Anda di halaman 1dari 18

37

BAB III

BLANKO STUDI KASUS

KOMPETENSI : FT GERIATRI

NAMA MAHASISWA : Yosi Nur Fadhilah

N.I.M. : P27226019284

TEMPAT PRAKTIK : RSJD DR R.M SOEDJARWADI KLATEN

PEMBIMBING :

Tanggal Pembuatan SK : 14 Januari 2020

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. W

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jatinom, Klaten

No. CM : 051716
38

II. SEGI FISIOTERAPI

1. Deskripsi Pasien dan Keluhan Utama


 Diagnosis medis : Ischialgia dextra

 Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri dan kesemutan menjalar dari pantat sampai ke
kaki kanan dan terasa tebal
 Riwayat penyakit sekarang : ± 7 tahun yang lalu pasien melalukan operasi
laminektomi di RSO surakarta, nyeri dan kesemutan masih kadang-kadang timbul.
Lalu pasien melakukan terapi di RSJD DR R.M Soedjarwadi hingga sekarang.
 Riwayat keluarga : tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa
 Riwayat sosial : Pasien adalah seorang pedagang pisang, kegiatan sehari-
harinya bekerja di pasar dengan posisi membungkuk saat melayani pelanggan.
Keluhan pasien memberat setelah beraktivitas terus menerus dan meringan saat
istirahat.
 Riwayat penyakit dahulu dan penyerta :
Trauma (+)
Post OP laminektomi (+)
Cholesterol (-)
Diabetes melitus (+)
Hipertensi (+)
2. Data Medis Pasien
1. Medika mentosa :-
2. Hasil Lab :-
3. Rontgen :-
39

III. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI

1. Pemeriksaan Tanda Vital


(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)

Tekanan Darah : 140/80 mmHg


Denyut Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Temperatur : 37 oC
Tinggi Badan : 148 cm
Berat Badan : 56 Kg

2. Inspeksi / Observasi

Inspeksi statis :
 Postur tubuh tampak membungkuk
 Dasar tumpuan tampak melebar
 Saat berdiri beban berat badan ditumpukan ke kaki kiri
 Tampak incisi pada punggung bawah pasien
Inspeksi dinamis :
 Pasien datang tanpa menggunakan alat bantu berjalan dan korset
 Pasien tampak menahan sakit saat terlentang ke duduk, duduk ke berdiri serta
membungkuk secara spontan
40

3. Palpasi

 Teraba adanya spasme pada otot paralumbal dan otot hamstring


 Adanya nyeri tekan pada otot paralumbal dan hamstring dextra
 Tidak teraba adanya perbedaan suhu pada area yang nyeri

4. Joint Test

Pemeriksaan Gerak Dasar

 Gerak aktif :

Bidang Gerak Full ROM Nyeri


Fleksi Trunk - +
Ekstensi Trunk - +
Fleksi Hip - +
Ekstensi Hip + -
Abduksi Hip + -
Adduksi Hip + -
Eksorotasi Hip + -
Endorotasi Hip + -
Fleksi Knee + -
Ekstensi Knee + -
Dorsofleksi + -
Plantarfleksi + -

 Gerak Pasif :

Bidang Gerak Full ROM Nyeri End feel

Fleksi Trunk - + Firm

Ekstensi Trunk - + Firm


Fleksi Hip - + Firm
Ekstensi Hip + - Firm
Abduksi Hip + - Soft
Adduksi Hip + - Soft
Eksorotasi Hip + - Soft
41

Endorotasi Hip + - Soft

5. Muscle Test dan Antopometri

 Tes Spesifik
- SLR (+)
- Bragard (+)
- Neri (+)
 Pemeriksaan nyeri dengan VAS :
- Nyeri diam : 1,2/10 cm
- Nyeri tekan : 2,6/10 cm
- Nyeri gerak : 3,7/10 cm
 Pengukuran kekuatan otot menggunakan MMT

Kelompok otot Kanan Kiri


Fleksor trunk 4
Ekstensor trunk 4
Fleksor Hip 4 4+
Ekstensor Hip 4 4+
Adduktor Hip 4 4+
Abduktor Hip 4 4+

 Pengukuran fleksibilitas trunk dan hamstring menggunakan midline

Antopometri Posisi awal Posisi akhir Selisih

Fleksor trunk 42,3 cm 46,7 cm 4,4 cm

Ekstensor trunk 42,3 cm 39,4 cm 2,9 cm

Side fleksi kanan 50,7 cm 47,2 cm 3,5 cm

Side fleksi kiri 50,7 cm 45,3 cm 5,4 cm

Fleksibilitas hamstring kanan -9,6 cm

Fleksibilitas hamstring kiri -8,8 cm


42

6. Kemampuan Fungsional
Pemeriksaan kemapuan fungsional menggunakan owestry disability indeks :

No Kategori Nilai
1 Intensitas nyeri 1
2 Perawatan diri 1`
3 Aktivitas mengangkat 3
4 Berjalan 2
5 Duduk 1
6 Berdiri 2
7 Tidur 0
8 Kehidupan sosial 1
9 Bepergian 2
Total Nilai 13

* Hasil = Total nilai x 100 = 13 x100 = 28% (Moderate disability)


45 45

* Ket :
 0%-20% : Minimal disability => pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari
tanpa terganggu oleh rasa nyeri
 21%-40% : Moderate disability => Pasien merasakan nyeri yang lebih dan mulai
kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti duduk, mengangkat barang
dan berdiri.
 41%-60% : Severe disability => Nyeri terasa sepanjang waktu dan aktivitas sehari-
hari meulai terganggu karena rasa nyeri.
 61%-80% : Crippled +> Nyeri yang timbul mengganggu seluruh tubuh aktivitas
sehari-hari.
 81%-100% : Pasien sudah sangat tersiksa oleh nyeri yang timbul.
43

B. UNDERLYING PROCCESS
(CLINICAL REASONING)

Lansia Trauma berulang

Perubahan Penekanan
jaringan kolagen n ischiadicus

Kolagen mencapai Ischialgia


puncak fungsi

Spasme otot Nyeri


Penurunan elastisitas jaringan

 aktivitas otot
Fleksibilitas menurun

 kekuatan otot

Penurunan kemampuan fungsional

Intervensi FT :
IR
TENS
Mc Kenzie
Stretching
Edukasi dan Home program

Nyeri  Kekuatan otot  Spasme  Fleksibilitas 

Peningkatan kemampuan fungsional


44

C. KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF

1. Body Functions
b7305 poower of muscle of the trunk
b7303 power of muscles of in lower half of the body
b28013 pain in back

2. Activities and Participation


d4104 standing
d4501 walking long distance
d930 religion and spiritually
d650 caring for household objects

3. Environmental Factors
e1451 Assistive products and technology for the practice of religion or spiritually
e360 other professionals

4. Body Structures
s760 structure of trunk
s750 structure of lower extremity
s7601 muscle of trunk
45

D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment

 Adanya nyeri
 Adanya penurunan fleksibilitas trunk dan hamstring
 Adanya penurunan kekuatan otot
 Adanya spasme otot paralumbal dan hamstring

2. Functional Limitation

Mengalami penurunan kemampuan fungsional ativitas sehari-hari berupa penurunan


aktivitas membungkuk, berdiri lama dan berjalan jauh serta keterbatasan saat rukuk

3. Disability / Participation restriction

Pasien masih dapat bekerja namun terbatas dan mudah lelah


46

E. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Panjang

Mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien, sehingga bisa


menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan

2. Tujuan Jangka Pendek

 Mengurangi nyeri
 Meningkatkan fleksibilitas trunk dan hamstring
 Memelihara sifat fisiologis otot
 Mengurangi spasme otot

3. Teknologi Intervensi Fisioterapi

 IR
 TENS
 Exercise
 Edukasi
 Home Program

F. RENCANA EVALUASI

 Evaluasi nyeri dengan skala VAS


 Evaluasi kekuatan otot dengan MMT
 Evaluasi Fleksibilitas trunk dan hamstring dengan midline
 Evaluasi kemampuan fungsional dengan skala OSWESTRI

G. PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Bonam


 Quo ad sanam : Bonam
 Quo ad cosmeticam : Bonam
47

 Quo ad functionam : Bonam


H. PELAKSANAAN TERAPI

1) IR
- Tujuan : untuk relaksasi otot
- Persiapan pasien : posisikan pasien rileks dan nyaman. Tentukan lokasi nyeri.
Bebaskan area terapi dari pakaian dan logam. Pastikan tidak ada kontraindikasi dan jelaskan
tujuan pemberian terapi.
- Persiapan alat : cek alat agar dapat beroperasional. Cek kabel dan nyala lampu.
- Pelaksanaan : menjelaskan tujuan terapi ke pasien. Menginformasikan tentang apa
yang akan dirasakan. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Pasien diminta tidur
tengkurap. Lampu IR tegak lurus dengan area yang akan diterapi.
- Dosis :
Treatment : 10-15 menit
Intensitas : sesuai toleransi hangat pasien

2) TENS
 Tujuan : mengurangi atau menurunkan nyeri
 Persiapan pasien : Posisikan pasien rileks dan nyaman, Tentukan lokasi nyeri,
Bebaskan area terapi dari pakaian dan logam, Pastikan tidak ada kontra indikasi, dan
jelaskan tujuan pemberian terapi
 Persiapan alat : Cek alat agar dapat beroperasional, kabel tidak lecet ( putus, tombol
intensitas posisi nol ), Tentukan ukuran electrode, Siapkan pengikat electrode, bantal pasir.
 Pelaksanaan : Menjelaskan tujuan terapi ke pasien, Menginformasikan tentang apa
yang akan dirasakan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, Electrode dipasang di
dermatom / titik nyeri, Pemasangan electrode tidak boleh bersentuhan satu dengan lainnya
 Dosis :
Treatment : 10-15 menit
Intensitas : toleransi pasien

3) Mc Kenzie Exercise

- Tujuan : (1) mengurangi nyeri yang disebabkan oleh spasme otot dan struktur jaringan
spesifik yang terjadi di area punggung bawah, (2) penguatan dan peregangan otot ekstensor
48

dan fleksor sendi lumbosakral, (3) menekankan peran aktif pasien dalam mengatasi masalah
dari pasien itu sendiri.

- Dosis :

Repetisi 5 kali untuk masing-masing gerakan.

Frekwensi : 2 kali seminggu.

Durasi latihan ± 10 menit.

Teknik Mc. Kenzie exercise menurut Arora (2012) meliputi :

1) Prone Lying position

Posisi pasien tidur tengkurap di atas matras, posisi tubuh lurus, kepala menengok
kearah samping kiri atau kanan, posisi tangan di samping badan. Pasien diinstruksikan pada
posisi rileks tidur tengkurap, sehingga tidak terdapat ketegangan otot di area punggung
bawah.
2) Prone Lying on Elbow position

Posisi pasien tidur tengkurap di atas matras dengan posisi tubuh lurus, kemudian
kedua siku pasien digunakan untuk menyangga badan. Kepala lurus melihat kearah depan.
49

Sehingga badan terangkat dari matras,sementara panggul dan tungkai tetap pada matras.
Pasien diinstruksikan untuk mengkontraksikan otot-otot di area punggung bawah pada posisi
tersebut. Setelah dilakukan gerakan tersebut, otot-otot di area punggung bawah akan terasa
rileks.
3) Prone Press Up/ Extension on Lying Position

Posisi pasien tidur tengkurap di atas matras, dengan posisi badan lurus, kemudian
kedua tangan pasien diluruskan untuk menyangga badan. Kepala lurus ke depan. Sehingga
badan terangkat dari matras, dan tungkai tetap pada matras. Pasien diinstruksikan untuk
mengkontraksikan otot-otot di area punggung bawah. Setelah dilakukan gerakan tersebut,
otot-otot di area punggung bawah akan terasa rileks.
1) Standing/ standing extension position
50

Posisi pasien berdiri dengan posisi badan lurus, kemudian digerakkan kearah
belakang, dengan posisi kedua kaki tetap lurus. Pada posisi tersebut pasien akan merasakan
lebih rileks di area punggung bawahnya.

4) Stretching

- Tujuan : (1) mengurangi ketegangan otot, (2) memperbaiki peredaran darah, (3)
mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, dan kelelahan, (4) memperbaiki kewaspadaan
mental, (5) mengurangi resiko cidera, dan (6) membuat tubuh merasa lebih baik
a) Hold Relax
Hold relax adalah suatu latihan penguluran otot yang dilakukan dengan cara pasien tidur
terletang, kemudian tungkai akan diulur diangkat secara pasif diangkat dan diletakkan
dibahu peneliti tanpa ada rotasi panggul sampai timbul rasa nyeri atau sakit. Posisi stretching
dipertahankan selama 7 detik. Masih dalam posisi yang sama kemudian subyek diperintah
untuk kontraksi isometrik secara maksimal pada otot hamstring dengan menekan tungkai
pada bahu peneliti , dan peneliti berusaha menahan 3 detik. Kemudian subyek disuruh
relaksasi kelompok hamstring selama 5 detik. Sambil peneliti mengekstensikan kembali
lutut subyek ke posisi awal lalu perlahan-lahan secara pasif peneliti mengulur kembali otot
hamstring subyek hingga terasa menegang (sensasi ringan) dan menahan selama 7 detik.
Gerakan ini diulang sebanyak 5 kali tiap satu sesi. Antar pengulangan diberi jeda 20 detik.
Latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 3 minggu sehingga total latihan yang
diberikan yaitu 9 kali.

5) Edukasi

 Hindari aktivitas dengan benturan tinggi (high impact), misalnya berlari. Pilih jenis
olah raga yang lebih lembut dan mengandalkan peregangan dan kelenturan.

 Lakukan exercise yang sudah di ajarkan agar dapat meningkatkan kekuatan otot,
kelenturan, dan jangkauan gerak.

 Jangan melakukan aktivitas dalam posisi yang sama dalam jangka waktu lama.
Beristirahatlah sering-sering. Misalnya membungkuk saat bekerja.
51

 Pertahankan postur yang baik. Duduklah yang tegak. Jangan bertumpu pada satu kaki
bila berdiri. Jangan membungkuk bila hendak mengangkat barang berat lebih baik tekuk
tungkai dan tetap tegak.

6) Home Program

Pasien dianjurkan melakukan latihan-latihan seperti yang diajarkan terapis setiap pagi dan
sore hari..
52

I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

 Evaluasi nyeri dengan VAS.

T0 T1 T2

Nyeri diam 1,2 0,9 0,7

Nyeri tekan 2,6 2,1 1,8

Nyeri gerak 3,7 3 2,8

 Evaluasi kekuatan otot dengan MMT

Kelompok otot Kanan Kiri


Fleksor trunk 4
Ekstensor trunk 4

Fleksor Hip 4 4+

Ekstensor Hip 4 4+
Adduktor Hip 4 4+

Abduktor Hip 4 4+

- Evaluasi selisih fleksibilitas trunk dan hamstring menggunakan midline

Antopometri T0 T1 T2
Fleksor trunk 4,4 cm 4,6 cm 4,9 cm
Ekstensor trunk 2,9 cm 2,8 cm 2,5 cm
Side fleksi kanan 3,5 cm 3,2 cm 2,9 cm
Side fleksi kiri 5,4 cm 5,4 cm 5,7 cm
Fleksibilitas hamstring kanan -9,6 cm -5,7 cm -4,3 cm
Fleksibilitas hamstring kiri -8,8 cm -5,2cm -3,8 cm
53

 Hasil evaluasi pemeriksaan kemampuan fungsional lutut dengan Oswestry disability


index
No Kategori
T0 T1 T2
1 Intensitas nyeri 1 1 1
2 Perawatan diri 1` 1` 1`
3 Aktivitas mengangkat 3 3 3
4 Berjalan 2 2 2
5 Duduk 1 1 1
6 Berdiri 2 2 2
7 Tidur 0 0 0
8 Kehidupan sosial 1 1 1
9 Bepergian 2 2 2
Total Nilai 13 13 13

* Hasi akhir = Total nilai x 100 = 13 x100 = 28% (Moderate disability)


45 45
54

J. HASIL TERAPI AKHIR

Pasien beranama Ny W, usia 60 tahun dengan diagnosa ischialgia dextra dengan

penurunan fleksibilitas trunk dan hamstring setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 2

kali terapi dengan intervensi berupa IR, TENS, exercise, edukasi, dan home program

didapatkan hasil :

- Terdapat penurunan nyeri

- Terdapat penurunan spasme otot

- Terdapat peningkatan fleksibilitas trunk dan hamstring

- Belum terdapat peningkatan kekuatan otot

- Belum terdapat peningkatan kemampuan fungsional

…………, …………………………

Mengetahui,
Pembimbing, Praktikan,

NIP. NIM.

Catatan Pembimbing:

Anda mungkin juga menyukai