Anda di halaman 1dari 3

“ Nyut-nyut-nyut “

Pria 47 tahun guru SD, ke klinik dengan keluhan sakit kepala. Sakit kepala dan leher tegang
sejak setengah bulan lalu. Pasien perokok berat, lebih dari 2 bungkus sehari. Akhir2 ini
jarang olahraga, sehingga agak gemuk sejak 6 bulan terakhir. BB terakhir 85 kg, TB 170 cm.
TD diukur posisi berbaring 160/100 mmHg. Sesudah pemeriksaan fisik, di lakukan
pemeriksaan EKG dan mengambil darah pasien untuk periksa lab. Sesudah melihat hasil,
dokter memberi resep obat yang harus di minum pasien teratur, serta memberikan saran pada
pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup.

Iden. Istilah :

1. Sakit kepala ?
Adalah rasa nyeri / rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas
bawah dari dagu sampai daerah belakang kepala (daerah oksipital dan sebagian
daerah tengkuk).

2. EKG ?
Adalah prosedur pencatatan aktivitas biolistrik jantung yang di lakukan pada
permukaan kulit. Pengukuran kelistrikan antung ini dilakukan secara idak langsung,
karena saraf dan otot jantung sebagai sumber listrik tertutup, terletak di dalam suatu
konduktor listrik, yaitu rongga dada dan rongga perut. Jadi padaa EKG, kelistrikan
jantung di ukur dari potensial listrik yang di rambatkan jantung ke berbagai tempat d
permukaan tubuh, khususnya pada ekstremitas dan permukaan dada.

Iden. Masalah :

1. Apa yang menyebabkan pasien sakit kepala leher tegang ?


2. Adakah kolerasi keluhan yang muncul dengan kebiasaan pasien merokok 2 bungkus
sehari ?
3. Apa interpretasi dari tekanan darah pasien ?
4. Apa kolerasi pasien jarang olahraga dan pasien agak gemuk dengan keluhan ?
5. Apa ada kolerasi usia dan jnis kelamin dengan keluhan ?
6. Apa tujuan / indikasi dokter melakukan pemeriksaan EKG serta KI nya ?
7. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan EKG ?
8. Bagaimana cara menegakan diagnosis terkait skenario ?
9. Apa kira-kira resep yang di berikan dokter pada pasien ?
10. Bagaimana patomekanisme timbulnya sakit kepala ?
11. Apa saja klasifikasi sakit kepala ? pada skenario pasien termasuk ke tipe yang mana ?
Klar. Masalah :

1. Penyebab :
Penyebab dari nyeri kepala tegang otot ini masih belum diketahui. Diduga dapat
disebabakan oleh faktor psikis maupun fakor fisik. Secara psikis, nyeri kepala ini
dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap stress, kecemasan, depresi maupun konflik
emosional. Sedangkan secara fisik, posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan
kontraksi otot-otot kepala dan leher dalam jangka waktu lama, tidur yang kurang,
kesalahan dalam posisi tidur dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala
tegang otot ini. Selain itu, posisi tertentu yang menyebabkan kontraksi otot kepala dan
leher yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
peningkatan fungsi mata dalam jangka waktu lama misalnya membaca dapat pula
menimbulkan nyeri kepala jenis ini
Selain penyebab tersebut di atas, ada pula beberapa pemicu yang dapat menyebabkan
timbulnya nyeri kepala jenis ini, antara lain konsumsi coklat, keju dan penyedap
masakan (MSG). orang yang terbiasa minum kopi juga akan mengalami sakit kepala
bila yang bersangkutan lupa untuk minum kopi. Jika nyeri kepala tegang otot ini
akibat pengaruh psikis maka biasanya akan menghilang setelah masa stress berlalu.

10. Patofisio :
Meskipun nyeri kepala tegang otot ini sangat umum ditemukan, patofisiologinya
masih tetap tidak jelas. Penelitian menunjukkan bahwa mekanisme nyeri kepala ini
tergantung terhadap otot yang terlibat yakni otot wajah,leher dan bahu.
Patomekanisme nyeri kepala tegang otot ini masih menjadi bahan penilitian tetapi
telah ada beberapa teori-teori yang diduga menyebabkan nyeri kepala jenis ini.1,9
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah
kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m.
splenius capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius,
m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para
penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala
yang lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah
terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh
posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot
ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga yang mengatakan bahwa pasien dengan
sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi
peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot.
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi
otot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
sehingga aliran darah berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan
menumpuknya hasil metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.
Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat
perubahan dari zat kimia tertentu di otak - serotonin, endorphin, dan beberapa zat
kimia lain - yang membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan
biokimia yang berhubungan dengan migren. Meskipun belum diketahui bagaimana
zat-zat kimia ini berfluktuasi, ada anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri
terhadap otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi,
ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang
dengan gangguan zat kimia. Di sisi lain, ketegangan otot bisa merupakan hasil dari
perubahan zat kimia ini.
Karena nyeri kepala tipe ini dan migren melibatkan perubahan yang mirip pada otak,
beberapa peneliti percaya bahwa kedua tipe sakit kepala ini berhubungan. Beberapa
ahli berpendapat bahwa migren bisa disebabkan oleh nyeri kepala tegang otot yang
berulang. Migren bisa dibedakan saat nyeri yang terasa menjadi sangat hebat. Ada
juga yang beranggapan migren yang ringan adalah suatu jenis nyeri kepala tegang otot
yang ringan.

8. Diagnosis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan fisis yang
normal. Anamnesis yang menunjukkan adanya faktor psikis sebagai latar belakang
nyeri kepala ini semakin mengarahkan ke jenis nyeri kepala tegang otot. Selain itu
karakteristik gejalanya juga dijadikan dasar untuk mendiagnosis nyeri kepala tipe ini
sehingga informasi tentang tipe nyeri, lokasi, frekuensi dan durasinya harus jelas.
Tidak ada pemeriksaan fisik yang berarti untuk mendiagnosis nyeri kepala tegang otot
ini. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal, pemeriksaan neurologis normal.
Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan kepala dan leher serta pemeriksaan
neurologis yang meliputi kekuatan motorik, refleks, koordinasi, dan sensasi.
Pemeriksaan mata dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan pada
bola mata yang bisa menyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan daya ingat jangka
pendek dan fungsi mental pasien juga dilakukan dengan menanyakan beberapa
pertanyaan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan berbagai penyakit yang
serius yang memiliki gejala nyeri kepala seperti tumor atau aneurisma dan penyakit
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai