Anda di halaman 1dari 33

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN DI “RESTO SIOMAY KUAH BANG JOBRES”

YOGYAKARTA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh :

Tedy Arif Pambudi

20110220007

Program studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persaingan bisnis menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak

cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di lingkungan bisnis yang bergerak

sangat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian (Pujadi, 2010). Oleh karena itu,

setiap perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan

mempertahankan pembeli yang loyal. Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin

ketat membuat para pengusaha mencari strategi yang tepat untuk memasarkan

produknya. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang

membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi dan

keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya menyebabkan seorang pembeli harus

mengaktualisasikan kebutuhan yang ada di benaknya itu (Rahma, 2007). Strategi

yang diterapkan untuk memperoleh posisi di pasar sekaligus untuk mempertahankan,

salah satunya adalah strategi diferensiasi produk. Oleh karena itu untuk mengkonsep

strategi, konsumen harus menjadi fokus utama.

Menurut Dian Wijayanto (2012:44) Pelaku bisnis yang tidak peka terhadap

kebutuhan dan keinginan konsumen akan ditinggalkan konsumen dan kalah dalam

persaingan. Pelaku bisnis perlu membedakan apakah konsumennya bersifat peka

terhadap kualitas (quality sensitive) atau peka terhadap harga (price sensitive). The

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen adalah interaksi


dinamis dari pengaruh kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia

melakukan pertukaran aspek hidup mereka. Dengan kata lain perilaku konsumen

mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan

saat proses konsumsi (Setiadi, 2008:3). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh persepsi

konsumen terhadap merek atau produk yang dirancang perusahaan supaya

membentuk benak dalam dirikonsumen Pembentukan persepsi dapat mempengaruhi

proses pengambilan keputusan pembelian. Karena proses tersebut salah satunya

dipengaruhi dalam dirikonsumen (Ristiyanti dan Jhon ,2005).

Pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan adanya kesulitan, konflik,

atau masalah (problem). Melalui suatu keputusan dan impletasinya, orang

mengharapkan bahwa akan tercapai suatu pemecahan atas masalah atau penyelesaian

konflik Firdaus, Muhammad (2009:132). Proses pengambilan keputusan konsumen

berbeda-beda dalam membeli suatu produk. Beberapa konsumen melakukan

pengambilan keputusan dengan didasari fakta, pertimbangan, dan pengambilan

keputusan spontan. Apalagi dalam suatu daerah dengan konsumen yang beragam

proses pengambilan keputusanya akan berbeda-beda.

Salah satu daerah dengan konsumen yang beragam adalah Yogyakarta.

Yogyakarta menjadi salah satu kunjungan pariwisata. Wisata yang ditawarkan daerah

Yogyakarta adalah wisata pantai, pegunungan, candi, wisata belanja dan wisata

kuliner. Wisata kuliner di Yogyakarta sangat menarik dengan melihat perkembangan

kuliner yang tiap tahunya bertambah dengan konsep yang berbeda-beda. Pesaing
bisnis kuliner di Yogyakarta sangat pesat karena salah satu kota dengan pertumbuhan

jumlah pelajar meningkat setiap tahunya. Bambang Kristianto dalam forum BUMN

Marketer di Royal Ambarrukmo menjelaskan pada Tahun 2012 jumlah restoran 59

buah, rumah makan 631 buah, dan cafe 20 buah. Sektor perdagangan, hotel, dan

restoran mempunyai andil dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jogja,

mencapai 20,65%.( BPS DIY, 2011).

Tabel 1. Presentase Distribusi PDRB DIY Menurut Sektor Industri

No Sektor 2005 2010 2011


1 Pertanian 15,75 14,56 14,23
2 Pertambangan dan penggalian 0,78 0,67 0,70
3 Industry pengolahan 14,16 14,02 14,36
4 Listrik gas dan air 1,30 1,33 1,31
5 Konstruksi 8,80 10,59 10,78
6 Perdagangan, hotel dan restaurant 19,21 19,74 19,79
7 Pengangkutan dan komunikasi 10,22 9,03 8,83
8 Keuangan dan real estat 9,95 9,98 9,96
9 Jasa-jasa 19,81 20,07 20,05
PDRB 100 100 100
Sumber : BPS DIY

Data tabel 1 menjelaskan bahwa kontribusi sector perdagangan, hotel dan restaurant

terhadap PDRB 2011 daerah Yogyakarta sebesar 19,79%. Sektor ini salah satu yang

memberikan konstribusi tinggi pada PDRB DIY 2011. Pada skala nasional, hal ini

dapat dilihat dari trend pertumbuhan industri kuliner yang selalu positif di tiap

tahunnya, bahkan pada tahun 2012 menurut data Kementrian Perindustrian Republik

Indonesia industri kuliner mengalami pertumbuhan sebesar 8%-10%, persentasi yang


meningkat jika dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sebesar 7%-8%. (BPS DIY

2011).

Melihat banyaknya pertumbuhan perusahaan dalam persaingan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen menjadikan persaingan yang ketat salah satunya

persaingan kuliner di Yogyakarta. Jalan Cokroaminoto Yogyakarta berkembang pesat

pelaku usaha kuliner. Salah satu tempat kunjungan wisata di Yogyakarta adalah jalan

Kaliurang. Jalan Kaliurang adalah salahsatu jalan kuliner karena jalan ini

menghubungkan tempat wisata kaliurang, UII dan UGM. Pelaku kuliner di

Yogyakarta memiliki khas dan konsep yang berbeda untuk mempengaruhi para

konsumenya salah satunya adalah Resto Siomay kuah Bang Jobres yang didirikan di

Yogyakarta pada tahun 2012. Management dikelola oleh keluarga yang mempunyai

komitmen rasa saling memiliki. “Siomay Kuah Bang Jobres” merupakan salah satu

pelopor siomay dengan campuran kuah dalam menunya. Siomay Kuah Bang Jobres

adalah hasil paduan oleh kreatif dan kejelian team kuliner yang cerdas, memadukan

rempah asli nusantara dengan daging kualitas terbaik. Siomay kuah Bang Jobres

adalah resto brand siomay dengan konsep resto dan memiliki berbagai macam menu.

Dewasa ini produk siomay dengan bumbu saus atau kuah kacang sudah biasa, siomay

kuah Bang Jobres membuat pilihan baru pada konsumen yaitu membuat konsep

siomay yang dipadukan dengan kuah selayaknya bakso. Resto ini tidak hanya

menyediakan menu utama siomay kuah dan kacang, selain itu juga terdapat beberapa

menu yang ditawarkan seperti makanan jepang yaitu ramen, takoyaki, dan

okonomiyaki serta steamboat dan seafood.


B. Rumusan masalah

Banyaknya pelaku usaha kuliner menjadi tingginya persaingan. Apalagi

daerah kunjungan kuliner jalan HOS Cokroaminto dan Kaliurang Yogyakarta yang

termasuk banyak terdapat bisnis kuliner dengan konsep berbeda ataupun sama, tetapi

beberapa konsumen lebih memilih menikmati sajian siomay kuah di resto Bang

Jobres. Dengan adanya perilaku konsumen yang mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan di resto Bang Jobres menimbulkan pertanyaan.

1. Deskripsi siomay kuah Bang Jobres

2. Apa saja faktor – faktor yang memepengruhi keputusan membeli di Bang

Jobres HOS Cokroaminto?

3. Apa saja faktor – faktor yang memepengruhi keputusan membeli di Bang

Jobres Kaliurang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan sebagaimana telah dipaparkan, diperlukan telaah yang

bertujuan menggali informasi terkait faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap

keputusan membeli, yang meliputi hal-hal berikut.

1. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli di Bang

Jobres HOS Cokroaminto?

2. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli di Bang

Jobres Jalan Kaliurang?


D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1

2. Bagi peneliti lain, peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan

referensi dan wacana khususnya yang berkaitan dengan masalah produk,

harga dan pelayanan serta keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi resto Bang Jobres, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan pihak pengelola dan mengevaluasi yang berkaitan dengan

keputusan pembelian konsumen.

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh

para pengusaha termasuk pengusaha kuliner dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan produk yang disajikan, untuk mendapat laba dan perkembang usaha.

Berhasil tidaknya usaha tersebut salah satunya sangat bergantung pada keahlian

dibidang pemasaran. Kegiatan pemasaran adalah tindakan perpindahan produk atau

jasa dari produsen kepada konsumen. Proses kegiatan pemasaran meliputi aspek fisik

dan nonfisik. Aspek fisik adalah aspek pemindahan barang atau jasa di tempat

terjadinya transaksi. Sedangkan aspek nonfisik adalah pemahaman produsen pada


perilaku konsumen supaya produsen dapat mengetahui apa yang dibutuhkan

konsumen dengan melihat perilaku konsumen dan factor yang mempengaruhi

konsumen dalam membeli produk (Muhammad firdaus, 2009). Menurut (Ristiyanti

dan Jhon 2005) pemasaran adalah ilmu yang mengupayakan memuaskan konsumen

dengan produk atau jasa. Untuk itu para pemasar atau perusahaan perlu mempelajari

keinginan, presepsi, preferensi dan perilakunya dalam belanja. Studi dalam

mempelajari perilaku konsumen, perusahaan harus mempersiapkan seperangkat

kebijakanya seperti produk, harga dan tempat pemasran (Setiadi, J Nugroho, 2010).

2. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

diminta, dicari, dibeli, dan dikonsumsi pasar sehingga pemenuhan kebutuhan pasar

yang bersangkutan dapat terpenuhi dengan baik (Tjiptono, 2000: 95). Produsen harus

dapat membaca kebutuhan pasar agar produk yang ditawarkan dikonsumsi oleh

konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Simamora (2000:

507) produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diterima oleh konsumen atau

pembeli atau pemakai industrial pada saat melakukan pembelian atau menggunakan

produk. Secara lebih formal, produk adalah jumlah kepuasan fisik dan psikologis

yang diterima oleh pembeli atau pemakai sebagai akibat pembelian atau penggunaan

sebuah produk. Produk merupakan alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen, yang memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.


3. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang

beserta pelayanannya. Apabila harga sebuah produk yang dibeli oleh konsumen dapat

memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat dikatakan bahwa penjualan

perusahaan akan berada pada tingkat yang memuaskan, sehingga mampu

menciptakan peningkatan langganan (Swasta, 2010 : 148). Menurut Kotler and

Amstrong (2001: 439), harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu

produk dan jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat –

manfaat karena memilki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

4. Tempat

Tempat (place) dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan

atas saluran distribusi. Pentingya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dan tingkat

interaksi yang terjadi. Zeithaml dan Bitner menyatakan bahwa “Faktor-faktor

tempat/distribusi yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari: jenis saluran,

perantara, lokasi outlet, transportasi, penyimpanan dan mengelola saluran”.

Tujuan dari penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan adalah agar dapat beroperasi

dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam memilih

lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya,

kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan.


5. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen Menurut Schiffman, Kanuk (2004:8) adalah perilaku yang

dilakukan konsumen dalam pencarian produk atau jasa yang akan dibeli, digunakan

dan dievaluasi. Perilaku konsumen menentukan dalam proses pengambilan keputusan

pembelian barang atau jasa yang tahapannya dimulai dari pengenalan masalah yaitu

berupa dorongan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhannya. Tahap berikutnya adalah pencarian informasi tentang produk atau jasa

yang dibutuhkan dan dilanjutkan dengan tahap evaluasi penyeleksian. Tahap

berikutnya adalah tahapan keputusan pembelian dan diakhiri dengan perilaku

kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan

konsumen setelah membandingkannya dan mengkonsumsi barang atau jasa dengan

harapan. Seorang konsumen jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh

produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam

waktu lama atau singkat dalam kata lain konsumen akan melakukan pembelian ulang.

Dari pengertian perilaku konsumen yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan

bahwa perilaku konsumen adalah tindakan – tindakan yang dilakukan individu atau

kelompok yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam pembelian

seperti, pencarian informasi, pengevaluasian dan tindakan konsumen setelah

mendapatkan.
6. Persepsi konsumen

Schifman dan kanuk (dalam Ristiyanti dan Jhon 2005) menyebutkan bahwa persepsi

adalah cara orang memandang sesuatu. Dari pengertian umum ini dapat dilihat bahwa

persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain. Solomon (dalam Ristiyanti dan Jhon

2005) mendefinisikan presepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh

seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diimpletasikan. Sensasi

datang dan diterima oleh manusia melalui panca indera, yaitu mata, telinga, hidung,

mulit dan kulit yang disebut sistem sensorik. Input sensorik yang diterima manusia

merupakan data mentah yang kemudian diolah /diinterprestasikan menjadi presepsi.

Menurut Ristiyanti dan Jhon (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

presepsi orang sebagai berikut:

a. Faktor internal

1) Pengalaman

2) Kebutuhan

3) Nilai-nilai yang dianutnya

4) Ekspetasi/pengharapanya

b. Faktor eksternal

1) Tampakan/ tampilan

2) Sifat-sifat stimulus

3) Situasi lingkungan
7. Keputusan pembelian

Menurut Ristiyanti dan Jhon (2005 : 226-227) keputusan adalah tindakan dua

pilihan atau lebih. Proses pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan

memiliki tiga tingkatan.

a. Pemecahan masalah tanpa pemikiran yang panjang

Keputusan tidak disertai pencarian informasi yang cukup dalam pengambilan

keputusan. Pembuatan keputusan secara otomatis atau rutin. Kebiasaan individu dapat

mempengaruhi hal ini dalam pengambilan keputusan. Keputusan ini biasanya

dilakukan berulang-ulang tanpa disadari konsumen.

b. Pemecahan masalah dengan proses cepat.

Pengambilan keputusan dalam tingkatan ini dilakukan secara cepat dengan

pertimbangan dan tidak terbelit-belit. Konsumen telah menguasai masalah dan tidak

memperdulikan ada ataupun tidak adanya informasi tentang produk yang akan

dikonsumsi. Informasi dalam merek produk hanya menjadi pembeda setiap produk

atau jasa tanpa melakukan pengevaluasian setiap merek produk.

c. Pemecahan masalah dengan proses berhati-hati dan penuh pertimbangan.

Tingkatan ini konsumen sudah memiliki informasi dan pertimbangan yang panjang

dalam membentuk kriteria produk yang akan dikonsumsi. Proses pemecahan

masalahnya melewati beberapa pertimbangan seperti, kebutuhan konsumen, motivasi

dalam membeli, pencarian informasi, pencarian alternative produk, dan penentuan


keputusan dalam membeli. Produk yang bernilai tinggi akan mempengaruhi seberapa

lama dalam proses pengambilan keputusan pembelian.

Menurut (Nugroho J. setiadi 2010) Proses pengambilan keputusan pembelian adalah

suatu perjalanan konsumen dalam menentukan pilihan sebelum membeli produk.

Empat kegiatan sebelum dan setelah melakukan keputusan pembelian produk adalah :

a. Pengenalan masalah

Proses penyadaran konsumen tentang kebutuhan pada suatu produk. Kebutuhan

konsumen dapat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal adalah

factor rangsangan yang ada dalam diri konsumen, biasanya kebutuhan-kebutuhan

normal konsumen seperti, makan dan minum. Kebutuhan normal konsumen ini dapat

menjadikan suatu tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Factor eksternal

merupakan faktor rangasangan dari luar yang menjadikan konsumen melakukan

tindakan pemenuhan kebutuhan. Kejadian dari luar yang tanpa disadari menjadi

dorongan konsumen secara spontan. Seperti halnya konsumen melihat sebuah kedai

minuman yang tanpa disadari membuat konsumen merasa haus dan melakukan

kegiatan pembelian

b. Pencarian informasi.

Proses konsumen setelah mengenal kebutuhanya akan menimbulkan minat pembelian

dan terdorong melakukan pencarian informasi pada produk yang diminati. Kegiatan
ini bertujuan meningkatkan keyakinan pada produk yang akan dibeli. Tahap

pencarian informasi akan produk memiliki dua tingkatan yaitu :

1) Pencarian informasi pasif.

Tahap pencarian informasi pasif biasanya dilakukan konsumen dengan hanya melihat

merek produknya saja. Nilai barang dalam pencarian biasa adalah barang-barang

bernilai rendah. Contohnya seseorang yang akan membeli produk buku di toko buku.

Pencarian informasi merek seperti tiki atau sinar dunia menjadi hal yang akan

menjadi pertimbanganya.

2) Pencarian informasi aktif.

Proses pencarian informasi aktif adalah dimana konsumen mencari berbagai macam

informasi dari beberapa sumber pemasaran. Pencarian informasi dilakukan dengan

pertimbangan matang. Contohnya kegiatan konsumen dalam membeli produk laptop.

Pertimbangan konsumen lebih mendetail dengan melihat merek, harga dan spesifikasi

laptop. Sumber pemasaran adalah pusat informasi yang dapat dijadikan pemasar

dalam mempengaruhi konsumen. Sumber pemasaran dapat menjadi peluang untuk

produsen karena konsumen akan melakukan pencarian informasi pada beberapa

sumber pemasaran. Terdapat empat jenis sumber pemasaran yang dapat dimanfaatkan

produsen.

i. Sumber pribadi : keluarga,teman, tetangga dan kenalan.

ii. Sumber komersil : iklan, sales, distributor, kemasan dan pameran.


iii. Sumber umum : media massa.

iv. Sumber pengalaman : konsumen yang pernah menggunakan produk.

Sumber pemasaran harus dimanfaatkan dengan baik oleh produsen. Produsen harus

menyusun strategi pemasaran agar informasi tentang produk dapat meluas. Sumber

pemasaran juga dapat dijadikan evaluasi produk produse sendiri, pesaing dan dapat

melakukan perbandingan dan pengevaluasian. Tujuan pengevaluasian adalah

meningkatkan daya saing produk.

c. Evaluasi alternative

Evaluasi yang dilakukan konsumen sebelum pembuatan keputusan berdasarkan pada

pemikiran rasional. Pertimbangan rasional merupakan pertimbangan yang

membandingkan keinginan dan kebutuhan untuk memutuskan pembelian. Hasil

proses pemikiran menghasilkan evaluasi pertama sebelum pmbelian. Merek dapat

mempengaruhi evaluasi alternative konsumen, karena kepercayaan pada merek

tertentu menjadikan konsumen lebih cepat melakukan evaluasi.

d. Keputusan membeli

Menurut (Nugroho J. setiadi 2010) ada dua faktor yang mempengaruhi tujuan

membeli dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain atau

konsumen lain memandang suatu produk yang akan dibeli konsumen. Sikap orang

lain dapat meminimalisir pilihan produk yang akan dibeli konsumen akan tergantung

pada dua hal. Pertama sikap negatif orang lain pada produk yang akan dibeli
konsumen. Kedua kekuatan keinginan konsumen dalam membeli produk setelah

dipengaruhi oleh pandangan negatif orang lain tentang produk. Faktor yang

mempengaruhi tujuan pembelian adalah keadaan yang tidak terduga. Keadaan terjadi

ketika seorang konsumen yang akan membeli produk dipengaruhi oleh harga yang

tidak sesuai dengan harapan konsumen.

8. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian.

9. Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 197) berikut adalah faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen :

1) Faktor Sosial

a) Group

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok

dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut

membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups

(keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal

dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan

profesional dan serikat dagang).

b) Family Influence

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku

pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian

produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh

yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food.


c) Roles and Status

Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan,

organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk

dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah

status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat.

2) Faktor Personal

a) Economic Situation

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex

diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen

menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk

dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu

b) Lifestyle

Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini

orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan

yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.

c) Personality and Self Concept

Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada

kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya

orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah
beradaptasi, agresif. Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku

seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut.

d) Age and Life Cycle Stage

Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus

kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali

berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-

faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku

pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-

orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk.

e) Occupation

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja

konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja.

Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja

kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji

terdekat.

3) Faktor Psychological

a) Motivation

Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan

dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu

kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari
yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal,

keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling

mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan

orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting

berikutnya.

b) Perception

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan

menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari

dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari

rangsangan yang sama.

c) Learning

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil

dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi,

observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang

diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan

menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama.

d) Beliefs and Attitude

Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs

dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman. Sedangkan attitudes adalah
evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten

dari seseorang pada sebuah obyek atau ide.

4) Faktor Cultural

Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui

keluarga dan lembaga penting lainnya. Penentu paling dasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan,

dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah

lingkungan.

a) Subculture

Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman

hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah. Meskipun konsumen

pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya

seringkali berbeda secara dramatis.

b) Social Class

Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku.

Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan,

tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya.

Hasil penelitian.
10. Kerangka Pemikiran

Konsumen Resto Bang Jobres

- Umur Produk
- Jenis kelamin - Rasa
- Pendidikan - Tampilan
- Pekerjaan - Kebersihan
Harga
- Tingkatan
harga
Tempat
Faktor persepsi
- Kenyamanan
- Persepsi Sumber - Kebersihan
informasi
- Persepsi produk siomay
- Persepsi harga Siomay
- Persepsi kenyamanan
dan kebersihan
Keputusan pembelian

11. Hipotesis

1 Diduga product, price, place, promotion, motivasi dan presepsi berpengaruh

baik pada konsumen dalam keputusan pembelian.

2 Diduga konsumen merasa puas dengan pengambilan keputusan pada resto

Bang Jobres.

Pembahasan kerangka.
III. METODE PENELITIAN

A. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Penentuan Populasi

Populasi (populations) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal

minat yang ingin diteliti atau diinvestigasi (Sekaran, 2006: 121). Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen Siomay Kuah Bang Jobres Jl.

Kaliurang km 8,2 dan HOS Cokroaminoto Yogyakarta

2. Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang

berarti teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan suatu kriteria tertentu,

dalam pengambilan sampelnya. (Suharsimi, 2006:131)

12. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Metode kuesioner

Metode kuesioner (questionnaires) adalah suatu daftar rangkaian pertanyaan tertulis

mengenai suatu masalah yang akan diteliti. Perolehan data angket disebarkan oleh

responden yang berhubungan dengan penelitian. (Narbuko kholid, 2007:77). Angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana alternatif
jawaban telah disediakan dan responden hanya memilih jawaban tersebut. Angket

tertutup digunakan dalam penelitian ini karena pertanyaan tertutup lebih mudah untuk

ditabulasikan. Dalam kuesioner ini terdapat dua bagian, yaitu :

Bagian I : Mengenai data responden yaitu nama, jenis kelamin, usia, Alamat,

pekerjaan, penghasilan dan frekuensi membeli.

Bagian II : Mengenai daftar pertanyaan yang akan di isi oleh responden.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, file pihak Management, dan sebagainya (nur

indrianto dan bambang, 1999).

c.Metode Wawancara

Metode wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan proses Tanya

jawab secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai. Keuntungan teknik

wawancara adalah peneliti mendapat informasi yang hanya diperoleh dengan

bertanya langsung (Narbuko kholid, 2007:77). Wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini dilakukan dengan pihak manajemen Siomay Kuah Bang Jobres untuk

memperoleh data mengenai gambaran umum tentang resto Siomay Kuah Bang

Jobres.

d. Metode Studi Kepustakaan

Metode kepustakaan (studi literatur) dilakukan dengan mencari data dan informasi

yang terkait dengan penelitian melalui buku, jurnal dan sumber lain di

perpustakaan.
13. Jenis Data yang Dipakai

B. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data

primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari jawaban responden melalui

kuesioner yang diberikan kepada konsumen Siomay Kuah Bang Jobres.

C. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Dalam penelitian ini,

pengumpulan data sekunder diambil dari data pihak manajemen yaitu Data

pengunjung Resto Siomay Kuah Bang Jobres selama dua minggu. Sedangkan

referensi mengambil dari telaah dokumen, literatur, jurnal penelitian, dan internet.

14. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi atas alasan konsumen melakukan keputusan pembelian dan

kepuasan konsumen dalam mengonsumsi produk di resto Bang Jobres yang terletak

di Jl. Kaliurang km 8,2 dan HOS Cokroaminoto Yogyakarta.

15. Indikator Penelitian

Sebagai dasar pengembangan alat pengumpul dan pengembangan teknik analisis

data, perlu dirumuskan definisi, indikator dan pengukuran setiap variable yang akan

diamati sebagai berikut:


1. Mitra tani merupakan petani kedelai edamame yang bermitra dengan

perusahaandan terikat kontrak kerjasama. Masing-masing petani yang bermitra

terbedakan atas karakteristiknya yaitu umur, pendidikan, penguasaan lahan

(status kepemilikan dan luas penguasaan lahan), pengalaman berusahatani,

jarak dan tenaga kerja dalam keluarga.

2. Pola kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil menengah atau usaha besar

dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan

saling menguntungkan. Sistem kemitraan meliputi latar belakang, kontrak

kerjasama, bimbingan teknis, modal sarana produksi, kewajiban perusahaan dan

petani, struktur organisasi divisi kemitraan, bimbingan teknis tenaga penyuluh,

harga beli kedelai edamame dan waktu pembayaran, standar kedelai edamame,

panen dan distribusi.

3. Kelayakan usaha adalah suatu ukuran yang dijadikan dasar pertimbangan

keputusan apakah usahatani kedelai edamame layak untuk diusahaakan, dilihat

dari R/C ratiodan profit margin.

a. R/C ratio(Revenue Cost Ratio) perbandingan antara penerimaan dengan

total biaya.

b. Penerimaan adalah perkalian antara jumlah output dengan harga jual output

yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

c. Output adalah hasil produksi berupa polong kedelai edamame yang

dinyatakan dalam satuan kilogram.


d. Harga output adalah nilai beli output berupa polong kedelai edamame yang

dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram.

e. Profit margin adalah perbandingan antara keuntungan dengan total biaya.

f. Pendapatan adalah selisih total penerimaan dengan total biaya eksplisit yang

dinyatakan dalam satuan rupiah.

g. Keuntungan adalah selisih total penerimaan dengan total biaya yang

dinyatakan dalam satuan rupiah.

h. Biaya adalah semua pengeluaran dalam satu kali periode musim tanam yang

dinyatakan dalam satuan rupiah yang dibedakan atas biaya eksplisit dan

implisit.

i. Biaya eksplisit adalah biaya yang secaranyata dikeluarkan dalam proses

produksi diantaranya biaya sarana produksi, biaya penyusutan alat, biaya

sewa lahan, biaya tenaga kerja luar keluarga yang dinyatakan dalam satuan

rupiah.

j. Biaya implisit adalah biaya yang secara tidak nyata dikeluarkan dalam

proses produksi diantaranya biaya tenaga kerja dalam keluarga yang

dinyatakan dalam satuan rupiah.

4. Input usahatani kedelai edamame meliputi sarana produksi seperti benih, pupuk

pestisida, zat pengatur tumbuh (ZPT)) dan alat-alat pertanian.

a. Benih merupakan banyaknya bahan baku kedelai edamame yang

dibutuhkan dalam luasan lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan

kilogram.
b. Pupuk adalah banyaknya pupuk kimia yang dipakai dalam pemupukan yang

dinyatakan dalam satuan kilogram.

c. Pestisida dan ZPT merupakan pembasi hama penyakit tanaman serta

hormon perangsang pertumbuhan tanaman dan nutrisi yang digunakan

dalam usahatani kedelai edamame yang dinyatakan dalam satuan liter.

d. Alat-alat pertanian adalah jumlah peralatan yang digunakan dalam proses

produksi usahatani kedelai edamame yang dinyatakan dalam satuan unit.

5. Harga input merupakan nilai beli input yang dinyatakan dalam satuan rupiah

per satuan input.

6. Persepsipetani adalah cara pandang atau penilaian petani terhadap pola

kemitraan meliputi bimbingan teknis, harga sarana produksi, penetapan harga

beli perusahaan, jaminan pasar dan tingkat kepercayaan.

a. Bimbingan teknis adalah kesesuaian bimbingan teknis yang dilakukan

penyuluh dengan kebutuhan petani yang meliputi frekuensi, materi

penyuluhan, metode penyampaian materi, kaitan kerja atau kedatangan

penyuluh, dan manfaat.

i) Frekuensi merupakan tingkat keseringan penyuluh datang dalam

memberikan bimbingan kepada petani. Skoringfrekuensi penyuluh

dikelompokan berdasarkan (1) Sangat tidak sering, (2) Tidak sering/

satu kali per bulan, (3) Cukup sering/ dua kali per bulan, (4) Sering/

satu kali per minggu dan (5) Sangat sering/ dua kali per minggu.
ii) Materi penyuluhan merupakan suatu kejelasan materi yang disampaikan

oleh penyuluh. Skoring kejelasan materi dikelompokan berdasarkan (1)

Sangat tidak jelas, (2) Tidak jelas, (3) Cukup jelas, (4) Jelas dan (5)

Sangat jelas.

iii) Metode penyampaian materi merupakan kesesuaian cara yang dilakukan

oleh penyuluh dalam menyampaikan materi. Skoring kesesuaian metode

penyampaian materi dikelompokan berdasarkan (1) Sangat tidak sesuai,

(2) Tidak sesuai, (3) Cukup sesuai, (4) Sesuai dan (5) Sangat sesuai.

iv) Kaitan kerja atau kedatangan penyuluh merupakan situasi pada saat

penyuluh datang untuk memberikan bimbingan, apakah petani merasa

terganggu atau tidak atas kedatangannya. Skoring kaitan kerja penyuluh

dikelompokan berdasarkan (1) Sangat mengganggu, (2) mengganggu,

(3) Cukup mengganggu, (4) Tidak mengganggu dan (5) Sangat tidak

mengganggu.

v) Manfaat merupakan hasil yang didapatkan oleh petani setelah

mendapatkan penyuluhan dari penyuluh. Apakah dengan bimbingan

diberikan dapat menambah wawasan dan pengetahuan petani. Skoring

manfaat bimbingan penyuluh dikelompokan berdasarkan (1) Tidak

menambah, (2) Sedikit menambah, (3) Cukup menambah (4) Banyak

menambah dan (5) Sangat banyak menambah.

b. Harga sarana produksi merupakan harga beli sarana produksi yaitu benih

apakah tergolong (1) Sangat mahal/Sangat tidak sesuai, (2) Mahal/ Tidak
sesuai, (3) Cukup mahal/ Cukup sesuai, (4) Murah/ Sesuai dan (5) Sangat

murah/ Sangat Sesuai.

c. Penetapan harga beli perusahaan adalah harga beli output berupa polong

kedelai edamame yang telah disepakati yang meliputi keterlibatan dalam

penentuan harga dan kesesuaian harga yang telah disepakati.

i) Keterlibatan dalam penentuan harga merupakan keterlibatan petani

dalam menentukan harga beli produk oleh perusahaan. Skoring

keterlibatan dalam penentuan harga dikelompokan berdasarkan (1)

Tidak pernah terlibat, (2) Pernah terlibat, (3) Jarang terlibat, (4) Sering

terlibat dan (5) Selalu terlibat.

ii) Kesesuaian harga yang telah disepakati merupakan kesesuaian harga

yang telah disepakati antara petani dan perusahaan. Skoring kesesuaian

harga yang telah disepakati dikelompokan berdasarkan (1) Sangat tidak

sesuai, (2) Tidak sesuai, (3) Cukup sesuai (4) Sesuai dan (5) Sangat

sesuai.

d. Jaminan pasar ialah jaminan pembelian atau penampungan produk kedelai

edamame dari petani hingga sampai di perusahaan yang meliputi pembelian

semua produk dan kemudahan dalam penjualan.

i) Pembelian semua produk merupakan kesesuaian harapan petani

terhadap banyaknya produk yang dibeli oleh perusahaan. Skoring

pembelian semua produk dikelompokan berdasarkan (1) Sangat tidak


sesuai, (2) Tidak sesuai, (3) Cukup sesuai, (4) Sesuai dan (5) Sangat

sesuai.

ii) Kemudahan dalam penjualan merupakan tingkat kesulitan petani dalam

menjual hasil panennya. Skoring kemudahan dalam penjualan produk

dikelompokan berdasarkan (1) Sangat sulit, (2) Sulit, (3) Cukup mudah,

(4) Mudah dan (5) Sangat mudah.

e. Tingkat kepercayaan merupakan rasa percaya yang dimliki petani terhadap

mitra usaha yang meliputi percaya terhadap penyuluh, sistem yang

dijalankan dan terhadap kewajiban perusahaan.

i) Percaya terhadap penyuluh merupakan rasa kepercayaan yang dimiliki

petani terhadap penyuluh dalam memberikan bimbingan teknis. Skoring

tingkat kepercayaan terhadap penyuluh dikelompokan berdasarkan (1)

Tidak percaya sama sekali, (2) Sebagian kecil percaya, (3) Setengah

percaya, (4) Sebagian besar percaya dan (5) Secara keseluruhan percaya.

ii) Percaya terhadap sistem yang dijalankan merupakan tingkat

kepercayaan terhadap unsur-unsur yang menjalankan sistem tersebut.

Skoring tingkat kepercayaan terhadap sistem yang dijalankan

dikelompokan berdasarkan (1) Sangat tidak percaya, (2) Tidak percaya,

(3) Cukup percaya, (4) Percaya dan (5) Sangat percaya.

iii) Percaya terhadap kewajiban perusahaan merupakan tingkat

kepercayaan petani terhadap perusahaan ditinjau dari hak dan kewajiban

perusahaan tersebut. Skoring tingkat kepercayaan terhadap perusahaan


dikelompokan berdasarkan (1) Sangat tidak percaya, (2) Tidak percaya,

(3) Cukup percaya, (4) Percaya dan (5) Sangat percaya.

16. Analisis Data

1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua

atau lebih variabel. Pada prinsipnya, prosedur korelasi bertujuan untuk mengetahui

dua hal pada hubungan antar dua variabel:

a. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang

signifikan.

b. Jika terbukti hubungan (korelasi) signifikan, kemudian dapat diketahui

bagaimana arah hubungan antara variabel dan seberapa kuat hubungan

tersebut. Menafsir angka korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Kriteria Korelasi

Angka korelasi Keterangan korelasi

00.00 s.d 0.25 Korelasi sangat lemah

>0.25 s.d 0.5 Korelasi cukup

>0.5 s.d 0.75 Korelasi kuat

>0.75 s.d 1 Korelasi sangat kuat

2. Analisis Regresi
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui hubungan linier antara

dua variabel atau lebih. Dimana satu variabel sebagai variabel dependen (terikat) dan

yang lainnya sebagai variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini variabel

bebas terdiri dari produk, harga dan tempat. Sedangkan yang menjadi variabel terikat

adalah keputusan pembelian ulang. Dengan persamaan yang digunakan adalah:

Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 e

Keterangan:

Y : Variabel Keputusan Pembelian

α : Konstanta

ß1 : Koefisien Regresi Produk

ß2 : Koefisien Regresi Harga

ß3 : Koefisien Regresi tempat

X1 : Variebel Produk

X2 : Variabel Harga

X2 : Variabel Harga

e : Variabel Gangguan

Anda mungkin juga menyukai