Anda di halaman 1dari 25

Cara Menghitung Kebutuhan Talang Air Hujan

Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air
hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertikal
dengan diameter biasanya 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horisontal dengan kemiringan 0,5 - 1%
dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.

Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut
dalam luasann m2.

Sebagai standar ukuran pipa pembuangan adalah sebagai berikut :


1. Diameter 3”, volume 255 ltr/menit
2. Diameter 4”, volume 547 ltr/menit
3. Diameter 5”, volume 990 ltr/menit
4. Diameter 6”, volume 1610 ltr/menit
5. Diameter 8”, volume 3470 ltr/menit

Curah Hujan di Indonesia rata-rata 5 – 8 ltr/menit

Sebagai contoh berikut kami sajikan sebuah kasus sebagai berikut :


Misal sebuah bangunan memiliki luas atap 1.000 m2. Berapa besaran pipa dan banyaknya pipa air hujan yang
dibutuhkan pada atap bangunan tersebut?

Jawab:
 Luas atap = 1.000 m2.
 Hujan rata - rata di Indonesia kita ambil antara = 5 – 8 liter/menit.
 Curah hujan = 1.000 m2 x 5-8 liter/menit = 5.000 – 8000 liter/menit. (diambil 8000 ltr/menit)
 Talang yang digunakan diameter 6” (volume 1.610 ltr/menit)
 Jika curah hujan = 8.000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 menit adalah =
8.000 : 1.610 = 4,97 buah

Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di
atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit.

Air Hujan
Posted on February 5, 2007 by syaifuddin hasan

Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut dialirkan ke
saluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks
perumahan disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3” (minimal)
yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5 – 1% dengan
jarak terpendek ke saluran terbuka lingkungan.

Talang Air Hujan

Pipa pembuangan/pipa vertical di pasang pada shaft untuk air hujan yang dapat
dibuang sejajar dengan pipa-pipa plambing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan
luas atap yang menampung air hujan tersebut.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasan M². Sebagai standard ukuran pipa
pembuangan dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel : Ukuran Pipa Vertical/Tegak untuk menampung Air Hujan dari Atap

 3″ > Luas atap 0 s.d – 180M2 > Volume 255 Ltr/Mnt


 4″ > Luas atap s.d 385 M2 > Volume 547 Ltr/Mnt
 5″ > Luas atap s.d 698 M2 > Volume 990 Ltr/Mnt
 6″ > Luas atap s.d 1.135 M2 > Volume 1.610 Ltr/Mnt
 8″ > Luas atap s.d 2.445 M2 > Volume 3.470 Ltr/Mnt

Perhitungan Talang Air Hujan

Contoh :

 Jika Luas atap = 1.000 M².


 Diketahui :
 Hujan rata-rata di Indonesia antara 300 – 500 mm/m²/jam = 5 – 8 liter/menit.
 Curah hujan = 1.000 m² x 5 – 8 liter/menit = 5.000 – 8.000 liter/menit.
 Luas atap 1.000 m²,
 dalam tabel paling efisien menggunakan diameter 6” dengan kapasitas +/- 1.610
liter/menit.
 Jika curah hujan = 10.000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam
waktu 1 x 6” = 10.000 : 1.610 = 6 menit.
 Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 6 buah yang tersebar
letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1
(satu) menit.

Tabel 5.9 Penentuan Dimensi Pipa Tegak BuanganPERHITUNGAN DIAMETER PIPA


TEGAK BUANGANNOLANTAIKEFIXTURE UNITDIAMETER PIPA
TEGAKSENDIRIAKUMULASI BUANGAN
1 3 21 21 1002 2 21 42 1003 1 21 63 100
Contoh Perhitungan Dimensi Pipa Horisontal Lantai 2 :
Sektor : 1Jalur : 1 ke 2Alat Plambing : LavatoryJumlahFixture Unit :a.
Sendiri : 1b.

Akumlatif : 1Diameter Perangkap : 32 mmSlope : 0,02Diameter Pipa : 32 mmPanjang Alat Pipa : 2.5 mBe
da Tinggi : Slope x Panjang alat: 0,02 x 2.5: 0,05 m: 5 cm
Contoh Perhitungan Dimensi Pipa Vertikal Lantai 2 :
Jalur : ShaftJumlahFixture Unit :a.

Sendiri : 21b.

Akumlatif : 21Slope : 0,02Diameter Pipa : 100 mm

Panjang Alat : 3.3 mBeda Tinggi : Slope x Panjang alat: 0,02 x 3.3: 0,066 m = 6.6 cm
5.5 Penentuan Dimensi Pipa Vent
Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatusistem pembuangan. Tujuan
pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut :

Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan


Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan


Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuanganKarena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap
mempunyai sekat air,maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar dapat mencegah hilangnya sekat
air.Pipa ven yang digunakan dalam perencanaan ini merupakan kombinasi dari beberapa jenis ven, yaitu :

Ven lup
, yaitu pipa ven yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dandisambungkan kepada pipa ven tegak.

Ven tegak
, yaitu perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatarpipa air buangan tertinggi.

Pipa tegak ven


, dipasang jika pipa tegak air buangan melayani dua interval cabangatau lebih, dan alat-alat plambing pada setiap
lantai mempunyai pipa ven tunggalatau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas dari pipa tegak ven ini harus
terbukalangsung ke udara luar di atas atap tanpa dikurangi ukurannya. Bagian bawah daripipa tegak ven harus
disambungkan dengan pipa tegak air buangan, tanpa dikurangiukurannya, pada tempat yang lebih rendah dari
cabang terendah.
5.5.1 Penentuan Dimensi Pipa Ven Horisontal
Penentuan dimensi pipa ven horisontal didasarkan pada panjang pipa ven horisontal, unitbeban alat plambing
yang dilayani, dan diameter pipa air buangan yang dilayani. Pipa ven

horisontal dan ven tegak dalam perencanaan ini dibuat tipikal untuk setiap lantai. Hasilpenentuan diameter pipa
ven horisontal tercantum dalam Tabel 5.10
Perhitungan Drainase Atap
Posted: August 3, 2010 in Civil

Perhitungan Drainase Atap untuk BS EN 12056-3:2000


Gravity drainage systems inside buildings – Sistem drainase gravitasi di dalam gedung –
Part 3: Roof drainage layout and calculation Bagian 3: Atap drainase tata letak dan perhitungan

Rainfall Intensity Intensitas Curah Hujan

BS EN 12056-3:2000 gives rainfall intensity in litres per second per square meter for a 2 minute storm
event. BS EN 12056-3:2000 memberikan intensitas curah hujan dalam liter per detik per meter persegi
untuk peristiwa badai menit 2. For the UK, the maps in the standard show the intensity for various return
periods from 1 year to 500 years. Untuk Inggris, peta-peta dalam acara standar intensitas untuk
beberapa periode ulang dari 1 tahun sampai 500 tahun.

Note the previous standard gave rainfall intensity figures in mm per hour per square meter for 2 minute
storm event. Catatan dengan standar sebelumnya memberikan angka intensitas curah hujan dalam mm
per jam per meter persegi untuk 2 acara badai menit. To convert to mm/hr multiply the l/sec by
3600. Untuk mengkonversi ke mm / jam kalikan l / dt oleh 3600.

eg 0.048 l/sec is equal to 172.8mm/hr or 75mm/hr is equal to 0.021l/sec. misalnya 0,048 l / detik sama
dengan 172.8mm/hr atau 75mm/hr sama dengan 0.021l/sec.

The standard also gives four categories of design rainfall intensity Standar ini juga memberikan empat
kategori intensitas curah hujan desain

Cat suggested use Eaves gutters and flat


Return period of 1 year Kembali
1 Cat roofs dan menggunakan menyarankan
jangka waktu 1 tahun
1 Eaves talang atap datar

suggested use Valley and parapet gutters


Cat Return period of 1.5 x Design life of
for normal buildingsdisarankan
2 Cat the building Kembali periode hidup
menggunakan Valley dan selokan parapet
2 1,5 x Desain bangunan
untuk bangunan normal
suggested use Valley and parapet gutters
Cat Return period of 4.5 x Design life of for higher risk buildingsdisarankan
3 Cat the building Kembali periode hidup menggunakan Valley dan selokan untuk
3 4,5 x Desain bangunan bangunan tembok pembatas risiko yang
lebih tinggi

Cat Maximum probable


suggested use highest risk buildings menyarankan
4 Cat rainfall Kemungkinan maksimum
menggunakan bangunan risiko tertinggi
4 curah hujan

As an aid we have chosen a selection of towns throughout the UK, and determined the design rainfall
intensity for each town as follows:Sebagai bantuan, kami telah memilih pilihan kota di seluruh Inggris,
dan intensitas curah hujan menentukan desain untuk setiap kota sebagai berikut:

 Eaves Gutters and Flat Roofs – Return period of 1 year Talang atap dan Flat Atap – Kembali
jangka waktu 1 tahun
 Valley and Parapet Gutter – Return period of 50 years (Equivalent to Cat 2 with a design life of
approximately 30 years) Valley dan parapet Talang – Kembali periode 50 tahun (Setara dengan Cat 2
dengan desain hidup sekitar 30 tahun)
For other design rainfall intensities separate calculations will be required. Untuk intensitas curah hujan
desain lainnya perhitungan terpisah akan diperlukan.

Where your project is not near one on the towns chosen, then separate calculation will again be
required. Apabila proyek Anda tidak dekat satu di kota yang dipilih, maka perhitungannya terpisah lagi
akan diperlukan.

If there is a town or towns that you would like to be included please let us know Jika ada kota atau kota-
kota yang Anda ingin disertakan beritahukan kami

Gutter Types Jenis selokan

The gutter shapes and sizes shown below have been used in the preparation of the tables. Bentuk dan
ukuran talang ditunjukkan di bawah ini telah digunakan dalam penyusunan tabel. Although the depth of
the gutter has most effect on the catchment area, if the gutter size or shape varies significantly from that
shown below then a separate calculation will be required. Meskipun kedalaman selokan yang paling
berpengaruh di daerah tangkapan air, jika ukuran selokan atau bentuk bervariasi secara signifikan dari
yang ditunjukkan di bawah ini maka perhitungan terpisah akan diperlukan.

The calculated capacity is based on the gutter being: Kapasitas dihitung didasarkan pada selokan yang:

 Nominally Level Tingkat nominal


 Freely discharging (maximum flow capacity) Bebas pemakaian (kapasitas aliran maksimum)
Valley Gutter Valley Talang

Parapet Gutter Parapet Talangalso know as a


boundary wall gutter juga tahu sebagai batas dinding
selokan

Eaves Gutter Talang atap

Outlet Types – circular Jenis Outlet – lingkaran

The diagrams below shown the size and types of outlets shown in the tables, if other sizes or types are
to be used then separate calculations will be required. Diagram di bawah menunjukkan ukuran dan jenis
outlet yang terlihat pada tabel, jika ukuran atau jenis lain harus digunakan, maka perhitungan terpisah
akan diperlukan. For valley and parapet gutter both results for straight and tapered outlets are
given. Untuk lembah dan got hasil untuk parapet baik dan lurus meruncing outlet diberikan. For eaves
gutters only the results for straight outlets are shown. Untuk atap selokan hanya hasil untuk outlet
langsung ditampilkan.

Note: The roof area shown in the tables is based on outlets with no gratings or guards. Catatan: Luas
atap yang terlihat pada tabel didasarkan pada outlet tanpa jeruji atau penjaga. The effect of introducing
gratings or guards is to reduce the catchment area by up to half. Pengaruh memperkenalkan grating
atau penjaga adalah untuk mengurangi daerah tangkapan air sampai setengah.
For square outlets separate calculations will be required Untuk outlet persegi perhitungan terpisah akan
diperlukan

Straight Outlets Straight Outlet

Tapered Outlets Meruncing Outlet

Pipes Pipa

BS EN 12056-3:2000 includes a calculation for the allowable capacity of the rainwater pipes. BS EN
12056-3:2000 termasuk perhitungan untuk kapasitas yang diijinkan dari pipa air hujan. The standard
recommends that the pipe should be designed at a maximum of 1/3rd full (Filling degree 0.33) Standar
ini merekomendasikan bahwa pipa harus dirancang sebesar maksimum penuh (Mengisi Gelar 1/3rd
0,33)

In our calculations we have chosen two pipe sizes and limited their capacity to 1/3rd full. Dalam
perhitungan kami, kami telah memilih dua ukuran pipa dan terbatas kapasitas mereka untuk 1/3rd
penuh.

 100mm 100mm
 150mm 150mm
Note: Where there are offsets or horizontal runs of pipes, the a separate calculation will be required to
determine the capacity of the pipe system from roof level to ground level. Catatan: Di mana ada offset
atau berjalan horizontal dari pipa, yang terpisah perhitungan akan diperlukan untuk menentukan
kapasitas sistem pipa dari atap tingkat ke tingkat dasar.

Flat Roofs Flat Atap

For flat roofs the design head of water has been taken as 35mm Untuk atap datar desain kepala air
telah diambil sebagai 35mm

The catchment area is given for outlets with and without gravel guards. Daerah tangkapan air diberikan
untuk outlet dengan dan tanpa penjaga kerikil.

Catchment Area DAS Area

The catchment area given in the tables is based on the least of: Daerah tangkapan air yang diberikan
dalam tabel didasarkan pada paling tidak dari:

 Gutter Capacity Kapasitas selokan


 Outlet Capacity Kapasitas Outlet
 Pipe Capacity Pipa Kapasitas
Flat Roofs Flat AtapThe catchment area can be taken as the allowable area drained. Daerah
tangkapan air dapat diambil sebagai daerah diijinkan dikeringkan.

Pitched roofs Bernada atapThe catchment area has to be multiplied by the pitch factor to obtain the
allowable area drained. Daerah tangkapan air harus dikalikan dengan faktor lapangan untuk
memperoleh wilayah yang diijinkan dikeringkan.

Valley Gutter Valley Talang (only valid where the roof pitches and slope lengths are
equal.) (Hanya berlaku di mana pitches atap dan panjang lereng adalah sama.)

Pitch Nada 0° 0 ° 5° 5 ° 10° 10 ° 15° 15 ° 20° 20 ° 25° 25 °

Factor Faktor 1.0 1,0 1.01 1,01 1.02 1,02 1.04 1,04 1.06 1,06 1.10 1,10

Parapet or Eaves Gutter Parapet atau Eaves Talang

Pitch Nada 0° 0 ° 5° 5 ° 10º 10 º 15° 15 ° 20° 20 ° 25° 25 °

Factor Faktor 1.0 1,0 0.96 0,96 0.93 0,93 0.91 0,91 0.90 0,90 0.89 0,89

Please Note: Where a wall or walls drain on to the roof, for example from a higher building, then more
detailed analysis of the catchment area is required. Harap Catatan: Apabila dinding atau dinding drain
ke atap, misalnya dari bangunan yang lebih tinggi, maka analisis yang lebih rinci dari daerah tangkapan
air diperlukan.

Use of Tables Penggunaan Tabel

To use the tables: Untuk menggunakan tabel:

1. Determine the depth of gutter required, based on the distance between outlets Tentukan
kedalaman selokan diperlukan, berdasarkan jarak antara gerai
2. Calculate the allowable area drained by multiplying the catchment area by the pitch
factor. Hitung daerah diijinkan dikeringkan dengan mengalikan daerah tangkapan air oleh faktor
lapangan.
3. Calculate the actual area drained from the equations given below. Menghitung luas sebenarnya
dikuras dari persamaan yang diberikan di bawah ini.
4. Compare the actual area drained with the allowable area drained. Bandingkan luas sebenarnya
dikeringkan dengan daerah diijinkan dikeringkan.
5. If the allowable area is greater than the actual area then the gutter system is satisfactory. Jika
area yang diijinkan lebih besar dari luas sebenarnya maka sistem selokan memuaskan.
6. If not re-evaluate. Jika tidak kembali mengevaluasi.

UTILITAS BANGUNAN

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang


digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam
bangunan.
Perananganbangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan
perancangan lainnya.

Perancangan utilitas tersebut terdiri dari :


A. PERANCANGAN SISTEM PLAMBING
Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau
pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau
pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
1. Jenis Peralatan Plambing
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan
Perlatan tersebut terdiri dari
a. Peralatan untuk penyedian air bersih
b. Peralatan untuk penyedian air panas
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor
d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan.

2. Syarat-Sayarat dan mutu bahan bangunan


Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat
dari bahan plambing yaitu:
a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b. Tidak menimbulkan gannguan suara
c. Tidak menimbulkan radiasi
d. Tidak merusak perlengkapan bangunan
e. Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b. Permukaan harus halus dan tahan air
c. Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-
bahan yang dimaksud
d. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e. Mudah memeliharanya
f. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat
plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering
digunakan mulai dari diameter ½” sampai dengan 2” sampai dengan 6” untuk
bangunan tinggi.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari system
pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory),
urinoir, bidet, beth tub, shower.
3. Air
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau
Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Syarat-syarat fisik air minum:
a. Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad Celsius
c. Memenuhi syarat kesehatan

Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik


oleh penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya
dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang
air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci
perlatan dan untuk proses seperti industry
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang,
air mancur taman
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan
bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk
kebutuhan manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis
bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.
Tabel Kebutuhan air menurut tipe bangunan

TIPE BANGUNAN LITER/HARI

Sekolahan 57
Sekolahan+Kafetaria 95
Apartemen 133
Kantor 57-125
Taman Umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Drive in Pertokoan 19/mobil
Servis station 38
Airprt 11-19/penumpang
Gereja 19-26/tmpt duduk
Rumah tinggal 150-285

4. System pemipaan plambing


Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk
mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air
yaitu system horizontal dan system Vertikal.
4.1. Sistem Horizontal
adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk
mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-
rumah tinggal yang tidak bertingkat
Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai
berikut:
a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan
kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin
jauh semakin kecil daya pancarnya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal
kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang
sama
4.2. Sestim Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak
digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air
(ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan
kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan
menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan.
Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering
mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami
pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di
atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang
memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara
lansung.

5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel,
apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang
beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu system
plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang
dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak
terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan.
b. Pemanas air listrik
c. Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap
bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

6. Penyimpanan Air Bersih


Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.
Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan
di atas bangunan, yang terbuat dari fibre glass atau plat-plat baja terdiri dari
komponen plat yang disusun.
7. Air Buangan/Air Kotor
Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air
kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil
penggunaannya.
a. Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya.
b. Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran
c. Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
d. Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat
tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik.
Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter 3”,
sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan
pengaliran.
7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian
pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian
lainnya.

1. Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air
limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh
lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup
diperlukan septic tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
a. Air Limbah khusus
Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan
khusus , seperti restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah
sakit dan laboratorium.
b. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut
dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal
atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical
dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal
dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka
lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui
atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar
ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut:
Diameter Luasan Atap Volume
(inci) (m2) (liter/menit
3 (7,62 cm) s.d.-180 255
4(10,16 cm) 385 547
5(12,70 cm) 698 990
6(15,24 cm) 1135 1610
8 2445 3470

Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air


hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
Contoh Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500
mm/m2/jam= 5 – 8 liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit =
6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter 6”
dengan kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000 liter/menit,
maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” = 8.000 : 1.610 =
5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5
buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan
terbuang keluar dalam waktu 1 menit.

Kebutuhan Peralatan Plambing

1. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15


dengan luas 1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-
8 m2//orang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal pada bangunan tersebut,
sesuai dengan table 1.3 no. 6. Jumlah karyawan perlantai = 1.400 m2 : (6 -8)
m2/orang = 200 orang, yang tterdiri dari karyawan pria = 110 orang dan
karyawan wanita = 90 orang.

Sesuai dengan table tersebut kebutuhan:


Kloset karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah
Wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Wastafel karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah
Urenal karyawan pria = kloset = 5 buah

Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan


plambing untuk setiap lantai.

PENERANGAN/PENCAHAYAAN

1. Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling
mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah trofis yang terletak
digaris katulistiwa matahari memancarkan sinar sepanjang tahun.
Tujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Menghemat energy dan biaya operasional bangunan
b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung
ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas
kesan ruang
c. Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai
penerangan langsung maupun tidak langsung.
2. Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan listrik
adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan
menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system Pembangkit
Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini mengembangkan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

2.1. Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan


Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (Sub Panel) dibagi
dalam 2 bagian:
a. Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang berupa titik-titik lampu
penerangan.Peletakan lampu penerangan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang
diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap letak-letak
diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker dan lain-lain.
b. Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk menghidupkan alat-alat
tertentu seperti computer dan mesin ketik

Tabel Estimasi Beban Listrik Suatu Bangunan


AC Lain-Lain
Untuk Pengguanaan Pencahayaan (Watt/m2) (Watt/m2)

Auditorium
T. duduk (umum) 9 – 22,5 100-180 -
Unt
Panggung 180 – 360 - 2,25
Wisma Seni 35 – 55 45-65 4,50
uk
Bank 22,5 – 55 45-65 18
Kafetaria 27 – 45 55-90 4,50
Gereja 13,5 – 27 45-65 4,50
Daerah Komputer 7 – 55 110-180 13,50
Toko serba ada
Basemen 35 – 55 - 13,50
Lantai dasar 22,5 – 40 45-65 9
Lantai tingkat 18 – 35 - 4,50
Rumah susun
0-270 m2 27 - 4,50
271- 13.000 m2 18 - 2,25
13.000 m2 keatas 9 - 1
Gedung parkir 4,5 - 1
Rumah sakit 18 – 27 45-65 9
Hotel
Loby 55 – 72 45-75 4,5
Kamar 9 – 22,5 27-45 4,5
Bangunan industry 13,5 – 22,5 - 9
Laboratorium 27 – 45 55-90 45-180
Perpustakaan 22,5 – 40 45-65 4,5
Pusat Kesehatan 22,5 – 36 36-65 13,5
Motel ` 9 – 22,5 55-90 2
Bangunan kantor 22,5 – 36 36-65 18
Restoran 13,5 – 22,5 55-90 2
Sekolah 18 – 36 32-45 13,5
Pertokoan
Salon 27 – 45 45-80 9
Pakaian 18 – 45 - 4,5
Apotik 27 - 4,5
Sepatu 27 - 4,5
Pergudangan 2-9 - 2
mendapatkan pencahayaan buatan dari atas langit-langit diperlukan suatu
system penempatan dan penggunaan alat cahaya (penerangan yang sesuai
dengan fungsi dan kegunaan ruangan tersebut). Juga diperhatikan tinggi
rendahnya langit-langit dan peralatan lainnya.
Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada ruangan ruangan
perlu diperhatikan pencahayaan ditempat-tempat lain, seperti tangga, toilet,
ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman dan tempat parker.

7 Plumbing
(0 ratings)

|Views: 2,188|Likes: 52

Dipublikasikan oleh adhimastra

materi kuliah utilitas 1

See more

Bahan :- S e n g - B a m b u -
P o h o n p i n a n g - P V C Besarnya luas basah dari
potongan melintang tergantung dari intensitas hujan danluas atap.Contoh
:Data intensitas hujan di JakartaMenurut Cj de BruijinIntensitas terbesar
terletak pada tanah hujan 5 menit = 3,25 mmKalau luas atap 75 m

2
Maka debit : Q=

100025,3

m x 75 m

5 x 60 detik =

000.10125,8

/dtD e b i t i n i a d a l a h t e r b e s a r t e rd a p a t p a d a u j u n g a k h i r t a l a n g .
Ta l a n g b i a s a n y a dipasang hampir datar, karena itu dapat dipakai rumus
sederhana.Q = V x FV = kecepatan diambil 0,15 – 0,20 m/dtDengan
kecepatan ini debu dan pasir halus turut mengalir.Kalau V = 0,20 m/dtMaka
luas potongan melintang talang7
F=

625,4020,010000125,8

=×=

VQ

cm

_____

2.6
rT

Potongan melintang merupakan ½ lingkaran, maka diameter lingkaran =


10,3 cmTalang sebaiknya dibuat miring dengan kemiringan 1 : 1000 –
1 : 500 (setiap1000 m turun 1 m)Pada ujung akhir talang air hujan dengan
pipa dialirkan ke bawah dan pada tempatini dibuat saringan guna menjaring
sampah-sampah daun, ranting dsb, agar pipa pengatur air tidak
tersumbat.Tabel :

Luas atap m

diameter talang cm

3 0 6 , 4 3 5 6 , 9 4 0 7 , 4
4 5 7 , 9 5 0 8 , 3 5 5 8 , 7
6 0 9 , 1 6 5 9 , 5

Luas atap m

diameter talang cm

7 0 9 , 8 7 5 1 0 , 5 8 0 1 0 , 5 8 5 1 0 ,
8 9 0 1 1 , 1 9 5 1 1 , 5 1 0 0 1 1 , 7 1 1
0 1 2 , 3

Luas atap m

diameter talang cm

1 2 0 1 2 , 9 1 2 5 1 3 , 1 1 3 0 1 3 , 4 1 4 0 1 3 , 9 1
5 0 1 4 , 4 1 1 7 5 1 5 , 5 2 0 0 1 6 , 6 2 5 0 1 8 , 6

8
2 . T A L A N G P I P A / P I P A P E N Y A L U R Perhitungaan inte
nsitas sama dengan talang
randuPerhitungan diameter talang pipa sebagai berikut :Luas atap 125
m²= = m³/dtTinggi jatuh = h =3mKecepatan (v)= ¶ 2.9,3.h= ¶2.9.3.3=
7,67 m/dtUntuk keamanan dan dari pengalaman-
pengalaman diameter pipadikalikan 3,5 yaitu :3,5 x 1,4992 cm = 5,2472 cm
(±0
inch)Tabel :
L u a s a t a p r u m a h m ²
D i a m e t e r
t a l a n g p i p a 30-125125-250250-500500-
750750-100002"03"0 4"0 5"0 6"Daftar diameter talang pipa di atas
berlaku pula bila tinggi jatuh (n ) >3m. selanjutnya talangpipa
setinggi 1,75 m dari bawah berupa pipa bajag a l v a r i s u n t u k
m e n j a g a p e n y o k - p e n y o k a k i b a t b e n t u r a n y a n g t a k d i sengaja.

Anda mungkin juga menyukai