Anda di halaman 1dari 3

MATERI PODCAST BIMBINGAN DAN KONSELING

SMKN 11 BANDUNG
2020-2021

Belajar yang Efektif

Assalamu’alaikum Wr Wb
Kali ini ketemu dengan Ibu.... untuk membahas sebenernya bagaimana sih belajar yang efektif?
Terlebih kondisi saat ini sangat membatasi kita untuk bisa belajar tatap muka. Kita bahas secara
mendasar tentang pengertian belajar ya...

Kalau kita memaknai arti belajar, sederhananya belajar itu adalah proses perubahan atau
perpindahan dari apa adanya menjadi ada apanya. Keadaan yang menambah sesuatu, baik itu
value seperti pemikiran, ide, pengetahuan, skill maupun produk seperti perilaku, karya, dsb.
Sudah pasti, proses belajar itu melibatkan usaha kita secara sadar untuk bergerak, berpindah,
berubah. Ada tiga hal kondisi belajar yang dialami oleh kita, yaitu dari tidak mau menjadi mau,
dari tidak tau menjadi tau, dari tidak bisa menjadi bisa.

Ketika belajar, kita akan sadar bahwa hasil belajar itu membuat kita menjadi berbeda. Tapi kok,
sepertinya ngga ada perbedaan ya, ngga ada perubahan, kok gini-gini aja. Bisa jadi, kita memang
belum belajar, meski ngakunya sudah belajar. Misalnya, ketika kita sebetulnya bisa, tapi kita
ngga ada kemauan, maka kita butuh belajar memotivasi diri. Belajar mendorong diri, memecut
diri sendiri untuk mau berusaha belajar supaya bisa. Terus misalnya kita gamau belajar karena
kita belum tau. Gimana mau belajar pada hal-hal yang kita ngga tau objeknya. Nah, berarti PR
nya adalah mencari tau, banyak bertanya, banyak membaca, berusaha memikirkan sampai
mengerti, sampai detail dan menyeluruh. Kemudian, kalau kita banyak tau, tapi belum bisa
(terampil), berarti kita harus banyak berlatih, banyak praktek.

Atlet berbakat tidak akan menjadi ahli dalam bidangnya, jika dia sama sekali tidak latihan.
Mengikuti olimpiade saja, butuh persiapan minimal satu tahun. Kebayang nggak kalau dia nggak
pernah latihan, ngga pernah pemanasan, tiba-tiba ikut kejuaraan olimpiade lari marathon? Baru
300 meter aja udah engap. Ngga make sense. Atlet olimpiade itu atlet terbaik dari tiap Negara,
pasti yang sudah punya catatan juara di turnamen-turnamen lainnya. Ranking terbaik sedunia.

Jelas kan bahwa proses belajar itu ternyata ngga instan. Ngga tiba-tiba langsung mau, langsung
tau, langsung bisa. Ngga ada yang namanya sekali belajar langsung berhasil. Kecuali dia
beruntung. INget Albert Einstein? Kalau kamu merasa gagal, coba kalahkan dulu rekor
kegagalan legendaris yang katanya gagal 99x. Tapi Albert Einstein kan contoh pembelajar sejati.
Dia terus mencoba terus berusaha terus menghabiskan jatah gagal.

Proses belajar tentu melibatkan pikiran, dan setiap kita punya potensi dan energy yang luar biasa
untuk mengerahkan akal pikiran. Hanya saja, kita terkungkung dalam mindset yg salah.
Menganggap bahwa ketika gagal memahami sesuatu “ah akumah gak bakat”, “aku mah bodoh”,
“dia mah pinter”. Padahal engga gitu mikirnya. Justru kita yang males mikir. Kebanyakan kita
ngga memaksimalkan energi pikiran kita untuk berpikir. Kita selalu mencari short cut atau jalan
pintas untuk menemukan solusi dari setiap masalah. Nggak mau cape-cape berpikir. Padahal
Allah sudah memberi potensi akal kepada kita, itu sebenernya pasti kebaikan juga untuk kita.
Kenapa sih orang-orang banyak yang males mikir? Karena sebenernya kerja otak itu lebih
membuat capek daripada kerja fisik. Menguras lebih banyak energy, makanya banyak yang
males.

Kalau aja kita memilih untuk berpikir secara menyeluruh, pelan-pelan, dan dalam, kita akan
terbiasa kok. Enggak akan capek atau langsung konslet. Syaratnya objek berpikirnya harus jelas.
Jangan memikirkan sesuatu yang ngga ada data dan faktanya (seperti kecemasan, ketakutan,
harapan) yang membuat jadi overthinking/ halu. Itu beda, dan tentu itu membuat kita jadi ngga
produktif dan bisa jadi stress. INsyaAllah jika jelas objek yang dipikirkan, terbiasa dilatih untuk
berpikir menyeluruh, detail, jelas, jernih, maka kita akan pinter dengan sendirinya.

Jangan belum apa-apa udah males, udah pengen rebahan aja. Tau nggak, menurut penelitian,
otak orang paling cerdas itu setelah dibedah ternyata hanya menggunkan 10-15% saja dari
keseluruhan potensinya. Kebayang nggak sih kalau 100%? Inget film Lucy? Film itu bisa jadi
merepresentasikan jawaban penelitian tadi kalau misalnya 100% otak manusia dioptimalkan.
Keren banget otak manusia tuh. Belum lagi, banyak penelitian yang membahas minat baca dan
kemampuan literasi Pemuda Indonesia itu rendah. Maluu bangeet. Otak kita masih bersih belum
karatan hehe. Padahal itu amanah yang nanti akan dipertanggungjawabkan. Kita malah sibuk
menggunakannya dengan hal-hal yang merusak, seperti virus yang melemahkan. Makanya
masyarakat Indonesia mudah diadu domba, karena kemampuan literasinya yang rendah, lebiih
seneng mendengar gossip daripada fakta riset ilmiah, daripada berpikir dengan jernih dan akal
sehat.

Lalu gimana dengan efektif belajar? Ya itu, efektif berarti proses belajar kita ada efeknya pada
kita. Kalau kita sudah mengerahkan proses belajar dengan rutin, pasti ada efeknya. Yang jadi
problem adalah kita engga tau seberapa efektif proses belajar kita selama ini. Maka penting
evaluasi belajar. Apa itu evaluasi? Yaitu kegiatan memberi makna terhadap sesuatu yang sudah
kita kerjakan yang sudah kita pelajari. COba cek, apa pikiran dan perasaanmu ketika membaca
materi, mendengar penjelasan guru, banyak mempraktikkan sesuatu? Evaluasi hal-hal paling
detail sampai perintilan itu penting untuk kita beri makna di dalamnya supaya kita merasakan
efeknya. Kalau ternyata gagal, maka terus cari cara supaya berhasil.

Apa aja yang perlu dievaluasi? Ada yang namanya system belajar yang perlu dievaluasi yaitu:
konsentrasi saat belajar, mengatur waktu belajar, objek pelajaran, mencari mentor belajar dan
gaya belajar. Semua itu adalah tools system belajar yang bisa kita evaluasi.
Yang penting adalah, usaha dulu, kerjakan dulu apa-apa yang mesti ada dalam proses belajar.
Supaya kita bisa lihat, apakah efektif atau tidak. Ketika gagal, perbaiki, jangan berhenti, jangan
rebahan.

Mudah-mudahan sampai sini jelas ya. Semoga kalian termotivasi untuk belajar di rumah atas
segala keterbatasan yang ada demi tercapainya pembelajaran yang efektif. Sampai ketemu di sesi
selanjutnya. Assalamu’alaikum.

Anda mungkin juga menyukai