Hari Anak adalah acara yang diselenggarakan pada tanggal yang berbeda-
beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Hari Anak Internasional diperingati
setiap tanggal 1 Juni dan Hari Anak Universal diperingati setiap tanggal 20
November. Negara lainnya merayakan Hari Anak pada tanggal yang lain.
Perayaan ini bertujuan menghormati hak-hak anak di seluruh dunia.
Namun, penetapan itu dinilai tidak memiliki makna dan nilai historisnya
karena tidak merujuk kepada tanggal atau momen tertentu. Maka, dalam Sidang
Kowani di Jakarta pada 24-28 Juli 1964, muncul berbagai usulan mengenai kapan
tepatnya peringatan untuk hari anak-anak di Indonesia. Pada 1959, dikutip dari
HIMPUNAN MAHASISWA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
Jalan S.Parman 1 Magetan Kode Pos : 63318
Telp. 0351-89216Fax. 0351-891565
artikel “Mencari Jejak Hari Anak” tulisan Budi Setiyono dalam Historia.id (22
Juli 2018), pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 1-3 Juni untuk memperingati
hari
Presiden Sukarno seringkali hadir dalam perayaan hari anak ini. Maka,
atas usulan Kowani, tanggal 6 Juni ditetapkan sebagai Hari Kanak-Kanak
Indonesia. Alasannya, selain bertepatan dengan hari lahir Bung Karno (1 Juni
1901), tanggal ini juga berdekatan dengan perayaan Hari Anak Internasional.
Persoalan timbul lagi setelah runtuhnya Orde Lama dan usainya kekuasaan
Sukarno. Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto berusaha menghapus semua
kebijakan yang lekat dengan rezim sebelumnya, termasuk mengenai peringatan
Hari Kanak-Kanak Indonesia yang memang bertepatan dengan hari lahir Sukarno
semangat kebangsaan serta kesegaran jasmani agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia yang berbudi luhur, bersusila, cerdas dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian upaya pembinaan anak perlu pula
diarahkan
Dengan kepemimpinan yang kuat dari Pemerintah dan dukungan dari para
mitra, selama dua dekade terakhir Indonesia telah membuat kemajuan yang
signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.
bebas malaria, sejak tahun 2014 jumlah wanita hamil yang dites HIV
meningkat lima kali lipat dan jumlah wanita hamil yang memulai pengobatan
antiretroviral meningkat dua kali lipat; dan 201 juta orang telah terdaftar dalam
program asuransi kesehatan pembayar tunggal (BPJS) terbesar saat ini di dunia.
Selain itu, penyakit tidak menular dan masalah lain yang muncul masih
menimbulkan risiko yang signifikan – misalnya, polusi udara saat ini merupakan
faktor risiko tertinggi ketiga bagi anak di bawah usia lima tahun. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah meningkatkan peran keluarga. Keluarga memiliki
peran penting dalam peningkatan taraf hidup anak hingga mengurangi jumlah
kematian anak di Indonesia.
Konvensi Hak Anak merupakan wujud nyata atas upaya perlindungan terhadap
anak, agar hidup anak menjadi lebih baik. Sejak Indonesia meratifikasi Konvensi
Hak Anak di Tahun 1990 banyak kemajuan yang telah ditunjukkan oleh
pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Konvensi Hak Anak. Dalam
menerapkan Konvensi
2. Bermain
3. Berekreasi (piknik/wisata)
4. Berkreasi
5. Beristirahat
7. Berpartisipasi
13. Nama
14. Identitas
15. Kewarganegaraan
24. Penelataran
26. Ketidakadilan
Daftar pustaka
https://nasional.sindonews.com/read/832739/15/hari-anak-nasional-diperingati-
23-juli-begini-sejarahnya-1658387234 Diakses pada tanggal 21 Juli 2022 pukul
15.45
https://dpppa.inhukab.go.id/index.php/program-dan-kegiatan/bidang-pemenuhan-
hak-anak/75-32-hak-anak-sebagai-wujud-nyata-perlindungan-anak Diakses pada
tanggal 22 Juli 2022 pukul 14.33
HIMPUNAN MAHASISWA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
Jalan S.Parman 1 Magetan Kode Pos : 63318
Telp. 0351-89216Fax. 0351-891565