbagai pemberontakan dihadapi oleh Muhammad Ali Pasha, begitu

pun pada saat Sultan Turki menghadapi lawan-lawannya baik dari dalam negeri

maupun luar negeri, Sultan selalu meminta bantuan kepada Muhammad Ali

Pasha, termasuk mengahadapi penyerbuan-penyerbuan dari kaum Wahabi yang

kemudian dapat dipukul mundur oleh Muhammad Ali Pasha. 109

Selain itu, ketika terjadi pemberontakkan bangsa Yunani (1824-1826

M) dan perang antara Turki dengan Rusia, Muhammad Ali Pasha memberikan

bantuan kepada Sultan Mahmud II. Namun ketika Muhammad Ali Pasha

meminta kepada Sultan agar Syria diserahkan kepadanya, Sultan tidak

mengabulkannya. Akhirnya Muhammad Ali Pasha pun marah dan menyerang

lalu menguasai Syria, bahkan serangannya sampai ke Turki. Akan tetapi setelah

107
Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran, 70.
108
Ibid.
109
Ibid.
49

melalui perundingan terdapat kesepakatan bahwa seluruh Mesir diserahkan

sepenuhnya kepada Muhammad Ali hingga turun-temurun.110

Ketika tentara Perancis meninggalkan Mesir pada tahun 1801 M.

Muhammad Ali betul-betul menjadi penguasa penuh Mesir. Ia menjadi wakil

resmi sultan (Kerajaan Utsmani) di Mesir. Ia menjalankan kekuasaan sebagai

diktator. Pada tahun 1805, ia memberinya gelar Pasha pada dirinya sendiri.

Muhammad Ali Pasha mengetahui bahwa kekuasaannya hanya dapat

dipertahankan dengan kekuasaan militer. Di belakang kekuatan militer itu harus

ada kekuatan ekonomi. Inilah dua pemikiran pokok Muhammad Ali Pasha.

Muhammad Ali Pasha turut memainkan peranan penting dalam kekosongan

kekuasaan politik yang timbul sebagai akibat dari kepergian tentara waktu itu.

Kaum Mamluk yang dahulu lari dikejar Napoleon kembali ke Kairo untuk

memegang kekuasaan mereka yang lama. Dari Istanbul datang pula Pasha

dengan tentara Utsmani. Kedua golongan ini berusaha keras untuk merebut

kekuasaan bagi pihaknya. Simpati rakyat Mesir menaruh rasa benci kepada kaum

Mamluk dapat diperolehnya. Pasukan dipimpinnya bukan terdiri dari orang-

orang Turki, tetapi dari orang-orang Albania. Kedua unsur ini memperkuat

kedudukannya untuk memasuki pertarungan merebut kekuasaan.111

Setelah memasuki puncak kekuasaan di Mesir Muhammad Ali Pasha

pun mulai memusnahkan pihak-pihak yang mungkin akan menentang

110
Ibid.
111
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, , 36.
50

kekuasaannya, terutama kaum Mamluk. Kesempatan terjadi ketika unsur

spionase112 Mamluk berusaha untuk membunuh Muhammad Ali, tetapi

konspirasi mereka ketahuan, akhirnya pelaku dan aktor intelektual yang

tertangkap di hukum mati, tanpa proses pengadilan. Muhammad Ali Pasha

bersikap seolah-olah mengampuni yang lain. Suatu ketika ia mengundang

mereka berpesta di Istananya di bukit Mukattam. Setelah mereka semua masuk,

pintu-pintu yang membawa ke daerah Istana dikunci dan sebelum pesta selesai ia

diberi tanda untuk menyembelih mereka semuanya. Menurut cerita dari 470

kaum Mamluk, hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat dari

pagar istana ke jurang yang ada di bukit Makattam sedang kaum Mamluk yang

ada di luar Kairo diburu, yang dibunuh hanya sebahagian kecil yang dapat

melarikan diri ke Sudan. Pada akhir tahun 1811 M, kekuatan kaum Mamluk di

Mesir nyaris habis. 113

Selain itu, terdapat beberapa sisi yang sangat menarik dari kebijakan

Muhammad Ali Pasha adalah pengiriman mahasiswa-mahasiswa Mesir ke Italia,

Perancis, Inggris dan Austria untuk mempelajari berbagai bidang kajian modern.

antara tahun 1813 M sampai 1849 M, Muhammad Ali Pasya telah

mengirimkan 311 mahasiswa yang belajar di Italia, Perancis, Inggris, Austria atas

biaya pemerintah yang mencapai £E. 273.360. Subyek keilmuan yang dipelajari

112
Spionase (pengintaian, memata-matai dari bahasa Perancis espionnage) adalah suatu praktik untuk
mengumpulkan informasi mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa
mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut. dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Spionase
113
Ibid., 35-36.
51

antara lain militer dan angkatan laut, teknik mesin, kedokteran, farmasi, kesenian

kerajinan dan bahasa Perancis mempunyai kedudukan khusus dalam kurikulum

di Mesir.114 Setelah kembali, para pelajar tersebut diminta untuk menerjemahkan

karya-karya teknis di berbagai bidang. Muhammad Ali Pasha mendirikan

penerbitan untuk menyebarluaskan ilmu-ilmu baru ini. Meski pada mulanya ia

bermaksud membatasi setiap kegiatan para mahasiswa ini hanya pada skill-skill

yang akan mendukung kekuasaannya dengan hanya menguasai pengetahuan

tentang pemerintahan, militer dan perekonomian saja. Namun pada kenyataannya

tidaklah demikian, para pelajar yang dikirim ke Eropa justru pada gilirannya

membawa kembali ide-ide baru, kemungkinan besar, lebih banyak dari yang

semula dikehendaki Muhammad Ali Pasha. 115 Walaupun para pelajar atau

mahasiswa-mahasiswa tersebut dibawah pengawasan yang ketat, akan tetapi

dengan mengetahui bahasa-bahasa Eropa terutama Perancis dan ditambah dengan

membaca buku-buku Barat seperti karangan-karangan Voltaire, Rousseau,

Montesquieu dan lainnya. Dengan demikian maka begitu banyak yang dikuasai

oleh para pelajar, seperti pemikiran tentang demokrasi, parlemen, pemilihan

wakil rakyat, paham pemerintahan republik, konstitusi, kemerdekaan berpikir,

dinamisme Barat yang dibandingkan dengan sikap statis Timur, patriotisme,

114
Hitti, History, 926.
115
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam,, 37.
52

keadilan sosial, dan sebagainya. Selain ilmu-ilmu teknik, falsafat, pendidikan,

alam (faham evolusi Darwin), kemasyarakatan dan sebagainya. 116

Pada dasarnya Muhammad Ali Pasha adalah seorang yang buta huruf,

namun dengan kecerdasan, keuletan, dan keberaniannya, ia dapat menguasai

umat Islam. Ia adalah seorang yang ambisius, hal ini ntampak dari segala bentuk

pembaharuan yang dilaksanakannya untuk kemajuan umat Islam itu sendiri. 117

B. Pemikiran Muhammad Ali Pasha

Muhammad Ali Pasha adalah seorang pembaharu dalam Islam pada abad

19 hingga abad 20 M, ia adalah orang yang pertama kali meletakkan landasan

kebangkitan modern di Mesir. 118 Setelah adanya kesadaran dari umat Islam di Mesir

akan kelemahan dalam mengahadapi ekspedisi Perancis oleh Napoleon Bonaparte

(1769-1821 M). Selain itu, tingginya kontak kebudayaan Barat terhadap umat Islam

ketika itu sangat tinggi dan ditambah lagi dengan hancurnya kekuatan Mesir oleh

Napoleon Bonaparte. Alasan ini kemudian dijadikan tolak ukur bagi para pemuka-

pemuka Islam Mesir untuk melakukan pembaharuan terhadap kondisi umat Islam

ketika itu. Muhammad Ali Pasha mulai melakukan pembaharuan terhadap Mesir

pada tahun 1765-1848 M. Setelah Muhammad Ali Pasha masuk dalam dinas militer

dan dalam lapangan, ia juga menunjukkan kecakapan dan kesanggupan sehingga

pangkatnya cepat menaik menjadi perwira. Ketika pergi ke Mesir ia mempunyai

116
Ibid.
117
Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran, 71.
118
Ahmad Amin, Seratus Tokoh, 277.
53

kedudukan wakil perwira yang memimpin pasukan yang dikirim dari daerahnya. Ia

adalah seorang perwira yang berhasil merebut kekuasaan di Mesir setelah tentara

Perancis kembali ke Eropa tahun 1801 M.119

Muhammad Ali Pasha kemudian menjadi penguasa penuh Mesir. Ia

menjadi wakil resmi sultan (Kerajaan Utsmani) di Mesir. Ia menjalankan kekuasaan

sebagai diktator. Pada tahun 1805, ia memberinya gelar Pasha pada dirinya sendiri.

Ia turut memainkan peran penting dalam politik. Mesir mulai mengalami

ketenangan politik, khususnya setelah Muhammad Ali membantai sisa-sisa petinggi

Mamluk pada tahun 1811 M, menurut sejarah dari 470 kaum Mamluk, hanya

seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat pagar istana ke jurang yang

ada di bukit Muqattam. Kaum mamluk yang ada di luar Kairo kemudian diburu,

siapapun yang tertangkap, ia akan dibunuh dan sebagian kecil dari mereka yang

dapat melarikan diri ke Sudan. Pada akhirnya tahun 1811 M, kekuatan kaum

mamluk di Mesir telah habis. 120

Untuk memajukan Mesir, Muhammad Ali Pasha melakukan pembenahan

ekonomi dan militer. Atas saran para penasihatnya, ia juga melakukan program

pengiriman tentara untuk belajar di Eropa. Pemerintahan Muhammad Ali Pasha

(1804-1849 M) membedakan pembaharuan yang ada antara struktur politik dan

keagamaan di Mesir. Keputusan terhadap program-program ini sebagian besar telah

119
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, 97.
120
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 35.
54

menentukan jalannya sekularisasi121 yang berlangsung selama satu setengah abad di

Mesir.122 Muhammad Ali berkuasa penuh di Mesir, dan telah menjadi wakil Sultan

dengan resmi di Mesir dan rakyat sendiri tidak mempunyai organisasi dan kekuatan

untuk menentang kekuasannya, ia pun bertindak sebagai diktator.123 Meskipun ia

memerintah dengan cara diktator, namun ia dianggap sebagai orang yang telah

berhasil mengungkapkan serta mewujudkan perubahan diberbagai sektor seperti

dalam bidang politik, militer, ekonomi, pemerintahan maupun pendidikan.

1. Pembaharuan oleh Muhammad Ali Pasha

Sejak Muhammad Ali Pasha menguasai Mesir telah banyak yang ia

lakukan dalam pembaharuan, baik dalam bidang politik, militer, ekonomi,

pemerintahan dan pendidikan. Proses pembaharuan ini dipengaruhi oleh proses

transformasi dari berkembang dan majunya ilmu pengertahuan serta teknologi

baik ke dalam kehidupan sosial suatu masyarakat hingga pada perkembangan

intelektual yang lahir dari sebuah paradigma baru. Dengan kata lain, sebuah

pembaharuan merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengubah

kondisi ke arah yang lebih baik, yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

121
Sekularisasi adalah perubahan masyarakat dari identifikasi de3kat denan nilai-nilai dan institusi
agama menjadi nilai-nilai dan institusi non-agama dan sekuler. Sekularisasi mengarah pada keyakinan
bahwa keika masyarakat “berkembang”, terutama melalui modernisasi dan rasionalisasi, maka agama
akan kehilangan kekuasaannya di segala aspek kehidupan sosialdan pemerintahan. Kata Sekularisasi
ini juga digunakan dalam konteks mengangkat batasan keagamaan dari seorang rohaniwan.
122
John L Espossito, Islam dan Pembangunan, (Jakarta: Rineka cipta, 1990), 97.
123
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 28.
55

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi pada akhirnya akan merasuki kehidupan keagamaan

yang terimplementasikan dalam bentuk sekularisasi. Dalam hal ini, sekularisasi

mengarah pada pelaksana antara kenegaraan dan pemerintahan. Masuknya

proses pembaharuan dalam bidang keagamaan ini, mulanya terjadi di negara

Barat, yaitu terjadinya renaisance124 yang kemudian diperkuat dengan adanya

revolusi industri pada tahun 1789 M. Pembaharuan tersebut bertujuan untuk

dapat berusaha menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama dengan

ilmu pengetahuan dan filsafat modern. Implikasi dari proses tersebut di negara-

negara Barat adalah dilakukannya praktik sekularisasi, yang ditandai dengan

dicabutnya penguasa keagamaan dari keterlibatannya dalam wilayah

pemerintahan. 125

Tegasnya, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan umat Islam. Ini, terjadi

pada abad ke 19 M, tepatnya ketika terjadi persinggungan kekuasaan antara

pemerintahan Islam dan negara-negara Barat. Ini terjadi karena adanya

124
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa
pada periode modern awal. Mulai di Italia, dan menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16,
pengaruhnya dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek
lain dari penyelidikan intelektual. Sarjana Renaissance menggunakan metode humanis dalam
penelitian, dan mencari realisme dan emosi manusia dalam seni. Dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Renaissance.
125
Ibid.
56

perubahan corak serta taraf berpikir umat Islam yang cenderung dogmatis,126

menuju pada arah berpikir yang rasional serta inovatif.

2. Program Pembaharuan Muhammad Ali Pasha.

Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte telah menyadarkan

Muhammad Ali Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-negara Barat,

terutama Perancis yang begitu hebat. Kemajuan dalam teknologi peperangan

membuat Perancis dengan mudah menguasai Mesir (1798-1802 M). Lahirnya

keinginan Muhammad Ali Pasha untuk memajukan peradaban modern

termotifasi dari unsur-unsur dan hal-hal baru yang dibawa oleh Napoleon

Bonaparte, ketika ia memimpin ekspedisi di daerah-daerah kekuasaan

pemerintahan yang dibangun oleh umat Islam. Menurut Muhammad Ali Pasha

kunci utama untuk menciptakan langgengnya kekuasaan adalah merubah sistim

militer. Kemudian Muhammad Ali Pasha mengundang seorang kolonel

Perancis, bernama Seve, yang memeluk agama Islam dan mengganti namanya

menjadi Sulayman Pasha. Ia ditugaskan untuk melatih dan memodernisasikan

angkatan bersenjata di Mesir. 127 Untuk mendukung kekuatan militer maka

dibutuhkan dana yang sangat banyak untuk keperluan bala tentara, maka semua

126
Dogmatis merupakan pengalaman ajaran agama secara apa adanya tanpa adanya proses interprtasi.
127
Hitti, History Of The Arabs, 926.
57

itu harus ditunjang dengan sistim ekonomi. 128 Kemudian ia pun terdorong untuk

mempelajari ilmu ekonomi yang telah berkembang di Eropa.

Tidak hanya militer dan perekonomian saja yang diperhatikan oleh

Muhammad Ali Pasha, tetapi ia juga mengupayakan pengetahuan mengenai

administrasi negara. Ini ditunjukannya dengan mendirikan beberapa lembaga

yang terkait dengan sekolah-sekolah modern, seperti: Kementrian Pendidikan

pada tahun 1815 M, yang sebelumnya tidak dikenal. Sekolah Militer (1815 M),

pembentukan sekolah ini untuk memperkuat kekuasaannya di Mesir. Sekolah

Teknik (1816 M) ini didirikan agar rakyat Mesir dapat memproduksi

persenjataan, dan keahlian dalam berperang. Sekolah Kedokteran (1827 M),

Sekolah Apoteker (1829 M), Sekolah Pertambangan (1834 M), Sekolah

Pertanian (1836 M), dan Sekolah Penerjemahan (1836 M) . Berbagai lembaga

didirikan untuk memajukan rakyat Mesir. 129

Untuk tenaga pengajarnya Muhammad Ali Pasha mengambil Guru dari

Eropa terutama Perancis, Inggris dan Italia. Sedang untuk mengetahui ilmu

pengetahuan Barat, Muhammad Ali Pasha mengirimkan beberapa pelajar ke luar

negeri. Begitu pula dengan para cerdik pandai yang dipimpin oleh Rifa’ah At-

Tahtawi. Berbagai ilmu pengetahuan dipelajari mereka, seperti ilmu politik,

filsafat dan beberapa ilmu sosial lainnya. Walaupun pada awal kekuasaannya,

128
Nasution, Pembaharuan dalam Islam, 36.
129
Syamsul Hidayat, “Pembaharuan Muhammad Ali Pasha di Mesir (1805-1849)” (Skripsi, IAIN
Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2004), 38.
58

Muhammad Ali Pasha tidak memperbolehkan mempelajari ilmu politik karena

dianggap dapat membahayakan kekuasaannya. 130

Selain itu, ia juga mengadakan pembaharuan dalam bidang administrasi

dan birokrasi yang dianggap sangat penting pengaruhnya bagi masyarakat Mesir,

karena dikelompokkan dalam suatu pola budaya, tipe, dan organisasi. Sedang

dalam bidang pertanian, Muahammad Ali Pasha menyuplai para petani dengan

bibit-bibit pertanian, alat-alat pertanian dan pupuk untuk dikembangkan oleh para

petani. Hasil pertanian kemudian diperdagangkan dengan keuntungan yang

banyak. Adapun berbagai pabrik yang didirikannya, seperti pabrik besi, pabrik

gula, pabrik kertas, pabrik sabun dan pabrik kaca. 131

Dengan beberapa pembaharuan yang dilaksanakan oleh Muhammad Ali

Pasha di Mesir yang telah banyak membawa kemajuan diberbagai bidang.

Meskipun mungkin usahanya itu belum mampu menandingi kejayaan bangsa

Eropa dikala itu, namun setidaknya ia telah menunjukkan prestasi yang gemilang

terhadap pembaharuan di Mesir.

130
Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran, 71.
131
Syamsul Hidayat, “Pembaharuan Muhammad Ali Pasha...”, 40.

Anda mungkin juga menyukai