Anda di halaman 1dari 196

EKONOMI

PEMBANGUNAN
ISLAM
BUKU AJAR
BUKU AJAR
EKONOMI
PEMBANGUNAN ISLAM

TIM PENYUSUN :

AGUS KARJUNI,M.Pd.I

H. TARDJONO, MM

Cetakan : I

Pegangan wajib untuk belajar mahasiswa IAI BBC


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunian-Nya


sehingga modul (buku ajar) ini dapat direalisasikan sebagai upaya
untuk melengkapi kewajiban dosen dalam pembelajaran agar lebih
efektif. Buku ini disusun berdasarkan pertemuan perkuliahan.
Terdapat 16 pertemuan dalam buku ini, di mana setiap pertemuan
pembaca diajak memamahi satu tema penting yang berkenaan dengan
Ekonomi Pembangunan Islam. Setiap pertemuan tedapat capaian
pembelajaran, indikator ketercapaian pembelajaran, strategi
pembelajaran, materi pembelajaran, rangkuman, dan evaluasi serta
dilengkapai dengan tugas-tugas praktis yang harus dikerjakan
pembaca (mahasiswa). Diharapkan pembagian berdasarkan
pertemuan ini dapat memudahkan pembaca khususnya mahasiswa
untuk memahami dan mengembangkan keilmuannya. Adapun materi-
materi dalam buku ini, yakni:

1. Kebutuhan dan Perhatian pada Ekonomi Pembangunan,


Cakupan Bahasan Ekonomi Pembangunan, Evolusi Makna
Pembangunan, Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan
Ekonomi, Sekilas Tentang Negara Berkembang, Diskusi dan
Latihan
2. Perlunya Indikator Pembangunan, Indikator Moneter, Indikator
Sosial
3. Teori pembangunan ekonomi; 1). Mashab Historismus
(Frederich List, dll), 2). Mashab Analitis (Klasik, Neo-klasik,
Keynesian), 3). Teori Schumpeter, 4). Teori Ketergantungan, 5).
Teori Pertumbuhan lainnya; Teori pertumbuhan ekonomi; a).
Teori Rostow, 2). Teori Frederich List, 3). Teori Hilderbrand, 4).
Teori Karl Bucher, 5). Teori Lewis, 6). Teori Ranis dan Fei
4. Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri, Kebijakan Ekonomi Luar
Negeri, Strategi Upaya Minimum, Strategi Pembangunan
Seimbang, Strategi Pembangunan Tak Seimbang
5. Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan, Perlunya
Perencanaan Pembangunan, Sifat, Proses, dan Peranan
Perencanaan Ekonomi, Perencanaan Dalam Berbagai Bentuk
Sistem Ekonomi, Syarat-syarat Berhasilnya Suatu Perencanaan,
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
6. Perubahan Berbagai Sektor, Perubahan Struktur Penggunaan
Tenaga Kerja, Perubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa,
Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery,
Perubahan Struktur Perekonomian Negara Berkembang
7. Pandangan Pokok Analisis Mikroekonomi dan Makroekonomi,
Proses Multiplier di Negara Berkembang, Kebijakan Moneter
dan Fiskal Negara Berkembang, Mekanisme Pasar di Negara
Berkembang
8. Masalah Pertumbuhan Ekonmi, Masalah Distribusi Pendapatan,
Masalah Kemiskinan, masalah Pembangunan Dalam Negeri,
Masalah Pembangunan manusia
9. Konsep Dualisme, Dualisme Sosial, Dualisme Ekologis,
Dualsme Teknologi, Dualisme Keuangan, Dualisme Regional,
Pengaruh Dualisme Pada Pembangunan
10. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah, Teori Pertumbuhan
dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Paradigma Baru Teori
Pembangunan Daerah, Perencanaan Pembanguna Daerah,
Tahap-tahap Perencanaan Pembangunan Daerah, Peran
Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah
11. Karakteristik dan pembentukan utang, Penyebab timbulnya
krisis Utang, Manajemen krisis Utang, Solusi krisis utang
internasional
12. Modal Asing dalam Pembangunan, Motivasi Negara Donor,
Sumber-sumber pembiayaan Pembangunan Indonesia, Struktur
Pembiayaan Pembangunan
13. Peranan Lingkungan dalam Perekonomian, Industrialisasi dan
Pembangunan Berkelanjutan, Industri dan ekstrnalitas dalam
Pemangunan Berkelanjutan

Sebagai penutup, penulis berharap adanya masukan, dan saran dalam


rangka perbaikan. Pada akhirnya penulis haturkan terima kasih dan
penghargaan kepada Rektor Institut Agama Islam Bunga Bangsa
Cirebon yang telah mendorong dan memfasilitasi terbitnya buku ini.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………..ii

PENDAHULUHAN…………………………………………….7

PEMBELAJARAN EVALUASI PROYEK…………………….9

BAB I Kebutuhan dan Perhatian pada Ekonomi Pembangunan,


Cakupan Bahasan Ekonomi Pembangunan, Evolusi
Makna Pembangunan, Pembangunan Ekonomi dan
Pertumbuhan Ekonomi, Sekilas Tentang Negara
Berkembang, Diskusi dan Latihan
BAB II Perlunya Indikator Pembangunan, Indikator Moneter,
Indikator Sosial
BAB III Teori pembangunan ekonomi; 1). Mashab Historismus
(Frederich List, dll), 2). Mashab Analitis (Klasik,
Neo-klasik, Keynesian), 3). Teori Schumpeter, 4).
Teori Ketergantungan, 5). Teori Pertumbuhan
lainnya; Teori pertumbuhan ekonomi; a). Teori
Rostow, 2). Teori Frederich List, 3). Teori
Hilderbrand, 4). Teori Karl Bucher, 5). Teori Lewis,
6). Teori Ranis dan Fei
BAB IV Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri, Kebijakan Ekonomi
Luar Negeri, Strategi Upaya Minimum, Strategi
Pembangunan Seimbang, Strategi Pembangunan Tak
Seimbang
BAB V Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan, Perlunya
Perencanaan Pembangunan, Sifat, Proses, dan
Peranan Perencanaan Ekonomi, Perencanaan Dalam
Berbagai Bentuk Sistem Ekonomi, Syarat-syarat
Berhasilnya Suatu Perencanaan, Perencanaan
Pembangunan di Indonesia
BAB VI Perubahan Berbagai Sektor, Perubahan Struktur
Penggunaan Tenaga Kerja, Perubahan Struktur
Sektor Industri dan Jasa, Perubahan Struktur
Industri Menurut Analisis Chenery, Perubahan
Struktur Perekonomian Negara Berkembang
BAB VII Pandangan Pokok Analisis Mikro ekonomi dan Makro
ekonomi, Proses Multiplier di Negara Berkembang,
Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Berkembang,
Mekanisme Pasar di Negara Berkembang
BAB VIII Masalah Pertumbuhan Ekonomi, Masalah Distribusi
Pendapatan, Masalah Kemiskinan, masalah
Pembangunan Dalam Negeri, Masalah Pembangunan
manusia
BAB IX Konsep Dualisme, Dualisme Sosial, Dualisme Ekologis,
Dualsme Teknologi, Dualisme Keuangan, Dualisme
Regional, Pengaruh Dualisme Pada Pembangunan
BAB X Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah, Teori
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,
Paradigma Baru Teori Pembangunan Daerah,
Perencanaan Pembanguna Daerah, Tahap-tahap
Perencanaan Pembangunan Daerah, Peran
Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah
BAB XI Karakteristik dan pembentukan utang, Penyebab
timbulnya Krisis Utang, Manajemen Krisis Utang,
Solusi Krisis Utang Internasional………………140
BAB XII Modal Asing dalam Pembangunan, Motivasi Negara
Donor, Sumber-sumber pembiayaan Pembangunan
Indonesia, Struktur Pembiayaan Pembangunan…160

BAB XIII Peranan Lingkungan dalam Perekonomian,


Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan,
Industri dan ekstrnalitas dalam Pemangunan
Berkelanjutan……………170

Soal Soal Latihan Pilihan Ganda.........……………………..180

Soal Esay....................................................……………............191

Daftar Pustaka .............................. Error! Bookmark not defined.92


PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat

Modul ajar ini merupakan salah satu bahan ajar dan bukan satu-
satunya bahan belajar yang digunakan mahasiswa dalam
pembelajaran mata kuliah Ekonomi Pembangunan Islam. Modul
ini memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam
memahami teori dan konsep Ekonomi Pembangunan Islam. Setiap
materi yang disajikan serta diberikan latihan-latihan dan soal yang
bertujuan memberikan pengalaman untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa terutama dalam rangka
memahami mta kuliah ini melalui modul ajar ini diharapkan
pembaca (khususnya mahasiswa) belajar tentang Ekonomi
Pembangunan Islam.

B. Peta Kompetensi

Modul ajar ini dikembangkan berdasarkan capaian pembelajaran


mata kuliah Ekonomi Pembangunan Islam, yakni:

1. Mampu menjelaskan tentang Ekonomi Pembangunan Islam


2. Menguasai konsep Ekonomi Pembangunan Islam yang sesuai
dengan masalah-masalah kontemporer dengan metode dan pola
pikir yang ilmiah, komprehensif dan holistik
3. Mampu mengidentifikasi, memformulasi dan memodifikasikan
susunan konsep Ekonomi Pembangunan Islam sesuai dengan
kebutuhan pasar
4. Mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memberi solusi
terhadap permasalahan Ekonomi Pembangunan Islam secara
kontekstual berbasis al-Qur’an dan Hadits.

C. Strategi Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan dengan Blended learning yakni proses


belajar yang mengkombinasikan pembelajaran secara tatap muka
dan pembelajaran berbasis virtual secara harmonis, baik online
ataupun offline, dengan kegiatan, antara lain:

1. Presentasi dan diskusi (Sinkron Virtual); zoom, gmeet, sky dll


2. Menganalisis materi dalam forum/group diskusi, Chat reguler
(Sinkron virtual : daring)
3. Menyimak secara kritis video pembelajaran (Asinkron virtual
independen kolaboiratif),
4. Mengerjakan tugas individu dan quiz (Asinkron virtual
independen),
5. Mengerjakan tugas kelompok (Asinkron virtual kolaboratif ).
Serta dalam setiap pertemuan digunakan berbagai metode
antara lain metode small group discussion, inquiry-discovery
learning, problem based learning dan project based learning
yang disesuaikan dengan capaian dan materi pembelajaran.

D. Petunjuk Penggunaan Modul

Ada beberapa cara yang dapat dimanfaatkan agar dapat


mempelajari modul ajar ini secara efektif, antara lain.

1. Bacalah setiap petunjuk yang terdapat dalam modul ini dengan


baik, agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap isi modul.
2. Pahamilah setiap indikator keberhasilan yang ingin dicapai
sebelum membaca isi materi.
3. Bacalah isi setiap materi modul dengan teliti.
4. Pahamilah isi setiap materi pokok dengan baik.
5. Kerjakan setiap soal latihan dengan jawaban singkat dan benar.
6. Baca dan pahamilah setiap rangkuman yang diberikan pada
akhir materi pokok.
7. Kerjakan soal-soal evaluasi di akhir materi pokok dengan
memilih jawaban yang tepat.
8. Kerjakan soal-soal evaluasi tersebut dengan cermat dan teliti.
9. Ulangilah membaca jika masih ada kesulitan dalam menjawab
dan mengerjakan soal evaluasi.
PEMBELAJARAN

Ekonomi Pembangunan Islam

A. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari konsep Ekonomi Pembangunan Islam,


Saudara diharapkan mampu menguasai berbagai Ekonomi
Pembangunan Islam yang ada di Indonesia, dan mampu membaca
arah perekonomi sehingga bisa mengambil peluang dan
memanfaatkan .

B. Indikator Pencapaian Pembelajaran


1. Mengerti arah perekonomi negera Indonesia sehingga bisa
perpartisipasi ikut membangun perekonomian masyarakat yang
lebih baik lagi.
2. Mampu menjelaskan kepada masyarakat maupun lingkungan
Ekonomi Pembangunan Islam yang sekarang di laksanakan di
perekonomian Indonesia.

C. Uraian Materi

Uraian Materi terlampir di bawah ini ada di BAB I sampai dengan


BAB XIV
BAB I

KEBUTUHAN DAN PERHATIAN PADA EKONOMI


PEMBANGUNAN ISLAM

Pembangunan Ekonomi Di Indonesia


salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita jumpai
adalah pengangguran yang tiap tahun semakin meningkat.

Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan


kerja tidak sebanding dengan jumlahlapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan


jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi


pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dankeluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan


kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah


“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan


jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran
yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan


kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode
lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah
barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping
itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk,
dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai
akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian
perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR.
Malthus. Berikut ini akan diuraikan satu per satu.

1. Adam Smith

Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth
of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia
merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi
liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan
pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez
Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan menggunakan sistem
ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara
maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan
dua unsur, yaitu:

1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.

Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa


dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga
kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola


oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal. Sumber-
sumber alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan
ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum
output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber
alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga
kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.
1. David Ricardo dan TR Malthus

Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam


Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa
menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.

Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima


menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat
hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian
mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.

TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan


bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5,
dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur
(1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak
cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada
tingkat subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik

Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow,
Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.

1. Robert Solow

Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel


pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi
akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output
terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja
dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak
berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku,
mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam
memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias
dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa
dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari


modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output
tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.

1. Harrod dan Domar

Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal


sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap
(steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah
dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya
perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam
jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal
(berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari
masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni
perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan
output.

1. Joseph Schumpeter

Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada


inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi
merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia
usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:

1. Diperkenalkannya teknologi baru.


2. Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru
oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan
hasil produksi

Faktor-faktor pembangunan ekonomi


Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan
ekonomi.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan


pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor
tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan
faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang,
dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu
negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk
mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki
nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan


nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk
yang besar merupakan pasarpotensial untuk memasarkan hasil-hasil
produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk


mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi
ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di


masyarakat, keadaanpolitik, kelembagaan, dan sistem yang
berkembang dan berlaku.

Pembangunan ekonomi

 Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju


perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
 Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
 Memperhatikan pertambahan penduduk.
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan
ekonomi.
 Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga
terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan
teknik.

Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif


yang hampir setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic yang
baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument
yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya,
secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk
mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap
kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini, pola atau
gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui
secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah
ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur
untuk mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat
disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu
instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan
oleh suatu Negara yang meliputi beberapa aspek.

Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi


adalah sebagai berikut :

1. Memantau perilaku perekonomian


2. Kepentingan analisis ekonomi
3. Dasar pengambilan keputusan
4. Dasar perbandingan internasional

Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini


adalah penjelasan dari masing-masing Indikator Pembangunan
Ekonomi :

Indikator Moneter

Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat


income yang diterima oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada
beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :
Indikator Non-Moneter

Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal


pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya
dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-
macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.

1. Indikator Sosial

Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan


berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat
kesejahteraan dalam 3 kelompok.

Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan


tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di
dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki
pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini
dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh
Gilbert dan Kravis.

Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam


pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat
pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.

Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat


kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak
bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi
minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha
ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.

Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling
tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini
merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan
pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode
pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari
masing-masing Negara.

Indikator Campuran

1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur
pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara
maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun
ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan
tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara
sedang berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika
dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk
serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari
perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan
yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat
partisipasi pendidikan.

2.Kesehatan

Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi


keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat
kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya
fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi
berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari
beberapa indikasi berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka
pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup yang
tinggi.

3.Perumahan

Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh


masing-masing penduduk. Indicator perumahan yang sesuai dengan
tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan listrik,
sanitasi, dan mutu rumah tinggal.

4.Angkatan Kerja

Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah


berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi
dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan (Menganggur).
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan
angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja,
sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.

5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat
imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan
penggunaan alat kontrasepsi.

6. Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan


ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat
Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan
konsumsi per kapita.

7.Kriminalitas

Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang


rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara
yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda dengan
keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi
kriminalitas yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural
shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya
kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri
diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan
per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.

8.Perjalanan Wisata

Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wisata per tahun.

9.Akses Media Massa

Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam


masyarakat itu sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar,
jumlah radio, dan jumlah televisi.

Negara Berkembang

Negara berkembang merupakan istilah yang digunakan untuk


menjelaskan suatu negara yang memiliki tingkat kesejahteraan
material rendah. Biasanya indeks perkembangan manusia tercatat
dibawah standar normal. Selain itu infrastruktur relatif belum
maksimal pembangunannya. Daya saing dengan negara-negara lain di
pasar internasional rendah. Ciri negara berkembang Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negara berkembang merupakan
negara yang memiliki ciri-ciri, seperti pertanian tradisional yang
merupakan faktor produksi primer.
Kemudian industri belum berkembang, jumlah dan tingkat
pertumbuhan penduduk besar. Pendapatan dalam suatu negara
rendah, dan sumber alam belum banyak yang terolah. Angka
pengangguran tinggi, angka kematian bayi tinggi, hingga
kesenjangan sosial tinggi dan tingkat pendidikan penduduk rendah.
Muhammad Amsal Sahban dalam buku Kolaborasi Pembangunan
Ekonomi di Negara Berkembang (2018), negara berkembang biasa
disebut dengan negara dunia ketiga. Fenomena ini tidak bisa
dilepaskan dari adanya saling ketergantungan dengan negara-negara
lain. Dalam sejarah telah membuktikan bahwa sampai abad saat ini
belum ada negara yang benar-benar mandiri tanpa tergantung dengan
negara lain. Ada dua teori yang dapat digunakan sebagai dasar
analisis untuk menjawab kenapa sejauh ini negara-negara dunia
ketiga cenderung stagnan, yakni teori modernisasi dan teori
ketergantungan.

1. Teori Modernisasi

Pada teori ini suatu negara dengan sadar mulai memproses


modernisasinya. Maka mereka mau menyesuaikan diri dengan
zamannya.
Modernisasi sebagai suatu usaha untuk hidup sesuai dengan zaman
dan konstelasi atau kumpulan orang dunia sekarang.

2. Teori Ketergantungan

Dalam teori ini suatu keadaan di mana kehidupan ekonomi negara-


negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari
kehidupan negara lain. Negara-negara tertentu hanya sebagai
penerima saja. Negara yang dominan bisa berekspansi dan bisa diri
sendiri. Untuk negara lain yang tergantung mengalami perubahan
sebagai akibat dari ekspansi. Dilansir Encyclopaedia Britannica
(2015), setelah Perang Dunia II negara-negara berkembang akan
membutuhkan bantuan untuk pengembangan. Diharapkan bantuan
ini menjadi modal tambahan untuk berkembang sampai ekonomi
negara maju. Pada 1950, hampir semua aliran modal ke negara-
negara berkembang berasal dari sumber resmi dari negara maju.
Selain itu juga lewat lembaga multilateral, Bank Dunia dan Dana
moneter Internasional.
Pada 1960, beberapa negara berorientasi ekspor dan itu berkembang
pesat. Sehingga banyak mengandalkan pasar modal internasional
Contoh negara berkembang Di dunia ada beberapa negara yang
tergolong sebagai negara berkembang. Itu tersebar baik di wilayah
benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.

1. Benua Afrika

Negara-negara di Benua Afrika yang masuk kategori negara


berkembang, yakni Ghana, Gabon, Ethiopia, Kamerun, Republik
Afrika Tengah, Angola, Tunisi, atau Libya.

2. Benua Asia

Di Benua Asia ada beberapa negara berkembang, yakni Kazakstan,


Mongolia, Indonesia, Afghanistan, Bangladesh, Brunei Darussalam,
India, Palestina, atau Korea Utara.

3. Benua Eropa

Di Benua Eropa ada sejumlah negara, yakni Bulgaria, Kroasia,


Ukraina, Serbina, Romania, atau Turki.
4. Benua Amerika

Negara-negara di Benua Amerika yang masuk kategori negara


berkembang, yakni Chili, Costa Rica, Ekuador, Jamaika, Paraguay,
Meksiko, atau Panama.

Indonesia Menuju Negara Maju

Diberitakan Kompas.com (30/1/2019), bukan mustahil Indonesia


naik kelas dari negara berkembang menjadi negara maju. Caranya
dengan memanfaatkan bonus demografi yang hanya sekali dalam
seumur hidup. Puncak bonus demografi diperkirakan terjadi pada
2020-2025 yang ditandai dengan porsi masyarakat usia muda
mendominasi penduduk Indonesia. Saat ini ada sekitar 174-180
penduduk usia produktif yang siap menggerakan ekonomi Indonesia.
Bonus demografi harus dibarengi dengan produktivitas yang
optimal. Negara di Asia Timur memanfaatkan masa bonus demografi
untuk mengangkat negara dari menengah, sekarang jadi negara maju.
Maka mulai sekarang pemerintah harus menyusun rencana jangka
panjang hingga 2045. Selain itu harus menyiapkan tenaga kerja
dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital.

Daftar Pustaka

http://alviescoot.blogspot.com/2014/09/artikel-pembangunan-
pertumbuhan-ekonomi.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/07/210000269/negara-
berkembang-ciri-dan-contohnya?page=all.

BAB II

PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN,


INDIKATOR MONETER, INDIKATOR SOSIAL
INDIKATOR PENGUKURAN KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN

Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk


setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran
kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-
kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan
pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di
Negara-negsara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
indicator pembangunan akan bergeser kepada factor-faktor sekunder
dan tersier (Tikson, 2005).

Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-


lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau
PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan.
Disamping itu terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan
kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah
yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks
Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan
Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indicator tersebut :

1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama
digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif
makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan
manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan
per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa
diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga
pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan
pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi
bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis
ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli
menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi
pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi
pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan
akses terhadap sumber daya ekonomi.

2. Struktur ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan


mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan
peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan
jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus.
Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan
meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan
diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di
lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional
akan semakin menurun.

3. Urbanisasi

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk


yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di
pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan
penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan
pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika
Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn
proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan
semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di
Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah
perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang
proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena
ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.

4. Angka Tabungan

Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap


industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital
merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah
masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa
pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi
industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi,
modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta
maupun pemerintah.

5. Indeks Kualitas Hidup

IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk


mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini
dibuat indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran
tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan
ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat
tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan
sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata
harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan
(3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan
hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak
dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung
beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur
dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang
memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel
ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya
status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para
anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang
paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari
pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran
kuantitas manusia.

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human


Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat
indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa
indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks
ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia.
Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada
pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini,
pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan
m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia.
Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya
manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang
menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam


kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi
peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada
tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam
pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan
pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk
kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn
mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada
saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan
SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung
berdasarkan Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia
berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat
dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills,
disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan
lingkungannya.

INDIKATOR MONETER

Apa Itu Indikator Moneter?

Indikator moneter menyediakan data/statistik moneter bulanan yang


digunakan untuk mengetahui perkembangan besaran moneter secara
ringkas dan cepat. Indikator moneter terdiri dari uang primer, posisi
luar negeri bersih bank sentral, aktiva dalam negeri bersih bank
sentral, serta cadangan devisa. Kebutuhan atas data/statistik serta
uraian/penjelasan moneter lain tersedia pada Publikasi dan Statistik
yang disajikan pada menu Publikasi dan menu Statistik.
Yang di maksud indikator moneter dan indikator non moneter

Indikator Pembangunan Moneter

1. Pendapatan Perkapita

2. Indikator Kesejahteran Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)

Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972),


menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indicator
ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :

a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time)


dan perekonomian sector informal.

b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan


pembangunan

INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER

1. Indikator Sosial

Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :

Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara


dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional,
dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.

Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan


mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.

Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara


berdasarkan data yang tdk bersifat moneter (non monetary
indicators).

Indikator non moneter pembangunan ekonomi mencakup


Mencakup 2 indikator yaitu:
a. Indeks kualitas hidup (IKH) adalah indicator yang diperkenankan
oleh Morris D. Morris. Indikator ini mencakup antara lainnya tingkat
harapan hidup, tingkat kematian, angka kematian bayi, dan
tingkat melek huruf.
b. Indicator social tidak jauh berbeda dengan indeks kualitas hidup .
indikaor ini mencakup tingkat harapan hidup,tingkat pendidikan,
jumlah surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya.

Indikator sosial yang digunakan untuk mengukur keberhasilan


pembangunan suatu negara meliputi tingkat pendidikan dasar,
kesamaan gender, penurunan kematian bayi dan balita, penurunan
kematian ibu melahirkan, dan kesehatan reproduksi.

Indikator sosial yang digunakan bank dunia untuk mengukur


keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara, Indikator
sosial yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan
suatu negara meliputi tingkat pendidikan dasar, kesamaan gender,
penurunan kematian bayi dan balita, penurunan kematian ibu
melahirkan, dan kesehatan reproduksi. Perubahan perbaikan dalam
bidang-bidang tersebut mengindikasikan kebarhasilan pembangunsn
ekonomi.

Daftar Pustaka

Sumber
: https://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-
pembangunan/

https://brainly.co.id/tugas/24966200

https://brainly.co.id/tugas/6354226
https://brainly.co.id/tugas/13213508#:~:text=indikator%20sosial%20
yang%20digunakan%20untuk,ibu%20melahirkan%2C%20dan%20ke
sehatan%20reproduksi.

BAB III

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI;

1) Mashab Historismus (Frederich List, dll),


Mazhab Historismus ini melihat pembangunan ekonomi
berdasarkan suatu pola pendekatan yang berpangkal pada
perspektif sejarah. Dalam alam pikiran mazhab ini fenomena
ekonomi adalah produk perkembangan menyeluruh dan
dalam tahap tertentu dalam perjalanan sejarah.
Frederich List menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di
suatu negara didasari oleh teknik produksi atau cara
memproduksi masyarakat yang melalui 4 tahapan bertingkat
seperti tangga yang dikenal juga dengan "Stuffen Teorien"
2) Mashab Analitis (Klasik, Neo-klasik, Keynesian),

Mazhab Analitis
Teori yang tergabung dalam mazhab ini berusaha mengungkapkan
proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan konsisten, tetapi sering
bersifat
abstrak dan kurang menekankan kepada spek empiris (histories)
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Ahli-ahli ekonomi yang tergabung dalam kelompok ini adalah
Thomas
Robert Malthus, Adam Smith dan David Ricardo. Terdapat empat
faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk,
jumlah stok
barang modal, luas tanah, kekayaan alam dan teknologi yang
digunakan (Sadono
Adam smith menyatakan bahwa mekanisme pasar akan menciptakan
suatu suasana yang mengakibatkan perekonomian berfungsi secara
efisien.
Perkembangan pasar juga akan menaikan pendapatan nasional dan
pertumbuhan
penduduk dari masa ke masa yang terjadi bersama-sama dengan
kenaikan
pendapatan nasional, akan memperluas pasar dan menciptakan
tabungan yang
lebih banyak (Sadono Sukirno, 2000)
Sedangkan Malthus dan Ricardo berpendapat bahwa proses
pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan kembali ke tingkat
subsisten. Pada
mulanya ketika jumlah penduduk/tenaga kerja relatif sedikit
dibandingkan dengan
faktor produksi lain, maka pertambahan penduduk/tenaga kerja akan
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Akan tetapi apabila
jumlah
penduduk/tenaga kerja berlebihan dibandingkan dengan factor
produksi lain,
maka pertambahan penduduk/tenaga kerja akan menurunkan
produksi per kapita
dan taraf kemakmuran masyarakat (Sadono Sukirno, 2000)
Menurut Ricardo faktor produksi tanah (sumberdaya alam) tidak bisa
bertambah sehingga akhirnya menjadi factor pembatas dalam proses
pertumbuhan
suatu masyarakat. Peranan akumulasi modal dan kemajuan
tekhnologi cenderung
meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya bisa memperlambat
bekerjanya
the law of diminishing return yang pada gilirannya akan
memperlambat pula
penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal (Arsyad,
1999).

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional Neo Klasik (Solow-


Swan)
Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
jangka
jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini
tumbuh sesuaidengan kemajuan tekhnologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologis yang
diperlukannya (Jhingan, 1999). Definisi ini memiliki tiga komponen :
1)
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara
terus
menerus persediaan barang, 2) tekhnologi maju merupakan faktor
dalam
pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan
kemampuan dalam
menyediakan aneka barang kepada penduduk, 3) penggunaan
tekhnologi secara
luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang
kelembagaan dan
ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara
tepat.
Menurut Solow dan Swan, bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk,
tenaga kerja
dan akumulasi modal) serta tingkat kemajuan tekhnologi. Dengan
kata lain,
sampai dimana perekonomian akan berkembang bergantung
pertambahan
penduduk, akumulasi modal dan kemajuan tekhnologi (Arsyad, 1999)
Selanjutnya menurut teori ini, rasio modal-output (capital-output
ratio =
COR) bisa berubah (bersifat dinamis), untuk menciptakan sejumlah
output
tertentu, bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan
bantuan tenaga
kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula sesuai dengan yang
dibutuhkan. Model
Solow mendasarkan pada fungsi produksi Cobb-Douglas yaitu :
Q = A.Kα. L β . . . .(2.11)
Dimana Q adalah output, A adalah tekhnologi, K adalah modal fisik,
L
adalah tenaga kerja, α dan β adalah proporsi (share) input. Model
Solow dapat menunjukan arah pertumbuhan keadaan mantap serta
situasi pertumbuhan jangka
panjang yang ditentukan oleh peranan tenaga kerja dan kemajuan
tekhnologi yang semakin luas.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa model pertumbuhan
Solow menunjukan bagaimana pertumbuhan dalam capital stock,
pertumbuhan tenaga
kerja dan perkembangan tekhnologi mempengaruhi tingkat output.
Untuk menjelaskan teori pertumbuhan Solow maka pertama akan
dianalisis bagaimana
peranan stok modal dalam pertumbuhan ekonomi dengan asumsi
tanpa adanya
perkembangan. Apabila dimisalkan suatu proses pertumbuhan
ekonomi dalam
keadaan dimana tekhnologi tidak berkembang, maka tingkat
pertumbuhan yang
telah dicapai hanya karena adanya perubahan jumlah modal (K) dan
jumlah tenaga
kerja (L). Hubungan kedua faktor tersebut dengan pertumbuhan
ekonomi dapat
dinyatakan sebagai fungsi produksi :
Y = f (K,L). . . .(2.12)
Dimana Y adalah tingkat pendapatan nasional, K adalah jumlah stok
modal dan L
adalah jumlah tenaga kerja.
Jika jumlah modal naik sebesar ∆K unit, jumlah output akan
meningkat sebesar marginal product of capital (MPK) dikalikan
dengan ∆K, dimana :
MPK = f (K + 1, L) – f (K,L). . . .(2.13)
Jika tenaga kerja meningkat sebesar ∆L unit, maka jumlah output
akan meningkat sebesar marginal product of labour (MPL) dikalikan
∆L, dimana :
MPL = f (K,L +1) – f (K,L). . . .(2.14)
Perubahan ini akan lebih realistis apabila kedua faktor produksi ini
tenaga kerja sebesar ∆L. Kita dapat membagi perubahan ini dalam
dua sumber penggunaan marginal products dari dua input :
∆Y = (MPK x ∆K) + (MPL x ∆L) . . . .(2.15)
Dalam kurung pertama adalah perubahan output yang dihasilkan dari
perubahan
kapital, dan dalam kurung yang kedua adalah perubahan output yang
disebabkan
oleh adanya perubahan tenaga kerja.
Untuk mempermudah interprestasi dan penerapan, maka persamaan
kemudian diubah menjadi :
∆Y/Y = (MPK x K/Y) ∆K/K + (MPL x L/Y) ∆L/L . . . .(2.16)
Dimana ∆Y/Y adalah laju pertumbuhan output, MPK x K adalah total
return to capital, (MPK x K/Y) adalah share dari modal pada output,
∆K/K adalah tingkat pertumbuhan dari modal, MPL x L adalah total
kompensasi yang diterima oleh
tenaga kerja, (MPL x L/Y) adalah share dari tenaga kerja pada output,
dan ∆L/L
adalah tingkat pertumbuhan dari tenaga kerja. Dengan asumsi bahwa
fungsi
produksi dalam keadaan skala hasil tetap, maka teorema Euler
menyatakan bahwa
kedua share tersebut apabila dijumlahkan akan sama dengan 1 (satu)
(Mankiw).
Persamaan ini kemudian dapat ditulis :
∆Y/Y = α∆K/K + (1 – α) ∆L/L. . . .(2.17)
Dimana α adalah share dari modal dan (1 – α) adalah share dari
tenaga kerja. Telah dikemukakan bahwa pembahasan di atas
diasumsikan tidak
mengalami perubahan tekhnologi, tetapi dalam praktiknya akan
selalu terjadi
perkembangan dari tekhnologi. Oleh karenanya akan dimasukkan
perubahan
Y = A f (K,L). . . (2.18)
Dimana A adalah tingkat tekhnologi pada saat sekarang atau yang
disebut sebagai
total factor productivity. Sekararang output meningkat bukan hanya
karena
adanya peningkatan dari modal dan tenagta kerja, tetapi juga karena
adanya
kenaikan dari total factor productivity.
Dengan memasukkan total factor productivity pada persamaan
(2.18),
maka akan menjadi :
∆Y/Y = α∆K/K + (1 – α) ∆L/L + ∆A/A . . . (2.19)
Dimana ∆A/A adalah pertumbuhan dari total factor productivity atau
juga sering disebut sebagai Solow residual (Mankiw, 1997). Karena
pertumbuhan total factor
productivity tidak bisa dilihat secara langsung, maka diukur secara
tidak langsung
dihitung dengan cara :
∆A/A = ∆Y/Y – α∆K/K – (1 – α) ∆L/L. . . .(2.20) Total factor
productivity dapat berubah dengan beberapa alasan. Perubahan sering
dikaitkan dengan kenaikan pengetahuan pada metode
produksi. Solow residual
sering juga digunakan untuk mengukur perkembangan tekhnologi.
Faktor-faktor
produksi seperti pendidikan, regulasi pemerintah dapat
mempengaruhi total factor
productivity. Sebagai contoh, jika pengeluaran pemerintah meningkat
maka akan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan, para pekerja akan menjadi
lebih
produktif , dan output juga akan meningkat, yang
mengimplikasikan total factor
3. Teori Pertumbuhan Keynesian (Harrod-Domar)
Harrod Domar menganalisis tentang syarat-syarat yang diperlukan
agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang
dengan
mantap (steady growth). Menurut Harrod Domar investasi
memberikan peranan
kunci dalam prosers pertumbuhan yang disebabkan karena :
1. Investasi dapat menciptakan pendapatan yang merupakan dampak
dari
penawaran
2. Investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara
meningkatkan stock modal yang merupakan dampak dari penawaran.
I ∆ c = COR I ∆ Y = COR .∆I ∆ c = ∆ Y . . . (2.21). Dengan
demikian : I 1 COR = MPS . ∆I ∆I = MPS .. . . (2.22) I COR
Dari persamaan model di atas Harrod Domar mencoba menjelaskan
bahwa
tambahan modal dalam suatu periode t menjadi sumber dasar bagi
bertambahnya
hasil produksi di periode tertentu (t + 1). Investasi pada saat ini
meningkatkan
4. Teori Pertumbuhan Schumpeter
Menurut Schumpeter, factor utama yang menyebabkan
perkembangan
ekonomi adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para innovator
dengan
inovasi-inovasinya. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
peningkatan output
masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah factor
produksi
yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya
perubahan
tekhnologi produksi masyarakat tanpa adanya perubahan tekhnologi
produksi itu
sendiri. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output
yang
disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para innovator.
5. Teori Penyebab Kumulatif (Cumulative Causation Theory)
Teori ini pada awalnya dikemukakan oleh Myrdal (1957) yang
mengkritik
teori neoklasik mengenai konsep pertumbuhan yang stabil. Myrdal
menyatakan
bahwa perbedaan tingkat kemajuan pembangunan ekonomi antar
daerah
selamanya akan menimbulkan adanya “backwash effect” yang
mendominasi
“spread effect” dan proses pertumbuhan ekonomi regional
merupakan proses
yang tidak equilibrium. Perbedaan utama dari teori neoklasik dan
myrdal adalah
yang pertama menggunakan constant return to scale dan yang kedua
menggunakan increasing return to sacale. Perbedaan tingkat
pertumbuhan antar
wilayah mungkin akan menjadi sangat besar jika increasing return to
scale effect
berlangsung terus.
Menurut Kaldor (1970) prinsip-prinsip dari penyebab kumulatif
adalah
scale ini membantu memperkaya sementara dan mencegah
meluasnya daerah
miskin. Kekuatan pasar menyebabkan adanya pengelompokan
aktivitas dengan
increasing return to scale di area perekonomian tertentu. Hal ini
menimbulkan
adanya eksternalitas atau internalitas di pusat aglomerasi.
Keunggulan yang
terbatas dari suatu daerah terbelakang (backward region), seperti
tenaga kerja
yang murah, tidak mencukupi untuk bersaing dengan aglomerasi
ekonomis.
6.Model Pertumbuhan Agregat
Glasson (1997) menyatakan bahwa teori pertumbuhan regional
jangka
panjang harus memperhitungkan faktor-faktor yang dianalisis jangka
pendek yang
diasumsikan konstan, seperti penduduk, upah, harga tekhnologi dan
distribusi
pendapatan. Mobilitas faktor-faktor terutama tenaga kerja dan modal
harus
menjadi pertimbangan yang sangat penting. Pada umumnya orang
sependapat
bahwa pertumbuhan regional dapat terjadi sebagai akibat dari
penentu-penentu
endogen atau eksogen, yakni faktor-faktor yang terdapat pada daerah
yang
bersangkutan ataupun faktor-faktor di luar daerah atau kombinasi dari
keduanya.
Faktor-faktor penentu penting dari dalam daerah meliputi distribusi
faktor-faktor
produksi seperti tanah, tenaga kerja dan modal. Sedangkan salah satu
faktor
penentu dari luar daerah yang penting adalah tingkat permintaan dari
daerah lain
terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut.
Suatu pendekatan yang lebih baru untuk menjelaskan faktor penentu
endogen dari pertumbuhan ekonomi regional adalah melalui
penggunaan model
menjelaskan output regional menurut faktor-faktor regional tertentu
yang
masing-masing dapat dianalisa secara sendiri-sendiri (Glasson, 1997)
dan dapat dituliskan
sebagai berikut :
On = fn (K, L, Q, Tr, T, So). . . .. . . . .(2.23)
Keterangan :
On : Output potensial dari daerah n
K : Modal (Kapital)
L : Tenaga Kerja
Q : Tanah
Tr : Sumber daya pengangkutan
T : Tekhnologi
So : Sistem Sosial Politik
Apabila dirumuskan menurut faktor-faktor yang lebih penting dan
lebih
mudah dikuantitaskan, maka rumus mengenai persamaan
pertumbuhan sebagai
berikut :
On = a n k n + (1-an) ln + tn . . . .(2.24)
Keterangan :
O, k, l, t : tingkat pertumbuhan output, modal, tenaga kerja dan
tekhnologi
a : bagian pendapatan yang diperoleh modal (yakni produk marginal
dari modal)
7.Teori Basis Ekspor
Teori pertumbuhan regional berbasis ekspor menerangkan bahwa
beberapa aktifitas di suatu daerah adalah basis dalam arti bahwa
pertumbuhannya
menimbulkan dan menentukan pembangunan menyeluruh daerah itu,
sedangkan
tersebut. Menurut teori ini, semua pembangunan regional ditentukan
oleh sektor
basis sedangkan sektor non basis yang mencakup sektor-sektor
pendukung
melayani sektor basis tersebut (Hoover, 1984 dalam Prasetyo
Soepomo, 2001).
Selanjutnya di katakan bahwa perekonomian lokal harus menambah
aliran uang
masuk agar dapat tumbuh dan satu satunya cara yang efektif adalah
menambah
ekspor.
Konsep kunci dari teori ini adalah bahwa kegiatan ekspor merupakan
mesin pertumbuhan. Pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh
ekspor dengan
demikian ditentukan oleh permintaan eksternal. Untuk menentukan
dan mengukur
suatu basis, maka satuan ukuran yang dipilih dapat berupa
pendapatan daerah,
employment (kesempatan kerja), nilai tambah, output, penjualan
kotor dan
sebagainya. Sedangkan pendekatan yang digunakan untuk
menentukan sektor
basis ada dua, yaitu pendekatan langsung dan tidak langsung.
Pendekatan
langsung dilakukan dengan cara mengukur aliran komoditi dan uang,
serta
melakukan survai tentang perekonomian lokal. Sedangkan
pendekatan tidak
langsung meliputi pendekatan asumsi, LQ dan persyaratan minimum.
Pada pendekatan asumsi, maka sektor basis di suatu daerah
diasumsikan,
sedangkan sektor lainnya diasumsikan non basis. Dalam metode ini
memiliki
kelemahan karena dalam penentuan asumsi dapat salah. Metode LQ
yang sangat
populer serta penggunaannya berkelanjutan dari pengganda basis
ekonomi.
Pendekatan dengan analisis LQ memiliki beberapa kekurangan
(Prasetyo
1. Mengasumsikan adanya permintaan yang seragam/sama, padahal
penduduk
memiliki selera yang berbeda.
2. Asumsi produktivitas adalah sama antar daerah. Masalah product
mix (produk
dari merk yang satu diekspor, sedang produk yang sama dengan merk
lain
diimpor).
3. Ketidakmampuan menerangkan keterkaitan antar industri.
4. Metode LQ bergantung pada tingkat agregat data.

3) Teori Schumpeter,
Schumpeter berpendapat bahwa sistem ekonomi kapitalis
merupakan landasan pembangunan dan sistem ekonomi yang
paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang
pesat. Namun, Schumpeter juga meramalkan bahwa sistem
ini juga akan mengalami staknasi seperti yang disampaikan
pada teori ekonomi klasik sebelumnya.
Pemikiran-Pemikiran Schumpeter

Bila ekonom Austrian School semacam Hayek serta Mises


merubah peninggalan dari guru mereka dengan metode
mereka sendiri, Schumpeter berupaya lebih jauh dengan
membebaskan diri dari batasan- batasan yang terbuat dalam
hasil karya pendahulunya. Daripada hanya meningkatkan
serta menguatkan sebagian kecenderungan dalam tulisan
pendahulunya, ia lebih terbuka pada pengaruh- pengaruh di
luar Austria.
Dalam perihal ini, Schumpeter sangat berbuka pada pemikiran
Walras yang ia kagumi selaku seseorang ekonom teoritis
terbaik. Dia pula menggemari sebagian pengikut tradisi
Anglo- Amerika, di mana dia mempunyai kontak individu
secara langsung.
Kala berusia 2 puluhan, ia membebaskan pengaruh gurunya
dengan meningkatkan teori bunga yang berbeda dengan
BohmBawerk. Lebih jauh lagi, Schumpeter pula
membebaskan tradisi Austria dengan membentuk pendekatan
biasanya sendiri, yang diucap selaku salah satu toleransi
metodologi. Pekerjaannya tidak cuma menyangkut pada tipe
teori murni yang dibangun oleh orang Austria tadinya, namun
lebih luas serta merefleksikan harapan yang besar yang
diletakannya pada pada ilmu ekonomi matematika serta riset
empiris berorientasi kuantitatif.
Ia apalagi mengatakan kalau takdir membolehkan buat
mengulang kembali pelajaran- pelajarannya, ia mau jadi
seseorang pakar sejarah ekonomi. Luasnya topik yang jadi
minatnya ditunjukkan dalam judul salah satu bab dalam
bukunya Business Cycles, di mana dia tuliskan selaku A
Theoretical, Historical and Statistical Analysis of Capitalist
Process.
Pemikiran Schumpeter mengenai monopoli, creative
estruction dan evolusi perekonomian.
Pujian Schumpeter terhadap entrepreneur juga mewarnai
pandangannya terhadap monopoli, di mana ia meminta maaf,
juga terhadap ekonomika Keynesian, di mana dia sangat
menentang. Dia melihat kekuatan monopoli sebagai insentif
yang pas dan reward yang tepat bagi entrepreneur yang
berinovasi, yang akan menikmati kekuatan tersebut hanya
pada jangka waktu yang terbatas, hingga itu dipatahkan dan
digantikan dalam rantai “creative destruction” oleh monopoli
dari innovator lainnya.
Salah satu contoh utama dari pandangan luas Schumpeter
mengenai proses ekonomi tertuang dalam konsepnya
mengenai „creative destruction„ atau penghancuran kreatif.
Dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa konsep tersebut
menyebar pada seluruh trilogy evolusi, tetapi dia pertama kali
menunjukkan konsep ini secara eksplisit dalam bukunya
Capitalism:
Poin penting untuk dimengerti saat menghadapi kapitalisme
yaitu kita berhadapan dengan proses evolusioner…(hal itu
merupakan proses) yang terus menerus merevolusi struktur
ekonomi dari dalam (from within), senantiasa
menghancurkan bagian lama, senantiasa menghasilkan
bagian baru. Proses penghancuran kreatif merupakan fakta
penting mengenai kapitalisme. Hal itu terkandung dalam
kapitalisme dan harus dihadapi kapitalis yang ingin berlanjut
(Schumpeter 1942, 82-83)
Melalui konsep dari proses destruksi kreatif, Schumpeter
secara efektif menjauhkan ide standar mengenai perubahan
ekonomi. Pertama evolusi ekonomi bukan merupakan proses
pertumbuhan sederhana di mana seluruh sektor dalam
kehidupan ekonomi berekspansi secara seimbang. Sebaliknya,
ditandai oleh kreasi yang baru dan penghancuran produk dan
proses lama. Lebih jauh, banyak dari perusahaan yang muncul
dan organisasi lain tidak meningkatkan kompetensi secara
mulus dan mengganti area spesialisasi mereka. Akibatnya,
sering kali mereka lenyap dalam proses evolusioner.
Akhirnya, para pekerja yang kehilangan pekerjaan-pekerjaan,
mereka sering menghadapi tekanan yang berat dan kehilangan
kesejahteraan (welfare loss) yang terlihat lebih jelas dari
keuntungan jangka panjang dari evolusi kapitalis. Reaksi
mereka meliputi tantangan permanent terhadap lembaga
kapitalisme. Oleh sebab itu, proses destruksi kreatif
merupakan konsep yang merefleksikan perjuangan kompetitif
dan focus terhadap reaksi -reaksi pada kehilangan
kesejahteraan sementara pada tingkat mikro dan makro.
Schumpeter menulis pada tahun 1942 mengenai destruksi
kreatif sebagai bagian utama dari kemajuan, namun pada
tahun 1947 dia memikirkan kembali slogannya tersebut dan
menggantinya sebagai „response kreatif‟ sebagai ganti
destruksi. Meskipun demikian, Schumpeter tidak pernah
membuang visinya mengenai destruksi kreatif., Schumpeter
(1949, hal. 326) menyatakan bahwa „kita harus meneliti
berdasarkan sejarah, proses industri sebenarnya yang
menghasilkannya dan dalam melakukannya merevolusi
struktur ekonomi yang ada. Oleh sebab itu, ada sedikit
keraguan bahwa ia akan terus berfokus pada „proses destruksi
kreatif yang kita lihat sebagai inti dari kapitalisme‟
(Schumpeter 1942, 104).

Referensi

1. Schumpeter, Joseph (2017-07-05). Theory of Economic


Development (dalam bahasa Inggris).
Routledge. ISBN 978-1-351-47220-3.
2. ^ Schumpeter, Joseph Alois (2006). Business Cycles: A
Theoretical, Historical, and Statistical Analysis of the
Capitalist Process (dalam bahasa Inggris). Martino
Pub. ISBN 978-1-57898-556-2.
3. ^ Schumpeter, Joseph Alois (1976). Capitalism,
Socialism and Democracy (dalam bahasa Inggris).
Routledge. ISBN 978-0-415-10762-4.

4) Teori Ketergantungan,
Teori ketergantungan atau teori dependensi menjelaskan
bagaimana negara terpinggir atau negara dunia ketiga
memiliki perekonomian yang sangat bergantung pada negara
dunia pertama atau negara inti. Ketika negara terpinggir
menjalin hubungan dengan negara inti, hubungan ini akan
membentuk ketergantungan.
Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (bahasa
inggris: dependency theory) adalah salah satu teori yang
melihat permasalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia
Ketiga.[1] Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi
(ketergantungan) adalah keadaan di mana
kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh
perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–
negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya
berperan sebagai penerima akibat saja.[1] Aspek penting
dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya
dalam kehidupan berbangsa di dunia.[2] Teori Dependensi
lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara pinggiran.[3] Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-
negara pinggiran" untuk menantang
hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negar
a maju.

Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:[1][5]


1). Ketergantungan Kolonial
 Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara
pinggiran.[1][5]
 Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang
dibutuhkan negara pusat.[1][5]
 Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat
eksploitatif negara pusat.[1][5]
 Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung
maupun melalui kerja sama dengan pengusaha
lokal.[1][5]
2). Ketergantungan Teknologis-Industrial
 Bentuk ketergantungan baru.[1][5]
 Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa
ekspor bahan mentah untuk negara pusat.[1][5]
 Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya
di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan
negara pinggiran.[5]
3). Ketergantungan Teknologis-Industrial
 Bentuk ketergantungan baru.[1][5]
 Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa
ekspor bahan mentah untuk negara pusat.[1][5]
 Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya
di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan
negara pinggiran.
Referensi :
1. Dr. Murodi, MA & Wati Nilamsari, M.Si. Buku Ajar
Sosiologi Pembangunan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2007. hal
11,
2. ^ Prof. Dr. H. Syamsyir salam, MS & Amir fadilah,
S.sos, M.Si sosiologi pembangunan pengantar studi
pembangunan lintas sektoral. Jakarat: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta_UIN perss. Hal 16.
3. ^ Lompat ke:a b c d e f g h i Suwasono dan so.
2000. Perubahan social dan pembangunan LP3ES
Jakarta. hal 90
4. ^ Lompat ke:a b (Inggris)Daniel Chirot Changing
Fashion in The Study of Social and Politic Change,
dalam Suwarsono dan so (2000). Jakarta: LP3ES hal 91.
5. ^ Lompat
ke:a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad Arief
Budiman. 2000. Teori pembangunan dunia ketiga.
Gramedia. Jakarta. Hal. 46-48

5) Teori Pertumbuhan lainnya;


Teori pertumbuhan ekonomi;
a) Teori Rostow,
Menurut Rostow, masyarakat tradisional merupakan
masyarakat yang fungsi produksinya masih terbatas. Hal
tersebut ditandai dengan cara produksi yang masih primitif
dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-
nilai tradisional (adat istiadat).

Pertumbuhan ekonomi senantiasa dipelajari dan dikaji.


Kajian-kajian ini kemudian menghasilkan teori tentang
pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi
berfungsi untuk menjelaskan mengenai faktor-faktor,
mekanisme, dan prasyarat tercapainya pertumbuhan ekonomi.
Salah satu teori pertumbuhan ekonomi yang terkenal adalah
teori yang dikemukakan oleh Walt W. Rostow. Dilansir dari
buku Ekonomi Pembangunan (2018) karya Christea
Frisdiantara dan Imam Mukhlis, dijelaskan bahwa teori Walt
W. Rostow membahas tentang tahap-tahap pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Ada lima tahap pertumbuhan ekonomi
menurut Walt W. Rostow, yaitu:

Tahap masyarakat tradisional


Menurut Rostow, masyarakat tradisional merupakan
masyarakat yang fungsi produksinya masih terbatas. Hal
tersebut ditandai dengan cara produksi yang masih primitif
dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-
nilai tradisional (adat istiadat)

Tahap prasyarat untuk lepas landas


Tahap ini merupakan tahap transisi di mana masyarakat mulai
untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan
ekonomi dengan menggunakan kekuatan sendiri. Satu hal
yang perlu diingat, yaitu pertumbuhan ekonomi hanya akan
tercapai apabila diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam
masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut berupa
kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu
pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru
yang bisa digunakan untuk menurunkan biaya produksi.

Tahap tinggal landas


Pada tahap ini, pertumbuhan ekonomi mulai terjadi. Sebuah
pertumbuhan ekonomi harus terlihat dengan adanya suatu
perubahan drastis dalam masyarakat. Contohnya adalah
adanya resolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat
dalam inovasi, serta terbukanya pasar-pasar baru.
Dijelaskan ciri-ciri negara yang sudah mencapai tahap
tinggal landas menurut Rostow, yaitu:
Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau
kurang menjadi 10 persen dari produk nasional bersih (Net
National Product). Terjadinya perkembangan satu atau
beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang
sangat tinggi. Terbentuknya kerangka dasar politik, sosial,
dan kelembagaan yang dapat menciptakan perkembangan
sektor modern dan eksternalitas ekonomi sehingga dapat
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Tahap kedewasaan
Tahap kedewasaan adalah tahap di mana masyarakat sudah
secara efektif menggunakan berbagai teknologi modern pada
hampir seluruh sektor kegiatan produksi.
Tahap konsumsi tinggi
Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap terakhir dari teori
pertumbuhan ekonomi Walt W. Rostow. Pada tahap ini,
masyarakat telah berkembang secara mandiri. Selain itu,
masyarakat juga mulai menekankan pada masalah-masalah
yang berhubungan dengan konsumsi kesejahteraan, bukan
lagi masalah produksi.

Referensi :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/162722169/t
eori-pertumbuhan-ekonomi-walt-w-rostow?page=all.

b) Teori Frederich List,

Frederich List membagi tahapan pertumbuhan ekonomi


menurut kebiasaan masyarakat dalam menjaga kelangsungan
hidupnya melalui tata cara produksi. Dimulai dari berburu dan
mengembara (manusia bergantung pada alam), beternak dan
bertani, pertanian dan kerajinan, hingga kerajinan, industri
dan perdagangan.
Untuk memahami siklus pertumbuhan ekonomi suatu Negara,
maka kerap digunakan pendekatan-pendekatan secara teoritis
yang dikenal dengan teori pertumbuhan ekonomi. Dalam
perkembangannya, ada sejumlah teori pertumbuhan ekonomi
yang dicetuskan oleh para ahli yang ditinjau berdasarkan
sejarah atau secara historis dan analisis.
Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang menjelaskan
tentang perkembangan perekonomian dari suatu Negara.
Diantara banyaknya teori yang bermunculan dari masa ke
masa, ada teori berdasarkan historis yang cukup popular,
yaitu dari Frederich List (1789-1846).
Teori pertumbuhan ekonomi yang dijelaskan oleh Frederich
List membagi pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu
Negara berdasarkan cara produksi dan mata pencaharian
masyarakat. Dalam teori ini pertumbuhan ekonomi ditunjukan
secara bertahap atau bertingkat seperti sebuah tangga
sehingga disebut juga sebagai stuffen Theorien.
Terdapat 4 fase pertumbuhan ekonomi, yaitu masa berburu
dan mengembara (nomaden), masa beternak dan bertani
(menetap), masa bertani dan kerajinan, serta masa industri dan
perniagaan. Seluruh Negara akan bertumbuh mengikuti pola
tersebut sebelum akhirnya masuk ke tahap industrialisasi.
 Masa Berburu dan Mengembara
Pada masa ini manusia masih hidup berpindah-pindah atau
nomaden karena masih adanya ketergantungan akan hewan
perburuan dan tempat pencarian sumber makanan. Mereka
akan berpindah ke tempat lain jika jumlah persediaan
makanan di daerah tersebut telah habis, sehingga dapat
disimpulkan bahwa manusia masih hidup hanya untuk
keperluan pribadinya, yaitu makanan.
 Masa Beternak dan Bertani
Setelah menemukan cara berternak hewan dan juga bertani,
manusia pun mulai tinggal menetap di suatu tempat. Mereka
membudidayakan hewan-hewan ternak dan melakukan
pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena
manusia sudah mulai hidup menetap maka mulailah muncul
perkumpulan dari rumah yang berubah menjadi
perkampungan dan juga pedesaan.
 Masa Bertani dan Kerajinan
Pada masa ini, masyarakatnya mulai mencoba membuat
peralatan yang digunakan untuk membantu kegiataan
pertanian, sehingga terciptalah alat-alat pertukangan dan juga
pandai besi.
 Masa Industri dan Perniagaan
Seiring dengan kerajinan yang semakin besar, maka manusia
mulai melakukan perniagaan terhadap barang kerajinannya.
Teknologi pada masa ini juga sudah mengalami kemajuan dan
perdagangan sudah dalam tingkat nasional bahkan
internasional dengan didukungnya transportasi yang
memadai.

Referensi :
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/teori-
pertumbuhan-ekonomi-menurut-frederich-list-8234/

c) Teori Hilderbrand,
Teori pertumbuhan ekonomi menurut
Bruno Hildebrand yaitu : Pada masa barter. Pada masa
pertukaran dengan menggunakan uang. pada masa pertukaran
dengan menggunakan cara kredit.
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Bruno Hildebrand yaitu
:
1. Pada masa barter
2. Pada masa pertukaran dengan menggunakan uang
3. Pada masa pertukaran dengan menggunakan cara
kredit.
Hildebrand mengkritik teori List yang menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi tidak
berdasarkan pada cara produksi, konsumsi maupun distribusi.
Dan mengemukakan sistem distribusi dibagi menjadi 3
bagian yaitu :
1. Perekonomian zaman barter
2. Perekonomian zaman uang
3. Perekonomian zaman kredit.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan dari
suatu ekonomi menjadi perekonomian yang lebih baik lagi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tugas
pemerintah yang harus diselesaikan setiap tahunnya, Negara
maju sudah melewati proses pertumbuhan ekonomi ini,
namun tetap mempertahankan pertumbuhan ekonominya
menjadi lebih stabil.
Sedangkan bagi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi
merupakan tugas utama yang harus diselesaikan,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun agar
masyarakat negara tersebut dapat hidup lebih sejahtera dari
tahun ke tahun.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, maka tingkat
kesejahteraan masyarakat akan terus dipertahankan, semakin
maju suatu negara, maka semakin sulit meningkatkan
pertumbuhan ekonominya, karena itu mereka akan berusaha
untuk menstabilkan perekonomiannya.

Referensi :
https://brainly.co.id/tugas/3224736#:~:text=Teori%20pertumb
uhan%20ekonomi%20menurut%20Bruno%20Hildebrand%20
yaitu%20%3A,pertukaran%20dengan%20menggunakan%20c
ara%20kredit.

d) Teori Karl Bucher,

Karl Bucher mencetuskan teorinya bahwa pertumbuhan


ekonomi nasional dipengaruhi oleh hubungan antara produsen
dan konsumen melalui tingkatan rumah tangga tertutup, kota,
kemasyarakatan, hingga dunia.
Terakhir, Bucher mengungkapkan bahwa pertumbuhan
ekonomi suatu negara didasarkan oleh hubungan konsumen
dengan produsen. Tahapan pada teori ini adalah: Rumah
Tangga Tertutup, masyarakat hanya memenuhi kebutuhan
kelompoknya sendiri. Rumah Tangga Kota, sudah muncul
hubungan dagang antar desa dan desa dengan kota.

Karl Bücher adalah tokoh teori pertumbuhan ekonomi


historis. Karl Bücher terkenal karena risalah 1893 tentang
evolusi industri. Di sana ia menjabarkan teorinya yang
terkenal tentang "tahapan" evolusi industri.
Kecenderungannya untuk membuat ini tampak seperti
"kemajuan" menimbulkan teguran tajam dari Sombart.
Menurut Karl Bücher, pertumbuhan ekonomi dibagi
berdasarkan seberapa jauh jarak antara alat pemuas kebutuhan
dari produsen hingga ke konsumen. Menurut Bücher,
masyarakat merupakan satu kesatuan rumah tangga, baik
sebagai rumah tangga konsumen maupun rumah tangga
produsen. Ia membagi pertumbuhan ekonomi atas beberapa
tahapan.
1. Rumah Tangga Tertutup
Ketika manusia baru mengenal bercocok tanam, mulailah
mereka meninggalkan kehidupan mengembara dan
menetap di suatu tempat secara berkelompok. Segala alat
pemuas kebutuhan mereka dihasilkan oleh kelompok
masyarakat itu sendiri sehingga pertukaran antar
kelompok/desa hampir tidak ada.
2. Rumah Tangga Kota
Akibat pertambahan penduduk, lama kelamaan lingkungan
desa menjadi semakin luas sehingga memungkinkan
timbulnya pembagian pekerjaan dan munculnya pekerja-
pekerja baru. Golongan di luar petani melepaskan diri dari
pertanian dan kemudian dan mereka membangun kota-kota
sebagai pusat industri dan perdagangan. Pada awalnya
muncul pasar tempat menjual barang-barang hasil
pertukaran dan industri. Antara kota dengan desa terjadi
pertukaran sehingga terbentuklah suatu kesatuan ekonomi,
dimana kota sebagai pusatnya.
3. Rumah Tangga Kemasyarakatan
Rumah tangga kota berkembang lebih luas lagi meliputi
pertukaran antar berbagai kota dan desa, sehingga
terbentuklah tata rumah tangga kemasyarakatan. Barang-
barang diproduksi secara besar-besaran dengan mayoritas
masyarakat menjadi pekerja dan hanya sebagian kecil saja
yang menguasai modal dan alat-alat produksi. Pada tahapan
ini, bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang
memproduksi barang-barang alat pemuas kebutuhan.
Timbulnya rumah tangga kemasyarakatan di awali dengan
semakin luasnya daerah kekuasaan tuan tanah yang
meliputi kota perdagangan dan desa pertanian lalu diikuti
dengan pendirian kerajaan-kerajaan kecil.
4. Rumah Tangga Dunia
Tingkatan perkembangan ini bukan merupakan
pendapat Karl Bücher, tetapi merupakan tingkat
perkembangan kehidupan perekonomian yang terjadi
dewasa ini. Dengan adanya hubungan perdagangan antar
negara dan perkembangan teknologi yang luar biasa dalam
berproduksi. Kegiatan perdagangan menjadi lebih mudah
dilakukan sehingga timbul suatu tahap perkembangan
kehidupan perekonomian dunia.
Karl Bücher menguraikan pertumbuhan ekonomi suatu negara
berdasarkan hubungan produsen dengan konsumen.
Tahapannya adalah:
(1). Masa rumah tangga tertutup, masyarakat hanya memenuhi
kebutuhan kelompoknya sendiri.
(2). Masa rumah tangga kota, muncul hubungan dagang antar
desa, dan desa dengan kota.
(3). Masa rumah tangga bangsa/kemasyarakatan, perdagangan
antar kota akan membentuk satu kesatuan masyarakat yang
melakukan pertukaran dagang dalam negara.
(4). Masa rumah tangga dunia, masa di mana perdagangan
telah melewati masa-masa negara, seperti saat ini. Dalam
masa inilah dikenal adanya perdagangan internasional.

Referensi :
https://www.zenius.net/prologmateri/ekonomi/a/1215/karl-
bucher

e) Teori Lewis,

Teori Asam Basa Lewis


Pada tahun 1932 G. N. Lewis ahli kimia dari Amerika
mendefinisikan asam sebagai suatu zat yang dapat menerima
sepasang elektron, dan basa adalah zat yang dapat
memberikan sepasang elektron.

Teori Asam Basa Lewis


Teori Bronsted-Lowry hanya terbatas pada reaksi yang
melibatkan proton. Di sekitar kita masih banyak reaksi yang
memiliki sifat asam-basa tetapi tidak sesuai dengan teori asam
basa Bronsted-Lowry. Pada tahun 1932 G. N. Lewis ahli
kimia dari Amerika mendefinisikan asam sebagai suatu zat
yang dapat menerima sepasang elektron, dan basa adalah zat
yang dapat memberikan sepasang elektron.

Sebagai contoh adalah reaksi antara BF3 dan N(CH3)3:

Berdasarkan definisi Lewis, BF3 merupakan asam karena


mampu menerima sepasang elektron sedangkan
NH3 merupakan basa karena menyumbangkan sepasang
elektron.

Berdasarkan contoh reaksi asam basa ini, Lewis menyatakan


bahwa:

Contoh lainnya adalah reaksi antara Na2O dan SO3 yang


menghasilkan Na2SO4 tanpa terbentuk air seperti reaksi di
bawah ini:
Reaksi di atas menggambarkan keterbatasan teori Bronsted-
Lowry yaitu proton tidak diikutsertakan (tidak ada H+). Basa
lewis dari reaksi di atas adalah ion oksida sedangkan sulfur
trioksida adalah asam Lewis.
Keunggulan asam basa Lewis
Beberapa keunggulan asam basa Lewis yaitu sebagai berikut.
1. Sama dengan teori Bronsted dan Lowry, dapat
menjelaskan sifat asam, basa dalam pelarut lain
atau pun tidak mempunyai pelarut.
2. Teori asam basa Lewis dapat menjelaskan sifat asam
basa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron
bebas atau yang dapat menerima pasangan elektron bebas.
Contohnya pada pembentukan senyawa komplek. (kalian
akan mempelajarinya pada di universitas jika mengambil
jurusan kimia).
3. Dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik
seperti DNA dan RNA yang mengandung atom nitrogen yang
memiliki pasangan elektron bebas.

Referensi :
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Teo
ri%20Asam%20Basa/molfiles/konten15.html#:~:text=Teori%
20Asam%20Basa%20Lewis,-
Teori%20Bronsted%2DLowry&text=Pada%20tahun%20193
2%20G.%20N.,yang%20dapat%20memberikan%20sepasang
%20elektron.

f) Teori Ranis dan Fei.

Teori Ranis dan Fei


Sesuai dengan namanya, teori pembangunan ekonomi ini
dikembangkan oleh Gustav Ranis dan John Fei dalam karya
mereka Development of the Labor Surplus Economic 1964.
Teori mereka sebenarnya banyak dipengaruhi oleh pemikiran
Lewis, yaitu mengenai teori pembangunan di negara-negara
sedang berkembang yang mengalami kelebihan tenaga kerja
pengangguran yang serius, sedangkan kekayaan alam yang
tersedia dikembangkan sangat terbatas. Ranis dan Fei melihat
aspek tenaga kerja dan produktivitas di sektor pertanian dan
sektor industri serta pengaruhnya terhadap pembangunan
ekonomi. Menurut Ranis-Fei, upah di sektor modern atau
yang mereka sebut sektor industri sangat erat hubungannya
dengan besarnya kelebihan sektor tradisional atau sektor
pertanian. Penarikan tenaga kerja dari sektor pertanian akan
menurunkan jumlah konsumen di sektor tersebut, dan
akibatnya menciptakan surplus dari produk di sektor tersebut
yang dapat dijual melalui pasar-pasar di daerah industri.

Referensi :
https://text-id.123dok.com/document/myjj5rwpy-teori-lewis-
teori-ranis-dan-fei-teori-schumpeter.html
Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita jumpai
adalah pengangguran yang tiap tahun semakin meningkat.

Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan


kerja tidak sebanding dengan jumlahlapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan


jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi


pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dankeluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan


kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang


tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan


jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran
yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan


kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode
lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah
barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping
itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk,
dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai
akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian
perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR.
Malthus. Berikut ini akan diuraikan satu per satu.

1. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth
of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia
merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi
liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan
pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez
Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan menggunakan sistem
ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara
maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan
dua unsur, yaitu:

1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa
dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga
kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola


oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal. Sumber-
sumber alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan
ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum
output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber
alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga
kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.
1. David Ricardo dan TR Malthus
Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam
Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa
menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.

Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima


menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat
hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian
mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.

TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan


bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5,
dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur
(1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak
cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada
tingkat subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik

Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow,
Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.

1. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel
pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi
akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output
terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja
dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak
berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku,
mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam
memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias
dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa
dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)

Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari
modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output
tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.

1. Harrod dan Domar


Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal
sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap
(steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah
dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya
perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam
jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal
(berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari
masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni
perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan
output.

1. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada
inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi
merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia
usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:

1. Diperkenalkannya teknologi baru.


2. Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru
oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil
produksi
Faktor-faktor pembangunan ekonomi

Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan


ekonomi.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan


pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor
tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan
faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang,
dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu
negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk
mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki
nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan


nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk
yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil
produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk


mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi
ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di


masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang
berkembang dan berlaku.

Pembangunan ekonomi

 Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju


perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
 Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
 Memperhatikan pertambahan penduduk.
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan
ekonomi.
 Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak
juga terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan
pengetahuan teknik.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif
yang hampir setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic yang
baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument
yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya,
secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk
mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap
kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini, pola atau
gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui
secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah
ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur
untuk mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat
disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu
instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan
oleh suatu Negara yang meliputi beberapa aspek.

Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi


adalah sebagai berikut :

1. Memantau perilaku perekonomian


2. Kepentingan analisis ekonomi
3. Dasar pengambilan keputusan
4. Dasar perbandingan internasional
Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini
adalah penjelasan dari masing-masing Indikator Pembangunan
Ekonomi :

Indikator Moneter

Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat


income yang diterima oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada
beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :

Indikator Non-Moneter

Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal


pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya
dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-
macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.

1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan
berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat
kesejahteraan dalam 3 kelompok.

Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan


tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di
dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki
pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini
dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh
Gilbert dan Kravis.

Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam


pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat
pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.

Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat


kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak
bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi
minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha
ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.

Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling
tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini
merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan
pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode
pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari
masing-masing Negara.

Referensi :

1. Schumpeter, Joseph (2017-07-05). Theory of Economic


Development (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-
351-47220-3.
2. ^ Schumpeter, Joseph Alois (2006). Business Cycles: A
Theoretical, Historical, and Statistical Analysis of the
Capitalist Process (dalam bahasa Inggris). Martino
Pub. ISBN 978-1-57898-556-2.
3. ^ Schumpeter, Joseph Alois (1976). Capitalism, Socialism and
Democracy (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-0-
415-10762-4.
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Schumpeter
BAB IV

Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri, Kebijakan Ekonomi Luar


Negeri, Strategi Upaya Minimum, Strategi Pembangunan
Seimbang, Strategi Pembangunan Tak Seimbang

A. Kebijakan Pemerintah ekonomi

Kebijakan ekonomi adalah tindakan pemerintah suatu negara


dalam menetapkan kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi.
Secara umum, kebijakan ekonomi di suatu negara dibedakan
menjadi kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan produksi,
kebijakan perdagangan mancanegara dan kebijakan
ketenagakerjaan. Tujuan ditetapkannya kebijakan ekonomi
adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat di suatu
negara.[1] Kebijakan ekonomi dapat pula mencakup didalamnya
sistem untuk menetapkan sistem perpajakan, suku
bunga dan anggaran pemerintah. Selain itu, kebijakan ekonomi
juga mencakup pasar tenaga kerja, kepemilikan negara,
dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah ke dalam
perekonomian. Kadang kala kebijakan semacam ini sering
terpengaruh juga oleh lembaga-lembaga internasional seperti Dana
Moneter Internasional atau Bank Dunia serta keyakinan politik dari
pihak-pihak yang memegang kekuasaan negara saat itu.

Macam-macam Kebijakan Ekonomi:


Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan ekonomi yang berkaitan
dengan pendapatan negara oleh pemerintah. Bentuk pendapatan
negara ini adalah pajak bersih yang diperoleh dari sektor rumah
tangga. Pajak ini digunakan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran modal yang disebabkan oleh adminsitrasi
publik untuk urusan pemerintahan.[2] Kebijakan fiskal merupakan
bagian dari kebijakan ekonomi makro yang digunakan untuk
mencapai sasaran pembangunan. Fungsi kebijakan fiskal secara
umum terbagi menjadi tiga, yaitu fungsi penetapan
sasaran anggaran, fungsi distribusi pendapatan dan subsidi, serta
fungsi stabilisasi ekonomi makro. Fungis alokasi anggaran
bertujuan untuk tujuan pembangunan ekonomi. Fungsi distribusi
pendapatan dan subsidi dimaksudkan untuk upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi stabilisasi
ekonomi makro dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan
oleh bank sentral dalam bentuk pengaturan persediaan uang. Pihak
yang dapat memberikan kebijakan moneter ialah pemerintah suatu
negara atau otoritas moneter. Tujuan kebijakan moneter adalah
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kegiatan
ekonomi. Tujuan lain dari kebijakan moneter adalah mencegah
terjadinya inflasi dan meningkatkan ketersediaan
lapangan pekerjaan. Kebijakna moneter termasuk kebijakan
ekonomi makro. Penetapan kebijakan moneter memperhatikan
siklus kegiatan ekonomi, sistem perekonomian suatu negara, serta
faktor-faktor ekonomi yang mendasar. Strategi kebijakan moneter
dilakukan berbeda-beda di masing-masing negara.
Kebijakan ekonomi jangka pendek ditujukan untuk mengatasi
masalah ekonomi yang bersifat perlu segera ditangani dan bersifat
genting. Masalah ekonomi ini umumnya adalah pengangguran
dan inflasi. Kebijakan ekonomi jangka pendek dapat menjaga
kestabilan ekonomi di bidang ketenagakerjaan tanpa mengalami
inflasi. Bentuk kebijakan ekonomi jangka pendek ialah
peningkatan kesempatan kerja.

Referensi :

1. Dinar, M. dan Muhammad Hasan. Pengantar Ekonomi: Teori


dan Aplikasi (PDF). CV. Nur Lina. hlm. 9.
2. ^ Priyono dan Teddy Chandra (2016). Esensi Teori Ekonomi
Makro (PDF). Sidoarjo: ZIfatama Publishing.
hlm. 17. ISBN 978-602-14020-0-9.
3. ^ Digdowiseiso, Kumba. Perekonomian Indonesia dalam
Perspektif Ekonomi Makro (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga
Penerbitan Universitas Nasional. hlm. 125. ISBN 978-623-
7376-41-5.
4. ^ Warjiyo, P., dan Solikin (2003). Kebijakan Moneter di
Indonesia (PDF). Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, Bank Indonesia. hlm. 2. ISBN 979-3363-06-
1.
5. ^ Muchtolifah. Ekonomi Makro (PDF). Unesa University
Press. hlm. 41. ISBN 978-979-028-241-4.

B. Kebijakan Ekonomi Luar Negeri


Jadi, Kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan
tindakan pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong
ekspor dan mengatur/mengendalikan impor.

Kebijakan Perdagangan Internasional


Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan
negara/pemerintah, baik langsung ataupun tidak langsung untuk
memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta bentuk
perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun
kebijakan yang dimaksud bisa berupa tarif, larangan impor,
kuota, dumping dan berbagai kebijakan lainnya.

1. Penetapan tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang
melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-
barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.

Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang


dari luar negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri
dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk
umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan
prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan
pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga
barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi
lebih bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena
produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka
diharap impor barang menjadi turun.

2. Kuota impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-
barang yang masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota
dan pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah barang di
pasar turun, harga barang naik, produksi dalam negeri
meningkat, dan impor barang turun.

3. Larangan ekspor impor


Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-
produk asing ke dalam pasar domestik. Hal ini dilakukan karena
alasan politik dan ekonomi. untuk alasan ekonomi pelarangan
impor bertujuan untuk melindungi dan meningkatkanproduksi
dalam negeri
4. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu
mengurangi sebagian biaya produksi per unit barang produksi
dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa memasarkan
barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor.
Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin,
peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.

5. Premi
Adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan
memberikan tambahan dana pada produsen dalam negeri yang
berhasil mencapai target produksi tertentu yang telah ditetapkan.

6. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar
negeri dengan harga yang lebih murah dari dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat
meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka.
Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang
sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan
kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi),
atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut dilakukan
untuk melindungi industri yang sejenis di negara pengimpor.

Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara,


harga produk akan dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah
berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Biasanya
kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan
persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati
maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup
kerugian sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun,
pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan
internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji
(unfair trade) karena dapat merugikan negara lain.

7. Devaluasi
Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang
sendiri dengan sengaja terhadap uang asing.

Akibat devaluasi:
a. harga barang-barang impor menjadi mahal
b. harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di
pasaran luar negeri.

Tujuan devaluasi:
a. Memperbesar exspor
b. Memperkecil impor
c. Menambah devisa negara

Referensi :
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Perdagan
gan%20Internasional-KIS/topik5.html

C. Strategi Upaya Minimum


Strategi Upaya Minimum Kritis (Critical Minimum Effort)
* Menaikkan pendapatan perkapita pd tingkat pembangunan
berkesinambungan (SUSTAINABLE) Õ terjadi HARVEY
LEIBSTEIN.
* Setiap ekonomi tergantung HAMBATAN &
RANGSANGAN.
* Hambatan Õ menurunkan pendapatan perkapita dari tingkat
sebelumnya
* Rangsangan Õ menaikkan pendapatan perkapita.

Pertumbuhan Penduduk Fungsi Dari Pendapatan Perkapita


- Pendapatan naik, meningkatkan laju pertumbuhan penduduk.
Hanya pada titik tertentu, jika melampaui titik tsb, kenaikan
pendapatan perkapita menurunkan tingkat kesuburan. Dan
ketika pembangunan mencapai tahap maju, maka laju
pertumbuhan penduduk turun (LEIBSTEIN).
- Dengan kenaikan pendapatan perkapita, keinginan
memperoleh anak semakin berkurang. Spesialisasi meningkat
dan Mobilitas ekonomi & sosial ; kenyataan mengurus anak
sangat sulit dan mahal. Maka laju pertumbuhan
penduduk Konstan dan menurun (Tesis Kapilaritas Sosial
Dumont).

Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan pendapatan


perkapita dari pelaksanaan Upaya Minimum Kritis :
1. Skala disekonomis internal ; akibat tidak dapat dibaginya
faktor produksi.
2. Skala disekonomis external ; akibat ketergantungan
eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan di negara
berkembang.

Agen Pertumbuhan
1. Pengusaha
2. Investor
3. Penabung
4. Inovator

Kegiatan tersebut membantu pertumbuhan sehingga


memunculkan :
1. Kewiraswastaan
2. Peningkatan sumber pengetahuan
3. Pengembangan keterampilan produktif masyarakat
4. Peningkatan laju tabungan dan investasi

Rangsangan Pertumbuhan
1. Rangsangan ZERO-SUM
Tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi bersifat
upaya distributif
- Kegiatan bukan dagang ; posisi monopolistik, kekuatan
politik & prestise sosial
- Kegiatan dagang , tidak menambah sumber agregat
- Kegiatan spekulatif, memboroskan sumber
kewiraswastaan yang langka
- Kegiatan tabungan netto ; nilai sosial nibil / lebih rendah
dari privatnya.
2. Rangsangan POSITIVE-SUM
Menuju pada pengembangan pendapatan nasional.
Dalam ekonomi terbelakang, ada pengaruh bersifat anti
perubahan yang menekan pendapatan perkapita :
1. Kegiatan usaha ZERO-SUM, pembatasan peluang ekonomi
2. Tindakan konservatif para buruh yg terorganisir menentang
perubahan
3. Perlawanan thd gagasan dan pengetahuan baru dan daya
tarik pengtahuan
4. Kenaikan pengeluaran konsumsi mewah pribadi / publik ;
tidak produktif
5. Pertumbuhan penduduk & Angkatan buruh.

Upaya minimum kritis mengatasi pengaruh perekonomian


terbelakang agar laju pertumbuhan ekonomi merangsang
POSITIVE-SUM menjadi lebih besar dari ZERO-SUM, shg
pendapatan perkapita naik, tabungan & investasi naik, yaitu
:

1. Ekspansi agen pertumbuhan


2. Sumbangan masy. thd. per unit modal naik seiring rasio
modal output turun.
3. Berkurangnya keefektifan faktor-faktor penghambat
pertumbuhan.
4. Penciptaan kondisi lingkungan dan sosial ; mobilitas
ekonomi dan sosial naik.
5. Peningkatan spesialisasi dan perkembangan sektor sekunder
dan tersier.

Referensi :
https://sites.google.com/site/ekonomipb/tasks

D. Strategi Pembangunan Seimbang


Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan
sebagai pembangunan berbagai 7 jenis industri secara
berbarengan (simultaneous) sehingga industri tersebut saling
menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi
pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai
keseimbangan pembangunan di berbagai sector.

Strategi Pembangunan Seimbang


Para ekonom Teori Dorongan Besar-Besaran (BIG PUSH
THEORY)
Yaitu pembangunan di berbagai jenis industri secara
bersamaan (SIMULTANEOUS) sehingga industri tersebut
saling menciptakan pasar. Diperlukan keseimbangan antara
DEMAND & SUPPLY.
TUJUAN UTAMA : menciptakan jenis industri yg berkaitan
erat satu dgn yg lain shg setiap industri memperoleh
EKSTERNALITAS EKONOMI sbg akibat
INDUSTRIALISASI.
Menurut REINSTEIN-RODAN, pembangunan industri
besar-besaran menciptakan 3 macam eksternalitas
ekonomi, yaitu :
1. Yang diakibatkan oleh perluasan pasar
2. Karena industri yang sama letaknya berdekatan
3. Karena adanya industri lain dalam perekonomian tersebut.

Eksternalitas : jasa-jasa yg diperoleh dgn cuma-cuma oleh


suatu industri dari satu atau beberapa industri.

E. Strategi Pembangunan Tak Seimbang.


ALBERT O. HIRSCHMAN dan PAUL STREETEN pola
yang lebih cocok untuk mempercepat pembangunan di
NYSB, karena :
1. Secara historis pemb. ekonomi coraknya tidak seimbang
2. Mempertinggi efesiensi penggunaan Sumber daya tersedia
3. Pembangunan tak seimbang menimbulkan KEMACETAN
(BETTLENECKS) yaitu gangguan dlm proses pembangunan
tetapi akan menjadi pendorong pembangunan selanjutnya.

Pembangunan tak seimbang antara sektor prasarana &


sektor produktif
Cara pengalokasian sumber daya ada 2 bagian :
1. Cara pilihan pengganti (SUBSTITUTION CHOICES)
Menentukan proyek yang harus dilaksanakan
2. Cara pilihan penundaan (POSTPONEMENT CHOICES)
Menentukan urutan proyek yang harus didahulukan
pelaksanaannya.

HIRSCHMAN Menganalisis alokasi sumber daya sektor


prasarana (Social Everhead Capital = SOC) dgn sektor produktif
yg menghasilkan brg kebutuhan masy. (Directly Productive
Activities = DPA). Ada 3 pendekatan :
1. Pemb. yg seimbang antar kedua sektor
2. Pemb. tidak seimbang dimana sektor prasarana lebih
ditekankan.
3. Pemb. tidak seimbang dimana sektor produktif lebih
ditekankan.
PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG DALAM SEKTOR
PRODUKTIF
Mekanisme pendorong pembangunan (INDUCEMENT
MECHANISM) ada 2 :
1. Pengaruh keterkaitan ke belakang (Backward Linkage
Effects) Tingkat rangsangan yg diciptakan pembangunan
industri thd perkembangan industri yg menyediakan input
bagi industri tsb.
2. Pengaruh keterkaitan ke depan (Forward Linkage Effects)
Rangsangan yg diciptakan oleh pembangunan industri thd
perkembangn industri yg menggunakan produk industri yg
pertama sbg input mereka.

Berdasarkan pada tingkat keterkaitan antar industri, ada 2


golongan :
1. Industri SATELIT (SATELITY INDUSTRY)
- Lokasi berdekatan dgn industri induk mempertinggi
efisiensi
- Input utama berasal dari produk industri induk
- Besarnya industri tidak melebihi industri induk.
2. Industri NON SATELIT (NON SATELITY INDUSTRY)
CHENERY & WATANABE * Penggolongan industri ada 4
golongan :
1. Industri barang setengah jadi
2. Industri barang jadi
3. Industri barang setengah jadi sektor primer
4. Industri barang jadi sektor primer.

Referensi :
https://sites.google.com/site/ekonomipb/calendar

BAB V

Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan, Perlunya


Perencanaan Pembangunan, Sifat, Proses, dan Peranan
Perencanaan Ekonomi, Perencanaan Dalam Berbagai Bentuk
Sistem Ekonomi, Syarat-syarat Berhasilnya Suatu Perencanaan,
Perencanaan Pembangunan di Indonesia

A. Pengertian Perencanaan
Lantas apa yang dimaksud dengan perencanaan? Secara umum
pengertian perencanaan ialah suatu proses menentukan hal-hal
yang ingin dicapai “tujuan” di masa depan serta menentukan
berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan


sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu didalam
perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah
pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas ,
menentukan arah pencapaian serta menentukan langkah untuk
mencapainya.
Perencanaan adalah salah satu fungsi dari manajemen yang paling
penting dimana didalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi serta mengembangkan rencana
kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan
suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
Pengertian Perencanaan Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti perencaan, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli sebagai berikut:
 Erly Suandy
Menurut Erly Suandy (2001:2), pengertian perencanaan adalah
suatu proses penentuan tujuan organisasi dan kemudian
menyajikan dengan jelas strategi-strategi, taktik-taktik, dan operasi
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara
menyeluruh.
 Becker
Menurut Becker (dalam Rustiadi 2008:339), pengertian
perencanaan adalah suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa
depan.
 Alder
Menurut Alder (dalam Rustiadi 2008:339), pengertian perencanaan
adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa
yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang
dibutuhkan untuk mencapainya.
 Douglas
Menurut Douglas, definisi perencanaan adalah suatu proses
kontinu dari pengkajian, membuat tujuan dan sasaran, dan
mengimplementasikan serta mengevaluasi atau mengontrolnya.
 Steiner
Menurut Steiner, pengertian perencanaan adalah suatu proses
memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan
rencana terperinci untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk
menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan
balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru.

B. Fungsi Perencanaan
Pada dasarnya fungsi perencanaan adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan terbaik yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Pada pelaksanaannya, proses perencanaan yang
dilakukan seorang manajer harus menjawab pertanyaan 5W dan
1H yaitu:

 What: Apa tujuan yang ingin dicapai organisasi?


 Why: Mengapa hal tersebut menjadi tujuan organisasi?
 Where: Dimana lokasi yang paling tepat untuk mencapai
tujuan tersebut?
 When: Kapan pekerjaan harus diselesaikan agar tujuan
tercapai (berhubungan dengan jadwal)?
 Who: Siapa orang-orang yang tepat yang harus dipilih untuk
melaksanakan pekerjaan sehubungan dengan tujuan
organisasi?
 How: Bagaimana metode atau cara melaksanakan pekerjaan
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi?

Intinya perencanaan berfungsi untuk mencapai efektivitas dan


efisiensi dalam kegiatan organisasi. Dengan begitu maka dapat
dilakukan upaya mengidentifikasi berbagai hambatan, melakukan
koreksi terhadap penyimpangan segera mungkin, sehingga
organisasi dapat dikendalikan dengan baik.

C. Manfaat Perencanaan
Adapun manfaat perencanaan yaitu:

 Suatu bentuk perencanaan dapat membuat pelaksaan tugas


menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisir dengan
baik menuju arah yang sama.
 Suatu perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat
akan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi.
 Suatu perencanaan memuat standar atau batasan tindakan dan
biaya akan memudahkan pelaksanaan pengawasan.
 Perencaaan bisa dipakai sebagai pedoman untuk
melaksanakan kegiatan sehingga aparat pelaksana memiliki
irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai
tujuan perusahaan.

D. Tujuan Perencanaan
Setiap organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda dan
tentu saja perencaan yang dibuat akan berbeda-beda. Namun pada
dasarnya tujuan organisasi melakukan perencanaan ialah untuk:

 Mengantisipasi dan beradaptasi dengan segala perubahan


yang terjadi.
 Memberikan arahan “direction” kepada para adiminitrator
maupun non administrator agar bekerja sesuai dengan rencana.
 Menghindari atau setidaknya meminimalisir potensi
terjadinya tumpang tindih dan pemborosan dalam pelaksaan
pekerjaan.
 Menetapkan standar tertentu yang harus digunakan dalam
bekerja sehingga memudahkan dalam pengawasan atau
kontrol.

E. Unsur Perencanaan
Adapun unsure perencanaan diantaranya yaitu:
 Tindakan apa yang harus dikerjakan.
 Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan.
 Dimana tindakan tersebut dilakukan.
 Kapan tindakan tersebut dilakukan.
 Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut.
 Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

F. Jenis Jenis Perencanaan


Secara umum perencanaan dapat dibedakan menjadi tiga yakni
berdasarkan ruang lingkupnya, berdasarkan tingkatannya dan
berdasarkan jangka waktunya. Adapun penjelasan jenis jenis
perencanaan adalah sebagai berikut:

Perencanaan Berdasarkan Ruang Lingkup


 Rencana strategis (strategic planning), yaitu perencanaan
yang di dalamnya terdapat uraian mengenai kebijakan jangka
panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Umumnya jenis
perencanaan seperti ini sangat sulit untuk diubah.
 Rencana taktis (tactical planning), yaitu perencanaan yang di
dalamnya terdapat uraian tentang kebijakan yang bersifat
jangka pendek, mudah disesuaikan aktivitasnya selama
tujuannya masih sama.
 Rencana terintegrasi (integrated planning), yaitu perencanaan
yang di dalamnya terdapat penjelasan secara menyeluruh dan
sifatnya terpadu.
Perencanaan Berdasarkan Tingkatan
 Rencana induk (master plan), yaitu perencanaan yang fokus
kepada kebijakan organisasi dimana di dalamnya terdapat
tujuan jangka panjang dan ruang lingkupnya luas.
 Rencana operasional (operational planning), yaitu
perencanaan yang fokus kepada pedoman atau petunjuk
pelaksanaan program-program organisasi.
 Rencana harian (day to day planning), yaitu perencanaan yang
di dalamnya terdapat aktivitas harian yang bersifat rutin.
Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu
 Rencana jangka panjang (long term planning), yaitu
perencanaan yang dibuat dan berlaku untuk jangka waktu 10
– 25 tahun.
 Rencana jangka menengan (medium range planning), yaitu
perencanaan yang dibuat dan berlaku untuk jangka waktu 5 –
7 tahun.
 Rencana jangka pendek (short range planning), yaitu
perencanaan yang dibuat dan hanya berlaku selama kurang
lebih 1 tahun.

G. Sistem Perencanaan Pembangunan di Indonesia


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menurut Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Ada lima tujuan perencanaan pembangunan menurut UU 25/2004,

yaitu:
1. Mengkoordinasikan pelaku-pelaku pembangunan.
2. Mengintegrasikan pembangunan antara daerah, waktu, fungsi
pemerintah yang berbeda (pusat maupun daerah).
3. Menghubungkan dan menyelarakan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
5. Memanfaatkan sumber daya dengan baik.

Rencana pembangunaan nasional dibagi menjadi bebagai jenis

yang memiliki hierarki dan cakupannya masing-masing.


1. Rencana Pembangunan dibagi atas Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM). RPJP memiliki rentang waktu selama 20
tahun, sedangkan RPJM memiliki rentang waktu yang lebih
singkat, yaitu selama 5 tahun. RPJM merupakan penjabaran
dari RPJP, sehingga RPJM wajib merujuk ke RPJP. RPJP dan
RPJM diberlakukan pada tiga level pemerintahan: Nasional,
Provinsi, dan Kota/Kabupaten.
2. Rencana Strategis dibagi atas Rencana Strategis Kementrian
Lembaga (Renstra-KL) dan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Keduanya memiliki
rentang waktu selama 5 tahun.
3. Rencana Kerja memiliki rentang waktu selama 1 tahun.
Rencana kerja terbagi atas dua jenis: Rencana Kerja
Kementrian/Lembaga (Renja KL) dan Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).

Rencana Pembangunan memiliki kandungan:


1. Visi: keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
2. Misi:upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan
visi.
3. Strategi: langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
4. Kebijakan: arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah untuk
mencapai tujuan.
5. Program: instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga
untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh instansi pemerintah.
6. Di luar UU 25/2004, biasanya juga ada indikator ketercapaian
untuk mengukur kesuksesan program.

Rencana Pembangunan memiliki hirarki, maksudnya adalah

ada rencana yang lebih tinggi level pemerintahannya dan

kekuatannya di mata hukum, yang digambarkan dengan ilustrasi

dibawah ini:

Rencana Pembangunan memiliki siklus yang berlanjut mulai dari

proses:
1. Penyusunan Rencana Pembangunan dibagi menjadi dua.
Pertama, Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang:
penyusunan rencana dilakukan dengan menyiapkan rancangan
awal rencana pembangunan, musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrembang), dan penyusunan rancangan
akhir rencana pembangunan. Kedua, Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah: penyusunan rencana jangka
menengah dilakukan dengan menyiapkan rancangan awal
rencana pembangunan, menyiapan rancangan rencana kerja,
dan musyawarah perencanaan pembangunan.
2. Menyusun rancangan akhir setelah mendapatkan masukan
dari Musrembang.
3. Mentapkan Rencana melalui peraturan perundang-undangan
4. Mengendalian pelaksanaan rencana
5. Mengevaluasi pelaksanaan rencana
Rencana Pembangunan memiliki hubungan yang erat

dengan Rencana Tata Ruang. Dalam UU 26/2007 RTRW harus

mengacu pada RPJP, dan RTRW menjadi acuan dalam menyusun

RPJP dan RPJM [2]. Dokumen Rencana Tata Ruang (RTR)

memberikan arahan pembangunan yang bersifat spasial atau

keruangan. Sementara itu, Rencana Pembangunan memberikan

arahan konseptual bagi pembangunan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah memiliki sisi politis

karena visi, misi, dan programnya merupakan penjabaran dari visi

dan misi presiden terpilih untuk RPJMN (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional). Serta visi dan misi kepala daerah

terpilih untuk RPJMD (Rencana Pembangunaan Jangka Menengah

Daerah).

Rencana pembangunan berperan besar dalam pembangunan negara

kita. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik kita wajib

mengawasi proses keberjalanannya, mulai dari perencanaan,

pengesahaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

Referensi :
https://teks.co.id/perencanaan-adalah/
https://medium.com/cerita-publik/sistem-perencanaan-
pembangunan-di-indonesia-b1e1527108cd
[1] Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
[2] Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Sistem
Perencanaan Tata Ruang
BAB VI

Perubahan Berbagai Sektor, Perubahan Struktur Penggunaan


Tenaga Kerja, Perubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa,
Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery,
Perubahan Struktur Perekonomian Negara Berkembang

A. Perubahan Berbagai Sektor

Struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses


pembangunan ekonomi. Tulisan A.G.B. Fisher dalam International
Labour Review pada tahun 1935 telah mengemukakan pendapat
bahwa berbagai negara dapat dibedakan berdasarkan persentase
tenaga kerja yang berada di sektor primer, sekunder dan tersier.
Pendapat ini dibuktikan oleh Clark yang telah mengumpulkan data
statistik mengenai persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor
primer, sekunder dan tersier di beberapa negara. Data yang
dikumpulkannya itu menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan
per kapita suatu negara, makin kecil peranan sektor pertanian dalam
menyediakan kesempatan kerja. Akan tetapi sebaliknya, sektor
industri makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja.
Kuznets menunjukkan perubahan sumbangan berbagai sektor
kepada produksi nasional, sedangkan Chenery mengkhususkan
analisisnya pada corak perubahan sumbangan berbagai sektor dan
industri-industri dalam sub-sektor industri pengolahan kepada
produksi nasional.
Ciri Perubahan yang Berlaku
Kuznets mmbuat beberapa kesimpulan mengenai corak
perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi
:
1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah
menurun
2. Peranan sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional
meningkat
3. Sumbangan sektor jasa dalam menciptakan pendapatan nasional
tidak mengalami perubahan yang berarti dan perubahan itu tidak
konsisten sifatnya.

Faktor yang Menyebabkan Perubahan Struktur Ekonomi


1. Produksi sektor pertanian mengalami perkembangan yang lebih
lambat dibanding perkembangan produksi nasional;
2. Tingkat pertambahan produksi sektor industri lebih cepat daripada
tingkat pertambahan produksi nasional, dan
3. Tidak adanya perubahan dalam peranan sektor jasa dalam produksi
nasional berarti bahwa tingkat perkembangan sektor jasa adalah sama
dengan tingkat perkembangan produksi nasional.

Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya


disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sifat manusia dalam kegiatan konsumsi
Hukum Engels mengatakan bahwa makin tinggi pendapatan
masyarakat, maka akan makin sedikit proporsi pendapatan yang
digunakan untuk membeli bahan pertanian, sedangkan proporsi
pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang
industri menjadi bertambah besar.
2. Perubahan teknologi
Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas kegiatan-
kegiatan ekonomi yang akan memperluas pasar serta kegiatan
perdagangan.
Kemajuan teknologi juga menyebabkan perubahan dalam struktur
produksi nasional yang bersifat inducive, yaitu kemajuan tersebut
menciptakan barang-barang baru yang menambah pilihan barang-
barang yang dapat dikonsumsi masyarakat .

B. Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja, Industri dan


Jasa
1.Perubahan struktur penggunaan tenaga kerja
Ciri Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja, yaitu:
 Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan
kerja menurun.
 Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja
menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut
sangat kecil.
 Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja
tidak mempunyai pengaruh besar.
 Faktor yang Menyebabkan Pola Perubahan yang Berbeda
Pada perubahan peranan masing-masing sektor dalam
menciptakan produksi nasional dengan peranan mereka dalam
menampung tenaga kerja mempunyai sifat yang berbeda,
yaitu :
 Di sektor pertanian, secara relatif, perubahan yang terjadi
dalam menciptakan produksi nasional adalah hampir
bersamaan dengan perubahan peranannya dalam menyediakan
pekerjaan.
 Di sektor industri, perubahan relatif dari peranannya dalam
menciptakan produksi nasional adalah lebih besar daripada
perubahan relatif peranannya dalam menampung tenaga kerja.
 Di sektor jasa, perubahan relatif dari peranannya dalam
menciptakan produksi nasional adalah lebih kecil dari
perubahan relatif perananya dalam menampung tenaga kerja.
Menurut Kuznets perbedaaan di atas disebabkan oleh perbedaan
dalam perkembangan tingkat produktivitas di masing-masing
sektor dalam proses pembangunan.

2.Perubahan Struktur Sektor Industri


Dalam analisis Kuznets, sektor industri dibedakan menjadi 4
sub-sektor, yaitu pertambangan, industri pengolahan
(manufacturing), industri bangunan, dan perhubungan serta
pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub-sektor dalam sektor
industri dalam menghasilkan produksi nasional dan menciptakan
kesempatan kerja, sifat-sifat pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan


pada umumnya selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil
peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung
tenaga kerja. Dalam proses pembangunan, peranan tersebut
menjadi bertambah kecil lagi. Sub-sektor industri bangunan juga
mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan sub-sektor
pertambangan, yaitu di kebanyakan negara yang diobservasi,
peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan
menampung tenaga kerja menjadi bertambah kecil apabila tingkat
pembangunan ekonomi bertambah tinggi.
2. Peranan sub-sektor industri pengolahan, termasuk industri utilities
(penyediaan air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor
industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah
besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah
tinggi.
3. Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan
dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung
tenaga kerja tidak menunjukkan pola yang seragam.
4. Sub-sektor industri pengolahan, perhubungan dan pengangkutan
merupakan bidang kegiatan ekonomi yang mengalami
perkembangan yang sangat besar.

3. Perubahan Peranan Berbagai Kegiatan di Sektor Jasa

Sektor jasa dibedakan menjadi lima sub-sektor, yaitu


perdagangan, badan keuangan dan real estate, pemilikan rumah,
pemerintahan dan pertahanan, dan berbagai jasa perseorangan.
Pokok-pokok kesimpulannya :
1. Peranan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional tidak
mengalami perubahan atau penurunan.
2. Peranannya dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi
bertambah besar.

Perkembangan sektor jasa yang bercorak seperti ini dalam proses


pembangunan ekonomi disebabkan olehkarena :
(i) Adanya spesialisasi secara kawasan dari kegiatan ekonomi yang
berkembang
(ii) Pertambahan pendapatan per kapita yang diakibatkan oleh
pembangunan ekonomi
(iii) Karena perkembangan produktivitas yang lambat di sektor jasa.
Walaupun peranan sektor jasa dalam menampung atau
menyerap tenaga kerja yang terdapat dalam perekonomian
meningkat, peranan sektor tersebut dalam menciptakan pendapatan
nasional tidak mengalami perubahan atau menurun. Faktor yang
menimbulkan keadaan ini adalah karena tingkat produktivitas di
sektor jasa berkembang lebih lambat dari perkembangan tingkat
produktivitas rata-rata yang terjadi dalam leseluruuhan
perekonomian.

C.Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery


Aspek yang paling penting dari analisis Chenery, dan yang
menyebabkan analisisis seperti itu menjadi lebih berguna sebagai
usaha untuk menunjukkan ciri-ciri proses pembangunan ekonomi,
adalah bahwa analisis tersebut lebih ditekankan kepada hubungan
kuantitatif diantara pendapatan per kapita dengan persentase
sumbangan berbagai sektor ekonomi dan industri dalam sub-sektor
industri pengolahan terhadap produksi nasional.
Dengan demikian analisis tersebut dapat digunakan untuk
membuat ramalan mengenai peranan berbagai sektor pada berbagai
tingkat pembangunan ekonomi, dan selanjutnya dapat digunakan
sebagai landasan dalam menentukan sumber daya yang yang perlu
dialokasikan ke berbagai sektor ekonomi.
Analisa Chenery menggunakan data di berbagai negara dalam
suatu masa tertentu, atau lebih lazim disebut data cross section dan
bukan dengan mengumpulkan data perubahan peranan berbagai
sektor dalam perekonomian dari masa ke masa. Aspek yang paling
penting dari analisa Chenery, dan yang menyebabkan analisa seperti
itu menjadi lebih berguna sebagai usaha untuk menunjukkan ciri –
ciri dari proses pembangunan ekonomi adalah bahwa analisa tersebut
lebih ditekankan kepada menunjukkan hubungan kuantitatif di antara
pendapatan perkapita dengan persentasi sumbangan berbagai sektor
ekonomi dan industri – industri dalam sub – sektor industri
pengolahan kepada produksi nasional.
Aspek yang dianalisa oleh Chenery adalah mengenai faktor –
faktor yang menyebabkan peranan berbagai industri dalam suatu
perekonomian adalah berbeda dengan peranannya yang normal pada
suatu tingkat pembangunan ekonomi tertentu yaitu seperti yang
ditentukan oleh persamaan regresi yang telah dijelaskan pada
permulaan dan keadaan yang demikian di akibatkan oleh adanya
salah satu atau gabungan dari faktor -faktor berikut:
· Luasnya Pasar
Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua factor
penting yang menentukan luas pasar suatu negara.
· Bentuk Distribusi Pendapatan
Corak distribusi pendapatan di tiap – tiap negara – negara berbeda. Di
beberapa negara distribusi pendapatan penduduknya sangat tidak
merata. Perbedaan dalam distribusi pendapatan ini merupakan satu
faktor penting lainnya yang menyebabkan terdapatnya deviasi dalam
peranan sektor industri dari peranannya yang normal .
· Kekayaan Alam
Kekayaan alam suatu negara juga dapat mempengaruhi peranan
industri – industri dalam sub sektor industri pengolahan dalam
keseluruhan kegiatan ekonomi.
· Perbedaan Keadaan di Berbagai Negara
Perbedaan keadaan di berbagai negar seperti perbedaan perbedaan
iklim, kebijaksanaan pemerintah dan faktor – faktor sosial dan
budaya, merupakan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi
tingkat produksi dan peranan sektor industri kepada produksi
nasional.

D. Perubahan Struktur Perekonomian Negara–Negara


Berkembang
Perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi
negara – negara berkembang telah menimbulkan dorongan untuk
melakukan usaha -usaha perbaikan dalam pengumpulan data kegiatan
ekonomi di negara – negara itu. Sebagai hasil dari usaha – usaha ini,
dalam beberapa tahun saja telah lebih banyak data dapat diperoleh
mengenai berbagai aspek dari kegiatan – kegiatan ekonomi negara –
negara tersebut.
Semakin meluasnya jumlah dan jenis data yang tersedia
mengenai kegiatan – kegiatan ekonomi di negara berkembang
tersebut memungkinkan para penyelidik ekonomi untuk membuat
amalisa mengenai perubahan struktur kegiatan ekonomi dalam proses
pembangunan yang telah terjadi di negara -negara
berkembang.Analisa yang dilakukan oleh Chenery tersebut mirip
sekali dengan analisa Chenery mengenai perubahan struktur ekonomi
dalam proses pembangunan yang terjadi dalam berbagai aspek
kegiatan ekonomi apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi
bertambah tinggi. Chenery dan Syrquin menunjukkan corak dari
sepuluh jenis perubahan dalam struktur perekonomian yang berlaku
dalam proses pembangunan negara – negara berkembang.

Perubahan – perubahan tersebut dibedakan menjadi 3


golongan yaitu:
* Perubahan dalm struktur ekonomi yang dipandang sebagai
perubahan dalam proses akumulasi,
* Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai
perubahan dalam proses alokasi sumber daya
* Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai
perubahan demografis dan distributif.

Yang termasuk sebagai proses akumulasi adalah pembentukan


modal atau investasi, pengumpulan pendapatan pemerintah, dan
kegiatan menyediakan pendidikan kepada masyarakat. Yang
tergolong sebagai alokasi sumber daya adalah struktur permintaan
domestik, struktur produksi, dan struktur perdagangan.
Chenery mempunyai ciri – ciri sebagai berikut, yaitu:
1. Tabungan dan pembentukan modal. Makin besar tingkat tabungan,
maka makin besar pula tingkat pembentukan modal.
2. Pendapatan pemerintah. Tingkat pendapatan yang dapat
dikumpulkan oleh pemerintah mengalami penigkatan yang sangat
besar terutama disebabkan oleh kenaikan dalam tingkat
penerimaan pemerintah dari perpajakan.
3. Pendidikan. Perkembangan yang dicapai dalam bidang pendidikan
sepanjang proses pembangunan digunakan 2 macam indicator.
Yaitu besarnya pengeluaran untuk pendidikan dan banyaknya anak
dalam menutut ilmu.
4. Urbanisasi, tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Pembangunan
Ekonomi akan diikuti oleh perubahan dalam proporsi penduduk
yang tinggal di daerah urban, dan penurunan dalam tingkat
kelahiran dan kematian.
5. Struktur Produksi. Struktur ini dalam proses pembangunan dalam
penyelidikan yang baru ini memperkuat kesimpulan hasil-hasil
yang telah diperoleh mengenai ciri-ciri perubahan struktur
ekonomi dalam pembangunan.
6. Distribusi Pendapatan. Untuk melihat perubahan dalam distribusi
pendapatan, diperhatikan perubahan bagian pendapatan yang
diterima oleh 40 persen dari keseluruhan penduduk yang tergolong
sebagai penerima-penerima pendapatan terendah dan (perubahan
bagian dari pendapatan nasional yang diterima 20 persen dari
seluruh jumlah penduduk.

Perubahan struktural sendiri merupakan proses perubahan


struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri
atau jasa, di mana masing- masing perekonomian akan
mengalami perubahan yang berbeda-beda.

Referensi :

Perubahan Struktural Dalam Proses Pembangunan - GrowthRich


https://growthrich.my.id/perubahan-struktural-dalam-proses-
pembangunan/#:~:text=1.Perubahan%20struktur%20penggunaan%20
tenaga%20kerja%20Ciri%20Perubahan%20Penggunaan,bertambah%
20penting%2C%20akan%20tetapi%20kenaikan%20tersebut%20sang
at%20kecil.

BAB VII

Pandangan Pokok Analisis Mikro ekonomi dan Makro ekonomi,


Proses Multiplier di Negara Berkembang, Kebijakan Moneter
dan Fiskal Negara Berkembang, Mekanisme Pasar di Negara
Berkembang

A. Pandangan Pokok Analisis Mikro ekonomi dan Makro


ekonomi.
* Pandangan Tentang Ekonomi Mikro dan Makro
Secara garis besar permasalah kebijakan ekonomi makro
mencakup dua hal yaitu :

a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi perekonomian,


yaitu tentang inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi.
Dalam menganalisis ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian-
bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Mikro
ekonomi lebih menitik beratkan pada analisis mengenai masalah
membuat pilihan untuk :
a. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber
ekonomi, dan
b. Mencapai kepuasan yang maksimum dalam penggunaan sumber-
sumber tersebut.

Dalam teori ekonomi mikro pada hakikatnya menerangkan


bagaimana sesuatu masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi
yang terbatas, mempunyai keinginan untuk memperoleh barang dan
jasa yang maksimum, yaitu dengan membuat berbagai pilihan dalam
memproduksi dan mengkonsumsi sehingga kepuasan dan
kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.

Dalam membahas teori ekonomi mikro dapat dikemukakan


pertanyaan-pertanyaan tentang :
a. Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang akan diproduksi ?
b. Bagaimanakah caranya memproduksi berbagai barang dan jasa
yang dibutuhkan tersebut ?
c. Untuk siapakah berbagai barang dan jasa itu diproduksi ?
Sedang dalam ekonomi makro lebih global atau menyeluruh meliputi
perubahan-perubahan keseluruhan dalam kegiatan ekonomi. Makro
ekonomi menerangkan tentang :
a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan
dalam perekonomian
b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk
mewujudkan kegiatan perekonomian pada tingkat yang terkendali.

Dalam membahas ekonomi makro menerangkan beberapa masalah


penting yang berlaku di dalam perekonomian, seperti pertanyaan
berikut :
a. Mengapa setiap negara menghadapi masalah pengangguran ?
b. Mengapa masalah kenaikan harga-harga berlaku, yang sering kali
juga diikuti oleh masalah pengangguran ?
c. Mengapa kegiatan perekonomian tidak mengalami pertumbuhan
secara cepat ?
d. Mengapa kegiatan perekonomi tidak mengalami perkembangan
yang stabil ?
Pada mazab klasik, Adam Smith dan Keynes tidak banyak membuat
analisis tentang masalah penggaguran, inflasi, ketidakstabilan
ekonomi dan perubahan ekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa mereka
memiliki keyakinan tentang sistem pasar bebas akan mewujudkan
tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang.

Penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai dan perekonomi


akan mengalami kesetabilan. John Maynard Keynes berpendapat
bahwa pengeluaran agregate yaitu pembelanjaan masyarakat ke atas
barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara. Untuk itu
kebijaksanaan pemerintah diperlukan untuk menciptakan penggunaan
tenaga kerja yang penuh dan kestabilan perekonomian.

Analisis ekonomi makro menunjukkan tentang bagaimana


pengeluaran agregate (permintaan agregate) dan penawaran agregate
akan menentukan keseimbangan dalam perekonomian. Empat
komponen pengeluaran agregate dibedakan :
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga
b. Investasi perusahaan-perusahaan
c. Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah.
d. Ekspor.

Masalah ekonomi mikro : selama dasawarsa, selain harga mobil


merosot dibanding dengan harga lain. Dalam ekonomi mikro
berusaha mencari sebab dan akibat perubahan tersebut dalam harga
relatif.
Masalah ekonomi makro : Selama dasawarsa selain perubahan relatif
terhadap harga barang, harga mobilpun ternyata mengikuti
kecenderungan umum dari semua harga untuk terus meningkat.
Mengapa tingkat harga relatif stabil atau melonjak dalam beberapa
periode ? Dalam makro ekonomi berusaha memahami sebab dan
akibat perubahan tersebut dalam tingkat harga umum.

2. Garis Besar Perkembangan Ilmu Ekonomi


Penelahan ekonomi telah dilakukan orang sejak masa Aristoteles
(350 BC), saat itu ekonomi dipelajari pada tingkat yang mendasar
secara filosofis, tetapi baru tahun 1776 dianggap sebagai disiplin
ilmu dengan terbitnya buku An Inquiry Into the Nature and Causes of
the Wealth of the Nation oleh Adam Smith. Ahli-ahli ekonomi yang
menganut Adam Smith ini kemudian dikenal dengan kelompok
Klasik. Tradisi klasik inilah yang merupakan dasar perkembangan
ilmu ekonomi mikro.
Depresi besar tahun 1930-an yang melanda dunia melahirkan ekonom
baru yaitu J.M. Keynes dengan bukunya General Theory of
Employment, Interest and Money yang kemudian menjadi dasar
perkembangan teori ekonomi makro. Jika kelompok Klasik
mendasarkan pada berkerjanya mekanisme pasar persaingan maka
kelompok Keynesian menganggap perlu campur tangan dalam
kegiatan perekonomian.

Perbandingan Dasar pemikiran kelompok Klasik dan Keynesian


Klasik
Keynes
Tidak perlu campur tangan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian.
Kegiatan pemerintah hanya dibatasi pada:
• Pertahanan dan keamanan
• Ketertiban (hukum dan peradilan)
• Penyediaan prasarana umum yang tidak dapat disediakan oleh
swasta Perlu campur tangan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian untuk mengatasi penyakit ekonomi yaitu:
• Pertumbuhan ekonomi
• Pengangguran
• Inflasi

3. Gambaran Umum Ilmu Ekonomi (Kedudukan Ekonomi


Mikro dalam Ilmu Ekonomi)
Dari beberapa definisi tersebut, terdapat hal yang menjadi pokok
pikiran mendasar atau inti, yaitu tentang :
1. Masalah kebutuhan dan pemuasannya
2. Masalah kemakmuran
3. Masalah Penilaian atau pemilihan (problem of choice)
Yaitu pemilihan cara penggunaan sumber-sumber yang dapat
mempunyai penggunaan alternatif.
4. Cara bertindak ekonomis
5. Tata laksana rumah tangga
6. Sumber-sumber produktif.
Yaitu merupakan barang-barang yang scace / langka
7. Penggunaan alternatif
8. Penggunaan uang
9. Mengenai produksi dan pembagian-pembagian kepada masyarakat.
10. Menganalisa besarnya biaya-biaya serta keuntungan-keuntungan
yang terjadi karena adanya perbaikan di dalam pola alokasi
sumber.
Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari manusia dalam
tindakan / usaha memanajemen rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhannya melalui sumber-sumber produktif dan alat pemuas
kebutuan yang terbatas, dengan memberikan penilaian atau pemilihan
kebutuhan yang lebih mendesak (alternatif) serta bertindak secara
ekonomis dalam penggunaan sumber-sumber untuk mencapai suatu
kesejah-teraan dan kemakmuran.
Jadi Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tingkah laku manusia dan masyarakat secara individu
atau kelompok dalam usahanya memenuhi kebutuhan guna mencapai
kemakmuran.
Kemakmuran merupakan suatu keadaan yang dirasa seseorang atau
manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya atas barang-barang
atau jasa-jasa dengan sarana yang dimiliki.
Persoalan Dasar Dalam Perekonomian
Tiga permasalahan pokok yang berkaitan dengan pembahasan ilmu
ekonomi (the three fundamental and inter dependent economic
problem) :
1. What commodities shall be produced and what quantities ?
Barang-barang apa (what) yang akan dihasilkan dan berapakah
banyaknya ? Hal itu berarti berapa banyak, dan apa diantara
kemungkinan-kemungkinan barang-barang dan jasa-jasa yang ada
akan dihasilkan? (masalah-masalah penyaluran sumber ekonomi =
“allocation of resources”).
2. How shall goods be produced ?
Bagaimana (how) barang-barang dihasilkan ? Hal itu berarti oleh
siapa, dengan sumber-sumber ekonomi apa, dan dengan tingkat
teknologi bagaimana barang-barang itu dihasilkan? (masalah teknik
berproduksi = maslaha pilihan “teknologi”).
3. For whom shall goods be produced ?
Untuk siapa (for whom) barang-barang itu dihasilkan ? Hal ini berarti
siapa saja yang akan menikmati, dan memperoleh keuntungan dari
barang-barang dan jasa yang telah dihasilkan itu? Denga perkataan
lain : bagaimanakah jumlah produk nasional didistribusikan di antara
individu-individu dan keluarga-keluarga beraneka ragam itu ?
(masalah distribusi = masalah pendapatan = distribution of income).
1. Permasalahanan
a. Dengan melihat bahwa sarana pemuas kebutuhan terbatas
sedangkan kebutuhan manusia selalu meningkat dari waktu ke waktu,
maka untuk memperoleh sarana pemuas tersebut diperlukan
pengorbanan
b. Apabila pngorbanan lebih besar dari hasil yang diperoleh , maka
hal tersebut tidak akan dilakukan. Sebab pada dasarnya sifat manusia
tidak mau merugi.
2. Definisi prinsip ekonomi
Dengan melihat sebab timbulnya ilmu ekonomi dan permasalahan
yang dihadapi, prinsip ekonomi merupakan “usaha dengan
pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal”, atau
“usaha untuk memperoleh hasil tertentu dengan pengorbanan yang
minimal”.
3. Akibat yang ditimbulkan dengan adanya prinsip ekonomi
a. Bertindak ekonomis, yaitu merupakan tindakan manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya dengan tindakan yang rasional, atau dengan
melalui suatu pemikiran yang lebih dulu dan selalu berpegang pada
prinsip ekonomi.
b. Berpikir ekonomis, yaitu bukan saja hanya bagaimana caranya
memakai atau menghabiskan sumber-sumber yang telah tersedia.
Akan tetapi memikirkan bagaimana melakukan perubahan nilai guna
yang lebih tinggi, untuk mengimbangi kebutuhan yang semakin
meningkat.
Struktur Pembagian Ilmu Ekonomi
Setiap ilmu pengetahuan biasanya terdiri berbagai bagian yang
masing-masing memberi sumbangan tertentu untuk menerangkan
bagian daripada realitas, yang diperhatikan oleh ilmu pengetahuan
yang bersangkutan.
Pembagian ilmu ekonomi menurut Dr F. hartog adalah sebagai
berikut :
Ilmu pengetahuan ekonomi
Ilmu ekonomi murni Ilmu ekonomi terpakai
Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi yang Ilmu ekonomi yang
Metodologis Menerangkan Melukiskan
Ekonomi teoritika Ekonomi praktika
Ekonomi mikro Ekonomi makro
4. Konsep-konsep dasar yang digunakan dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro dalam Kerangka Makro
Kehidupan ekonomi dapat dilihat dari dua sudut; pertama sebagai
sistem keseluruhan, dan kedua, sebagai bagian-bagian kecil dalam
keseluruhan tersebut, seperti perusahaan atau perseorangan.
Sehubungan dengan itu, maka ilmu ekonomi dapat dibagi dalam dua
cabang, ialah ilmu ekonomi makro, yang sering disebut teori
pendapatan nasional (national income theory); dan ilmu ekonomi
mikro yang sering juga disebut teori harga (price theory).
Ilmu ekonomi mikro menyelidiki kegiatan ekonomi masing-masing
unit ekonomi seperti misalnya :
a. perilaku orang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber-
sumber, sebagai pengusaha;
b. arus barang dan jasa dari perusahaan ke konsumen, dan
komposisi arus tersebut;
c. evaluasi dan penentuan harga dari bagian-bagian tersebut;
d. arus sumber-sumber produktif atau jasa produktif dari pemilik-
pemiliknya ke perusahaan-perusahaan;
e. evaluasi alokasi sumber-sumber tersebut kepada alternatif-
alternatif penggunanya.

Ekonomi mikro atau teori harga ini didasarkan pada asumsi


adanya kehidupan ekonomi yang stabil, dan karenanya juga
adanya penggunaan sumber-sumber secara penuh (full
employment).
Organisasi Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi dapat digambarkan dalam model yang
disederhanakan, yang biasa disebut arus perputaran (circular
flow) sebagai berikut :
Dari arus perputaran ini dapat dilihat adanya empat aspek dari
arus uang, ialah :
(1) Arus uang sebagai pengeluaran konsumen (biaya hidup/cost
of living);
(2) Arus uang sebagai penerimaan perusahaan (= business
receipts)
Kedua arus ini terjadi melalui pasar barang dan jasa konsumtif.
(3) Arus uang sebagai pengeluaran perusahaan (biaya
produksi/cost of production).
(4) Arus uang sebau penerimaan pendapatan masyarakat
(consumers’ income)
Kedua arus ini terjadi melalui pasar sumber-sumber ekonomi.
Model di atas menggambarkan suatu sistem perekonomian yang
stasioner. Artinya, arus uang melalui pasar brang dan jasa
konsumtif sama dengan arus uang melalui pasar sumber-sumber
ekonomi, yang berarti bahwa dalam masyarakat tersebut tidak ada
tabungan (saving), penanaman modal (investment), penggantian
barang modal (replacement), atau penyusutan (depretion).
Model tersebut dapat diperluas dan dibuat lebih kompleks
menurut keperluan, umpamanya, untuk menggambarkan
perekonomian yang tumbuh, perekonomian yang mundur, atau
untuk menggambarkan peran pemerintah dalam kehidupan
ekonomi.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi mikro?
2. Mengapa perlu mempelajari ilmu ekonomi mikro?
3. Bagaimana hubungan antara ilmu ekonomi mikro dan makro?
4. Mengapa teori yang mahasiswa pelajari dari buku,
sebagaimana halnya dalam ilmu ekonomi mikro, terus mengalami
perkembangan?
Jawaban :
Ilmu ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku unit-unit terkecil, seperti konsumen,
pekerja, investor, perusahaan dan unit-unit lain yang menjalankan
fungsinya dalam perekonomian.
1. Ilmu ekonomi mikro penting dipelajari untuk memahami
bagaimana dan mengapa unit-unit terkecil tersebut mengambil
keputusan. Sebagai contoh: bagaimana konsumen memutuskan
untuk membeli, bagaimana perubahan harga dan pendapatan
dapat mempengaruhi pilihan-pilihan konsumen, selain itu juga
bagaimana perusahaan memutuskan tentang berapa jumlah
pegawai yang harus dipekerjakan, termasuk tentang bagaimana
pekerja memutuskan dimana mereka akan bekerja dan berapa
upah mereka.
2. Ilmu ekonomi makro mempelajari perekonomian secara
agregat seperti laju pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga,
pengangguran dan inflasi. Namun dewasa ini batas antara ilmu
ekonomi mikro dan makro makin lama makin tipis karena ilmu
ekonomi makro juga membutuhkan analisis pasar agregat yang
perilakunya dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro.
3. Tidak ada teori, termasuk juga dalam ilmu ekonomi mikro,
yang sempurna sama sekali. Kegunaan dan validitas suatu teori
tergantung pada kemampuannya menjelaskan dan memprediksi
suatu fenomena. Untuk itulah teori memang sudah selayaknya
terus menerus diuji melalui observasi. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut, teori kerap mengalami modifikasi atau
perbaikan atau bahkan dibuang sama sekali. Proses dari menguji
dan memperbaiki teori inilah yang menjadi fokus pengembangan
ilmu
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN
1. Kurva Permintaan Individu dan Pasar
2. Kurva Penawaran Individu dan Pasar
3. Penentuan Keseimbangan
Mekanisme Pasar
Kurva penawaran menjelaskan bagaimana keinginan produsen
untuk menjual barang pada berbagai tingkat harga. Bentuk kurva
penawaran miring dari kiri bawah ke kanan atas menunjukkan
bahwa semakin tinggi harga keinginan perusahaan untuk
memproduksi dan menjual barangnya menjadi semakin
meningkat. Bagaimana penjelasannya? Kenaikan harga suatu
barang akan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan
produksi. Dalam jangka pendek caranya adalah dengan
mempekerjakan tenaga tambahan atau dengan menambah jam
kerja, sedang dalam jangka panjang adalah dapat dilakukan
dengan meluaskan skala pabrik. Tingginya harga juga akan
menarik perusahaan perusahaan lain untuk masuk ke pasar
sehingga jumlah penjual bertambah dan barang yang ditawarkan
meningkat.
Kurva permintaan menjelaskan bagaimana keinginan konsumen
untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Bentuk kurva
permintaan miring ke kanan atas ke kiri bawah karena konsumen
biasanya akan membeli lebih banyak jika harganya lebih murah.
Jika suatu barang harganya turun menjadi lebih murah akan
mendorong konsumen yang sudah membeli untuk membeli lebih
banyak lagi dan konsumen yang semula tidak mampu membeli
akan mulai membeli barang tersebut.
Dalam kondisi keseimbangan, kedua kurva diatas (permintaan
dan penawaran) akan berpotongan pada suatu titik tertentu. Pada
Gambar 1 berikut ini terlihat bahwa pada harga P0, jumlah barang
yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta yakni
sebesar Q0. Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar
dimana harga barang terus berubah sampai tercapai posisi
keseimbangan (jumlah barang yang diminta = jumlah barang
yang ditawarkan). Pada titik keseimbangan tersebut (titik E),
tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan dalam jumlah barang
sehingga tidak ada tekanan pada harga untuk berubah lagi.
Pada harga P1 produsen memproduksi lebih dari yang diinginkan
konsumen. Dalam kondisi kelebihan barang, produsen akan
berusaha menurunkan kelebihan tersebut atau paling tidak
menjaganya agar tidak terus bertambah caranya adalah dengan
menurunkan harga. Jika harga turun maka jumlah barang yang
diminta akan meningkat, selain itu dengan turunnya jumlah
barang yang ditawarkan pada akhirnya keseimbangan akan
tercapai yakni pada harga P0.
Pada harga lebih rendah dari P0 yakni P2 jumlah barang yang
diminta lebih besar dari jumlah barang yang ditawarkan yang
kemudian akan memberi tekanan agar harga naik. Proses
selanjutnya adalah jumlah barang yang diminta pun turun, hingga
tercapai keseimbangan pada P0.
Satu hal yang penting dalam menjelaskan mekanisme pasar di
atas adalah adanya asumsi bahwa pasar berada dalam kondisi
persaingan, baik penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen)
tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga.
PERILAKU KONSUMEN
Konsep Utilitas/Daya Guna (Utility)
Kurva indiferensi (Indifference Curve) adalah kurva
menunjukkan preferensi konsumen yang didasarkan asumsi
bahwa konsumen dapat membuat urutan alternatif-alternatif yang
disukainya.
Utilitas adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu
dari mengkonsumsi suatu barang atau melakukan suatu aktivitas.
Dalam analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk
menggambarkan urutan preferensi sekelompok barang, contohnya
seorang konsumen bernama Anton merasa lebih puas membeli 3
buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan dengan membeli sehelai
kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan utilitas
yang lebih besar dibandingkan dengan kemeja tadi.
Fungsi utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva
indiferensi, yang masing-masing mempunyai indikator numerik.
Pada Gambar 1. berikut ini menunjukkan 3 kurva indiferensi
dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.
Perlu diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang
kita tekankan adalah konsep ordinal bukan kardinal. Dengan
demikian yang perlu kita perhatikan dari gambar di atas, bukan
angka numerik seperti 25, 50 dan 100 tetapi bahwa kurva
indiferensi dengan utilitas (U) = 100 memberikan kepuasan yang
lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian
juga kurva indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan
kepuasan yang lebih besar dari utilitas sebesar 25.
PERILAKU PRODUSEN
Fungsi Produksi
Aktivitas utama perusahaan adalah mengubah input menjadi
output, sementara itu di dalam ekonomi mikro kita akan pelajari
bagaimana perusahaan menentukan pilihannya dalam rangka
mengubah input menjadi output. Hubungan antara input dan
output biasa dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi yakni :
Q = f (K, L, M, …) (1)
Dimana Q menunjukkan output satu perusahaan untuk barang
tertentu dalam periode waktu tertentu, K menunjukkan jumlah
mesin yang digunakan (atau disebut modal/kapital) dalam periode
tersebut, L menunjukkan banyaknya jumlah tenaga kerja, M
menunjukkan bahan baku yang digunakan, serta variabel-variabel
lain yang mempengaruhi proses produksi.
Secara konkret fungsi produksi di atas dapat dijelaskan dengan
contoh berikut ini. Dimisalkan bahwa fungsi produksi
menunjukkan output yang dihasilkan oleh seorang petani beras
dalam periode waktu satu tahun yang tergantung pada jumlah
tenaga kerja yang digunakan pada periode satu tahun, jumlah
peralatan/mesin yang digunakan pada tahun tersebut, dan luas
tanah yang digunakan pada tahun tersebut. Beberapa keputusan
yang dapat dipilih adalah apakah petani menghasilkan beras 10
ton dengan banyak tenaga kerja tetapi menggunakan mesin
seadanya (teknik padat karya) atau sebagai alternatif
menghasilkan 10 ton beras dengan tenaga kerja terbatas tetapi
penggunaan mesin bersifat dominan (teknik padat modal) atau
mengintensifkan penggunaan tanah yang terbatas dengan
menekankan pada besarnya bantuan mesin dan pupuk untuk
menghasilkan jumlah beras yang sama. Ketiga teknik tersebut
(padat karya, padat modal atau padat lahan) digambarkan pada
fungsi produksi pada persamaan (1) di atas. Untuk setiap
kemungkinan pilihan input, fungsi produksi mencari output
maksimum yang dapat dicapai dari input-input yang ada
TEORI BIAYA
Teori Pengambilan Keputusan Perusahaan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil
penjualan dan biaya produksi. Seorang produsen dikatakan
memperoleh keuntungan jika hasil penjualan lebih besar dari
biaya produksi, sedangkan kerugian jika hasil penjualan lebih
kecil dari biaya produksi. Perusahaan yang rasional akan selalu
berusaha memaksimumkan keuntungannya dan keuntungan
maksimum dicapai bila perbedaan antara hasil penjualan dan
biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.
Bagaimana cara perusahaan menentukan jumlah barang yang
diproduksi agar tercapai keuntungan maksimum?
Untuk memperoleh keuntungan maksimum, perusahaan harus
memperhatikan struktur biaya dan penerimaannya. Ada dua
pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
menentukan jumlah output yang dapat memaksimumkan
keuntungan:
1. Pendekatan Total yakni dengan memproduksi barang hingga
tingkat dimana selisih antara hasil penerimaan total (Total
Revenue = TR) dan Biaya Produksi Total (Total Cost = TC)
mencapai jumlah yang paling besar.
2. Pendekatan Marginal yakni dengan memproduksi barang
hingga tingkat dimana hasil penerimaan marjinal (Marginal
Revenue = MR) sama dengan biaya produksi marginal (Marginal
Cost = MC).
Berikut ini adalah penjelasan dan gambar tentang 2 cara yang
dapat dilakukan perusahaan ketika menentukan jumlah output
yang akan diproduksi agar keuntungan maksimum tercapai.
1. Pendekatan Total
Penerimaan Total (TR) merupakan nilai total output barang yang
diproduksi dalam satuan mata uang atau jumlah barang yang
diproduksi (Q) dikalikan harga per unit (P). Sedangkan Biaya
Total (TC) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi sejumlah barang tertentu yang mencakup
biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC).
Perhatikan gambar berikut ini, terlihat bahwa kurva TR berbentuk
garis lurus dan kurva TC memotong kurva TR pada titik A dan
titik B. Pada tingkat output lebih kecil dari Q1 posisi kurva TC di
atas kurva TR yang berarti TC > TR, hal ini menunjukkan bahwa
biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih besar dari
penerimaan total atau dengan kata lain perusahaan masih merugi.
Pada tingkat output antara Q1 dan Q2 terlihat bahwa kurva TR
berada di atas kurva TC, berarti biaya total yang dikeluarkan
perusahaan lebih kecil dari penerimaan total. Jika perusahaan
berproduksi pada tingkat output tersebut (antara Q1 dan Q2)
maka perusahaan bisa meraih keuntungan.
Pada tingkat output berapakah perusahaan memperoleh
keuntungan maksimum?
Keuntungan maksimum tercapai pada tingkat output dimana
selisih TC dan TR yang terbesar. Pada gambar terlihat bahwa
selisih TC dan TR yang terbesar terletak pada tingkat output
sebesar Q*. Secara grafis, untuk menentukan titik Q* dapat
dilakukan dengan menarik garis bayangan sejajar dengan kurva
TR hingga bersinggungan dengan kurva TC. Pada titik
persinggungan kurva TR dan TC tersebut, tarik garis tegak lurus
ke bawah sampai memotong sumbu datar, di situlah kita
menemukan titik keseimbangan Q*.
Bagaimana jika perusahaan berproduksi pada tingkat yang lebih
besar dari Q2?
Apabila tingkat output sudah melebihi Q2, pada gambar terlihat
bahwa kurva TC berada di atas kurva TR berarti perusahaan
merugi karena biaya total yang dikeluarkan perusahaan lebih
besar dari penerimaan totalnya.

Bentuk-Bentuk Pasar Dan Persaingan Sempurna


Pasar Persaingan VS Bukan Persaingan
Pasar adalah interaksi antara sekumpulan pembeli dan penjual
yang memungkinkan terjadinya pertukaran. Pasar mencakup lebih
dari satu industri, sedang industri sendiri dapat dikatakan sebagai
sekumpulan perusahaan yang menjual produk-produk yang
sejenis atau hampir sejenis.
Pasar adalah pusat dari kegiatan ekonomi, yang mana sebagian
besar pertanyaan dan permasalahan ekonomi berkisar pada
bagaimana bekerjanya pasar. Berikut ini adalah contoh, mengapa
hanya sebagaian kecil perusahaan-perusahaan yang bersaing
dalam satu pasar, sedang pada pasar lainnya ada banyak
perusahaan yang bersaing? Apakah konsumen akan merasa lebih
beruntung kalau jumlah perusahaan lebih banyak? Jika demikian,
mengapa pemerintah merasa perlu melakukan intervensi pada
pasar yang terdiri dari sedikit perusahaan? Mengapa harga di
suatu bentuk pasar naik atau turun dengan cepat, sementara di
pasar lain tidak berubah sama sekali. Bentuk pasar seperti apakah
yang memberi kesempatan terbaik untuk dimasuki pengusaha?
Pembicaraan tentang bentuk pasar akan mencakup pembahasan
tentang dua bentuk umum pasar yakni pasar persaingan
(competitive) dan bukan persaingan (noncompetitive). Pasar
persaingan sempurna mempunyai karakteristik bahwa terdapat
banyak pembeli dan penjual, sehingga pembeli ataupun penjual
secara individu tidak mempunyai pengaruh signifikan dalam
nenentukan harga. Sebagai contoh di pasar lokal barang-barang
pertanian seperti beras ada ribuan petani menjual beras dan ribuan
pembeli membeli beras dimana tidak ada seorang penjual atau
pembeli beras secara signifikan dapat mempengaruhi harga beras.
Berbeda dengan pasar dunia untuk barang tambang misal minyak
bumi, jumlah pembeli dan penjual sedikit sekali, yang
memungkinkan baginya untuk memberi pengaruh bagi penentuan
harga.
PASAR MONOPOLI
Pertanyaan
1. Benarkah seorang monopolis selalu mendapat keuntungan
karena dia bisa menetapkan harga setinggi-tingginya sesuai
dengan keinginannya?
2. Apakah ada cara yang dapat dilakukan untuk membatasi
perilaku monopoli?
Jawaban
1. Salah satu asumsi dalam bentuk pasar monopoli adalah
perusahaan mempunyai kemampuan untuk menetapkan harga
(price setter) karena monopolis adalah penjual tunggal di
pasarnya,. Namun perlu diingat bahwa monopolis menghadapi
kurva permintaan (kurva D) yang berlereng negatif. Dengan
demikian dalam pasar persaingan sempurna berlaku hukum
permintaan, bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang dan jika harga turun maka jumlah barang
yang diminta bertambah (ceteris paribus). Hal itu berarti, belum
tentu menguntungkan bagi monopolis bila dia menentukan harga
yang tinggi karena dengan tingginya harga konsumen akan
menurunkan jumlah barang yang dimintanya.
2. Ada, misalnya saja pemerintah menetapkan harga maksimum
bagi produk yang dijual monopolis. Cara ini dilakukan agar
monopolis menetapkan harganya seperti perusahaan dalam
persaingan sempurna. Cara lain adalah dengan pembebanan pajak
bagi monopolis, baik itu dalam bentuk pajak per unit barang
maupun pajak lungsung.

Pasar Oligopoli Dan Persaingan Monopolistik


Perilaku Oligopolis Dan Dampaknya Bagi Konsumen
Pertanyaan
1. Dalam bentuk pasar Oligopoli selalu diasumsikan bahwa ada
hambatan bagi pelaku lain untuk memasuki pasar. Kira-kira apa
bentuk hambatan tersebut?
2. Apakah oligopolis selalu merugikan konsumen?
3. Apakah ada dampak yang menguntungkan konsumen dengan
hadirnya pelaku oligopoli?
Jawaban
1. Salah satu asumsi yang mendasari bentuk pasar oligopoli
adalah adanya hambatan bagi perusahaan lain untuk memasuki
pasar. Hambatan tersebut bisa berbentuk hambatan alami maupun
hambatan buatan. Hambatan alami terjadi karena kecilnya ukuran
pasar selain itu perusahaan yang ada di pasar beroperasi secara
efisien, jumlah barang modal dan penggunaan input lainnya juga
relatif besar sehingga menaham pelaku lain untuk masuk ke
dalam pasar. Sedangkan hambatan buatan tercipta karena pelaku
dipasar oligopoli menguasai bahan baku, mempunyai hak paten
atau memperoleh hak monopoli dari pemerintah.
2. Dalam jangka panjang, harga yang ditawarkan oleh oligopolis
biasanya lebih besar dari biaya rata-ratanya, oligopolis juga tidak
berproduksi pada titik terendah kurva biaya rata-ratanya, apabila
harga lebih besar dari biaya marjinal jangka panjangnya maka
akan terjadi inefisiensi dalam alokasi sumberdaya, kondisi inilah
yang merugikan konsumen.
3. Dengan pertimbangan teknologi yang digunakan relatif tinggi,
produk-produk tertentu tidak dapat diproduksi dalam pasar yang
bersaing sempurna. Oligopolis biasanya menggunakan sebagian
dari kentungan mereka untuk Penelitian dan Pengembangan
sehingga memberi dampak positif bagi kemajuan teknologi.

B. Proses Multiplier di Negara Berkembang


Proses penggandaan uang atau money multiplier
adalah proses pasar (penyesuaian antara permintaan dan
penawaran uang). Proses ini terjadi karena bank, tidak harus
menjamin secara penuh uang giral yang diciptakannya dengan
uang tunai.
Multiplier effect (efek berganda) merupakan pengaruh yang
meluas yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan ekonomi dimana
peningkatan pengeluaran nasional mempengaruhi peningkatan
pendapatan dan konsumsi.

Pembangunan ekonomi dilihat dari teori‐teori pertumbuhan


ekonomi yang dicetuskan oleh Rostow terdiri dari lima tahap yaitu
masyarakat tradisional, prasyarat untuk lepas landas, lepas
landas, gerakan ke arah pemantapan, dan masa konsumsi tinggi.
Menurut Rostow pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai akibat
dari timbulnya perubahan yang fundamental bukan saja dalam
corak kegiatan ekonomi namun juga dalam politik dan hubungan
sosial.
Pembangunan ekonomi atau transformasi masyarakat tradisonal
menjadi suatu masyarakat modern merupakan suatu proses yang
berdimensi banyak. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan
leh adanya kenanikan produktifitas sektor pertanian dan
pertambangan sehingga akan terjadi perkembangan pertumbuhan
ekonomi.
Menurut Rostow, masa lepas landas suatu negara menjadi negara
maju berkisar antara 20‐30 tahun. Hal itu terjadi seperti di Inggris,
Perancis, Belgia, Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Jepang, Rusia,
Kanada, Argentina, Turki, India dan China. Untuk menentukan
apakah suatu negara sudah mencapai tinggal landas, dapat
dianalisis dari:

1. Terwujudnya kenaikan dalam penanaman modal yang


produktif dari 5 % menjadi 10 % dari Produk Nasional Netto.
2. Terjadinya peningkatan sutu atau beberapa sektor industri
dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.
3. Adanya suatu platform politik, sosial, dan institusional baru
yang menjamin berlangsungnya segala tuntutan perluasan di sektor
modern, potensi ekonomi eksternal yang ditemukan oleh kegiatan
ekonomi lepas landas, sehingga pertumbuhan dapat terus berjalan
(Sukirno S, 2007).

Teori Multiplier
Multiplier adalah pertambahan pengeluaran yang dikeluarkan oleh
masyarakat akan menambah pendapat segolongan masyarakat
lainnya. Proses multiplier dalam analisis makroekonomi
tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan karena di negara
berkembang sektor produksi mempunyai kemampuan terbatas
untuk meningkatkan produksi barang apabila permintaan
berkembang dengan cepat. Agar proses multiplier berjalan dengan
baik, maka perekonomian harus mempunyai sifat‐sifat berikut:
1. Dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran dan
pengangguran ini tidak saja terdiri dari tenaga kerja yang biasa
tetapi harus ada tenaga kerja yang terdidik, tenaga
kerja usahawan dan tenaga kerja yang berpengalaman di bidang
industri.
2. Berbagai jenis industri terutama industri barang‐barang
konsumsi, masih mempunyai kelebihan kapasitas dan dapat
dengan mudah memperbesar tingkat produksinya.
3. Bahan–bahan mentah yang diperlukan oleh industri‐industri
tersebut dapat diperoleh dengan mudah sehingga tidak akan
menjadi hambatan dalam usaha menaikkan produksinya.
4. Barang‐barang yang diproduksikan di dalam negeri
mempunyai kualitas yang sama baiknya dengan barang‐barang
yang diimpor dari luar negeri.

Teori Lokasi
Dalam Pengembangan wilayah, selain teori multiplier juga dikenal
teori lokasi. Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata
ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang
menyelidiki alokasi geografis dari sumber‐sumber yang
potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial. Yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah
pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu
lokasi ke lokasi lainnya.
Analisis ini dapat dikembangkan untuk melihat suatu lokasi
yang memiliki daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya,
dimana orang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki daya
tarik tersebut. Hal ini terkait dengan besarnya daya tarik pada
pusat tersebut dan jarak antara lokasi dengan pusat tersebut.
Salah satu faktor yang menentukan apakah suatu lokasi menarik
untuk dikunjungi atau tidak adalah tingkat aksesibilitas. Tingkat
aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu
lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006 : 78).
Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak,
kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana
penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta
kenyamanan untuk melalui jalur tersebut.

C. Mekanisme Pasar di Negara Berkembang.


Sekelompok atau sekumpulan orang yang berkumpul pada suatu
tempat untuk melakukan suatu transaksi jual beli ialah pengertian
dari pasar. Sedangkan mekanisme pasar adalah suatu pengaturan
(management) yang dilakukan dipasar untuk saling
menguntungkan satu sama lain. Dalam memajukan perekonomian
suatu negara, pasar memiliki peranan yang sangat penting. Melalui
aktifitas pasar, produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang
berakibat adanya keuntungan bagi produsen dan konsumen dapat
terpenuhi kebutuhannya. Pasar merupakan terjadinya komunikasi
antara penjual dan pembeli, terjadinya hubungan antara penawaran
yang dilakukan oleh produsen dengan permintaan yang dilakukan
oleh konsumen. Pada umumnya pasar memang dapat dilihat secara
konkrit, dimana penjual dan pembelinya dapat bertemu secara
langsung dan mengadakan transaksi pada suatu tempat. Namun
dalam perekonomian yang modern saat ini, pasar bisa saja abstrak
artinya penjual dan pembelinya tidak bertatap muka secara
langsung, namun bisa melakukan transaksi.

Beberapa hal kebaikan adanya mekanisme pasar adalah :


1. Pasar dapat memberikan informasi yang tepat.
2. Pasar memberikan perangsang untuk mengembangkan
kegiatan usaha.
3. Pasar memberikan perangsang untuk memperoleh keahlian
modern.
4. Pasar menggalakan penggunaan barang dan faktor produksi
secara efisien
5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat
untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Adapula beberapa kekurangan pada mekanisme pasar adalah :


1. Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan-golongan
tertentu..
2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya.
3. Sistem pasar dapat menimbulan monopoli.
4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis
barang secara efisien.
5. Kegiatan konsumen dan produsen mingkin
menimbulkan ”Eksternalitas” yang merugikan.

Ditinjau dari bentuknya kita mengenal dua bentuk pasar, yakni


pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.
Pada pasar persaingan sempurna, penjual dan pembeli memiliki
pengetahuan yang sempurna tentang harga suatu barang, sehingga
tidak ada satupun pihak yang bisa menguasai harga. Barang yang
sama pada pasar persaingan sempurna dijual oleh banyak penjual
dengan harga yang sama.
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah
jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak
dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga akan terbentuk
melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan
permintaan sehingg para penjual dan pembli tidak dapat
mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga
(price taker).
Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat
banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian
kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar. Beberapa
karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan
sempurna yaitu :
 Semua perusahaan memproduksi barang/produk yang
homogenitas.
 Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi
yang sempurna.
 Output sebuah perusahaan relative kecil dibandingkan dengan
output pasar.
 Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar dengan
menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang
ditetapkan pasar karena perusahaan tidak mampu
mempengaruhi harga pasar.
 Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar.

BAB VIII

Masalah Pertumbuhan Ekonmi, Masalah Distribusi Pendapatan,


Masalah Kemiskinan, Masalah Pembangunan Dalam
Negeri, Masalah Pembangunan Manusia

A. Masalah Pertumbuhan Ekonmi.

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai
akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang
sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi sering kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian
perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
( Sadono Sukirno;10).

Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu


adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara
untuk menyediakan semakin banyak barang barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang
diperlukannya.

Definisi ini memiliki tiga komponen :

1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari


meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang.
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan
ekonomi yang menentukan derajat kemampuan dalam
penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; dan
kepada penduduk. Penggunaan teknologi secara luas dan
efisien memerlukan penyesuaan di bidang kelembagaan dan
ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat dimanfaatkan.
3. Teori pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai
faktor mengenai faktor – faktor apa yang menentukan
kenaikan ouput per kapita dalam jangka panjang, dan
mengenai bagaimana faktor mengenai bagaimana faktor –
faktor tersebut berinteraksi faktor satu sama lain sehingga
terjadi proses pertumbuhan.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan


ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu.

Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi


1. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat


faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah
penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas tanah, dan
kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun
menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak
faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan
perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori pertumbuhan mereka, dikemukanan suatu teori yang
menjelaskan perkaitan antara pendapatan per kapita penduduk dan
jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk
optimum. Apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal
adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka
pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan
tetapi jika penduduk semakin banyak maka akan berlaku hukum hasil
lebih yang semakin berkurang,yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan.

2. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan


pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori
ini ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang
akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan
barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam
menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke
pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru
dan mengadakan perubahan dalam organisasi dengan tujuan
mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan
inovasi ini akan memerlukan investasi baru.

3. Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat


yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai
pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang.
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif,
karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan
pembentukan modal tersebut.

4. Teori Pertumbuhan Neo Klasik

Abramovits dan Solow dalan teori pertumbuhan Neo Klasik


mengemukakan bahwa faktor terpenting dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan
pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah
kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran
tenaga kerja. ( Sadono Sukirno ; 433 )

Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

1. Faktor Sumber Daya Manusia


Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana
sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun
demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan
tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian
pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan
oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang
dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat
juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja
cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois,
boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal


Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi


Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya
adalah :
a. Korupsi
Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan
membuat kekacauan dan ketidakefisienan dalam pembelanjaan.
b. Laju inflasi
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan
konsumen karena masyarakat cenderung mengurangi belanja karena
berhati-hati terhadap resiko kenaikkan harga tinggi.

c. Tingkat suku bunga


Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.

d. Kenaikkan harga bahan bakar minyak


Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi nasional karena dampak kebijakan tersebut
menimbulkan “multiplayer effect” menyeluruh terhadap
perekonomian.

e. Situasi keamanan yang tidak kondusif


Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi
yang kokoh dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan. Investor
yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang berperan dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan
modalnya (investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika
keamanan tidak stabil.

Masalah pembangunan di negara berkembang.


Ali-ahli ekonomi telah banyak membuat analisis untuk mengetahui
faktor-faktor yang menjadi penghambat penting kepada usaha
mempercepat pembangunan dinegara-negara tersebut. Kegiatan
pertanian yang tradisional, kekurangan modal dan tenaga ahli,
perkembangan penduduk yang pesat merupakan beberapa faktor yang
penting yang menghalangi berbagai negara untuk berkembang lebih
cepat. Bentuk maslah-masalah tersebut diterangkan dalam uraian
dibawah ini:

1. Pertanian tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian dan
aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan
sektor ini produktivitasnya sangat rendah dan seterusnya
mengakibatkan pendapatan petani yang tidak banyak bedanya dengan
pendapatan pada tingkat subsisten.
Di negara-negara maju, sumbangan relatif sektor pertanian kepada
pendapatan nasional adalah kecil, tetapi pada waktu yang sama
jumlah penduduk yang bekerja disektor ini juga relatif kecil.
Walaupun demikian mereka mampu mengeluarkan hasil-hasil
pertanian yang melebihi kebutuhan keseluruhan penduduknya. Juga
sektor tersebut dapat mewujudkan pendapatan yang tinggi kepada
para petani. Salah satu faktor penting yang menimbulkan keadaan ini
adalah penggunaan teknologi modern disektor pertanian yang
meliputi penggunaan alat-alat pertanian modern dan input-input
pertanian yang lain seperti pupuk, insectisida, fungisida dan
penggunan bibit yang baik yang sudah secara luas dilakukan.
Di banyak negara berkembang lebih setengah dari penduduknya
berada di sektor pertanian. Cara berecocok tanam masih tradisional,
penggunaan input pertanian modern sangat terbatas dan alat-alat
pertanian yang digunakan masih tradisional. Semua ini menyebabkan
tingkat produktivitas sektor tersebut masih sangat rendah dan
merupakan faktor penting yang menimbulkan pendapatan yang
rendah dan masalah kemiskinan yang masih meluas.

2. Kekurangan dana modal dan modal fisikal


Kekurangan modal adalah satu ciri penting dari setiap negara
yang memulai pembangunannya dan kekurangan ini bukan saja
mengurangi kepesatan pembangunan perekonomian yang dapat
dilaksanakan, tetapi juga menyebakan kesukaran kepada negara
tersebut untuk keluar dari keadaan kemiskinan. Perkembangan dan
midernisasi suatu perekonomian memerlukan modal yang sangat
banyak. Infrastruktur harus dibangun, sistem pendidikan harus
dikembangkan dan kegiatan pemerintah harus diperluas. Dan yang
lebih penting lagi berbagai jenis kegiatan perusahaan dan industri
modern harus dikembangkan. Ini berarti pihak pemerintah dan swasta
memerlukan modal yang banyak untuk mewujudkan modernisasi di
berbagai kegiatan ekonomi.

3. Peranan tenaga terampil dan berpendidikan


Tersedianya modal saja tidak cukup untuk memodernkan
suatu perekonomian. Pelaksanaan pemodernan harus ada dengan kata
lain, diperlukan berbagai golongan tenaga kerja yang terdidik seperti
ahli-ahli teknik diberbagai bidang, akuntan dan manajer untuk
melaksanakan proyek-proyek pembangunan. Disamping itu
diperlukan tenaga terampil yang akan menjadi pengawas dan
pelaksana dalam berbagai kegiatan industri.
Tenaga kerja seperti ini memerlukan pendidikan. Dengan demikian,
perkembangan sistem pendidikan merupakan suatu langkah yang
harus dilaksanakan pada waktu usaha pembangunan mulai dilakukan.
Disamping itu mereka memerlukan pengalaman untuk dapat
menjalankan operasi kegiatan modern tersebut secara efisien. Dalam
teori pertumbuhan, schumpeter telah ditunjukan bahwa golongan
pengusaha sangat penting dalam menentukan sampai dimana
perkembangan ekonomi akan tercapai. Mereka adalah golongan yang
akan mengumpulkan modal melalui pinjaman atau mengumpulkan
dana sendiri dan mengembangkan kegiatan perusahaan dan industri.

4. Perkembangan penduduk pesat


Mengenai sifat penduduk negara-negara berkembang, terdapat
dua ciri penting yang menimbulkan efek yang buruk kepada usaha
pembangunan, yaitu: (i) dibeberapa negara jumlah penduduknya
relatif besar dan (ii) tingkat perkembangan penduduk sangat cepat.
Hal yang dinyatakan dalam (i) tidak sukar untuk melihatnya. India
dan China adalah dua negara yang terbanyak penduduknya di dunia.
Kedua negara ini meliputi sebanyak hampir 40% dari penduduk
dunia. Negara-negara lain seperti Indonesia, Vietnam, Pakistan dan
Bangladesh merupakan contoh lain negara yang mempunyai jumlah
penduduk yang besar. Negara-negara seperti itu menghadapi masalah
pembangunan yang lebih serius dari negara-negara berkembang yang
relatif kecil penduduknya.
Ciri yang dinyatakan dalam (ii) memperburuk akibat negatif
penduduk terhadap pembangunan ekonomi. Perkembangan penduduk
sejak perang dunia kedua yang lalu menunjukkan pertambahan dalam
tingkat pertumbuhannya. Sebelum perang dunia kedua, tingkat
pertambahan penduduk diberbagai negara-negara maju dan
berkembang, mencapai tingkat disekitar 1%. Tetapi sejak perang
dunia kedua tingkat pertumbuhan penduduk mencapai rata-rata lebih
dari 2%, hal ini menimbulkan masalah eksplosi atau perledakan
penduduk dinegara-negara berkembang.

5. Masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik


Aspek diatas dalam mempengaruhi pertumbuhan tidaklah
dipersoalkan dalam analisis-analisis ekonomi negara maju. Sistem
politik mereka sudah berkembang dengan sempurna, institusi
ekonomi dan sosial juga telah berkembang, sistem sosial dan
kebudayaan tidak menimbulkan hambatan yang serius kedapa
perkembangan kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu dalam analisis
pertumbuhan ekonomi dinegara maju faktor itu tidak
dipertimbangkan dan didiskusikan. Di negara berkembang hal itu
tidak dapat dilakukan oleh karena faktor institusional, sosial,
kebudayaan dan politik seringkali sangat penting pengaruhnya keatas
kepesatan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi yang pesat memerlukan situasi politik yang
stabil. Faktor sosial dan kebudayaan juga besar pengaruhnya kepada
pembangunan. Berbagai bentuk perubahan institusional adalah
penting untuk mempercepat dan mempertingi efisiensi pembangunan
ekonomi.

Kebijakan mempercepat pembangunan


Semenjak akhir perang dunia kedua, seperti sudah dinyatakan,
berbagai Negara membangun telah berusaha untuk mempercepat
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi agar taraf kemakmuran
masyarakatnya dapat ditingkatkan. Beberapa Negara telah mencapai
pembangunan dan perkembangan kemakmuran yang cukup besar.
Walau bagaimanapun terdapat juga Negara-negara yang belum
mampu memperkembangkan ekonominya.
Kestabilan politik dan ekonomi merupakan syarat paling penting
yang perlu dipenuhi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
pesat. Disamping itu, kebijakan pembangunan pemerintah dan
pendekatan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan sumber-
sumber yang tersedia, sangat penting peranannya di dalam usaha
untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Berdasarkan kepada pengalaman pembangunan di berbagai Negara,
analisis berikut menguraikan kebijakan-kebijakan yang selalu
dijalankan untuk mempercepat pertumbuhan dan pemangunan
ekonomi.

* Kebijakan Diversifasi kegiatan ekonomi


Kebijakan Diversifikasi adalah kebijakan pemerintah untuk
membangun perekonomian dengan cara mengembangkan kegiatan
ekonomi di sektor yang baru dan lebih modern seperti sektor
pertambangan dan industri pengolahan, dan mengembangkan
penanaman komoditi ekspor seperti kelapa sawit dan karet.
Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan per
kapitanya biasanya merupakan Negara pertanian tradisional yang
sangat rendah tersebut. Dengan demikian, untuk memajukan
ekonominya, Negara berkembang perlu melakukan pembaruan dalam
corak kegiatan ekonomi masyarakat.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan
kegiatan ekonomi yang ada. Untuk mencapai tujuan ini, dalam
kegiatan pertanian yang tradisional perlulah usaha-usaha dilakukan
untuk membuat pembaruan agar produktivitas semakin meningkat.
Memperkenalkan input yang lebih modern seperti menyediakan bibit
yang tinggi produktivitasnya, memperkenalkan input modern yang
lain dan memperkenalkan cara penanaman dan pemeliharaan
tanaman yang lebih baik, perlu dilakukan.
Langka yang lebih penting adalah mengembangkan kegiatan
ekonomi yang baru yang dapat mempercepat transformasi kegiatan
ekonomi dari yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang
modern. Didalam persoalan ini langkah yang penting adalah
mendorong perkembangan sector manufaktor. Ekonomi yang
semakin maju akan memerlukan berbagai jenis barang industry.
Perkembangan ekonomi juga akan memerlukan barang konsumsi
yang lebih banyak yang biasanya dihasilkan oleh sector industry.
Seterusnya sector ini dapat didorong untuk mengekspor produksinya
ke Negara lain. Dalam era globalisasi kegiatan mengekspor barang
indnustri akan menjadi bertambah penting.

* Mengembangkan Infrastruktur
Moderenisasi ekonomi memerlukan infrastruktur yang
modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur
untuk berkembang. Jalan dan jembatan, lapangan terbang, pelabuhan,
kawasan perindustrian, irigasi, dan penyediaan air, dan jaringan
telepon perlu dikembangkan. Berbagai jenis infrastruktur ini sangat
diperlukan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan efisiensi
operasinya. Akan tetapi, disebabkan sifat dari jasa-jasa yang
disediakan, pihak swasta tidak akan melakukan perkembangannya.
Kebanyakan jasa-jasa tersebut merupakan “barang publik” (public
good) dan sukar untuk mengembangkan infrastruktur tersebut sangat
besar dan tidak ekonomis apabila dikembangkan oleh pihak swasta.
Dengan demikian pengembangan infrastruktur untuk menggalakkan
pembangunan ekonomi merupakan tanggung jawab pemerintah.
Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan pembangunan
ekonomi. Pada tahap pembangunan yang rendah, infrastruktur yang
diperlukan masih terbatas. Pada tingkat ini penumpuan
perkembangan adalah untuk membangun jalan, jembatan, irigasi,
listrik dan infrastruktur lain dalam taraf yang sederhana. Semakin
maju suatu perekonomian, semakin banyak infrastruktur yang
diperlukan. Dengan mengembangkan infrastruktur harus secara terus
menerus dilakukan dan harus diselaraskan dengan kemajuan ekonomi
yang telah dicapai dan yang ingin diwujudkan pada masa depan.

* Meningkatkan tabungan dan investasi


Pendapat masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan
masyarakat rendah. Sedangkan pembangunan tabungan yang besar
untuk membiayai investasi yang dilakukan. Kekurangan investasi
selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat
pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, satu syarat penting yang
perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi adalah meningkat kan tabungan masyarakat. Untuk
mewujudkan hal ini sistem bank perlu dikembangkan. Sistem bank
dan institusi keuangan lain dan pasaran keuangan seperti pasaran
saham dan pasaran bond, dapat memberikan sumbangan penting
kepada usaha meningkatkan tabungan.
Pada tahab awal dari pembangunan tabungan yang dapat diciptakan
masyarakat adalah jauh lebih rendah dari biaya yang diperlukan
untuk mempercepat pembangunan. Oleh sebab itu pinjaman dan
sumber keuangan lain dari luar negara diperlukan biasanya
pinjaman terutama diperlukan pemerintah untuk membangun
infrastruktur yang perlu disediakan untuk mendorong perkembangan
kegiatan ekonomi.
Tabungan yang diciptakan didalam negeri tidak dengan sendirinya
mewujudkan pembangunan. Diperlukan kegiatan inventasi untuk
menggunakan tabungan tersebut. Oleh sebab itu pihak swasta perlu
didorong dan dibantu untuk menggunakan tabungan tersebut dalam
kegiatan investasi, kekurangan minat swasta untuk meminjam dan
melakukan investasi dapat menimbulkan efek buruk kepada usaha
memcepat pertubuhan ekonomi. Dengan kata lain, usaha pemerintah
untuk mendorong pihak swasta menggunakan tabungan yang
tersediah untuk melakukan penanaman modal merupakan langkah
penting yang perlu disediakan.
Menarik investor asing selalu dilakukan berbagi negara sebagai salah
satu usaha untuk mempercepat perkembangan inventasi. Menggalkan
penanaman modal asing akan memberikan beberapa sumbangan
penting dalam pembangunan, yaitu; (i)penanaman modal asing
menyediakan modalnya sendiri, (ii) akan memindahkan teknologi
dan kepakaran lain kenegara yang didatangi nya, (iii) meningkatkan
penggunaan teknologi modern, (iv) kerap kali usaha mereka dapat
meningkat ekspor.

* Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat


Dari segi pandangan individu maupun dari segi negara secara
keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang sangat
berguna untuk pembangunan ekonomi. Disatu pihak, untuk
memperoleh pendidikan memerlukan waktu dan uang. Akan tetapi
pada masa yang berikutnya, yaitu setelah pendidikan diperlukan,
masyarakat dan individu akan memperoleh manfaat daripada
peningkatan dalam taraf pendidikan. Pertama-tama, individu yang
memperoleh pendidikan cendrung akan memperoleh pendapatan
yang lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula
pendapatan yang mungkin diperoleh.
Seterusnya kepada masyarakat secara keseluruhan, peningkatan
dalam taraf pendidikan memberi beberapa manfaat yang boleh
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sumbangan dari taraf
pendidikan yang semakin meningkat kepada pertumbuhan ekonomi
adalah: (i) manajemen perusahaan-perusahaan modern yang
dikembangkan semakin efisien, (ii) penggunaan teknologi modern
dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang, (iii)
pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran
masyarakat, dan (iv) berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga terampil
yang diperlukan berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.

* Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan


Pembangunan ekonomi harus secara terus menerus diikuti
oleh pengembangan insititusi insititusi yang dapat memberikan
dorongan kepada mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi.
Pertama-tama administrasi pemerinta perlu menggeser prioritas
kegiatannya dari menjalankan administrasi Negara kepada suatu
institusi yang dapat memberikan dorongan kepada usaha
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Untuk tujuan ini administrasi
pemerintah perlu menjalankan kegiatan yang bersifat membantu
perkembangan kegiatan ekonomi. Sebagai contoh, administrasi
pemerinta harus mampu mengembangkan berbagi bentuk
infrastruktur dan sistem pendidikan dengan efisiensi dan sesuai
dengan yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.
Langkah yang kedua yang perlu dilakukan adalah mengembangkan
institusi-institusi yang secara langsung bertindak sebagai badan yang
membantu kegiatan pembangunan ekonomi. Satu institusi, misalnya,
perlu didirikan khusus untuk membantu perkembangan sector
industry. Dalam sector pertanian diperlukan satu atau beberapa
agensi yang dapat membantu petani untuk menjalankan kegiatan
secara modern dan menyediakan input untuk usaha pemoderan ini.
Lebih banyak institusi lain biasanya dikembangkan untuk
menggalakkan perkembangan di berbagai sector seperti institusi
untuk mengembangkan pelancongan, institusi untuk menarik
investasi asing dan institusi untuk mengembangkan kegiatan industry
disuatu kawasan tertentu.
Mengembangkan institusi pendidikan dari tingkat sekolah, pra
universitas, diploma hingga tingkat universitas perlu dilakukan. Telah
ditekankan bahwa pendidikan merupakan syarat yang tak terpisahkan
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Maka,
dalam usaha mempercepat pembangunan ekonomi, program
mengembangkan sistem dan institusi pendidikan perlu dijalankan.

* Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi


Kebijakan pemerintah yang konvensional yaitu kebijakan
fiscal dan moneter. Kebijakan fiscal sendiri adalah kebijakan
ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola/mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan
cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi,
kebijakan fiscal mempunyai tujuan yang sama persis dengan
kebijakan moneter. Perbedaan nya terletak pada instrument
kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang beredar, maka dalam kebijakan fiscal
pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluaranya.
Dalam buku teks teori ekonomi makro, penerimaan pemerintah
diasumsikan berasal dari pajak (tax), sehingga notasi yang digunakan
untuk pemerintah (government expenditure), seperti yang telah
dibahas dalam bagian-bagian sebelumnya.
Sedangkan kebijakan moneter sendiri adalah upaya mengendalikan
atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan
dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Yang dimaksud dengan
kondisi lebih baik adalah meningkatkan output keseimbangan dan
atau terpeliharanya stabilitas harga. Melalui kebijakan moneter
pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi
jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan
ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.
Kebijakan moneter merupakan alat yang digunakan oleh bank sentral
untuk mengontrol kuantitas uang dalam perekonomian. Sebagian
besar ekonom sepakat bahwa kuantitas uang yang ditawarkan
mempengaruhi tingkat output, tingkat bunga dan tingkat
pengangguran, serta tingkat harga keseluruhan.
Daftar Pustaka:
 Sukirno, Sadono.2011. Makroekonomi Teori Pengantar. PT
Raja Grafindo Persada: Jakarta
 Nurul Huda. 2008. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan
Teoretis. Jakarta: Kencana.
 Sadono Sukirno. 2015. Makro Ekonomi. Jakarta: Rajawali
Pers.
 Adiwarman Karim. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta:
PT Rajawali Pers.
 Boediono. 2018. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

BAB IX

Konsep Dualisme, Dualisme Sosial, Dualisme Ekologis, Dualisme


Teknologi, Dualisme Keuangan, Dualisme Regional, Pengaruh
Dualisme Pada Pembangunan

A. Konsep Dualisme

Dualisme merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan


dalam ekonomi pembangunan terutama kalau kita
membicarakan kondisi sosial-ekonomi NSB. Konsep ini
menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya
dan miskin, dan perbedaan antara berbagai golongan
masyarakat yang terus meningkat.
Konsep dualisme mempunyai 4 unsur pokok yaitu :
1. Dua keadaan yang berbeda di mana sebagian bersifat
"superior" dan lainnya bersifat "inferior" yang bisa hidup
berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Misalnya
hidup berdampingannya antara metoda produksi moderen
dan tradisional pada sektor perkotaan dan pedesaan, antara
orang kaya berpendidikan tinggi dengan orang miskin yang
tidak berpendidikan sama sekali, antara negara-negara
industri yang kuat dan kaya dengan negara-negara lemah.
Semua itu merupakan penjelmaan dari keadaan yang dualistis.
2. Kenyataan hidup berdampingan itu bersifat kronis dan bukan
transisional. Keadaan tersebut bukan fenomena yang
sementara, yang karena waktu, perbedaan antara keadaan
yang superior dengan inferior itu akan hilang dengan
sendirinya. Dengan kata lain, hidup berdampingannya
antara kemakmuran dan kemiskinan secara internasional
bukanlah suatu fenomena yang sederhana yang bisa hilang
karena proses waktu semata.
3. Derajat superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukkan
kecenderungan yang menurun, bahkan terus meningkat.
Misalnya, perbedaan produktivitas antara industri-industri di
negara maju dengan di NSB tampak semakin jauh dari tahun
ke tahun.
4. Keterkaitan antara unsur superior dan unsur inferior tersebut
menunjukkan bahwa keberadaan unsur superior tersebut
hanya berpengaruh kecil sekali atau bahkan tidak berpengaruh
sama sekali dalam mengangkat derajat unsur inferior. Bahkan
kenyataannya, unsur yang superior tersebut sering kali
justru menyebabkan timbulnya kondisi keterbelakangan
(underdevelopment).
Berdasarkan konsep-konsep di atas, maka dualisme dapat
dibedakan dalam beberapa macam yaitu :
a. Dualisme Sosial
Dikemukakan oleh profesor Boeke, yang mengatakan
bahwa di dalam suatu masyarakat mungkin terdapat dua
sistem sosial yang sangat berbeda. Kedua-duanya wujud
secara berdampingan dimana yang satu tidak dapat
sepenuhnya menguasai yang lainnya. Sistem sosial yang satu
modern sedang yang lainnya tradisional. Sistem sosial yang
lebih modern ini terutama berasal dari negara-negara barat.

b. Dualisme Teknologi
Dalam menelaah mengenai dualisme di negara berkembang
dua ahli ekonomi yaitu Higgins dan Myint telah melakukan
suatu studi tentang dualisme ini. Higgins menekankan
kepada adanya dualisme di bidang teknologi. Yang
dimasud dengan dualisme teknologi adalah suatu keadaan
dimana di dalam sesuatu bidang kegiatan ekonomi tertentu
digunakan teknik memproduksi dan organisasi produksi
yang sangat berbeda sekali coraknya, dan mengakibatkan
perbedaan yang besar sekali dalam tingkat produktivitas.

c. Dualisme Finansial
Sedang Myint lebih banyak menyoroti masalah lembaga
keuangan di negara berkembang. Analisa Myint mengenai
pasar yang yang melahirkan adanya dualisme finansiil.
Pengertian itu dapat dijelaskan dalam dua golongan yaitu :
a) adanya pasar uang yang memiliki organisasi yang
sempurna (organized money market), b) adanya pasar uang
yang tidak terorganisir sama sekali (unorganization money
market).
Untuk pasar uang yang pertama meliputi Bank-bank
komersiil dan Badan-badan keuangan lainnya. Hal ini
terutama terdapat dikota-kota besar dan pusat-pusat
perdagangan. Sedang pasar uang jenis yang kedua adalah
bentuk pasar uang yang bukan berbentuk institusional
terdiri dari tuan-tuan tanah, pedagang-pedagang perantara.
Biasanya pasar uang jenis ini sangat menonjol untuk daerah
pedesaan yang terkenal dengan renternir dan sistem ijon.
Adanya kebutuhan yang mendesak akan uang
mengakibatkan cara tersebut yang mudah dijangkau oleh
masyarakat di pedesaan.
d. Dualisme Regional
Pada tahun 1960 an banyak orang mulai
membicarakan mengenai masalah dualisme regional. Yang
dimaksud dengan dualisme regional ini adalah
ketidakseimbangan tingkat pembangunan di berbagai
daerah dalam suatu negara. Akibat dari ketidakseimbangan
dalam pembangunan mengakibatkan adanya jurang
perbedaan tingkat kesejahteraan antar berbagai daerah dan
selanjutnya menimbulkan masalah sosial dan politik.
Sebagai contoh misal dualisme antara kota dengan desa,
dualisme antara Pemerintahan Pusat dengan Pemerintahan
Daerah.
Adanya berbagai macam tersebut jelas kurang menguntungkan
bagi pembangunan, sebab akibat yang dapat ditimbulkan dapat
berupa ada perbedaan yang menyolok antara golongan kaya dan
miskin dimana perbedaan ini semakin lama semakin melebar
dengan distribusi pembagian pemerataan pendapatan menjadi
timpang. Di samping itu kemajuan di bidang teknologi juga akan
memberikan pengaruh terhadap tingkat kesempatan kerja yang ada.
Dualisme teknologi melahirkan akibat buruh terhadap lajunya
pembangunan dan kaharmonisan proses pembangunan.

Pengaruh Dualisme Dalam Pembangunan Ekonomi


Dualisme terkait sekali dengan adanya dua kekuatan berbeda
yang hidup berdampingan dalam waktu yang sama. Dalam uraian
diatas telah dijelaskan mengenai beberapa jenis dualisme yang
berkembang dalam Negara Sedang Berkembang (NSB). Mulai dari
sistem sosial, ekologis, teknologi, finansial sampai regional,
semuanya di pengaruhi oleh sistem dualisme ini.
Akibat adanya dua unsur yang berbeda, tidak dapat dipungkiri
bahwa dualisme ini memberikan efek yang negatif dalam
perekonomian yang perkembangannya masih belum begitu tinggi.
Seperti halnya pada negara yang sedang berkembang. Sebagian
besar kegiatan-kegiatan ekonomi pada negara berkembang masih
dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik yang sederhana
dan tradisional. Konsep tradisional ini tentunya akan membawa
dua dampak yang mendasar dalam sistem perekonomian serta
sistem sosial yang ada pada masyarakat. Pertama, dengan sistem
yang masih tradisional produktivitas yang dihasilkan akan rendah.
Kedua, terbatasnya usaha yang menuju ke arah pembaharuan atau
perubahan. Adanya sikap takut akan pembaharuan, akan
mengakibatkan produktivitas yang rendah tidak akan mengalami
perubahan dari masa ke masa. Hal ini akan membawa dampak
yang kurang baik terhadap mekanisme pasar, atau yang biasa kita
sebut dengan ketidak sempurnaan pasar.
Dalam pasar yang sempurna, faktor-faktor produksi memiliki
mobilitas yang tinggi dan dapat saling menggantikan satu sama
lain. Hal ini tidak terjadi di negara yang memiliki
ketidaksempurnaan pasar. Adanya sektor tradisional dan sektor
modern menyebabkan adanya perbedaan tingkat upah yang
diterima oleh setiap individu. Penguasaan teknologi menjadi dasar
dalam menghitung upah setiap orang dan pendidikan serta
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam bekerja akan
menjadi penentu upah bagi masing-masing individu.
Selain itu, ketidaksempurnaan pasar sering kali disebabkan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai keadaan
pasar. Para pekerja tidak menyadari tentang adanya kesempatan
kerja yang lebih baik di sektor atau di daerah lain. Para petani tidak
mengetahui adanya cara untuk meningkatkan produksi dan para
pengusaha tidak menyadari kemungkinan untuk mengembangkan
pasar dalam negeri maupun luar negeri. Adanya kuasa monopoli
dalam perdagangan di sektor tradisional merupakan salah satu
contoh ketidaksempurnaan pasar di negara miskin.
Dalam suatu pasar yang sempurna, para pelaku ekonomi
dianggap rasional. Artinya, setiap orang akan berusaha mencapai
tingkat kepuasan maksimum. Pengamatan yang dilakukan di NSB
menunjukkan hasil yang sebaliknya, yaitu masyarakat tidak
berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dan tidak responsif pada
rangsangan baik yang terjadi dalam pasar. Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa sikap masyarakat terhadap perkembangan pasar
merupakan salah satu faktor yang menimbulkan
ketidaksempurnaan pasar di NSB.
Pengaruh ketidaksempurnaan pasar terhadap tingkat produksi
dalam suatu masyarakat dapat ditunjukkan dengan menggunakan
kurva kemungkinan produksi (produstion possibillities curve),
yaitu seperti pada gambar 1.1

Kurva AB adalah kurva kemungkinan produksi negara yang


tingkat pembangunannya relatif rendah, sedangkan kurva PQ
menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara yang
sudah maju. Kurva kemungkinan produksi ini menunjukkan
kemampuan maksimum suatu negara untuk menghasilkan barang
industri, barang pertanian atau kombinasi dari golongan barang
tersebut. Apabila gabungan barang industri dan barang pertanian
ditunjukkan dalam oleh salah satu titik pada kurva tersebut, maka
keadaan itu berarti bahwa sumber daya di negara tersebut
digunakan secara penuh (full employment). Negara yang lebih
maju kemampuan memproduksinya lebih besar daripada negara
yang lebih miskin. Oleh karenanya kurva kemungkinan
produksinya (PQ) adalah lebih jauh dari titik O jika dibandingkan
dengan kurva kemungkinan produksi dari negara yang lebih
miskin (AB).
Walaupun kemampuan negara yang relatif miskin dalam
memproduksi barang pertanian dan barang industri lebih terbatas,
negara yang seperti itu sering kali tidak mampu mencapai batas
produksi maksimalnya. Salah satu sebabnya yang penting adalah
karena adanya ketidaksempurnaan pasar. Pada umumnya tingkat
produksi yang dicapai dalam negara yang relatif miskin adalah
pada titik dibawah kurva kemungkinan produksi AB, misalnya
pada titik M. Apabila tingkat produksi seperti yang ditunjukkan
oleh titik M, maka keadaan tersebut menunjukka bahwa walaupun
tidak dilakukan perbaikan dalam teknologi, akan tetapi apabila
dilakukan perbaikan dalam bidang institusional dan organisasi
produksi, jumlah produksi dapat diperbesar lagi. Berarti tingkat
produksi yang baru akan ditunjukkan oleh titik-titik yang terletak
lebih dekat dari kurva AB atau pada kurva itu. Keadaan yang baru
ini misalnya adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik N 1atau
N2 yang berarti bahwa tingkat produksi nasional telah bertambah
tinggi. Titik N1meunjukkan bahwa tingkat produksi barang
pertanian menjadi lebih tinggi, sedangkan titik N1 menggambarkan
bahwa pertambahan produksi yang terjadi di sektor industri.
Negara miskin, selain kemampuannya dalam memproduksi
produk pertanian dan produk industri yang masih relatif terbatas,
juga seringkali tidak mampu mencapai batas produksi yang
maksimal. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya
ketidaksempurnaan pasar. Di samping adanya beberapa pengaruh
negatif dari adanya dualisme sosial terhadap pembangunan,
selanjutnya sering dinyatakan pula bahwa adanya dualisme dalam
tingkat teknologi yang digunakan dapat menimbulkan dua keadaan
yang mungkin mempengaruhi lajunya
tingkat pembangunan ekonomi.
· Pertama, dualisme teknologi terlahir sebagai akibat
dari perusahaan modal asing atas sektor modern, sebagian besar
dari keuntungan yang diperoleh dari modal asing akan dibawah ke
luar negeri.
· Kedua, dualisme teknologiakan membawa tiga dampak
negatif, yaitu: membatasi kemampuan sektor modern dalam
menciptakan kesempatan kerja, membatasi kemampuan sektor
pertanian untuk berkembang, memperburuk masalah pengangguran.
Jika hambatan hambatan-hambatan yang
ditimbulkannya terhadap perkembangan kesempatan kerja
dan perkembangan sektor pertanian, dan terdapatnya kemungkinan
untuk mempercepat perkembangan produksi diposisikan sederajat,
kemudian perbandingan efek positif dan negatif yang ditimbulkan,
maka dualisme teknologi tidaklah salah dan tidak memperkukuh
kemiskinan yang ada di NSB (negara sedang berkembang). Tanpa
adanya sektor modern, NSB mungkin akan mengelami
pertumbuhan yang lebih lambat daripada yang telah dicapainya
pada masa lalu.

Analisis Konsep Dualisme Terhadap Pembangunan Ekonomi


Seperti tertulis diatas, dualisme sendiri sudah jelas
menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan
miskin, dan perbedaan antar golongan masyarakat yang terus
meningkat.
Dalam 4 unsur pokok konsep dualisme, terdapat dua keadaan
yang berbeda dimana sebagian besifat superior dan yang
lain inferior dan bisa hidup berdampingan dalam waktu dan ruang
yang sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa kenyataan hidup
berdampingannya antara kemakmuran dan kemiskinan secara
internasional bukan sesuatu yang dalam hilang karena proses
waktu semata. Dapat kita lihat pada kenyataannya sendiri
perbedaan produktivitas industri-industri di negara maju dengan di
negara sedang berkembang tampak semakin jauh dari tahun
ketahun. Hal ini karena adanya keterkaitan antara unsur superior
dan unsur inferior yang menunjukkan keberadaan unsur superior
hanya berpengaruh kecil atau bahkan tidak berpengaruh sama
sekali dalam mengangkat derajat unsur inferior.
Lalu, bagaimanakah efeknya terhadap negara sedang
berkembang? Jelas tidak dapat dipungkiri bahwa akan memberikan
efek negatif dalam perekonomian yang perkembangannya masih
belum begitu tinggi. Di negara sedang berkembang sendiri,
sebagian besar kegiatan ekonominya masih menggunakan teknik
yang sederhana atau dalam kata lain tradisional.
Dengan menggunakan teknik-teknik yang tradisional atau
sangat sederhana menyebabkan produktivitas rendah, dan pola
pikir tradisional menyebabkan usaha-usaha untuk mengadakan
perubahan atau pembaharuan sangat terbatas. Kemudian, adanya
keterbatasan usaha yang menuju ke arah pembaharuan yang mana
keterbatasan ini timbul akibat adanya sikap takut akan
pembaharuan yang mengakibatkan produktivitas tidak akan
mengalami perubahan (peningkatan) dimasa yang akan datang atau
tidak akan mengalami perubahan yang berarti dari masa ke masa.
Kemudian, apa yang akan terjadi? Tentu akan berdampak
kurang atau bahkan tidak baik terhadap mekanisme pasar atau
ketidaksempurnaan pasar. Jika dalam pasar yang sempurna faktor-
faktor produksi memiliki mobilitas tinggi dan saling
menguntungkan satu sama lain, ini tak akan terjadi di negara yang
memiliki ketidaksempurnaan pasar.
Dikarenakan adanya sektor tradisional dan sektor modern
menyebabkan adanya perbedaan tingkat upah yang diterima tiap-
tiap individu dimana penguasaan teknologi menjadi dasar dalam
menghitung upah setiap orang. Dan, pendidikan serta keterampilan
seseorang dalam bekerja akan menjadi penentu upah bagi tiap-tiap
individu. Ditambah lagi, kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai keadaan sehingga para pekerja tidak menyadari adanya
kesempatan kerja yang lebih baik di sektor atau di daerah lain. Dan,
orang-orang yang bekerja disektor pertanian tidak mengetahui cara
untuk meningkatkan produksi serta tidak menyadari kemungkinan
untuk mengembangkan pasar dalam maupun luar negeri.
Dapat dikatakan dalam hal ini, sikap masyarakat terhadap
perkembangan pasar merupakan salah satu faktor yang
menimbulkan ketidaksempurnaan pasar di negara sedang
berkembang (NSB). Akibat dari berbagai macam keadaan yang
menimbulkan ketidaksempurnaan pasar menyebabkan
sumberdaya-sumberdaya yang terdapat di negara sedang
berkembang (NSB) tidak dapat digunakan secara efisien.
Tentu hal tersebut tidak saja menimbulkan pengangguran pada
berbagai sumberdaya, tetapi juga mengakibatkan penggunaan
sumberdaya tersebut tidak selalu diarahkan kepada sektor dan
kegiatan yang potensi pekembangannya relatif lebih baik.
Disamping itu, terdapat juga pengaruh dualisme dalam tingkat
teknologi dimana dualisme teknologi ini terlahir sebagai akibat
dari perusahaan modal asing atas sektor modern yangmana
sebagian besar keuntungannya akan dibawa ke luar negeri. Dalam
hal ini juga, dapat membatasi kemampuan sektor modern dalam
menciptakan kesempatan kerja, membatasi kemampuan sektor
pertanian, dan memperburuk masalah pengangguran. Sehingga,
meskipun prinsipnya pembangunan itu bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, namun
realitasnya manfaat pembangunan seringkali hanya dinikmati oleh
segolongan kecil penduduk negara sedang berkembang (NSB). Hal
ini dapat menyebabkan adanya jurang tingkat pendapatan semakin
bertambah dan pembangunan belum sanggung menciptakan
kesempatan kerja yang seimbang dengan pertambahan tenaga kerja,
sehingga tingkat pengangguran semakin buruk.
Jika hambatan-hambatan yang ditimbulkannya terhadap
perkembangan kesempatan kerja dan perkembangan sektor
pertanian, dan terdapatnya kemungkinan untuk mempercepat
perkembangan produksi diposisikan sederajat, kemungkinan
perbandingan efek positif dan negatif yang ditimbulkan, maka
dualisme ini tidaklah salah dan tidak memperkukuh kemiskinan di
NSB (negara sedang berkembang). Tanpa adanya sektor modern,
NSB mungkin akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat
daripada yang telah dicapainya pada masa lalu.

Daftar Pustaka :

- BAB 10 ‘Masalah Dualisme Pembangunan’ Rowland B. F.


Pasaribu
- http://Kusumarini-endah.blogspot.co.id/ dengan judul
‘Dualisme dalam Perekonomian’ , post November 2013
- http://mosok-kita.blogspot.co.id/ dengan judul ‘Masalah
Dualisme Pembangunan’, post Desmber 2014

BAB X

Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah, Teori Pertumbuhan


dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Paradigma Baru Teori
Pembangunan Daerah, Perencanaan Pembanguna Daerah,
Tahap-tahap Perencanaan Pembangunan Daerah, Peran
Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah

A. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah.

Pada kesempatan ini, kami akan coba membahas pengertian


pembangunan ekonomi daerah. Namun, sebelum kita membahas
lebih jauh tentang pengertian pembangunan ekonomi daerah, ada
baiknya jika kita membahas tentang pengertian daerah.
Menurut Arsyad (2010: 373) dari tinjauan aspek ekonomi, daerah
mempunyai 3 definisi, yaitu:
1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi
terjadi dan di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-
sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain tercermin
dari segi pendapatan per kapitanya, sosial-budayanya, geografisnya,
dan lain sebagainya. Daerah dalam definisi seperti ini disebut
dengan daerah homogen.
2. Suatu daerah dianggap sebagai suatu “ruang ekonomi” yang
dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah
dalam definisi seperti ini disebut dengan daerah nodal.
3. Suatu daerah adalah suatu “ruang ekonomi” yang berada di
bawah satu administrasi tertentu, seperti satu provinsi, kabupaten,
kecamatan, dan sebagainya. Jadi, daerah disini didasarkan atas
pembagian administratif suatu negara. Daerah dalam definisi
seperti ini disebut dengan daerah perencanaan atau daerah
administrasi.
Setelah kita mengetahui definisi daerah menurut Arsyad tadi,
sekarang kita akan membahas pengertian pembangunan ekonomi
daerah. Pengertian pembangunan ekonomi daerah ini kami kutip
juga dari bukunya Lincolin Arsyad yang berjudul “Ekonomi
Pembangunan”.
Menurut Arsyad (2010: 374) pembangunan ekonomi daerah adalah
suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola setiap sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada
penekanannya terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada ciri khas (unique value) dari daerah yang
bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan
potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik
secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada
pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut
dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja
baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses, yaitu suatu
proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru,
pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas
tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang
lebih baik, identifikasi pasar-pasar, alih ilmu pengetahuan, dan
pembangunan perusahaan-perusahaan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan
utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk
masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,
pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah (beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan
menggunakan setiap sumber daya yang ada) harus mampu
menaksir potensi setiap seumber daya yang diperlukan untuk
merancang dan membangun perekonomian daerah.
B. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor
apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-
faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadilah
proses pertumbuhan.
Pembangunan dan pertumbuhan merupakan dua hal yang
berbeda. Pertumbuhan Ekonomi berkaitan dengan proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Sedangkan Pembangunan memiliki makna yang
lebih luas. Peningkatan produksi merupakan salah satu ciri pokok
dalam proses pembangunan. Selain peningkatan produksi
(produkctive resources) dintara sektor-sektor kegiatan ekonomi,
perubahan pada pola pembagian (distribusi) kekayaan dan
pendapatan diantara berbagai golongan pelaku ekonomi,
perubahan pada kerangka kelembagaan (institutional framework)
dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

A. Teori Pertumbuhan Oleh Teori Adam Smith


Adam Smith sering kali disebut sebagai “bapak” dari ilmu
ekonomi modern. Dia sebenarnya lebih dikenal dengan Teori Nilai
yaitu teori yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai
atau harga suatu barang. Dalam bukunya yang monumental “An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”,
dapat dilihat tema pokoknya mengenai bagaimana perekonomian
kapitalis tumbuh.

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5


tahap yang berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa
beternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan, dan tahap
perindustrian. Menurut teori ini masyarakat bergerak dari
masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis.
Adam Smith memandang pekerja sebagai salah
satu input (masukan) bagi proses produksi. Dalam upaya
meningkatkan produktivitas teanaga kerja diperlukan pembagian
kerja. Spesialisasi yang dilakukan oleh setiappelaku ekonomi tidak
lepas dari faktor-faktor pendorong seperti: 1) peningkatan
keterampilan kerja, dan 2) penemuan mesin-mesin yang
menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi jika tahap
pembangunan ekonmi telah menuju ke sistem perekonomian
modern yang kapitalis.
Secara garis besar, pemikiran Adam Smith bertumpu pada
akselerasi sistem produksi suatu negara. Sistem produksi suatu
negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu (Budiono, 1992: 7-8)
* sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah);
* sumber daya manusia (jumlah penduduk);
* stok barang kapital yang ada.
Menurut Adam Smith, sumber-sumber alam merupakan wadah
yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat.
Jumlah sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas
maksimal bagi pertumbuhan perekonomian tersebut. Artinya,
selama sumber-sumber ini belum sepenuhnya dimanfaatkan maka
pertumbuhan ekonomi masih tetap bisa ditingkatkan. Selanjutnya
unsur jumlah penduduk dan stok kapital menentukan besarnya
output masyarakat dari tahun ke tahun. Tetapi apabila output terus
meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan sepenuhnya
dimanfaatkan (dieksploitasi) hingga batas ketersediaannya. Tingkat
ketersediaan sumber daya alam ini akan menjadi batas atas dari
pertumbuhan suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi (dalam
arti pertumbuhan output dan pertumbuhan penduduk) akan
berhenti apabila batas atas ini dicapai.
Unsur yang kedua adalah sumber daya manusia atau jumlah
penduduk. Dalam proses pertumbuhan output, unsur ini dianggap
mempunyai peranan pasif, dalam arti bahwa jumlah penduduk
akan menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Misalnya
apabila stok kapital yang tersedia membutuhkan pekerja 1 juta
orang untuk menggunakannya, sementara jumlah tenaga kerja yang
tersedia hanya 900 ribu orang maka jumlah penduduk yang akan
menempati pekerjaan itu akan cenderung meningkat sehingga
tenaga kerja yang tersedia akhirnya akan mencapai 1 juta orang.
Unsur produksi yang ketiga yaitu stok kapital, yang secara aktif
menentukan output. Smith memang memberikan peranan sentral
kepada pertumbuhan stok kapital atau akumulasi kapital dalam
proses pertumbuhan output. Apa yang terjadi dengan tingkat
output tergantung pada apa yang terjadi pada stok kapital. Di
samping itu laju pertumbuhan output juga tergantung pada laju
pertumbuhan stok kapital. Pertumbuhan itu akan terus melaju
hingga akan dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam dan
dukungan sumber daya manusia yang terampil. Peranan modal
dalam teori pertumbuhan menempati posisi sentral yang biasanya
terakumulasi melalui tabungan. Akumulasi kapital menurut Smith
tidak dapat dilepaskan dari perluasan pasar. Pasar merupakan
tempat untuk mendistribusikan hasil produksi. Cakupan pasar
memiliki pengaruh yang sangat luas bagi pemasaran hasil produksi.
Dengan demikian, pada gilirannya maka pasar berpengaruh pula
terhadap perolehan laba, yang berarti kemungkinan
mengakumulasi kapital menjadi semakin besar. Berdasarkan arti
pentingnya pasar dalam proses akumulasi kapital maka Smith
secara khusus menunjuk bahwa potensi pasar akan dapat dicapai
secara maksimalhanya bila, setiap warga masyarakat diberi
kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran dalam
kegiatan ekonominya (Budiono, 1992: 12- 13).
Menurut Adam Smith proses pertumbuhan akan terjadi secara
simultan dan memiiliki hubungan keterkaitan satu dengan
yang lain. Peningkatan kinerja pada suatu sektor akan
meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong
kemajuan tekonologi, meningkatkan spesialisasi, dan memperluas
pasar, hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin
pesat.
Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada
akhirnya harus tunduk terhadap fungsi kendala yaitu keterbatasan
sumber daya ekonomi itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi akan
mulai mengalami perlambatan jika daya dukung alam tidak
mampu lagi mengimbangi aktivitas ekonmi yang ada.
Semua tahap pembangunan tersebut tidak terlepas dar kondisi
dasar, yaitu bahwa pasar yang dihadapi adalah persaingan
sempurna, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Ada banyak penjual dan pembeli di pasar
2. Produk yang dijual bersifat homongen
3. Tidak ada kolusi antara penjual maupun pembeli
4. Semua sumber daya memiliki mobilitas sempurna
5. Pembeli dan penjual memiliki informasi sempurna mengenai
kondisi pasar
Selain Adam Smith, terdapat tokoh yang menganut pemikiran
klasik seperti David Richardo, dan Thomas Robert Malthus,
mereka berpandangan yang luas tentang kegiatan ekonomi dalam
masyarakat (Djojohadikusumo, 1994: 27-35). Mereka
menempatkan fenomena ekonomi dalam suatu sistem ekonomi
masyarakat secara menyeluruh.
Pengembangan teori pertumbuhan oleh David Richardo berupa
penjabaran di mana model pertumbuhan menjadi lebih tajam, baik
dalam konsep-konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme
proses pertumbuhan itu sendiri. Seperti juga dengan Adam Smith,
Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (yaitu,
sumber-sumber alam) tidak dapat bertambah sehingga akhirnya
bertindak sebagai faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
suatu masyarakat. Perbedaan terutama terletak pada penggunaan
alat analisis mengenai distribusi pendapatan (berdasarkan teori
Ricardo yang terkenal itu) dalam penjabaran mekanisme
pertumbuhan dan pengungkapan peranan yang lebih jelas dari
sektor pertanian di antara sektorsektor lain dalam proses
pertumbuhan.
Keterbatasan faktor produksi tanah (yang dapat ditafsirkan
sebagai keterbatasan sumber-sumber alam) akan membatasi
ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya dapat tumbuh sampai
batas yang dimungkinkan oleh ketersediaan sumber-sumber
alamnya. Apabila potensi sumber-sumber alam ini telah
dieksploitasi secara penuh maka perekonomian mencapai posisi
stasionernya, dengan ciri-ciri: a. tingkat output (GDP) konstan
(berhenti berkembang), b. jumlah penduduk konstan (berhenti
bertambah), c. a) dan b) bersama-sama, yang berarti pendapatan
per kapita konstan, d. tingkat upah berada pada tingkat upah
alamiah (minimal), e. akumulasi kapital berhenti (stok kapital
konstan), dan f. tingkat sewa tanah maksimal.
Menurut Malthus secara alamiah populasi akan terus mengalami
peningkatan lebih cepat daripada suplai makanan. Produksi
makanan per kapita, tentu saja akan mengalami penurunan,
sementara populasi mengalami kenaikan.
Malthus berpendapat bahwa tidak menjadi jaminan kalau
pertambahan penduduk secara kuantitatif akan berpengaruh
terhadap kelangsungan pertumbuhan. Malthus membeberkan
sejumlah faktor kendala terhadap kelangsungan pertumbuhan.
Bertambahnya jumlah penduduk secara kuantitatif sekali-kali tidak
menjadi jaminan bahwa pendapatan realnya juga akan meningkat
dengan sepadan. Pertambahan penduduk hanya mendukung
pertumbuhan terhadap tata susunan ekonomi, apabila
perkembangan ekonomi dapat meningkatkan daya beli real
(permintaan efektif) masyarakat secara menyeluruh. Barulah,
dalam keadaan demikian maka akan terlaksana akumulasi modal
sebagai ciri pokok dalam proses pertumbuhan, sekaligus juga akan
menimbulkan permintaan akan tenaga kerja. Kendala terhadap
perkembangan tersebut oleh Malthus diungkapkan dalam teorinya
mengenai ketidakmampuan untuk berkonsumsi secara
memadai (theory of underconsumption)

B. Teori Pembangunan Oleh Teori Karl Marx


Karl Marx dalam bukunya Das Kapital mem bagi evolusi
perkembangan masyarakat menjadi tiga, yaitu dimulai
dari feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme. Perkembangan
masyarakat ini akan sejalan dengan proses pembangunan yang
dilaksanakan. Masyarakat feodalisme mencermikan kondisi
dimana perekonomian yang ada masih bersifat tradisional. Karl
Marx memandang buruh sebagai salah satu input dalam proses
produksi, artinya buruh tidak memiliki posisi tawar sama sekali
terhadap para majikannya yang kapitalis. Konsekuensi penggunaan
asumsi dasar tersebut adalah kemungkinan terjadinya eksploitasi
buruh secara besar-besaran. Dengan demikian pemupukan modal
menjadi kata kunci bagi peningkatan pendapatan yang lebih besar
di masa mendatang.
Dalam gagasannya mengenai konsep materialisme historis, Marx
mengungkapkan bahwa aktivitas produktif manusia merupakan
kunci untuk menganalisis kehidupan manusia. Hal inilah yang
menjadi substansi masyarakat kapitalis, yaitu bahwa seluruh
masyarakat harus membuat diri mereka produktif dari tahun
ke tahun. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat
terikat dalam produksi yang bersifat materi. Para kapitalis
merupakan pihak yang memiliki posisi tawar tertinggi, sedangkan
kaum buruh hanya dapat menjual tenaganya kepada majikan
sebagai satu input dalam proses produksi. Maka, terjadilah
eksploitasi besar-besaran terhadap kaum buruh. Pada masa itu
modal merupakan kunci untuk mendapatkan pendapatan yang
lebih besar. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para
pengusaha yang menguasai faktor produksi akan berusaha
memaksimalkan keuntungannya dengan menginvestasikan
akumulasi modal yang diperolehnya.

C. Teori Tahap-tahap Pertumbuhan Oleh W.W. Rostow

Proses pembangunan ekonomi menurut Rostow dalam


bukunya The Stages of Economic Growth : a non-communist
manifesto dibedakan menjadi lima tahap dan setiap negara berada
dalam salah satu dari tahap-tahap pembangunan sebagai berikut:

1. Masyarakat Tradisional (the traditional sosiety)


Rostow mengertikan masyarakat tradisional sebagai suatu
masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi-
fungsi produksi yang terbatas, didasarkan pada teknologi, ilmu
pengetahuan dan sikap masyarakat seperti sebelum masa
Newton, yaitu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara
produksi yang relatif primitif. Cara hidup masyarakat tersebut
masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai pemikiran yang tidak
rasional dan didasarkan atas kebiasaan yang telah berlaku secara
turun menurun. Ciri-ciri masyarakat tradisional adalah sebagai
berikut:
 Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas pada
pekerja masih sangat terbatas. Sebagian besar dari sumber daya
masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian.
 Struktur sosial dalam pertanian sangat bersifat hierarkis
dimana anggota masyarakat mempunyai kemungkinan yang
sangat kecil sekali untuk mengadakan mobiitas vertikal.
Hubungan keluarga dan kesukuan sangat besar pengaruhnya
terhadap organisasi yang terdapat dalam masyarakat dan dalam
menentukan kedudukan seseorang.
 Dalam kegiatan politik dan pemerintahan kadang-kadang
terdapat sentralisasi. Pusat dari kekuasaan politik yang terdapat
di daerah-daerah (di tangan tuan tanah yang berkuasa di daerah)
dimana mereka selalu mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah
pusat.
2. Prasyarat lepas landas (the precondition for take off)
Pada tahap ini masyarakat mempersiapkan dirinya atau
dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang
mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self sustained
growth). Terdapat dua ciri prasyarat lepas landas: pertama,
tahapan yang dicapai oleh negara-negara Eropa, Asia Timur,
Timur Tengah, dan Afrika yang dilakukan dengan merombak
masyarakat tradisional yang sudah lama ada; kedua, tahapan
yang dicapai oleh negara-negara yang dinamakan oleh
Rostow born free, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia,
dan Selandia Baru. Mereka dapat mencapai tahap prasyarat
untuk lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat
yang tradisional.
Tahap prasyarat lepas landas merupakan masa peralihan
sebelum lepas landas, peranan (kemajuan) sektor pertanian
sangat diperlukan untuk:
 Menjamin agar penyediaan bahan pangan bagi penduduk
yang bertambah akan tetap terjamin
 Menyediakan bahan makanan yang cukup bagi penduduk kota
yang bertambah dengan cepat sebagai akibat dari industrialisasi
 Pertanian menunjang perkembangan sektor industri
 Memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri
 Pertanian menjadi sumber biaya untuk pengeluaran
pemerintah, yaitu melalui pajak-pajak atas sektor pertanian
 Menciptakan tabungan yang dapat digunakan sektor lain
terutama sektor industri

3. Tahap lepas landas (the take off)


Tahap lepas landas merupakan suatu tahap yang ditandai adanya
pembaharuan-pembaharuan (inventions) dan peningkatan
penanaman modal. Adanya tingkat penanaman modal yang
makin tinggi akan mengakibatkan bertambahnya tingkat
pendapatan nasional dan akan melebihi tingkat pertambahan
penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita
makin lama makin bertambah besar. Ciri-ciri tahap lepas landas
sebagai berikut:
 Berlakuknya kenaikan dalam penanaman modal yang
produktif dari 5% atau kurang menjadi 0% dari produk
nasional neto.
 Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri
dengan tingkat laju pertumbuhan yang tinggi.
 Adanya atau segera terciptanya suatu kerangka dasar politik,
sosial dan institusional yang akan menciptakan seperti segala
gejolak-gejolak untuk membuat perluasan di sektor modern
dan potensi eksternalitas ekonomi yang ditimbulkan oleh
kegiatan lepas landas sehingga menyebabkan pertumbuhan
akan terus menerus terjadi.

4. Tahap gerak menuju kematangan (the drive to maturity)


Tahap gerak menuju kematang merupakan suatu tahap
dimana suatu perekonomian memperlihatkan kemampuannya
untuk melampaui industri-industri permulaan yang
menggerakkan take-off--nya dan menyerap hasil-hasil
teknologi modern yang paling maju, serta menerapkannya
dengan efesien pada sebagian besar dari sumber-sumber yang
dimilikinya.
Gerak maju kematangan adalah keadaan pertumbuhan
ekonomi yang terus menerus, walaupun kadang-kadang
disertai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang naik-turun
(fluktuatif). Pada tahap ini perekonomian tumbuh dengan
teratur dan terjadi perluasan pemakaian teknologi modern
secara menyeluruh pada kegiatan-kegiatan perekonomian.
Timbulnya lebih besar daripada pertambahan penduduk,
karena pemakaian mesin-mesin yang lebih baru teknologinya.
Barang-barang yang dulunya diimpor sekarang sudah dapat
diproduksi didalam negeri sendiri.

5. Tahap konsumsi masa tinggi (the age of high mass


consumption)
Pada tahap konsumsi masa tinggi ini pendapatan riil perkapita
meningkat sampai pada titik dimana sejumlah besar orang
dapat membeli barang-barang konsumsi yang melebihi
kebutuhan-kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan
perumahan. Struktur tenaga kerja juga terjadi perubahan
sedemikian rupa sehingga tidak hanya memperbesar
perbandingan antara penduduk kota dan seluruh jumlah
penduduk, tetapi juga presentase penduduk yang bekerja di
kantor-kantor atau dalam pekerjaan-pekerjaan pabrik yang
membutuhan keahlian tertentu.
Terdapat tiga macam tujuan masyarakat yang saling bersaing
untuk mendapatkan sumber daya-sumber daya yang tersedia
dan dukungan pilitik menurut Rostow, yaitu:
 Memperbesar kekuasaaan dan pengaruh negara
tersebut keluar negeri dan kecenderungan ini dapat berakhir
dengan penakulkan (invansi) atas negara-negara lain.
 Menciptakan suatu walfare state, yaitu kemakmuran
yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih
merata mealui sistem perpajakan yang progresif. Dalam
sistem perpajakan seperti ini, maka makin tinggi pendapatan
seseorang/badan makin besar tingkat pengenaan pajak
pendapatannya.
 Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat dari konsumsi
kebutuhan pokok yang sederhana, seperti makanan, pakaian
dan perumahan, ketingkat konsumsi yang lebih tinggi, yang
meliputi barang konsumsi tahan lama dan barang mewah
sekaligus.
D.Teori Perubahan Struktural
1. Teori Dualisme Sosial Oleh Boeke
Dalam suatu masyarakat mungkin terdapat dua sistem sosial
yang sangat berbeda. Kedua-duanya terwujud secara
berdampingan dimana yang satu tidak dapat sepenuhnya
menguasai yang lainnya. Sistem sosial yang lebih modern
terutama berasal dari negara-negara barat, dan berkembang di
sutu negara sebagai akibat dari perkembangan penjajahan dan
perdagangan luar negeri sejak berabad-abab. Penetrasi dari
sistem sosial yang baru ini menyebabkan kegiatan cara berfikir
segolongan masyarakat adalah sama dengan yang terdapat di
negara-negara yang sudah lebih maju. Akan tetapi di sebagian
besar masyarakat lainnya dengan sistem sosialnya mengalami
perubahan yang sangat minimal sekali, sehingga keadaan yang
terwujud setelah penetrasi tersebut tidak banyak berubah jika
dibandingkan dengan keadaan pada masa sebelumnya.
Berdasarkan pada keadaan yang demikian Boeke
mengemukakan teorinya dualisme sosial di negara-negara
berkembang dan pengertian tersebut didefinisikan sebagai suatu
pertentangan dari suatu sistem sosial yang dari luar (asing)
dengan sistem sosial pribumi yang memiliki corak yang
berbeda.

2. Teori Pembangunan Dualisme Ekonomi Oleh Arthur Lewis


Teori ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara
daerah perkotaan dan pedesaan, yang mengikutsertakan proses
uranisasi yang terjadi di sektor modern dan termasuk juga sistem
penetapan upah yang berlaku di sektor modern, yang akhirnya
akan berpengaruh besar terhadap arus urbanisasi yang ada.
Pokok permasalahan yang dikaji oleh Lewis adalah
mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada
dasarnya akan terbagi menjadi dua struktur perekonomian
sebagai berikut:
 Perekonomian Tradisional, Lewis mengasumsikan bahwa di
daerah pedesaan dengan perekonomian tradisionalnya, dimana
produktivitas tenaga kerjanya rendah, dengan sumber tenaga
kerja yang tidak terbatas (surplus). Surplus tersebut berkaitan
dengan basis perekonmian yang tradisional dimana tingkat
hidup masyarakat pada kondisi subsistem, akibat perekonomian
yang bersifat subsistempula.
 Perekonomian Modern. Perekonomian ini terletak di
perkotaan, dimana sektor yang berperan penting adalah sektor
industri. Ciri perekonomian ini adalah tingkat produktivitas
yang tinggi dari input yang digunakan, termasuk tenaga kerja
dan juga sebagai sumber akumulasi modal.

E.Teori Pola Pembangunan Oleh Hollis Chenery


Analisis teori ini memfokuskan pada perubahan struktur dalam
tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari
perekonomia negara sedang berkembang, yang mengalami
transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri.
Peningkatan sektor industri dalam perekonomian sejalan dengan
peningkatan pendapatan perkapita di suatu negara, berhubungan erat
dengan akumulasi modal dan peningkatan sumber daya manusia
(human capital). Sejalan dengan proses perubahan struktural, pada
suatu tingkat tertentu terjadi penurunan konsumsi terhadap bahan
makanan, khususnya dilihat dari permintaan domestik.

F.Teori Akumulasi Modal Oleh Horrod-Domar


Teori Harrod-Domar merupakan teori ahli ekonomi yang berbeda,
tetapi inti teori yang dikembangkan memiliki kesamaan. Teori
Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai
kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Teori
Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi dalam
pertumbuhan ekonomi. Investasi berpengaruh terhadap permintaan
agregat, yaitu melalui penciptaan pendapatan dan terhadap
penawaran agregat melalui peningkatan kapasitas produksi.
Selama investasi neto tetap berlangsung pendapatan nyata
dan output terus meningkat. Namun demikian untuk
mempertahankan tingkat equlibrium pendapatan nyata
maupun output keduanya harus meningkat pada laju pertumbuhan
yang sama pada saat kapasitas produksi meningkat.

3. Teori Dependensia
Teori Dependensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan
ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang. Asumsi dasar
teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua
golongan, yang pertama adalah perekonomian negara maju dan kedua
adalah perekonomian negara-negara sedang berkembang.
Andre Gunder Frank (Kuncoro, 2000) mengelompokkan negara maju
kedalam negara-negara metropolis maju (developed metropolitan
countries) dan negarasedang berkembang dikelompokkan kedalam
negara satelit yang terbelakang (satelite underdeveloped
countries). Hubungan antara negara metropolis dengan satelit ini
menyentuh keseluruhan sektor di negara -negara miskin, dan
keterbelakangan sektor tradisional ini justru diakibatkan adanya
kontak dengan sitem kapitalis dunia yang masuk ke negara mesikin
melalui sektor modern.

4. Teori Neo-Klasik Penentang Revolusi


Sebelum teori Neo-klasik terdapat teori yang dikemukakan oleh John
Maynard Keynes yang dikenal dengan teori ekonomi makro
sebagai Keynessian Revolution (Revolusi Keynesian). Teori Keynes
difokuskan atas pemintaan agregat yang efektif di dalam negeri
sebagai variabel strategis dalam mengatasi stagnasi faktor-faktor
produksi. Permintaan agregat efektif di dalam negeri membentuk
pengeluaran untuk konsumsi, pengeluaran untuk investasi, dan
pengeluaran pemerintah untuk menimbulkan dampak positif terhadap
kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Teori Keynes
dilatarbelakangi oleh situasi depresi pada tahun 1929/1930 sehingga
dianggap relevan untuk tujuan stabilisasi jangka pendek dan bukan
untuk memecahkan persoalan jangka panjang dalam pembangunan
(Arif, 1998: 28).
Neo-Klasik
Golongan pemikir ini mengemukakan pemikiran agar sistem
ekonomi suatu negara kembali ke sistem ekonomi kapitalis abad ke-
19 di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya, dan campur
tangan pemerintah dalam kehidupan ekonomi hendaklah seminimum
mungkin. Tugas utama pemerintah adalah mempertahankan
keamanan dan ketertiban. Sistem ekonomi, menurut pemikiran
ini, hendaklah didasarkan sepenuhnya pada pemilikan individu
atas faktor-faktor produksi, mekanisme pasar dan persaingan
bebas. Regulator utama dalam kehidupan ekonomi adalah
mekanisme pasar. Mekanisme pasarlah yang akan menentukan
optimalisasi alokasi sumber-sumber ekonomi, memecahkan
kompleksitas permasalahan ekonomi dan menghadapi ketidakpastian
karena fluktuasi ekonomi.
Sistem mekanisme pasar yang akan diatur oleh persepsi individu
mengenai gejala-gejala dan pengetahuan para individu dengan
sendirinya akan dapat memecahkan kompleksitas dan ketidakpastian
ekonomi sehingga mekanisme pasar dapat menjadi alat untuk
memecahkan masalah sosial. Pengetahuan para individu untuk
memecahkan persoalan masyarakat tidak perlu ditransmisikan dan
dipecahkan melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan (Arif, 1998:
3637).
Pemikiran ini menganggap bahwa masyarakat terdiri dari
penjumlahan bagian-bagian masyarakat itu. Atau dengan perkataan
lain, masyarakat terdiri dari para individu sehingga segala sesuatu
yang terbaik, menurut pendapat individu, merupakan segala sesuatu
yang terbaik untuk masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai akibat dari penitikberatan kepada kebebasan memilih
(freedom of choice) maka pendukung pemikiran ini tidak
mempersoalkan masalah ketimpangan distribusi pendapatan dalam
masyarakat.
Kritik atas Pemikiran Neo-Klasik
Pemikiran neoklasik mengundang berbagai reaksi dan kritik dari para
ahli ekonomi. Kritik atas pemikiran neoklasik kuno dapat diuraikan
dalam dua bentuk pokok. Pertama, pendekatan atomistik mengenai
masyarakat yang menganggap bahwa sistem terdiri dari para individu
sehingga yang terbaik untuk individu menjadi yang terbaik untuk
masyarakat jelas tidak didasarkan pada konsep masyarakat sebagai
suatu sistem sosial. Kedua, kebebasan memilih oleh para individu di
masyarakat negara berkembang dalam situasi kelembagaan
masyarakat yang pincang tidak dapat dilakukan oleh pihak-pihak
yang lemah. Berikut akan diuraikan tokoh-tokoh yang memberikan
kritik atas pemikiran Neo-Klasik ini.
a. Nicholas Kaldor
Menurut Kaldor, pemikiran neo-klasik secara berlebihan menekankan
betapa pentingnya peranan harga yang terbentuk di pasar bebas,
sebagai petunjuk dalam penentuan tingkat output dalam pengertian
alokasi sumbersumber ekonomi. Secara makro, Kaldor membuat
proposisi bahwa perusahaan mempunyai tujuan lain selain tujuan
untuk memaksimumkan keuntungan, yang mana penentunya dalam
proses produksi ditunjukkan oleh adanya kesamaan antara biaya batas
(marginal cost) dengan penghasilan batas (marginal revenue), seperti
yang diformulasikan dalam pemikiran neoklasik.

b. Ian Livingstone
Livingstone menunjukkan berbagai bentuk di mana logika dinamis
yang melatarbelakangi skala ekonomi akan menimbulkan
implikasi bagi formulasi kebijakan pembangunan. Implikasi
kebijakan pembangunan ini berkaitan dengan kekuatan monopoli
yang muncul dan penetrasi perusahaan-perusahaan multinasional
dalam ekonomi negara-negara berkembang, memanfaatkan skala
ekonomi di pasar internasional.
c. Amartya Sen
Sen berpendapat bahwa definisi perkembangan ekonomi tidak
hanya mengandung pengertian peningkatan pendapatan per kapita,
tetapi juga meningkatnya kapabilitas rakyat yang ditunjukkan oleh
meluasnya pemilikan harta atau sumbersumber ekonomi di
kalangan rakyat.
d. Chakravarty
Chakravarty memformulasikan pertumbuhan pendapatan per
kapita, distribusi pendapatan yang adil, dan peningkatan
kemampuan rakyat untuk berkreasi sebagai unsur-unsur pokok
dalam definisi perkembangan ekonomi. Terjadinya peningkatan
kualitas keseluruhan sistem sosial yang mencakup ekonomi, politik
dan struktur sosial yang merefleksikan keadilan sosial dan
partisipasi rakyat secara demokratis merupakan ciri-ciri pokok
dalam definisi perkembangan ekonomi.
e. Dennis Goulet
Goulet mengemukakan dua nilai inti emansipasi kemanusiaan
(corevalues of human development) yaitu harga diri dan
kebebasan, di mana dua nilai inti ini harus ada dalam definisi
perkembangan ekonomi.

5. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menggambaran tentang proses pembangunan dan
faktor utama yang menentukan pembangunan ditulis dalam
buknya Business Cycle pada tahun 1939. Teori Schumpeter yang
menjadi landasan teori pembangunan adalah keyakinannya bahwa
sistem ekonomi kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang paling
baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun
Schumpeter juga meramalkan bahwa sistem kapitalisme akan
mengalami kemandekan (staknasi) sama seperti pendapat kaum
klasik.
Kunci utama dalam teori Schumpeter dalam perkembangan ekonomi
adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau
wiraswasta (entrepeneur). Kemajuan ekonmi suatu masyarakat hanya
bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh
para entrepeneur. Entrepeneur disamping mampu meningkatkan
keuntungan dan menaikkan standar hidup masyarakat (total output),
juga mampu memenangkan dalam persaingan untuk memperoleh
kedudukan monopoli.
Schumpeter ada 5 bentuk kegiatan yang dapat dimasukkan sebagai
inovasi yaitu:
 Dikemukakannya atau diperkenalkannya barang-barang
produk baru, atau barang-barang yang berkualitas baru yang
belum dikenal konsumen.
 Diperkenalkannya suatu metode produksi baru
 Pembukaan daerah-daerah pasar baru bagi perusahaan
 Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru (ekonomi baru)
 Melakukan perubahan organisasi dalam industri sehingga
terjadi efesiensi
Demikian pembahasan tentang teori pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi pada kesempatan kali ini. Semoga dapat
memberikan pencerahan bagi kita untuk memahami pertumbuhan
ekonomi di negara kita. Akhirnya untuk menguji pemahaman kita
tentang apa yang kita pelajari hari ini, silahkan uraikan jawaban
saudara dari pertanyaan berikut.

Tugas Diskusi Kelas:

Dari beberapa penjelasan mengenai teori-teori pertumbuhan dan


pembangunan ekonomi tersebut, Uraikanlah teori manakah yang
masih relevan dengan keadaan sekarang! Apakah terdapat
kesenjangan antara teori dengan kenyataan? Bagimana pendapat
Anda!
Bagaimana relevansi kajian Al Quran (Pandangan Islam) terkait
dengan teori-teori pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Kemudian silahkan diskusikan di kelas bersama-sama.

B. Tahap-tahap Perencanaan Pembangunan Daerah.


Proses penyusunan rencana baik itu jangka panjang, menengah,
maupun tahunan dapat dibagi dalam empat tahap yaitu:

Penyusunan Rencana yang terdiri dari langkah-langkah sebagai


berikut:
1. Penyiapan rancangan rencana pembangunan oleh lembaga
perencana dan bersifat rasional, ilmiah, menyeluruh, dan
terukur.
2. Penyiapan rancangan rencana kerja oleh kementerian
/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan
kewenangan dengan mengacu pada rancangan pada butir (a)
3. Musyawarah perencanaan pembangunan.
4. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Penetapan rencana
1. RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda
2. RPJM dengan Peraturan Presiden/Kepala Daerah
3. RKP/RKPD dengan Peraturan Presiden/Kepala
Daerah
4. Pengendalian Pelaksanaan Rencana adalah wewenang
dan tanggung-jawab pimpinan kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah.
5. Evaluasi Kinerja pelaksanaan rencana pembangunan
perioda sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
informasi tentang kapasitas lembaga pelaksana, kualitas
rencana sebelumnya, serta untuk memperkirakan kapasitas
pencapaian kinerja di masa yang akan datang.

Jenis-Jenis Dokumen Rencana Pembangunan


Undang-Undang tentang sistem perencanaan pembangunan nasional
menetapkan adanya dokumen-dokumen perencanaan yaitu dokumen
perencanaan jangka panjang (20 tahun), dokumen perencanaan
pembangunan berjangka menengah (5 tahun), dan dokumen rencana
pembangunan tahunan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) terdiri dari rencana
pembangunan jangka panjang di tingkat nasional dan di tingkat
daerah. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan
dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan
Nasional. Sedangkan RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.

Rencana pembangunan jangka panjang diwujudkan dalam visi dan


misi jangka panjang dan mencerminkan cita-cita kolektif yang akan
dicapai oleh masyarakat beserta strategi untuk mencapainya. Oleh
karenanya, rencana pembangunan jangka panjang adalah produk dari
semua elemen bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga
tinggi negara, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik. Visi
merupakan penjabaran cita-cita kita berbangsa sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu terciptanya
masyarakat yang terlindungi, sejahtera dan cerdas serta berkeadilan.
Visi kemudian perlu dinyatakan secara tegas ke dalam misi, yaitu
upaya-upaya ideal untuk mencapai visi tersebut, yang dijabarkan ke
dalam arah kebijakan dan strategi pembangunan jangka panjang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) atau rencana lima
tahunan terdiri atas rencana pembangunan jangka menengah nasional
(RPJMN) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah atau
RPJMD. Rencana pembangunan jangka menengah sering disebut
sebagai agenda pembangunan karena menyatu dengan agenda
Pemerintah yang berkuasa. Agenda pembangunan lima tahunan
memuat program-program, kebijakan, dan pengaturan yang
diperlukan yang masing-masing dilengkapi dengan ukuran outcome?
atau hasil yang akan dicapai. Selain itu, secara sektoral terdapat pula
Rencana Strategis atau Renstra di masing-masing
kementerian/departemen atau lembaga pemerintahan nondepartemen
serta renstra pemerintahan daerah yang merupakan gambaran RPJM
berdasarkan sektor atau bidang pembangunan yang ditangani.

RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program


Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional,
yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum,
program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Sedangkan RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada
RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan
Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.

Selanjutnya Renstra Kementerian dan Lembaga memuat visi, misi,


tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun
dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif.
Sedangkan Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan
bersifat indikatif.

Rencana Pembangunan Tahunan


Rencana pembangunan tahunan disebut sebagai Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional,
memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga,
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sedangkan
RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada
RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas
pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Kebijakan dalam sistem pembangunan saat ini sudah tidak lagi


berupa daftar usulan tapi sudah berupa rencana kerja yang
memperhatikan berbagai tahapan proses mulai dari input seperti
modal, tenaga kerja, fasilitas dan lain-lain. Kemudian juga harus
memperhatikan proses dan hasil nyata yang akan diperoleh seperti
keluaran, hasil dan dampak. Oleh karena itu, perencanaan
pembangunan harus dimulai dengan data dan informasi tentang
realitas sosial, ekonomi, budaya dan politik yang terjadi di
masyarakat, ketersediaan sumber daya dan visi/arah pembangunan.
Jadi perencanaan lebih kepada bagaimana menyusun hubungan yang
optimal antara input, proses, output, outcomes dan dampak.

E.Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah


Peranan pemerintah daerah dalam perencanaan
pembangunan daerah adalah mempunyai wewenang dan
kemampuan untuk mengelola, melaksanakan program-
program pembangunan daerah. karena pemerintah daerah
memegang peranan untuk menentukan keberhasilan proses
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di daerah.
proses perencanaan pembangunan daerah di Distrik Manatuto
rencana dimulai dari komunitas masyarakat, kampung, dewan desa,
kecamatan dan stakeholders di daerah.
Di Indonesia, pemerintah daerah dibagi menjadi tingkat provinsi
dan kabupaten atau kota yang terdiri dari kepala daerah (gubernur,
bupati, dan walikota) serta DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah) yang dibantu oleh Perangkat Daerah. Pasal 18 UUD 1945
menjelaskan ketentuan tentang pemerintah daerah sebagai berikut.
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada tingkat provinsi,
kabupaten, dan kota dipilih melalui pemilihan umum.
 Gubernur, Bupati, dan Walikota pada tiap daerah dipilih
secara demokratis.
 Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah
diatur dalam undang-undang.
Undang-undang pemerintahan daerah dalam pembangunan

Namun demikian tidak semua urusan pemerintah pusat


dilimpahkan dan sama dengan pemerintah daerah. Dalam UUD
1945 BAB VI Pasal 18 tentang Pemerintah Daerah, secara eksplisit
dijelaskan dengan umum bagaimana pemerintah daerah berfungsi
dalam pembangungan dan pemerintahan negara sebagai berikut.
 Pasal 18 Ayat 2 UUD 1945, Pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
 Pasal 18 Ayat 5 UUD 1945, Pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat.
 Pasal 18 Ayat 6 UUD 1945, Pemerintah daerah berhak
menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Pembangunan negara dilakukan berkesinambungan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan mengikuti
pedoman-pedoman seperti yang tertulis di atas. Maka, antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah haruslah ada komunikasi
dan hubungan dalam menjalankan urusan pemerintahannya agar
tidak menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan
kewenangan. Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dijelaskan pada UUD 1945 BAB VI Pasal 18A sebagai
berikut.
 Pasal 18A ayat 1 UUD 1945, Hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten,
dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah.
 Pasal 18A ayat 2 UUD 1945, Hubungan keuangan,
pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur
dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-
undang.
Setelah adanya pembagian kewenangan ini dalam melakukan
pembangunan, negara melalui Pasal 18B ayat 1 dan 2 UUD 1945
mengakui pemerintahan daerah. Sesuai undang-undang, negara
mengakui dan menghormati pemerintahan daerah dan satuannya
yang bersifat istimewa atau khusus. Undang-undang juga mengatur
bahwa negara mengakui pemerintahan daerah yang bersifat adat
dan tradisional semisal kesultanan dan kerajaan adat dan
masyarakat tradisional yang memiliki pemerintahan sendiri.
Namun, urusan yang bersifat kenegaraan dan resmi tidak
dilimpahkan kepada pemerintah daerah adat ini.
Berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, fungsi pemerintah daerah dapat dibagi
menjadi fungsi pemerintahan absolut, fungsi pemerintahan wajib,
fungsi pemerintahan pilihan, dan fungsi pemerintahan umum.

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi pemerintahan daerah


dalam pembangunan tersebut :

1. Fungsi Pemerintahan Absolut


Fungsi yang termasuk dalam fungsi pemerintahan absolut memiliki
kewenangan pada pemerintah pusat (asas sentralisasi). Namun
demikian ada kalanya pemerintah pusat dapat memberikan
kewenangan ini pada pemerintah daerah baik kepada kepala daerah
maupun instansi perangkat daerah.
Contoh dari fungsi pemerintahan absolut adalah :
 Pertahanan,
 Keamanan,
 Politik luar negeri,
 Yustisi,
 Kebijakan moneter,
 Fiskal nasional, dan
 Agama

2. Fungsi Pemerintahan Wajib


Fungsi permerintahan yang termasuk dalam fungsi pemerintahan
wajib dibagi kewenangannya pada pemerintah pusat dan
pemerintah daerah (asas desentralisasi/dekonsentrasi). Pemerintah
daerah wajib melaksanakan fungsi pemerintahan ini apabila urusan
pemerintahan ini menyangkut kehidupan masyarakat yang ada di
dalam wilayahnya agar tidak menjadi penyebab terciptanya
masyarakat majemuk dan multikultural. Pada umumnya urusan
pemerintahan wajib merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat.

Contoh dari fungsi pemerintahan wajib adalah :


 Kesehatan,
 Pendidikan,
 Sosial,
 Pekerjaan umum,
 Perencanaan ruang,
 Pemukiman,
 Tenaga kerja,
 Pangan,
 Pertanahan,
 Pemberdayaan perempuan,
 Perlindungan anak,
 Lingkungan hidup,
 Administrasi pencatatan sipil,
 Pengendalian penduduk,
 Komunikasi dan informasi,
 Perhubungan,
 Investasi,
 Koperasi dan UMKM,
 Kebudayaan, dan
 Olah raga

3. Fungsi Pemerintahan Pilihan


Fungsi pemerintahan pilihan juga dibagi kewenangannya antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (asas desentralisasi atau
dekonsentrasi). Fungsi pemerintahan ini berkaitan dengan letak
geografis, sumber daya alam, globalisasi dan sumber daya
manusia yang khas berada di suatu daerah.
Contoh fungsi pemerintahan pilihan adalah :
 Pariwisata,
 Kelautan dan perikanan,
 Kehutanan,
 Pertanian,
 Perdagangan,
 Energi dan sumber daya mineral,
 Perindustrian, dan
 Transmigrasi

4. Fungsi Pemerintahan Umum


Fungsi pemerintahan umum memiliki tugas, fungsi dan wewenang
presiden dan wakil presiden, namun pelaksanaannya di daerah
dilakukan oleh kepala daerah baik gubernur, bupati, maupun
walikota. Mengenai pelaksanaan ini, gubernur bertanggung jawab
kepada presiden melalui mentri yang bersangkutan. Bupati dan
walikota pun memiliki tanggung jawab yang sama namun
penyampaiannya dilakukan melalui gubernur. Instansi dan
perangkat daerah ditunjuk untuk membantu pelaksanaan urusan
pemerintahan umum ini.
Contoh dari fungsi pemerintahan umum adalah :
 Penanganan konflik sosial yang diatur dalam undang-undang.
 Koodinasi antara pemerintah pusat dengan daerah provinsi
dan kabupaten/kota untuk memecahkan suatu masalah.
Penyelesaian masalah ini harus dilakukan dengan mengingat
asas demokrasi, undang-undang, dan keistimewaan suatu
daerah.
 Pembinaan persatuan dan kesatuan seluruh elemen
masyarakat dalam berbangsa.
 Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan negara
Indonesia secara nasional.
 Pengamalan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan
Bhinneka Tunggal Ika pada seluruh kehidupan berbangsa.
 Pembinaan kerukunan antar warga tanpa memandang suku,
ras, agama, dan golongan demi kestabilan nasional.
 Pengaplikasian kehidupan yang berdemokrasi.
Urusan-urusan yang tertera di atas dilaksanakan oleh kepala daerah
beserta perangkat DPRD. Urusan yang telah dilaksankan atau
direncanakan selanjutnya dapat dibuat dalam suatu peraturan
daerah. Peraturan daerah ini wajib untuk disebarluaskan sehingga
masyarakat umum mendapatkan informasi yang tepat. Dalam
pembiayaan urusan tersebut, pemerintah daerah berhak untuk
menggunakan Anggaran Pendapatan dang Belanja Daerah (APBD)
ataupun melalui pinjaman yang berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah lain, ataupun pemerintah negara lain
secara government to government. Selain itu, pembiayaan dapat
berasal dari lembaga keuangan dan masyarakat karena pemerintah
daerah dapat menerbitkan obligasi.

Urusan Pemerintahan Daerah


Pemerintah daerah boleh dikatakan adalah perpanjangan tangan
pemerintah pusat yang menjangkau lebih detail warga masyarakat
sehingga berkenaan langsung dengan permasalahan warga.
Berjalan atau tidaknya program pemerintah pusat terhadap
masyarakat tentu saja sedikit banyaknya bergantung pada kinerja
dari pemerintah daerah yang akan memengaruhi kinerja
pemerintah pusat. Pada akhirnya pemerintah daerah akan akan
berdampak pada pembangunan.
Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa demi pembangunan yang
terus melaju, pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi dan
menyelenggarakan urusan-urusannya sesuai dengan pembagian
yang telah disepakati dalam undang-undang. Namun yang
terpenting adalah pemerintah daerah harus mendukung
pemerintahan pusat dan dapat menjadi penengah untuk
menyampikan hak dan kewajiban warga negara antara masyarakat
dan pemerintah pusat demi terciptanya saluran komunikasi yang
mendukung pembangunan itu sendiri.
Dalam pelaksanaan fungsinya dan urusannya, pemerintah daerah
memiliki beberapa asas. Asas pemerintah daerah secara spesifik
diatur dalam undang-undang. Ada empat asas utama pemerintah
daerah yang berkaitan dengan kewenangan otonomi daerah sebagai
berikut.
1. Asas sentralisasi, asas yang menyatakan bahwa kewenangan
berada di pemerintah pusat.
2. Asas desentralisasi, asas yang menyatakan bahwa
kewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada daerah
otonom.
3. Asas dekonsentrasi, asas yang menyatakan bahwa
kewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada
pemerintah daerah dan instansi serta perangkat daerah yang
membantu kerja pemerintah daerah.
4. Asas tugas pembantuan, asas yang menyatakan bahwa
pemerintah daerah memberi kewenangan penugasan terhadap
tingkatan di bawahnya. Contohnya adalah penugaasan dari
gubernur kepada bupati atau walikota atau dari bupati atau
walikota kepada perangkat camat atau desa.

Sumber Referensi:
https://www.desbud.id/2021/04/teori-pertumbuhan-dan-
pembangunan.html
https://specialpengetahuan.blogspot.com/2013/10/tahap-tahap-
dalam-sistem-perencanaan.html
https://guruppkn.com/fungsi-pemerintah-daerah-dalam-
pembangunan
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan: Edisi Ke-5.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.

BAB XI

Karakteristik Dan Pembentukan Utang, Penyebab Timbulnya


Krisis Utang, Manajemen Krisis Utang, Solusi Krisis Utang
Internasional

A. Karakteristik Dan Pembentukan Utang.

1. Karakteristik Hutang
Dalam akuntansi, hutang didefinisikan sebagai pengorbanan
manfaat ekonomi dimasa yang akan datang yang mungkin akan
terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain
dimasa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian
dimasa lalu.
2. Pengertian Hutang Lancar
Hutang lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan
diselesaikan
pembayarannya dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau dengan menciptakan utang
yang baru Penggolongan utang lancar : a) Hutang yang jumlahnya
dapat ditentukan secara pasti
b) Hutang yang jumlahnya ditaksir
c) Hutang bersyarat

Kewajiban Jangka Panjang


A. Pengertian
Hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan terhadap
pihak lain yang pelunasannya lebih dari satu tahun sejak tanggal
neraca. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan
digunakan membelanjahi kegitan khususnya yang bersifat jangka
panjang, perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat berarti membuat
perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga
atas pinjaman tersebut secara periodik selama jangka waktunya.
Jenis-jenis Kewajiban Jangka Panjang
1. Hutang Obligasi
2. Wesel bayar jangka panjang
3. Pelaporan dan analisis hutang jangka panjang Hutang jangka
panjang terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan
akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun
atau siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama. Contoh
kewajiban jangka panjang:
 Hutang Obligasi - Kewajiban pensiun
 Wesel bayar jangka panjang - Kewajiban lease
 Hutang hipotik Hutang jangka panjang memiliki berbagai
ketentuan untuk melindungi baik peminjam maupun pemberi
pinjaman yang dinyatakan dalam indenture obligasi
(perjanjian wesel). Item- item dalam indenture harus
dijelaskan dalam laporan keuangan atau catatan yang
menyertainya, item-item ini meliputi:

1. Jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan .


2. Suku bunga.
3. Tanggal jatuh tempo.
4. Provisi penarikan.
5. Properti yang digadaikan.
6. Persyaratan dana pelunasan.
7. Modal kerja dan pembatasan dividen.

B. Penerbitan Obligasi
Obligasi adalah jenis hutang jangka panjang yang sering
dilaporkan dalam neraca perusahaan. Tujuannya adalah untuk
meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang
diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi
pinjaman. Setiap obligasi dinyatakan dalam sertifikat dan mempunyai
nilai nominsl $1.000 dan pembayaran bunganya dilakukan
setengahtahunan walaupun suku bunga dinyatakan secara tahunan.
Indenture obligasi adalah obligasi yang timbul dari suatu kontrak
yang merupakan janji untuk membayar:
Sejumlah uang yang sudah dititipkan pada tanggal jatuh tempo.
Bunga periodic pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh
tempo.

C.Jenis Dan Peringkat Obligasi


Dilihat dari sisi penerbit:

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik


yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan
usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
pusat.

d. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah


daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan
dengan kepentingan publik (public utility).

Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran


bunga secara periodik.
Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh
tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang


telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan
akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu
acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit 3. (ATD)
yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.

Dilihat dari hak penukaran/opsi:

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada


pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke
dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada


pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten


untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang
umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor


yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada
harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:


a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam
kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:

1) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan


pokoknya dijamin denanpenangguangan dari pihak ketiga.
2) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.
3) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-
saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara
umum.
1. Dilihat dari segi nilai nominal:
Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam
satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government
bonds.

Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil: Konvensional Bonds:


obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem 2. kupon
bunga.
Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal
dua macam obligasi syariah, yaitu:

1) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang


menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang
diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.

2) Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang


menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah)
bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi
diterbitkan.

Peringkat Obligasi adalah peringkat kualitas yang ditetapkan


pada setiap terbitan obligasi baru kepada public dan merupakan
penilaian atas kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya
serta dapat berubah atau turun selama umur obligasi terus menerus
dipantau. Sebagai illustrasi:
Monroe’s Service dan rich corporation mengeluarkan peringkat
kualitas obligasi yang diterbitkan ke public. Peringkat obligasi kedua
perusahaan ini adalah sebagai berikut: Simbol Kualitas Monroe’s
Rich corp Sangat baik Aaa AAA Menengah keatas Aa AA Menengah
kebawah A BBB Spekulatif marjinal Baa BB Sangat spekulatif Ba B

D. Penilaian Hutang Obligasi-Diskonto Dan Premi


Persyaratan dalam indenture ditetapkan jauh sebelum penjualan
obligasi dilakukan karena antara tanggal penetapan syarat dan
penerbitan obligasi, kondisi pasar serta posisi keuangan korporasi
yang menerbitkan dapat berubah secara signifikan dan perubahan
tersebut dapat mempengaruhi daya pemasaran obligasi serta harga
jualnya. Suku bunga untuk menghitung nilai dari arus kaas adalah
suku bunga yang memberikan pengembalian atas investasi yang
dapat diterima, sebanding dengan risiko penerbitnya. Suku bunga
dalam persyaratan indenture obligasi dikenal sebagai suku bunga
ditetapkan, kupon, atau nominal. Jika suku bunga yang digunakan
oleh pembeli berbeda dengan suku bunga ditetapkan, maka nilai
sekarang obligasi yang dihitung pembeli akan berbeda dengan nilai
nominal obligasi. Jika obligasi dijual lebih rendah dari nilai
nominalnya maka obligasi dijual dengan diskonto, sedangkan jika
dijual lebih tinggi maka obligasi dijual dengan premi. Pada saat
obligasi beredar harganya dipengaruhi oleh suku bunga pasar. Untuk
illustrasi perhitungan nilai sekarang penerbitan obligasi: JO Service
menerbitkan obligasi senilai $100.000, jatuh tempo 5 tahun, bunga
9% dibayar secara tahunan pada akhir tahun. Ketika diterbitkan suku
bunga pasar obligasi 11%. Perhitungan arus kas pokok dan bunga
actual didiskontokan 11% selama 5 Tahun adalah:
$100.000 X 0,59345 $59.345,00 Nilai sekarang pembayaran
bunga: $9.000 X 3,69590 $33.263,10 Nilai sekarang (harga jual)
obligasi $92.608,10
Harga obligasi yang dijual biasanya ditetapkan sebagai
persentase dari nilai pari atau nominal obligasi tersebut. Apabila
obligasi dijual dibawah nilai nominal, maka investor menuntut suku
bunga yang lebih tinggi dari suku bunga ditetapkan. Mereka tidak
dapat mengubah suku bunga ditetapkan, sehingga menolak untuk
membayar sebesar nilai nominal obligasi. Jadi, dengan mengubah
jumlah yang diinvestasikan mereka dapat mengubah suku bunga
efektif.

Obligasi yang diterbitkan pada Nilai Pari pada Tanggal


Bunga
Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal pembayaran bunga
nilai pari maka tidak ada bunga akrual dan premi yang diakui. Ayat
jurnalpun dibuat untuk mencatat hasil kas dan nilai nominal obligasi
tersebut. Contoh: Jika obligasi berjangka 10 tahun nilai pari
$800.000, Tertanggal 1 januari 2001, dan membayar suku bunga
tahunan sebesar 10% secara setengah tahunan, tanggal 1 januari dan
1 juli. Diterbitkan pada tanggal 1 Januari pada tanggal nilai pari. Ayat
jurnalnya adalah: Kas 800.000 Hutang Obligasi 800.000 Ayat jurnal
untuk 31 Desember Adalah: Beban bunga Obligasi 40.000 Hutang
bunga Obligasi 40.000

Obligasi yang diterbitkan dengan diskonto pada tanggal bunga


Jika obligasi senilai $800.000 diterbitkan pada tanggal 1 Januari
2001, pada 97 (97% dari nilai pari) maka penerbitan itu akan dicatat:
Kas 776.000 Diskonto atas Hutang Obligasi 24.000 Hutang Obligasi
800.000
Sebagai contoh: Dengan menggunakan diskonto obligasi sebesar
$24.000, jumlah yang diamortisasi ke beban bunga setiap tahun
selama 10 tahun adalah $2.400 ($24.000: 10 tahun).Ayat jurnalnya:
Beban bunga obligasi 2.400 Diskonto atas Hutang obligasi 2.400 Jika
obligasi itu dijual pada tanggal 1 Oktober 2001 jika tahun perusahaan
berakhir 31 Desember, bunga akrual selama tiga bulan harus dicatat
pada tanggal 31 Desember. Ayat jurnal untuk mengamortisasi premi
pada akhir tahun 2001: Premi atas Hutang Obligasi 2.400 Beban
bunga Obligasi 2.400 Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan
setiap setengahtahunan pada tanggal yang ditetapkan dalam kontrak
obligasi.Apabila diterbitkan selain tanggal pembayaran bunga maka
pembeli obligasi membayar dimuka kepada penerbit obligasi untuk
bagian dari pembayaran bunga 6 bulan penuh yang bukan haknya dan
menerima pembayaran bunga 6 bulan penuh pada tanggal
pembayaran bunga seetengahtahunan berikutnya. Untuk Illustrasi:
Jika Obligasi 10 tahun dengan nilai pari $800.000 tertanggal 1
Januari 2001, membayar bunga pada tingkat tahunan sebesar10%
dibayar setengah tahunan pada 1 Januari dan 1 Juli diterbitkan pada 1
Maret 2001 pada nilai pari ditambah bunga akrual. Ayat jurnalnya:
Kas 813.333 Hutang obligasi 800.000 Beban bunga Obligasi
($800.000 X 0.10 X 2/12) 13.333 (Hutang bunga juga dapat dikredit)
Pembeli membayar dimuka bunga 2 bulan, yaitu 4 bulan setelah
tanggal pembelian, bunga 6 bulan akan diterima dari perusahaan yang
menerbitkan. Ayat jurnalnya pada ! Juli 2001: Beban bunga obligasi
40.000 Kas 40.000 Jika Obligasi 10% diterbitkan pada 102, maka
ayat jurnal pada 1 maret : Kas 829.333
($800.000 X 1,02) + ($800.000 X 0,10 X 2/12) Hutang obligasi
800.000 Premi atas Hutang obligasi 16.000 Beban bunga obligasi
13.333
Jadi premi akan diamortisasi dari tanggal penjualan yaitu 1
maret 2001 bukan tanggal obligasi yaitu 1 januari 2001.

E. Metode Bunga Efektif


Prosedur untuk amortisasi diskonto adalah metode bunga efektif
yaitu: Beban bunga obligasi dihitung pertama kali dengan
mengalikan nilai tercatat obligasi dengan
suku bunga efektif.
Amortisasi diskonto dan premi obligasi ditentukan dengan
membandingkan beban bunga
obligasi terhadap bunga yang dibayarkan.
Metode bunga efektif menghasilkan penandingan beban yang
lebih baik terhadap pendapatan daripada metode garis lurus karena
keduanya menghasilkan jumlah total beban bunga yang sama selama
jangka waktu obligasi dan jumlah tahunan beban bunganya juga
sama, tetapi apabila jumlah tahunan berbeda secara material maka
metode bunga efektiflah yang diterima umum.
B. Penyebab Timbulnya Krisis Utang

Benih-benih krisis sebenarnya sudah mulai terlihat pada


periode 1974-1979. Saat itu terjadi peningkatan pinjaman
internasional yang luar biasa, yang sebagian disebabkan oleh
lonjakan harga minyak pada tahun 1974 dan kebutuhan mengejar
pertumbuhan ekonomi. NICs terutama Mexico, Brazil, Venezuela,
Argentina memang tingkat pertumbuhan ekonominya di atas rata-
rata negara berkembang. Namun, rekor pertumbuhan ekonomi
tersebut didukung terutama oleh strategi pembangunan yang
semakin outward-looking. Mereka menggenjot ekspor dan impor
barang modal secara agresif, serta mengundang bantuan luar negeri
secara berlebihan. Hanya sayangnya struktur industri mereka
kebanykan masih mengandung komponen impor yang tinggi.
Ketika terjadi lonnjakan harga minyak yang kedua tahun 1979,
keadaan mulai berbalik dengan mulai meningkatnya tingkat bunga
Internasional secara drastis. Yang terakhir ini disebabkan oleh
kebijakan stabilisasi ekonomi di negara maju, dan penurunan
penerimaan ekspor negara berkembang akibat kombianasi turunya
pertumbuhan ekonomi di negera maju dan penurunan harga ekspor
komoditi primer lebih dari 20 persen, di tambah lagi dengan
kewajiban membayar bunga dan cicilan utang luarr negeri di masa
lampau dan mulai jatuh tempo pinjaman komersial. Di banyak
NSB, keadaan ini diperparah dengan modal yang terbang ke luar
negeri (capital flight) dan defisit transaksi berjalan (current
account) yang substansial.
Menurut Gibson dan Tsakalator (1992), penyebab timbulnya krisis
utang dapat ditinjau dari tiga hal: pertama, sistem moneter
Internasional. Kedua, sistem perbankan swasta internasional.
Ketiga, negara peminjam itu sendiri.
C. Manajemen Krisis Utang

Krisis adalah suatu keadaan, kejadian atau dugaan yang


mengancam secara tidak terduga dan tidak diharapkan, berdampak
dramatis, merusak reputasi serta mengganggu keberlangsungan
individu atau organisasi yang mendorong organisasi pada suatu
kekacauan (chaos) yang berdampak pada karyawan, produk, jasa
dan kondisi keuangan. Krisis merupakan suatu masa yang kritis
berkaitan dengan suatu peristiwa yang kemungkinan pengaruhnya
negatif terhadap organisasi. Karena itu, keputusan cepat dan tepat
perlu dilakukan agar tidak mempengaruhi keseluruhan operasional
organisasi.
Menurut Iriantara (2004), manajemen krisis adalah salah satu
bentuk saja dari ketiga bentuk respon manajemen terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi.
Manajemen krisis didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis
(crisis bargaining and negotiation), membuat keputusan di saat
krisis (crisis decision making), dan memantau perkembangan krisis
(crisis dynamics). Manajemen bertanggung jawab untuk mencari
pemecah masalah dari krisis yang muncul dengan menggunakan
strategi manajemen krisis yang mungkin dilakukan.

Berikut definisi dan pengertian krisis dari beberapa sumber buku:


 Menurut Machfud (1998), krisis adalah suatu kejadian, dugaan
atau keadaan yang mengancam keutuhan, reputasi, atau
keberlangsungan individu atau organisasi. Hal tersebut
mengancam rasa aman, kelayakan dan nilai-nilai sosial publik,
bersifat merusak baik secara aktual maupun potensial pada
organisasi, dimana organisasi itu sendiri tidak dapat segera
menyelesaikannya.
 Menurut Putra (1999), krisis adalah peristiwa besar yang tak
terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap
perusahaan maupun publik. Peristiwa ini mungkin secara cukup
berarti merusak organisasi, karyawan, produk, jasa yang
dihasilkan organisasi, kondisi keuangan dan reputasi
perusahaan.
 Menurut Prayudi (1998), krisis adalah suatu kejadian besar dan
tidak terduga yang memiliki potensi untuk berdampak negatif.
Kejadian ini bisa saja menghancurkan organisasi dan karyawan,
produk, jasa, kondisi keuangan dan reputasi.
 Menurut Powell (2005), krisis adalah kejadian yang tidak
diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah terjadi
sebelumnya yang mendorong organisasi kepada suatu kekacauan
(chaos) dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa
adanya tindakan nyata.
 Menurut Fink (1986), krisis adalah keadaan yang tidak stabil
dimana perubahan yang cukup menentukan mengancam, baik
perubahan yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan akan
memberikan hasil yang lebih baik.
Jenis-jenis Krisis
Menurut Morissan (2008), berdasarkan waktunya krisis dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Krisis yang bersifat segera (immediate crises). Tipe krisis
yang paling ditakuti karena terjadi tiba-tiba, tidak terduga dan
tidak diharapkan. Tidak ada waktu untuk melakukan riset dan
perencanaan. Krisis jenis ini membutuhkan konsensus terlebih
dahulu pada level manajemen puncak untuk mempersiapkan
rencana umum (general plan) mengenai bagaimana bereaksi
jika terjadi krisis yang bersifat segera agar tidak menimbulkan
kebingungan, konflik, dan penundaan dalam menangani krisis
yang muncul.
2. Krisis baru muncul (emerging crises). Tipe krisis ini masih
memungkinkan praktisi public relations untuk melakukan
penelitian dan perencanaan terlebih dahulu, namun krisis
dapat meledak jika terlalu lama tidak ditangani. Tantangan
bagi public relations jika terjadi krisis jenis ini adalah
meyakinkan manajemen puncak untuk mengambil tindakan
perbaikan sebelum krisis mencapai tahapan krisis.
3. Krisis bertahan (sustained crises). Tipe krisis ini adalah
krisis yang tetap muncul selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun walaupun telah dilakukan upaya terbaik oleh
pihak manajemen perusahaan atau organisasi untuk
mengatasinya.

D. Solusi Krisis Utang Internasional

Undang-undang Penanaman Modal Asing 1967


menyebutkan bahwa Modal asing diberi keluasaan untuk masuk di
negeri Indonesia. Kemudian banjir investasi masuk ke dalam
negeri untuk melakukan pemanfaatan Sumber Daya Alam
sehingga menghasilkan keuntungan besar bagi investor. Tidak
salah memang pemerintah mengeluarkan UU PMA tersebut,
Pemerintah yang di gawangi oleh Presiden Soeharto ( Orde Baru)
tidak ingin membangun ekonomi dan negara hanya dengan
kemampuan sendiri. Ekonomi Kerakyatan yang di gembar-
gemborkan Bung Hatta belum memberikan hasil yang signifikan.
Padahal pemerintah pada waktu itu mengalami resesi ekonomi
yang sangat besar hingga 200%. Maka Soeharto dengan membuat
UU PMA tersebut bermaksud membayar utang dan membangun
negara dengan bantuan luar negeri.

Gelombang Modal besar-besaran telah masuk ke Indonesia


pasca UU PMA di sahkan oleh negara. Berangsur-angsur
pemerintah mampu mengurangi resesi ekonomi tersebut hingga
akhirnya pemerintah membangun pemerintahan Indonesia dengan
modal asing. 4 Repelita ( 1969-1989) yang dihasilkan memberikan
nada “puas” dan “optimistik” dari kalangan pengamat dan teknorat
pada waktu itu. Hingga ada yang berkomentar Pembangunan
ekonomi Indonesia tinggal landas saja pada Repelita VI ( 1994-
1999) tapi realitas yang ada tahapan tinggal landas persyaratan
belum sepenuhnya terpenuhi yakni ketergantungan pada Utang-
utang Luar negeri hingga terjadinya krismon 1997-1998
menyebabkan Indonesia kelabakan. Bahkan pengamat dan pakar
ekonomi asing tidak percaya dengan hal itu terlalu mudah
Indonesia mengalami krisis utang “tidak mungkin”. Tapi
kenyataan yang ada yakni Indonesia mengalami Utang-utang
menumpuk (overborrowing) sehingga utang-utang tersebut masih
terasa hingga sekarang tercatat 1.263 triliun warisan Orde
Baru . keseluruhan utang indonesia menurut direktur jenderal
Pengelolaan Utang Departemen Keuangan per 31 Januari 2009
yaitu Rp.1.667 Triliun tercatat dari tahun ketahun Indonesia
mengalami peningkatan utang. Inilah dampak yang ditimbulkan
dari Ketergantungan dari Utang

Berangkat dari terlalu mengantungkan pada modal asing


dan utang luar negeri. Revrisond Baswir pernah mengatakan
Ekonomi Nasionalis Populis, yakni Ekonomi yang sangat
menekankan arti kemandirian dalam pentas ekonomi internasional
dan mendudukan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka.
Ekonomi ini memaknai nasionalisme ekonomi dalam pengertian
kepentingan ekonomi seluruh rakyat Indonesia, artinya pergaulan
ekonomi dunia bukanlah harga mati, ini dilakukan hanya sejalan
dengan kepentingan seluruh rakyat. Tinggal dibutuhkan kemauan
ekonomi ( Economic Will) untuk melaksanakan ekonomi
nasionalis ini dalam negeri Indonesia. Untuk mendukung ekonomi
ini beberapa perlakuan-perlakuan solusi untuk tidak
menggantungkan pembangunan pada utang luar negeri yaitu
Pertama, Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni
melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal
usaha kecil seluasnya. Dengan peningkatan daya beli masyarakat
ini membuat barang-barang hasil buatan dalam negeri terjual habis
tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Apalagi yang terjual dan laku terbeli itu yaitu produk hasil
ekonomi pedesaaan dan usaha kecil, tentu akan membuat
perkembangan yang signifikan bagi kemajuan usaha pedesaan dan
usaha kecil sehingga mampu bersaing perusahaan besar milik
swasta. Keuntungan lain dari peningkatan daya beli masyarakat
yaitu perputaran uang akan lebih banyak terdapat di dalam negeri
sehingga uang ini akan menambah pendapatan negara dengan
pajak.
Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap
barang mewah dan impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah
mengambil pajak barang mewah
Ketiga, Konsep pembangunan yang berkesinambungan,
berlanjut dan mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan
ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan
utang luar negeri. Telah di jelaskan pada awal prinsip
pembangunan yang diusung Orde Baru yakni mengutang untuk
pembangungan, sekarang saatnya membangun Indonesia dari
keringat peluh yang dihasilkan diri sendiri Indonesia walaupun
harus bertahap sesuai dengan pendapatan yang diraih. Jangan asal
cepat-cepat membangun negeri sehingga kita selalu bertumpu pada
utang / Investasi luar negeri tapi membangun negeri perlu proses
sehingga dibutuhkan sikap sabar yang tinggi pemerintah untuk
membangun negeri. Masyarakat sebagai rakyat harus mendukung
setiap tindakan pemerintah yang benar.
Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam
negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk
unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal yang
memprihatinkan dengan televisi atau surat kabar di negeri ini yakni
banyaknya iklan swasta produk luar negeri berkembang di dalam
negeri, sadar atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi pergaulan
masyarakat di negeri ini, Para remaja lebih suka makanan produk
luar negeri daripada produk-produk dalam negeri seperti kacang
rebus, ketela godok. Sehingga hasil jual lebih banyak keluar
daripada ke dalam negeri. Padahal dari segi kandungan zat
makanan tradisional inilah lebih banyak di banding produk luar
negeri. Negeri ini kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga
bila kita manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan
devisa negara, akhir-akhir ini negeri kita mampu dengan
“swasembada pangan” mengapa kita tidak swasembada kehutanan,
pertambangan atau seterusnya. Permasalahan yang ada adalah
terkendala dana dan teknologi peraalatan, sebenarnya ini dapat
disiasati dengan memanfaatkan dana terbatas dan peralatan kurang
itu untuk mendukung produksi hasil pada potensi yang sangat
besar.
Kelima, mengembangkan sumber daya manusia
berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan
merata sebagai landasan penyusunan operasionalisasi
pembangunan ekonomi. Pepatah ada yang bilang “ orang yang
bodoh dekat dengan kemiskinan” ini tentu sesuai dengan realitas
yang ada di Indonesia, banyak anak kecil di kolong-kolong
jembatan dan Perhentian lampu merah tidak bersekolah malah
mencari nafkah membantu orang tua-nya. Ditambah lagi dengan
harga pendidikan Indonesia yang mahal tentu akan menambah
daftar panjang orang-orang bodoh baru yang akan bernasib sama.
Padahal negara kita akan menghadapi perdagangan bebas sungguh
sangat ironi bila negara kita hanya bergantung dengan bangsa lain.
Bila kita cermati dengan tingkat pendidikan tinggi rata-rata
penduduknya akan memberikan penghasilan yang besar bagi
penduduk akan memperkuat ekonomi nasional melalui
pengurangan tenaga kerja luar negeri. Bila kesejateraan penduduk
besar tentu akan memberikan pajak sangat besar sehingga negeri
ini memperoleh pendapatan yang besar.
Dari solusi Ekonomi nasionalis populis tersebut akan
berhasil bila ada sinergi antara legisatif, eksekutif dan yudikatif.
Tidak lupa hal terpenting yakni adanya kemauan rakyat untuk
berubah ( Change will) dan bergerak bersama untuk menghasilkan
negara Indonesia yang mandiri dan bertekad mengakhiri utang luar
negeri.

Daftar Pustaka:

https://prumph.blogspot.com/2009/06/solusi-terhadap-
ketergantungan-terhadap.html
https://www.kajianpustaka.com/2020/04/manajemen-krisis-
pengertian-jenis-tahapan-dan-penanganan.html

 Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public


Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Machfudz, D.M. 1998. Ketika Perusahaan Menghadapi
Krisis. Jurnal ISKI Manajemen Krisis, No.2, Oktober 1998.
 Putra, I Gusti Ngurah. 1999. Manajemen Hubungan
Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
 Prayudi. 2008. Manajemen Isu - Pendekatan Public
Relations. Yogyakarta: Pustaka Adipura.
 Fink, Steven. 1986. Crisis Management Planning For The
Inevitable. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 Morissan. 2008. Manajemen Public Relations, Strategi
Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
 Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations:
Konsep Dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti.
 Ruslan, Rosady. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen
Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
 Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relatons Bagaimana PR
Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
 Mazur, Laura dan White, John. 1998. Manajemen Krisis.
Jurnal ISKI Manajemen Krisis, No.2, Oktober 1998.

BAB XII

Modal Asing dalam Pembangunan, Motivasi Negara Donor,


Sumber-sumber pembiayaan Pembangunan Indonesia, Struktur
Pembiayaan Pembangunan

A. Modal Asing dalam Pembangunan.


Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal pasal 1 angka (3)
mengungkapkan bahwa
Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.
Menurut Prof M Sornarajah
Penanaman modal asing adalah transfer modal baik
nyata maupun tidak nyata dari suatu negara ke
negara lain, tujuannnya untuk dipakai di negara
tersebut agar menghasilkan keuntungan di bawah
monitoring dari pemilik modal, baik secara total
maupun sebagian .
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang
mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan
lapangan kerja.

Fungsi Penanaman Modal Asing Untuk Indonesia


1. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
2. Sumber dana modal asing bisa dimanfaatkan untuk
mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
3. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana
untuk perbaikan structural agar menjadi lebih baik lagi.
4. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik
lagi dari sebelumnya.
5. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang
diberikan oleh penanam modal.Membantu dalam proses
industrilialisasi yang sedang dilaksanakan.
6. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak
sehingga mampu mengurangi pengangguran.

Faktor yang Memperngaruhi MPA


 Pemahaman yang keliru terhadap pelaksanaan Undang-
Undang Otonomi Daerah serta belum lengkap dan jelasnya
pedoman menyangkut tata cara
 Kurangnya jaminan/ perlindungan Investasi.
 Dicabutnya berbagai insentif di bidang perpajakkan
 Instabilitas Politik dan Keamanan.
 Pelaksanaan otonomi daerah.
 Kurangnya jaminan kepastian hukum.
 Lemahnya penegakkan hukum.
 Masih maraknya praktek KKN
 Banyaknya kasus demonstrasi/ pemogokkan di bidang
ketenagakerjaan.
 Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
 Citra buruk Indonesia sebagai negara yang bangkrut,
diambang disintegrasi dan tidak berjalannya hukum secara
efektif makin memerosotkan daya saing Indonesia dalam
menarik investor untuk melakukan kegiatannya di Indonesia.

Tujuan dari Penanaman Modal Asing (PMA)


1. Untuk menarik arus modal yang signifikan besar ke suatu
negara.
2. Untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang
rendah, manfaat pajak lokal.
3. Menciptakan hambatan perdagangan untuk perusahaan lain.
4. Tukaran yang lebih tinggi dari pada di negara sendiri melalui
tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem
perpajakkan yang lebih menguntungkan dan infrastruktur
yang lebih baik.

B. Motivasi Negara Donor.


Bantuan luar negeri yaitu merupakan salah satu alat kebijakan
luar negeri yang sering digunakan dalam hubungan antar negar.
Secara umum bantuan luar negeri dapat didefinisikan sebagai
pemberian atau pinjaman dari satu pemerintah ke pemerintahan lain
baik berupa uang , barang atau jasa.

Dalam membahas bantuan luar negeri, pengertian bantuan


luar negeri diartikan oleh sejumlah pakar. Dalam arti sempit, bantuan
luar negeri diartikan sebagai sejumlah dana yang diberikan oleh
Negara yang relative maju atau kaya kepada Negara yang secara
ekonomi lebih miskin. Sedangkan dalam arti luas, bantuan luar negeri
diartikan sebagai transfer uang, teknologi, ataupun nasihat-nasihat
teknis dari Negara donor ke Negara penerima. Ada empat tipe utama
bantuan luar negeri, yaitu :

1. Bantuan teknis
2. Hibah dan program impor komoditi
3. Pinjaman pembangunan
4. Bantuan kemanusiaan yang sifatnya darurat
Dalam prakteknya , bantuan luar negeri merupakan jalinan
konsep, juga suatu teori yang berhubungan dengan mengalirnya
modal atau nilai kebendaan atau jasa-jasa kepada pihak laindi luar
negeri dengan tujuan membantu atau dalam rangkakerjasama satu
sama lain untuk tujuan tertentu. Ini berkenaan dengan proses-proses
ekonomi dan politik yang sukar terpisahkan di antara keduanya.
Secara umum konsep-konsep itu memiliki :

1. Keinginan pihak pemberi dapat dilandasi oleh berbagai


kepentingan, biasanya ekonomis dan politis. Pihak penerima
pun menggunakan pikiran-pikiran yang serupa ekonomis dan
politis ketika menerima bantuan tersebut.
2. Faktor-faktor yang bersifat politik dapat sama pentingnya
dengan faktor-faktor yang bersifat ekonomis dalam hubungan
dengan kontribusi yang diperoleh oleh pihak pemberi maupun
yang diberi bantuan. Namun ini banyak tergantung atas
pemerintah pemberi dan pemerintah yang diberi bantuan.
3. Jarang sekali dijumpai kasus bantuan luar negeri yang
bercorak murni ekonomis dan politis atau aspek lainnya
semata. Kebanyakan orang membincangkan proses bantuan
itu berupa hubungan ekonomi dan politik maupun lainnya
secara timbal balik.

Bantuan luar negeri sebagai setiap arus modal yang mengalir ke


Negara-negara berkembang, intinya memenuhi kriteria :
a. Dari segi Negara donor ( pemberi bantuan ), tujuan – tujuan
itu haruslah non komersial; dan
b. Bantuan itu harus memenuhi syarat-syarat konsensional,
dengan suku bunga dan jangka waktu pembayaran kembali
modal yang dipinjamkan secara lunak atau tidak
memberatkan Negara pinjaman.
c. Sebaliknya dengan syarat-syarat pinjaman poin (b) ialah
pinjaman komersial dengan suku bunga lunak dan jangka
pengembalian berjangka pendek atau menengah.

Lebih lanjut Todaro, member acuan bahwa defenisi ini


kadang-kadang kurang tepat karena mencakup di dalamnya bantuan
militer yang sifatnya bukan komersial dan bukan konsensional.
Biasanya secara internasional bantuan militer dikeluarkan dari
perhitungan bantuan luar negeri. Oleh karena itu, konsep atau
pengertian bantuan luar negeri yang yang saat ini dipakai secara luas
adalah bntuan pemerintah dalam bentuk uang atau barang. Yang
secara umum ditujukan untuk mengalihkan sumber-sumber dari
Negara kayak ke Negara berkembang dengan tujuan utama untuk
pembangunan atau pemerataan.

Pemberian bantuan luar negeri dapat dilakukan degnan cara


bilateral dan multilateral tergantung Negara pendonor. Dalam hal ini
program bantuan dilakukan dari pemerintah ke pemerintahan atau
dapat juga melalui persekutuan, membangun ekonomi, meraih
dukungan ideologis, memperoleh bahan baku strategis, kemanusiaan,
serta menyelamatkan kehidupan bangsa dari bahaya keruntuhan
ekonomi ataupun bencana alam.

Program bantuan luar negeri biasanya saling menguntungkan


kedua pihak. Pihak penerima memperoleh pinjaman dana,
perlengkapan, pengetahuan yang diharapkan mampu mengikuti
dinamika ekonomi modern, stabilitas politik dan keamanan militer.
Sedangkan pihak pemberi atau donor tanpa memperhitungkan jenis
persyaratannya. Selalu mengharapkan kepentingan politik dan
ekonomi baik langsung dan tidak langsung.

Baik bantuan dari Negara donor maupun negara yang


menerima sesungguhnya menerima manfaat dari bantuan luar negeri.
Dari sudut pemberi bantuan konsep ini beranjak dari asumsi tentang
besarnya timbale balik yang dapat ditrima , yang dapat diukur
langsung maupun tidak langsung, tergantung pada besar kecilnya
motivasi bantuan yang mengalir kepada Negara berkembang. Negara
pendonor dapat menerima manfaat dari bantuan itu baik langsung
maupun tidak langsung berupa hasil sesui dengan tujuan yang hendak
dicapai melalui efek positif dari bantuan tersebut.

Alasan pemberian bantuan oleh suatu Negara atau lembaga


tertentu terutama karena kepentingan politik , strategi dan ekonomi
sekalipun pada umumnya alasan itu berupa motivasi moral atau
bantuan kemanusiaan. Namun demikian, sulit ditemukan bukti
sejarah perkembangan bantuan luar negeri selama periode tertentu
yang menunjukkan bahwa Negara donor atau lembaga kredit
internasional membantu tanpa imbalan tertentu.

Terdapat tiga motivasi Negara donor :


1. Motif kemanusiaan, bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di
Negara dunia ketiga melalui dukungan kerjasama ekonomi.
Faktor kemanusiaan menitikberatkan pada alasan moral di AS.
Argument moral ini dikemukakan oleh pemikir liberal
cosmopolitan yang melihat bantuan luar negeri sebagai
kewajiban Negara maju kepada Negara berkembang.
2. Motif politik, bertujuan untuk meningkatkan image Negara
donor. Peraihan pujian menjadi tujuan dari pemberian bantuan
luar negeri baik dari politik domestic dan hubungan luar negeri
Negara donor. Alasan politik ini dapat berupa keinginan
mendapatkan dukungan politik di lembaga internasional ( seperti
yang dilakukan AS di masa perang dingin berupaya
mendapatkan dukungan Negara berkembang di majlis umum
PBB untuk menekan uni soviet ) , menarik Negara penerima
bantuan ke dalam lingkaran ideologis atau keinginan untuk
mendapatkan konsesi wilayah bagi pangkalan militer AS.
3. Motif ekonomi, bertujuan untuk mengamankan investasi
ekonomi Negara donor yang menanamkan sahamnya di Negara
penerima donor. Faktor perekonomian melihat alasan ekonomi
yang memiliki tujuan untuk lahan investasi. Sepertiyang
dilakuikan AS yang menginvestasikan sebagian besar dananya
pada perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan
energy.

C. Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia.

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan ekonomi itu didapat


melalui dua alternatif, yaitu :
 Sumber pembiayaan dalam negeri, terdiri atas :
1. Tabungan masyarakat adalah bagian dari pendapatan yang
diterima masyarakat yang dengan sukarela tidak digunakan
untuk konsumsi.
2. Tabungan pemerintah adalah keseluruhan pendapatan yang
diterima pemerintah dikurangi dengan total pengeluaran rutin.
3. Tabungan paksa adalah langkah yang dilakukan pemerintah
untuk melakukan pinjaman ke masyarakat, badan-badan
keuangan di luar bank komersial (LKBB), bank komersial,
bank sentral dan mencetak uang baru dalam rangka
menanggulangi defisit anggaran.
Hasil dari perdagangan luar negeri, yaitu yang diperoleh dari
kelebihan nilai ekspor dikurangi nilai impor.
 Sumber pembiayaan dari luar negeri

Bagi negara-negara yang belum atau tidak mampu menghimpun


tabungan domestik yang memadai guna mendorong
pertumbuhan ekonominya,maka negara tersebut dapat pula
mencari sumber pembiayaan dari luar negeri ( negara-negara
lain ). Bantuan Luar Negeri adalah aliran modal dari luar negeri
berupa bantuan dari pihak resmi seperti badan-badan
internasional dan dari pemerintah negara lain.
Bantuan luar negeri berfungsi untuk mengatasi masalah-masalah
seperti berikut:
1. Saving gap, tabungan pemerintah yang tidak mampu untuk
membiayai pembangunan.
2. Foreign exchange gap, mata uang asing (devisa) yang tersedia
tidak cukup untuk membiayai impor.
3. Pinjaman dan penanaman modal.

Modal asing yang merupakan pinjaman dari luar negara-negara maju


ke negara-negara berkembang, mempunyai sifat :
a) Penanaman modal langsung yaitu penanaman modal yang
dilakukan dengan cara mendirikan perusahaan di negara
berkembang.
b) Modal portofolio yaitu pembelian obligasi atau saham-
saham perusahaan domestik oleh investor asing.
c) Pinjaman ekspor merupakan pinjaman jangka panjang
dengan bunga tinggi, yaitu memberi kesempatan kepada
pengusaha di negara berkembang untuk membeli peralatan
modal yang harus dibayar dalam jangka waktu lima tahun.

D. Struktur Pembiayaan Pembangunan.

Dalam suatu negara, hal yang paling mendorong negara untuk


menjadi negara maju atau tingkat ekonomi yang tinggi salah satunya
infrastruktur oleh karena itu peningkatan infrastruktur sangatlah
penting. tetapi pembangunan infrastruktur tanpa ditunjang konsep
pembiayaan yang baik akan menghasilkan debt trap bagi negara.
Pembangunan infrastruktur perlu memiliki konsep investasi sehingga
menghasilkan multiplayer effect yang positif bagi negara dengan
mempertimbangkan struktur pembiayaan. Salah satu cara
peningkatan infrastruktur yang baik adalah pembenahan fasilitas dan
perawatan yang bagus untuk mempercetpat pembangunan ekonomi
dan sosial suatu negara melalui penciptaan efektifitas dan efisiensi
yang dihasilkan.
Peningkatan pada infrastruktur bidang energi dan transportasi
dapat menyalurkan sumber daya alam dari daerah yang memiliki
kelebihan sumber daya (SDA) kepada daerah yang kekurangan SDA.
Pemerataan sumberdaya infrastruktur mampu mengurangi
kemiskinan dan mempengaruhi distribusi pendapatan yaitu ketika
terjadi peningkatan produktifitas dan perluasan dana investasi yang
dilakukan oleh pelaku perekonomian negara (Serven, 2004).
Menurut data World Economic Forum (WEF) tahun 2015-
2016 menyatakan b ahwa berdasarkan aspek infrastruktur, Global
Competitiveness Index yang dimiliki Indonesia berada pada
peringkat 62 di antara 140 negara, dengan peringkat infrastruktur
transportasi menempati posisi ke 39 dari 140 negara, sedangkan
infrastruktur listrik dan telekomunikasi menemapti posisi ke 80 dari
140 negara. Di kawasan negara Asia, peringkat infrastruktur
Indonesia masih tertinggal dibandingkan Hong Kong yang
menempati peringkat 1 dan Singapura yang menempati peringkat 2
terbaik dunia.
Pembangunan infrastruktur suatu negara harus sejalan dengan
kondisi makro ekonomi negara yang bersangkutan. Dalam 30 tahun
terakhir ditengarai pembangunan ekonomi Indonesia tertinggal akibat
lemahnya pembangunan infrastruktur. Menurunnya pembangunan
infrastruktur yang ada di Indonesia dapat dilihat dari pengeluaran
pembangunan infrastruktur yang terus menurun dari 5,3% terhadap
GDP (Gross Domestic Product) tahun 1993/1994 menjadi sekitar
2,3% (2005 hingga sekarang). Padahal, dalam kondisi normal,
pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur bagi negara
berkembang adalah sekitar 5-6 % dari GDP. Bahkan indonesia
pernah mengalami masa krisis ekonomi tapi dapat bangkit kembali.
Tetapi, karena efek itu pengeluaran pemerintah pusat untuk
pembangunan infrastruktur berkurang drastis.
Salah satu komponen penting pembangun infrastruktur yaitu
pembangunan infrastruktur negara yang baik didukung oleh
pembiayaan yang layak dalam tahap perencanaan (planning), proses
pembangunan (construction), hingga tahap operasi dan pemeliharaan
infrastruktur (operational and maintenance). Namun struktur
pembangunan juga harus baik dan terus membiayai analisis estimasi
arus kas
Sebenarnya dilihat dari beberapa permasalahan infrastruktur
sebelumnya di indonesia inti dari permasalahan itu adalah struktrur
pembangunan yang kurang baik. Struktur pembiayaan yang baik
memegang peranan penting dalam menanggulangi risiko konstruksi
dan risiko ekonomi yang merupakan 2 risiko utama dalam
pembangunan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena struktur
pembiayaan mempengaruhi total life-cycle cost yang berdampak
pada viabilitas keuangan suatu proyek pembangunan infrastruktur.
Struktur pembiayaan yang baik juga mempengaruhi minat para
swasta dan pihak pihak pendukung lainnya karena kejelasan dana
yang sudah terstruktur.
Maka dari itu peningkatan intinya infrastruktur yang baik
harus mepunyai fasilitas yang baik, struktur pembangunan yang baik
dan jelas, perawatan dan perkembangan untuk kedepannya sehingga
mampu mencapai pembangunan infrastruktur yang efektif dan efisien.

Referensi :

 https://guruakuntansi.co.id//penanaman-modal-asing/
 https://www.academia.edu/16823078/MOTIVASI_NEGARA_DONO
R
 http://blog2.tp.ac.id/ririnrismawati/2013/01/02/sumber-
pembiayaan-pembangunan-ekonomi/
 Islami, Iqbal, Project Finance dan Public Private Partnership :
Skema Pendanaan Alternatif Proyek Infrastuktur, Kementrian
Keuangan, 2015
 Islami, Iqbal, Perluasan Jenis Proyek Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur,
Kementrian Keuangan, 2015
 Sudana, I Made, 2015, Manajemen Keuangan Perusahaan : Teori
dan Praktik, Jakarta : Penerbit Erlangga
 http://nurmansyahjohan.blogspot.co.id/p/infrastruktur-dalam-
pembangunan-ekonomi_22.html

BAB XIII
Peranan Lingkungan dalam Perekonomian, Industrialisasi dan
Pembangunan Berkelanjutan, Industri dan eksternalitas dalam
Pembangunan Berkelanjutan
A. Peranan Lingkungan dalam Perekonomian.

Meski kondisi perekonomian masih berat (beban APBN besar,


pengangguran tinggi, industri perbankan belum normal, banyak
perusahaan menjadi pasien BPPN), tidak berarti pengambil
keputusan di Indonesia kini dibenarkan mengabaikan masalah
lingkungan, yang berarti mengorbankan kepentingan generasi
mendatang.
Oleh karena itu, meski kondisi masih sulit, Indonesia dengan
semua komponennya, baik pada tingkat otoritas (pusat maupun
daerah) dan masyarakat, baik sebagai produsen maupun konsumen,
diharapkan tetap punya komitmen tinggi untuk terus melaksanakan
pembangungan ekonomi berkelanjutan. Tidak dari aspek
lingkungan alam saja, namun juga lingkungan sosial. Selain itu,
amat penting mengurangi shock ekonomi negatip, yang dapat
menyebabkan krisis menghancurkan semua sendi-sendi
perekonomian, lingkungan alam, dan sosial, sehingga mengurangi
ancaman kerusakan lingkungan alam lebih serius lagi.
Melihat peran lingkungan hidup amat krusial dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan, maka Menteri Negara Lingkungan Hidup
sebagai penjaga gawang lingkungan hidup dan memiliki otoritas,
diharapkan dapat menjalankan tugas ini dengan baik. Meski dalam
lingkungan ekonomi yang kian mengglobal seperti sekarang, dan
desentralisasi kekuasaan kepada pemerintah daerah akan membuat
usaha untuk menjaga lingkungan hidup menjadi makin tidak
mudah-apalagi dengan tingginya kemiskinan dan situasi
perekonomian masih sulit-tentu membuat usaha menjaga
lingkungan hidup menjadi kian sulit.
Oleh karena itu, dalam tiap pengambilan keputusan ekonomi yang
berkait dengan lingkungan hidup, pemerintah perlu melibatkan
Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu, agar pelestarian
lingkungan mendapatkan dukungan semua pihak, otoritas perlu
memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder, dengan
pertimbangan yang holistik. Solusi yang sifatnya parsial tidak akan
menyelesaikan persoalan dengan baik, terutama berkaitan dengan
masalah lingkungan.
Dalam rangka menciptakan pembangunan berkelanjutan di negara
sedang berkembang, apalagi negara yang sedang terpuruk seperti
Indonesia, adalah tidak mungkin dapat menyelesaikan sendiri
beban berat itu, apalagi dalam lingkungan ekonomi dunia yang
kian saling tergantung seperti sekarang ini.
Bantuan pihak luar dalam berbagai bentuk, baik finansial untuk
membenahi lingkungan alam laut dan hutan yang sudah rusak,
maupun kemudahan-kemudahan yang memberi akses pasar untuk
ekspor lebih besar, dan dukungan investasi luar negeri (dalam
bentuk FDI) akan banyak sekali membantu. Dalam tekanan
ekonomi berat seperti sekarang, Indonesia tidak akan mampu
melindungi lingkungan alamnya dengan baik. Dukungan
internasional amat diperlukan.

B. Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Menurut Irawan dan Suparmoko (1990) yang dimaksud


dengan pembangunan berkelanjutan dapat dibedakan dalam arti
sempit dan arti luas. Dalam arti luas pembangunan berkelanjutan
diartikan sebagai pembangunan yang tidak menurunkan kapasitas
generasi yang akan datang untuk melakukan pembangunan
meskipun terdapat penyusutan cadangan sumberdaya alam dan
memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat
digantikan oleh sumberdaya lain baik oleh sumberdaya manusia
maupun oleh sumberdaya kapital. Sedangkan dalam arti sempit
pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan yang
tidak mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk
melakukan pembangunan, tetapi dengan menjaga agar fungsi
sumberdaya alam dan lingkungan yang ada tidak menurun tanpa
digantikan oleh sumberdaya lainnya.
Sumberdaya alam pada umumnya terbagi atas sumber alam yang
bisa diperbaharui (seperti; hutan, perikanan dan lain-lain) dan
sumber alam yang tidak bisa diperbaharui seperti; minyak, batu
bara, gas alam dan lain-lain. Dari sudut pemakaian, sumberdaya
alam yang tidak bisa diperbaharui harus dipakai secara bijaksana.
Hasil yang diperoleh dari sumberdaya alam ini perlu dipakai untuk
memperbaharui landasan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Sumber alam yang bisa diperbaharui harus dikelola menurut pola
yang mengindahkan kelestarian sumberdaya alam.
Industri mempunyai peranan ganda bagi masyarakat sekitar.
Peranan positipnya adalah industri dapat menyediakan lapangan
kerja sebagai sumber penghidupan penduduk serta menghasilkan
barang dan jasa yang sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Hal ini disebut sebagai eksternalitas positif atau manfaat
eksternal.
Di sisi lain terdapat dampak negatif yang selanjutnya perlu
ditanggulangi yaitu berupa meningkatnya pencemaran terhadap
tanah, udara dan air yang memungkinkan adanya penurunan
kesejahteraan manusia baik sebagai produsen maupun konsumen.
Disamping itu industrialisasi juga cenderung menguras
sumberdaya alam. Keadaan hal ini merupakan eksternalitas negatif
atau disebut pula sebagai biaya eksternal.
Pembangunan berkelanjutan tidak sepenuhnya dapat ditunjang
oleh industrialisasi, meskipun industrialisasi mampu memperbaiki
kualitas tenaga kerja dan kapital untuk menggantikan fungsi
sumberdaya alam yang hilang. Oleh karena itu fungsi sumberdaya
alam tetap harus dijaga kelestariannya baik dengan atau tanpa
substitusi dari sumberdaya manusia dan sumberdaya kapital.
Pola pembangunan dengan mengembangkan lingkungan hidup,
memerlukan pengetatan dalam penggunaan air dan tanah serta
sumberdaya alam lainnya. Saingan dalam pemakaian air, tanah dan
sumberdaya alam, mungkin tidak bisa dipecahkan melalui
mekanisme pasar, sehingga campur tangan pemerintah diperlukan.
Ini berarti bahwa bagi sumberdaya alam yang semakin langka,
pengendalian pemerintah akan semakin menonjol. Karena itu
sejalan dengan kesertaan pemerintah dalam pengaturan
sumberdaya alam yang langka, diperlukan pertumbuhan lembaga
pengawasan yang semakin berimbang dengan kekuasaan
pemerintah. Proses demokratisasi perlu berjalan seiring dengan
proses intervensi pemerintah pada pengelolaan sumberdaya alam
yang dirasa menjadi langka.

C. Industri dan Eksternalitas dalam Pembangunan yang


Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai bentuk
pembangunan yang tidak menurunkan kapasitas generasi yang
akan datang untuk melakukan pembangunan, meskipun terdapat
penyusutan cadangan sumber daya alam dan memburuknya
lingkungan, akan tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh
sumber daya lain, baik oleh sumber daya manusia ataupun, oleh
sumber daya kapital.
Keberhasilan strategi industrialisasi akan nampak pada semakin
besarnya kontribusi yang diberikan pada pembangunan
berkelanjutan melalui peningkatan pendapatan nasional
(Pendapatan Domestik Bruto) di samping juga adanya kegiatan
luar biasa dari masyarakat di bidang: penemuan cara produksi baru,
penyesuaian teknologi, dan penerapan teknologi untuk kegiatan
menghasilkan barang yang dijual di pasar. Tahap industrialisasi
berdasarkan tolok ukur kontribusi nilai tambah sektor manufaktur
terhadap PDB, dapat dibagi menjadi; (1) tahap non- industrialisasi,
(2) tahap dalam proses menuju industrialisasi, (3) tahap semi
industri, (4) tahap industrialisasi penuh.
Eksternalitas dalam pembangunan yang berkelanjutan dapat
diartikan bahwa pembangunan yang berkelanjutan yang
dilaksanakan oleh setiap negara harus memperhitungkan adanya
akibat positif dan akibat negatif dari pembangunan melalui
industrialisasi. Akibat negatif adalah semakin menipisnya,
berkurangnya dan semakin rusaknya sumber daya alam, baik yang
dapat diperbaharui maupun yang tidak diperbaharui, yang biasanya
ini dianggap sebagai biota pembangunan. Sedangkan yang positif
adalah meningkatnya jumlah barang-barang dan jasa yang tersedia,
semakin berkurangnya pengangguran, meningkatnya pendapatan
masyarakat dan meningkatnya kesejahteraan sebagai akibat
pembangunan melalui industrialisasi.

Referensi :

https://yunirachma.blogspot.com/2012/04/peranan-lingkungan-
dalam-perekonomian.html

D. Aktivitas Pembelajaran

Adapun langlah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:


1. Saudara diminta mengikuti penjelasan awal (tatap muka/virtual :
video/slide-ppt)
2. Selanjutnya secara mandiri, Saudara membaca ......;
3. Saudara diminta mendiskusikan hasil bacaan masing- masing;
4. Selanjutnya Saudara secara berpasangan/kerja individu diminta
untuk mengerjakan LK pada kertas /file lalu di upload pada
kolom tugas di ecampus

E. Evaluasi : Latihan /Kasus/Tugas/quizz

Pilihan Ganda

Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x)
pada huruf A, B, C, atau D

1. Silahkan tuliskan pertanyaan…

A. Opsi jawaban A

B. Opsi jawaban B

C. Opsi jawaban C

D. Opsi jawaban D

E. Opsi jawaban E

Soal Pilihan Ganda Ekonomi Pembangunan Islam


1. Pertumbuhan ekonomi artinya ….
a. Naiknya produk nasional per kapita dari periode ke periode
dalam waktu jangka panjang
b. Upaya peningkatan pendapatan nasional yang berdampak pada
menaiknya kesejahteraan rakyat
c. Upaya untuk menaikkan pendapatan suatu Negara
d. Proses perubahan yang menghasilkan perbaikan dalam bidang
ekonomi
e. Merubah berbagai kekuatan ekonomi potensial menjadi
ekonomi rill.

2.Tujuan pembangunan ekonomi Indonesia yaitu ….


a. Menstabilkan harga berbagai barang kebutuhan pokok
b. Meningkatkan SDM (sumber daya manusia)
c. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
d. Membangun banyak gedung pencakar langit
e. Menjadikan negara Indonesia sebagai pusat perdagangan
dunia

3. Pertumbuhan ekonomi dimaknai sebagai suatu proses ….


a. Penambahan barang atau jasa selama satu periode
b. Naiknya pendapatan kotor dalam satu kurun waktu
c. Naiknya pendapatan per kapita dalam suatu kurun waktu
d. Terjadinya penambahan GNP selama satu tahun
e. Distribusi pendapatan nasional yang semakin merata

4. Perhatikan uraian di bawah ini!


1) Terjadinya peningkatan GNP dan pendapatan per kapita dari tahun
ke tahun
2) Peningkatan GNP dan pendapatan per kapita disertai pemerataan
3) Mengalami perubahan struktur ekonomi
4) Ditemukan berbagai sumber produktif serta dapat dioptimalkan
dengan baik
5) Adanya inovasi serta penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Dari uraian di atas, yang termasuk ciri-ciri pembangunan ekonomi
yaitu ….
a. 1, 2, dan 3
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, dan 4
d. 2, 3, dan 4
e. 1, 3, dan 5

5. Tujuan utama adanya perhitungan pertumbuhan ekonomi yaitu ….


a. Meningkatkan inflasi
b. Melihat kemajuan kondisi perekonomian
c. Memakmurkan negara
d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
e. Mengurangi pengangguran

6. Menurut pendapat Frederick List pertumbuhan perekonomian dapat


diukur berdasarkan perkambangan….
a. peradaban masyarakat
b. sarana tukar menukar (medium of exchange)
c. teknik produksi
d. sarana distribusi
e. pasar

7. Factor yang menentukan dalam proses pembangunan ekonomi


yaitu ….
a. Teknologi
b. SDM
c. Permodalan
d. Tenaga kerja
e. Luasnya pasar

8. Di bawah ini yang bukan meruapakan tahap-tahap dalam


pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menurut Karl Bucher, yaitu
rumah tangga ….
a. Dunia
b. Bangsa
c. Tertutup
d. Kota
e. Internasional

9. Hubungan antara perkembangan penduduk dengan pembangunan


yaitu ….
a. Pertambahan penduduk yang cepat, usia produktif sebanding dengan
ratio ketergantungan
b. Bertambahnya penduduk akan mendorong tingkat komsumsi yang
tinggi
c. Dengan adanya perkembangan penduduk, maka pelaksanaan
pembangunan akan semakin lancar dan ramai
d. Dengan adanya perkembangan penduduk, maka jumlah tenaga kerja
bertambah dan memperluas pasar hasil produksinya
e. Dengan adanya perkembangan penduduk, makaprogram KB
menjadi penting dalam pembangunan

10. Di bawah ini yang bukan termasuk factor pertumbuhan ekomomi


yaitu ….
a. Tenaga kerja
b. jumlah penduduk
c. Uang
d. manajemen
e. Teknologi
11. Perhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi di bawah ini!
a. mengembara dan berburu
b. beternak dan bertani
c. bertani dan kerajinan
d. industri, kerajinan, dan perdagangan
Pendapat di atas dikemukakan oleh ….
a. Fredrich List
b. Werner Sombart
c. Robert Sollow
d. Max Weber
e. Harrod-Domar
12. Pertumbuhan ekonomi menurut aliran Historis yaitu tukar menukar:
1) Secara innatura
2) Dengan perantara uang
3) Dengan menggunakan kartu kredit
Pendapat di atas, dikemukakan oleh ….
a. Max Weber
b. Frederick List
c. Gustav Von Schmoller
d. Bruno Hildebrand
e. Werner Sombart

13. Suatu proses kenaikan produksi barang dan jasa dalam kegiatan
ekonomi selama periode waktu tertentu dinamakan ….
a. Integrasi ekonomi
b. Pembangunan ekonomi
c. Industrialisasi
d. Pertumbuhan ekonomi
e. Modernisasi ekonomi

14. Perekonomian dpat dianggap tumbuh, apabila pada tahun tertentu


terjadi….
a. peningkatan investasi masyarakat
b. peningkatan tabungan masyarakat dari tahun sebelumnya
c. peningkatan pendapatan nominal masyarakat dari tahun sebelumnya
d. peningkatan pendapatan riil masyarakat dari tahun sebelumnya
e. peningkatan konsumsi masyarakat

15. Salah satu indikator yang sering dipakai untuk mengukur


pertumbuhan ekonomi adalah ….
a. Tingkat harga-harga
b. PNB (Produk Nasional Bruto)
c. PNB per kapita
d. PDB (Produk Domestic Bruto)
e. PDB per kapita

16. Di negara sedang berkembang, 3 masalah utama pembangunan


ekonomi berhubungan dengan ….
a. rendahnya produktivitas, kemiskinan, dan kebodohan
b. kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan
c. kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan dalam distribusi
pendapatan
d. kebodohan, kemiskinan, dan pengangguran
e. ketimpangan pendapatan, kemiskinan, dan rusaknya lingkungan
hidup

17. Perhatikan ciri-ciri pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di


bawah ini!
a. Berorientasi ekspor
b. Produsen barang-barang primer
c. Tersedia modal dan tenaga ahli
d. Berorientasi pada perdagangan bahan mentah
e. Merupakan penghasil barang-barang jadi dan barang-barang
modal
Berdasarkan uraian di atas, yang termasuk ciri negara maju yaitu
nomor ….
a. 1, 2, dan 3
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 2, 3, dan 4

18. Perhatikan uraian di bawah ini!


1) Penyediaan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin
2) Pengembangan sistem jaminan social
3) Pelaksanaan IDT (Inpres desa tertinggal)
4) Perluasan kesempatan kerja
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi
permasalahan pembangunan ekonomi ditunjukan nomor ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 1 dan 3
d. 3 dan 4
e. 2 dan 3
19. Data PDB Indonesia tahun 2007-2010 sebagai berikut.
2007 : 1.326.000
2008 : 1.365.000
2009 : 1.420.000
2010 : 1.477.000
Berdasarkan data di atas, tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2010
sebesar ….
a. 3,04%
b. 3,84%
c. 3,40%
d. 4,00%
e. 3,47%

20. Perhatikan pernyataan di bawah inI!


1) Terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan nasional
2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi
3) Rendahnya penyerapan tenaga kerja
4) Perekonomian tidak mengalami banyak guncangan
5) Terbuka kesempatan kerja yang luas bagi angkatan kerja
Berdasarkan uraian di atas, pernyataan yang termasuk keberhasilan
pembangunan ekonomi yaitu ….
a. 1, 2, dan 3
b. 2, 4, dan 5
c. 1, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 2, 3, dan 4
21. Upaya yang dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan untuk
mengembangkan aktivitas ekonomi adalah pengertian dari….
a. Pembangunan ekonomi
b. Ekonomi pembangunan
c. Kinerja pembangunan
d. Kegiatan pembangunan
22. Yang termasuk ke dalam komponen nilai pokok dari pembangunan yang
dicapai oleh setiap masyarakat melalui pembangunan adalah….
a. Pemerataan
b. Kecukupan
c. Kemakmuran
d. Keamanan
23. Salah satu ciri umum negara-negara sedang berkembang adalah….
a. Produsen barang sekunder
b. Sumber daya alam sudah diolah secara maksimal
c. Kemajuan dari pemakaian teknologi
d. Pembangunan ekonomi
1. Menurut Todaro, salah satu klasifikasi dari negara sedang
berkembang adalah…..
a. Standar hidup relatif rendah
b. Tingkat pertumbuhan penduduk serta beban ketergantungan yang
rendah
c. Pasar yang sempurna dan informasi pasar yang memadai
d. Berkurangnya tingkat pengangguran dan kemiskinan
24. Pada negara sedang berkembang, hal yang terjadi jika distribusi
pendapatannya sudah merata, tetapi tingkat pendapatan rata-ratanya tidak
mengalami perbaikan adalah...
a. Kemiskinan dan kemelaratan semakin meluas
b. Terjadi ketimpangan sosial
c. Kenaikan pendapatan terkonsentrasi pada satu daerah
d. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan
2. Batasan yang dipakai sebagai sebagai ukuran yang digunakan
untuk mengukur tingkat keparahan kemiskinan di dalam suatu
Negara dan kemiskinan relatif antar negara di sebut sebagai garis....
a. Kemelaratan
b. Perkembangan pembangunan
c. Kemiskinan
d. Batas pembangunan
25. Salah satu indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui tingkat
kemajuan pembangunan ekonomi suatu negara adalah…….
a. Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
b. Kemerataan distribusi pendapatan
c. Menurunnya tingkat kemiskinan
d. Berkurangnya tingkat ketimpangan social masyarakat
26. Salah satu kebaikan dari strategi pembangunan yang berorientasi pada
pertumbuhan adalah………..
a. Meningkatkan prestasi kerja dan produktivitas produksi
b. Memacu munculnya investor baru
c. Menurunkan tingkat pengangguran
d. Hilangnya ketergantungan pada negara asing
27. Salah satu keburukan dari strategi pembangunan yang berorientasi pada
pertumbuhan adalah………..
a. Adanya peralihan penggunaan teknologi tradisional ke modern
b. Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
diperlukan dana yang besar
c. Terhapusnya kesenjangan sosial yang ada
d. Dana yang diperlukan sedikit
28. Penggunaan tenaga kerja yang tidak sesuai atau tidak efisien disebabkan
oleh….
a. Pemanfaatan tenaga kerja yang dipekerjakan pada bidang yang tidak
sesuai dengan keahlian, ketrampilan, dan kemampuannya
b. Kurangnya SDM yang memenuhi syarat
c. Kurangnya lapangan pekerjaan
d. Rendahnya tingkat upah
29. Menurut Edgar O. Edward, dalam mengelompokkan berbagai bentuk
pengangguran, penting untuk mempertimbangkan dimensi-dimensi berikut,
yaitu……
a. Upah
b. Jumlah lapangan pekerjaan
c. Intensitas pekerjaan
d. Jumlah faktor produksi
30. Upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
kependudukan di Indonesia adalah…
a. Program pemindahan dan penyebaran penduduk untuk mengurangi
kepadatan penduduk
b. Pemerataan penyebaran lapangan pekerjaan
c. Menciptakan lapangan kerja baru
d. Pemerataan distribusi pendapatan
31. Masalah pokok yang dihadapi kebanyakan negara berkembang di bidang
sumber daya manusia dan pendidikan adalah….
a. Kekurangan sekolah
b. Gaji guru dan pendidik yang terlalu rendah
c. Kelebihan tenaga kerja yang tidak terampil
d. Biaya pendidikan yang terlalu mahal
32. Salah satu faktor ekonomi yang mempengaruhi proses pembangunan
ekonomi suatu negara berkembang adalah……….
a. Akumulasi modal
b. Politik dan administrasi pemerintahan
c. Sosial dan budaya
d. Angka kelahiran bayi yang tinggi
33. Faktor yang dianggap sebagai penghambat usaha percepatan pembangunan
ekonomi adalah….
a. Masalah struktur ekspor yang berupa bahan baku
b. Perekonomian yang bersifat dualistis
c. Peran campur tangan pemerintah yang terlalu besar
d. Adanya desentralisasi
34. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat, berupa
perubahan dalam politik, struktur sosial, dan struktur kegiatan ekonominya
merupakan pengertian dari…
a. Perubahan ekonomi
b. Perkembangan ekonomi
c. Pembangunan ekonomi
d. Perbaikan ekonomi
35. Usaha pembangunan yang berusaha mengatur program investasi
sedemikian rupa sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan
menimbulkan hambatan-hambatan yang bersumber dari permintaan dan
penawaran, merupakan pengertian dari...
a. Pembangunan searah
b. Pembangunan terpusat
c. Program pembangunan
d. Pembangunan seimbang
36. Menurut Rosenstein-Rodan, pembangunan industri secara besar-besaran
akan menimbulkan eksternalitas ekonomi yang disebabkan oleh....
a. Adanya penyempitan pasar karena struktur pasar merupakan pasar
persaingan sempurna
b. Adanya industri yang sama yang jaraknya berjauhan
c. Tidak ada industri lain dalam perekonomian tersebut
d. Perluasan pasar
37. Rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain secara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan
tetap miskin dan akan mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat
pembangunan yang lebih tinggi merupakan pengertian dari.....
a. Lingkaran perangkap kemiskinan
b. Kemunduran pembangunan
c. Garis batas kemiskinan
d. Hambatan pembangunan ekonomi
38. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kemiskinan suatu
negara adalah....
a. Jumlah penduduknya
b. Tingkat kemajuan teknologi
c. Tingkat pendapatan nasional rata-ratanya
d. Banyaknya jumlah lapangan pekerjaan
39. Kemiskinan secara konseptual dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu
dari segi....
a. Subsisten
b. Internal
c. Tingkat pemerataan
d. Perkembangan pendapatan nasional rata-rata
40. Penyebab pokok timbulnya masalah kemiskinan di masyarakat adalah...
a. Tingkat pendidikan dari masyarakat yang rendah
b. Kurangnya jumlah lapangan pekerjaan
c. Kurangnya kepemilikan faktor produksi
d. Adanya migrasi besar-besaran
3. Faktor yang mempengaruhi jumlah pendidikan seseorang jika
dilihat dari sisi permintaan adalah...
a. Biaya pendidikan
b. Harga buku pelajaran
c. Jumlah tenaga pengajar
d. Jarak sekolah dengan tempat tinggal
41. Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan adalah….
a. Peningkatan produktivitas
b. Penurunan utang luar negeri
c. Munculnya lapangan pekerjaan baru
d. Naiknya kualitas sumber daya manusia

F. SOAL ESSAY

Setelah Saudara mengkaji materi yang dipaparkan dalam bahan


ajar ini, selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Saudara,
kerjakan latihan berikut!

Soal

Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan dengan baik sesuai


dengan petunjuk yang telah ditentukan.

1. Pembangunan Ekonomi merupakan upaya yang


dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan
pengembangan kegiatan ekonomi. Analisa anda
tentang ekonomi pembangunan dan keberhasilan
pembangunan ekonomi?
2. Indikator pembangunan merupakan tolak ukur yang
digunakan dalam mengukur performa suatu negara
dalam pencapaian pembangunannya, serta
perbandingan terhadap negara-negara lain. Analisis
anda tentang pentingnya indikator-indikator
pembangunan ekonomi?
3. Menurut W.W. Rostow Pembangunan ekonomi atau
proses transformasi suatu masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses
yang multi dimensional, pembangunan ekonomi bukan
hanya berarti perubahan struktru ekonomi suatu negera
yang ditujukan oleh menurunnya peranan sektor
pertanian dan peningkatan peranan sektor industri.
Jelaskan 5 (lima) tahap yang membedakan
pembangunan ekonomi menurut Rostow !
4. Kebijakan ekonomi adalah seperangkat perencanan
yang mengacu kepada tindakan pernyataan dan
pengaturan yang dibuat oleh pemerintah dalam
mengambil keputusan dibidang ekonomi dan
menyangkut kepentingan umum. Analisa anda tentang
kebijakan ekonomi dalam negeri? Dan buat alur
perencanaan Pembangunan Top down dan bottom up,
sepengetahuan anda!

G. Daftar Pustaka
 Islami, Iqbal, Project Finance dan Public Private Partnership :
Skema Pendanaan Alternatif Proyek Infrastuktur, Kementrian
Keuangan, 2015
 Islami, Iqbal, Perluasan Jenis Proyek Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur,
Kementrian Keuangan, 2015
 Sudana, I Made, 2015, Manajemen Keuangan Perusahaan : Teori
dan Praktik, Jakarta : Penerbit Erlangga
 http://nurmansyahjohan.blogspot.co.id/p/infrastruktur-dalam-
pembangunan-ekonomi_22.html
 Cross, Nigel, 2014, Technology Informatin and Communication,
John Wiley & Sons, Inc.,New York.
 Taufik Ridwan, 2013, Pengantar TIK untuk Mahasiswa, Modul.
BBC Pres, Cirebon.
 Taufik Ridwan, 2014, Media Offline dan Online, Modul. BBC
Pres, Cirebon.
 Taufik Ridwan, 2015, Internet untuk Kita Semua, Modul. BBC
Pres, Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai