Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arum Septiana R.

Judul Sementara : Tradisi punggahan memyambut datangnya bulan ramadhan yang


dilakukan oleh masyarakat desa Jomblang di tengah penyebaran pandemi corona.

Tanggal Observasi : 19-20 April 2020

Lokasi : Desa Jomblang, Kel. Karang Duren, Tengaran

Kali ini saya mengankat tema punggahan yang merupakan tradisi masyarakat Jawa
dalam.menyambut bulan ramadhan. Akan tetapi dalam pembahasan ini saya mengangkat
tradisi punggahan yang biasanya dilakukan oleh warga Desa Jomblang.

Punggahan merupakan tradisi mengirim doa kepada leluhur yang sudah meninggal dunia.
Tradisi punggahan ini dilakukan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Sesuai
kata munggah tersebut tersirat makna perubahan ke arah yang lebih baik atau terjadi
peningkatan iman selama melakukan ibadah puasa Ramadhan. Punggahan bertujuan untuk
mengingatkan para umat muslim bahwa Ramadhan akan segera tiba, dan juga untuk mengirim
doa untuk orang-orang yang telah meninggal dunia.

Sedangkan untuk prosesi punggahan ini sendiri, punggahan biasanya dilakukan dirumah


masing-masing dengan mengundang sanak saudara dan tetangga sekitar serta seorang kyai
untuk memimpin tahlil dan doa. Akan tetapi punggahan juga ada yang dilakukan secara
bersama-sama di mushola atau masjid. Sehingga tradisi punggahan ini dapat dikatakan sebagai
tradisi komunal maupun individual karena dapat dilakukan melalui perorangan ataupun secara
bersama-sama sesuai dengan penjelasan diatas.

Akan tetapi dengan memburuknya keadaan saat ini yang dikarenakan adanya penyebarnya
pandemi corona, tradisi punggahan ini pun diubah prosesinya (tidak sesuai dengan prosesi yang
telah dijelaskan). Prosesi punggahan ini sendiri yang biasanya dilakukan bersama-sama di
masjid ataupun tahlilan dirumah masing-masing dengan mengundang sanak saudara, tetangga
dan kyai pun karena adanya penyebaran pandemi ini diubah hanya dengan menghantarkan
makanan (biasa disebut berkat) ke rumah-rumah sanak saudara dan tetangga sekitar. Bahkan
tradisi punggahan di masjid pun ditiadakan.

Selanjutnya bukan hanya prosesi punggahan saja yang diubah. Akan tetapi isi menu didalam
berkat punggahanpun juga diubah. Yang biasanya menu berkat punggahan berisi apem, ketan,
pisang, nasi kuluban dan bubur nasi ini pun diganti dengan berkat mentahan (belum diolah)
seperti mi instan, telur, minyak goreng, biskuit roma serta ada tambahan snack.
Pengubahan prosesi punggahan ini pun juga diputuskan penuh dengan pertimbangan melalui
musyawarah antara ketua RT Desa Jomblang (Pak Kusmanto) dengan tetua desa serta warga.
Selanjutnya tradisi-tradisi di Desa Jomblang yang terpengaruh oleh karena adannya penyebaran
pandemi corona ini yaitu nyadran dan punggahan. Tradisi ini terpengaruh (tidak diadakan)
karena di dalam tradisi ini melibatkan banyak orang dan seperti yang kita ketahui bahwa
penyebaran pandemi corona ini melalui perkumpulan banyak orang (acara-acara yang
melibatkan orang banyak). Sedangkan tradisi yang tidak terpengaruh yaitu tidak ada tradisi
yang tidak terpengaruh. Sehingga hampir semua tradisi di Desa Jomblang terpengaruh dengan
adanya penyebaran pandemi corona.

Lalu untuk respon warga Desa Jomblang terhadap hal tersebut sesuai dengan pengamatan
saya, respon warga Desa Jomblang yaitu menerima dengan baik dan mengerti (tanpa ada
penolakan/kooperatif dengan kebijakan yang diambil) keputusan pengubahan prosesi tradisi
punggahan dan ditiadakannya nyadran. Respon baik warga terhadap pengubahan prosesi
tradisi punggahan ini pun tidak luput dari peran pemerintah desa seperti Pak RT dalam
berusaha memberikan pengertian kepada warga dalam kasus keadaan saat ini karena pandemi
corona dan tentu saja Pak RT pun dibantu oleh tetua desa dalam memberikan pengertian
kepada warga karena selain Pak RT, tetua desa pun juga berperan penting karena merupakan
sebagai orang pemangku adat.

Selanjutnya dalam proses pengamatan yang sala lakukan terhadap peran pemimpin setempat
dalam merespon pandi corona yaitu Jomlbang termasuk ke dalam wilayah kelurahan Karang
Duren. Gabungan kadus wilayah kelurahan Karang Duren merencanakan membuat rumah
isolasi bagi masyarakat kelurahan Karang Duren (termasuk desa Jomblang) yang baru saja
berpergian ke luar kota. Selain itu untuk Pak RT (Pak Kusmanto) Desa Jomblang membuat
kebijakan untuk melaporkan diri ke rt bagi warganya yang baru saja datang atau berpergian dari
luar kota. Dan di Desa Jomblang sendiri belum menerapkan lockdown desa.

Tidak hanya itu, pejabat desa jomblang seperti Pak Rt dan pembantunya juga berupaya
memberikan bantuan kepada warganya yang terdampak (tidak dapat bekerja karena pandemi
corona) dengan melakukan pendataan terhadap warganya dan mengajukan bantuan kepada
pemerintah kelurahan dan kecamatan. Bantuan yang diberikan pun berupa pembayaran biaya
listrik dan paket sembako.

Anda mungkin juga menyukai