Anda di halaman 1dari 29

MODUL AJAR

PELUANG

KELAS X SEMESTER GANJIL TA. 2021/2022

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAGUS TRIANTONO, S.Pd

NIP : 199105292020121009

UNIT KERJA : SMK NEGERI 5 MALANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 MALANG
Jalan Ikan Piranha Atas Malang 65142,  (0341) 478195,
Fax/Modem (0341) 477087
MODUL AJAR VEKTOR DAN OPERASINYA

A. Informasi Umum

Nama Penyusun Bagus Triantono, S.Pd

Nama Sekolah SMKN 5 Malang


Tahun Ajaran 2021/2022

Kelas /Semester X/ Genap

Alokasi Waktu & Jumlah Pertemuan 9 JP/ 2 Pertemuan

Mata Pelajaran Matematika


Kompetensi Awal 1. Siswa dapat menentukan ruang sampel sebuah
kejadian;
2. Siswa dapat membuat distribusi peluang
kejadian;
3. Siswa dapat membedakan antara kejadian saling
lepas
dan kejadian tidak saling lepas;
4. Siswa dapat menggunakan aturan penjumlahan
untuk
5. Siswa dapat menentukan peluang dua kejadian
saling
lepas; dan
6. Siswa dapat memodifikasi aturan penjumlahan
untuk
menentukan peluang dua kejadian tidak saling
lepas.
Profil Pelajar Pancasila Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif

Sarana dan Prasarana Gadget, Internet, Buku Paket Siswa, Modul


Target Peserta Didik 1. Peserta didik reguler/umum (Tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar)
2. Peserta didik dengan pencapaian tinggi:
mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berpikir tinggi
(HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin.
Model Pembelajaran Daring
Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi, penugasan mandiri, dan PBL

Fase Capaian E
Deskripsi CP Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan
berpangkat (eksponen) dan logaritma, serta
menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan
geometri). Peserta didik dapat menginterpretasi
ekspresi eksponensial. Menggunakan sistem
persamaan linear tiga variabel, sistem
pertidaksaman linear dua variabel, fungsi kuadrat
dan fungsi eksponensial dalam menyelesaikan
masalah. Peserta didik juga dapat melakukan
operasi Vektor. Peserta didik dapat menentukan
perbandingan trigonometri dan memecahkan
masalah yang melibatkan segitiga siku-siku.
Peserta juga didik dapat memilih tampilan data
yang sesuai dan menginterpretasi data menurut
bentuk distribusi data menggunakan nilai tengah
(median, mean) dan sebaran (jangkauan
interkuartil, standar deviasi).
B. Komponen Inti
Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel dan kejadian


2. Siswa dapat menentukan ruang sampel dan kejadian dari suatu percobaan
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian peluang suatu kejadian
4. Siswa dapat menentukan peluang suatu kejadian
5. Siswa dapat menentukan frekuensi harapan suatu kejadian
6. Siswa dapat menjelaskan pengertian gabungan dua kejadian
7. Siswa dapat menentukan peluang gabungan dua kejadian
8. Siswa dapat menjelaskan pengertian kejadian saling lepas
9. Siswa dapat menentukan peluang kejadian saling lepas
Pemahaman Bermakna
1. Terdapat beberapa macam kejadian majemuk pada peluang, dan salah satunya adalah
kejadian saling lepas
2. Kejadian A dan kejadian B dikatakan saling lepas jika irisan dua kejadian tersebut adalah
himpunan kosong
Pertanyaan Pemantik
1. Apakah yang dimaksud dengan kejadian majemuk?
2. Apakah perbedaan kejadian saling lepas dan kejadian tidak saling lepas?
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kesatu
1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama.
2. Siswa disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
bersama dengan guru.
3. Siswa bersama dengan guru membahas tentang
kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran
daring dan luring.
4. Siswa diberikan penjelasan bahwa selama tiga kali
pertemuan ke depan akan mengikuti pembelajaran secara
daring dan/atau luring, dan materi hari ini adalah ruang
sampel, peluang dan frekuensi harapan. Dengan demikian
Kegiatan Pendahuluan wajib dikuasai siswa dan diminta untuk fokus dan
( 30 menit) menyiapkan catatan apabila dibutuhkan.
Problem Statement :
5. Siswa dan guru berdiskusi tentang gambar prediksi
pergerakan lempeng bumi yang diberikan oleh guru
6. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang
terkait dengan gambar tersebut kemudian merumuskan
masalah yang didapat dari pertanyaan tersebut
7. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
teman yang lain atau memberikan tanggapan atas
pertanyaan atau tanggapan teman yang lain dan siswa
diarahkan untuk mendapatkan jawaban yang tepat
1. Siswa mendapatkan pemaparan secara umum tentang
ruang sampel, peluang dan frekuensi harapan

Data Colection :
2. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi pengenalan
ruang sampel, peluang dan frekuensi harapan dari sumber
yang relevan
Kegiatan
Inti/Utama 3. Siswa dalam setiap kelompok diarahkan untuk
( 60 menit) menggambarkan/ menjelaskan ruang sampel, peluang dan
frekuensi harapan

Data Processing :
4. Siswa dalam setiap kelompok diminta untuk mengamati
hasil pekerjaannya yang telah dituliskan di LKS, kemudian
dengan menggunakan penalarannya, siswa diarahkan untuk
membuat kesimpulan yang berhubungan dengan ruang
sampel, peluang dan frekuensi harapan
Kegiatan Penutup (30 Menit)
Kegiatan Penutup
Verification (Pembuktian)
( 30 menit)
1. Dengan Tanya jawab, siswa diarahkan untuk
mengemukakan hasil pekerjaannya yang berhubungan
dengan ruang sampel, peluang dan frekuensi harapan
2. Siswa diberikan 2 soal tentang ruang sampel, peluang dan
frekuensi harapan dan secara individual siswa diminta untuk
menyelesaikannya
3. Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya

Pertemuan Kedua

1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama.


2. Siswa disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
bersama dengan guru.
3. Siswa bersama dengan guru membahas tentang
kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran
daring dan luring.
4. Siswa diberikan penjelasan bahwa selama tiga kali
pertemuan ke depan akan mengikuti pembelajaran secara
daring dan/atau luring, dan materi hari ini adalah Peluang
kejadian majemuk. Dengan demikian wajib dikuasai siswa
Kegiatan Pendahuluan dan diminta untuk fokus dan menyiapkan catatan apabila
(30 menit) dibutuhkan.
Problem Statement :
5. Siswa dan guru berdiskusi tentang gambar rute perjalanan
pesawat terbang
6. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang
terkait dengan gambar tersebut kemudian merumuskan
masalah yang didapat dari pertanyaan tersebut
7. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
teman yang lain atau memberikan tanggapan atas pertanyaan
atau tanggapan teman yang lain dan siswa diarahkan untuk
mendapatkan jawaban yang tepat
1. Siswa mendapatkan pemaparan secara umum tentang
Peluang kejadian majemuk

Data Colection :
Kegiatan 2. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi Peluang
Inti/Utama kejadian majemuk dari sumber yang relevan
(60 menit) 3. Siswa dalam setiap kelompok diarahkan untuk
menggambarkan/ menjelaskan Peluang kejadian majemuk

Data Processing :
4. Siswa dalam setiap kelompok diminta untuk mengamati
hasil pekerjaannya yang telah dituliskan di LKS, kemudian
dengan menggunakan penalarannya, siswa diarahkan untuk
membuat kesimpulan yang berhubungan dengan Peluang
kejadian majemuk

Kegiatan Penutup (30 Menit)

Verification (Pembuktian)
1. Dengan Tanya jawab, siswa diarahkan untuk
mengemukakan hasil pekerjaannya yang berhubungan
Kegiatan Penutup
dengan Peluang kejadian majemuk
(30 menit)
2. Siswa diberikan 2 soal tentang Peluang kejadian majemuk
dan secara individual siswa diminta untuk menyelesaikannya
3. Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya
REFLEKSI GURU

 Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan apa yang saya rencanakan?

 Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan?

 Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

 Berapa persen siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran?

 Apa kesulitan yang dialami oleh siswa yang belum mencapai tujuan pembelajaran?

 Apa yang akan saya lakukan untuk membantu mereka?

REFLEKSI SISWA

 Apakah kalian memahami konsep materi yang dipelajari hari ini?

 Pada bagian mana yang belum kalian pahami?

 Apakah LKS membantu kalian memahami materi hari ini?

MAT.E.ARF.10.10 7
Lampiran Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS)-1 Kelompok :


1.
2.
Ruang Sampel dan Kejadian
3.
4.

Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
D.9 Menjelaskan pengertian ruang sampel dan kejadian
D.10 Menentukan ruang sampel dan kejadian suatu percobaan

Pendahuluan

Teori Peluang adalah sebuah ilmu matematika yang dipopulerkan oleh Blaise Pascal dan
dikembangkan oleh Pierre de Fermat pada abad ke 17. Banyak sekali bidang kehidupan sehari-
hari yang tidak bisa lepas dari teori peluang.

Cerita lahirnya teori peluang dimulai ketika


di tahun 1654 seorang penggemar
matematika bernama Chevalier de Mere
bertemu dengan Blaise Pascal dalam sebuah
perjalanan. De Mere menanyakan banyak
persoalan matematika kepada Pascal hingga
sebuah pertanyaan yang akhirnya
dibutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk
Pascal menjawabnya.
https://primaindisoft.com/blog/sejarah-teori-peluang
Pertanyaannya yang diajukan Chevalier de Mere adalah:
"Dua orang dalam permainan lempar koin memperebutkan 100 Franc dimana pemenangnya
adalah orang yang berhasil memenangkan 7 kali permainan.
Jika karena suatu hal, permainan berhenti ketika pemain pertama telah menang 5 kali, dan
pemain kedua telah menang sebanyak 4 kali, bagaimana cara paling adil dalam membagi
hadiahnya?"
Pertanyaan de Mere sendiri sebenarnya adalah pertanyaan yang sudah sering dicoba untuk
dijawab oleh banyak ahli matematika seperti oleh Luca Pacioli pada tahun 1694 dan Nicolo
Tartaglia pada abad ke 16. Namun jawaban kedua orang ahli matematika tersebut dianggap
belum memuaskan.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Pascal meminta salah satu rekannya, Pierre de Fermat,
untuk ikut membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Singkat cerita Fermat menemukan jawaban persoalan di atas (yang akhirnya menjadi dasar teori
peluang) dan dikirimkan ke Pascal. Surat jawaban dari Fermat sangat memuaskan namun Blaise
Pascal merasa cara manual Fermat dalam menghitung semua kemungkinan hasil lemparan koin
sebanyak 4 kali sangat membosankan dan akan memakan banyak waktu. Oleh karenanya Pascal
MAT.E.ARF.10.10 8
mencari solusi dan menemukan cara sederhana dalam menghitung besar kemungkinan yang
kemudian terkenal dengan istilah segitiga pascal.
A. Ruang Sampel

Sebelum pertandingan sepak bola dimulai biasanya wasit memanggil kedua kapten kesebelasan
tersebut kemudian melakukan pengundian untuk menentukan kesebelasan mana yang akan
memainkan bola terlebih dahulu. Pengundian biasanya dengan cara melambungkan sekeping mata
uang. Sebelum melambungkan mata uang tersebut wasit meminta kapten kesebelasan masing-masing
untuk memilih “angka” atau “gambar”.
Cara seperti di atas merupakan salah satu contoh percobaan.
Pada percobaan pelemparan sekeping mata uang logam di atas, hasil yang mungkin adalah muncul
gambar (G) atau angka (A).
Misalkan himpunan semua hasil yang mungkin adalah S , maka S = { A, G }.
S disebut ruang sampel sedang anggota-anggotanya yaitu A dan G disebut titik-titik sampel.
Untuk lebih memahami ruang sampel dan titik sampel dari suatu percobaan, maka lakukan
percobaan-percobaan berikut!

Aktivitas-1
Lakukan Percobaan berikut bersama teman dalam satu kelompokmu.
Sediakan sebuah kantong yang berisi 3 kelereng berwarna merah (M), hijau (H) dan kuning (K). Dengan
mata tertutup ambilah satu kelereng dari kantong tersebut. Catatlah kelereng yang terambil kemudian
kembalikan, suruh seluruh anggota kelompok melakukan hal serupa satu persatu dan jangan lupa
mencatat warna kelereng yang terambil.
Dengan memperhatikan hasil percobaan tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
Mungkinkah kelereng warna hijau terambil dari kantong tersebut? ………….....
Mungkinkah kelereng warna biru terambil dari kantong tersebut? Mengapa?
Warna apa saja kelerang yang mungkin terambil dari kantong tersebut? Jadi kelereng yang mungkin
terambil dari kantong hanyalah berwarna ......, ......, dan ........
Ruang Sampel (S) = { ................................................................................. }
Titik Sampel adalah .......................................

Aktivitas-2
Lakukan percobaan berikut agar kalian mampu menentukan ruang sampel dari percobaan pelemparan
sebuah dadu.
Ambilah sebuah dadu yang sering kalian gunakan untuk permainan ular tangga kemudian lemparkan ke
atas dan catatlah permukaan yang di atas.
Suruh seluruh anggota kelompok melakukan hal serupa satu persatu.
Dengan memperhatikan hasil perobaan tersebut jawablah pertanyan berikut.
Mungkinkah angka 1 muncul di atas? ..................
Mungkinkah angka 5 muncul di atas? ....................
Mungkinkah angka 7 muncul di atas? .............. mengapa?
Jadi semua kemungkinan permukaan yang muncul pada percobaan di atas hanyalah angka : ........ , ........ ,
........ , ........ , ........ , ........ .
Ruang Sampel S = { ................................................................................. }
Titik Sampelnya adalah .......................................
MAT.E.ARF.10.10 9
Aktivitas-3
Sediakan 9 gulungan kertas undian masing-masing memuat nomor-nomor undian ; 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13,
15 dan 17.
Ambilah secara acak satu kertas undian tersebut, setelah selesai kembalikan. Mintalah teman yang lain
melakukannya.
Mungkinkah yang terambil nomor undian 1 ?
Mungkinkah yang terambil nomor undian 10 ?
Sebutkan semua nomor undian yang mungkin terambil.
Jadi S = { ...................................................................................... }

Aktivitas-4

Lemparkan ke atas dua keping mata uang bersama-sama, kemudian catatlah semua kejadian yang
mungkin!
Kejadian yang mungkin terjadi adalah mata uang pertama muncul angka (A) dan mata uang kedua
muncul angka (A) dan ditulis (A,A) . (A,A) merupakan salah satu contoh titik sampel dari percobaan
tersebut.
Sebutkan semua kejadian yang mungkin dari percobaan tersebut!
Jadi S = { ............................................................................ }

Dari beberapa percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :

 Himpunan semua hasil yang mungkin dalam suatu eksperimen disebut ruang
sampel dan diberi lambang dengan S .
 Banyaknya semua anggota S ditulis dengan simbol n(S)
 Titik sampel adalah anggota dari ruang sampel

Contoh
1. Sebuah mata uang logam dilambungkan sekali. Hasil yang mungkin terjadi adalah muncul sisi
angka (A) atau muncul sisi gambar (G). Ruang sampelnya adalah S = {A,G}
dan n(S) = 2.

2. Melambungkan dua buah koin satu kali. Hasil yang mungkin terjadi adalah koin pertama muncul
angka dan koin kedua mucul angka (AA) atau koin pertama muncul angka dan koin kedua
muncul gambar (AG) dan seterusnya sehingga ruang sampel
S = { AA, AG, GA, GG}; dan n(S) = 4.

3. Sebuah kartu diambil dari 8 kartu bernomor mulai dari 2 sampai dengan 9. hasil yang mungkin
terjadi adalah terambil kartu bernomor 2 atau terambil kartu bernomor 3 atau terambil kartu
bernomor 4 dan seterusnya.
Ruang sampelnya adalah S = {2,3,4,5,6,7,8,9} ; dan n(S) = 8.
MAT.E.ARF.10.10 10
4. Sebuah bola diambil dari 4 bola merah dan 2 bola putih. Hasil yang mungkin terjadi adalah
terambil bola merah pertama (m1) atau terambil bola merah kedua (m2) atau terambil bola
merah ketiga (m3) dan seterusnya.
S = { m1, m2, m3, m4, p1, p2} ; dan n(S) = 6.

5. Dua buah bola diambil sekaligus dari 5 bola. Hasil yang mungkin terjadi adalah terambil bola
kesatu dan kedua (b1b2) atau terambil bola kesatu dan ketiga (b1b3) dan seterusnya.
S = { b1b2, b1b3, b1b4, b1b5, b2b3, b2b4, b2b5, b3b4, b3b5, b4b5 }; dan n(S) = 10 = kombinasi 2 unsur
dari 5 unsur yang tersedia = 5C2.

6. Mengambil 4 bola sekaligus dari 5 bola .


S ={ b1b2b3b4, b1b2b3b5, b1b2b4b5, b1b3b4b5, b2b3b4b5 } ; dan n(S) = 5 = kombinasi 4 unsur dari 5
unsur yang tersedia = 5C2

Latihan Soal-1
1. Andi memiliki 3 buah kelereng berwarna kuning (K), merah (M) dan hijau (H) yang terletak di saku
kanan serta 2 buah kelerang berwarna putih (P) dan biru (B) disaku kirinya. Jika Andi mengambil satu
kelereng dari saku kiri dan satu kelereng dari saku kanan secara acak maka tentukan ruang sampel
keadaan tersebut.

2. Di atas Meja terdapat dua tumpukan kartu secara tertutup. Tumpukan pertama terdiri dari kartu As,
K, Q dan J sedangkan tumpukan kartu kedua terdiri dari kartu berangka 5, 7 dan 9. Jika diambil secara
acak satu kartu dari tumpukan peratama dan satu kartu dari tumpukan kedua maka :
a. Sebutkan semua titik-titik sampelnya
b. Tuliskan ruang sampelnya

3. Dalam tas Zahra terdapat 3 LKS yaitu Fisika (F), Matematika (MAT) dan Biologi (BIO) sedangan dalam
tas Indri terdapat 4 LKS yaitu Matematika (MAT), Sejarah (SEJ), Geografi (GEO) dan Bahasa Indonesia
(BIN).
Jika diambil satu LKS dari tas Zahra dan satu LKS dari tas Indri, maka susunlah ruang sampel percobaan
tersebut dengan beberapa cara (minimal dua cara)

B. Kejadian

Sembarang himpunan bagian dari suatu ruang sampel S disebut kejadian.


Kejadian yang memiliki tepat satu anggota disebut kejadian sederhana.
Sedangkan kejadian yang memiliki lebih dari satu anggota disebut kejadian majemuk.
Jika A suatu kejadian dalam ruang sampel S maka A  S sehingga 0 n(A) n(S).
Jika A’ = komplemen himpunan S maka n(A’) = n(S) – n(A)

MAT.E.ARF.10.10 11
Contoh

1. Sebuah dadu bermata enam dilambungkan sekali.


a. Tuliskan ruang sampelnya.
b. Jika A kejadian mucul mata prima, tuliskan A .
c. Jika B kejadian mucul mata ganjil tuliskan B
d. Tuliskan n(S), n(A), n(B), n(A’)an n(B’)
Penyelesaian :
a. S = { 1,2,3,4,5,6}
b. A = { 2, 3, 5 }
c. B = { 1, 3, 5 }
d. n(S) = 6; n (A) = 3; n(B) = 3 , n(A’) = n(S)- n(A)= 6-3 = 3 ; dan
n(B’) = n(S)-n(B)= 6-3 = 3

2. Sebuah bola diambil dari sebuah kantong yang berisi 10 bola berwarna merah ,5 bola berwarna
kuning, dan 3 bola berwarna biru.
A = kejadian terambil bola merah.
B = kejadian terambil bola biru.
C= kejadian terambil bola bukan merah.
Tentukanlah n(S), n(A) , n(B), n(C)

Penyelesaian :
n(S) = banyak cara mengambil 1 bola dari 18 bola yang ada = ……….
n(A)= banyak cara mengambil 1 bola merah dari bola merah yang ada = ………
n(B)= banyak cara mengambil 1 bola biru dari bola biru yang ada = ………
n(C) = banyak cara mengambil 1 bola yang bukan merah = ……..
atau :
C= kejadian terambil bola bukan merah
C’ = Kejadian terambil bola merah ; n(C) = n(S) n(C’) = …….  …… = ……..

3. Dari sebuah kantong berisi 6 bola merah dan 4 bola putih diambil tiga buah bola sekaligus secara
acak.
A = kejadian ketiga bola yang terambil berwarna merah.
B = kejadian bola yang terambil dua buah berwarna merah dan satu bola berwarna putih.
C = kejadian bola yang terambil ada yang putih
Tentukanlah n(S), n(A), n(B), n(C)

Penyelesaian :
n(S) = Banyak cara mengambil dua bola dari bola yang tersedia
10! 10.9.8.7!
= 10C3 =   120
3!(10  3)! 3.2.1.7!

n(A) = Banyak cara mengambil dua bola merah dari bola merah yang tersedia

n(B) = Banyak cara mengambil dua bola dari bola merah yang tersedia dan satu bola putih dari
bola putih yang tersedia.

MAT.E.ARF.10.10 12
=

C = kejadian bola yang terambil ada yang putih maka :


C’ = kejadian bola yang terambil tidak ada yang putih (ketiganya berwarna merah)

sehingga n(C’) = ….C…... = …..

n(C) = n(S)  n(C’) = ……..  …….. = …….

Latihan Soal-2

1. Pada percobaan melambungkan sebuah dadu bersisi 6, tulislah kejadian-kejadian berikut ini dengan
notasi himpunan :
a. Kejadian munculnya mata dadu kurang dari 4.
b. Kejadian munculnya mata dadu ganjil.
c. Kejadian munculnya mata dadu prima.
d. Kejadian munculnya mata dadu kelipatan 2.
e. Kejadian munculnya mata dadu bukan 3.

2. Sebuah dadu dan sebuah mata uang logam dilambungkan bersama-sama satu kali. Tulislah kejadian-
kejadian berikut ini dengan notasi himpunan :
a. Kejadian munculnya mata dadu ganjil dan angka pada mata uang logam.
b. Kejadian munculnya mata dadu prima dan gambar pada mata uang logam.
c. Kejadian munculnya mata dadu kurang dari 3 dan angka pada mata uang logam.
d. Kejadian munculnya mata dadu lebih dari 5 dan gambar pada mata uang logam.
e. Kejadian munculnya mata dadu bukan primal dan angka pada mata uang logam.

3. Tiga buah mata uang logam dilambungkan bersama-sama satu kali. Tulislah kejadian-kejadian berikut
ini dengan notasi himpunan :
a. Kejadian muncul tiga gambar
b. Kejadian muncul tiga angka.
c. Kejadian muncul dua gambar dan satu angka.
d. Kejadian muncul dua Angka dan satu gambar.
e. Kejadian muncul paling sedikit satu gambar.

4. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama satu kali. Tulislah kejadian-kejadian berikut ini dengan
notasi himpunan :
a. Kejadian muncul mata dadu sama.
b. Kejadian muncul jumlah mata dua dadu adalah 5.
c. Kejadian muncul jumlah mata dua dadu adalah 10
d. Kejadian muncul jumlah mata dua dadu kurang dari 4.
e. Kejadian muncul selisih mata dua dadu adalah 2.

MAT.E.ARF.10.10 13
Lembar Kerja Siswa (LKS)-2 Kelompok :
1.
Peluang suatu kejadian dan 2.
frekuensi harapan 3.
4.

Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-2
D.11 Menjelaskan pengertian peluang suatu kejadian
D.12 Menentukan peluang suatu kejadian
D.13 Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian

Pendahuluan

Dalam percakapan sehari-hari, kita seringkali mengungkapkan suatu kejadian dengan


menggunakan kata-kata yang mengandung arti kemungkinan, kesempatan atau peluang.

Sebagai contoh, simaklah kalimat-kalimat berikut ini

a. Di Indonesia waktu sore hari matahari terbenam ke arah timur


b. Pada bulan tertentu, wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami musim kemarau
c. Hari ini cuaca mendung, kemungkinan besar hujan akan turun
d. Dalam pertandingan final bulutangkis kekuatan Jonatan Cristy seimbang dengan
kekuatan Antoni Ginting. Kedua pemain itu mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjadi juara.
e. Berdasarkan nilai rapor yang diperoleh, Ilham mempunyai peluang besar diterima di
PTN melalui jalur tanpa tes.

Tiap orang percaya bahwa kejadian a) adalah kejadian yang tidak mungkin (mustahil) terjadi,
kejadian b) kejadian yang pasti terjadi, kejadian c), d), e) adalah kejadian yang mungkin terjadi
tetapi munkin pula tidak terjadi. Meskipun tingkat keyakinan ditentukan melalui kata-kata :
kemungkinan besar, kesempatan yang sama dan peluang besar.

Cabang matematika yang mempelajari cara-cara perhitungan derajat keyakinan seseorang


untuk menentukan terjadi dan tidak terjadinya suatu kejadian disebut ilmu hitung peluang
(Theory of probability)

MAT.E.ARF.10.10 14
A. Peluang Suatu Kejadian

Untuk memahami arti peluang suatu kejadian, kerjakanlah percobaan-percobaan berikut ini .

Aktivitas-1

Secara bergantian di kelompokmu lakukan pelemparan sebuah mata uang logam sebanyak 100 kali.
Pada setiap pelemparan dicatat sisi mana yang muncul, yaitu gambar (G) dan angka (A). Kemudian
hasilnya anda isikan pada tabel berikut :
Jumlah lemparan 20 40 60 80 100

Jumlah muncul gambar

Jumlah muncul angka

Selanjutnya dari tabel tersebut kalian tentukan frekuensi relatifnya sebagaimana definisi berikut
Definisi : frekuensi relatif
Misalnya A adalah kejadian di suatu percobaan. Frekuensi relatif dari kejadian A adalah
jumlah muncul anggota A
P(A) 
jumlah percobaan
Hasil pengamatan di atas diisikan pada tabel frekuensi relatif berikut ini
Jumlah lemparan 20 40 60 80 100
Frekuensi relatif muncul
gambar
Frekuensi relatif muncul
angka

Jika kalian perhatikan tabel di atas ternyata kita dapat menduga bahwa frekuensi relatif munculnya
gambar atau angka mendekati bilangan tertentu. Bilangan berapakah itu?
Silahkan dibandingkan dengan kelompok lain relatif samakah bilangan itu?

Aktivitas yang kalian lakukan tersebut adalah cara menghitung peluang dengan pendekatan frekuensi
relatif (definisi empirik)
Perhatikan bahwa pendekatan frekuensi relatif di atas hanya dapat memberikan dugaan, sehingga kita
akan belajar menggunakan definisi peluang klasik

Definisi Peluang Klasik


Jika suatu percobaan menghasilkan N hasil yang mungkin, dan masing-masing mempunyai kemungkinan
yang sama untuk terjadi, dan jika tepat n di antara hasil percobaan itu merupakan anggota kejadian A,
maka peluang kejadian A yang dilambangkan dengan P(A) adalah
n
P(A) 
N

MAT.E.ARF.10.10 15
Sebuah bilangan asli diambil secara acak dari bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Jika A
adalah kejadian munculnya bilangan ganjil, hitunglah nilai peluang kejadian A.
Penyelesaian :
Karena pengambilannya secara acak maka bilangan-bilangan itu mempunyai kesempatan yang sama
untuk terambil sehingga N = ……..
Kejadian A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil yaitu ... , … , … , … , … didapat n = … sehingga
n ...
P(A)  
N ...

Definisi peluang klasik di atas dapat pula ditetapkan dengan menggunakan pengertian ruang sampel
sebagai berikut :
Misalkan S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dan masing-masing anggota S mempunyai
kesempatan sama untuk muncul. Jika A adalah kejadian dengan A himpunan bagian dari S maka
peluang kejadian A ditentukan dengan rumus
n(A)
P(A) 
n(S)
n(A) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian A
n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang sampel S

Dengan menggunakan tersebut kita dapat menentukan batas-batas nilai peluang suatu kejadian (kisaran
nilai peluang)
Kita ingat   A  S maka n()  n(A)  n(S)  0  n(A)  n(S), jika semua ruas dibagi dengan n(s)
0 n(A) n(S)
diperoleh   sehingga 0  P(A)  1
n(S) n(S) n(S)

 Jika P(A) = 0 dikatakan A adalah kejadian yang mustahil terjadi


 Jika P(A) = 1 dikatakan A adalah kejadian yang pasti terjadi

Tiga mata uang logam dilempar secara bersamaan. Hitunglah nilai peluang kejadian :
a. Munculnya tiga sisi angka
b. Munculnya satu sisi gambar dan dua sisi angka

Penyelesaian :

Ruang sampel S = {GGG, GGA, …………………………………………………………………………………………………… )


n(S) = …….

a. Misal A adalah kejadian muncul tiga angka maka A = { ………….. ) maka n(A) = …
n(A) ...
Sehingga P(A)  
n(S) ...

MAT.E.ARF.10.10 16
b. Misal B adalah kejadian muncul satu gambar dan dua angka maka
B = { …………………………………………………………. ………….. ) maka n(B) = …
n(B) ...
Sehingga P(B)  
n(S) ...

Dari sebuah kantong berisi 6 bola merah dan 4 bola putih diambil tiga buah bola sekaligus secara acak.
A = kejadian ketiga bola yang terambil berwarna merah.
B = kejadian bola yang terambil dua buah berwarna merah dan satu bola berwarna putih.
C = kejadian bola yang terambil sekurang-kurangnya satu putih
Tentukanlah P(A), P(B), P(C)

Penyelesaian :

n(S) = 10C3 =

n(A) =

n(B) =

n(C) =

sehingga didapat

P(A) =

P(B) =

P(C) =

MAT.E.ARF.10.10 17
Latihan Soal-1

1. Dua buah dadu bermata 6 dilempar secara bersamaan sebanyak satu kali. Hitunglah nilai peluang
kejadian :
a. munculnya mata dadu pertama angka 3.
b. munculnya mata dadu pertama dan mata dadu kedua angka-angka prima.
c. munculnya jumlah mata kedua dadu sama dengan 8

2. Sebuah mata uang logam dan sebuah dadu bermata 6 dilambungkan sekali. Berapakah peluang yang
muncul :
a. mata uang muncul gambar dan dadu mucul 3.
b. mata uang muncul angka
c. mata uang muncul gambar dan dadu muncul prima.
d. Mata uang logam muncul angka dan dadu kurang dari 5.

3. Dari satu set kartu bridge diambil sebuah kartu secara acak. Berapakah peluang yang terambil adalah
kartu :
a. As d. berwarna hitam
b. bukan As e. King
c. spade f. Queen Merah.

4. Dari sebuah kotak yang berisi 4 bola merah, 7 bola putih diambil tiga bola sekaligus secara acak.
Berapakah peluang ketiga bola yang terambil :
a. semua merah d. berlainan warna
b. semua putih e. ada yang merah.
c. dua kuning dan satu putih f. sekurang-kurangnya satu putih.

B. Frekuensi harapan suatu kejadian

Frekuensi harapan adalah banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah percobaan.
Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali dan P(A) adalah peluang kejadian A. Frekuensi
harapan kejadian A ditentukan dengan rumus :
Fh (A)  n  P(A)

Tiga buah mata uang logam dilempar bersama-sama sebanyak 80 kali. tentukanlah frekuensi harapan
munculnya ketiga-tiganya angka ?

Penyelesaian :

MAT.E.ARF.10.10 18
Perusahaan membuat barang dengan peluang barang diproduksi rusak yaitu 0,05. Jika hasil produsi
1000 barang, berapa jumlah barang yang diproduksi diperkirakan akan rusak ?

Penyelesaian :

Latihan soal-2

1. Dua buah dadu dilempar secara bersamaan sebanyak 360 kali. Tentukan frekuensi harapan muncul
mata dadu berjumlah 7
2. Sebuah mesin permainan melempar bola bernomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 sebanyak 70 kali.
Tentukan frekuensi harapan muncul bola dengan nomor bilangan prima.
3. Tiga mata uang logam dilempar sebanyak 80 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya paling
sedikit satu gambar.
4. Dari 9 kartu diberi huruf F, E, R, I, Y, A, N, T, O diambil sebuah kartu secara acak. Jika pengambilan
dilakukan sebanyak 90 kali dengan pengembalian. Tentukan frekuensi harapan terambil huruf vokal.

MAT.E.ARF.10.10 19
Lembar Kerja Siswa (LKS)-3 Kelompok :
1.
Peluang gabungan dua kejadian dan 2.
kejadian saling lepas 3.
4.

Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-3
D.14 Menjelaskan pengertian gabungan dua kejadian
D.15 Menentukan peluang gabungan dua kejadian
D.16 Menjelaskan pengertian kejadian saling lepas
D.17 Menentukan peluang kejadian saling lepas

Kejadian majemuk dapat terbentuk dengan cara mengkombinasikan dua atau lebih kejadian.
Pengkombinasian tersebut dapat dilakukan dengan gabungan atau irisan.
Misalnya pada percobaan pelemparan sebuah buah dadu

 Ruang sampelnya adalah S = { ………………………………………………………………. }


 Kejadian A adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan ganjil maka A = { ……………………… }
 Kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan prima maka B = { ……………………… }
Dari kejadian A dan B di atas dapat dibentuk kejadian-kejadian baru sebagai berikut :
1. Gabungan dua kejadian A dan B di tulis dengan notasi A  B jika digambar dalam diagram venn sebagai
berikut :

Kejadian A  B dibaca sebagai :


" kejadian muncul mata dadu bilangan ganjil atau kejadian
munculnya mata dadu bilangan prima"
Sehingga A  B = { …………………………….. }

2. Irisan dua kejadian A dan B di tulis dengan notasi A  B, jika digambar dalam diagram venn sebagai
berikut :
Kejadian A  B dibaca sebagai :
" kejadian muncul mata dadu bilangan ganjil dan kejadian
munculnya mata dadu bilangan prima"
Sehingga A  B = { …………………………….. }

MAT.E.ARF.10.10 20
1. Peluang gabungan dua kejadian

Peluang gabungan dua kejadian dapat ditentukan menggunakan sifat gabungan dua himpunan

Kalian ingat bahwa banyak anggota himpunan A  B adalah

n(AB) = ……….. + ……….  …………………… ,jika semua ruas dibagi dengan n(S) didapat :

Kesimpulan

Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku rumus:

P(AB) = ………… + …….….  …………………….

Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang gemar pada mapel Matematika, 22
siswa gemar pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa gemar kedua-duanya.
Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih merupakan
siswa yang gemar matematika ataupun bahasa Inggris.

Penyelesaian:

 n(S) = ……
 Gemar Matematika, n(M) = …... maka P(M) = …….
 Gemar Bahasa Inggris, n(B) = ….. maka P(B) = …….
 Gemar keduanya, n(M ∩ B ) = …… maka P(M ∩ B) = …….

Peluang siswa yang terpilih gemar matematika atau bahasa inggris adalah:

P (M  B) = …….. + ……… – …….

= …….. + ……… – …….

= ……….

MAT.E.ARF.10.10 21
Berdasarkan hasil survai yang dilakukan pada suatu wilayah tentang kepemilikan sepeda motor dan
mobil diperoleh data sebagai berikut :
60 % warga memiliki sepeda motor
20 % warga memiliki mobil
10 % warga memiliki mobil dan sepeda motor
Dari wilayah tersebut dipilih satu warga secara acak, berapa peluang warga tersebut memiliki sepeda
motor atau mobil?

Penyelesaian

2. Peluang Dua Kejadian Saling Lepas

Dua kejadian disebut saling lepas apabila kedua kejadian


tersebut tidak dapat terjadi pada saat bersamaan.
Kejadian A dan kejadian B saling lepas maka A  B = .
Jika digambarkan dalam diagram venn di samping :

Berdasarkan rumus peluang gabungan dua kejadian dia atas bahwa


P (A  B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B) karena A  B =  maka n(A  B) = …. didapat P (A  B) = ….
sehingga
P (A  B) = ……. + ……. – …..

P (A  B) = ……. + …….

Kesimpulan

Jika kejadian A dan kejadian B adalah dua kejadian yang saling lepas maka berlaku rumus :
P (A  B) =

MAT.E.ARF.10.10 22
Dari seperangkat kartu bridge diambil sebuah kartu secara acak.
a. Tentukan peluang terambil kartu hitam atau heart.
b. Tentukan peluang terambil kartu heart atau As.

Penyelesaian :

Seperangkat kartu bridge berisi sebanyak 52 kartu sehingga n(S)= 52.


Misalkan :
n (A) 26 1
A= Kejadian terambil kartu hitam, maka n(A) = 26 maka P(A)   
n (S) 52 2
n(B) ...
B= Kejadian terambil kartu heart, maka n(B)= …… maka P(B)  
n(S) ...
n(C) ...
C= Kejadian terambil kartu As , maka n(C) = …… maka P(C)  
n(S) ...

a. A dan B adalah dua kejadian saling lepas, karena kartu heart berwarna merah, maka :
... ... ...
P(A  B)  ....  ...   
... ... ...

Jadi, peluang terambil kartu hitam atau heart adalah ………………..

b. B dan C adalah dua kejadian yang ……………………………………………………………………


BC = Kejadian terambil kartu ………………………………………………….. , n(BC) = ……. maka
...
P(B  C)  sehingga :
...
P(B  C) 

Jadi, peluang terambil kartu heart atau As adalah ………..

MAT.E.ARF.10.10 23
Latihan Soal

1. Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Tentukan peluang munculnya angka genap atau angka lebih
besar dari 3.
2. Suatu kelas terdiri dari 40 siswa, 25 siswa gemar olahraga, 21 siswa gemar seni musik, dan 9 siswa
gemar olahraga dan seni musik. Peluang seorang siswa :
a. gemar olahraga atau seni musik
b. tidak gemar olahraga maupun seni musik
3. Terdapat satu set kartu bridge, selanjutnya akan diambil sebuah kartu dari 1 set kartu bridge
tersebut. Tentukan peluang terambilnya kartu King atau kartu Diamond
4. Di atas meja terdapat dua set kartu. Setiap set kartu terdiri atas 52 lembar dengan empat warna
berbeda (merah, kuning, hijau, dan biru). Masing-masing warna terdiri atas 13 kartu bernomor 1
sampai dengan 13 . Satu kartu akan diambil secara acak dari dua set kartu tersebut. Tentukan
peluang terambil kartu berwarna merah atau bernomor 13
5. Dari 100 orang mahasiswa yang terdaftar, 40 orang mengikuti kuliah statistik, 55 orang mengikuti
kuliah kalkulus dan 30 orang mengikuti keduanya. Jika seorang dari dari 100 orang itu dipanggil,
maka tentukan peluang yang dipanggil itu mengikuti kuliah statistik atau kalkulus.
6. Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama satu kali. Tentukan peluang muncul jumlah angka kedua
dadu sama dengan 3 atau 10
7. Sebuah kantong berisi 4 bola merah, 3 bola putih, dan 3 bola hitam. Diambil sebuah bola secara
acak, tentukan peluang terambil bola merah atau hitam.
8. Dari 10 orang, terdiri atas 6 laki-laki dan 4 wanita, akan dipilih 3 orang untuk menjadi ketua,
sekretaris, dan bendahara suatu organisasi. Tentukan peluang terpilih ketua laki-laki atau sekretaris
wanita

MAT.E.ARF.10.10 24
Lampiran Asesmen

Asesmen Pertemuan Pertama

INSTRUMEN ASESMEN INDIVIDU

□ Kuis bentuk uraian (5 menit)

Pada sebuah pelemparan dua buah dadu :


1. Tentukan kejadian munculnya jumlah mata kedua dadu lebih dari 7
2. Tentukan kejadian munculnya jumlah mata kedua dadu adalah bilangan prima

RUBRIK PENILAIAN KELOMPOK (LKS-1)

Skor
No. Indikator Bagian LKS
1 2 3 4
1 Siswa dapat Aktivitas 1, Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menjelaskan 2, 3, 4 ≤ 25% > 25% sampai > 70% benar
pengertian ruang ≤ 70 % sampai ≤ > 85%
85%
sampel dan kejadian

2 Siswa dapat Latihan soal Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menentukan ruang ≤ 25% > 25% sampai > 70% benar
sampel dan kejadian ≤ 70 % sampai ≤ > 85%
85%
suatu percobaan

Jumlah skor
 Nilai akhir = x100
8

RUBRIK PENILAIAN INDIVIDU

Tujuan Pembelajaran Indikator Ketercapaian Pembelajaran Nomor Soal


Menentukan ruang sampel dan Siswa dapat menentukan ruang sampel dan
1 dan 2
kejadian suatu percobaan kejadian suatu percobaan

Nomor Contoh Produk Siswa Yang Mencapai Tujuan Contoh Produk Siswa Yang Belum
Skor
Soal Pembelajaran Mencapai Tujuan Pembelajaran
kejadian jumlah mata kedua dadu lebih dari
1 7 = {(2, 6), (3, 5), (3, 6), (4, 4), (4, 5), (5,3), 5 ---
(5,4), (5,5), (5,6), (6,2), (6,3), (6,4), (6,5), (6,6)
kejadian jumlah mata kedua dadu prima = ---
2 {(1,1), (1, 2), (2, 1), (1, 4), (2, 3), (3,2), (4,1), 5
(1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1), (5,6), (6,5)

 Nilai akhir = Jumlah skor x 10


MAT.E.ARF.10.10 25
Asesmen Pertemuan Kedua
INSTRUMEN ASESMEN INDIVIDU

□ Kuis bentuk uraian (5 menit)

1. Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Tentukan peluang munculnya jumlah mata
kedua dadu minimal berjumlah 9
2. Empat mata uang dilempar bersama-sama sebanyak 80 kali. Tentukan frekuensi harapan
munculnya tiga gambar

RUBRIK PENILAIAN KELOMPOK (LKS-2)

Skor
No. Indikator Bagian LKS
1 2 3 4
1 Siswa dapat Aktivitas 1 Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menjelaskan pengertian dan 2 ≤ 25% > 25% > 70% benar
peluang suatu kejadian sampai ≤ sampai ≤ > 85%
70 % 85%
2 Siswa dapat Latihan Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menentukan peluang soal ≤ 25% > 25% > 70% benar
suatu kejadian sampai ≤ sampai ≤ > 85%
70 % 85%
3 Siswa dapat Latihan Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menentukan frekuensi soal ≤ 25% > 25% > 70% benar
harapan suatu kejadian sampai ≤ sampai ≤ > 85%
70 % 85%

Jumlah skor
 Nilai akhir = x100
12

RUBRIK PENILAIAN INDIVIDU

Tujuan Pembelajaran Indikator Ketercapaian Pembelajaran Nomor Soal


Menentukan peluang suatu kejadian Siswa dapat menentukan peluang suatu kejadian 1
Menentukan frekuensi harapan suatu Siswa dapat menentukan frekuensi harapan suatu
2
kejadian kejadian

Nomor Contoh Produk Siswa Yang Mencapai Tujuan Contoh Produk Siswa Yang Belum
Skor
Soal Pembelajaran Mencapai Tujuan Pembelajaran
A= kejadian jumlah mata kedua dadu minimal 9
n(S) = 36
A={(3,6), (4,5), (5,4), (6,3),(4,6),(5,5),
1 5 ---
(6,4),(5,6),(6,5), (6,6)}  n(A) = 10
n(A) 10
P(A)  
n(S) 36
A= kejadian muncul tiga gambar ---
2 n(S) = 2 x 2 x 2 x 2 = 16 5
A = { GGGA, GGAG, GAGG, AGGG}  n(A) = 4

MAT.E.ARF.10.10 26
Nomor Contoh Produk Siswa Yang Mencapai Tujuan Contoh Produk Siswa Yang Belum
Skor
Soal Pembelajaran Mencapai Tujuan Pembelajaran
n(A) 4
P(A)  
n(S) 16
n = 80
4
Fh (A)  P(A)  n =  80 = 20 kali
16

 Nilai akhir = Jumlah skor x 10

Asesmen Pertemuan Ketiga

INSTRUMEN ASESMEN INDIVIDU

□ Kuis bentuk uraian (10 menit)

Sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge. Tentukan peluang kejadian
1
terambil kartu Queen atau kartu berwarna merah.
Dua buah dadu dilambungkan satu kali. Tentukan peluang kejadian munculnya jumlah kedua
2
mata dadu 5 atau perkalian kedua mata dadu 6
Sebuah dadu dan sebuah mata uang logam dilambungkan bersama-sama satu kali. Tentukan
3
peluang munculnya mata dadu prima atau angka pada uang logam

RUBRIK PENILAIAN KELOMPOK (LKS-3)

Skor
No. Indikator Bagian LKS
1 2 3 4
1 Siswa dapat Latihan soal Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menjelaskan pengertian ≤ 25% > 25% > 70% benar
peluang gabungan dua sampai ≤ sampai ≤ > 85%
kejadian dan kejadian 70 % 85%
saling lepas
2 Siswa dapat Latihan soal Terisi benar Terisi benar Terisi benar Terisi
menentukan peluang ≤ 25% > 25% > 70% benar
gabungan dua kejadian sampai ≤ sampai ≤ > 85%
dan kejadian saling 70 % 85%
lepas

Jumlah skor
o Nilai akhir = x100
12

MAT.E.ARF.10.10 27
RUBRIK PENILAIAN INDIVIDU

Nomor
Tujuan Pembelajaran Indikator Ketercapaian Pembelajaran
Soal
Menentukan peluang gabungan dua Siswa dapat menentukan peluang gabungan dua
1-3
kejadian dan kejadian saling lepas kejadian dan kejadian saling lepas

Nomor Contoh Produk Siswa Yang Mencapai Contoh Produk Siswa Yang Belum
Skor
Soal Tujuan Pembelajaran Mencapai Tujuan Pembelajaran
 n(S) = 52
 n(K) = 4
 n(M)= 26
1
 n(KM) = 2 3 ---
 P(K  M)  P(K)  P(M)  P(K  M)
 P(K  M)  52
4  26  2  28
52 52 52
 n(S) = 36 ---
 Jumlah 5 (J5) = {(1,4), (2,3), (3,2), (4,1)}
n(J5) = 4
 Perkalian 6 (K6) = {(1,6), (2,3),
2 (3,2),(6,1)} n(K6) = 4 4
 J5 K6 = {(2,3), (3,2)} n(J5K6) = 2
 P(J5  k6)  P(J5)  P(K6)  P(J5  K6)
P(J5  K6)  4
36
 36
4  2 
36
6
36
 n(S) = 6 x 2 = 12  Mata dadu prima (D) = {2, 3, 5}
 Mata dadu prima (D) = {2, 3, 5}  Angka pada uang logam (A) = {A}
3  3
Angka pada uang logam (A) = {A}  P(D  A)  63  12  1
 P(D  A)  12 3  1  4
12 12

o Nilai akhir = Jumlah skor x 10

Bagian III. Pengayaan dan Remedial (Diferensiasi)

1. Pengayaan
Bagi Siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
berikut:
a. Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan materi pembelajaran dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
b. Siwa yang mencapai nilai n  n (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan materi
pembelajaran dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian pembelajarannya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes / non tes.
MAT.E.ARF.10.10 28
1. Daftar Pustaka
Kasminah, Matematika kelas X SMK/MAK, Jakarta, 2020, Erlangga.
Susanto, Dicky, Matematika kelas X SMK/MAK, Jakarta, 2020, Kemendikbud.

Mengetahui, Malang, 4 Agustus 2021


Plt Kepala SMKN 5 Malang, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Hari Mulyono, M.T. Bagus Triantono, S.Pd


NIP 19680625 199512 1 002 NIP 19910529 202012 1 009

Anda mungkin juga menyukai