I. TENAGA
a.Ruang pemeriksaan:
- Ukuran minimal 3x4 m2
- Ventilasi dan pencahayaan cukup
- Ruangan bersih dan rapi
- Washtafel dengan air yang mengalir, dilengkapi dengan sabun cair serta handuk/lap
tanganyang bersih
b. Mebelair :
Meja, ukuran 1,5 x 0,7 meter, tinggi 80 cm untuk kegiatan tulis menulis : 1 buah
Meja stainless yang dapat dipindahkan, ukuran 40x50 cm, tinggi 80 cm untuk meletakkan
peralatan pemeriksaan : 1 buah
Kursi untuk tempat duduk pemeriksa : 1 buah
Kursi tempat duduk pasien dan pengantar : 2 buah
Tempat tidur, ukuran 2 x 0,8 meter, tinggi 1 meter, dilengkapi dengan kasur, bantal, sprei,
selimut, perlak : 1 buah
Footstep : 1 buah
Almari, untuk tempat berkas dan bahan habis pakai yang belum terpakai : 1 buah
c. Lain-lain :
Tempat sampah medis dan non medis masing-masing 1 buah
Buku register pasien
Status / lembar rekam medis
Kertas resep
Blanko permintaan laboratorium
Alat tulis menulis (buku, ballpoint, penggaris, korektor)
Formulir rujukan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Diagnosa
4. Penatalaksanaan
5. Penyuluhan
6. Pencatatan dan Pelaporan
1. Anamnesa
a. Menyapa ibu dengan ramah, sambil menatap mata ibu dengan lembut dan mengucapkan
salam :”Assalamualaikum atau selamat pagi atau selamat siang”
b. Bila ini kunjungan yang pertama , maka perlu menanyakan Identitas pasien :
Siapa nama bapak/ibu/saudara?
Berapa umur bapak/ibu/saudara ?
Dimana alamat rumah?
Apa pendidikan terakhir?
Dimana bapak/ibu/saudara bekerja?
c. Bila ini kunjungan ulang , maka jawaban pasien dicocokkan dengan kartu status pasien
d. Bertanya dengan ramah dan berhati-hati ”Apa gejala yang paling dirasakan sehingga
bapak/ibu datang ke sini?” (Menanyakan riwayat penyakit utama) :
1). Apakah ada rasa sakit atau rasa gatal?
2). Bila YA, dimana letak/distribusi rasa sakit/gatal?
3). Adakah mati rasa pada daerah yang dikeluhkan ?
Pada skabies : Gatal terutama malam hari, sehingga dapat mengganggu pasien.
Pada jamur superfisial : Gatal-gatal bila berkeringat
4). Kapan pertama kali timbulnya keluhan ?
5). Dimana lokasinya? Kapan keluhan dirasa paling hebat? Apakah siang atau malam hari?
Apakah semakin lama bertambah parah atau tidak.
6). Apakah sudah pernah berobat atau minum/memakai obat tertentu, bila ya, obat apa yang
diminum atau dipakai
7). Apakah ada demam?
8). Apakah keluhan ini timbul pertama kali atau sudah berulang ?
9). Apakah ada keluarga atau tetangga yang menderita sakit seperti ini ?
10). Menanyakan riwayat penyakit lain :
a). Apakah ada keluhan atau penyakit lain yang diderita (DM, hipertensi, dll).
b). Menanyakan apakah pasien tidak sedang mengkonsumsi obat tertentu.
c). Menanyakan apakah ada riwayat alergi pada pasien (makanan atau obat tertentu)
11). Menanyakan hygiene sanitasi pasien
12). Menanyakan dengan hati-hati kebiasaan pasien sehari-hari yang berhubungan dengan
kebiasaan mandi, mencuci tangan, dan berganti baju : apakah rumah ibu/bapak sudah ada
PDAM? Bila tidak ada, apakah menggunakan sumur atau yang lain
a). Bila Pitiriasis Versikolor dengan lesi hiperpigmentasi, maka diagnosis bandingnya adalah
Pitiriasis Rosea, Eritrasma, Dermatitis seboroika, Tinea Korporis
b). Bila Pitiriasis Versikolor dengan lesi hipopigmentasi, maka diagnosis bandingnya adalah
ptiriasis Alba, Vitiligo, Morbus Hansen tipe tuberkuloid, hipopigmentasi pasca inflamasi
(leukoderma)
PENATALAKSANAAN :
a). Memberikan obat oles berupa salep Mikonazol 20% kepada pasien
b). Menjelaskan tata cara pemakaian salep kepada pasien, sambil memberi peragaan sebagai
berikut :
1. Membersihkan lesi dengan air bersih dengan memakai sabun atau pada saat setelah mandi
pagi dan sore.
2. Mengeringkan lesi dengan handuk kering/tisu sekali pakai
3. Bila kemasan salep berbentuk tube, maka membuka penutup tube dengan cara memutar
kearah kiri, kemudian menggunakan bagian tutup tube yang lancip untuk menusuk ujung
tube sehingga berlubang
4. Menekan ujung tube dengan dua jari untuk mengeluarkan salep secukupnya pada ujung jari
tangan lain yang sudah bersih
5. Mengoleskan salep tipis-tipis pada permukaan lesi, dan memperhatikan jangan sampai
mengenai kulit yang sehat
6. Apabila salep belum cukup merata, mengambil kembali salep dari dalam tube dan
mengoleskan kembali pada lesi yang belum terkena salep
7. Bila sudah rata, menutup kembali tube dengan rapat dengan memutar penutup kearah
kanan
8. menyimpan kembali tube di tempat kering dan aman
9. mencuci tangan dengan sabun yang bersih
10. Bila kemasan salep dalam pot, membuka penutupnya dengan cara memutar tutup pot
kearah kiri
11. Mengambil salep secukupnya dengan menggunakan ujung jari telunjuk yang telah dicuci,
lalu mengoleskan salep tipis-tipis dan merata pada lesi
12. Menjaga agar salep tidak mengenai bagian kulit yang sehat
13. Apabila salep belum cukup merata, mengambil kembali salep dari dalam pot dan
mengoleskan kembali pada lesi yang belum terkena salep
14. Bila sudah rata, menutup kembali pot dengan rapat dengan cara memutar penutup kearah
kanan
15. menyimpan kembali pot di tempat kering dan aman (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
16. mencuci tangan dengan air yang bersih dan menggunakan sabun, kemudian mengeringkan
tangan dengan handuk / kain yang bersih
17. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemakaian salep 2 kali sehari setelah mandi selama
minimal 2 minggu
18. Menjelaskan kepada pasien bahwa obat/zat yang diserap oleh kulit adalah yang menempel
pada permukaan lesi
19. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemakaian salep yang terlalu tebal bisa menimbulkan
iritasi, terutama bila terkena jaringan kulit yang sehat
c). Bila lesi luas, sering kambuh atau resisten terhadap obat topikal perlu memberi obat
sistemik berupa :
1. Tablet Griseofulfin dengan dosis 20 mg/kg BB terbagi 2 dosis dengan syarat fungsi liver
harus normal atau
2. Tablet Ketokonazol dengan dosis :
Dewasa : 200 mg 1x sehari sesudah makan pagi selama 10 hari
Anak-anak : 3,3 – 6,6 mg/kgBB/ hari
3. Untuk mencegah kekambuhan, memberikan Ketokonazol 200 mg 2 tablet sekali minum
sebulan sekali selama 1 tahun
4. Untuk rasa gatalnya diberikan Chlorpheniramin maleat 2-3 kali ½ tablet sehari bagi orang
dewasa
PENYULUHAN :
a). Memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit ini termasuk penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur yang bisa menular pada orang lain melalui kontak langsung maupun
pemakaian baju atau handuk bersama, sehingga pasien diharuskan memakai handuk
terpisah dengan keluarga yang lain
b). Menjelaskan, bahwa pengobatan penyakit ini memerlukan waktu lama (3-4 minggu)
c). Pengobatan harus rutin dan teratur
d). Memberitahukan pada pasien, bila obat habis, pasien harus kontrol dan menerangkan
bahwa pengobatan yang tidak tuntas akan menimbulkan kekambuhan
e). Memberi tahu pasien tentang pola hidup bersih, yaitu mandi teratur 2x sehari dan selalu
berganti pakaian sesudah mandi atau bila berkeringat
f). Sebelum pasien meninggalkan ruang periksa, memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas oleh pasien
g). Sesudah pasien meninggalkan ruang periksa, segera kita merapikan tempat tidur
h). Merapikan peralatan yang habis dipakai
i). Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan mengeringkan dengan handuk atau tisu
PENATALAKSANAAN :
PENYULUHAN :
a). Memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit ini termasuk penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur yang dapat menyerang setiap bagian tubuh dan bersama-sama
dengan kelainan pada sela paha
b). Menjelaskan, bahwa pengobatan penyakit ini memerlukan waktu lama (3-4 minggu)
c). Pengobatan harus rutin dan teratur
d). Bila obat habis, harus kontrol
e). Pengobatan yang tidak tuntas akan menimbulkan kekambuhan
f). Pola hidup harus bersih, mandi teratur 2x sehari dan selalu berganti pakaian sesudah
mandi atau bila berkeringat
g). Sebelum pasien meninggalkan ruang periksa, memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas oleh pasien
h). Sesudah pasien meninggalkan ruang periksa, segera kita merapikan tempat tidur
i). Merapikan peralatan yang habis dipakai
j). Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir,kemudian keringkan dengan
handuk atau tissue
PENATALAKSANAAN :
a). Memberi salep 2-4 dan salep mikonazol untuk lesi yang tidak luas dapat
b). Menjelaskan tata cara pemakaian salep kepada pasien, sambil memberi peragaan sebagai
berikut :
1. Terlebih dahulu membersihkan lesi dengan air bersih dengan memakai sabun atau pada
saat setelah mandi pagi dan sore.
2. Mengeringkan lesi dengan handuk kering/tisu sekali pakai
3. Bila kemasan salep berbentuk tube, membuka penutup tube dengan memutar kearah kiri,
kemudian menggunakan bagian tutup tube yang lancip untuk menusuk ujung tube
sehingga berlubang
4. Menekan ujung tube dengan dua jari untuk mengeluarkan salep secukupnya pada ujung
jari tangan lain yang sudah bersih
5. Mengoleskan salep tipis-tipis pada permukaan lesi, dan memperhatikan jangan sampai
mengenai kulit yang sehat
6. Apabila salep belum cukup merata, mengambil kembali salep dari dalam tube dan
mengoleskan kembali pada lesi yang belum terkena salep
7. Bila sudah rata, menutup kembali tube dengan rapat dengan memutar penutup kearah
kanan
8. menyimpan kembali tube di tempat kering dan aman
9. mencuci tangan dengan sabun yang bersih
10. Bila kemasan salep dalam pot, membuka penutupnya dengan cara memutar tutup pot
kearah kiri
11. Mengambil salep secukupnya dengan menggunakan ujung jari telunjuk yang telah dicuci
lalu mengoleskan salep tipis-tipis dan merata pada lesi
12. Menjaga agar salep tidak mengenai bagian kulit yang sehat
13. Apabila salep belum cukup merata, mengambil kembali salep dari dalam pot dan
mengoleskan kembali pada lesi yang belum terkena salep
14. Bila sudah rata, menutup kembali pot dengan rapat dengan cara memutar penutup kearah
kanan
15. menyimpan kembali pot di tempat kering dan aman (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
16. mencuci tangan dengan air yang bersih dan menggunakan sabun, kemudian
mengeringkan tangan dengan handuk / kain yang bersih
17. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemakaian salep 2 kali sehari setelah mandi selama
minimal 3 minggu
18. Menjelaskan kepada pasien bahwa obat/zat yang diserap oleh kulit adalah yang menempel
pada permukaan lesi
19. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemakaian salep yang terlalu tebal bisa menimbulkan
iritasi, terutama bila terkena jaringan kulit yang sehat
c). Bila lesi berat/ luas / sering kambuh dan tidak sembuh dengan pengobatan menggunakan
salep perlu diberikan obat oral berupa :
Tablet Griseovulfin 500-1000 mg selama 2-3 minggu atau
Tablet ketokonazol 100 mg/ hari selama 1 bulan
PENYULUHAN :
a). Memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit ini termasuk penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur yang dapat menyerang sela paha, perineum dan daerah perianal
dapat meluas ke daerah gluteus dan pubis.
b). Menjelaskan, bahwa pengobatan penyakit ini memerlukan waktu lama (3-4 minggu)
c). Pengobatan harus rutin dan teratur
d). Memberitahu pasien agar kontrol bila obat habis, dan menjelaskan
e). Pengobatan yang tidak tuntas akan menimbulkan kekambuhan
f). Pola hidup harus bersih, mandi teratur 2x sehari dan selalu berganti pakaian sesudah
mandi atau bila berkeringat
g). Sebelum pasien meninggalkan ruang periksa, memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas oleh pasien
h). Sesudah pasien meninggalkan ruang periksa, segera kita merapikan tempat tidur
i). Merapikan peralatan yang habis dipakai
j). Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir,kemudian keringkan dengan
handuk atau tissue
Sedangkan tatacara pemeriksaan dengan Lampu Wood adalah sebagai berikut:
1. Memberitahu pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan adalah untuk
mengetahui secara pasti apakah lesi tersebut disebabkan karena infeksi jamur atau bukan
2. Menyinari lesi dengan lampu Wood dari jarak kurang lebih 30 cm
3. Hasilnya positif apabila terdapat fluoresensi hijau kekuning-kuningan
PENATALAKSANAAN :
a). Untuk lesi yang tidak luas diberikan salep 2-4 atau salep mikonazol
b). Menjelaskan tata cara pemakaian salep kepada pasien, sambil memberi peragaan sebagai
berikut :
1. Terlebih dahulu membersihkan lesi dengan air bersih dengan memakai sabun atau pada
saat setelah mandi pagi dan sore.
2. Mengeringkan lesi dengan handuk kering/tisu sekali pakai
3. Bila kemasan salep berbentuk tube, buka penutup tube dengan memutar kearah kiri,
kemudian gunakan bagian tutup tube yang lancip untuk menusuk ujung tube sehingga
berlubang
4. Menekan ujung tube dengan dua jari untuk mengeluarkan salep secukupnya pada ujung jari
tangan lain yang sudah bersih
5. Mengoleskan salep tipis-tipis pada permukaan lesi, dan diperhatikan jangan sampai
mengenai kulit yang sehat
6. Apabila salep belum cukup merata, mengambil kembali salep dari dalam tube dan
mengoleskan kembali pada lesi yang belum terkena salep
7. Bila sudah rata, menutup kembali tube dengan rapat dengan memutar penutup kearah
kanan
8. menyimpan kembali tube di tempat kering dan aman
9. mencuci tangan dengan sabun yang bersih
10. Bila kemasan salep dalam pot, membuka penutupnya dengan cara memutar tutup pot
kearah kiri
11. Mengambil salep secukupnya dengan menggunakan ujung jari telunjuk yang telah dicuci
lalu mengoleskan salep tipis-tipis dan merata pada lesi
12. Menjaga agar salep tidak mengenai bagian kulit yang sehat
13. Apabila salep belum cukup merata, mengambil kembali salep dari dalam pot dan
mengoleskan kembali pada lesi yang belum terkena salep
14. Bila sudah rata, menutup kembali pot dengan rapat dengan cara memutar penutup kearah
kanan
15. menyimpan kembali pot di tempat kering dan aman (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
16. mencuci tangan dengan air yang bersih dan menggunakan sabun, kemudian mengeringkan
tangan dengan handuk / kain yang bersih
17. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemakaian salep 2 kali sehari setelah mandi selama
minimal 3 minggu
18. Menjelaskan kepada pasien bahwa obat/zat yang diserap oleh kulit adalah yang menempel
pada permukaan lesi
19. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemakaian salep yang terlalu tebal bisa menimbulkan
iritasi, terutama bila terkena jaringan kulit yang sehat
c). Untuk lesi yang luas dan sering kambuh tambahkan dengan obat oral seperti tablet
Grisefulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan
PENYULUHAN :
a). Memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit ini termasuk penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur yang dapat menyerang sela jari kaki ke 3,4 dan 5; serta telapak
kaki..
b). Menjelaskan, bahwa pengobatan penyakit ini memerlukan waktu lama (1-2 bulan)
c). Menjelaskan kepada pasien agar selalu mengeringkan kaki dengan baik setiap habis
mandi, menggunakan kaus kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik.
d). Menjelaskan bahwa pengobatan harus rutin dan teratur, bila obat habis, harus kontrol.
Pengobatan yang tidak tuntas akan menimbulkan kekambuhan
e). Pola hidup harus bersih, mandi teratur 2x sehari dan selalu berganti pakaian sesudah
mandi atau bila berkeringat
f). Sebelum pasien meninggalkan ruang periksa, memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas oleh pasien
g). Sesudah pasien meninggalkan ruang periksa, segera kita merapikan tempat tidur
h). Merapikan peralatan yang habis dipakai
i). Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan
dengan handuk atau tisu
PENATALAKSANAAN :
a). Berdasarkan rekomendasi WHO menggunakan regimen pengobatan MDT (Multi Drug
Therapy).
b). Regimen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tipe PB
Jenis Obat dan dosis untuk orang dewasa :
Rifampicin 600 mg/bulan diminum di depan petugas
DDS tablet 100 mg/hari diminium di rumah
Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 9 bulan. Setelah selesai minum 6
dosis dinyatakan RFT (“Release From Treatment” = berhenti minum obat kusta) meskipun
secara klinis lesinya masih aktif.
2. Tipe MB
Jenis Obat dan dosis untuk orang dewasa :
Rifampicin 600 mg/bulan diminum didepan petugas
Lamprene 300 mg/bulan diminum didepan petugas
Lamprene 50 mg/hari diminum dirumah
DDS 100 mg/hari diminum dirumah
Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan. Sesudah selesai minum 24
dosis dinyatakan RFT (“Release From Treatment” = berhenti minum obat kusta) meskipun
secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif.
Dosis Lampren untuk anak :
Umur di bawah 10 th : bulanan 100 mg/ bulan harian 50 mg/ 2 kali/ minggu
Umur 11 – 14 th : bulanan 200 mg/ bulan harian 50 mg/3 kali/ minggu.
Dosis DDS untuk anak-anak 1-2 mg/kg berat badan
Dosis Rifampicin untuk anak-anak 10-15 mg/kg berat badan.
Kelainan kulit PB MB
Dan
Pemeriks Bakteriologis
1. Bercak ( makula )
a. jumlah 1-5 banyak
b. ukuran kecil dan besar kecil-kecil
c. distribusi unilateral atau bilateral bilateral atau simetris
simetris
d. konsistensi kering dan kasar halus,berkilat
e. batas tegas kurang tegas
f.kehilangan rasa selalu ada dan jelas biasanya tidak jelas,
pada bercak jika ada, terjadi
pada yang sudah
g.kehilangan bercak tidak berkeringat lanjut
kemampuan ada bulu rontok bercak masih
berkeringat, bulu pada bercak berkeringat, bulu
rontok pada tidak rontok
bercak
2. Infiltrat :
a. kulit Tidak ada Ada, kadang-kadang
tidak ada
b.membrana Tidak pernah ada Ada, kadang-kadang
mukosa (hidung tidak ada
tersumbat /
pendarahan di
hidung )
3. Ciri-ciri khusus “ central healing “ punched out lession
penyembuhan di (lesi seperti kue
tengah donat),
madarosis (alis
rontok),
ginekomastia,
hidung pelana,
suara sengau
4. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada
5.Penebalan syaraf Lebih sering terjadi dini, Terjadi pada yang
tepi asimetris lebih lanjut
biasanya lebih
dari satu dan
simetris
6. Deformitas (cacat ) Biasanya asimetris sejak Terjadi pada stadium
dini lanjut
7. Hapusan BTA negatif BTA positif
PENYULUHAN :
a). Memberi penjelasan kepada pasien bahwa penyakit kusta tidak sangat menular
b). Penyakit kusta dapat disembuhkan dengan berobat teratur sesuai dengan petunjuk
c). Pasien adalah anggota masyarakat yang kebetulan menderita sakit
d). Memberikan penjelasan kepada pasien dan masyarakat bahwa kusta adalah penyakit yang
disebabkan oleh kuman kusta. Bukan disebabkan karena kutukan Tuhan San bukan
penyakit keturunan atau karena ilmu gaib .
e). Pengobatan harus teratur untuk mencegah komplikasi – komplikasi ( kecacatan ) dan
menghilangkan rasa rendah diri dalam jiwa pasien itu
f). Bila obat habis, harus kontrol
g). Pengobatan yang tidak tuntas akan menimbulkan kekambuhan
h). Pola hidup harus bersih, mandi teratur 2x sehari
i). Sebelum pasien meninggalkan ruang periksa, memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas oleh pasien
j). Sesudah penderita meninggalkan ruang periksa, segera kita merapikan tempat tidur
k). Merapikan peralatan yang habis dipakai
l). Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan
dengan handuk atau tissue
PENATALAKSANAAN :
PENYULUHAN :
a). Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menghindari terjadinya peningkatan kelenjar
minyak dengan :
1. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, seperti es krim, kacang-kacangan,
coklat dan goreng-gorengan.
2. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran
9). VARICELLA
INSPEKSI :
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
a). Pada anak gejala awalnya adalah ringan, terdiri dari malas, nyeri kepala dan sedikit demam
atau panas
b). Pada dewasa gejala awalnya lebih berat dan lebih lama, panas badan sesuai lesi bahkan
samapai mencapai 40o – 41o C.
c). Kemudian mulai muncul perubahan warna kulit yang tegas disertai maupun tanpa disertai
adanya peninggian kulit (papula dan makula) dan cepat berubah menjadi Vesikula, yaitu
peninggian kulit atau benjolan kecil yang berisi cairan. Selama beberapa hari akan timbul
vesikula baru sehingga umur dari lesi tidak sama.
d). Kulit sekitar lesi berwarna eritematus atau kemerahan
e). Lesi paling banyak terdapat di badan kemudian pada muka dan kepala dan anggota gerak
f). Distribusi bersifat Sentripetal (mulai dari tengah kemudian menyebar ke arah luar), pada
paha dan lengan atas lebih banyak daripada tungkai bagian bawah dan lengan bawah.
g). Sering terdapat Vesikula pada mukosa mulut dan kadang – kadang juga pada Mukosa lain
seperti Konjungvita.
h). Setelah 5 hari lesi menjadi kering dan lepas dalam waktu 1 – 3 minggu.
DIAGNOSA : VARICELLA
PENATALAKSANAAN :
a). UMUM
1. Apabila panas diberikan Metampiron 3 x 500 mg / hari sesudah makan atau Paracetamol
4 x 500 mg / hari sesudah makan untuk dewasa, sedangkan untuk anak : Paracetamol 4 x
10 mg / kg BB / hari.
2. Bila ada Sekunder Infeksi diberikan Antibiotik Oral yaitu :
Diklaksacillin 12,5 – 50 mg / kg BB / hari..
Eritromisin Stearat 4 x 250 – 500 mg / hari.
Atra Antibiotik lainnya diminum sesudah makan.
b). KHUSUS
1. Memberikan Asiklovir oral sedini mungkin ( dalam waktu 1 – 3 hari pertama ).
Dewasa : 4 x 800 mg / hari selama 7 – 10 hari.
Anak : 10 mg / kg BB / hari sampai 800 mg. 4 kali / hari selama 5 hari
2. Memberikan salep Antibiotik, untuk yang erosi diberikan salep Yodium Fusidat.
PENCEGAHAN :
Memberikan Vaksin Varicella Virus Vaccine ( Oka Strain )
Indikasi :
a). Umur > 12 bulan yang belum terkena Infeksi Varicella Zoster Virus Primer 29 yang dapat
melindungi Zofaline.
b). Wanita yang menikah dan belum pernah terkena Varicella perlu divaksinasi untuk
mencegah Varicella pada waktu hamil.
PENYULUHAN :
PENATALAKSANAAN :
a). UMUM
1. Memberikan Analgetik ; metampiron 4 X 1 tab/hari, sesudah makan
2. Bila ada sekunder infeksi ; memberikan antibiotik Eritromicin 4 x 250-500 mg/ hari,
dikloksasilin 3 X 125-250 mg/ hari atau lainnya sesudah makan
3. Lokal :
Bila basah memberikan kompres larutan garam faali
Bila erosi memberikan salep Sodium Fusidat
b). KHUSUS
1. Memberikan Acyklovir tablet dengan dosis :
Dewasa :4 X 800 mg/hari sesudah makan selama 7 – 10 hari.
Anak :20 mg/ kg sampai 800 mg, 4 kali / hari selama 5 hari.
2. Memberikan obat pasca herpetika :
Aspirin 3 X 1 tablet (500 mg/hari) diminum sesudah makan.
Anti depresan trisiklik, misalnya Amitriptyline 50 – 100 mg/hari.
Hari 1 : 1 tablet ( 25 mg )
Hari 2 : 2 x 1 tablet ( 25 mg )
Hari 3 : 3 x 1 tablet ( 25 mg )
3. Pada Herpes Zoster Optalmikus perlu konsult ke Spesial Mata atau dapat diberikan :
Asiklovir salep mata 5 kali / 4 jam.
Dan juga Afloxasin / Siprofloxacin, obat tetes mata.
Hari 1 dan 2 : 1 tetes / 2-4 jam
Hari 3 s/d 7 : 1 tetes, 4 kali / hari
PENCEGAHAN :
- Memberikan Vaksin Varicella Virus Vaccine ( Oka Strain ) kepada usia tua > 60 tahun dan
Pasien Imunikopremais dengan penyakit kronis.
PENYULUHAN :
PENATALAKSANAAN :
Pengobatan Sistemik
a). Memberikan obat yang mengandung Kortiko Steroid untuk kasus yang berat dan dalam
waktu singkat yaitu :
1. Prednison dengan dosis :
Dewasa, 5 – 10 mg / dosis (1 – 2 tablet) diminum 2-3x sehari
Anak-anak, 1 mg / kg BB/hari diberikan dalam dosis terbagi 2-3 X sehari. Sampai keadaan
membaik, kemudian dosis diturunkan secara bertahap Dexametason dengan dosisi
2. Dewasa : 0-5 – 1 mg ( 1- 2 tanblet/dosis, diminum 2–3 X sehari
Anak-anak : 0-1 mg / Kg /BB / Hari, diberikan dalam dosis terbagi 2–3 x sehari sampai
keadaan membaik, kemudian dosis diturunkan secara bertahap
b). Memberikan obat yang mengandung Anti Histamin
1. Klorfeniramin Maleat dengan dosis
Dewasa : 1 tablet /dosis diminum 2–3 x sehari, diminum 15 menit setelah makan
Anak-anak: 0,1-0,9 mg/Kg BB/Dosis, diminum 3x sehari, diminum 15 menit setelah makan
2. Diphenhidramin dengan dosis :
Dewasa : 10 – 20 mg/dosis disuntukkan intra musculair 1-2 x sehari, diminum 15 menit
setelah makan
Anak-anak: 0-5 mg/Kg BB/dosis disuntikkan intra musculair 1-2x sehari, diminum 15 menit
setelah makan
Pengobatan Topikal
1. Bentuk akut exudatif, menjelaskan kepada pasien / pegantar pasien dan memperagakan
cara memberikan kompres garam faali (cairan NaCl 0,9 %) pada lesi, yaitu dengan cara :
Menyiapkan larutan garam faali ( cairan NaCL 0,9 % ) air bersih dalam wadah yang bersih,
kassa steril
Membersihkan tangan dengan air bersih dan sabun
Membersihkan lesi dan bagian kulit sekitarnya dari kotoran dengan air bersih
Mengeringkan lesi dengan handuk khusus
Mengambil kassa steril kemudian mengambil caira garam faali dalam botol , membuka botol
dengan cara memutar tutup botol ke arah kiri, kemudian menuangkan cairan dalam botol
ke kassa steril hingga membasahi seluruh bagian kassa
Meletakkan kasa steril yang basah di atas lesi sampai seluruh bagian lesi tertutup oleh kasa
Membiarkan kassa berada di atas lesi sampai kassa tersebut mengering
Membereskan peralatan,
Menaruh obat-obatan pada tempat yang aman (jauh dari jangkauan anak-anak )
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
PENYULUHAN :
a). Menjelaskan kepada pasien / pengantar pasien bahwa pemakaian salep 2 kali sehari
setelah mandi selama minimal 3 minggu
b). Menjelaskan kepada pasien bahwa obat/zat yang diserap oleh kulit adalah yang menempel
pada permukaan lesi dan pemakaian salep yang terlalu tebal bisa menimbulkan iritasi,
terutama bila terkena jaringan kulit yang sehat
c). Menjelaskan kepada pasien / pengantar pasien bahwa pengompresan dilakukan 2 kali
dalam sehari
d). Memberitahu pasien bahwa penyakitnya ini bisa berulang , kambuh bila terkena / terpapar
bahan yang sama
e). Menyarankan pasien untuk menghindari paparan dengan bahan iritan / alergen untuk
mencegah kekambuhan
f). Menjelaskan kepada pasien/ pengantar pasien untuk selalu menjaga kebersihan
perorangan dan kebersihan lingkungan
g). Menyarankan untuk mandi yang bersih 2x sehari dengan memakai sabun yang
mengandung Sulfur
h). Menjelaskan kepada pasien/ pengantar pasien supaya bantal dan kasur tiap hari dijemur di
bawah terik matahari
PENATALAKSANAAN :
Pengobatan
Skuama melekat dan tebal pada bayi maka menjelaskan kepada pasien / pengantar pasien
dengan memperagakan cara memberikan minyak mineral hangat dengan cara :
a). Menyiapkan alat-alat yaitu, Mangkok dari bahan yang tahan panas, minyak mineral, wadah
yang lebih besar dari mangkok yang telah erisi air panas, sikat halus, kain bersih khusus
b). Membersihkan tangan dengan air bersih dan sabun
c). Membuka tutup botol minyak mineral dengan cara memutar kearah kiri sampai terbuka
d). Menuangkan minyak ke dalam mangkok dari bahan yang tahan panas secukupnya :
Meletakkan mangkok yang berisi minyak ke dalam wadah yang telah diisi air panas,
dibiarkan selama beberapa saat sampai minyak mineral menjadi hangat.
Mengambil minyak mineral hangat dengan 3 atau 4 ujung jari tangan bagian dalam,
kemudian mengoleskannya pada bagian lesi
Meratakan minyak mineral ke bagian lesi samapai semua bagian terkena minyak mineral
Membiarka lesi terkena minyak mineral selama 8 – 12 jam
Melepaskan skuama dengan sikat halus dengan cara menyisir / menyikat secara hati-hati
samapai skuama bias terlepas.
Membersihkan lesi yang sudah bersih dari skuama dengan kain kering khusus
Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan
Cuci tangan dan alat-alat dengan air bersih dan sabun
Menyimpan minyak mineral dan peralatan pada tempat yang aman ( jauh dari
jangkauan anak-anak )
e). Menggunakan sampo antiketombe yang mengandung Selenium Sulfid 1,8 %, atau
Pirithion Zinc 1-2 % atau ketokonasol
f). Memberikan Obat Sistemik
g). Menjelaskan kepada pasien / pengantar pasien cara minum obat Kortiko Steroid Tablet
( Prednison atau Dexametason tab.) yaitu dengan minum obat , dosis 2-3 kali 2 tablet, 15
menit sesudah makan sampai keadaan membaik, lalu dosis diturunkan secara bertahap
h). Menjelaskan kepada pasien / pengantar pasien cara minum obat Tablet Ketokonasol ( 200
mg ) yaitu dengan minum obat, dosis 1 X 1 tablet sehari 15 menit sesudah makan, selama
3 minggu.
PENYULUHAN :
a). Menjelaskan pada pasien / pengantar pasien bahwa penyakit ini mudah kambuh,
terutama bila pasien kelelahan, stress atau terkena paparan sinar matahari
b). Menjelaskan pada pasien / pengantar pasien untuk menghindari faktor penyebab
kekambuhan yaitu : kelelahan, stress, sinar matahari untuk mencegah kekambuhan
13). SCABIES
Bila menemukan :
a). Rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari
b). Dalam keluarga ada seorang atau beberapa orang yang sakit seperti ini
c). Adanya Efloresensi polimorfi di tempat-tempat Predileksi.
d). Pada pemeriksaan menemukan adanya :
1. Papula : peninggian kulit yang solid dengan diameter < 1 cm & bagian terbesarnya berada
di atas permukaan kulit ( Bila Papula bergabung dengan Diameter > 1 cm dan permukaan
datar disebut Plakat)
2. Vesikula : Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan denga ukuran < 1 cm dapat pecah
menjadi erosi dapat bergabung menjadi Bula
3. Urtikaria : Peninggian kulit yang datar oleh karena edema pada dermis bagian atas,
bersifat gatal, timbulnya cepat, hilangnya cepat, pori-pori melebar, warna pucat
4. Ekskoriasi : Hilangnya jaringan sampai denga stratum papilare pada lapisan dermis
5. Krusta : Pengerinag cairan tubuh bercampur epithel Debris Bakteri
6. Pustula : Seperti halnya Vesikula tetapi isinya pus/nanah dan beradang
e). Pada Orang Dewasa, lokasi biasanya pada :
1. Sela-sela jari tangan
2. Telapak tangan
3. Pergelangan tangan sebelah dalam
4. Siku
5. Ketiak
6. Daerah Mammae
7. Daerah Pusar dan perut bagian bawah
8. Daerah Genitalis external
9. Pantat
f). Pada anak-anak atau bayi, lokasi biasanya pada :
1. Telapak kaki
2. Telapak tangan
3. Sela jari-jari kaki
4. Muka / pipi
g). Pemeriksaan laboaratorium sebagai pemeriksaan penunjang dengan menemukan larva
ataupun telur dari Sarcoptes Scabei
h). Tatacara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Memberi tahu dan minta ijin pada pasien bahwa akan di lakukan pengambilan bahan/
contoh penyakit pada pemeriksaan Laboratorium
2. Membuka terowongan dengan Vena Vaksinasi sambil mengerok dasarnya
3. Hasil kerokan dioletakkan pada gelas benda, tetesi beberapa tetes Glycerin dan tutup
dengan gelas penutup
4. Dilihat dibawah Mikroskop dengan lensa Obyektif 10 x
5. Hasil Positif bila didapatkan larva ataupun telur dari Sarcoptes Scabei
DIAGNOSA : SCABIES
PENATALAKSANAAN :
a). Memberikan salep yang mengandung asam salisilat dan sulfur atau benzoas Benzilicus
atau Zalep yang mengandung Gamma Benzene selama 3 sampai 4 hari, dapat diulung
setelah 1 minggu dengan cara;
1. Sebelumnya pasien dianjurkan mandi sebersih-bersihnya pakai sabun
2. Sesudah badan dikeringkan zalep dioleskan dengan cara menggosok agak keras agar
salep masuk ke dalam terowongan.
3. Zalep diberikan 3 hari berturut-turut deselingi dengan mandi yang bersih
b). Bila terjadi Infeksi sekunder diberikan Obat Antibiotika dengan Cara memberitahu pasien
cara mimum obat yaitu diminum 3 X sehari 1 tablet untuk dewasa dan 3 X ½ tablet untuk
anak-anak diminum 15 menit sesudah makan
c). Bila terasa gatal diberikan Antihistamin dengan ½ dosisi biasanya dengan cara :
memberitahukan kepada pasien supaya minum obat ini ½ dosis bila terasa gatal dan
diminum 15 menit setelah makan
PENYULUHAN :
a). Selalu menjaga kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan
b). Selalu mandi yang bersih minimal 2 X sehari dengan memakai sabun yang mengandung
Sulfur
c). Seluruh anggota keluarga sehat disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan
pasien.
d). Semua keluarga atau seisi rumah yang kontak dengan pasien harus diperiksa dan bila
mereka tertular maka harus diobati bersamaan agar tidak terjadi penularan kembali
e). Pasien harus ganti pakaian minmal 2 X sehari (Pagi dan sore), merendam pakaian dan
kain untuk tidur dengan air panas atau air desinfektan selama kurang lebih 12 Jam
f). Bantal dan kasur tiap hari dijemur di bawah terik matahari