Anda di halaman 1dari 14

PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN

PENGAWASAN

 Pengawasan sangat penting dilakukan oleh


perusahaan hal ini untuk memastikan apakah tujuan
organisasi sudah tercapai atau belum.
 Pengawasan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan perusahaan walaupun sudah memiliki
perencanaan yang baik.
Pengertian Pengawasan

 Pengawasan adalah proses untuk memastikan segala aktifitas


yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
The process of ensuring that actual activities conform the
planned activities. (Stoner, Freeman, & Gilbert, 1995)

 Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja


dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of
measuring performance and taking action to ensure desired
results. (Schermerhorn, 2002)
Fungsi pengawasan manajerial juga berhubungan erat
dengan fungsi-fungsi manajerial lainnya.

Pengawasan

Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan


Faktor-faktor yang membuat pengawasan
diperlukan dalam perusahaan

 Perubahan.
 Perubahan lingkungan organisasi, timbulnya produk atau
saingan baru, perintah baru.
 Kesalahan.
 Mis : Kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi.

 Pelimpahan/pendelegasian wewenang.
 Pengawasan digunakan untuk mengetahui apakah bawahan
telah melaksanakan tugas yang dilimpahkan atau tidak.
Tahapan dalam proses pengawasan

 Penetapan standar
 Standar adalah patokan untuk menilai hasil. Bentuknya dapat
berupa target penjualan, anggaran, waktu tunggu dll.
 Penentuan pengukuran pelaksanaan
 Pengukuran kinerja
 Caranya dengan melakukan observasi, laporan, inspeksi,
pengujian atau pengambilan sampel.
 Perbandingan kinerja dengan standar
 Melakukan tindakan koreksi
Prinsip-prinsip dalam pengawasan
 Adanya rencana tertentu dalam pengawasan
 Adanya pemberian instruksi atau perintah serta
wewenang kepada bawahan
 Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk
penyimpangan
 Pengawasan harus bersifat fleksibel, dinamis dan
ekonomis.
 Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif,
yakni segera mengetahui apa yang salah, dimana
terjadinya kesalahan tersebut serta siapa yang
bertanggung jawab.
Obyek pengawasan

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada 5


jenis obyek yang perlu dijadikan sebagai sasaran
pengawasan:
 Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau
jasa.
 Keuangan
 Pelaksanaan program dilapangan
 Obyek yang bersifat strategis
 Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait
Jenis pengawasan yang dapat dilakukan

1. Pengawasan Intern dan Ekstern


 Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh
orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit
organisasi yang bersangkutan.

 Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan


oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi
yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga
tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan
manapun.
2. Pengawasan Preventif dan Represif
 Pengawasan preventif adalah “pengawasan yang dilakukan
terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan,
sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.”

 Pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan


terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.”
Pengawasan model ini biasanya dilakukan pada akhir tahun
anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian
disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan
dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya penyimpangan.
3. Pengawasan Aktif dan Pasif
 Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk
“pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang
bersangkutan.”

 Pengawasan jauh (pasif) dilakukan melalui “penelitian dan


pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang
disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.”

Anda mungkin juga menyukai