NPM: 207064516086
1. Etimologi
Dari segi etimologi Islam dapat diambil dari kata “aslama” yang berarti menyerah
kepada kehendak Allah SWT, kemudian dari kata “silmun” yang berarti damai dengan
Allah SWT dan sesama makhluk, serta dari kata “salima” yang berarti selamat dunia dan
akhirat. Kata “aslama” merupakan turunan dari kata assalmu, assalam, assalamatu yang
artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dari asal kata ini dapat
diartikan bahwa dalam Islam terkandung makna suci, bersih tanpa cacat, atau sempurna.
Kata Islam juga dapat diambil dari kata assilmu dan assalmu yang berarti perdamaian dan
keamanan. Dari asal kata ini Islam mengandung makna perdamaian dan keselamatan,
oleh karena itu kalimat “assalamu’alaikum” merupakan tanda kecintaan seorang muslim
kepada yang lain, karena kalimat tersebut selalu menebarkan doa dan kedamaian kepada
sesama. Kemudian dari kata assalamu, assalmu dan assilmu yang berarti menyerahkan
diri, tunduk dan taat. Semua asal kata tersebut berasal dari tiga huruf; sin, lam dan mim
yang artinyasejahtera, tidak tercela dan selamat.
Terminologi
a. Secara Khusus
Pengertian Islam dari segi terminologi secara khusus yaitu; Islam adalah
agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
perantaraan malaikat Jibril agar dijadikan pedoman hidup di dunia dan
akhirat.
b. Secara Umum
Adapun secara umum, Islam adalah agama yang dibawa dan diajarkan oleh
semua Nabi dan Rasul Allah sejak Nabi yang pertama, yaitu Nabi Adam as
sampai dengan nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.
c. Menurut Para Ulama
Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam
bentuknya yang terakhir dan sempurna dalam Al Quran yang suci yang
diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi yang terakhir, yaitu Nabi
Nama: Bib Nugraha Kasmara
NPM: 207064516086
Muhammad SAW. Satu kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas dan
lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material.
Ayat Al Quran yang membahas tentang Agama Islam sebagai Agama pilihan Allah
Allah menyatakan dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 19, "Agama yang diterima di sisi
Allah hanyalah Islam".
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Q.S Ali Imran Ayat
19).
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,” (Q.S Al-Baqarah Ayat 2).
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya.
Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu
(menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.”
(Q.S Al-Maidah Ayat 45).
Nama: Bib Nugraha Kasmara
NPM: 207064516086
3. Pengertian Mukjizat
Perkataan yang digunakan oleh Qur'an untuk menerangkan mukjizat ialah ayat,
yang makna aslinya tanda bukti atau tanda, yang dengan tanda itu orang dapat mengelaj
sesuatu (R). Pada umumnya kata ayat yang digunakan dalam Qur'an Suci berarti tanda
bukti atau pekabaran Ilahi. Kata ayat dalam arti pertama mencakup pula mukjizat,
sedangkan dalam arti kedua, berarti ayat Suci Al-Qur'an.
b. Fungsi Gunung
Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah
Nama: Bib Nugraha Kasmara
NPM: 207064516086
a. Akhlakul Karimah
a) Berbakti kepada orang tua
b) Sopan terhadap guru
Nama: Bib Nugraha Kasmara
NPM: 207064516086
6. Sunnah Qauliyah
Sunnah Qauliyah adalah bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Saw., yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syarak, peristiwa-peristiwa
atau kisah-kisah, baik yang berkenaan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
Hadis tentang doa Nabi Muhammad saw. kepada orang yang mendengar, menghafal dan
menyampaikan ilmu.
Dari Zaid bin dabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Semoga
Allah memperindah orang yang mendengar hadis dariku lalu menghafal dan
menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada
orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR.
Abu Dawud)
Sunnah fi’liyah
Sunnah fi’liyah adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
Saw. Kualitas sunnah fi’liyah menduduki tingkat kedua setelah sunnah qauliyah. Sunnah
fi’liyah juga dapat maknakan sunnah Nabi Saw. yang berupa perbuatan Nabi yang
Nama: Bib Nugraha Kasmara
NPM: 207064516086
diberitakan oleh para sahabat mengenai soal-soal ibadah dan lain-lain seperti
melaksanakan shalat manasik haji dan lain-lain.
Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah saw. shalat di atas tunggangannya
menghadap ke mana arah tunggangannya menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan
shalat yang fardhu, maka beliau turun lalu shalat menghadap kiblat. (HR. al-Bukhari dan
Muslim).
Sunnah Taqririyah
Sunnah Taqririyah adalah sunnah yang berupa ketetapan Nabi Muhammad Saw.
terhadap apa yang datang atau dilakukan para sahabatnya. Dengan kata lain sunnah
taqririyah, yaitu sunnah Nabi Saw. yang berupa penetapan Nabi Saw. terhadap perbuatan
para sahabat yang diketahui Nabi saw. tidak menegornya atau melarangnya bahkan Nabi
Saw. cenderung mendiamkannya. Beliau membiarkan atau mendiamkan suatu perbuatan
yang dilakukan para sahabatnya tanpa memberikan penegasan apakah beliau
membenarkan atau menyalahkannya.
Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw. disuguhi makanan, di antaranya daging dzab.
Beliau tidak memakannya, sehingga Khalid ibn Walid bertanya, “Apakah daging itu
haram ya Rasulullah?”. Beliau menjawab:
Nama: Bib Nugraha Kasmara
NPM: 207064516086
“Tidak, akan tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku, karena itu aku tidak
memakannya.” Khalid berkata, “Lalu aku pun menarik dan memakannya. Sementara
Rasulullah Saw. melihat ke arahku.”. (Muttafaqun ‘alaih)