PEMELIHARAAN SERANGGA
Oleh : Kelompok 1
03 Manfaat 06 Kesimpulan
01
01 02
03
Tujuan 04
05
06
Tujuan 01
Mahasiswa mampu :
02
1. Memelihara serangga dalam laboratorium/rumah
masing-masing/salah satu anggota kelompok. 03
2. Menentukan jumlah pengelupasan kulit/moltig serangga dari
04
larva hingga dewasa.
3. Menentukan jarak waktu antar molting salah satu serangga. 05
4. Membuat skema perkembangan satu jenis serangga selama
06
metamorfosis.
01
02 02
Rumusan
03
04
Masalah 05
06
Rumusan Masalah 01
03 02
03
Manfaat 04
05
06
Manfaat 01
04 02
03
Cara Kerja; 04
Waktu dan 05
Tempat 06
Cara Kerja : 01
1. Telur serangga pada tumbuhan dikoleksi (Misalnya telur pada daun kedondong,
alpukat, jeruk, dsb). 02
2. Dipelihara hingga menetas, kemudian pelihara dalam laboratorium dengan
pakan yang segar. 03
3. Pakan larva diganti setiap hari.
4. Diamati setiap hari, perhatikan bisa terjadi molting. Catat pada hari ke berapa 04
lama molting terjadi.
5. Larva dipelihara hingga dewasa. Hitung berapa kali molting hingga serangga
05
menjadi dewasa.
6. Jarak waktu molting dihitung satu ke molting berikutnya.
7. Skema pergiliran metamorfosis serangga yang anda pelihara dibuar dengan 06
keterangan waktu dan tingkatan yang diperlukan, serta perubahan yang terjadi
setiap kali molting.
8. Laporan dibuat dan diskusikan dengan teman sekelas dengan
mempresentasikan di depan kelas.
Waktu dan Tempat
05 02
Hasil Dan
03
04
Pembahasan 05
06
Hasil Pengamatan 01
Jenis Serangga : Ngengat
02
Klasifikasi
Kingdom : animalia 03
Filum : arthropoda
Kelas : insecta 04
Ordo : lepidoptera
05
Family : Hesperiidae
Genus : Erionota 06
Spesies : Erionota thrax
(Lennaeus, 1767).
Tanaman inang : Daun pisang.
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Keterangan :
apabila suhu meningkat maka proses metabolisme juga akan semakin cepat cepat dan
waktu menyelesaikan siklus perkembangan serangga juga semakin cepat.
Kesimpulan
01
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah pada ulat daun pisang (Erionota thrax)
02
mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari 3 fase yaitu larva, kepompong dan imago
(dewasa). Pada fase larva, ulat daun pisang membutuhkan waktu selama 11 hari dari fase larva
03
hingga menjadi pupa/kepompong dimanah) pada fase ini serangga tidak makan dalam waktu
yang cukup lama. Selanjutnya dibutuhkan waktu selama 7 hari untuk pupa berubah menjadi fase
04
imago yang merupaka tahapan paling akhir terbentuknya suatu individu yang baru. Pada ulat
daun jeruk (Papilio demoleus) juga mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri atas 3 fase 05
utama yang tampak yaitu pada fase larva berubah menjadi pupa dibutuhkan waktu selama 14
hari dan ulat tidak mengalami metamorfosis. Hal ini disesbakan oleh faktor suhu dan 06
kelembaban wadah yang tinggi sehingga pupa belum menjadi bentuk dewasa (imago).
Daftar Pustaka
Agustina, Elita. (2013). Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla Melanogaster) Pada Media
Biakan Alami Sebagai Referensi Pembelajaran Pada Matakuliah Perkembansgan Hewan. Jurnal Biotik
Vol. 1(1).
Fitriyanti, Dhian Martha. (2017). Proses Metamorfosis yang Terjadi dalam Objek Rancang Beauty Clinic
Surabaya (Fasilitas Dermatologi dan Bedah Plastik. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2(1).
Helmiyetti. (2013). Siklus Hidup Beberapa Jenis Kupu-Kupu Papilionidae Pada Tanaman Inang Jeruk
Kalamansi (Citrofurtunella microcarpa). Jurnal Konservasi Hayati Vol. 09(2).
Lukman, Aprizal. (2009). Peran Hormon Dalam Metamorfosis Serangga. Jurnal Biospesies Vol. 2(2).
Muliani., R. Jannah dan S. Wahyuni. (2015). Keanekaragaman Serangga Pada Perdu Di Kawasan Pegunungan
Sawang Ba'u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol.
2(1).
Satuhu S, Supriyadi A. (2000). Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wahyuni, Andrian Kusuma. (2018). Perangkat Visualisasi Metamorfosis Kupu kupu Menggunakan Animated
Augmented Reality. Jurnal Ilmiah Sisfotenika Vol. 8(1).
01
02
03
TIMAKASI 04
06