Anda di halaman 1dari 2

Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 Tahun 2022

AYO CEGAH STUNTING

Oleh : Ahmad Fasni, S.SosI


(Fungsional Penyuluh KB Ahli Madya BKKBN/
Ketua Umum Ikatan Penyuluh KB Sumbar)

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 2014, setiap tanggal 29 Juni
diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Peringatan tersebut menjadi
momentum untuk mengingatkan betapa pentingnya peran keluarga. Selain itu juga erat
kaitannya dengan rangkaian panjang peristiwa perjuangan kemerdekaan. Walaupun di
tahun 1945 Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan, namun situasi pada saat
itu belum begitu kondusif. Negara penjajah maupun situasi politik dalam negeri masih
terus mengancam.
Beratnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada saat itu ditandai dengan
diberlakukan wajib militer bagi rakyat. Akibatnya menjadikan banyak orang khususnya
para pejuang gerilyawan terpisah dari keluarganya. Akhirnya Belanda menyerahkan
Kedaulatan Indonesia secara utuh. Lalu, pada tanggal 29 Juni 1949 para pejuang
kemerdekaan tersebut kembali pulang pada keluarga masing-masing. Itulah sebabnya
tanggal tersebut dipilih sebagai tanggal peringatan Hari Keluarga Nasional.
Prof. Haryono Suyono selaku inisiator Hari Keluarga Nasional menawarkan tiga pokok
pikiran. Antara lain, pertama mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan
Bangsa. Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan Bangsa.
Ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu
berbenah diri menuju keluarga sejahtera.
Hari Keluarga tidak hanya diperingati di Indonesia. Banyak Negara memperingati hari
keluarga, diantaranya Amerika Serikat memperingati hari keluarga sejak tahun 1978
dengan istilah Family Day. Afrika Selatan telah memperingati hari keluarga sejak tahun
1995. Selanjutnya Australia juga telah mendeklarasikan hari keluarga sejak tahun 2007.
Sedangkan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1994 juga telah
menetapkan setiap tanggal 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional.
Percepatan Penurunan Stunting
Peringatan Hari Keluarga Nasional pada tahun ini memiliki makna yang sangat besar bagi
Bangsa Indonesia. Pertama, saat ini kita tengah berada pada masa transisi dari Pandemi
Covid-19 menuju Endemi. Hal itu ditandai dengan semakin terbentuknya herd immunity
masyarakat, baik melalui pemberian vaksinasi maupun terbentuknya kekebalan alami
akibat sembuh dari infeksi virus tersebut. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak
atau pukulan yang sangat kuat bagi Masyarakat di berbagai sektor. Oleh karena itu, melalui
momentum Hari Keluarga Nasional ini, semua keluarga Indonesia harus segera bangkit
dari keadaan tersebut. Namun, tentunya tetap waspada dengan mutasi virus yang terus
terjadi, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang sesuai.
Kedua, melalui peringatan Hari Keluarga Nasional tahun ini dapat dijadikan momentum
untuk sebuah perjuangan besar terkait Pencegahan Stunting. Sebagaimana diketahui
bahwa Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada fisik dan otak anak akibat
kekurangan gizi dalam waktu lama. Sehingga, pertumbuhan tubuh anak lebih pendek dari
anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam aspek perkembangannya.
Keadaan tersebut akan berdampak saat dia memasuki usia sekolah, si anak akan menjadi
sulit untuk berprestasi. Selanjutnya, ketika dewasa si anak tersebut akan mudah
mengalami resiko kegemukan, menjadi rentan terhadap berbagai penyakit.
Dari hasil pantauan status gizi Kementerian Kesehatan, anak penderita stunting di usia
produktif umumnya berpenghasilan lebih rendah 20 persen dari anak yang tumbuh
optimal. Jika dilihat dari hasil kalkulasi pada tingkat nasional, stunting dapat menurunkan
Produk Domestik Bruto (PDB) Negara hingga 3 persen. Artinya, akibat jangka panjang
stunting terhadap perekonomian Negara akan mengakibatkan kerugian mencapai 300
triliyun rupiah per tahun.
Melihat besarnya ancaman stunting, melalui RPJMN 2020-2024 Pemerintah menjadikan
Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting sebagai Proyek Prioritas Nasional. Hal
tersebut telah dipertegas dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting. Kemudian secara teknis dijelaskan dalam
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Adapun target yang akan di capai adalah sebesar 14 persen di tahun 2024, sementara
saat ini dari data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) berada pada angka 24,4
persen.
Dalam regulasi tersebut, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui upaya
Convergensi dan terintegrasi. Strategi tersebut dilakukan melalui pelaksanaan 5 (lima)
pilar, antara lain, peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dan Pemerintah Desa. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku
dan pemberdayaan masyarakat. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi
pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat dan terakhir Penguatan dan
pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.
Dalam pelaksanaan Rencana Aksi Nasional, dilakukan melalui pendekatan keluarga
beresiko stunting. Hal itu mencakup penyediaan data keluarga berisiko Stunting,
pendampingan keluarga berisiko Stunting, pendampingan semua calon
pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS), surveilans keluarga berisiko Stunting dan
audit kasus Stunting. Rencana aksi nasional ini dilaksanakan oleh
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan lainnya.
Semoga melalui langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang telah dijelaskan dalam
Regulasi tersebut, dapat menjadi panduan yang jelas bagi semua pihak dalam upaya
percepatan penurunan stunting. Sehingga, cita-cita untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan dapat diraih. Selamat Hari Keluarga Nasional, Keluarga Keren Cegah
Stunting.

Anda mungkin juga menyukai