Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

PEMELIHARAAN SERANGGA

Oleh : Kelompok 1

Aisyah Fadiah Intania (19304244030)


Annisa Wardah Fitri (19304244002)
Diana Arista Dewi (19304244003)
Table of Contents

01 Tujuan 04 Cara Kerja ; Waktu


dan Tempat

02 Rumusan Masalah 05 Hasil dan Pembahasan

03 Manfaat 06 Kesimpulan
01

01 02

03

Tujuan 04

05

06
Tujuan 01

Mahasiswa mampu :
02
1. Memelihara serangga dalam laboratorium/rumah
masing-masing/salah satu anggota kelompok. 03
2. Menentukan jumlah pengelupasan kulit/moltig serangga dari
04
larva hingga dewasa.
3. Menentukan jarak waktu antar molting salah satu serangga. 05
4. Membuat skema perkembangan satu jenis serangga selama
06
metamorfosis.
01

02 02

Rumusan
03

04

Masalah 05

06
Rumusan Masalah 01

Rumusan masalah pada kegiatan praktikum ini adalah: 02


1. Bagaimana cara pemeliharaan serangga dalam rumah salah
satu anggota kelompok? 03

2. Bagaimana jumlah pengelupasan kulit/molting serangga dari


04
larva hingga dewasa?
3. Bagaimana jarak waktu antar molting salah satu serangga? 05
4. Bagaimana skema perkembangan serangga selama
06
metamorphosis?
01

03 02

03

Manfaat 04

05

06
Manfaat 01

Pentingnya kegiatan praktikum pemeliharaan serangga ini adalah


02
agar mahasiswa mampu untuk memeliharaserangga dalam
laboratorium/rumah masing- masing/salah satu anggota kelompok. 03

Mahasiswa mampu menentukan jumlah pengelupasan kulit/ molting


04
serangga dari larva hinga dewasa. Mahasiswa mampu menentukan
jarak waktu antar molting salah satu serangga. Dan Mahasiswa 05
mampu membuat skema perkembangan satu jenis serangga selama
06
metamorfosis.
01

04 02

03
Cara Kerja; 04

Waktu dan 05

Tempat 06
Cara Kerja : 01
1. Telur serangga pada tumbuhan dikoleksi (Misalnya telur pada daun kedondong,
alpukat, jeruk, dsb). 02
2. Dipelihara hingga menetas, kemudian pelihara dalam laboratorium dengan
pakan yang segar. 03
3. Pakan larva diganti setiap hari.
4. Diamati setiap hari, perhatikan bisa terjadi molting. Catat pada hari ke berapa 04
lama molting terjadi.
5. Larva dipelihara hingga dewasa. Hitung berapa kali molting hingga serangga
05
menjadi dewasa.
6. Jarak waktu molting dihitung satu ke molting berikutnya.
7. Skema pergiliran metamorfosis serangga yang anda pelihara dibuar dengan 06
keterangan waktu dan tingkatan yang diperlukan, serta perubahan yang terjadi
setiap kali molting.
8. Laporan dibuat dan diskusikan dengan teman sekelas dengan
mempresentasikan di depan kelas.
Waktu dan Tempat

Tempat : Kebun di salah satu Rumah anggota kelompok

(Diana Arista Dewi)

Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 13 November 2021.


01

05 02

Hasil Dan
03

04

Pembahasan 05

06
Hasil Pengamatan 01
Jenis Serangga : Ngengat
02
Klasifikasi
Kingdom : animalia 03
Filum : arthropoda
Kelas : insecta 04

Ordo : lepidoptera
05
Family : Hesperiidae
Genus : Erionota 06
Spesies : Erionota thrax
(Lennaeus, 1767).
Tanaman inang : Daun pisang.
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil

Keterangan :

Pemeliharaan dilakukan dipohon pisang langsung, pengamatan dilakukan secara bertahap


sesuai hari yang telah ditentukan dan tanpa pengambilan serangga peliharaan.
PEMBAHASAN
● Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh bahwa pada ulat daun pisang
(Erionota thrax) mengalami metamorfosis sempuma yang erdiri dari 3 fase yaitu larva,
kepompong dan imago (dewasa). Pada fase larva, ulat daun pisang membutuhkan waktu
selama 11 hari dari fase larva hingga menjadi pupa/kepompong dimanah pada fase
iniserangga tidak makan dalam waktu yang cukup lama. Selanjutnya dibutuhkan waktu
selama 7 hari untuk pupa berubah menjadi fase imago yang merupaka tahapan paling akhir
terbentuknya suatu individu yang baru.
● Pada pengamatan perubahan bentuk larva ulat daun pisang (Erionota thrax) menjadi pupa
selama 7 hari dan pada bentuk pupa menuju bentuk dewasa (imago) selama 7 hari dengan
perubahan menjadi ngengat. Hal ini sesuai dengan menurut yang mengatakan bahwa
kupu-kupu yang mengalami metamorfosis sempurna yang meliputi stadia telur, larva, pupa
dan imago.
PEMBAHASAN
● Hormon yang berperan dalam metamorfosis terdiri dari atas figa macam yaitu,
hormon otak. homon molting (ekdison), dan hommon juveni. Hormon otak disebut
juga ecdysiotropin, disimpan didalam corpora cardiace, sedangkan hormon g
(Ekdison) dihasilkan oleh kelenjar protoraks. yaitu sua segmen pada tubuh serangga
yang mempunyai pasangan kaki terdepan dari ketiga pasangan kaki terdepan
serangga, oleh karena itu maka hormon ini juga dinamakan hormon protoracic gland
atau disingkat menjadi PGH, hormon juvenil (JH) dihasilkan oleh corpora allata, yaitu
sepasang kelenjar endokrin yang terletak di dekat otak. hormon juvenil berupa
farnesol, yaitu suatu prekursor kolesterol dan sterol-sterol lain.
● Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu proses metamorphosis yaitu suhu,

apabila suhu meningkat maka proses metabolisme juga akan semakin cepat cepat dan
waktu menyelesaikan siklus perkembangan serangga juga semakin cepat.
Kesimpulan
01
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah pada ulat daun pisang (Erionota thrax)
02
mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari 3 fase yaitu larva, kepompong dan imago
(dewasa). Pada fase larva, ulat daun pisang membutuhkan waktu selama 11 hari dari fase larva
03
hingga menjadi pupa/kepompong dimanah) pada fase ini serangga tidak makan dalam waktu
yang cukup lama. Selanjutnya dibutuhkan waktu selama 7 hari untuk pupa berubah menjadi fase
04
imago yang merupaka tahapan paling akhir terbentuknya suatu individu yang baru. Pada ulat
daun jeruk (Papilio demoleus) juga mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri atas 3 fase 05
utama yang tampak yaitu pada fase larva berubah menjadi pupa dibutuhkan waktu selama 14
hari dan ulat tidak mengalami metamorfosis. Hal ini disesbakan oleh faktor suhu dan 06
kelembaban wadah yang tinggi sehingga pupa belum menjadi bentuk dewasa (imago).
Daftar Pustaka
Agustina, Elita. (2013). Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla Melanogaster) Pada Media
Biakan Alami Sebagai Referensi Pembelajaran Pada Matakuliah Perkembansgan Hewan. Jurnal Biotik
Vol. 1(1).
Fitriyanti, Dhian Martha. (2017). Proses Metamorfosis yang Terjadi dalam Objek Rancang Beauty Clinic
Surabaya (Fasilitas Dermatologi dan Bedah Plastik. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2(1).
Helmiyetti. (2013). Siklus Hidup Beberapa Jenis Kupu-Kupu Papilionidae Pada Tanaman Inang Jeruk
Kalamansi (Citrofurtunella microcarpa). Jurnal Konservasi Hayati Vol. 09(2).
Lukman, Aprizal. (2009). Peran Hormon Dalam Metamorfosis Serangga. Jurnal Biospesies Vol. 2(2).
Muliani., R. Jannah dan S. Wahyuni. (2015). Keanekaragaman Serangga Pada Perdu Di Kawasan Pegunungan
Sawang Ba'u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol.
2(1).
Satuhu S, Supriyadi A. (2000). Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wahyuni, Andrian Kusuma. (2018). Perangkat Visualisasi Metamorfosis Kupu kupu Menggunakan Animated
Augmented Reality. Jurnal Ilmiah Sisfotenika Vol. 8(1).
01

02

03

TIMAKASI 04

Any Question so far? 05

06

Anda mungkin juga menyukai