Anda di halaman 1dari 3

Nama : Moh. Syukur Laraga, S.

STP
NDH : 24
Instansi : Inspektorat Daerah Kabupaten Morowali Utara
Jabatan : Inspektur Pembantu Wilayah IV

TUGAS INDIVIDU
KONSEPSI AKSI PERUBAHAN

Perubahan merupakan sebuah keadaan yang mengalami suatu proses yang dimana kemudian
menjadi keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan tersebut kemudian
menjadi sebuah keadaan yang dimana akan menjadi lebih baik. Atau dapat dikatakan bahwa
perubahan ialah keadaan yang telah berbeda dengan keadaan sebelumnya.

Dalam melakukan suatu perubahan tentunya hal pertama yang kita harus lakukan adalah
mengamati dan mengumpulkan permasalahan-permasalahan yang ada disekitar kita. Hal tersebut
yang menjadikan sebuah alasan mengapa sesuatu keadaan itu harus mengalami sebuah
perubahan. Dari permasalahan yang diperoleh di lapangan nantinya akan diagnosis kemudian
dilakukan penganalisisan untuk menemukan jalan keluar atau solusi dari permasalahan tersebut.
Selanjutnya memilih dan merencanakan perubahan kemudian dilaksanhakannya aksi perubahan
tersebut. Selanjutnya dilakukan pengevaluasian terhadap kegiatan perubahan yang kita lakukan
untuk menemukan atau menilai hasil dari perubahan yang dilakukan apakah terjadi perubahan
atau tidak.

Hal ini tentunya sesuai dengan konsep spredley yang menegaskan bahwa perubahan terencana
harus dilakukan secara konsisten dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat
antara agen perubahan dan sistem perubahan. Dan langkah yang dilakukan oleh Spradley ialah
menganalisismasalah, mendiagnosis, menganalisa jalan keluar, memilih perubahan,
merencanakan dan melaksanakan perubah, selanjutnya mengevaluasi dan yang terakhir
menstabilkan kegiatan perubahan.

Aksi perubahan ini dilakukan tentunya untuk memperoleh dan mengoptimalkan seluruh potensi
sumber daya (internal dan eksternal)dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi. Tentunya aksi
perubahan sangatlah menguntungkan organisasi atau instansi yang terkait karena merubah suatu
kualitas yang kurang optimal menjadi lebih optimal.

Kegiatan suatu rancangan aksi perubahan tentunya dimulai dengan mengumpulkan data-data
yang menjadi suatu penyebab (kondisi saat ini) setelah ini dilakukan transformasi (perubahan
dari keadaan sebelumnya menjadi keadaan lebih optimal) setelah itu dilakukan tahap
implementasi (kondisi yang diharapkan) untuk melihat hasil atau output dari kegiatan aksi
perubahan yang dilakukan. Dan tentunya dalam melakukan aksiu perubahan ini haruslah juga
memperhatikan jangka waktu (milestone) dari apa yang kita lakukan. Hal ini dilakukan untuk
mengukur estimasi waktu tentang aksi perbuahan yang kita lakukan tersebut.

ELABORASI SALAH SATU ISU KINERJA ORGANISASI

Yang menjadi salah satu permasalahan atau isu inspektorat ialah “Belum Optimalnya kepatuhan
auditor terhadap standar kepatuhan Audit”.

Sebelum mengkasi tentang kepatuhan auditor terhadap standar kepatuhan audit yang harus
diketahui ialah apasih itu auditor dan bagaimana menjalankan tugas tersebut sehingga tercapai
dan terlaksananya standar audit.

Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah.

Auditor merupakan jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan
wewenangan untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau
pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan Negara sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, yang diduduki oleh Pengawai Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Menjadi suatu auditor harus mempunyai
pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain yang
diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Auditor sebagaimana dimaksud ini
mencakup Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan Jabatan Fungsional pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di daerah (JFP2UPD) yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional bidang pengawasan.

Untuk menjamin terlaksanya standar audit diperlukan tindakan yang sistematis dan telah
ditentukan yaitu dengan Kegiatan penjaminan kualitas (quality assurance), terdiri dari:

1) Audit: (1) Audit Keuangan a) Audit keuangan yang memberikan opini. b) Audit terhadap
aspek keuangan tertentu. (2) Audit Kinerja (3) Audit Dengan Tujuan Tertentu

2) Evaluasi

3) Reviu

4) Pemantauan/Monitoring

Dengan memperhatikan langkah-langkah tersrebut tentunya hal tersebut akan sesuai dengan
standar audit sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai