Psikologi Kognitif
Ursa Majorsy
Materi yang disajikan:
1. Perceptual processes *
2. Memory *
3. Imagery
4. General knowledge
5. Problem & decisions
6. Language
7. Timeline
cat.xula.edu/thinker/
Perceptual processes (1)
Perceptual processes (2)
Perceptual Processes
Pattern Recognition (1)
Perceptual Processes
Feature Analysis (2)
Attention
Attention
Divided attention task (1)
Attention
Divided attention task (2)
Attention
Stroop Effect (1)
Attention
Stroop Effect (2)
Attention
Stroop Effect (3)
Attention
Stroop Effect (4)
Memory
Memory - Mnemonics
Method of Loci
Chunking
First-Letter Technique
MATERI :
1. Human Information Processing
2. Persepsi
3. Pattern Recognition & Pandemonium
4. Perhatian
5. Memori
6. Mnemonic
Sumber :
Lindsay, PH & Norman, DA. 1977. Human Imformation Processing :
An introduction to Psychology. New York : Academic Press
Solso, RL. 1991. Cognitive Psychology. Boston : Allyn & Bacon 1
perspektif kognitif dalam membahas cara berpikir manusia
Panca
Info Diolah Disimpan Dipanggil
indera
4
K o g n i s i
Otak manusia secara aktif mengolah info yang diterima
& mengubahnya dalam bentuk & kategori yang baru
Memperoleh
Menyimpan
Informasi
Mengubah
Menggunakan
5
Cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental
yang terjadi pada saat penyimpanan informasi &
pengambilan kembali dari ingatan (Morgan)
I
diolah dengan cara :
N
F Dipilih
O dikaitkan dengan :
Dibandingkan
M Digabungkan info yang sudah
A ada didalam
Diubah ingatan
S
U Ditata kembali
k
8
KOGNISI MANUSIA dipelajari dalam :
“Cognitive Science”
Kognitif
Neuro Science
Ilmu Komputer Aplikasi :
Kalkulator, komputer robot
9
1. Kognisi sebagai proses mental merupakan hal yang sangat
penting & mendasar bagi studi-studi manusia
Apa yang dilakukan seseorang tidak akan pernah lepas dari
aspek-aspek, seperti : persepsi, ingatan, pengetahuan, bahasa, dll
konseling konsumen
kognitif 1956
11 september 1956 @simposium MIT
Pendekatan baru dalam pendekatan kognitif
13
FAKTOR PENDORONG
1. Popularitas behaviorisme
: Perilaku manusia yang kompleks ≠ dapat dijelaskan
PENGINDERAAN
&
PERSEPSI
Ursa Majorsy
2 nd meeting
1
Menjelaskan bagaimana manusia memperoleh informasi dari
lingkungan
Sensory
CNS
Detection Memory
Stimulus Sensory Activity
Transduction Iconic &
Energy System &
/ Echoic Transformation
Coding
Storage
Overt
Contoh :
Perhatian (Attention)
Proses konsentrasi pikiran
Pemusatan aktivitas mental pada tugas
tertentu sambil mengabaikan stimulus lain
yang mengganggu
10
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSEPSI
FAKTOR SITUASIONAL
Kualitas warna, kualitas garis, tekstur, bentuk
Prinsip konstansi
Prinsip figure & background
Hukum Gestalt
Persepsi kedalaman
Persepsi gerak
Ilusi 11
PENGERTIAN
Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern
recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Sistem ini merupakan salah satu
cara untuk menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola
yang diindera oleh manusia.
Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian hantu (demon) yang berperan menganalisis
Jenis hantu yang pertama, memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu mencatat
Jenis hantu yang kedua, bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri-ciri
khusus pada pola, yaitu adanya garis-garis tertentu (misalnya: sudut, garis vertikal, garis
horizontal, kurva).
Jenis hantu ketiga, yang bertugas mengamati respon-respon dari feature demon (FD),
bertanggung jawab mengenali pola. Setiap cognitive demon digunakan untuk mengenali satu pola
(misalnya : satu CD mengenali A; satu CD mengenali B; dll). Bila suatu CD menemukan tampang
(feature) yang cocok, maka demon tersebut berteriak. Bila demon lain menemukan kecocokan
tampang (feature) yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi lebih keras.
Jenis hantu yang keempat, yaitu bertugas mendengarkan hasil pandemonium dari
cognitive demon (CD), lalu decision demon (DD) memilih teriakan CD yang berteriak paling
keras sebagai pola yang paling besar kemungkinan terjadinya.
Meskipun pandemonium termasuk metode analisis tampang, namun skema pandemonium memiliki
Persamaan :
Pandemonium mengamati keseluruhan pola pada waktu yang sama seperti halnya pada skema
template.
PENTINGNYA KONTEKS
dengan pola-pola tertentu. Di sini sangat nyata bahwa pengaruh konteks sangat penting. Implikasinya
untuk skema pandemonium ditambahkan Contextual demonds yang menambahkan suara atau seruan
untuk pandemonium.
Sebagian besar interpretasi terhadap data penginderaan lebih merupakan sumbangan dari
pengetahuan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada pada sinyal tersebut, dan sebagian kecil
merupakan sumbangan dari informasi yang termuat didalam sinyal itu sendiri. Informasi ekstra
(pengetahuan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada pada sinyal) ini berasal dari konteks
peristiwa-peristiwa yang diindera. Konteks adalah situasi keseluruhan tempat melekatnya (yang
Ini merupakan salah satu eksperimen yang menunjukkan efek konteks terhadap hasil rekognisi
sinyal. Dalam eksperimen ini, subjek diminta untuk mendengarkan serangkaian kata-kata: socks, some,
brought, wet & who. Tiap-tiap kata diucapkan dalam macam-macam bunyi sedemikian rupa sehingga
hasilnya tiap-tiap kata hanya dapat diidentifikasi sekitar 50% dalam waktu yang disediakan.
Pada kesempatan berikutnya, kata-kata tersebut disusun dalam urutan yang memberikan
makna : who, brought, some wet, socks. Dan subjek diminta mengidentifikasi sekali lagi. Ketika kata-
kata tersebut diucapkan dalam urutan tata bahasa, kinerja kognisi subjek meningkat secara dramatis.
kemampuannya (superior) dan lebih fleksibel daripada sistem kognisi pola eletronik yang ada sejauh ini.
Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme penggunaan informasi dari konteks. Namun
demikian kita tahu bahwa konteks memainkan peran yang sangat besar dalam persepsi kita.
Peran Konteks :
Membantu memprediksi
Khususnya dalam rekognisi ataupun persepsi terhadap sinyal yang berupa bahasa, jika bahasa
dibuat efisien atau jika seseorang kurang dapat menggunakan informasi kontekstual untuk memandu
persepsinya, akhirnya komunikasi dapat menjadi proses yang menyakitkan dan berbahaya.
PEMROSESAN INFORMASI
DATA DRIVEN & CONCEPTUALLY DRIVEN dalam PANDEMONIUM
Urutan operasi pandemonium yang sudah digambarkan diatas merupakan pemrosesan informasi
yang memiliki ciri-ciri data-driven yaitu pemrosesan informasi yang diawali dari datangnya data
penginderaan. Di dalam menganalisa informasi, harapan dan pembentukan konsep individu terhadap
informasi yang diterimanya memainkan peran yang penting. Informasi yang berasal dari memori
Pemrosesan informasi yang diawali dengan pembentukan konsep atau harapan individu
disebut conceptually-driven. Baik pemrosesan data-driven maupun conceptually-driven, dua-duanya
diperlukan. Namun demikian timbul pertanyaan bagaimana mungkin dua proses yang berbeda ini
berlangsung dalam waktu yang bersamaan? Apakah ada kemungkinan komunikasi antara dua proses
dituangkan dalam model rekognisi pola dengan menggunakan demon seperti diatas. Kita tambahkan
hantu-hantu spesialis (specialist demons) untuk konteks, harapan-harapan, kalimat-kalimat dan frase-
frase. Kita tambahkan juga hantu untuk sintaksis (pengetahuan tentang kalimat) dan sematik.
pemrosesan conceptualy-driven (yaitu hantu-hantu spesialis) bertugas meneliti apakah data-data yang
relevan muncul pada saat itu. Konsep baru yang penting disini adalah : semua hantu (demon) harus
memungkinkan hantu-hantu tersebut berkomunikasi satu sama lain. Untuk itu kita buat simbolisasi
untuk pusat proses komunikasi dengan mengimajinasikan adanya papan tulis yang dapat diakses oleh
semua hantu.
Tiap-tiap hantu menatap papan, mengamati informasi yang akan dianalisis. Apabila informasi
relevan dengan spesialisasi hantu tertentu, maka hantu tersebut akan bekerja dengan menuliskan
informasi tersebut di papan tulis. Yang paling penting di sini adalah bahwa ketika tiap-tiap hantu
menyelesaikan tugas khususnya, dia menuliskan hasilnya di papan tulis untuk dianalisis oleh hantu lain.
Harus dicatat di sini bahwa informasi penginderaan dituliskan di papan tulis seperti halnya
informasi-informasi lain. Dengan demikian tidak lagi diperlukan pembeda antara data-driven dan
Manusia memiliki keterbatasan kapasitas pemrosesan; dan manusia tidak dapat menganalisa
setiap hal yang muncul dalam sistem penginderaan. Dalam konteks sistem hantu-hantu spesialis, hal itu
(a) setiap hantu spesialis bekerja untuk satu set data dan tidak dapat serentak bekerja untuk
(b) Ukuran papan tulis cukup terbatas (catatan: papan tulis diartikan sebagai penyimpanan
informasi penginderaan atau memori jangka pendek yang memiliki keterbatasan durasi dan
kapasitas penyimpanan).
Nah, untuk menghindari terjadinya konflik antar hantu dan untuk menjamin adanya arah
analisis (yang tidak terarah dihentikan), maka diperlukan adanya pengawas (supervisor) yang
memandu hantu-hantu spesialis agar bekerja secara kooperatif. Tugas sistem ini adalah memberikan
interpretasi logis terhadap sinyal penginderaan yang baru muncul dengan menggunakan seluruh sumber
pengetahuan yang dapat diakses.
Ursa Majorsy 1
EBBINGHAUS
Orang pertama yang melakukan eksperimen tentang memori
Menggunakan NONSENSE SYLLABLES
: Untuk direcall dalam jangka waktu tertentu
Semakin lama waktu, maka semakin banyak nonsense syllables
Forgotten
5
HASILNYA :
Kata-kata yang diproses secara STRUKTURAL
: paling sedikit diingat
Kata-kata yang diproses secara fonemik & bersemantik
: dapat diingat lebih banyak
Kata-kata yang dihubungkan dengan diri sendiri
: paling banyak diingat
“Self rating”
Alat coding yang sangat ampuh
6
Hall & Lindsay, Human information processing, 1977
Struktur memori terdiri dari Sensori Information Storage (SIS), Short-Term Memory (STM)
dan Long-Term Memory (LTM).
Mata, telinga, hidung, Sensori Information Storage Short-Term Memory Long-Term Memory
(LTM)
kulit & lidah (SIS) (STM)
Transient memory
Pembahasan mengenai SIS sebagai bagian dari struktur ingatan terpecah setidaknya menjadi
dua pendapat. Solso dalam bukunya Cognitif psychology (2001) menyatakan bahwa SIS tidak
termasuk dalam struktur ingatan. Hal tersebut dikarenakan walaupun SIS sudah mulai ada proses
penyimpanan, tetapi belum dapat dikatakan sebagai proses mengingat karena belum ada proses
kognitif tahap lanjut seperti terlibatnya perhatian.
Sebaliknya Hall & Lindsay menyatakan bahwa karena sudah mulai terjadi proses
penyimpanan, berarti SIS juga termasuk dalam struktur memori.
Mengingat kita masih berada dalam proses belajar, tak ada salahnya pembahasan mengenai
SIS juga dicantumkan sebagai tambahan informasi dan memperjelas proses terjadinya penyimpanan
informasi pada manusia.
SIS melakukan penyimpanan setelah menerima info dari lingkungan berupa gambar lengkap
dan akurat sesuai yang diterima oleh sistem indera manusia. Hanya saja proses ini terjadi dalam
durasi waktu yang sangat singkat, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,5 detik.
Tugas untuk mengekstrak fitur dari pesan inderawi ditentukan melalui penampakan pesan
atau info tersebut yang memakan waktu lebih lama dari penampakan pesan itu sendiri. Disini SIS
memainkan peranan penting untuk mengolah data dan melakukan pengenalan pola atas info yang
diterima oleh sistem indera manusia.
Sebagai contoh, ketika pesan visual diterima oleh mata, image visual yang ditangkap mata
akan disimpan beberapa saat. Image ini akan disimpan dalam penyimpanan informasi sensori visual
(iconic storage). Hal inilah yang memungkinkan kita tetap dapat mengolah informasi yang kita
terima walau hanya muncul dalam waktu yang singkat.
SIS menyimpan segala bentuk informasi yang tertangkap indera secara lengkap dan akurat,
walaupun mungkin tidak semua informasi tersebut akan dipergunakan. Hal ini disebabkan dalam
SIS tidak ada komponen yang menentukan informasi mana yang diperlukan dan mana yang tidak
Berbeda dengan SIS, dalam STM informasi yang masuk tidak lagi berupa image yang lengkap
dan akurat. Dalam STM sudah ada proses interpretasi yang terjadi segera terhadap informasi yang
masuk. Dalam STM, informasi yang dapat masuk juga masih sangat terbatas. Dengan usaha yang
dilakukan secara sadar, yaitu dengan mengulang-ulang kembali informasi yang dilakukan dengan
cara “silent mental repetition” maka info yang telah masuk ke STM dapat tetap dipertahankan.
Adapun proses pengulangan informasi ini dikenal dengan istilah rehearsal. Rehearsal inilah yang
menjadi karakteristik khusus pada struktur memori yang kedua ini. Berbeda dengan info yang masuk
dalam SIS yang tidak dapat direhearsal karena hanya disimpan sementara.
REHEARSAL
Ada dua bentuk rehearsal, yaitu :
a. Maintenance rehearsal
Merupakan usaha untuk mempertahankan infrmasi yang ada dalam STM itu sendiri.
b. Integrative rehearsal
Merupakan usaha untuk membantu mengintegrasikan informasi agar dapat masuk ke LTM.
Maintenance rehearsal
Bertahannya informasi dalam STM melalui rehearsal juga dipengaruhi oleh banyaknya
informasi yang akan disimpan. Sebaiknya informasi yang akan disimpan hanya dalam jumlah yang
FENOMENA LUPA
Adanya fenomena lupa dalam proses mengingat pada manusia terjadi karena adanya
kehilangan data atau informasi yang ada dalam STM. Menurut Hall & Lindsay, ada 2 hal yang dapat
menjelaskan mengapa info atau data yang ada dalam STM dapat hilang, yaitu adanya pengaruh
gangguan dan waktu.
b. Waktu (penundaan)
♠ Dalam hal ini, terbatasnya waktu pemrosesan info yang masuk menyebabkan item yang telah
masuk menjadi hilang dari memori.
♠ Waktu juga menyebabkan berkurangnya kekuatan jejak ingatan dari item yang diterima
sebelumnya.
♠ Walaupun demikian, berlalunya waktu tidak menyebabkan hilangnya info yang masuk dalam
memori.
ATRIBUT MEMORI
Pembahasan mengenai atribut memori berkaitan dengan usaha untuk mengetahui bagaimana
kata-kata ditampilkan dalam STM. Yang disimpan dalam STM berupa atribut-atribut, bukan kata-
kata itu sendiri. Perhatikan contoh berikut ini :
BATU
♠ Jika yang tampil adalah huruf B, A, T → maka kemungkinan kata yang diingat oleh manusia
adalah : BATA atau mungkin BATU
♠ Jika yang tampil adalah huruf A, T → maka kemungkinan kata yang diingat adalah : CAT,
ATAU, atau mungkin BATU
♠ Jika yang tampil adalah huruf B, T → maka kemungkinan kata yang diingat adalah : BATA,
BUTA atau mungkin BATU.
Ketika satu atribut hilang, maka akan ada banyak kemungkinan kata yang dapat dibentuk dari
atribut-atribut yang ada (ditambah tingkat pengetahuan individu yang dapat mempengaruhi,
misalnya : kosa kata). Semakin banyak atribut yang hilang, semakin banyak kemungkinan yang dapat
dibentuk dari atribut yang tersisa. Proses ini dikenal dengan istilah proses pembentukan dalam
ingatan atau the reconstruction process of memory.
Komponen ketiga yang terdapat dalam struktur memori adalah LTM. Perbedaan yang tampak
jelas antara STM dan LTM adalah bahwa STM merupakan memori yang digunakan untuk
menyimpan data atau info yang baru saja diterima atau dari kejadian yang baru terjadi. Sedangkan
LTM merupakan tempat penyimpanan data untuk kejadian yang telah terjadi jauh sebelumnya.
Kemudian STM merupakan memori yang prosesnya berlangsung cepat dan langsung, sedangkan
LTM lambat dan perlu usaha. Untuk dapat menyimpan data dalam LTM, dibutuhkan waktu dan
usaha.
LTM bisa jadi merupakan bagian paling penting dan paling kompleks dari struktur memori.
Selain itu jika SIS dan STM memiliki kapasitas yang sangat terbatas, LTM justru memiliki kapasitas
yang tidak terbatas. Segala bentuk kejadian yang dipelajari manusia termasuk kemampuan
berbahasa merupakan bagian dari LTM.
Yang menjadi permasalahan dalam pembahasan mengenai LTM adalah pada proses
pemanggilan data kembali dari LTM atau yang dikenal dengan istilah retrieval. Karena sangat
banyaknya jumlah data yang masuk dalam LTM, menyebabkan manusia kesulitan untuk menemukan
kembali data yang telah disimpannya.
PENGUJIAN MEMORI LTM
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menguji ingatan dalam LTM, yaitu :
a. Metode Recall
♣ Dengan metode ini, individu diminta untuk memanggil item dari materi yang telah dipelajari,
tanpa ada bantuan petunjuk, kecuali instruksi yang diberikan. Contohnya soal essay.
♣ Pada metode ini, individu mencari info yang ada dalam memorinya hingga menemukan
konteks yang tepat untuk memberikan info yang sesuai dengan instruksi yang diberikan dan
kemudian memanggilnya kembali.
♣ Secara umum hasil yang diperoleh melalui metode ini kurang bagus dibandingkan dengan
metode lain. Penyebabnya ada dua kemungkinan, yaitu :
Pencarian memori tidak mencapai area yang sesuai
Memori tidak cukup lengkap untuk mengarahkan individu dalam meregenerasi item
yang telah dipelajari.
b. Metode Recognition
♣ Pada metode ini, individu diminta untuk mencocokkan instruksi dengan data yang sudah
tersimpan dalam memorinya. Contohnya soal-soal pilihan ganda.
PROSES INTEGRATIVE
Dalam usaha penyimpanan data ke dalam LTM, diperlukan suatu usaha untuk
mengintegrasikan informasi yang telah tersimpan dalam STM. Info yang masuk berupa data dibuat
berstruktur agar mudah dalam me-retrieve-nya kembali. Proses integrasi yang terjadi selama proses
belajar tidak sepenuhnya dapat dipahami. Kadang proses tersebut terjadi secara alamiah dengan
Kedalaman pemrosesan juga dapat mempengaruhi proses retrieval. Dalam hal ini, waktu dan
pengulangan memegang peran penting. Info yang di-rehearse dalam waktu yang lama masih dapat
gagal di-retrieve ketika info lain yang diproses lebih cepat ternyata dapat di-retrieve dengan sukses.
Hal ini tergantung dari tingkat kedalaman pemrosesannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
lebih banyak usaha yang dicurahkan serta lebih dalam proses yang dilakukan untuk membentuk
asosiasi antara item dengan pengetahuan yang dimiliki individu, maka item tersebut akan sukses
untuk di-retrieve.
Cara yang digunakan agar dapat membantu dalam proses integratif ini adalah dengan
membentuk mental image. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa membentuk mental image
adalah cara yang efektif untuk mempelajari berbagai hal.
Agar dapat berhasil dalam mengingat dengan metode mnemonics, ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Kerja terdiri dari perhatian, usaha dan keahlian.
2. Pemahaman : tahu apa yang coba dilakukan, coba untuk buat parafrase, tahu bagaimana
menghubungkan antara satu item dengan item lainnya.
3. Pengaturan :
Bagi materi dalam bagian-bagian kecil
Coba untuk mengkombinasikan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui
sebelumnya