Anda di halaman 1dari 36

Penanganan Fisioterapi Pada Kasus Hemiparase

sinistra e.c Stroke Non Hemoragik di bangsal


Rawat Inap

Rido
Program Studi Profesi Jurusan Fisioterapi
POLTEKES SURAKARTA
STROKE
• Stroke adl sindrom klinis yg berkembang cepat akibat
ganguan otak fokal maupun global dengan gejala-
gejala yg berlangsung selama 24 jam atau lebih dan
dapat menyebabkan kematian tanpa ada penyebab
lain yang jelas selain kelainan vascular (WHO, 2006)
• Stroke adl penyakit atau ganguan fungsional otak
akut fokal maupun gobal, akibat terhambatnya aliran
darah ke otak karena perdarahan atau sumbatan
dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yg
terkena;dapat sembuh sempurna, sembuh dengan
cacat, atau kematian (Junaid,2011)
• Duapertiga stroke terjadi di negara
berkembang. Pada masyarakat barat, 80%
penderita mengalami stroke iskemik dan 20%
mengalami stroke hemoragik. Insiden stroke
meningkat seiring pertambahan usia
(Dewanto dkk, 2009).
OTAK
• Beratnya 1200 – 1400
gram (2 % Berat Badan)
• Memerlukan 100 cc darah
/menit u/ membawa
glukosa & O2 ( = 20 %
Curah Jantung )
• Bila terhenti  STROKE
Stroke diklasifikasikan menjadi dua :
(Wanhari, 2008)
• Stroke Non Hemoragik
• Stroke Hemoragik
Etiologi
• Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh
darah otak)
• Embolisme cerebral (bekuan darah atau
material lain)
• Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak)
• Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Faktor resiko pada penyakit stroke :
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit
6. Diabetes
7. Kontrasepsi oral
8. Merokok
9. Penyalahgunaan obat
10.Konsumsi alkohol
Tanda dan Gejala

• Kehilangan motorik
• Kehilangan komunikasi
• Gangguan persepsi
• Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik
• Disfungsi kandung kemih
Patofisiologi
• Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan
fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).
• Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
embolus menyebabkan oedema dan nekrosis
diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah.
• Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari
keseluruhan penyakit cerebrovaskuler.
Identitas Pasien
• Nama : Tn. Arip Sujahdi
• Umur : 68 th
• Alamat : Lalung Kidul 3/2, Ngadirojo,
Wonogiri
• Pekerjaan:Pedagang
• No.RM : 689009
SEGI FISIOTERAPI
deskripsi pasien dan keluhan utama
• Keluhan utama
• Keluarga mengatakan pasien tdk bisa mengerakan
tangan, dan kaki sisi kiri
• Riwayat penyakit sekarang
• Sudah 3 hari menjalani rawat inap dengan keluhan
badan sisi kiri terasa lemah dan tidak bisa
digerakan.saat kejadian pada sore hari tiba-tiba pasien
merasa lemas dan berat pada sisi tubuh kiri, keesokan
harinya pasien baru dibawa ke RS dengan kondisi
lemas tdk bisa berjalan dan kesadaran menurun.
• Riwayat Penyakit Dahuli
DM tipe 2
• Riwayat keluarga
Tidak ada
• Status social
Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar
Data Medis Pasien
• Diagnosa Medis
• Stroke Infark, Hemiparase Sinistra
• Medikalmentosa
• 16 Nov 2020
• Asering 20 tpm
• Citicolin 500 mg
• Omeprazol 40 mg
• Norages 500 mg
• Clopidognel 75 mg
• Betatistin 6 mg
• Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujiukan Satuan
Hemoglobin 13.1 14-18 g/dl
Eritrosit 4.20 4.6-6.2 10-6/uL
Hematrokit 39.2 40-54 %
Leukosit 7.5 4.1-10.9 10-6/uL
Trombosit 232 140-440 10-6/uL
Guladarah Sewaktu 141 75-140 mg/dl
Kreatin 1.99 0.6-1.1 mg/dl
Hasil CT SCAN KEPALA
Kesan:Infark di lobus parientalis
Sinistra
Tanda Vital
• TD :140/95 mmHg
• HR :98 kali/menit
• Suhu :36,8 C
• RR :19 kali/menit
• TB :170 cm
• BB :65 kg
Inspeksi
• Statis
• Wajah simetris
• Respon lambat
• Gangguan bicara
• Terpasang Infus pd tangan Kiri
• Terpasang Kateter
• Pasien berbaring terlentang
• Dinamis
• Dominasi anggota gerak kanan utk bergerak
• Pasien kesulitan saat mencoba miring ke kanan/kiri
Palpasi
• Hipotonus pada ekstermitas kiri
• Suhu lokal ekstermitask kiri sama dg kanan
• Masih bisa merasakan sentuhan pada
ekstermitas kiri atau kanan
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Pemeriksaan Hasil
Aktif Pasien tidak mampu mengeraka angota gerak atas dan
bawah sinistra secara aktif
Pasif Gerak pasif dilakukan pada tubuh sisi sinistra ditemukan
adanya nyeri tiap gerakan pada anggota gerak sinistra
Isometrik Pasien tidak mampu melakukan gerak isometrik
Pemeriksaan Gerak Sinistra
Gerakan Aktif Nyeri Pasif Nyeri Endfeel
Shoulder
Fleksi Tdk full - Full - Elastic
Ekstensi Tdk full - Full - Elastic
Abduksi Tdk full - Full - Elastic
Adduksi Tdk full - Full - Elastic
Internal rotasi Tdk full - Full - Elastic
Exsternal rotasi Tdk full - Full - Elastic
Elbow
Fleksi Tdk full - Full - Soft
Ekstensi Tdk full - Full - Hard
Wrist
Fleksi Tdk full - Full - Firm
Ekstensi Tdk full - Full - Firm
Pemeriksaan Gerak Sinistra
Gerak Aktif Nyeri Pasif Nyeri Endfeel
Hip
Fleksi Tdk full - Full - Elastic
Ekstensi Tdk full - Full - Elastic
Abduksi Tdk full - Full - Elastic
Adduksi Tdk full - Full - Elastic
Internal rotasi Tdk full - Full - Elastic
Exsternal rotasi Tdk full - Full - Elastic
Knee
Fleksi Tdk full - Full - soft
Ekstensi Tdk full - Full - Firm
Ankle
Dorsi fleksi Tdk full - Full - Firm
Plantar fleksi Tdk full - Full - Firm
Pemeriksaan Gerak Dexstra
Gerakan Aktif Nyeri Pasif Nyeri Endfeel
Shoulder
Fleksi Full - Full - Elastic
Ekstensi Full - Full - Elastic
Abduksi Full - Full - Elastic
Adduksi Full - Full - Elastic
Internal rotasi Full - Full - Elastic
Exsternal rotasi Full - Full - Elastic
Elbow
Fleksi Full - Full - Soft
Ekstensi Full - Full - Hard
Wrist
Fleksi Full - Full - Firm
Ekstensi Full - Full - Firm
Pemeriksaan Gerak Dexstra
Gerak Aktif Nyeri Pasif Nyeri Endfeel
Hip
Fleksi - Full - Elastic
Ekstensi Full - Full - Elastic
Abduksi Full - Full - Elastic
Adduksi Full - Full - Elastic
Internal rotasi Full - Full - Elastic
Exsternal rotasi Full - Full - Elastic
Knee
Fleksi Full - Full - soft
Ekstensi Full - Full - Firm
Ankle
Dorsi fleksi Full - Full - Firm
Plantar fleksi Full - Full - Firm
Kemampuan Fungsional Barthel Index
Aktivitas Indikator skor skor
Makan 0 : tdk dapat dilakukan sendiri 5
5 : memerlukan bantuan dalam beberapa hal
10: dapat melakukan sendiri
Mandi 0 : tdk dapat dilakukan sendiri 0
5 : dapat dilakukan sendiri
Kebersihan 0 : memerlukan bantuan 0
diri 5 : dapat melakukan sendiri
Berpakaian 0 : tdk dapat dilakukan sendiri 0
5 : memerlukan bantuan minimal
10 : dapat dilakukan sendiri
Defekasi 0 : Inkontinensia alvi 5
5 : kadang terjadi Inkontinensia
10 : tdk terjadi Inkontinensia
Miksi 0 : Inkontinensia urin atau mengunakan kateter 0
5 : kadang terjadi Inkontinensia
10 : tdk terjadi Inkontinensia
Pengun 0 : tdk dapat melakukan sendiri 0
aan 5 : memerlukan bantuan
toilet 10 : mandiri
Transfer (dari tempat tidur ke kursi 0
kembali ke tempat tidur)
0 : tdk dapat melakukan, tdk ada
keseimbangan duduk
5 : perlubantuan beberapa orang,
dapat duduk
10 : perlu bantuan minimal
15 : dapat melakukan sendiri
Mobilis 0 : immobil 0
asi 5 : memerlukan kursi roda
10 : berjalan dengan bantuan
15 : mandiri/pakai tongkat
Naik 0 : tdk dapat melakukan 0
tangga 5 : perlu bantuan
10: mandiri
Total skor 10
Diagnosa Fisioterapi
Imnpairment
• Kelemahan pada ekstermitas kiri
• Hipotonus pada ekstermitas kiri
• Penurunan kekuatan otot ekstermitas kiri
Fungsional Limitation
• Pasien kesuitan miring ke kanan/kiri
• Pasien kesulitan utk berpakaian
• Pasien kesulitan utk merawat dirinya
Disability
• Pasien belum mampu duduk ditempat tidur
• Pasien belum mampu makan secara mandiri
Test Spesifik
Test spesifik Hasil
Reflek
-Fisiologis -Hipereflexia
-Patologis -Babinski (+)
- Hoffmam (+)
Proprioseptik (+)
Sensitivitas Hipoaestesia pada sisi kiri
Koordinasi
-Finger to finger (+)
-Finger to nose (+)
-Heel to Knee (+)

Pengukuran MMT
Pengukuran Alat ukur Hasil
Kekuatan otot MMT 444 111
444 111
ALGORITMA
(Pemeriksaan)
Ha: stroke hemiparase
Px dg keluhan
sinistra e.c non hemoragik
lemah pada
separuh tubuh kiri
Ya
Kelemahan tubuh
anamesis
sisi sinistra

Ya Inspeksi : Pasien kesulitan tidur


pemeriksaan miring kanan/kiri, duduk di bad,
makan masih dibantu.
Palpasi : hipotonus

Ya

Pengukuran MMT : 444 111


444 111
Ya
Tes kognitif, Intrapersonal, Exstrapersonal
Kognitif Pasien belum mampu memahami intruksi dari isioterapis
Intrapersonal Pasien bersemangat utk mengikuti Fisioterapi
Exstrapersonal Pasien sedikit kesulitan utk berkomunikasi dengan orang lain

Prognosi
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad sanam :Dubia ad bonam
• Quo ad cosmeticam : Dubia ad bonam
Planing
Jangka Pendek
• Membangun oreantasi dengan pasien
• Mengaktifasi input sensory
• Membangun postural control
• Mencegah potensi atropi dan kontraktur pada otot
• Meningkatkan Koordinasi
Jangka Panjang
• Meningkatkan Keseimbangan
• Meningkatkan kekuatan otot
• Meningkatkan kemampuan fungsional
Clinikal reasoning
Pemeriksaan Penunjang
DM tipe 2
CT- Scan

Atheroclerosis
Stroke Non Hemoragic Defisit neurologis separuh tubuh
ec infark lobus kiri
parentalis dex
Thrombus diikuti
odema

Gangguan motorik Gangguan sensoris Gangguan koordinasi Gangguan autonom

Pendesakan ventrikel
kanan diikuti nekrosis
Hipoaestesia pada Finger to finger (+) Reflex Fisiologis =
Penurunan kekuatan otot AGA AGA dan AGB Hiporeflex
separuh tubuh kiri Finger to nose(+)
dan AGB separuh tubuh kiri
Reflex Patologis =
(MMT AGA=1, MMT AGB= 1) Heel to knee (+)
Babinski (+)

Hoffman (+)
Isometric Exercise Aktif Resisted
exercise
Aktif Exercise

Fasilitasi dengan
Goal :Pasien bisa berjalan kembali tanpa alat bantu pendekatan Bobath
Intervensi
Hari/tgl Intervensi Metode Dosis Evidence
pelaksanaan Based
18-19 Nov Breathing Pasien diminta utk Tujuan: utk Bruce H.
2020 Excercise menarik nafas meningkatkan Dobkin,MD and
melalui hidung ventilasi paru Andrew
kemudian Dorsch, DM
menghembuskannya dalam jurnal
melalui mulut New Evidance
(seperti meniuplilin) for therapies
secara perlahan for stroke
rehabilitation,
2013
Infrared Melakukan Tujuan: utk
penyinaran pada meningkatkan
ekstermitas yg sirkulasi darah
mengalami dan relaksasi
kelemahan dg jaringan
lampu infra merah
Hari/tgl Intervensi Metode pelaksanaan Dosis Evidence Based
Mobilisasi Memposisikan pasien Tujuan:
bertahap dari mulai tidur membangun
terlentang kemudian orientasi,
miring ke kiri dan mencegah
kanan dicubitus
19 Nov Inhibisi, Inhibisi pola yg Tujuan: Vij, J.S.&
2020 Setimulasi, mengarah deformitas, Mengaktifasi Multani, N.K dlm
Fasilitasi dg Stimulasi pada semua sensory jurnal Efficacy of
pendekatan area sensory, Fasilitasi motor, Neuro
manual bertahap ke arah membangun -Developmental
terapi bobath fungsional seperti oreantasi, Terapy Based
berbaring, miring meningkatkan Gait Training In
kanan/kiri, kemampuan Correction of
duduk,berdiri bila fungsional Gait Pattern of
memungkinkan Post Stroke
Hemiparetic
Patients, 2012
Edukasi
• Menyarankan kpd keluarga pasien utk
melakukan latihan ringan seperti yg diajarkan
oleh fisioterapis
• Menyarankan kpd pasien dan kluarga utk
menerapkan pola hidup sehat tdk merokok,
bergadang, konsumsi sayur dan buah
sepenuhnya
• Menyarankan keluarga utk melatihan posisi
tidur miring kanan/kiri tiap jam
Home program
• Tempat tidur pasien dirumah mengunakan
ranjang
• Saat duduk di kursi/kursi roda kedua kaki
biasakan menempel di lantai
• Selalu berikan rangsangan rabaan pada kulit
terutama telapak tangan dan kaki
• Bilamemungkinkan pasien diajarkan utk
latihan mengangkat pantat dan rolling
Evaluasi
Hari/tanggal Intervensi Evaluasi
18 Nov 2020 -Breathing Exercise MMT
-Infrared 444 111
-Mobilisasi 444 111
Kemampuan fungsional
10
HR: 85 kali/menit
RR: 20 kali/menit
TD: 140/95 mmHg
19 Nov 2020 -Breathing Excrcise MMT
-Infrared 444 111
-Mobilisasi 444 111
-Fasilitasi dg pendekatan Kemampuan Fungsional
manual terapi bobath 10
-Edukasi HR: 87 kali/menit
RR: 20 kali/menit
TD: 140/90 mmHg

Anda mungkin juga menyukai