Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Praktik belajar lapangan (PBL) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mencari dan menambah wawasan serta pengalaman kerja bagi
mahasiswa semester V sebelum melakukan PKL disemester VII dan juga
sebagai bekal sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Oleh karena
itu mahasiswa perlu mengplikasikan pengethuannya di dunia kerja yang
sesungguhnya. Hal inilah yang menjadi latar belakang diadakannya Praktik
Belajar Lapangan (PBL).
Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratorium
terhadap spesimen yang diuji. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian
laboratorium untuk terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat, baik jumlah maupun mutunya, maka peranan laboratorium
kesehatan baik dalam bentuk rujukan kesehatan maupun bentuk lainnya perlu
dikembangkan dan ditingkatkan.
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin meningkat dengan peralatan yang canggih khususnya di bidang
laboratorium kesehatan memerlukan pengelolaan atau manajemen dan
penanganan operasional yang memadai. Untuk itu seyogianya perlu
disediakan tenaga yang memiliki dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Dengan meningkatkan kebutuhan masyarakat dengan diiringi teknologi di
era globalisasi terhadap pelayanan yang profesional di bidang kesehatan
khususnya pelayanan laboratorium perlu diantisipasi dengan tersedianya
sumber daya manusia. Dengan adanya program praktik kerja lapangan ini,

Laporan Akhir PBL 1


sebagai mahasiswa analis kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan
yang cepat, tepat, efektif dan efisien secara nyata di lingkungan masyarakat.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya PBL (Praktik Belajar Lapangan) antara lain :
1. Untuk memperkenalkan mahasiswa pada dunia kerja.
2. Untuk menumbuhkan sikap prfesional mahasiswa dalam dunia kerja.
3. Untuk bekal sebelum melakukan PKL di semester yang akan datang.
4. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa saat
bekerja di lapangan.

1.3.Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan yang ada di
laboratorium dan menambah ilmu yang belum pernah didapat di
kampus.
b. Bagi dosen
Meningkatkan kemampuan dosen dalam merancang model
pembelajaran terbaru sesuai perkembangan IPTEK. Dan dapat
menggunakan metode yang telah diajarkan di lapangan selama PBL.
c. Bagi kampus
Laporan ini dapat memberikan masukan bagi kampus sehingga dapat
meningkatkan kualitas kampus sebagai lembaga pendidikan.

1.4.Tempat dan waktu pelaksanaan PBL


1. Waktu
2 Desember 2019 – 28 Desember 2019
2. Tempat
Laboratorium RSUD Kertosono

Laporan Akhir PBL 2


BAB II

INFORMASI RUMAH SAKIT

2.1. Sejarah berdirinya Rumah Sakit

RSUD Kertosono yaitu salah satu Layanan Kesehatan milik Pemkab


Nganjuk yang berwujud RSUD, dikelola oleh Pemda Kabupaten dan tercatat
kedalam Rumah Sakit Kelas C. Layanan Kesehatan ini telah teregistrasi
sedari 19/10/2013 dengan Nomor Surat ijin 503.08/3218/411.306/2011 dan
Tanggal Surat ijin 28/11/2011 dari BUPATI NGANJUK dengan Sifat Tetap,
dan berlaku sampai 28 November 2016. Setelah menjalani Proses
AKREDITASI RS Seluruh Indonesia dengan proses Pentahapan I ( 5
Pelayanan) akhirnya diberikan status Lulus Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini
bertempat di Jl. Supriadi No. 29 Kertosono., Nganjuk, Indonesia.
RSUD Kertosono awalnya bernama HVA yang didirikan pada 1920
dimana kala itu hanya khusus melayani para pegawai PG Lestari. RSUD
Kertosono terbentuk kira kira pada 1950 karena pada 1948 RSUD kita masih
terjadi dualisme kepemimpinan dimana salah satu direkturnya adalah orang
belanda sedangkan yang satunya adalah Dr.Marsono.
Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono adalah rumah sakit klas C yang
berlokasi di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk, yang secara
administrasi merupakan rumah sakit milik dari Pemerintah Kabupaten
Nganjuk. Bangunan RSUD Kertosono awalnya merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
karyawannya Pada jaman penjajahan sekitar tahun 1920, Hendels
Vereeniging Amsterdam (HVA) suatu perusahaan milik Pemerintah Hindia
Belanda yang didirikan bersamaan dibangunnya Pabrik Gula Lestari yang
berlokasi di Kecamatan Patihanrowo. Namun setelah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, Sarana Pelayanan Kesehatan tersebut
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sekarang dibawah
kepemilikan Pemerintah Kabupaten Nganjuk sarana pelayanan kesehatan
tersebut dirubah atau dikembangkan menjadi rumah sakit yang diberi nama

Laporan Akhir PBL 3


Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono yang lokasinya di Kabupaten
Nganjuk bagian timur yaitu di Wilayah Kecamatan Kertosono.
Seiring dengan adanya perkembangan dan tuntutan jaman dan semakin
banyaknya kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat membuat bangunan
di RSUD Kertosono terasa kurang memadai dan harus dilakukan
pengembangan. Tetapi kalau melihat kondisi geografis di sekitar RSUD
Kertosono dirasa tidak memungkinkan untuk pengembangan lagi. Kemudian
bila dilihat dari segi fisik bangunan RSUD Kertosono tidak bisa menambah
tempat layanan baru karena keterbatasan lahan. Dari segi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi tidak memungkinkan untuk menambah ruang isolasi,
laundry , CSSD, OK dan Instalasi Gizi apalagi menambah gedung untuk
menunjang kegiatan di radiologi yakni CT Scan karena tidak memenuhi
persyaratan. Sedangkan untuk mencapai hal tersebut memerlukan biaya yang
tidak sedikit.
Untuk itu dalam rangka memberikan akses pelayanan kesehatan yang
memadai bagi masyarakat Nganjuk Pemerintah Kabupaten Nganjuk
mendirikan gedung Rumah Sakit baru yang bertujuan untuk mengakomodir
kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang semakin bertambah setiap
tahunnya. Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono yang sebelumnya terletak
di kelurahan banaran, tepatnya di Jalan Supriadi Nomor 29 Kertosono
dipindahkan ke Gedung Rumah Sakit baru yang terletak di desa kepuh
tepatnya di Jalan Panglima Sudirman Nomor 16 Kertosono. Rumah Sakit ini
dibangun diatas tanah berukuran 30.354 M2 / 3,035 H dengan luas bangunan
21.872 M2. Pelaksanaan Pembangunannya dimulai pada tanggal 02 Oktober
2015 dan selesai pada tanggal 24 Desember 2016. Pembangunan rumah Sakit
ini murni menggunakan Sumber Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2015 dan Tahun 2016.
2.2. Profil Rumah Sakit
1. Nama Rumah Sakit : RSUD Kertosono
2. Jenis Rumah Sakit : RSUD
3. Akreditasi Rumah Sakit : Akreditasi Madya
4. Status RS : Rumah Sakit Publik

Laporan Akhir PBL 4


5. Alamat/ Lokasi RS : Jl. Panglima Sudirman No. 16
Kertosono
a. Kab/ Kota : Nganjuk
b. Kode pos : 64314
c. Call Centre : (0358) 5501604,5501482,5501503
d. Fax : (0358) 553975
e. Email : rsud.kertosono@gmail.com
6. Website https://rsudkertosono.nganjukkab.go.id/
7. Luas Rumah sakit
a. Tanah : 30.354 m2
b. Bangunan : 21.872 m2
c. Surat Izin Operasional
1) Nomor : 503/2181/411.308/2017
2) Tanggal : 24 Agustus 2017
3) Oleh : Bupati Nganjuk
4) Sifat : Operasional tetap RSU
5) Masa berlaku : 5 tahun
8. Akreditasi RS
a. Status : Lulus Akreditasi RS
b. Tahun akreditasi : 2017
9. Fasilitas gedung

Pembangunan gedung Rumah Sakit ini terdiri dari 15 Gedung


yakni :
a. Gedung A, terdiri dari Ruang Poliklinik, Rekam Medik dan
Administrasi Rumah Sakit dengan rincian :
1) Lantai 1 terdiri dari : Instalasi Farmasi dan Apotek,
Ruang Pendaftaran, Ruang Poliklinik, Cafetaria,
Minimarket, Koperasi dan Bank Jatim.
2) Lantai 2 terdiri dari : Ruang Poliklinik dan Counter
Kasir.
3) Lantai 3 terdiri dari : Ruang Staf Keuangan, Ruang
Staf Tata Usaha, Ruang Staf Keperawatan, Ruang Staf

Laporan Akhir PBL 5


Sistem Informasi Manajemen, Ruang Staf Pelayanan,
Ruang Staf Umum, Ruang Informasi, Ruang Rekam
Medik dan Poliklinik.
4) Lantai 4 terdiri dari : Ruang Direktur Utama, Ruang
Wakil Direktur 1, Ruang Wakil Direktur 2, Ruang
Dokter, Ruang Dokter Muda, Ruang Rapat, Ruang
Dharma Wanita, Ruang K3PPI, Ruang Komite Medik,
Ruang Staf Perencanaan, Ruang Staf Akreditasi, dan
Ruang Rapat Serba Guna.

b. Gedung B, terdiri dari Ruang IGD, Hemodialisa, ICU/ICCU


dan Instalasi Bedah Sentral dengan rincian :
a Ruang Instalasi Gawat Darurat dan Ruang
Lantai 1 terdiri dari :
. Hemodialisa;
b
Lantai 2 terdiri dari : Ruang ICCU dan Ruang CSSD;
.
c
Lantai 3 : Ruang Instalasi Bedah Sentral.
.

c. Gedung C, terdiri dari Ruang Radiologi, Laboratorium,NICU


dan Kebidanan dan Kandungan dengan rincian :
1) Lantai 1 terdiri dari : Instalasi Radiologi dan Instalasi
Laboratorium.
2) Lantai 2 terdiri dari : Ruang NICU Kebidanan
d. Gedung D, terdiri dari Ruang IRNA Anak, Kelas I, VIP dan
SVI dengan rincian :
1) Lantai 1 terdiri dari : Ruang IRNA Anak.
2) Lantai 2 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Kelas 1.
3) Lantai 3 terdiri dari : Ruang Inap VIP & VVIP
e. Gedung E, terdiri dari Ruang IRNA Kelas 2 dan Kelas 3
dengan rincian :
1) Lantai 1 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Kelas 3.

Laporan Akhir PBL 6


2) Lantai 2 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Kelas 3.
3) Lantai 3 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Kelas 2
f. Gedung F, terdiri dari Ruang IRNA Isolasi, Bersalin dan Luka
Bakar dengan rincian :
1) Lantai 1 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Isolasi.
2) Lantai 2 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Bersalin.
3) Lantai 3 terdiri dari : Ruang Rawat Inap Isolasi Luka
Bakar
g. Gedung G, terdiri dari : Ruang Instalasi Jenazah dan Forensik.
h. Gedung H : Masjid.
i. Gedung I, terdiri dari : Ruang Instalasi Gizi dan Dapur.
j. Gedung J, terdiri dari : Ruang IPSRS, Workshop dan Loundry.
k. Gedung K : Power House.
l. Gedung L : IPAL.
m. Gedung M : Incenerator.
n. Gedung N : TPS.
o. Gedung Z : GWT.

2.2. Tata tertib RSUD Kertosono


1) Jam kunjung RSUD Kertosono
a. Anak dan dewasa
Pagi : 06.00 – 09.00
Siang : 11.00 – 13.00
b. Bayi
05.00 pagi – 20.00 malam
2) Larangan bagi pengunjung RSUD Kertosono
a. Ramai, gaduh dan ribut.
b. Membawa barang berharga.
c. Dilarang merokok.
d. Dilarang berjualan keliling.
2.3. Jam buka loket RSUD Kertosono
1. Senin – kamis : 07.00 – 11.00 WIB

Laporan Akhir PBL 7


2. Jum’at : 07.30 – 10.30 WIB
3. Sabtu : 07.30 – 10.30 WIB
2.4. Falsafah, Visi, Misi, Motto dan Sasaran RSUD Kertosono

Falsafah

Falsafah Rumah Sakit tersirat dalam logo dengan bentuk dan


mempunyai makna sebagai berikut :

a. Bentuk logo mempunyai makna dan arti sebagai berikut :


1) Palang Hijau dengan tepi putih dan garis lengkung yang luwes
merupakan gambaran komitmen RSUD Kertosono sebagai
pemberi pelayanan kesehatan siap menerima masukan demi
meningkatkan mutu pelayanan dan patient safety.
2) Garis tipis hijau diartikan bahwa RSUD Kertosono selalu
menjunjung tinggi aturan atau Hospital By Law.
3) Huruf K dengan lekuk garis tebal yang berhubungan seperti
clip saling terkait yang menggambarkan profesionalitas dan
kerjasama yang harmonis antara pemilik, manajemen, staf
medis, semua karyawan, pasien dan keluarganya dalam upaya
menuju kesembuhan pasien serta terwujudnya RSUD
Kertosono menjadi pilihan masyarakat.
b. Warna logo mempunyai makna dan arti sebagai berikut :
1) Warna Hijau adalah warna pertumbuhan dan pembaharuan
berkaitan dengan keseimbangan, keharmonisan pikiran, tubuh

Laporan Akhir PBL 8


dan emosi. Secara psikologis warna hijau juga mampu
menciptakan rasa tenang, lingkungan yang menyegarkan,
kesehatan, penyembuhan, rasa kasih sayang dan keramahan
kepada sesama. Ini sesuai dengan prinsip RSUD Kertosono
yang selalu senyum menyejukkan dalam memberikan
pelayanan.
2) Warna Emas menunjukkan kemauan, kreativitas, inovasi,
unggul dalam mewujudkan visi RSUD Kertosono selalu
optimis menjunjung perbuatan mulia. 3) Warna Putih adalah
ibu dari segala warna yang mencerminkan kesucian dan
memberikan semangat dalam melaksanakan tugas secara
bersih dan transparan.

Visi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana


RSUD Kertosono harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat
eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran
yang menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra
yang ingin diwujudkan dan dibangun melalui proses refleksi serta
proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh
komponen stakholder’s. Dari gambaran di atas dirumuskan visi RSUD
Kertosono sebagai berikut : “

Terwujudnya Rumah Sakit yang Unggul, Bermutu, Inovatif dan


Menjadi Pilihan Masyarakat ”

Dengan adanya rumusan visi tersebut, RSUD Kertosono selalu


berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusianya sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pelanggan dalam hal ini masyarakat sesuai harapan pelanggan
dimana seluruh komponen yang ada di RSUD Kertosono dapat
menghargai hak-hak pelanggan khususnya dapat memberikan pelayanan

Laporan Akhir PBL 9


yang efektif dan efisien serta dapat memberikan pelayanan yang dapat
menghargai keberadaan pasien, sehingga terwujudlah Rumah Sakit yang
Unggul, Bermutu, Inovatif dan menjadi Pilihan Masyarakat.

Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen
penyelenggara pelayanan kesehatan kepada masyarakat tanpa
mengabaikan mandat yang diberikan. Adapun Misi yang dirumuskan
RSUD Kertosono adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan paripurna dengan mengutamakan mutu dan


keselamatan pasien.
b. Meningkatkan kompetensi dan produktifitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dengan mengembangkan teknologi informasi.
c. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang professional, akuntabel,
inovatif dan transparan.
d. Terwujudnya rumah sakit pendidikan yang berbasis “ Green Hospital
“.

Motto

Moto atau dalam bahasa Inggris dituliskan dengan Motto,


merupakan sebuah kalimat ataupun kata yang dijadikan sebagai prinsip
dan semboyan dalam kehidupan atau juga sering disebut sebagai
semboyan atau pedoman yang menggambarkan motivasi, semangat, dan
tujuan dari suatu organisasi. Dari gambaran di atas dirumuskan motto
RSUD Kertosono yakni :

“ KEPUASAN ANDA PRIORITAS KAMI ”

Yakni merupakan komitmen bersama dalam mewujudkan


kepuasan dalam pelayanan dirumah sakit yang benar - benar nyaman,

Laporan Akhir PBL 10


sejuk, penuh keramahan dan menghadirkan nuansa yang bersahabat
seperti dirumah dalam menunjang kesembuhan pasien.

2.6. Sumber daya manusia RSUD Kertosono

Ketenagaan / Sumber Daya Manusia merupakan semua orang yang terlibat


dalam terciptanya sebuah produk layanan Rumah Sakit. Pada saat ini Rumah
Sakit Umum Daerah Kertosono memiliki 3 kelompok SDM yang menunjang
baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan Rumah Sakit, yaitu :
SDM Medis, SDM Paramedis, dan Non Paramedis.

Data Sumber Daya Manusia RSUD Kertosono

NO Uraian Jumlah Jumlah


PNS Kontrak
1. S2 2 - 2
2. S2 Apoteker 1 - 1
3. Dokter spesialis 6 8 14
4. Dokter umum 10 3 13
5. Dokter gigi 1 - 1
6. S1 Apoteker 1 - 1
7. S1 Keperawatan 29 2 31
8. D4/S1 Bidan 2 - 2
9. D4 Radiologi 1 - 1
10. D4 Fisioterapi 1 - 1
11. S1 Farmasi 1 - 1
12. S1 Administrasi pemerintahan 1 - 1
13. S1 Administrasi Niaga 1 - 1
14. S1 Administrasi Negara 1 - 1
15. S1 Ekonomi 3 - 3
16. S1 Akuntansi 1 - 1
17. S1 Teknik 1 1 2
18. S1 SKM 3 - 3

Laporan Akhir PBL 11


19. S1 Teknik Lingkungan 0 - 0
20. D3 Keperawatan 49 4 53
21. D3 Keperawtaan Gigi 1 - 1
22. D3 Bidan 17 9 26
23. D3 Radiologi 1 4 5
24. D3 Farmasi 1 2 3
25. D3 Analis Kesehatan 5 2 7
26. D3 Teknik Elektromedik 2 - 2
27. D3 Gizi 5 - 5
28. D3 Teknik Lingkungan 1 - 1
29. D3 Komputer 1 1 2
30. D3 Administasi Negara 1 - 1
31. D3 Rekam Medik - 1 1
32. D3 Ekonomi - 1 1
33. D3 Administrasi - 1 1
34. D3 Kebidanan - 1 1
35. D1 Desain Grafis Komputer - 1 1
36. D1 Sekertaris - 1 1
37. SPPH 2 - 2
38. SPK 10 - 10
39. SPRG/Keperawatan Gigi 2 - 2
40. D1 Kebidanan/ P2B 4 - 4
41. SAA/SMF/Laboratorium 2 - 2
42. SMAK/Laboratorium 2 - 2
43. SMEA 14 2 16
44. SMA 23 33 56
45. STM/SMK 3 16 19
46. SMP 8 - 8
47. SD 3 2 5
TOTAL 222 100 322

Laporan Akhir PBL 12


2.7. Struktur Organisasi RSUD Kertosono

DIREKTUR

KOMITE ETIKA BAGIAN TATA


RUMAH SAKIT USAHA

KOMITE MEDIK
RUMAH SAKIT SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
UMUM dan REKAM KEPEGAWAIAN PROGRAM dan
MEDIK EVALUASI
KOMITE MUTU
RUMAH SAKIT

KOMITE BIDANG BIDANG BIDANG


KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEUANGAN PELAYANAN
MEDIS

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

INSTALASI -
INSTALASI

Laporan Akhir PBL 13


BAB III

INFORMASI INSTALASI LABORATORIUM

3.1. Struktur organisasi instalasi laboratorium

DIREKTUR
Dr. Laksomono Pragtignio SE. M. Kes

Kepala Bidang Pelayanan Medis


Hermin Waskitorini. SKM

Kepala Instalasi
Dr. Niko Sukmawan f.Sp.PK

Kepala Ruang
Erwani. Amd.Kes

Koordinator Perencanaan dan


Koordinator Mutu Koordinator Logistik
Pengembangan
Sarwo Nugroho K A.Md.AK
Gentur Tri Hatmoko AMAK Defi Wahyudianto, Amd. Ak
Koordinator Patologi
Klinik
Retno Susilowati, A. Md. AK

Administrasi Analis

Iva Choirulinda, SE Endang Winarsih, AMAK

Nurkholis, A. Md. Kes

Rena Ravelya M, A. Md. AK

Eka Prasastiningsih A.Md.AK

Laporan Akhir PBL 14


3.2. Denah ruangan instalasi laboratorium

3.3. Pemeriksaan di instalasi laboratorium

3.3.1. Pengambilan sampel

a. Sampel darah
1) Alat dan Bahan :
a) Spuit
b) Torniquet
c) Alkohol swab
d) Darah vena
e) Tabung vakum
f) Plester
2) Prosedur :
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Beri identitas pada tabung vakum sesuai pengantar laborat.

Laporan Akhir PBL 15


c) Minta pasien untuk meluruskan tangannya, lakukan
pembendungan dengan menggunakan torniquet 3 jari diatas
lipatan lengan. Dan minta pasien menggenggam tangannya.
d) Lakukan palpasi, pilih vena yang letaknya jelas, mudah
teraba dan agak dalam.
e) Jika sudah, daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan
menggunakan kapas alkohol 70%.
f) Lengan penderita dibawah daerah vena yang akan ditusuk
ditekan dengan ibu jari tangan kiri sampai kulit penderita
menjadi tegang.
g) Tusukkan spuit sedikit dibawah lipatan lengan.
h) Torniquet dilonggarkan pada saat darah memasuki ujung
spuit. Dan minta pasien melepaskan genggamannya.
i) Hisapan dilanjutkan pelan- pelan.
j) Bila sudah mendapat darah sesuai dengan kebutuhan,
torniquet dilepaskan, luka tusukan ditekan perlahan dengan
kapas kering kemudian jarum dilepas dengan gerakan yang
langsung dan cepat.
k) Kemudian plester bekas tusukan.
l) Tusukkan spuit pada tabung vakum sesuai pemeriksaan
yang akan dilakukan.
m) Homogenkan.
n) Buang jarum bekas pada safety box.
b. Sampel urine
1) Alat dan bahan
a) Botol urine
b) Urine
2) Jenis spesimen urine
a) Urine sewaktu
Urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan (sewaktu-
waktu).
b) Urine pagi

Laporan Akhir PBL 16


Urine yang pertama kali dikeluarkan dipagi hari setelah bangun
tidur. Urine ini baik digunakan untuk pemeriksaan berat jenis,
protein, dan sedimen.
c) Urine puasa
Urine yang dikeluarkan pada pagi hari setelah menjalankan puasa
pada malam harinya (8-10 jam).
d) Urine post prandial
Urine yang dikeluarkan 2 jam setelah makan.
e) Urine 24 jam
Urine yang dikumpulkan selama 24 jam.
3) Prosedur
a) Botol urine diberi identitas pasien.
b) Pasien dianjurkan untung kencing dan menampung urinenya pada
botol tersebut.
c. Sampel sputum
1) Alat dan bahan :
a) Botol sputum
b) Sputum
2) Prosedur
a) Siapkan 2 wadah masing- masing diberi keterangan sesuai
catatan pasien. Untuk kode A B (tergantung masa pengobatan),
D E (Pengobatan minggu ke 2), H I (Pengobatan minggu 24).
Kode A D dan H untuk sputum pagi sedangkan B E dan I
untuk sputum sewaktu.
b) Wadah diberi identitas pasien meliputi (nama, No. RM, alamat
dan umur).
c) Kemudian wadah diberikan kepada pasien.
d. Sampel feses
1) Alat dan bahan
a) Botol feses
b) Feses
2) Prosedur

Laporan Akhir PBL 17


a) Wadah feses diberi identitas pasien meliputi (nama, No. RM, umur
dan alamat).
b) Kemudian botol diberikan kepada pasien.
c) Pasien dianjurkan untuk buang air besar dan menampung fesesnya
pada wadah yang sudah diberikan.

3.3.2. Pemeriksaan Hematologi

a. Darah lengkap (Medonic)

1) Pra Analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui nilai dari komponen darah secara
lengkap dengan hasil cepat dan akurat.
b) Prinsip
Pemeriksaan darah lengkap dengan cara menghitung dan
mengukur sel darah secraa otomatis erdasarkan impedansi
aliran listrik atau bekas cahaya terhadap sel- sel yang
dilewatkan.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah
Hemalology analyzer Medonic, dan tabung vakum tutup
ungu.
d) Metode
Automatic.

2) Analitik

a) Prosedur
1. Pastikan alat sudash siap untuk digunakan.
2. Klik new sampel.
3. Ketik nama pasien.

Laporan Akhir PBL 18


4. Homogenkan sampel, buka tutup tabung masukkan
sampel pada jarum klik start.
5. Hingga muncul tuisan aspirate sampel, lepaskan
tabung.
6. Tunggu hasil keluar.
7. Siapkan kertas pada printer.
8. Print jika hasil sudah keluar.
3) Pra analitik
a) Nilai rujukan
1. Hb : 11.5 – 16.5 g/dl
2. WBC : 4.0 – 11.0 g/l
3. PLT : 150 – 450 g/l
4. HCT : 35 – 80 %
5. Diffcount
~ Lymfosit : 15 – 50 %
~ Granulosit : 35 – 80 %
~ Middle : 2 – 15 %
c. Bleeding Time
1) Pra Anlitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan pada perdarahan
sampai tidak terjadi perdarahan. Dapat juga digunakan untuk
mengukur faktor vaskular dan fungsi trombosit sebagai faktor
pembekuan darah.
b) Prinsip
Perdarahan dibuat pada pembuluh darah di daerah cuping telinga.
Lalu tetesan diserap dengan kertas saring setiap 30 detik dan
dihitung waktu sampai perdarahan berhenti.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu, lancet, alkohol
swab, kertas saring, dan stopwatch.
d) Metode

Laporan Akhir PBL 19


Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu metode duke.
2) Analitik
a) Prosedur
1. Cuping telinga dibersihkan dengan alkohol swab dan
dibiarkan sampai kering.
2. Cuping telinga ditusuk dengan lancet sedalam 2- 5 mm.
3. Jika darah sudah mulai keluar nyalakan stopwatch.
4. Tetesan darah yang keluar dihisap menggunakan kertas
saring setiap 30 detik.
5. Jika darah sudah terlihat tidak keluar lagi, stopwatch
dihentikan dan dihitung waktunya.
3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
1 – 3 menit
d. Clotting Time
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk
membeku.
b) Prinsip
Waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari pembuluh
darah sampai terjadisatu bekuan dalam kondisi yang spesifik.
c) Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu
spuit 3cc, stopwatch, tabung clotting time dan darah vena
tanpa antikoagulant.
d) Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu metode
tabung.
2) Analitik
a) Prosedur
(1) Diambil darah vena sebanyak 3cc.

Laporan Akhir PBL 20


(2) Apabila darah sudah terlihat keluar diujung spuit,
stopwatch dinyalakan.
(3) Dipindahkan darah pada tabung clotting time.
(4) Tabung dimiringkan tiap 30 detik dan dilihat adanya
bekuan.
3) Pasca analitik
a) Nilai rujukan
10 – 15 menit
e. Prothrombin Time (PTT) dan Activated Plasma Trombin Time
(APTT)
1) Pra analitik
a) Tujuan
~ Untuk mengetahui adanya gangguan faktor pembekuan
darah pada jalur ekstrinsik.
~ Sebagai tes penyaring utama faktor- faktor koagulasi
melalui faktor intrinsik.
b) Prinsip
Sampel akan bereaksi sehingga akan terjadi pembekuan yang
dideteksi berdasarkan kekeruhan sampel secara optikal
melalui cahaya dari lampu, dan waktu yang dicapai dari
sampel direaksikan dengan reagen sampai terjadinya
pembekuan akan dihitung.
c) Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan ini yaitu
sysmex Ca 104, mikropipet 100 ul, mikropipet 50 ul, yellow
tip, blue tip, cup reagen, cuvette, reagen thromborels, reagen
Cacl2, aktin dan plasma citrate.
2) Analitik
a) Prosedur
(1) Siapkan reagen yang akan digunakan.
(2) Tunggu sekitar 30 menit pada proses warming up
hingga suhu stabilpada 37oC sampai kurang lebih 4oC.

Laporan Akhir PBL 21


(3) Setelah suhu stabil, memastikan tidak ada cuvette
yang masih terletak di measuring channel dan tutup
kembali protection cap. Kemudian tekan tombol
apapun untuk konfirmasi.
(4) Setelah itu akan muncul “auto blanking channels
clear”
(5) Tekan esc dan pada layar akan muncul “standby” dan
alat siap digunakan.
(6) Analisis sampel untuk pemeriksaan PTT
(a) Setelah alat standby, tekan tombol enter untuk
konfirmasi parameter yang dipilih yaitu PTT
untuk pemeriksaan PTT.
(b) Siapkan sampel, pipet 50 ul plasma citrate ke
dalam cuvette yang berisi stirer bar.
(c) Buka protection cap lalu memasukkan cuvvete ke
channel pemeriksaan.
(d) Kemudian akan muncul tulisan ready lalu muncul
GO S.
(e) Masukkan 100 ul reagen melalui lubang atas.
(f) Tunggu hingga hasil keluar lalu keluarkan
sampel.
(g) Tekan tombol “CH” untuk mencetak hasil.
(7) Analisis sampel untuk pemeriksaan APTT
(a) Setelah pemeriksaan PTT, dilanjutkan
pemeriksaan APTT yaitu dengan menekan tombol
esc. Tekan cirsor ke kiri atau ke kanan.
(b) Pilih parameter APTT lalu tekan enter.
(c) Pipet 50 ul plasma ditambah 50 ul actin ke dalam
cuvette yang berisi stirer bar.
(d) Buka protection cup lalu memasukkan cuvette ke
chanel pemeriksaan.

Laporan Akhir PBL 22


(e) Kemudian akan muncul tulisan ready lalu muncul
GO S.
(f) Tambahkan 50 ul reagen Cacl2 melalui lubang
atas.
(g) Tunggu hasil keluar lalu keluaran sampel.
(h) Tekan tombol “CH” untuk mencetak hasil.
3) Pasca analitik
a) Nilai rujukan
PTT : 7.9 – 10.3 detik
APTT : 20 – 30.3 detik

3.3.3. Pemeriksaan Kimia klinik

a. Pemeriksaan fungsi hati


1) Pra Analitik
a) Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendukung diagnosis penyakit melalui pemeriksaan
kimia klinik dengan waktu yang cepat dan hasil yang akurat.
b) Prinsip Pemeriksaan
(1) SGOT:

L-aspartat+2-OxogIutarat—• L- Glutamat +
Oxalasetat Oxalatase = NADH+H° —•L-Malat
+ NAD” .
(2) SGPT :

L-Alanin = 2- Oxoglutarat—•L—Glutamat
+Piruvat Piruvat + NADH+H’—• D
Laktat+NAD’
(3) Total Protein

Lumpur cupric bereaksi dengan protein dalam


larutan alkali untuk membentuk kompleks ungu.
Penyerapan kompleks ini sebanding dengan
konsentrasi protein dalam sampel.

Laporan Akhir PBL 23


(4) Albumin

Bentuk hijau broniocresol dengan albumin dalam


buffer sitrat suatu kompleks berwarna. Penyerapan
kompleks ini sebanding dengan konsentrasi
albumin dalam sampel.
(5) Bilirubin Total

Dalam larutan asam, bilirubin direk membentuk


azocompound berwarna merah dengan diazoiized
2.4 dichloroaniline.
(6) Bilinibin Direk

Bilirubin direk bereaksi dengan 4-Dichkloroaniline


membentuk senyawa wanna merah (azobilirubin)
dalam
c) Metode pemeriksaan

~ SGOT

UV-VIS IFCC

~ SGPT

UV FIS IFCC

~ Total protein

Photometric test dengan menggunakan biuret.

~ Albumin

Photometric test dengan menggunakan bromocresol


green.

~ Bilirubin

Photometric test dengan DCA

Laporan Akhir PBL 24


2) Analitik

a) Prosedur
l) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OF pada belakang
alat Selectra Pro.
2) Hidupkan CPU dengan menekan tombol power.
3) CPU melakukan booting hingga muncul tampilan WINDOWS
LOGIN.
4) Klik userANALYZER" untuk login ke windows.
5) Klik icon ELITech CLINICAL SYSTEMuntuk mengaktifkan
software Instrument.
6) Instrument akan melakukan RESETTING, menunggu sampai
status pada alatSTAND BY".
7) Instrument siap digunakan.
8) Siapkan sampel (dapat berupa serum atau plasma yang sudah
dipindahkan pada cup sampel).
9) Klik F8 (Request sample) kemudian memasukkan ID/Data
sarnpel.
10) Pilih parameter yang akan diperiksa.
11) Klik F9 (Sample Handling) Kemudian klik ENTER untuk
menempatkan posisi sampel pada Sample Tray.
12) Letakkan sampel sesuai posisi yang tertera pada layar.
13) Klik F3 (start Measurement) untuk melakukan pemeriksaan.
14) Klik F7 (Evaluate Result ) untuk melihat hasil pemeriksaan.

3) Pasca analitik

a) Nilai rujukan

SGOT : P = < 35 u/l W= < 31 u/l

SGPT : P = 5 – 23 u/l W = 5 – 25 u/l

Total protein : 6.6 – 8.8 g/dl

Laporan Akhir PBL 25


Albumin : 3.5 – 5.2 g/dl

Bilirubin : 0.1 – 1.2 mg/dl

b. Pemeriksaan fungsi ginjal


1) Pra Analitik
a) Tujuan

Untuk mengetahui kadar Kreatinin, urea dan asam urat dalam


darah pasien secara cepat dan akurat.

b) Prinsip
(1) Kreatinin

Kreatinin membentuk kompleks bersama oranye-


merah dalam larutan alkali pikrat. Perbedaan
absorbansi pada waktu tertentu selama konversi
sebanding dengan konsentrasi kreatinin dalam
sampel. Kreatini + Asam pikrat —• Kompleks pikrat
kreatinin.

(2) Urea :

Urea+2 H› O—•2 NHS ' + 2 HCO•

2- Oxoglutarat = NHO” + NADH —• L-G1utamat +


NAD+HP!O.

(3) Asam urat

Asam urat dioksidase menjadi allantion oleh uricase.


Hidrogen peroksidase yang dihasilkan berreaksi
dengan 4- aminoantipirin dan asam 2,4,6-tribromo-
3- hidroksibenzoic (TBHBA) menjadi quinoneimine.

Asam urat + He O +0a —• Allantoin + COC +Hi O

Laporan Akhir PBL 26


TBHBA + 4-Aminoantipirin + 2 Hi Or Quinineimine
+3H 0.

c) Metode
(1) Kreatinin
Jaffe method
(2) Urea
Enzimatic UV test Urease GLDH
(3) Asam urat
TBHBA

2) Analitik
a) Prosedur pemeriksaan
l) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OF pada
belakang alat Selectra Pro.
2) Hidupkan CPU dengan menekan tombol power.
3) CPU melakukan booting hingga muncul tampilan
WINDOWS LOGIN.
4) Klik userANALYZER" untuk login ke windows.
5) Klik icon ELITech CLINICAL SYSTEMuntuk
mengaktifkan software Instrument.
6) Instrument akan melakukan RESETTING, menunggu
sampai status pada alatSTAND BY".
7) Instrument siap digunakan.
8) Siapkan sampel (dapat berupa serum atau plasma yang
sudah dipindahkan pada cup sampel).
9) Klik F8 (Request sample) kemudian memasukkan
ID/Data sarnpel.
10) Pilih parameter yang akan diperiksa.
11) Klik F9 (Sample Handling) Kemudian klik ENTER
untuk menempatkan posisi sampel pada Sample Tray.
12) Letakkan sampel sesuai posisi yang tertera pada layar.

Laporan Akhir PBL 27


13) Klik F3 (start Measurement) untuk melakukan
pemeriksaan.
14) Klik F7 (Evaluate Result ) untuk melihat hasil
pemeriksaan.

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
~ Kreatinin : P = 0.9 – 1.3 mg/dl W = 0.6 – 1.1 mg/dl
~ Urea : P = 18 – 55 mg/dl W = 15 – 43 mg/dl
~ Asam urat : P = 2.6 – 8.2 mg/dl W = 2.3 – 6.1 mg/dl

c. Profil lipid
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui kadar profil lipid ( HDL. LDL, CHOL,
TG) dalam darah pasien secara cepat dan akurat.
b) Prinsip
(1) Kolesterol

Penentuan kolesterol setelah hidrolisis enzimatik dan


oksodase. lndikator kolorimetri adalah quinoneimine
yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan fenol
oleh hydrogen peroksidase dibawah reaksi katalitik
peroksidase (reaksi trinder).

Kolesterol ester + Hi O —+ Kolesterol + asam lemak

Kolesterol + OO —• Kolesterol -3-one + HOO.

(2) Trigliserida
Penentuan trigliserida setelah pemisahan enzimatik
dengan lipoprotein lipase. lndikatornya adalah
quinoneimine yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine

Laporan Akhir PBL 28


dan 4-chloropheno1 oleh hydrogen peroksida dibawah
reaksi katalitik peroksidase.

(3) HDL
Chylomikron, VLDL dan LDL diendapkan dengan
menambahkan asam dan ion magnesium untuk
sampel. Centrifugasi hanya meninggalkan HDL di
supernatannya. Kadar cholesterol nya ditentukan
secara enzimatis.
(4) LDL
LDL, HDL dan VLDL tetap berada dalam supernata
setelah dilakukan centrifugasi dan diukur secara
enzimatic dengan metode CHOD – PAP.

c) Metode pemeriksaan
(1) Cholesterol
GOD – PAP
(2) Trigliserida
GOD – PAP
(3) HDL
GOD – PAP
(4) LDL
GOD – PAP
2) Analitik
a) Prosedur pemeriksaan
l) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OF pada belakang
alat Selectra Pro.
2) Hidupkan CPU dengan menekan tombol power.
3) CPU melakukan booting hingga muncul tampilan WINDOWS
LOGIN.
4) Klik userANALYZER" untuk login ke windows.

Laporan Akhir PBL 29


5) Klik icon ELITech CLINICAL SYSTEMuntuk mengaktifkan
software Instrument.
6) Instrument akan melakukan RESETTING, menunggu sampai
status pada alatSTAND BY".
7) Instrument siap digunakan.
8) Siapkan sampel (dapat berupa serum atau plasma yang sudah
dipindahkan pada cup sampel).
9) Klik F8 (Request sample) kemudian memasukkan ID/Data
sarnpel.
10) Pilih parameter yang akan diperiksa.
11) Klik F9 (Sample Handling) Kemudian klik ENTER untuk
menempatkan posisi sampel pada Sample Tray.
12) Letakkan sampel sesuai posisi yang tertera pada layar.
13) Klik F3 (start Measurement) untuk melakukan pemeriksaan.
14) Klik F7 (Evaluate Result ) untuk melihat hasil pemeriksaan.

3) Pasca Analitik

a) Nilai rujukan

(1) Cholesterol : < 200 mg/dl

(2) Trigliserida : < 200 mg/dl

(3) HDL : > 35 mg/dl

(4) LDL : < 130 mg/dl

d. Glukosa
1) Pra Analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah pasien secara
cepat dan akurat.

b) Prinsip

Laporan Akhir PBL 30


Penentuan glukosa setelah oksidasi enzimatic oleh oksidase
glukosa. Indikator kolorimetri adalah quinonemine yang
dihasilkan dari 4 – aminoantypirine dan fenol oleh hidrogen
peroksida.

c) Metode pemeriksaan
GOD – PAP

2) Analitik
a) Prosedur
l) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OF pada belakang
alat Selectra Pro.
2) Hidupkan CPU dengan menekan tombol power.
3) CPU melakukan booting hingga muncul tampilan
WINDOWS LOGIN.
4) Klik userANALYZER" untuk login ke windows.
5) Klik icon ELITech CLINICAL SYSTEMuntuk mengaktifkan
software Instrument.
6) Instrument akan melakukan RESETTING, menunggu sampai
status pada alatSTAND BY".
7) Instrument siap digunakan.
8) Siapkan sampel (dapat berupa serum atau plasma yang sudah
dipindahkan pada cup sampel).
9) Klik F8 (Request sample) kemudian memasukkan ID/Data
sarnpel.
10) Pilih parameter yang akan diperiksa.
11) Klik F9 (Sample Handling) Kemudian klik ENTER untuk
menempatkan posisi sampel pada Sample Tray.
12) Letakkan sampel sesuai posisi yang tertera pada layar.
13) Klik F3 (start Measurement) untuk melakukan pemeriksaan.
14) Klik F7 (Evaluate Result ) untuk melihat hasil pemeriksaan.

Laporan Akhir PBL 31


3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
>125 mg/dl

e. Elektrolit
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui kadar elektrolit (Na, K, Cl) pada
tubuh.
b) Prinsip
Sampel akan ditarik oleh elektroda yang sensitif terhadap
ion- ion tersebut. Kemudian digunakan elektroda
reference untuk membandingkan naik turunnya
potensial.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu
elektrilyte analyzer roche diagnostik, cup sampel,
mikropipet dan centrifuge.
d) Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu
automatic.

2) Analitik
a) Prosedur
1) Patikan alat dalam keadaan ready.
2) Siapkan sampel serum yang telah diletakkan pada cup
sampel.
3) Buka penutup penghisap sampel.
4) Masukkan sampel pada alat penghisap sampai
terdengar bunyi “beep” tarik sampel.
5) Dibersihakan alat penghisap sampel dan tutup kembali
penutup.

Laporan Akhir PBL 32


6) Tunggu selama 45 detik dan hasil akan keluar.

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
 Na : 135 – 145 mmol/L
 K : 3.45 – 5.1 mmol/L
 Cl : 97 – 111 mmol/L

f. BGA
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui kadar gas darah secara kuantitatif
meliputi pH, PO2, PCO2, SO2, PO3, BE, TCO3 pada
sampel pasien.
b) Prinsip
Menggunakan metode ISE (Ion Selective Elektroda)
dimana menggunakan electrode untuk pembacaan hasil
pada sampel.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu BGA
analyzer Cobas B 121, tabung vakum tutup hijau, spuit
khusus BGA. Bahan yang digunakan yaitu, darah arteri.
d) Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu ISE.

2) Analitik
a) Prosedur
1) Pastikan alat dalam keadaan ready.
2) Siapkan sampel darah arteri pada tabung hijau dengan
antikoagulant heparin/ pada spuit khusus BGA.
3) Klik arterial pada alat.
4) Masukkan nomor ID pasien pada bagian sampel ID.

Laporan Akhir PBL 33


5) Homogenkan sampel. Apabila menggunakan spuit
khusus BGA buang1-3 tetes darah terlebih dahulu.
6) Masukkan sampel pada alat dengan menyedotkan
sampel yang ada pada spuit dengan jarum yang di alat
sampai tedengar bunyi dan layar muncul tanda close
flap.
7) Masukkan nama pasien, jenis kelamin, temperatur
ruangan, dan nilai oksigen (jika pasien menggunakan
masker oksigen).

8) Tunggu hasil pemeriksaan yang akan muncul dalam


bentuk print out.

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
1) Ph : 7.350 – 7.450
2) PO2 : 83.0 – 108.0 mmHg
3) PCO2 : 35.0 – 35.0 mmHg
4) SO2 : 94 – 98 %
5) BE : -2 - +3 mmol/L
6) PO3 : 23 – 28 mmol/L
7) TCO2 : 23 – 27 mmol/L

3.3.4. Pemeriksaan Imunoserologi

a. NS1 Dengue

1) Pra analitik

a) Tujuan

Laporan Akhir PBL 34


Untuk menentukan secara kualitatif Antigen NS Dengue
virus didalam serum manusia untuk diagnosa dini pada
infeksi dengue akut.
b) Prinsip
Setiap tes berisikan satu membrane strip, yang telah dilapisi
dengan anti-dengue NS1 antigen capture pada daerah garis
tes. Anti-dengue NS1 antigen-colloid gold conjugated dan
serum sampel bergerak sepanjang membran menuju daerah
garis tes (T) dan membentuk suatu garis yang dapat dilihat
sebagai suatu bentuk kompleks antibody-antigen-antibody
gold particle. Dengue NS1 Antigen Rapid Tes memiliki dua
garis hasil, garis “T” (garis test) dan “C” (garis kontrol).
Kedua garis ini tidak akan terlihat sebelum sampel
ditambahkan. Garis kontrol C digunakan sebagai kontrol
prosedur. Garis ini selalu muncul jika prosedur tes
dilakukan dengan benar dan reagen dalam kondisi baik.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Standard Q
Dengue NS 1 Ag Test, mikropipet, yellow tip, stopwatch.
Bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini buffer NS 1,
sampel yang dapat berupa serum, plasma dan darah dengan
antikoagulan EDTA.
d) Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu,
imunokromatografi.

2) Analitik

a) Prosedur

1. Adaptasikan semua komponen kit dan sampel kesuhu


ruang sebelum digunakan.
2. Buka kantong tes, letakkan tes ditempat datar dan kering.

Laporan Akhir PBL 35


3. Ambil sampel menggunakan Mikropipet; ambil 10ul
sampel serum, plasma atau whole blood dan teteskan
kedalam sampel well tes bertanda “S”.
4. Tambahkan 3-4 tetes (90-120ul) sampel diluent kedalam
lubang berbentuk bulat (round-shaped well).
5. Baca dan interpretasikan hasil pengujian setelah 15-20
menit.

3) Pasca Analitik

a) Nilai rujukan

 Negatif : Hanya terlihat garis kontrol “C” pada tesrt.


 Positif : Jika terbentuk garis pada area garis (T) dan
(C).
 Invalid : Tidak terlihat garis Kontrol “C” pada tes.
Jumlah sampel yang tidak sesuai, atau prosedur kerja
yang kurang tepat dapat mengakibatkan hasil seperti
ini. Ulangi pengujian dengan menggunakan tes yang
baru.

b. Dengue IgG/ IgM

1) Pra analitik

Laporan Akhir PBL 36


a) Tujuan

Untuk mendeteksi secara kualitatif sekaligus membedakan


antibodi igG igM terhadap virus dengue didalam serum. Tes
ini juga dapat mendeteksi keempat serotype virus dengue
karena menggunakan suatu paduan antigen rekombinan
dengue envelope proteins.
b) Prinsip
Dengue Dx igG/igM test memiliki tiga garis precoated pada
permukaan membran. Garis test dengue igG (G), garis test
dengue ig M (M), dan garis kontrol (C). Ketiga garis ini
terletak dibagian jendela hasil dan tidak akan terlihat
sebelum dilakukan penambahan sampel. Garis kontrol C
digunakan sebagai kontrol prosedur. Garis ini selalu muncul
jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen dalam
kondisi baik. Garis “G” dan “M” akan terlihat pada jendela
hasil jika terdapat antibodi igG dan igM terhadap virus
dengue dalam sampel. Jika tida terdapat antibodi, maka
tidak akan terbentuk garis “G” atau “M”. Ketika sampel
diteteskan kedalam sumur (well) sampel (S) dan diikuti
dengan penambahan buffer diluent, maka sampel dan
antibody-gold conjugate akan bergerak sepanjang
membrane, yang selanjutnya akan ditangkao oleh anti
human igG dan atau anti-human igM membentuk garis
berwarna.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Standard Q
Dengue IgG IgM Test, mikropipet, yellow tip, stopwatch.
Bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini ini buffer
dengue, sampel yang berupa serum, plasma dan darah dengan
antikoagulan EDTA.
d) Metode

Laporan Akhir PBL 37


Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini secara
imunokromatografi.

2) Analitik

a) Prosedur

1. Adaptasikan semua komponen kit dan sampel kesuhu ruang


sebelum digunakan.

2. Buka kantong tes, letakkan tes ditempat datar dan kering.

3. Diambil sampel menggunakan Micropipette: ambil 10ul


sampel serum, plasma atauwhole blood dan teteskan
kedalam sampel well tes bertanda “S”.

4. Ditambahkan 3-4 tetes (90-120ul) sampel diluent kedalam


lubang berbentuk bulat (round-shaped well).

5. Dibaca dan interoretasikan hasil pengujian setelah 15-20


menit.

3) Pasca Analitik

a) Nilai rujukan

 Negatif
Hanya terlihat garis kontrol “C” pada tes. Tidak
terdeteksi adanya antibodi IgG atau IgM. Ulangi tes 3-5
hari kemudian jika diduga ada infeksi.

 IgM Positif

Laporan Akhir PBL 38


Terlihat garis kontrol “C” dan garis IgM (“M”) pada
tes. Positif antibodi IgM terhadap virus dengue
mengindikasikan infeksi dengue primer 3.

 IgG Positif
Terlihat garis Kontrol “C” dan garis IgG (“G”) pada tes.
Positif antibodi IgG terhadap virus dengue
mengindikasikan infeksi dengue sekunder ataupun
infeksi dengue masa lalu.

 IgG dan IgM Posirif


Terlihat garis Kontrol “C”, garis IgG (“G”), dan garis
IgM (“M”) pada tes. Positif pada kedua antibodi IgG
dan IgM terhadap virus dengue mengindikasikan infeksi
dengue primer akhir atau awal infeksi dengue sekunder.

 Invalid

Laporan Akhir PBL 39


Tidak terlihat garis Kontrol “C” pada tes. Jumlah
sampel yang tidak sesuai, atau prosedur kerja yang
kurang tepat dapat mengakibatkan hasil seperti ini.
Ulangi pengujian dengan menggunakan tes yang baru.

c. Salmonella IgG/ IgM

1) Pra analitik

a) Tujuan

Untuk mendeteksi secara kualitatif adanya antibodi spesifik


IgM antigen OMP Salmonella typhi didalam serum atau
plasma pada manusia.
b) Prinsip
Tes ini menggunakan antibody IgM anti-monoklonal (garis
uji M) dan anti-monoklonal IgG (garis uji G) dimobilisasi
pada strip nitroselulosa. Konjugat mengandung koloid yang
terkonjugasi dengan antigen Salmonella typhii yang dibuat
dari kultur mikroorganisme. Specimen ditambahkan buffer
uji, jika ada antibody IgM atau IgG akan berikatan dengan
pembuatan konjugat antigen salmonella typhii kompleks
antigen antibody Salmonella IgG/IgM tes memiliki tiga
garis pre-coated pada permukaan membran. Garis tes
Salmonella IgG (G), garis tes Salmonella IgM (M), dan
garis kontrol (C). Ketiga garis ini terletak dibagian jendela
hasil dan tidak akan terlihat sebelum dilakukan penambahan
sampel. Garis kontrol C digunakan sebagai kontrol
prosedur. Garis ini selalu muncul jika prosedur tes
dilakukan dengan benar dan reagen dalam kondisi baik.

Laporan Akhir PBL 40


Garis “G” dan “M” akan terlihat pada jendela hasil jika
terdapat antibodi igG dan igM terhadap salmonella dalam
sampel. Jika tida terdapat antibodi, maka tidak akan
terbentuk garis “G” atau “M”. Ketika sampel diteteskan
kedalam sumur (well) sampel (S) dan diikuti dengan
penambahan buffer diluent, maka sampel dan antibody-gold
conjugate akan bergerak sepanjang membrane, yang
selanjutnya akan ditangkap oleh anti human igG dan atau
anti-human igM membentuk garis berwarna.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Salmonella
IgG IgM Rapid Test, mikropipet, yellow tip, stopwatch.
Bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini ini buffer
dengue, sampel yang dapat berupa serum, plasma dan darah
dengan antikoagulan EDTA.

d) Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini secara
imunokromatografi.

2) Analitik

a) Prosedur

1. Adaptasikan semua komponen kit dan sampel kesuhu


ruang sebelum digunakan.

2. Buka kantong tes, letakkan tes ditempat datar dan kering.

3. Diambil sampel menggunakan Micropipette: ambil 10ul


sampel serum, plasma atau whole blood dan teteskan
kedalam sampel well tes bertanda “S”.

4. Ditambahkan 3-4 tetes (90-120ul) sampel diluent


kedalam lubang berbentuk bulat (round-shaped well).

Laporan Akhir PBL 41


5. Dibaca dan interoretasikan hasil pengujian setelah 15-20
menit.

3) Pasca Analitik

a) Nilai rujukan

 Negatif
Hanya terdapat garis pada control line saja.
 IgM Positif
Terdapat garis kontrol line (C) dan IgM line (M). Ini
berarti positif pada IgM antibodi IgM antibodi virus
dengue dan mengindikasikan infeksi primer dengue.
 IgG Positif
Terdapat garis pada Kontrol line “C” dan IgG line
(“G”) pada tes. Ini berarti positif pada IgG antibodi
virus dengue dan mengindikasikan infeksi sekunder
dengue.
 IgG dan IgM Posirif
Terdapat garis Kontrol line “C”, dan IgG line (G), dan
IgM line (M). Ini berarti positif pada IgG dan IgM
antibodi virus dengue dan mengindikasikan
infeksiprimer dan sekunder dengue.
 Invalid
Tidak terdapat garis Kontrol atau hanya ada garis pada
test line saja.

d.Widal
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap antigen
somatic, flagella salmonella thypi dan parathypi dalam

Laporan Akhir PBL 42


serum penderita serta sebagai serum dalam melakukan
pemeriksaan widal aglutinasi metode titrasi slide.

b) Prinsip
Reaksi imunologi dengan bentuk aglutinasi antara antibody
dalam serum dengan antigen kuman dalam reagen widal.
Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur
dengan suspensi antigen salmonella typhosa. Pemeriksaan
yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen
dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes
widal ini berasal dari suspense salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan
mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan.
Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi
aglutinai menunjukkan titer antibodi dalam serum.

c) Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah adalah
slide widal, pengaduk disposible, mikropipet 20ul, yellow tip,
rotator, stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
antigen salmonella A,H,PA dan antigen salmonella PB.
Spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah
serum.

d) Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah metode
aglutinasi.

2) Analitik
a) Prosedur
1. Diteteskan 20ul serum pada 4 posisi slide.
2. Ditambahkan 1 tetes reagen widal pada tiap posisi serum.

Laporan Akhir PBL 43


3. Diaduk beberapa saat, goyangkan slide dengan rotator
100rpm selama 1 menit, dan baca adanya aglutinasi.
4. Posisi yang menunjukkan hasil positif dilakukan
pemeriksaan ulang dengan titrasi serial serum
(menggunakan serum 10ul dan 5ul dengan volume reagen
tetap). Sampai didapatkan hasil negatif.
3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
 Positif : bila terjadi aglutinasi
 Hasil positif berturut-turut pada volume serum 20ul,
10ul, 5ul serta dengan pengenceran 1/80, 1/160, dan
1/320.
 Negatif : tidak adanya aglutinasi pada reaksi dengan
serum 20ul
.

e.Golongan darah
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui golongan darah dan golongan rhesus
pada seseorang.
b) Prinsip
Antigen (Aglutinogen) direaksikan dengan antibodi
(Aglutinin) yang senama maka akan terbentuk aglutinasi.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah object
glass, pengaduk disposible, pipet tetes. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah antisera A, antisera B, antisera D, darah
vena tanpa antikoagulan.
d) Metode

Laporan Akhir PBL 44


Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah metode
slide.

2) Analitik
a) Prosedur
1. Disiapkan slide yang bersih.
2. Diambil masing-masing 1 tetes reagen golongan darah pada
posisi yang terpisah.
3. Ditambahkan 1 tetes darah pada msing-masing reagen.
4. Dihomogenkan dan dilihat adanya aglutinasi.

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
Aglutinasi Golongan
Darah
ANTISERA A ANTISERA B ANTISERA D

+ - - A Rhesus –

- + - B rhesus –

+ + - AB rhesus –

- - - O rhesus –

+ - + A rhesus +

- + + B rhesus +

+ + + AB rhesus +

- - + O rhesus +

f. HbsAg
1) Pra analitik

Laporan Akhir PBL 45


a) Tujuan
Untuk mengetahui secara kualitatif ada tidaknya HbsAg
dalam serum pasien.
e) Prinsip
HbsAg dalam serum atau plasma akan bereaksi dengan
partikel yang di alpisi antibodi anti Hbs. Komplek antigen
antibodi akan bermigrasi ke membran kromatografi ,untuk
bereaksi dengan antibodi .Anti HbsAg yang melekat pada
membran dan akan membentuk garis merah menunjukkan
adanya HbsAg
f) Alat dan bahan :
Alat yang di gunakan pada pemeriksaan ini adalah HbsAg
rapid test, mikropipet, yellow tip, stopwatch, cup sampel.
g) Metode:

Metode yang di gunakan pada pemeriksaan ini secara


kromatografi.

2) Analitik
a) Prosedur:
1.Buka kantong strip test
2.Ambil sampel yang sudah di centrifuge menggunakan
micropipet.
3.Masukkan ujung strip test kedalam cup sampel
4.Tunggu 10-15 detik sampai tampak garis merah

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
1) Positif :bila tampak 2 garis merah
2) Negatif : bila tampak hanya 1 garis merah
3) Invalid : bila tidak ada garis merah

Laporan Akhir PBL 46


g. HIV
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui adanya antibodispesifik secara kualitatif
terhadap infeksi virus HIV dalam serum
b) Prinsip
Spesimen yang di teteskan pada ruang membrane bereaksi
dengan partikel yang telah di lapisi dengan protein A yang
terdapat pada bantalan spesimen .Selanjutnya akan bergerak
secara kromatografi dan bereaksi dengan antigen HIV
rekombinan yang terdapat pada garis test .jika spesimen
mengandung antibodi HIV maka akan timbul garis warna
c) Alat dan bahan :
Alat dan bahan yang di gunakan pada pemeriksaan ini adalah
pipet tetes, mikropipet , yellow tip , timer. Dan bahan yang
digunakan yaitu rapid test, diluent, serum.

c) Metode:
Metode yang di gunakan pada pemeriksaan ini secara
imunokromatografi.

2) Analitik
a) Prosedur

Laporan Akhir PBL 47


1) Keluarkan rapid test ,letakkan pada permukaan yang datar
2) Tambahkan 10ul serum kedalam sumuran
3) Tambahkan 4 tetes diluent secara vertical
4) Di tunggu 15 menit dan dilihat adanya garis ungu

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
1).Negatif : hanya muncul garis pada control
2).Positif HIV 1 :Jika muncul 2 garispada control dan test 1
3).Positif HIV 2 : Muncul dua garis pada control dan test 2
4) Invalid : tidak muncul garis sama sekali

h. Narkoba
1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya zat narkoba pada pasien
b) Prinsip

Reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi

c) Alat dan bahan


Alat yang di gunakan untuk pemeriksaan ini adalah
penampung urine, pipet tetes, strip test, Bahan yang di
gunakan urine.
d) Metode

Laporan Akhir PBL 48


Metode yang di gunakan untuk pemeriksaan narkoba adalah
imunokromatografi.

2) Analitik
a) Prosedur :
1) Di siapkan urine pasien.
2) Siapkan stip test narkoba.
3) Di tetesi 3-4 tetes urine ke dalam sumuran.
4) Di tunggu beberapa menit dan di baca hasilnya.

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan
1).Positif : Terbentuk satu garis berwarna merah
2) Negatif : Terbentuk dua garis berwarna merah

i. Test Kehamilan (HCG)

1) Pra analitik
a) Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya HCG dan kadar HCG dalam
urine.
e) Alat dan bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam pemeriksaan ini
adalah penampung urine, pipet tetes strip test HCG. Bahan
yang di gunakan urine.

Laporan Akhir PBL 49


c) Metode:
Metode yang di gunakan untuk pemeriksaan ini adalah
imunokromatografi
2) Analitik
a) Prosedur
1) Siapkan urine pasien yang sudah di beri identitas
2) Siapkan strip test kehamilan
3) Di celupkan strip test sampai tanda batas
4)Di tunggu beberapa menit di lihat adanya tanda garis
merah

3) Pasca Analitik
a) Nilai rujukan :
1) Negatif : terbentuk satu garis merah
2) Positif : terbentuk dua garis merah

3.3.5. Pemeriksaan Parasitologi

a. Feses lengkap

1) Pra analitik

a) Tujuan

Untuk mengetahui ada tidaknya benda abnormal pada feses


secara makroskopis dan mikroskopis.

Laporan Akhir PBL 50


b) Prinsip
Dengan penambahan eosin 2% lalu diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x maka
mikroorganisme dan unsur- unsur lain yang ada didalam
feses akan tampak.
c) Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu, objek
glass, lidi cover glass dan mikroskop. Bahan yang
digunakan yaitu cat eosin 2% dan feses.
d) Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu
metode langsung.

2) Analitik

a) Prosedur pemeriksaan makroskopis

1) Pada sampel feses diamati warna, konsistensi, adanya


lendir, dan darah.

b) Prosesdur pemeriksaan mikroskopis

1) Disiapkan object glass, cover glass dan lidi.

2) Diteteskan 1 tetes cat eosin 2% diatas object glass.

3) Diambil feses menggunakan lidi, lalu letakkan diatas


object glass yang telah diberi cat eosin.

4) Diaduk hingga tercampur rata.

5) Tutup menggunakan cover glass.

6) Diamati dibawah mikroskop.

3) Pasca Analitik

Laporan Akhir PBL 51


a) Nilai rujukan

1) Makroskopis

 Warna : Negatif
 Konsistensi : Negatif
 Darah : Negatif
 Lendir : Negatif
2) Mikroskopis
 Eritrosit : Negatif
 Leukosit : Negatif
 Amoeba : Negatif
 Kista : Negatif
 Telur Cacing : Negatif
 Lain- lain : Negatif

3.3.6. Pemeriksaan Mikrobiologi

a. BTA

1) Pra analitik

a) Tujuan

Untuk menentukan ada tidaknya kuman BTA (M.


Tuberculosis) dalam sputum.

e) Prinsip
Bakteri Tuberculosis akan luntur oleh asam sehingga tetap
merah pada saat diamati dibawah mikroskop.
f) Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu, object
glass, lidi, inkas, korek api, spirtus, dan mikroskop. Bahan
yang digunakan yaitu cat carbol fuchsin, alkohol, methylen
blue dan sputum.

Laporan Akhir PBL 52


2) Analitik

a) Prosedur pembuatan sediaan

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Beri identitas pada object glass (Nama,No. RM dan kode


sampel)

3) Dengan menggunakan lidi diambil sputum dengan


mengaduk- aduk sputum agar sputum menempel pada
lidi.

4) Letakkan sputum pada objek glass, dan buat sediaan


dengan diameter dan ketebalan yang baik. Setelah itu
keringkan.

5) Setelah kering, sediaan di fiksasi kemudian dicat dengan


menggunakan larutan carbol fuchsin selama 10 menit
dan di panaskan sampai menguap.

6) Sediaan dicuci dengan air mengalir kemudian digenangi


alkohol selama 30 detik.

7) Sediaan dicuci dengan air mengalir kemudian digenangi


dengan methylen blue selama 1 menit.

8) Sediaan dicuci dengan air mengalir. Kemudian


keringkan.

9) Setelah kering di baca dibawah mikroskop dengan


perbesaran 100x.

3) Pasca Analitik

a) Nilai rujukan

Laporan Akhir PBL 53


 Tidak ditemukan BTA dalam 100 LP disebut
negatif.
 Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 LP ditulis jumlah
kuman yang ditemukan (Scanty).
 Ditemukan 10 – 99 BTA dalam 100 LP disebut +1.
 Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 LP disebut +2.
 Ditemukan lebih dari 10 BTA dalam 1 LP disebut
+3.

3.3.7. Pemeriksaan Urinalisa

a. Urine lengkap

1) Pra analitik

a)Tujuan
Untuk megetahui makroskopis dan mikroskopis dalam urine
pasien.
b) Alat dan bahan
Alat yang di gunakan dalam pemeriksaan ini yaitu tabung
urine, rak tabung, alat fus2000. Bahan yang digunakan yaitu
urine.
c) Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu
automatic.

2) Analitik

a) Prosedur:

1) Tuang urine ke dalam tabung yang sudah di siapkan.

2) Masukkan urine ke dalam rak tabung dan masukkan pada


alat.

Laporan Akhir PBL 54


3) Klik “worklist” pada layar komputer

4) Lanjutkan dengan memasukkan data pasien


(nama,umur,alat,dan no RM)

5) Bila sudah klik “add”

6) Lanjutkan dengan klik “START” untuk memulai

7) Untuk melihat hasil klik “worklist”

8) Double klik sampel yang akan di lihat

9) Hasil sediment urine bisa di lihat di layar

10) Pilih dan double klik tombol di bawah tulisan “visible”

11) Hasil gambar sediment yang terdapat di urine akan


terlihat di layar

3) Pasca Analitik

a) Nilai rujukan :

1.Makroskopis urine :

a).Blood : Negatif

b).Bilirubin : Negatif

c.)Urobilinogen : Negatif

d).Keton : Negatif

e).Protein :Negatif

f).Nitrit : Negatif

g).Glukosa : Negatif

h).pH : Negatif

i).Berat jenis : Negatif

Laporan Akhir PBL 55


j).leukosit : Negatif

2. Mikroskopis urine

a). Eritrosit : 0-1/LP

b). Leukosit :0-1/LP

c). Cylinder :Negatif

d). Kristal : Negatif

e). Lain – lain : Negatif

Laporan Akhir PBL 56


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan akhir Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Instalasi
Laboratorium RSUD Kertosono yang dilaksanakan pada tanggal 2
desember – 28 desember 2019, yaitu :
1. Dalam kegiatan PBL ini kita mendapatkan banyak pengalaman dan
pengetahuan yang belum pernah didapatkan di kampus.
2. Praktek Belajar Lapangan merupakan pengaplikasian teori yang telah
didapatkan di kampus dalam dunia kerja.

4.2. Saran
Kami sadar dalam melaksankaan kegiatan PBL ini masih banyak
kekurangan. Namun, kami telah berusaha melaksanakannya secara
maksimal. Selain itu, laporan akhir PBL ini juga masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran yang membangun sangat kami
butuhkan guna memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna
ini.

Laporan Akhir PBL 57

Anda mungkin juga menyukai