Ny.X 64 tahun mengalami hemiparese dextra datang ke klinik fisioterapi mengeluh tangan dan
kaki kanannya lemes, sulit digerakkan. Hasil pemeriksaan Fisioterapis nilai MMT 3, tapi
koordinasinya belum baik. Fisioterapis ingin memberikan intervensi pada pasien dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan koordinasi perubahan arah dan mengurangi kelelahan.
- pasien mengeluhkan tangan dan kaki kananya lemes dan sulit untuk
digerakkan selain itu pasien mudah merasakan lelah
- Tidak ada
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
2. INSPEKSI/OBSERVASI
Statis:
Dinamis :
- pasien suit menelan
- pasien sulit untuk berdiri
- kata kata yang diucapkan pasien tidak jelas
- pasien sulit memegang benda menggunakan tangan kanannya
- postur tidak simetris
- tangan kanan dan kaki kanan tampak tidak bergerak saat pasien mencoba
untuk bergeser ke kanan, pasien tampak kesulitan saat mencoba untuk bergeser.
3. PALPASI
4. PERKUSI
- jantung terdengar pekak pada interkosta 4
5. AUSKULTASI
- Bunyi jantung S1 (lup) dan S2 (dup)
6. JOINT TEST
Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif fisiologis)
Gerak aktif
Gerak pasif
7. MUSCLE TEST
(kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan tahanan/provokasi
nyeri, lingkar otot)
Menggunakan MMT
8. NEUROLOGICAL TEST
(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg Raising, sensoris
dll)
Dextra extremity
Dermatome:
C5=0
C6=0
C7=0
C8=0
T1=0
T1=0
L1=0
L2=0
L3=0
L4=0
L5=0
S1=0
S2=0
S3=0
S4=0
Myotome :
C5= 3
C6=3
C7=3
C8=3
T1=3
L1=3
L2=3
L3=3
L4=3
L5=3
S1=3
S2=3
S3=3
S4=3
Pemeriksaan sensori ( tajam, tumpul, halus, kasar dengan hammer reflex)
Kaki kanan: tidak bisa merasakan sensasi
Kaki kiri : bisa merasakan sensasi
Tangan kanan : tidak bisa merasakan sensasi
Tangan kiri : bisa merasakan sensasi
Reflek tendon archiles (-)/(+)
Reflek tendon bisep (-)/(+)
Reflek tendon patella (-)/(+)
Reflek Babinski (-)/(-)
Reflek chaddock (-)/(-)
9. KEMAMPUAN FUNGSIONAL
a. Evaluasi spastisitas dengan menggunakan skala asworth
b. Evaluasi kekutan otot dengan menggunakan MMT
c. Evaluasi lingkup gerak sendi dengan goniometer
d. Evaluasi aktifitas fungsional dengan indeks Barthel
e. evaluasi keseimbangan dengan POMA Tinetti (Performance Oriented
Mobility Assesment). POMA Tinetti (Performance Oriented Mobility
Assesment) merupakan pemeriksaan keseimbangan dan fungsional berjalan
yang dikembangkn oleh Mary Tinnety
f.evaluasi koordinasi dengan melakukan non equaibrum coordination test
C. UNDERLYING PROCESS
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Impairment
- spastisitas pada anggota gerak kanan,
- penurunan kekuatan otot pada Sebagian besar anggota gerak bagian kanan
- Adanya rasa kaku pada ekstremitas bagian kanan
- keterbatasan lingkup gerak sendi pada ekstremitas bagian kanan
Functional Limitation
- gangguan dalam melaksanakan fungsional dasar seperti duduk, makan,
minum,mandi,berpakaian atau aktivitas fungsional yang menyertakan
anggota gerak tubuh
- Gangguan pola jalan/gait
- Gangguan keseimbangan
- Toileting
Disability/Participation restriction
- Keterbatasan melakukan pekerjaan, kemudian dalam bersosialisasi misalnya
pengajian dan gotong royong lalu keterbatasan aktivitas rekreasi
- ADL
E. PROGRAM FISIOTERAPI
(Tujuan jangka panjang dan Pendek, Teknologi Intervensi FT)
F. RENCANA EVALUASI
Rencana evaluasi merupakan susunan rencana evaluasi yang akan dilakukan oleh
fisioterapis untuk mengetahui perubahan pada awal terapi sakhir terapi yang
didapatkan oleh pasien. Pada kasus ini menggunakan rencana evaluasi:
a. Evaluasi spastisitas dengan menggunakan skala asworth
b. Evaluasi kekutan otot dengan menggunakan MMT
c. Evaluasi lingkup gerak sendi dengan goniometer
d. Evaluasi aktifitas fungsional dengan indeks Barthel
e. evaluasi keseimbangan dengan POMA Tinetti (Performance Oriented
Mobility Assesment). POMA Tinetti (Performance Oriented Mobility
Assesment) merupakan pemeriksaan keseimbangan dan fungsional berjalan
yang dikembangkn oleh Mary Tinnety
f.evaluasi koordinasi dengan melakukan non equaibrum coordination test
G. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam baik = sanam