Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asma

Sub Pokok Bahasan : Asma Dalam


Kehamilan Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal : Kamis/ 09-06-2022

Tempat : Ruangan kebidanan (331)

Sasaran : Ibu Hamil Dengan Asma

A. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum

Ibu dapat menangani asma selama masa kehamilan

2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjelaskan pengertian asma dalam kehamilan
b. Menjelaskan penyebab dari timbulnya asma
c. Menjelaskan dan mengenali komplikasi asma dalam kehamilan
d. Melakukan penanganan asma dalam masa kehamilan

B. Materi Penyuluhan

1. Pengertian asma dalam kehamilan

2. Penyebab asma

3. Tanda-tanda klinis asma

4. Komplikasi asma terhadap kehamilan

5. Penanganan asma saat kehamilan dan persalinan

C. Metode

1
Ceramah, tanya jawab

D. Media

Media yang digunakan adalah :

1. Leaflet
2. Power point
3. Pengeras suara, infokus, laptop

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pembuka (5 menit)

a. Salam Pembuka

b. Perkenalan

c. Menjelaskan tujuan penyuluhan

d. Membagikan leaflet

e. Appersepsi

2. Kegiatan Pelaksanaan Inti (20 menit)

PERAWAT PASIEN
- Perawat menjelaskan pengertian  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
asma
 Pasien memperhatikan penjelasan perawat

- Perawat menjelaskan penyebab  Pasien memperhatikan penjelasan perawat


asma  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
- Perawat menjelaskan tanda-
 Pasien memperhatikan penjelasan perawat
tanda klinis asma
- Perawat menjelaskan komplikasi
asma terhadap kehamilan
- Perawat menjelaskan penanganan
asma saat kehamilandan
persalinan

2
3
3. Kegiatan Penutup (5 menit)

a. Evaluasi memberikan pertanyaan kepada pasien

b. Menarik Kesimpulan

c. Salam Penutup

F. Evaluasi

1. Prosedur : Post test

2. Jenis test : Lisan


Butir pertanyaan :
1) Apakah pengertian asma dalam kehamilan?

Asma dalam kehamilan adalah gangguan peradangan kronik jalan napas


sehingga menimbulkan gejala periodik berupa sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil.
2) Apakah penyebab asma?

b. zat-zat alergen

c. infeksi saluran napas

d. polusi udara

e. kondisi psikis/stress

3) Apakah tanda klinis asma?

b. Dipsnea

c. Sesak napas

d. Whezing

e. Batuk-batuk

4
4) komplikasi apa yang dapatkan pada ibu hamil dengan asma?

a. Komplikasi Ibu:

- Keguguran

- Persalinan prematur

- Hipertensi selama kehamilan

- Preeklamsi

- Hiperemesis gravidarum

b. Komplikasi janin

- Kematian perinatal

- Gangguan pertumbuhan janin

- Korioamnionitis

- BBLR

5
G. Daftar Pustaka
Manuaba, I Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Cunningham, F. Gary. 2006. Obstetric Williams. Ed. 21. Vol. 2. EGC
Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006. Buku Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

6
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon saluran napas
terhadap berbagai rangsangan dengan adanya penyempitan jalan napas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai
hasil suatu pengobatan. Asma dalam kehamilan adalah gangguan peradangan
kronik jalan napas sehingga menimbulkan gejala periodik berupa sesak napas,
dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Kondisi asma
yang memburuk umumnya muncul pada minggu ke 29-36 masa kehamilan.

B. Etiologi

- zat-zat alergen

Alergen adalah sat-zat tertentu bila dihisap atau di makan dapat


menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu rumah
(Dermatophagoides pteronissynus) spora jamur, serpih kulit kucing, bulu
binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.
- infeksi saluran napas

Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza merupakan


salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asthma
bronkiale. Diperkirakan dua pertiga penderita asthma dewasa serangan
asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran nafas
- polusi udara

Pasien asthma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik /


kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan
oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.
- kondisi psikis/stress

Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu


keadaan stress yang akan merangsang HPA axis. HPA axis yang

7
terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic hormon (ACTH) dan

kadar kortisol dalam darah. Peningkatan kortisol dalam darah akan


mensupresi immunoglobin A (IgA). Penurunan IgA menyebabkan
kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh
sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan
asma bronkiale.

C. Manifestasi klinis

Penilaian secara subyektif tidak dapat secara akurat menentukan derajat asma.
Gejala klinik bervariasi mulai dari wheezing ringan sampai bronkokonstriksi
berat. Pada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi hiperventilasi.
Namun, bila bertambah berat akan terjadi kelelahan yang menyebabkan
retensi O2 akibat hiperventilasi. Bila terjadi gagal napas, ditandai asidosis,
hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus,
ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral,
sampai gangguan kesadaran. Keadaan ini bersifat reversible dan dapat
ditoleransi. Namun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya
penurunan kapasitas residu.
Manifestasi klinis asma ditandai dengan dyspnea, kesesakan dada, wheezing,
dan batuk malam hari, di mana hanya menjadi tanda dalam beberapa kasus.
Pasien melaporkan gejala seperti gangguan tidur dan nyeri dada.
Batuk yang memicu spasme atau kesesakan dalam saluran pernapasan, atau
berlanjut terus, dapat berbahaya. Beberapa serangan dimulai dengan batuk
yang menjadi progresif lebih “sesak”, dan kemudian bunyi wheezing terjadi.
Ada pula yang berbeda, beberapa penderita asma hanya dimulai wheezing

tanpa batuk. Beberapa yang lain tidak pernah wheezing tetapi hanya batuk
selama serangan asma terjadi.

D. Modifikasi asma

Modifikasi asma berdasarkan National Asthma Education Program (NAEPP)


8
yaitu :
1. Asma Ringan
- Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu.

- Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala.

2. Asma Sedang

- Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu

- Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya

- Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari

- Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume


ekspirasi berkisar antara 60-80%.
3. Asma Berat

- Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari

- Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang


dari 60% dengan variasi luas
- Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala.

E. Komplikasi asma terhadap kehamilan

a. Komplikasi Ibu:

- Keguguran

- Persalinan prematur

- Hipertensi selama kehamilan

- Preeklamsi

- Hiperemesis gravidarum

b. Komplikasi janin

- Kematian perinatal

- Gangguan pertumbuhan janin

9
- Korioamnionitis

- BLR

F. Penanganan asma

1. Penatalaksanaan Asma Pada Kehamilan


Penatalaksanaan asma selama kehamilan membutuhkan pendekatan
kooperatif antara dokter kandungan, bidan, dokter paru serta perawat
yang khusus menangani asma dan ibu hamil itu sendiri. Tujuan serta
terapi pada prinsipnya sama dengan pada penderita asma yang tidak
hamil. Pentingnya pengobatan asma adalah mencegah kematian,
kegagalan pernapasan, status asmatikus, perawatan di ruang emergensi,
dan cacat wheezing.
Penatalaksaan asma kronis pada kehamilan harus mencakup hal-hal
berikut :
- Penilaian obyektif fungsi paru dan kesejahteraan janin
Pasien harus mengukur PEFR 2 kali sehari dengan target 380 – 550
liter/menit. Tiap pasien memiliki nilai baseline masing-masing
sehingga terapi dapat disesuaikan.
- Menghindari faktor pencetus asma
Mengenali serta menghindari faktor pencetus asma dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu dengan kebutuhan medikasi yang
minimal.

- Edukasi
Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin.
Ibu hamil harus mampu mengenali dan mengobati tanda-tanda asma
yang memburuk agar mencegah hipoksia ibu dan janin. Ibu hamil
harus mengerti cara mengurangi paparan agar dapat mengendalikan
faktor-faktor pencetus asma.
- Terapi farmakologi selama kehamilan
Terapi asma modern dengan teofilin, kortikosreoid dan beta agonis
menurunkan risiko komplikasi kehamilan menjadi rendah baik pada

10
ibu maupun janin. Farmakoterapi tdak boleh bersifat teratogenik pada
janin atau berbahaya pada ibu. Penggunaan beta agonis, seperti
metaproterenol, dan albuterol, dapat digunakan dalam pengobatan
darurat pada asma berat dalam kehamilan, tetapi penggunaan jangka
panjang seharusnya dihindari pada kehamilan muda, terutama sekali
sejak efek pada janin tidak diketahui.

2. Penatalaksanaan Asma Pada Persalinan


Serangan asma akut selama kelahiran dan persalinan sangat jarang
ditemukan. Ibu hamil dapat melanjutkan penggunaan inhaler rutin sampai
persalinan. Pada ibu dengan asma yang selama kehamilan telah
menggunakan steroid oral (>7,5 mg prednisolon setiap hari selama lebih
dari 2 minggu) saat awal kelahiran atau persalinan harus mendapatkan

steroid parenteral (hidrokortison 100mg setiap 6-8 jam) selama


persalinan, sampai ia mampu memulai kembali pengobatan oralnya.
Selama persalinan kala I pengobatan asma selama masa prenatal harus
diteruskan, ibu yang sebelum persalinan mendapat pengobatan
kortikosteroid harus hidrokortison 100 mg intravena, dan diulangi tiap 8
jam sampai persalinan. Bila mendapat serangan akut selama persalinan,
penanganannya sama dengan penanganan serangan akut dalam kehamilan
seperti telah diuraikan di atas.
Pada persalinan kala II persalinan per vaginam merupakan pilihan terbaik
untuk penderita asma, kecuali jika indikasi obstetrik menghendaki
dilakukannya seksio sesarea. Jika dilakukan seksio sesarea. Jika
dilakukan seksio sesarea lebih dipilih anestesi regional daripada anestesi
umum karena intubasi trakea dapat memacu terjadinya bronkospasme
yang berat. Pada penderita yang mengalami kesulitan pernapasan selama
persalinan pervaginam, memperpendek, kala II dengan menggunakan
ekstraksi vakum atau forceps akan bermanfaat

11
12

Anda mungkin juga menyukai