Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER KASIH

NOMOR : 275/Dir/RSSK/SK/I/2016
TENTANG
PASCA ANASTESI
(TERMASUK SEDASI MODERAT DAN DALAM)

DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER KASIH

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Sumber Kasih Cirebon, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) yang
bermutu tinggi;

b. Bahwa agar pelayanan Anastesi (termasuk sedasi moderat dan


dalam) di Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
tentang pasca anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) di
ruang pemulihan Kamar Bedah sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Sumber Kasih
Cirebon;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


a dan b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Sumber Kasih Cirebon;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktek Kedokteran;

4. Keputusan Direktur Utama PT Sumber Kasih No. 010/SK-


RKI/IX/2016 Tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Sumber
Kasih;

5. Keputusan Direktur PT Nomor 004/KEP/SK-RKI/XII/2015


tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Sumber Kasih;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG


KEBIJAKAN PASCA ANASTESI (TERMASUK SEDASI
MODERAT DAN DALAM).

Kedua : Memberlakukan keputusan direktur rumah sakit tentang kebijakan


pasca anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) di Rumah Sakit
Sumber Kasih Cirebon.

Ketiga : Kebijakan pasca anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) di


Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya.

Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 5 Januari 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr. Lucia Dewi Puspitasari , MM


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RS SUMBER KASIH
NOMOR :275/DIR/RSSK/SK/I/2016
TENTANG PASCA ANASTESI
(TERMASUK SEDASI MODERAT DAN DALAM)

KEBIJAKAN PASCA ANASTESI (TERMASUK SEDASI MODERAT DAN DALAM)

I. Kebijakan Umum :
1. Monitoring selama anestesi adalah dasar dari monitoring selama periode
pemulihan pasca anestesi. Pengumpulan data secara sistematik dan analisis data
yang berlangsung terhadap kondisi pasien yang dalam pemulihan, mendukung
keputusan untuk memindahkan pasien ke setting pelayanan lain dengan pelayanan
yang kurang intensif. Pencatatan data monitoring merupakan dokumentasi untuk
mendukung keputusan untuk memindahkan pasien. Memindahkan dari ruang pulih
pasca anestesi atau menghentikan monitoring pemulihan, memakai salah satu cara
alternatif berikut ini :
a) Pasien dipindahkan (atau menghentikan monitoring pemulihan) oleh seorang
anestesiolog yang kompeten penuh atau petugas lain yang diberi otorisasi oleh
petugas yang bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan anestesi.
b) Pasien dipindahkan (atau menghentikan monitoring pemulihan) oleh seorang
perawat atau seorang petugas yang setaraf dan kompetensinya sesuai dengan kriteria
pasca anestesi yang dikembangkan oleh pimpinan rumah sakit dan bukti pemenuhan
kriteria didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
c) Pasien dipindahkan ke suatu unit yang telah ditetapkan sebagai tempat yang
mampu memberikan pelayanan pasca anestesi atau pasca sedasi terhadap pasien
tertentu, antara lain seperti pada unit pelayanan intensif kardiovaskuler atau unit
pelayanan intensif bedah saraf. Waktu tiba dan pemindahan dari ruang pulih (atau
menghentikan monitoring pemulihan) dicatat
2. Pasien dipindahkan dari unit pasca anestesi (atau monitoring pemulihan
dihentikan) sesuai dengan alternatif yang diuraikan dalam a) s/d c)
3. Setiap status post anestesi pasien dimonitor dan didokumentasikan dan pasien
dipindahkan dari ruang pemulihan oleh petugas yang kompeten atau dengan
menggunakan kriteria baku.
4. Waktu dimulai dan diakhirinya pemulihan dicatat dalam rekam medis pasien.
5. Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca anestesi.
6. Temuan selama monitoring dimasukkan ke dalam rekam medis pasien, baik
dicatat atau secara elektronik.
7. Monitoring selama anastesi adalah dasar dari monitoring selama periode pemulihan
pasca anastesi.
8. Pengumpulan data secara sistematik dan analisis data yang berlangsung terhadap
kondisi pasien yang dalam pemulihan, mendukung keputusan untuk memindahkan
pasien ke ruang perawatan selanjutnya.
9. Pencatatan data monitoring merupakan dokumentasi untuk mendukung keputusan
untuk memindahkan pasien.
10. Pendokumentasian di Kamar Bedah harus dilakukan secara lengkap dan jelas setiap
kali selesai melakukan tindakan anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam).
11. Pelayanan di Kamar Bedah harus selalu berorentasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
12. Semua perawat bedah wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
13. Dalam melaksanakan tugas, setiap perawat kamar bedah wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)
14. Setiap perawat anastesi harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku dan etika profesi serta menghormati hak pasien.
15. Setiap status pasca anastesi pasien dimonitor dan didokumentasikan, dan pasien
dipindahkan dari ruang pemulihan oleh petugas yang kompeten atau dengan
menggunakan kriteria baku
16. Untuk pendokumentasian dan evaluasi pasca anastesi di kamar bedah wajib
dilaksanakan sebelum pasien pindah ke ruangan rawat inap.
17. Setiap selesai melakukan tindakan anastesi, wajib membuat laporan lembar observasi
di ruang pemulihan yang didokumentasikan di status medikal record pasien tersebut.

II. Kebijakan Khusus :


1. Waktu tiba dan pemindahan dari ruang pemulihan (atau menghentikan monitoring
pemulihan) dicatat di rekam medis pasien.
2. Setiap pasien yang telah dilakukan tindakan anastesi (termasuk sedasi moderat dan
dalam) harus dilakukan observasi di ruang pemulihan dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
3. Lembar observasi ruang pemulihan harus ditulis oleh perawat bedah secara lengkap
setelah pasien berada di ruang pemulihan.
4. Hal-hal yang didokumentasikan saat pasien berada di ruang pemulihan antara lain :
a. TTV
b. Kesadaran
c. Intake input cairan
d. Terapi yang sudah diberikan
e. Pemeriksaan lab yang telah dilakukan
f. Nama perawat bedah yang melakukan observasi pasien ditulis dengan jelas.
5. Pasien dipindahkan (atau menghentikan monitoring pemulihan) oleh seorang dokter
spesialis anastesi yang berkompeten penuh atau petugas lain yang diberi otorisasi oleh
petugas yang bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan anastesi (termasuk sedasi
moderat dan dalam).
6. Pasien dipindahkan (atau menghentikan monitoring pemulihan) oleh seorang perawat
atau seorang petugas yang setaraf dan kompetensinya sesuai dengan kriteria pasca
anastesi yang dikembangkan oleh direktur rumah sakit dan bukti pemenuhan kriteria
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
7. Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap untuk diberikan pelayanan pasca anastesi
(termasuk sedasi moderat dan dalam) setelah dari ruang pemulihan, tetapi bila
diperlukan pasien dapat dipindahkan ke ruang ICU.

DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr.Lucia Dewi Puspitasari , MM

Anda mungkin juga menyukai