Anda di halaman 1dari 17

PERANCANGAN RUMAH SAKIT UMUM TIPE C DI

PEKALONGAN SELATAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh:
ELANNISA RELIGIA
D 300 170 011

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
ii
iii
PERANCANGAN RUMAH SAKIT UMUM TIPE C DI PEKALONGAN
SELATAN

Abstrak
Rumah Sakit merupakan suatu organisasi dibidang pelayanan Kesehatan menunjang
kesembuhan yang diderita pasien dalam bentuk sarana Kesehatan yang disediakan dan
batas teknologi dengan memperhatikan dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan. Kesiapsiagaan dan respon dalam menghadapi bencana
covid-19. Perancangan rumah sakit tipe C dengan konsep arsitektur kontekstual untuk
menciptakan tampilan bangunan yang selaras dengan arsitektur setempat. Adapun metode
pembahasan yang digunakan adalah studi literatur, observasi lapangan, wawancara
dengan narasumber, dan atau melalui internet. Orientasi bangunan serta zona ruang
disesuaikan dengan fungsi masing-masing bangunan dan menyesuaikan kondisi iklim
sehingga dapat memanfaatkan penghawaan alami diharapkan dapat menekan biaya
operasional rumah sakit.

Kata Kunci: Rumah Sakit, Rumah Sakit tipe C, Rumah Sakit Pekalongan Selatan,
konsep kontekstual.

Abstract
Hospital is an organization in the field of health services to support the healing suffered
by patients in the form of health facilities provided and technological limits by taking into
account security, safety, health, comfort and convenience. Preparedness and response in
the face of the COVID-19 disaster. The design of a type C hospital with a contextual
architectural concept to create a building appearance that is in harmony with local
architecture. The discussion methods used are literature studies, field observations,
interviews with resource persons, and/or via the internet. Building orientation and space
zones are adjusted to the function of each building and adjust climatic conditions so that
they can take advantage of natural ventilation, which is expected to reduce hospital
operating costs.

Keyword: Hospital, type C Hospital, Hospital of South Pekalongan, Contextual Consept.

1. PENDAHULUAN
Menurut Hamidah Parti Astuti (2001) menyatakan bahwa “Satu kesatuan
yang sangat penting dalam proses pemulihan Kesehatan pasien, yaitu hubungan
seimbang antara psikis, fisik, dan lingkungan sosial”. Rumah Sakit merupakan
suatu organisasi dibidang pelayanan Kesehatan menunjang kesembuhan yang

1
diderita pasien dalam bentuk sarana Kesehatan yang disediakan dan batas
teknologi dengan memperhatikan dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan. Beberapa rumah sakit yang telah ada kurang
memperhatikan penyebaran penyakit pada tatanan ruang, sehingga dapat
mempengaruhi kondisi pasien karena antar pasien dapat tertular.

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Kota Pekalongan
Secara administratif Kota Pekalongan terbagi dalam 4 kecamatan dengan
luas wilayah 4.525 Ha, atau 0,14% dari luas wilayah Jawa Tengah (Luas Jawa
Tengah 3.254 Ha). Luas Wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan tahun 2020,
yakni 10.800 m².
Secara demografi, jumlah penduduk di Kota Pekalongan pada tahun 2020,
yakni 307.150 jiwa, terdiri dari 50,51% laki-laki (155.145 orang) dan 49,49%
perempuan (152.005 orang).

Jumlah Penduduk Kecamatan Pekalongan


Jumlah Penduduk Kota Pekalongan
94.829
78.395
68.750 65.176

Pekalongan Barat Pekalongan Timur Pekalongan Selatan Pekalongan Utara

Gambar 1. Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Pekalongan tahun 2020


Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

2
1.1.2. Kebutuhan Rumah Sakit di Pekalongan Selatan
Tabel. 1 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Memiliki Sarana Kesehatan

Kecamatan Rumah Sakit Kelas/Tipe RS

2018 2019 2020

Pekalongan Barat 2 3 4 2C & 2D

Pekalongan Timur 3 3 3 1C & 2D

Pekalongan Selatan 1 1 1 D

Pekalongan Utara 1 1 2 1B & 1C

Kota Pekalongan 7 8 10 1B, 4C & 5D

Sumber: Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekalongan

Keterangan:
a. Rumah Sakit Umum bagian Pekalongan Barat: RSUD Bendan kelas C,
RSU Karomah Holistic kelas D, RSIA Anugerah kelas C, dan RSU
Hermina kelas D.
b. Rumah Sakit Umum bagian Pekalongan Timur: RSU Siti Khodijah
kelas C, RSU Bhakti Waluyo kelas D, dan RSU Aro kelas D.
c. Rumah Sakit Umum bagian Pekalongan Selatan: RSU H.A. Zaky
Djunaid kelas D.
d. Rumah Sakit Umum bagian Pekalongan Utara: RSUD Kraton Kab.
Pekalongan kelas B, dan RSU Budi Rahayu kelas C.
Dari data diatas kurang meratanya pesebaran Rumah Sakit di Kota
Pekalongan terutama di kecamatan Pekalongan Selatan pada tahun 2020 hanya
memiliki 1 (satu) Rumah Sakit dengan jumlah penduduk 65.176 orang.

2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan desain
penelitian studi kasus dengan metode kualitatif. Jenis data dan sumber data yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer

3
diperoleh dari wawancara beberapa narasumber antara lain unsur pemerintah
daerah, rumah sakit dan unsur masyarakat. Unsur pemerintah daerah diwakilkan
oleh Kepala DPMPTS (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu) Kota Pekalongan. Rumah sakit Pekalongan yang menjadi obyek observasi,
yakni RSUD Bendan Kota Pekalongan, RSU Siti Khodijah Pekalongan, RSIA
Anugerah Pekalongan, dan RSU Aro Pekalongan. Lalu dari unsur masyarakat
yang menjadi responden adalah beberapa dokter dan pekerja rumah sakit. Data
sekunder yang dikumpulkan berupa gambar kerja, dan teks. Pengumpulan data
diperoleh melalui studi literatur, observasi lapangan, wawancara dengan
narasumber, dan atau melalui internet. Analisis yang digunakan adalah analisis
konten tematik yang merupakan suatu fenomena diidentifikasi secara terpola.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Data Lokasi

Gambar 2. Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Pekalongan tahun 2020


Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

Rumah Sakit Umum Tipe C terletak di Jl. Exit Tol kelurahan Sokoduwet
kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Luas tapak: 11.234 m².
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011,
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029, bahwa

4
Rumah Sakit Umum Tipe C yang berlokasi di Jl. Exit Tol, kelurahan Sokoduwet
kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan merupakan Kawasan
Perumahan dengan kepadatan rendah, yaitu Kawasan Perumahan dengan
kepadatan bangunan rata-rata kurang dari 15 bangunan/hektar, kepadatan
penduduk rata-rata 75 jiwa/hektar.

Gambar 3. Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Pekalongan tahun 2020


Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

3.2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit yang direncanakan


Berdasarkan Permenkes no. 30 pasal 19 tahun 2019 klasifikasi perancangan
rumah sakit umum tipe C di Pekalongan Selatan diperlukan pengembangan
pelayanan secara tata fungsi direncanakan untuk kemampuan pelayanan dan
fasilitas medis, sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis penunjang medis, dan 4
(empat) spesialis dasar.
1) 4 (empat) spesialis dasar, meliputi:
a) Spesialis Bedah
b) Spesialis Penyakit Dalam
c) Spesialis Kesehatan Anak

5
d) Spesialis Kandungan atau Obstetri dan Ginekologi
2) 4 (empat) spesialis penunjang medis, meliputi:
a) Pelayanan medis Radiologi
b) Patologi Klinik
c) Patologi Anatomi, Anaestesi dan Reanimasi
d) Rehabilitasi Medik.
3.3. Area pelayanan yang dibutuhkan
Tabel. 2. Pelayanan fasilitas utama

No Nama Ruang
1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam
2 Instalasi Rawat Inap
3 Instalasi Rawat Jalan
4 High Care Unit (HCU)
5 Instalasi Bedah Sentral
Tabel. 3. Pelayanan fasilitas penunjang

No Nama Ruang
1 Laboratorium 24 jam
2 Radiologi
3 Rekam Medik
4 Rehabilitasi Medik
5 Farmasi 24 jam
6 Instalasi Gizi
7 Instalasi IPSRS
8 Ambulans
9 Medical Check Up
10 Pemulasaran Jenazah
11 Laundry

6
Tabel. 4. Pelayanan servis

No Nama Ruang
1 Power House
2 IPAL
3 Mushola
4 Gudang
5 Toilet

3.4. Zoning berdasarkan area pelayanan


Zona layanan dibagi menjadi 4 (empat) zona, yakni:
1) Zona layanan 1
Unit komersil, instalasi gawat darurat, unit administrasi dan informasi, unit
poliklinik, unit farmasi, dan unit diagnostik.
2) Zona layanan 2
Unit bedah, unit rawat intensif, dan unit sentral sterilisasi.
3) Zona layanan 3
Rawat inap dan penunjang rawat inap.
4) Zona 4 servis
Unit gizi/dapur, unit laundry, unit Gudang rekam medik, unit Gudang farmasi,
unit kamar jenazah, unit Gudang umum, unit loker dan ruang ganti staff medik
dan unit kantor IPSRS.

7
3.4.1. Alur aktivitas pasien, pengunjung, dokter, dan perawat

Gambar 4. Alur aktivitas pasien, pengunjung, dokter, dan perawat


3.4.2. Pola hubungan ruang

Gambar 5. Diagram bubble hubungan ruang

8
Gambar 6. Site Plan

3.5. Analisa dan Konsep Arsitektur Kontekstual


Menurut Jefri (2019), fungsi penggunaan pendekatan arsitektur kontekstual
adalah:
1. Tidak mengabaikan kondisi maupun nilai-nilai sejarah lingkungan sekitar
untuk menciptakan keserasian dan menyatu.
2. Membentuk satu kesatuan terhadap elemen-elemen visual khas yang melekat
pada bangunan yang sudah dibangun maupun bangunan bersejarah.

9
Kawasan budaya Jetayu Pekalongan menjadi ikon wisata budaya di Kota
Pekalongan. Dominan khas Arsitektur Kolonial yang melekat pada bangunan-
bangunan kuno di Kawasan Jetayu.

3.5.1. Unsur penerapan arsitektur kontekstual


1) Selaras bentuk
a) Atap
Pada bangunan bersejarah di Pekalongan lebih banyak
menggunakan atap segitiga dan pelana.

Gambar 7. Penerapan atap segitiga dan pelana pada bangunan umum


Penerapan pada desain:

b) Kolom
Bangunan bersejarah di Pekalongan dominan mengaplikasikan
kolom bulat dan tinggi

Gambar 8. Penerapan kolom bulat dan tinggi pada bangunan umum

10
Penerapan pada desain:

2) Selaras dekorasi
Pekalongan dikenal sebagai kota Batik, dan memiliki berbagai
macam motif batik, antara lain: lung-lungan, jlamprang, dan lain-lain.
Ornamen batik dengan salah satu motif batik Pekalongan akan
diaplikasikan di fasad luar bangunan.

Gambar 9. Penerapan batik khas Pekalongan pada bangunan umum

11
Penerapan pada desain:

3) Selaras warna
Bangunan di lingkungan Pekalongan Selatan menggunakan warna
terang dominan putih dan cream.

Gambar 10. Salah satu rumah di Pekalongan Selatan


Sumber: Google maps

Penerapan pada desain:

12
4. PENUTUP

Adapun hasil yang dapat disimpulkan selama proses desain hingga akhir antara lain:

1. Dalam mendesain rumah sakit harus mempertimbangkan zonifikasi, sehingga


penyebaran penyakit antar pasien tidak saling menularkan. Peletakkan ruang-
ruang disesuaikan dengan fungsi, hubungan, dan aktivitas pasien, pengunjung,
dokter, dan perawat.
2. Menerapkan konsep arsitektur kontekstual bertujuan untuk beradaptasi maupun
mempertahankan ciri khas dengan lingkungan setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Aldilla Indira , Wiwik Setyaningsih, T. Y. I. (2018). Penerapan Arsitektur

Kontekstual Pada Revitalisasi Stasiun. I(1), 37–44.

Bella Mareta Thania, Ari Widyati Purwantiasning (2020). Kajian Konsep Kontekstual bentuk
pada bangunan di kawasan kota lama semarang vol 7 nomor 1, hlm 66-79.

Departemen Kesehatan RI Sekretariat Jenderal (2007). Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit kelas C.

Eunike Trifena Kolibu, E. Al. (2017). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda Di Tomohon
“ Arsitektur Kontekstual .” 47–55.

Galih Permana, Sudiana. 2020. Pengoperasian dan Perawatan Mesin Boiler Hoval.
Yogyakarta: Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang
Rehabilitasi Medik

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Rawat
Inap.

Neufert, E. 2002. Data Arsitek Vol 2. Jakarta: Erlangga.

Nurhidayat, E. (2010). Sekolah Seni Musik Jakarta dengan Pendekatan Arsitektur

Kontekstual. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

13

Anda mungkin juga menyukai