A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjelaskan pengertian asma dalam kehamilan
b. Menjelaskan penyebab dari timbulnya asma
c. Menjelaskan dan mengenali komplikasi asma dalam kehamilan
d. Melakukan penanganan asma dalam masa kehamilan
B. Materi Penyuluhan
2. Penyebab asma
C. Metode
1
Ceramah, tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Power point
3. Pengeras suara, infokus, laptop
E. Kegiatan Pembelajaran
a. Salam Pembuka
b. Perkenalan
d. Membagikan leaflet
e. Appersepsi
PERAWAT PASIEN
- Perawat menjelaskan pengertian Pasien memperhatikan penjelasan perawat
asma
Pasien memperhatikan penjelasan perawat
2
3
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
b. Menarik Kesimpulan
c. Salam Penutup
F. Evaluasi
b. zat-zat alergen
d. polusi udara
e. kondisi psikis/stress
b. Dipsnea
c. Sesak napas
d. Whezing
e. Batuk-batuk
4
4) komplikasi apa yang dapatkan pada ibu hamil dengan asma?
a. Komplikasi Ibu:
- Keguguran
- Persalinan prematur
- Preeklamsi
- Hiperemesis gravidarum
b. Komplikasi janin
- Kematian perinatal
- Korioamnionitis
- BBLR
5
G. Daftar Pustaka
Manuaba, I Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Cunningham, F. Gary. 2006. Obstetric Williams. Ed. 21. Vol. 2. EGC
Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006. Buku Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
6
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon saluran napas
terhadap berbagai rangsangan dengan adanya penyempitan jalan napas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai
hasil suatu pengobatan. Asma dalam kehamilan adalah gangguan peradangan
kronik jalan napas sehingga menimbulkan gejala periodik berupa sesak napas,
dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Kondisi asma
yang memburuk umumnya muncul pada minggu ke 29-36 masa kehamilan.
B. Etiologi
- zat-zat alergen
7
terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic hormon (ACTH) dan
C. Manifestasi klinis
Penilaian secara subyektif tidak dapat secara akurat menentukan derajat asma.
Gejala klinik bervariasi mulai dari wheezing ringan sampai bronkokonstriksi
berat. Pada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi hiperventilasi.
Namun, bila bertambah berat akan terjadi kelelahan yang menyebabkan
retensi O2 akibat hiperventilasi. Bila terjadi gagal napas, ditandai asidosis,
hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus,
ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral,
sampai gangguan kesadaran. Keadaan ini bersifat reversible dan dapat
ditoleransi. Namun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya
penurunan kapasitas residu.
Manifestasi klinis asma ditandai dengan dyspnea, kesesakan dada, wheezing,
dan batuk malam hari, di mana hanya menjadi tanda dalam beberapa kasus.
Pasien melaporkan gejala seperti gangguan tidur dan nyeri dada.
Batuk yang memicu spasme atau kesesakan dalam saluran pernapasan, atau
berlanjut terus, dapat berbahaya. Beberapa serangan dimulai dengan batuk
yang menjadi progresif lebih “sesak”, dan kemudian bunyi wheezing terjadi.
Ada pula yang berbeda, beberapa penderita asma hanya dimulai wheezing
tanpa batuk. Beberapa yang lain tidak pernah wheezing tetapi hanya batuk
selama serangan asma terjadi.
D. Modifikasi asma
- Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala.
2. Asma Sedang
a. Komplikasi Ibu:
- Keguguran
- Persalinan prematur
- Preeklamsi
- Hiperemesis gravidarum
b. Komplikasi janin
- Kematian perinatal
9
- Korioamnionitis
- BLR
F. Penanganan asma
- Edukasi
Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin.
Ibu hamil harus mampu mengenali dan mengobati tanda-tanda asma
yang memburuk agar mencegah hipoksia ibu dan janin. Ibu hamil
harus mengerti cara mengurangi paparan agar dapat mengendalikan
faktor-faktor pencetus asma.
- Terapi farmakologi selama kehamilan
Terapi asma modern dengan teofilin, kortikosreoid dan beta agonis
menurunkan risiko komplikasi kehamilan menjadi rendah baik pada
10
ibu maupun janin. Farmakoterapi tdak boleh bersifat teratogenik pada
janin atau berbahaya pada ibu. Penggunaan beta agonis, seperti
metaproterenol, dan albuterol, dapat digunakan dalam pengobatan
darurat pada asma berat dalam kehamilan, tetapi penggunaan jangka
panjang seharusnya dihindari pada kehamilan muda, terutama sekali
sejak efek pada janin tidak diketahui.
11
12