Penyusun:
Daya Perwira Dalimi
Kelas Karyawan
Fakultas Hukum
Universitas Pancasila
TAHAPAN I: LIDIK, SIDIK, TUNTUT, PRAPERADILAN, PRAPENUNTUTAN
1. Dugaan terjadinya Tindak Pidana:
LAPORAN (DELIK LAPORAN) – Pasal 1(24) KUHAP
Pemberitahuan oleh seseorang karena Hak dan Kewajiban berdasarkan UU kepada pejabat berwenang
mengenai sesuatu yang telah, sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana
PENGADUAN (DELIK ADUAN) – Pasal 1(25) KUHAP
Pemberitahuan kepada Pejabat berwenang yang disertai permintaan untuk menindak seseorang menurut
hukum yang telah melakukan tindak pidana yang merugikannya (Ps.1(25) KUHAP )
TERTANGKAP TANGAN– Pasal 1(19) KUHAP
Ketika mendapati seseorang atau menemui peristiwa:
a) sedang melakukan tindak pidana;
b) segera sesudah beberapa saat tindak pidana dilakukan;
c) Diserukan oleh khlayak ramai; dan
d) sesaat kemudian ditemukan benda yang diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana
2. Tindakan PENYELIDIKAN
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan PENYELIDIK untuk MENCARI dan MENEMUKAN
PERISTIWA yang diduga sebagai tindak pidana, guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan atau
diteruskan ke dalam proses penyidikan (Ps.1(5) KUHAP )
3. Wewenang PENYELIDIK (Ps.5(1).b KUHAP):
a. Menerima laporan dan aduan;
b. Mencari keterangan dan bukti ;
c. Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan memeriksa identitas dan
d. Tindakan lain yang bertanggung jawab, tapi dapat juga melakukan Penangkapan, Penggeledahan,
Penyitaan dan lain2 jika mendapat perintah dari Penyidik
6. Wewenang Penyidik:
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang tindak pidana
b. Melakukan tindakan pertama pada TKP
c. Menyuruh berhenti tersangka dan memeriksa identitas tersangka
d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
h. Menghentikan penyidikan (SP3)
i. Mendatangkan ahli dalam hubungannya dengan perkara
j. Mengadakan tindakan lain yang bertanggung jawab
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
1
UPAYA HUKUM LANJUTAN
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
2
8. PENGGELEDAHAN (Ps. 32-37 KUHAP)
1) Pejabat Berwenang : Penyidik Polri dan Penyidik PNS
2) Dalam keadaan Biasa
a. Harus ada Surat Ijin KPN setempat
b. Didampingi oleh 2 orang saksi dari warga setempat
c. Buat Berita Acara Penggeledahan, paling lambat 2 hari setelah penggeledahan
d. Dilarang dilakukan pada malam hari
3) Dalam Keadaan Mendesak
a. Dapat dilakukan tanpa Surat Ijin KPN:
- pada halaman rumah tersangka bertempat tinggal, berdiam atau ada diatasnya
- setiap tempat lain tersangka bertempat tinggal
- tempat tindak pidana dilakukan atau terdapat bekasnya
- tempat penginapan atau tempat umum lainnya
b. Dapat dilakukan malam hari
4) Dilarang, kecuali tertangkap tangan
a. Tempat sedang berlangsung sidang DPR, MPR atau DPRD
b. Tempat sedang berlangsung ibadahDidampingi oleh 2 orang saksi dari warga setempat
c. Tempat sedang berlangsung sidang pengadilan
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
3
12. PRA PENUNTUTAN
Pra-Penuntutan adalah Proses pengembalian berkas perkara dari seorang JPU kepada Penyidik, karena
dinilai oleh JPU bahwa Berkas Perkaranya masih Kurang sempurna atau Kurang Lengkap dan memberikan
petunjuk kepada Penyidik hal-hal apa saja yang harus disempurnakan/dilengkapi.
Keputusan JPU yang MENYATAKAN bahwa Berkas Perkara tidak lengkap ini disebut dengan
KODE P-18.
Tindakan JPU pada saat mengembalikan Berkas Perkara kepada Penyidik dikenal dengan KODE P-19
Tindakan Penyidik yang akhirnya memberikan kembali Berkas Perkara yang sudah disempurnakan kepada
JPU dikenal dengan KODE P-20
Tindakan JPU yang akhirnya menilai bahwa Berkas Perkaranya telah lengkap dan sempurna, dikenal dengan
KODE P-21
Perlu dicatat, bahwa Proses Pra-Penuntutan ini adalah bukan HAL YANG MUTLAK HARUS
DILAKSANAKAN dalam setiap perkara Pidana, karena sangat dimungkinkan bagi seorang Penyidik ketika
menyerahkan Berkas Perkara kepada JPU, sudah langsung dinilai SEMPURNA oleh JPU, sehingga JPU
langsung menyatakan Berkas Perkara sudah SEMPURNA (KODE P-21) dan tidak perlu dikembalikan ke
Penyidik
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
4
17. Muatan Surat Dakwaan – JST WBA MK
1) Jenis tindak pidana yang dilakukan
2) Siapa yang melakukan
3) Tempat tindak pidana dilakukan
4) Waktu atau kapan dilakukan
5) Bagaimana tindak pidana dilakukan
6) Akibat yang ditimbulkan
7) Motivasi tindak pidana dilakukan
8) Ketentuan pidana yang diterapkan
18. BENTUK Surat Dakwaan
a. Surat Dakwaan Tunggal: hanya berisi satu dakwaan saja. Ini digunakan jika Jaksa SUDAH SANGAT
YAKIN atas perbuatan Pidana yang dilakukan oleh Terdakwa
b. Surat Dakwaan BERTINGKAT (Primer Subsidair): terdiri dari dua atau lebih yang disusun secara
berurutan, mulai dari dakwaan yang terberat sampai kepada dakwaan yang teringan
Ini diberikan untuk suatu Perbuatan yang sejenis, hanya saja mempunyai bobot hukuman yang berbeda,
yang mana bertujuan untuk menghukum Terdakwa dengan hukuman yang seberat-beratnya. Dan Dakwaan
Subsider bisa terdiri lebih dari 1 dakwaan.
Contoh: JPU ingin mendakwa seseorang yang telah melakukan suatu Pembunuhan. Dakwaannya Primernya
adalah menggunakan Pasal Pembunuhan Berencana (Ps.340 KUHP) yang mana mempunyai hukuman yang
paling berat, karena JPU menduga sudah ada perencanaan. Kemudian, untuk Dakwaan Subsider nya, JPU
menggunakan Pasal Pembuhan biasa (Ps.338 KUHP)
c. Surat Dakwaan ALTERNATIF: memberikan alternatif kepada Hakim untuk menentukan dakwaan mana
yang terbukti, isi antara keduanya saling mengecualikan.
Ciri-cirinya dalam Dakwaannya menggunakan kata “ATAU” dan JPU hanya wajib membuktikan SALAH
SATU dari Dakwaannya saja (Jika sudah terbukti satu dakwaan, maka tidak perlu membuktikan dakwaan
yang lainnya).
Idealnya, Dakwaan Alternatif ini adalah untuk Perbuatan yang berbeda, tetapi tidak terlalu jauh
perbedaannya (Tipis sekali perbedaannya), dimana Perbuatan Pidana tersebut dapat memenuhi unsur-unsur
dari beberapa Pasal Pidana.
Contoh: JPU mendakwa Terdakwa dengan Pasal Penipuan atau Penggelapan, karena JPU menilai
Perbuatan Dakwaan dapat dikenai Pasal Penipuan atau Penggelapan
d. Surat Dakwaan KOMULATIF: dakwaan yang disusun berupa rangkaian dari beberapa dakwaan atas
kejahatan atau pelanggaran sekaligus.
Ciri-ciri dalam dakwaannya adalah menggunakan kata “DAN”, dan JPU wajib membuktikan SELURUH
dari Dakwaannya.
Contoh: JPU mendakwa Terdakwa dengan menggunakan Pasal Pembunuhan (Ps.338 KUHP) dan
Pencurian (Ps.362 KUHP), karena Terdakwa diduga telah melakukan Pembunuhan dan Pencurian
e. Surat Dakwaan GABUNGAN/KOMBINASI: Dakwaan yang digabungkan antara Dakwaan Komulatif
dengan Dakwaan Alternatif atau Bertingkat
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
5
19. PRA-PERADILAN – Pasal 77 KUHAP
1) Definisi & ALASAN
Pra-Peradilan adalah WEWENANG Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai dari alasan-alasan sebagai berikut:
a. Sah atau tidaknya penangkapan
b. Sah atau tidaknya penahanan
c. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan
d. Sah atau tidaknya penghentian penuntutan
e. Ganti rugi dan rehabilitasi
2) PIHAK yang mengajukan (Ps.79&80 KUHAP)
a. Tersangka, keluarga dan Penasihat Hukum
b. JPU dan pihak ketiga
c. Penyidik dan pihak ketiga
3) CARA mengajukan
a. Membuat permohonan
b. Ditujukan kepada KPN
c. Memuat alasan
d. Apa yang diminta dalam permohonan
20. Penyidik dan JPU dapat MENGHENTIKAN suatu Penyidikan (Ps. 109 (2)KUHAP) atau Penuntutan
(Ps. 140 (2).a KUHAP) dengan salah dari beberapa alasan, yaitu:
a. Kurang cukup bukti
b. Peristiwa tersebut bukan peristiwa pidana
c. Dihentikan demi hukum:
- Ne Bis in Idem
- Tersangka meninggal dunia
- Kadaluwarsa
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
6
TAHAPAN II: PEMERIKSAAN PERSIDANGAN
21. Pemeriksaan Persidangan
1) Acara Pemeriksaan Biasa (Ps.152-202 KUHAP)
- sistem pembuktian rumit
- ancaman hukuman lebih dari 1 tahun
2) Acara Pemeriksaan Singkat (203-204 KUHAP)
Apabila dalam waktu 14 hari tidak selesai, maka beralih menjadi acara pemeriksaan biasa
3) Acara Pemeriksaan Cepat
a. acara pemeriksaan tindak pidana ringan (Ps.205-210 KUHAP)
b. acara pemeriksaan pelanggaran lalu lintas (Ps. 211 – 216 KUHAP)
22. Asas pemeriksaan Persidangan: (tidak dipenuhi di PN, maka putusan hakim batal)
1) Pemeriksaan dilakukan secara lisan
2) Pemeriksaan dilakukan dengan bahasa indonesia
3) Pemeriksaan dilakukan secara langsung/tidak boleh diwakili
4) Pemeriksaan dilakukan secara terbuka untuk umum
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
7
25. Substansial Ketiga: PEMBUKTIAN
A. Menggunakan sistem pembuktian negatif, yaitu Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana pada seseorang,
kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah yang memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar2 terjadi yang dilakukan oleh Terdakwa
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
8
TAHAPAN III:UPAYA HUKUM (BIASA&LUAR BIASA); EKSEKUSI
29. Upaya Hukum adalah suatu upaya yang dilakukan oleh para Pihak (Terdakwa atau JPU) yang tidak puas
terhadap putusan dari Pengadilan Negeri (“PN”).
Upaya Hukum ini terbagi menjadi 2, yaitu
a. Upaya Hukum Biasa
- BANDING: dilakukan oleh Pengadilan Tinggi (“PT”)
- KASASI: dilakukan oleh Mahkamah Agung (“MA”)
b. Upaya Hukum Luar Biasa
- PENINJAUAN KEMBALI (“PK”): dilakukan oleh MA
- KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM
JPU biasanya mempunyai STANDART atau DASAR untuk melakukan Banding yaitu jika putusan
F. TEKNIS PELAKSANAAN
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
9
31. Upaya Hukum Biasa KASASI (Ps.244 – 258 KUHAP)
A. BATAS WAKTU
- Untuk Upaya Kasasi ini mempunyai batas waktu yang sangat ketat dalam hal Pengajuan Permohonan
Kasasi dan Pengajuan Memori/Kontra Memori Kasasi
- Batas waktu untuk menyatakan kasasi di PN adalah 14 hari setelah Para pihak (Terdakwa/JPU)
menerima Surat Pemberitahuan Putusan PT (RELAAS) dari PN.
- Setelah Para Pihak Menyatakan Ingin Kasasi, dimana pihak tersebut akan disebut sebagai PEMOHON
KASASI, hanya mempunyai waktu 14 hari untuk mengajukan MEMORI KASASInya
- Setelah Termohon Kasasi menerima Pemberitahuan Memori Kasasi (Relaas) dan Copy Memori Kasasi
yang disampaikan oleh PN, Termohon Kasasi hanya memiliki waktu 14 hari untuk mengajukan
Kontra Memori Kasasi
- Jika para Pihak (Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi) LALAI dalam mengajukan Memori Kasasi
atau Kontra Memori Kasasi (tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 14 hari), maka Para Pihak
tersebut akan kehilangan Haknya dalam mengajukan Memori dan Kontra Memori Kasasi.
- Jika Pemohon Kasasi LALAI dalam Mengajukan Memori Kasasinya (Terlambat mengajukan, lebih
dari 14 hari), maka Upaya Kasasi akan dibatalkan (GUGUR) dengan sendirinya.
- Jika Termohon Kasasi yang LALAI dalam mengajukan Kontra Memori Kasasinya, maka Upaya
Kasasi akan tetap berjalan, hanya hak Termohon Kasasi saja yang hilang dalam megajukan Kontra
Memori Kasasi tersebutt
B. ALASAN KASASI
Pada Pemeriksaan dalam Tingkat Kasasi, Hakim MA tidak memeriksa Pokok Perkaranya, tetapi memeriksa
dari alasan-alasan sebagai berikut:
- apakah benar peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya
- apakah benar cara mengadili dilaksanakan tidak sesuai dengan UU
- apakah benar Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya
Pada pemeriksaan Kasasi di MA, Hakim MA tidak mengadili Pokok Perkara, sehingga Hakim MA
C. PEMERIKSAAN KASASI
Putusan MA berisi Menguatkan Putusan PT, Membatalkan Putusan PT dengan mengadili sendiri
D. PUTUSAN KASASI
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
10
32. Upaya Hukum Luar Biasa PENINJAUAN KEMBALI (PK) (Pasal 263 – 269 KUHAP)
Ketua PN harus memeriksa terlebih dahulu (disidangkan) apakah suatu perkara dapat untuk diajukan
A. KETENTUAN KHUSUS
C. BATAS WAKTU
Dalam hal pengajuan Permohonan PK, tidak ada batas waktu bagi para Pihak untuk mengajukan PK. Yang
artinya selama perkara belum Kadaluarsa, para pihak dapat untuk mengajukan PK ke MA
Putusan PK:
D. PUTUSAN PK
- Putusan bebas
- Putusan lepas dari segala tuntutan JPU
- Putusan tidak dapat menerima tuntutan JPU
- Putusan dengan menerapkan ketetapan pidana yang lebih ringan
Pidana yang dijatuhkan dalam Putusan PK, TIDAK BOLEH melebihi hukuman pidana yang telah
dijatuhkan dalam putusan semula (Putusan Kasasi)
33. Upaya Hukum Luar Biasa KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM (Ps.259 – 262 KUHAP)
Untuk putusan yang sudah Inkracht (berkekuatan hukum tetap) ternyata MASIH DAPAT untuk diajukan
upaya Kasasi, jika Putusan Kasasi tersebut ternyata akan berakibat yang tidak baik terhadap kepentingan
hukum.
Maksud dari Kepentingan Hukum adalah jika Hakim MA mengeluarkan Putusan Kasasi yang tidak tepat,
misalnya seperti memutuskan bebas bagi terdakwa yang sebenarnya terbukti Membunuh, dan untuk
menghindari terjadinya Yurisprudensi yang tidak tepat, yaitu “membebaskan seorang yang terbukti
Pembunuh”, maka demi Kepentingan Hukum tersebut, Putusan Kasasi yang salah tersebut, dapat diajukan
KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM
Hasil dari Putusan Kasasi Demi Kepentingan Hukum tersebut tidak boleh MERUGIKAN pihak yang
berkepentingan, artinya Terdakwa yang tadinya telah dibebaskan dari dakwaan pembunuh berdasarkan
Putusan Kasasi yang salah tersebut, harus tetap dibebaskan, yang berubah hanya Putusannya saja
Kasasi Demi Kepentingan Hukum HANYA DAPAT DIAJUKAN oleh JAKSA AGUNG
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
11
LAIN LAIN
Seorang Terdakwa dapat menuntut ganti rugi akibat penahanannya dengan digabungkan dengan pemeriksaan
Jika seorang Terpidana akhirnya mendapat putusan Bebas atau lepas dari segala tuntutan dari PT atau MA,
pidananya jika masih diperiksa di Pengadilan Negeri
Jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan dalam pemeriksaan perkara pidana, menimbulkan
35. Penggabungan Perkara Pidana dengan Ganti Rugi
kerugian bagi orang lain, maka orang lain itu atau ahli warisnya dapat mengajukan gugatan ganti rugi
yang digabungkan kepada perkara pidana tersebut.
Sebelum digabungkan, gugatan ganti rugi tersebut akan diperiksa oleh Hakim, mengenai dasar gugatan,
biaya, dll, sampai akhirnya menetapkan adanya penggabungan perkara pidana dengan gugatan ganti rugi
Diajukan paling lambat sebelum JPU mengajukan tuntutan pidana atau sebelum Hakim menjatuhkan
putusan
Gugatan Ganti Rugi mengikuti/tergantung kepada Perkara Pidananya. Jika pada perkara pidananya tidak
diajukan banding, maka putusan ganti ruginya pun tidak akan bisa mengajukan banding
36. Pengertian KONEKSITAS: suatu perkara/tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang
termasuk dalam lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Militer (Pasal 89(1))
Pemeriksaan Perkara Koneksitas
a. Majelis Hakim PN : Ketua dari PN, anggota dari PN dan Militer
b. Majelis Hakim PM: Ketua dari PM, anggota dari PN dan Militer
Rangkuman Materi Hukum Acara Pidana you’re never too old to set another goal or to dream a new dream
Daya Perwira Dalimi – 3010 215 021 (Kelas Karyawan)
12