TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menempuh Ujian Akhir Strata Satu
Disusun oleh:
Zulfadli Parinduri
9882405116321033
Disahkan Oleh :
Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Pada dasarnya dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Ujian Akhir
Strata Satu pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Komunikasi
dan Desain Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia, sejauh yang saya
ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari Tugas Akhir yang sudah
dipublikasikan di lingkungan Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
maupun Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, Kecuali bagian yang sumber
informasinya yang dicantumkan sebagaimana mestinya.
Zulfadli Parinduri
9882405116321033
“Berpikirlah, kamu Hebat kamu Spesial. Dan ber Terimakasilah kepada
Tuhanmu, yang telah menyertai Tujuan Baikmu”
{ Zulfadli Parinduri }
ABSTRAK
Bahasa Isyarat adalah sistem tanda gerak yang diperagakan dalam paduan
gerak tangan dan jari, tubuh, kepala, dan ekspresi wajah yang disepakati untuk
dipakai oleh masyarakat Tuli di Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Isyarat
memiliki 2 sistem pola bahasa, Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan
Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)
dianggap lebih mewakili budaya tuli Indonesia karena mampu mempresentasikan
budaya Tuli Indonesia. Bahasa isyarat BISINDO muncul secara alami dari
interaksi Tuli dengan lingkungannya sejak kecil. Menggunakan bahasa SIBI siswa
Tuli tidak dapat mengakses informasi secara maksimal. Banyak pengetahuan yang
tidak dapat dipahami oleh siswa Tuli di Sekolah, Padahal sudah dijamin dalam
Pasal 24 Ayat 3 : Konvensi Hak Penyandang Disabilitas Perserikatan Bangsa-
Bangsa bahwa Negara pihak harus mengambil Langkah-langkah yang layak,
termasuk memfasilitasi pembelajaran Bahasa Isyarat dan pemajuan identitas
linguistik masyarakat Tuli. Video Based Learning merupakan penyampaian
pengetahuan atau keterampilan dengan menggunakan Vidio. Vidio untuk media
pembelajaran harus memiliki Dua elemen penting yaitu Audio dan Visual.
Elemen Audio digunakan untuk menguraikan informasi yang akan disampaikan,
sedangkan elemen Visual berguna untuk menyediakan sumber utama informasi
yang mudah dipahami dan diselaraskan dengan audio. Metode Belajar
Menggunakan Vidio terlihat begitu efektif, namun menyerahkan seutuhnya
penjelasan pada sebuah vidio adalah tindakan yang kurang tepat, tapi
menggunakan metode dengan bantuan vidio sangat dibutuhkan, untuk
menguatkan teks atau pesan informasi yang ingin disampaikan.
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat serta kasih
sayang-Nya pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan
baik yang berjudul “Perancangan Video Pendek Bahasa Isyarat Dasar
BISINDO Untuk Anak Dengan Rentang Usia 6-12 Tahun Di Sekolah Luar
Biasa Negeri Cicendo Bandung” dengan sub judul Studi Kasus Pada Gerakan
Kesejahteraan Tunarunggu Indonesia. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini disusun
dengan melakukan penelitian di Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo Bandung.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian
sidang Strata Satu pada Fakultas Komunikasi dan Desain Universitas Informatika
dan Bisnis Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kesalahan serta kekurangan karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan,
wawasan, dan keterampilan. Walaupun demikian, Penulis telah menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan semaksimal mungkin, namun penulis sangat menghargai
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan serta kebaikan
sehingga kesempurnaan yang diharapkan akan terealisasikan dengan baik.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
terutama kedua orang tua penulis, seluruh keluarga dan sahabat yang telah
memberikan dukungan baik secara moral maupun moril serta pembimbing
penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini, dengan rasa syukur dan kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan Terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan bagi
penyusun dalan penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Dr. Ir. Bob Foster, M.M,. Selaku Rektor Universitas
Informatika dan Bisnis Indonesia yang telah mengurus segala hal
yang dapat mengembangkan Kampus UNIBI menjadi lebih baik.
3. Ibu Rachmawati Widyaningrum, M.I.Kom. Selaku Dekan Fakultas
Komunikasi dan Desain Universitas Informatika dan Bisnis
Indonesia yang telah bertanggung jawab dengan pelaksanaan
pendidikan dan semua yang berkaitan dengan Fakultas Ilmu
Komunikasi dan Desain.
4. Ibu Citra Kemala Putri, S.Sn., M.Ds. Selaku Ketua Program Studi
Desain Komunikasi Visual Fakultas Komunikasi dan Desain
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia yang telah mengurus
segala hal yang berkaitan dengan Program Studi, serta selaku
Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam proses
pembuatan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Diwan Setiawan, S.Ds., M.Sn Selaku Ketua Program Studi
Desain Komunikasi Visual Fakultas Ilmu Komunikasi dan Desain
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia dan Selaku Dosen
Pembimbing I Penulis yang telah memberikan ilmu, arahan, saran,
dan bantuan kepada Penulis.
6. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Informatika dan Bisnis
Indonesia yang telah memberikan ilmu, dan bantuan selama penulis
menjalankan perkuliahan.
7. Seluruh Teman-teman Mahasiswa Universitas Informatika dan
Bisnis Indonesia yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir.
8. Orang tua Penulis, Bapak Zulkarnaen Parinduri dan Ibu Nur’aini
yang selalu mendukung, memberikan doa terbaik sehingga Penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir.
9. Rekan-rekan penulis di Universitas Informatika dan Bisnis
Indonesia, khususnya Desain Komunikasi Visual 2016, yang telah
berjuang bersama selama perkuliahan dan memberikan semangat
satu sama lain untuk menyelesaikan tugas akhir.
10. Saudara yang berada diCikutra atas bantuan semangat dan
dukungannya selama proses Tugas Akhir
11. Dan pihak lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Akhir kata, atas semua kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan
kepada penulis semoga semua pihak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis
serta semua pihak yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1
Adityo Muhammad, 2019. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) atau Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO), https://www.youngontop.com/read/20433/sistem-isyarat-bahasa-indonesia-
sibi-atau-bahasa-isyarat-indonesia-bisindo/ , (Diakses pada 29 Maret 2020).
Sedangkan, Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dianggap lebih
mewakili budaya Tuli Indonesia karna mampu mempresentasikan budaya
Tuli Indonesia. Bahasa Isyarat BISINDO muncul secara alami dari interaksi
Tuli dengan lingkungannya sejak kecil. BISINDO memiliki keunikan
seperti halnya bahasa daerah. Bahasa isyarat pada BISINDO juga
dipengaruhi oleh interaksi nilai – nilai dari setiap daerah, hal ini pula yang
menjadikan BISINDO memiliki keberagaman bahasa isyarat disetiap daerah
yang berbeda.2
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) adalah komunikasi atau
Bahasa Isyarat yang sering digunakan dalam berkomunikasi di Sekolah Luar
Biasa (SLB) Negeri Cicendo Bandung, karna sesuai dengan bahasa baku
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sekolah Luar Biasa Negeri
Cicendo juga sudah menerapkan komunikasi dengan menggunakan Bahasa
Isyarat SIBI dan non verbal oral dalam proses belajar mengajar, Menurut
Bapak Lucky Dwiyana, selaku staf pengajar dalam bidang Keterampilan.3
Menurut Bapak Lucky Dwiyana, Selaku Staf Pengajar bidang
Keterampilan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cicendo Bandung,
Sebenarnya Orang tualah yang sangat berperan penting dalam proses belajar
anak menggunakan Bahasa Isyarat. Namun pada dasarnya, Bahasa Isyarat
hanyalah landasan penghubung dalam berkomunikasi antara pendidik
dengan peserta didik, Orangtua dengan anak, dan anak dengan masyarakat.
Tidak menutup kemungkinan anak mampu berbahasa non verbal atau oral.
Karna jika anak keluar dari lingkungan sekolah anak harus mampu
membaca oral atau gerak bibir lawan bicaranya, Sedangkan anak
membalasnya dengan menggunakan Bahasa Isyarat yang dibantu dengan
bahasa non verbal oral atau gerak bibir.4
2
Adityo Muhammad, 2019. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) atau Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO), https://www.youngontop.com/read/20433/sistem-isyarat-bahasa-indonesia-
sibi-atau-bahasa-isyarat-indonesia-bisindo/ , (Diakses pada 29 Maret 2020).
3
Dwiyana Lucky, 2019. “Bahasa Isyarat Hanyalah Landasan Penghubung Antara Pendidik
Dengan Peserta Didik”, Hasil wawancara pada tanggal 19 November 2019.
4
Dwiyana Lucky, 2019. “Anak Harus Mampu Memiliki Keterampilan Berbahasa Melalui Bahasa
Non Verbal Oral Atau Gerak Bibir”, Hasil Wawancara pada tanggal 19 November 2019.
Objek penelitian ini difokuskan pada pengembangan kemampuan
anak dalam memahami pola Bahasa Isyarat BISINDO melalui sebuah Vidio
pendek. Karna masih banyaknya Guru di Sekolah Luar Biasa di Indonesia
yang menggunakan SIBI dan oral atau bahasa bibir kepada siswa Tuli.
Dalam Dunia Akademis, Bahasa BISINDO belum dipercaya mampu
menjadi bahasa pengantar yang efektif bagi siswa. Namun sayangnya,
dengan menggunakan bahasa SIBI siswa Tuli tidak dapat mengakses
informasi secara maksimal. Banyak pengetahuan yang tidak dapat dipahami
oleh siswa Tuli di Sekolah, Padahal sudah dijamin dalam Pasal 24 Ayat 3 :
Konvensi Hak Penyandang Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa
Negara pihak harus mengambil Langkah-langkah yang layak, termasuk
memfasilitasi pembelajaran Bahasa Isyarat dan pemajuan identitas linguistik
masyarakat Tuli.5
Sistem pembelajaran yang sudah sistematis dan tertata sebenarnya
mampu membuat metode pembelajaran untuk siswa/siswi SLB Negeri
Cicendo Bandung berjalan dengan lancar. Staff pengajar yang terdidik dan
mampu Bahasa Isyarat SIBI dan BISINDO pun sangat membantu untuk
kemudahan siswa/siswi dalam menyerap ilmu yang diajarkan. Namun
Media Pembelajaran yang belum terkemas dengan baik sehingga
penyampaian Pola Bahasa Isyarat BISINDO tidak dapat tersampaikan
dengan baik.
Anak anak lebih menyerap pembelajaran melalui metode yang
menarik dan visualisasi yang mereka lihat. Metode Video Based Learning
merupakan penyampaian pengetahuan atau keterampilan dengan
menggunakan Vidio. Vidio untuk media pembelajaran harus memiliki Dua
elemen penting yaitu Audio dan Visual. Elemen Audio digunakan untuk
menguraikan informasi yang akan disampaikan, sedangkan elemen Visual
berguna untuk menyediakan sumber utama informasi yang mudan dipahami
5
News Solider, 2015. “Sistem Isyarat Bahasa Indonesia vs Bahasa Isyarat Indonesia” ,
https://www.solider.id/baca/2475-sistem-isyarat-bahasa-indonesia-vs-bahasa-isyarat-indonesia ,
(Diakses Pada 28 Maret 2020)
dan diselaraskan dengan audio.6 Menurut Kardi dan Nur (2005: 5)
“Pembelajaran langsung adalah Model pembelajaran yang didesain khusus
untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif, yang terstruktur dengan baik, dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah” . Dengan pola belajar menggunakan Video
Bassed Learning sekitar 90 % dari informasi yang diterima peserta didik
dari dunia luar dapat tersampaikan dengan baik.
Pada data yang diambil oleh Dinas Sosial dan Kesejahteraan Sosial,
Jumlah Penyandang Disabilitas pada tahun 2019 Tercatat sebanyak tabel
dibawah ini :
2. Observasi (pengamatan)
Selain wawancara, Observasi juga merupakan salah satu teknik
dalam pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian
kualitatif. Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data.
Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan
(Semiawan, 2010). Sedangkan menurut Zainal Arifin dalam buku
(Kristanto, 2018), observasi adalah suatu proses yang didahului
dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis,
logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam
situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan.
Adapun beberapa bentuk Observasi, yaitu:
1). Observasi partisipasi,
2). Observasi tidak terstruktur,
3). Observasi kelompok.
3. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki
kepekaan teortik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga
tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang
tertulis, metode dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data
dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode dokumentasi
adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri
data historis. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang,
peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna
dalam penelitian kualitatif (yusuf, 2014).
Dokumentasi sebagai metode pengumpulan penelitian memiliki
kelebihan dan kelemahan, yaitu (Dimyati, 2013) :
A. Kelebihan metode dokumentasi
1) Efisien dari segi waktu
2) Efisien dari segi tenaga
3) Efisien dari segi biaya
Metode dokumentasi menjadi efisien karena data yang kita
butuhkan tinggal mengutip atau memfotokopi saja dari dokumen yang
ada. Namun demikian, metode dokumentasi juga memiliki kelemahan.
A. Kelemahan metode dokumentasi
1) Validitas data rendah, masih bisa di ragukan,
2) Reabilitas data rendah, masih bisa di ragukan.
4. Angket (questioner)
Angket memiliki fungsi serupa dengan wawancara, hanya
berbeda dalam implementasinya. Jika wawancara disampaikan oleh
peneliti kepada responden secara lisan, maka implementasi angket
adalah responden mengisi kuesioner yang disusun oleh peneliti. Hasil
data angket ini tidak berupa angkat, namun berupa deskripsi. Tidak
ada teknik pengumpulan data yang lebih efisien dibandingkan
Kuestioner. Adapun petunjuk untuk membuat daftar pertanyaan
adalah (Sutabri, 2012) :
a. Rencanakanlah terlebih dahulu fakta/opini apa saja yang ingin
dikumpulkan.
b. Berdasarkan fakta dan opini tersebut diatas, tentukan tipe dari
pertanyaan yang paling tepat untuk masing-masing fakta dan opini
tersebut.
c. Tulislah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan itu
tidak boleh mengandung kesalahan serta harus jelas dan sederhana.
d. Lakukan uji coba atas pertanyaan itu ke beberapa responden
terlebih dahulu, misalnya 2 atau 3 orang. Apabila responden
mengalami kesulitan dalam mengisi daftar pertanyaan itu maka
pertanyaan-pertanyaan itu harus diperbaiki lagi.
e. Perbanyaklah dan distribusikanlah daftar pertanyaan yang memang
sudah dianggap baik dan solid.
FENOMENA
Objek penelitian difokuskan pada pengembangan kemampuan anak dalam memahami pola
Bahasa Isyarat BISINDO melalui sebuah Vidio pendek. Karna masih banyaknya Guru di
Sekolah Luar Biasa di Indonesia yang menggunakan SIBI dan oral atau bahasa bibir
kepada siswa Tuli. Bahasa BISINDO belum dipercaya mampu menjadi bahasa pengantar
yang efektif bagi siswa.
ISU
OPINI FAKTA
Susahnya Dunia Pendidikan Didaerah Sekolah Luar
Jarangnya belajar
dalam menggunakan Pola Biasa Negeri Cicendo
mengguna kan Bahasa
Bahasa Isyarat BISINDO di siswa banyak yang
Isyarat BISINDO dan
lingkungan Sekolah memahami Bahasa Isyarat
Metode pembelajaran
BISINDO.
yang belum memadai.
INTI MASALAH
Kurangnya Metode pembelajran melalui sebuah Vidio, sehingga anak mampu
dan mengenal Pola Bahasa Isyarat BISINDO. Dan mampu menerapkannya diluar
lingkungan sekolah.
TARGET SASARAN
Siswa dan Siswi 6-12 Tahun Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo Bandung
SOLUSI
Membuat Media Pembelajaran melalui sebuah Vidio Pendek, dan mengemasnya dengan
menggunakan efek tambahan yang disebut dengan scribble video. Dengan mengunakan efek
tersebut diharapkan dapat meberikan kesan belajar yang berbeda dan menyenangkan.
2.1 Edukasi
2.1.1 Pengertian Edukasi
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2003). Edukasi
merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi
tahu (Suliha, 2002). Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi kehidupan manusia, sudah semestinya usaha dalam menumbuh
kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu terus di
upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara
optimal. Pendidikan memiliki arti penting bagi individu, pendidikan lebih
jauh memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya
edukasi atau pendidikan itu sendiri dalam penelitian ini. Merencanakan,
memantau, mengaplikasikan metode, mendeskripsikan, dan mengevaluasi
hasil terhadap pengetahuan akan teknik dan metode apa saja yang
diketahui oleh para responden penelitian, yakni khususnya para siswa dan
siswi di Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo Kota Bandung. Pendidikan
kemampuan Bahasa Isyarat dapat diartikan sebagai pemberian informasi,
instruksi, atau peningkatan pemahaman terkait Bahasa Isyarat.
Kecendrungan berkomunikasi pada lingkungan saat ini sangat
berguna untuk melakukan aktivitas sehari hari, Tunarungu berkomunikasi
menggunakan Bahasa Isyarat yang disebut bahasa SIBI. SIBI adalah tata
cara mempresentasikan bahasa lisan Indonesia ke dalam gerakan tertentu,
ujar Adi Kusumo Baroto, Peneliti Bahasa Isyarat dari Laboratorium Riset
Bahasa Isyarat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, kepada
Tempo, Senin 8 Juli 2018. 7
Pada kenyataannya, Bahasa Isyarat sangat minim diketahui oleh
masyarakat kota Bandung. Apalagi dengan keadaan siswa dan siswi yang
sedang melakukan sistem belajar didunia pendidikan yang harus
menggunakan Bahasa Isyarat SIBI sebagai bahasa utama mereka disekolah.
Kebiasan yang dilakukan sejak dini itu yang membuat mereka susah
berkomunikasi diluar lingkungan sekolah, karna keadaan diluar lingkungan
sekolah yang menggunakan pola Bahasa Isyarat BISINDO.
SIBI adalah komunikasi atau Bahasa Isyarat yang sering digunakan
dalam berkomunikasi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cicendo
Bandung, karna sesuai dengan bahasa baku Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo juga sudah menerapkan
komunikasi dengan menggunakan Bahasa Isyarat SIBI dan non verbal oral
dalam proses belajar mengajar. Sejak awal pembelajaran Sekolah Luar
Biasa (SLB) Negeri Cicendo sudah mengajarkan siswa/siswinya untuk
dapat ber Bahasa Isyarat, bahkan staff pengajar juga harus menguasai
Bahasa Isyarat agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Namun pada dasarnya, Bahasa Isyarat hanyalah landasan
penghubung antara pendidik dengan peserta didik. Bagaimanapun caranya
yang penting tujuan pembelajaran itu sendiri dapat tersampaikan dengan
baik, dan anak mampu memahami materi yang disampaikan, Menurut
Bapak Lucky Dwiyana, selaku staf pengajar dalam bidang Keterampilan.8
7
Susandijani, “Bahasa Isyarat SIBI dan BISINDO, Titik Perbedaannya”,
https://google.com/amp/s/difabel.tempo.co/amp/1105916/bahasa-isyarat, (Diakses pada 11 juli
2018)
8
Dwiyana Lucky, “Bahasa Isyarat Hanyalah Landasan Penghubung Antara Pendidik Dengan
Peserta Didik”, Hasil wawancara pada tanggal 19 November 2019.
2.1.2 Tujuan Edukasi
Menurut Mubarak dan Chayatin (2009) Tujuan dari Edukasi itu
sendiri adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan Masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
2. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka
ditambah dengan dukungan dari luar.
3. Memutuskan kegiatan apa yang paling tepat guna untuk
memutuskan suatu solusi.
2. Media Audio
Audio sangat berpengaruh dalam pemilihan suatu media, karna
audio berperan sebagai penyampai pesan atau sebuah informasi
melalui indera pendengaran. Media Audio media yang hanya dapat
diakses melalui organ pendengaran. Beberapa bentuk media audio
yaitu suara, lagu, siaran radio, audio CD, dan lainnya.
c. Mudah Dimengerti
Vidio untuk belajar dibuat dengan gambar yang bersifat realistis,
didukung dengan desain grafis dan minim teks sehingga memudahkan
siswa memahami informasi yang disampaikan. Siswa mengamati
gambar yang diperlihatkan, mengasimilasi nilai pengetahuan dan
menyerap keterampilan yang disajikan dengan lebih mudah.
2.5 Animasi
2.5.1 Pengertian Animasi
Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa,
hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek
nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D.
sehingga karakter animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat
objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar yang
berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa
berupa tulisan, bentuk benda, warna dan spesial efek.
Animasi merupakan sekumpulan gambar yang disusun secara
berurutan. Ketika rangkaian gambar tersebut di tampilakan dengan
kecepatan yang memadai, maka rangkaian gambar tersebut akan terlihat
bergerak (Hidayatullah dkk, 2011:63). Dalam kutipan Hidayatullah
mengatakan bahwa animasi merupakan sekumpulan gambar bergerak yang
memvisualisasikan benda bergerak dengan kecepatan yang stabil.
Menurut Munir (2013:340) “animasi berasal dari bahasa inggris,
animation dari kata to anime yang berarti “menghidupkan”. Animasi
merupakan gambar tetap (still image) yang disusun secara berurutan dan
direkam dengan menggunakan kamera”. Sedangkan menurut Vaughan
dalam Binanto (2010:219) menyatahan bahwa “animasi adalah usaha
untuk membuat presentasi statis menjadi hidup”.
Dari penjabaran para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa animasi
merupakan sekumpulan gambar yang disusun secara berurutan dan
direkam menggunakan sebuah kamera untuk membuat nya menjadi
tampak hidup, dan dapat menyampaikan pesan pada suatu video dengan
penggunaan visualisasi yang lebih menarik.
9
Ramadhan Wahyu, 2020. “Tutorial After Effect Praktis Untuk Membuat Scribble Effect”,
https://kreativv.com/film-animasi-video/tutorial-after-effect/ , (Diakses pada 19 agustus 2020).
Gambar 2.2 Contoh Scribble Glow Effect
Sumber : Pinterst.com 2020
2.7.4 Copywriting
Copywriting merupakan elemen yang cukup penting dalam bidang
periklanan ataupun branding, karena copywriting yang baik dapat
memberikan pesan dan kesan yang baik bagi audience. Moriarty
mendefinisikan bahwa: 5 Universitas Udayana. 2015.
Copywriting adalah kegiatan penulisan kreatif yang dibuat oleh
seorang copywriter. Copywriting ini bermaksud untuk memberikan
tulisan-tulisan yang baik dan mudah dipahami serta dapat menarik
perhatian dari publik yang membacanya. Seorang copywriter harus
memiliki kemampuan untuk mengelola katakata menjadi sebuah kalimat
yang padat dan tidak terlalu panjang, tetapi meninggalkan kesan di benak
para pembacanya. Copywriting dapat dimanfaatkan untuk menentukan
kalimat yang tepat saat mengkampanyekan sesuatu lewat media sosial.
Agustrijanto mengatakan bahwa: ”Copywriting harus mampu untuk
menggugah, menarik, memindahkan, mengidentifikasi, menggalang
kebersamaan, dan juga mengkomunikasikan pesan dengan nilai komparatif
pada masyarakat” (Agustrijanto, 2006:19).
Berikut adalah Beberapa unsur penting dalam penggunaan
copywriting menurut Pujiriyanto yaitu:
1. Judul (headline) Judul merupakan bagian terpenting dari teks yang
menarik perhatian dan merupakan hal yang pertama kali dibaca.
Judul mampu mengarahkan pembaca untuk mengetahui lebih jauh
isi pesan atau produk yang ada di dalamnya. Judul hendaknya
ekspresif, mempertegas kata-kata yang singkat dan berfungsi untuk
mengkombinasikan watak sebuah tulisan.
3.1.2.1 Visi
Dalam dunia kesunyian dan keterbatasan ruang gerak karena
penderitaan cacat ketulian, melalui organisasi Gerkatin, para anggota
tunarungu sama-sama berjuang melawan kebodohan, kemiskinan,
keterbelakangan, dan serta ketertinggalan dalam perkembangan yang
terjadi di tengah masyarakat umum untuk menjadi manusia yang mandiri
serta berguna bagi nusa dan juga bangsa Indonesia.
3.1.2.2 Misi
Misi SLB Negeri Cicendo Kota Bandung :
1. Meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang tunarungu wicara.
2. Menggali potensi dan meningkatkan SDM tunarungu sebagai
subyek pembangun.
3. Memperkuat jaringan kerja sama dengan badan sosial yang
menangani penyandang tunarungu baik di dalam negeri maupun
luar negeri.
4. Berperan aktif sebagai mitra pemerintah Indonesia dalam
program pengembangan kesejahteraan sosial tunarungu wicara di
Indonesia.
5. Mengembangkan kemandirian selaku WNI yang bertanggung
jawab.
3.1.2.3 Logo
Berikut adalah logo Gerakan Kesejahteraan Indonesia, logo
menggabungkan lambang padi dan kapas yang ada pada sila ke-5 dari
Pancasila dan Gambar telinga ditengah yang bermakna keadilan bagi
seluruh penyandang Tunarunggu di Indonesia.
3.1.4.2 Positioning
Untuk memilih tempat mana yang paling cocok agar dapat
melakukan suatu perancangan, kita wajib tau dimana posisi yang paling
memungkinkan untuk melakukan perancangan dengan baik. Positioning
dalam perancangan Vidio Pendek kali ini adalah siswa dan siswi di Sekolah
luar biasa Negeri Cocendo Bandung.
3.1.4.3 Targeting
Untuk mengetahui target yang diharapkan pastinya anak anak
siswa siswi Tunarunggu harus menjadi titik utama dalam perancangan
Vidio Pendek kali ini, mengapa demikian itu semua dikarenakan vidio
pendek ini menggunakan efek editting yang menarik dimata siswa dan
siswi Sekolah luar biasa Negeri Cicendo Bandung. Target yang dipilih
adalah siswa dan siswi SLB Negeri Cicendo yang masih memiliki jiwa
fun dan playing namun tetap pada porsinya target dari perancangan ini
adalah siswa dan siswi nya.
Sales
12%
39%
49%
YA TIDAK MUNGKIN
10
Dwiyana lucky, Staff pengajar bidang keterampian, (Diwawancara pada 19 November 2019).
Dari Diagram diatas dapat penulis simpulkan bahwa lebih dari 49
% siswa dan siswi SLB NegeriCicendo Bandung belum mengenal apa
itu bahasa isyarat BISINDO. Namun sebagian siswa dan siswa memilih
tau sebanyak 39 % dan yang mungkin tau bahasa isyarat menyatakan
sebanyak 12 %.
Sales
0%
100%
Sales
12%10%
78%
Sales
14%
12%
75%
YA TIDAK MUNGKIN
Sales
2%
4%
94%
Dari hasil olah data yang telah dilakukan, sebanyak 94 % siswa dan
siswi memilih media Vidio sebagai salah satu media utama dalam
perancangan kali ini. Antusias siswa dan siswi ketika memilih media
Video juga diperlihatkan dari jawaban mengapa mereka memilih media
video sebagai salah satu media yang paling mudah untuk mereka
pahami dan pelajari.
3.3.3 Demografis
Demografis yang diambil dalam Perancangan Vidio pendek pola
Bahasa isyarat BISINDO adalah siswa dan siswi dengan rentang usia 6 – 12
tahun dan sedang berada dalam jenjang pendidikan Sekolah Dasar kelas 1
sampai kelas 6 SD. Menitik beratkan kepada siswa dan siswi yang akif
belajar di Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo Kota Bandung.
3.3.4 Geografis
Untuk pemilihan letak geografis dalam perancangan ini masih tetap
berada dalam jangkauan lingkungan Sekolah luar biasa Negeri Cicendo
Kota Bandung. Namun letak pemberian materi pembahasan melalui sebuah
vidio yang berbeda beda berdasarkan tingkat jenjang kelas mereka masing
masing. Untuk kelas 1- 3 diberikan materi pembahasan Vidio abjad dan kata
sehari hari, namun untuk kelas 4 sampai dengan kelas 6 diberikan materi
pola kalinat serta kata atau penggunaan kalian yang baik dan benar.
3.3.5 Psikografis
Untuk segi psikografis penulis melihat perancangan melalui sebuah
vidio dan menambahkannya dengan sentuhan efek Scribble Glow Effect
mampu menarik minat belajar anak dengan rentang usia 6-10 tahun
sedangkan anak dengan usia 10 sampai 12 tahun lebih hanya melihat dan
memahami sejenak tidak melihat terlalu detail penyampaian visual yg
diberikan namun mereka hanya melihat dan mendengarkan informasi yang
disampaikan.
6. Bali deaf
Berikut adalah channel yang membahas tentang pola bahasa isyarat
BISINDO dengan judul vidio “Abjad jari BISINDO” telah
dipublikasikan pada tanggal 19 Mei 2015 lima tahun lalu.
Gambar 3.10 Data Proyek Sejenis
Sumber : Bali deaf, 2020
2. Weakness (Kelemahan)
Perbedaan Pola bahasa isyarat SIBI dan BISINDO serta cara
kegunakan dari kedua nya membuat perancangan ini lemah. Karena
dalam Hal ini terlihat bahasa isyarat SIBI masih digunakan dalam
dunia pendidikan dan sudah memang menjadi sistem pembelajaran
disekolah. Sedangkan pola bahasa isyarat BISINDO masih
terbilang kurang terkenal.
3. Opportunity (Peluang)
Banyaknya Siswa yang belum mengenal atau mengetahui pola
bahasa isyarat BISINDO, apalagi siswa dengan rentang usia 6-12
Tahun di Sekolah luar biasa Negeri Cicendo Kota Bandung. Itu
menjadikan peluang dirancangnya suatu penelitian ini.
4. Threat (Ancaman)
Ancaman dari perancangan pola bahasa isyarat BISINDO melalui
sebuah media adalah lebih banyaknya video video yang lebih
menarik dengan menggunakan sistem pembelajaran yang berbeda
beda, sehingga membuat perancangan ini terancam.
3.7 Analisis 5W + 1H
Dalam suatu rancangan kita harus dapat dan mampu menganalisa
rancangan tersebut agar dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa
yang kita rancang, maka dari itu George. R. Terry menyatakan bahwa:
“Perancangan yang baik dan efektif akan berjalan dengan baik” (Terry,
1991: 55).
1. What (Apa)
Perancangan sebuah media pembelajaran melalui Vidio Pendek
yang berisikan informasi dan cara penggunaan Bahasa Isyarat
BISINDO jika digunakan dalam dunia pendidikan tepatnya pada
Sekolah luar biasa Negeri Cicendo Kota Bandung. Perancangan
ini akan lebih di fokuskan pola Bahasa Isyarat Dasar BISINDO,
dan pola abjad Bahasa Isyarat BISINDO.
2. Why (Mengapa)
Perancangan Ini dimaksudkan untuk membuat para siswa dan
siswi di Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo Kota Bandung dapat
memahami pola bahasa isyarat BISINDO didalam lingkungan
sekolah. Perancangan ini juga dikemas dengan menggunakan
media sosial instagram, Youtube dan yang paling utama melalui
Vidio Pendek, karena 48 dari 50 audience lebih menyukai
menggunakan media Vidio Pendek.
3. Where (Dimana)
Pada perancangan ini difokuskan dan bertempat di Sekolah Luar
Biasa Negeri Cicendo Kota Bandung melalui sebuah media.
Media perancangan yang akan dilakukan di media sosial yaitu
Instagram dengan menggunakan Vidio pendek, postingan Feeds
Instagram dan poster mengenai ajakan tentang pola Bahasa isyarat
BISINDO. Kampanye ini dirancang menggunakan media sosial
instagram agar Perancangan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
4. When (Kapan)
Perancangan dilakukan dari bulan Agustus yang dimana
bertepatan dengan dimulainya semester baru bagi siswa siswi
Sekolah luar biasa Negeri Cicendo Kota Bandung. Perancangan
akan lebih mudah diterima saat siswa masih memiliki banyak
waktu disemester baru.
5. Who (Siapa)
Target sasaran dari Perancangan ini adalah siswa dan siswi dengan
rentang usia 6 – 12 tahun di Sekolah luar biasa Negeri Cicendo
Kota Bandung. Target sasaran ini dipilih karena mayoritas siswa
SLB Cicendo terbilang masih jenjang awal dalam dunia
pendidikan.
6. How (Bagaimana)
Media yang akan dirancang yaitu berupa Vidio Pendek yang berisi
tentang informasi dan pola bahasa isyarat BISINDO sehari hari.
Vidio Pendek ditambah dengan Scribble Glow Effect, diharapkan
cukup efektif karena dengan menggunakan Vidio Pendek yang
menarik Siswa dan siswi mampu menyerap pelajaran dengan
mudah dan senang.
BAB IV
STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN
2. Pesan Komunikasi
Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak
sasaran atau komunikate dalam strategi komunikasi pastinya
memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik
komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi
komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah
penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat
mengenai khalayak sasaran.
3. Media Komunikasi
Kita telah mengetahui dan memahami berbagai pengertian
media menurut para ahli, pengertian media massa menurut para ahli,
serta pengertian media sosial menurut para ahli. Kesimpulan dari
semua pengertian terkait media adalah bahwa media adalah alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi. Media
komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki
beberapa karakteristik media massa masing-masing. Kehadiran
internet sebagai media komunikasi telah melahirkan berbagai media
komunikasi modern baru. Dalam strategi komunikasi, kita perlu
mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan
dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta.
Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan,
serta teknik komunikasi yang digunakan.
4. Khalayak sasaran
Pada Proses Awal, Penulis membuat garis line yang di timpah sejajar
dengan garis tangan model satu persatu. Sehingga membentuk suatu
gerakan kontars, pada tahap awal garis belum terlihat Glow masih garis
line art biasa.
Pada tahapan ini, Penulis membuat layer baru untuk Green Screen
nya agar setelah kita kasi warna dan ditimpah dengan video asli bisa telihat
jelas.
Gambar 4.5 Tahap Menghilangkan Green Screen Vidio
Sumber : Olah Data Penulis, 2020
Pada tampilan desain kali ini adalah Layout Frame untuk Isi dari
video nenti. Dan juga untuk instagram stories.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Perancangan Vidio Pendek bahasa isyarat BISINDO
untuk anak dengan rentang usia 6 – 12 tahun mampu mempelajari dan
memahami pola bahasa isyarat BISINDO tanpa harus takut lagi ketika ingin
berhadapan dan mengobrol dengan orang luar. Dan kebebasan siswa siswi
dalam berbahasa tidak akan dibatas dan beda bedakan, karna sesungguhnya
bahasa itu adalah jendela dunia biarkan para siswa dan siswi berkreasi
dengan bahasa yang mereka mengerti.
5.2 Saran
Saran dari perancangan Perancangan Vidio Pendek bahasa isyarat
BISINDO untuk anak dengan rentang usia 6 – 12 tahun, adalah :
1. Saran Akademis
Dengan adanya media Perancangan Melalui Vido ini semoga
mahasiswa desain komunikasi visual dapat lebih memahami segala
bahasa melalui media yang tepat untuk berkarya, juga dapat
mengaplikasikan teori desain komunikasi visual dengan baik dan
lebih bermanfaat.
2. Saran Praktis
Dengan adanya media Perancangan Vidio Pendek bahasa isyarat
BISINDO untuk anak dengan rentang usia 6 – 12 tahun dapat
membuat para siswa siswi yang ada di Sekolah Luar Biasa Negri
Cicendo Bandung dapat lebih giat lagi dalam belajar demi cita cita
yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Adityo Muhammad, 2019. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) atau Bahasa
Isyarat Indonesia (BISINDO), https://www.youngontop.com/read/20433/sistem-
isyarat-bahasa-indonesia-sibi-atau-bahasa-isyarat-indonesia-bisindo/ , (Diakses
pada 29 Maret 2020).
Adityo Muhammad, 2019. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) atau Bahasa
Isyarat Indonesia (BISINDO), https://www.youngontop.com/read/20433/sistem-
isyarat-bahasa-indonesia-sibi-atau-bahasa-isyarat-indonesia-bisindo/ , (Diakses
pada 29 Maret 2020).
Zulfadli Parinduri
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI