Anda di halaman 1dari 2

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316673244

Pengembangan Hidrogeologi Pertanian untuk Peningkatan Produksi Hasil


Panen

Article · March 2017

CITATIONS READS

0 1,523

1 author:

Aris Rinaldi
Bandung Institute of Technology
55 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Indonesia Flood Inundation View project

Transportation Engineering View project

All content following this page was uploaded by Aris Rinaldi on 04 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengembangan Hidrogeologi Pertanian untuk Peningkatan Produksi Hasil Panen
Aris Rinaldi, Institut Teknologi Bandung, Teknik Air Tanah

Hirdrogeologi pertanian merupakan pengembangan hidrogeologi atau ilmu teknik air tanah dalam
bidang pertanian. Keilmuan ini merupakan interkasi antar beberapa keilmuan sains dan teknik yaitu
hidrologi, rekayasa pertanian, sains tanah, hidrogeologi/teknik air tanah, dan teknik sipil air.
Pengembangan keilmuan ini sangat menarik untuk dipelajari karena hidrogeologi pertanian
merupakan salah satu alternatif dari solusi permasalahan produksi hasil panen. Seiring
perkembangan zaman, linieritas keilmuan tidaklah perlu dikotak-kotakkan, dan sesungguhnya perlu
mendapatkan wawasan dari sisi lain (red: kolaborasi keilmuan) sehingga keilmuan tersebut tidak jalan
di tempat, dapat berkembang, serta saling melengkapi.

Air permukaan dan air tanah pada bidang pertanian merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi baik
selama proses pra maupun pasca panen. Hidrogeologi pertanian berkaitan erat dengan pergerakan
air bawah tanah pada zona tanah jenuh air (saturated zone) dan zona tak jenuh air (unsaturated
zone). Pada kondisi lapangan di beberapa wilayah Indonesia, air tanah menjadi sumber kebutuhan
utama dalam pengelolaan sumber daya pertanian, seperti di daerah Cekungan Wilis-Lawu,
Kabupaten Kediri-Nganjuk, Jawa Timur; Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok
Utara, Nusa Tenggara Barat; dan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa
1
Tenggara Timur . Selain dapat digunakan sebagai alternatif irigasi suplementer, sumber air tanah
yang besar pada cekungan air tanah dapat pula dimanfaatkan ketika musim kemarau, khususnya
kawasan pertanian dengan kondisi hidrogeologi karst.

Perkembangan hidrogeologi pertanian dapat memberikan wawasan baru dalam keilmuan yang
berkaitan dengan air tanah. Sebagai contoh, proses infiltrasi air dari permukaan tanah menuju lapisan
tanah tak jenuh air dapat dipelajari lebih mendalam terkait banyaknya jumlah air yang terkandung di
dalam tanah pada kondisi tertentu. Perkembangan ini dapat menunjukkan titik kritis pada tanaman
pertanian sehingga dapat memprediksi tanaman yang akan layu. Kelembaban tanah dalam bidang
pertanian sangatlah penting untuk diteliti dan diterapkan secara langsung pada daerah-daerah
pertanian di Indonesia.

2
Indonesia dengan luas wilayah pertanian sebesar 8.114.829 hektar menjadi salah satu negara
3
agraris tropis terbesar kedua di dunia . Harapannya, penerapan hidrogeologi pertanian tidak hanya
berhasil dalam skala laboratorium saja namun juga aplikatif dalam skala besar di bidang pertanian.
Peran nyata dari hidrogeologi pertanian ialah peningkatan hasil produksi pasca panen berbagai
komoditas pertanian Indonesia sehingga swasembada pangan bukan hanya jargon belaka tapi juga
menyentuh akar rumput pertanian Indonesia.

1
Identifikasi Air Tanah dan Pemanfaatannya Untuk Pertanian ,
http://balitklimat.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=203&Itemid=72,
diakses pada 16 Maret 2017 .
2
Luas Lahan Sawah 2014, https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/895, diakses pada 16 Maret 2017.
3
List of largest producing countries of agricultural commodities,
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_largest_producing_countries_of_agricultural_commodities, diakses pada
16 Maret 2017.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai