197807092005011012
197807092005011012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
atas karunia dan rahmat-Nya lah tulisan yang berjudul “Anatomi Esophagus dan
Adapun tulisan ini masih jauh dari sempurna dan perlu kajian yang lebih
dalam lagi. Penulis membuka diri jika ada saran dan kritik yang ditujukan pada
tulisan ini.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penelitian ini, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 3
2.1. Tofografi ................................................................................................... 3
2.1.1. Oesophagus Pars Cervicalis .............................................................. 4
2.1.2. Oesophagus Pars Thoracica .............................................................. 5
2.1.3. Oesohagus Pars Abdominalis............................................................ 7
2.2. Spingter Esophagus .................................................................................. 9
2.3. Vaskularisasi dan Aliran Limfa .............................................................. 10
2.3.1. Arteriae............................................................................................ 10
2.3.2. Venae............................................................................................... 10
2.3.3. Aliran Limfa .................................................................................... 10
2.4. Innervasi ................................................................................................. 12
2.5. Implikasi Klinis ...................................................................................... 14
2.5.1. Varises Esophagus .......................................................................... 14
2.5.2. Ruptur Esofagus .............................................................................. 15
2.5.3. Atresia esofagus .............................................................................. 16
2.5.4. Dismotilitas Esofagus ..................................................................... 17
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Esophagus dilihat dari Anterior (A) dan Posterior (B) ......................... 3
Gambar 2. Skema Lokasi Penyempitan pada Esophagus ...................................... 6
Gambar 3. Struktur-Struktur di sekitar Esophagus Pars Abdominalis .................... 8
Gambar 4. Arteriae yang Melayani Esophagus..................................................... 11
Gambar 5. Venae dari Esophagus ......................................................................... 12
Gambar 6. Innervasi Esophagus ............................................................................ 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
esophagealis sampai ke orificium cardiaca dari gaster. Dibentuk oleh otot lurik di
bagian sepertiga superiornya, otot polos bada sepertiga distalnya, dan gabungan
antara otot lurik dengan otot polos di sepertiga mediannya. Pars cervivalisnya
dimulai dari margo inferior cartilago cricoidea kira-kira setinggi C6 pada garis
median.1
inferior (spincter esophagus superior). Saat berakhir di bagian cardia dari gaster
relaksasi.1,2
Penyakit yang terjadi pada esophagus ditandai dengan dua gejala utama
yaitu disfagia (kesulitan menelan) dan nyeri pada daerah dada dan punggung).
1
2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Tofografi
dengan batas bawah tulang rawan cricoidea dan corpus vertebrae cervicalis VI,
dan turun sebagian besar di anterior dari columna vertbralis melalui mediastinum
X, dan berakhir pada bagian cardia dari gaster setinggi vertebrae thoracalis XI.
3
4
Oesophagus umumnya berjalan secara vertikal dan memiliki dua kurva dangkal.
Dimulai di bidang median, tetapi miring ke kiri sepanjang radix leher, secara
diafragma.1,3,4
kiri untuk mencapai hiatus esofagus. Ini adalah bagian tersempit dari saluran
dari gigi insisivus), di mana ia dilintasi oleh lengkungan aorta (22,5 cm dari gigi
insisivus), di mana disilangkan oleh bronkus utama kiri (27,5 cm dari gigi
insisivus) dan saat melewati diafragma (40 cm dari gigi insisivus). Pengukuran ini
oesophagus.4
oleh jaringan ikat longgar. Nervus laryngicus recurrent berjalan naik di setiap sisi
columna vertebralis, longus colli dan lapisan dalam dari fascia prevertebralis.
Pada kedua sisi lateralnya terdapat arteriae carotid communis dan bagian posterior
kiri, itu lebih dekat ke selubung arteriae carotid communis dan kelenjar thyroid
5
yang kiri daripada yang di sebelah kanan. Ductus thoracicus berjalan naik untuk
antara trachea dan columna vertebralis. Oesophagus ini lewat di belakang dan di
sebelah kanan dari arcus aorta untuk turun di mediastinum posterior di sepanjang
sisi kanan aorta thoracica descendens. Di bawah, karena miring ke kiri, menyilang
intercostalis posterior dextra, ductus thoracicus, vena azygos dan bagian terminal
hemiazygos dan vena azygos acessorius dan, dekat diafragma, aorta letaknya
adalah posterior dari oesophagus. Sebuah resessus panjang dari kantung pleura
kanan terletak di antara oesophagus (di depan) dan vena azygos dan columna
recurrent adalah letaknya di sebelah lateral kiri ari oesophagus. Pada mediastinum
sinistra. Pleura dextra, dan vena azygos saat melengkung ke depan di atas
bronchus principalis dextra untuk bergabung dengan vena cava superior, adalah
dengan oesophagus, nervus yang kanan terutama di belakang dan nervus yang kiri
belakang dan di sebelah kanan oesophagus; pada posisi yang lebih tinggi ductus
pneumotorenteric dextra.1,4
Oesohagus pars abdominalis memiliki panjang 1-2,5 cm, dan sedikit lebih
melalui hiatus esofagus setinggi corpus vertebrae thoracal 10. Kemudian berjalan
Esofagus pars abdominalis terletak di posterior dari lobus hepatis sinistra, yang
membentuk sedikit sulcus, anterior dari crus sinistra, arteria phrenicus inferior
visceralis yang mengandung nervii vagus anterior dan posterior serta ramii
esophagelis arteria gastrica sinistra. Nervii vagus anterior bisa berjalan sendiri
atau menjadi beberapa truncus, dan berhubungan erat dengan lapisan paling luar
dari mantel otot longitudinal esofagus. Nervii vagi posterior biasanya tunggal
tersebut hanya melekat secara longgar pada jaringan adventisia dan sejumlah
lemak dalam jumlah yang bervariasi sering berada di bawahnya, diantara dinding
Esophagus pada bagian atas dan bawahnya dikelilingi oleh dua buah
cincin otot, yang masing-masing dikenal sebagai sfingter esofagus bagian atas dan
sfingter esofagus bagian bawah. Sfingter ini bertindak untuk menutup esophagus
saat makanan tidak ditelan. Sfingter esofagus bersifat fungsional tetapi tidak
ini dibentuk oleh otot lurik tetapi tidak di bawah kendali. Pembukaan sfingter
esofagus bagian atas dipicu oleh refleks menelan. Otot primer sfingter esofagus
pharyngealis inferior.1,3,4
dinamai dari bagian gaster yang berdekatan, yaitu cardia. Disfungsi dari sfingter
perut seperti terbakar dan jika itu terjadi cukup sering, dapat menyebabkan
esofagus.1,3,4
10
2.3.1. Arteriae
bronchialis dan rami oesphagialis arterior thoracica. Empat atau lima dari rami
oesophagialis berasal dari permukaan anterior dari aorta dan turun secara oblik
oesophagialis dari arteriae thyroidea inferior di bagian atas, dan di bagian bawah
2.3.2. Venae
menuju vena azygos dan sedikit menuju vena-vena hemiazygos, intercostalis, dan
bronchialis. Yang berasal dari oesophagus pars cervicalis dialirkan menuju venae
bagian bawah pada daerah curvatura minor kemudian dialirkan menuju ke venae
porta.4
jauh pada karsinoma esofagus. Aliran limfa dari oesophagus pars cervivalis
11
posterior. Dan yang dari oesophagus pars abdominalis akan dialirkan menuju
ductus thoracicus.1,3,4,5
12
2.4. Innervasi
truncus cervicalis dan thoracalis. Esofagus bagian atas diinervasi oleh cabang-
esofagus yang mengelilingi esofagus di bawah setinggi radix pulmonis, dan yang
dibawa oleh nervus vagus. Akson yang berasal dari badan sel saraf di nukleus
pada cricopharyngeus dan otot lurik sepertiga bagian atas esofagus. Akson dengan
badan sel di nucleus dorsalis nervus vagus melewati pleksus esofagealis dan
memberikan innervasi pada otot polos yang membentuk dua pertiga bagian bawah
atas dari medulla spinalis T4-6. Dari ganglion bagian atas melewati ganglia
cervicalis dan thoracalis bagian atas. Yang berasal dari ganglion bawah dapat
dimana meraka akan mengadakan sinapsis pada akson pos ganglion untuk
melalui serat-serat saraf simpatis segmen T1-4 dari medulla spinalis. Karena
segmen ini juga menerima impuls aferen dari jantung, terkadang sangat sulit
membedakan antara nyeri yang berasal dari esophagus dengan nyeri yang berasal
dari jantung.1,3,4,5
cabang vaskulernya dan juga “compliance” vaskulernya. Akan terjadi juga tonus
pembentukan sirkulasi kolateral, dan ada peningkatan seiring aliran darah sistemik
dan splanknik. “Shunting” darah portosistemik terjadi antara venae gastrica brevis
dan vena esofagus, sebagian besar sebagai akibat dilatasi saluran embrio yang
sudah ada.4
yang lebih dalam dan akhirnya ke vena perioesophageal melalui vena perforantes.
Aliran dua arah biasanya dimungkinkan di wilayah ini, sebuah fenomena yang
varises yang rentan terhadap perdarahan, dan dicapai dengan injeksi endoskopik
dari pembentukan trombus. Hal ini juga menginduksi terjadinya fibrosis di dalam
juga digunakan karet gelang dalam upaya untuk mengikat varises. Perdarahan dari
Sebagian besar ruptur esofagus adalah iatrogenik, dan dapat terjadi selama
mana esophagus berada pada posisi tertipis, dan sering berhubungan dengan area
mukosa di mana tidak ditutupi oleh otot, dan yang dibatasi oleh contrictor
adalah 20% dan akibat dari mediastinitis dan infeksi nekrotikans. Gejala yang
takikardia, dan sesak napas dan, pada kasus lanjut, syok septik. Adanya diagnosis
dini (dalam 24 jam) dan penanganan yang cepat memeberikan prognosis yang
lebih baik dan tingkat kematian antara 10% dan 15%, sedangkan diagnosis yang
terlambat memiliki tingkat kematian yang jauh lebih besar. Untuk perforasi di dua
jantung terkait.4
gangguan di sfingter esofageal bagian atas dan bawah dan Achalasia. Adanya
pada material yang padat dan cairan. Pada kasus ini cenderung terjadi aspirasi.
Achalasia pada dari regio cardia dari gaster merupakan kelainan motorik
dan hilangnya peristaltik di esofagus dengan degenerasi sel-sel sel saraf di pleksus
radiologi thorax sederhana dapat menunjukkan dilatasi dari esophagus dan retensi
“bird-beak” yang klasik sebagai akibat dari kegagalan relaksasi sfingter esofagus
terjadi gangguan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah. Perawatan terdiri dari
dari cardia gaster. Alternatif pada pasien yang kondinsinya lemah adalah injeksi
mortalitas yang lebih rendah, dengan risiko perforasi esofagus yang jauh lebih
rendah.4
Spasme esofagus yang difus dapat disertai dengan disfagia dan nyeri dada.
Ini dapat dilihat dengan adanya kontraksi esofagus yang abnormal pada saat
bahkan tidak ada, setelah menelan. Ini mungkin disertai oleh kontraksi berulang
esofagus juga termasuk spasme esofagus dan gangguan yang disebabkan oleh
skleroderma atau penyakit jaringan ikat lainnya, di mana terdapat atrofi otot polos
KESIMPULAN
spincter yaitu spincter esophagealis superior dan inferior. Dibagi menjadi tiga
bagian pars cervicalis, pars thoracica (paling panjang), dan pars abdominalis
dari rami bronchialis dan rami oesphagialis arterior thoracica. Darah balik dari
oesophagus pars cervicalis dialirkan menuju venae thyroid inferior. Vena gastrica
mendapatkan innervasi dari nervus vagus dan serat-serat saraf simpatis truncus
cervicalis dan thoracalis. Malasah klinis yang sering terjadi pada esophagus dapat
dismotilitas esophagus.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore, K.L., Agur A.M.R, and Dalley, A.F. Essential Clinical Anatomy. 5 th
edn. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2015.
2. Aziz, Q., Fass, R., Gyawali, C. P., Miwa, H., Pandolfino, J. E., & Zerbib,
F. Esophageal Disorders. Gastroenterology 2016. 150(6); 1368-1379.
3. Netter, F. H. Atlas of human anatomy. Philadelphia PA: Saunders/Elsevier;
2006
4. Standring, S. Gray's anatomy : the anatomical basis of clinical. 41st edn. New
York: Elsevier Limited; 2016.
5. Wineski, L.E. Snell’s Clinical Anatomy by Region. 10 edn. New York;
Wolters Kluwer. 2019
20