PERIODE 1
1.Jokowi
Sederhana Otoriter
Cenderung Agak Lambat
Sulit Ditebak Otokratis
Tidak Pandang Bulu
2. Anies baswedan
Sosok Gubernur DKI Jakarta tidak lepas dari seorang Anies Baswedan yang selalu mendapat
perhatian publik dalam setiap langkah penyelesaian masalah yang ada di ibu kota. Gaya
kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta dalam memimpin ibukota merupakan hal yang menarik
bagi saya untuk dianalisis. Seperti yang diketahui Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan
wilayah otonomi khusus karena statusnya sebagai Ibukota Negara Indonesia yang membuat
gerak-geriknya menjadi pusat perhatian masyarakat.
Indonesia sendiri seperti yang kita ketahui sedang mengalami pandemi Covid-19 yang
sampai hari ini kita belum tahu akan selesai sampai kapan. Saat awal pandemi Covid-19
masuk ke Indonesia, Presiden Joko Widodo memutuskan bahwa pandemi Covid-19
diserahkan kepada Pemerintah Daerah masing-masing dengan kebijakan yang berlaku.
Dengan adanya keputusan tersebut Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta bertindak
cepat dengan membatasi Bus Trans Jakarta dan Moda Raya Terpadu (MRT). Tujuan
dilakukannya pembatasan ini tentunya memberikan efek kejut kepada masyarakat sehingga
masyarakat DKI Jakarta mulai membatasi untuk beraktivitas di luar rumah.
Berbicara soal pendekatan kepemimpinan yang anies terapkan kepada masyarakat DKI
Jakarta, ada dua pendekatan yang Anies terapkan. Pendekatan pertama yakni integrative
approach atau pendekatan integrasi yang mana ia menggunakan metode behavioral yang
membuktikan bahwa ia berhasil menutup beberapa tempat prostitusi di ibu kota dan juga
proses pencabutan izin tanpa peringatan tertulis yang juga dilakukan satu hingga tiga tahap.
Anies menegaskan bahwa setiap pelaku usaha yang terbukti melanggar aturan dalam
pendirian usaha harus ditutup.
Gubernur DKI Jakarta saat ini dapat dikatakan memiliki karakter yang cerdas dan penuh
dengan gagasan cemerlang untuk membangun Ibu Kota Jakarta, namun hal ini tidak
menjauhkannya dari banyak kritikan yang dilayangkan dari masyarakat. Berdasarkan teori
Kippenberger (2002) mengenai faktor gaya kepemimpinan secara empiris, hal ini disebabkan
oleh pengambilan keputusan yang kerap dipertanyakan oleh masyarakat yang dipimpinnya.
Seperti ada beberapa perubahan yang telah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta ini terhadap
daerah yang ia pimpin mencakup revitalisasi trotoar, kartu kesejahteraan, pembuatan taman,
peningkatan penggunaan transportasi umum, dan lain-lain.
Sedangkan berdasarkan tipe dan gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh Gary Yukl
(2013), sosok Anies Baswedan merupakan seorang pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan partisipatif karena ia selalu mendorong masyarakat untuk turut serta
berpartisipasi dalam membenahi DKI Jakarta ini.
Kepemimpinan Anies
Dalam menjalankan perannya sebagai seorang gubernur, Anies juga menerapkan empat
kriteria kepemimpinan yang visioner yang dikemukakan oleh Burt Nanus.
Pertama, dilihat dari komunikasi yang baik, di sini Anies merupakan orang yang memiliki
kelebihan dalam berkomunikasi termasuk berkomunikasi bersama bawahannya dalam
memimpin. Kedua, memahami lingkungan luar yang mana Anies dalam hal ini berupaya
memperhatikan lingkungan luar organisasi. Ketiga, Anies memiliki hubungan yang baik
dengan pemerintah pusat dan masyarakatnya. Lalu kriteria yang terakhir adalah keterlibatan
pemimpin dalam organisasi. Dalam hal ini, Anies telah menginterpretasikannya dengan
mengawasi timnya untuk mengetahui situasi kinerja dalam organisasi.
Dilihat dari teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan seorang Anies Baswedan ini cenderung
mengarah pada gaya kepemimpinan yang demokratis. Hal ini dikaitkan dengan kekuatan
personal dan keikutsertaan para jajaran dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.