Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN CITRA MEREK SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA WARALABA FAST FOOD INTERNASIONAL

OLEH :
MEYDIANA SURYANINGTYAS
4.51.18.0.14

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Produk Terhadap


Keputusan Pembelian Dengan Citra Merek
Sebagai Variabel Intervening Pada Waralaba
Fast Food Internasional

2. Pelaksana
a. Nama : Meydiana Suryaningtyas
b. NIM : 4.51.18.0.14
c. Program Studi : D4-Manajemen Bisnis Internasional
d. Jurusan : Administrasi Bisnis
3. Pembimbing
a. Pembimbing I : Winarto, S.E., M.M.
b. Pembimbing II : Drs. Subandi, M.M.Par.
4. Waktu Pelaksanaan : Juni-Agustus 2022

Semarang, Juni 2022


Pelaksana

Meydiana Suryaningtyas
Nim 4.51.18.0.14

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Winarto, S.E., M.M. Drs. Subandi, M.M.Par.


NIP.196001061989101001 NIP. 196004151992031001
I. JUDUL
Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan
Pembelian Dengan Citra Merek Sebagai Variabel Intervening Pada Waralaba Fast
Food Internasional
II. LATAR BELAKANG
Usaha restoran dewasa ini menunjukan perkembangan yang relatif pesat.
Berbagai macam jenis makanan tradisional dari semua daerah di Indonesia memiliki
rasa dan daya tarik tersendiri bagi penggemarnya baik didalam negeri maupun diluar
negeri. Jenis kuliner asli Indonesia mendapatkan pesaing ketat dari industri kuliner
asal Amerika Serikat atau lebih sering dikenal dengan fast food atau makanan cepat
saji yang masuk ke Indonesia melalui sistem Franchising (waralaba). Menurut
Suarnoko dalam Slamet (2011) waralaba (Franchise) pada dasarnya adalah sebuah
perjanjian mengenai metode pendistribusian barang dan jasa kepada konsumen.
Dalam hal ini franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk melakukan
kegiatan pendistribusian barang dan jasa di bawah nama dan identitas franchisor
dalam wilayah tertentu, dimana usaha tersebut dijalankan sesuai dengan prosedur dan
cara yang ditetapkan franchisor dan franchisor memberikan bantuan (assistance)
terhadap franchise. Sebagai imbalannya francisee membayar sejumlah uang berupa
innitial fee dan royalti.

Bisnis fast food merupakkan usaha kuliner yang mengalami perkembangan


yang pesat di Indonesia, sebagai contohnya adalah jenis bisnis yang menawarkan
Pizza sebagai menu utamanya. Pizza merupakan salah satu makanan cepat saji yang
sangat popular di Indonesia bahkan di dunia. Saat ini restoran ada beberapa merek
restoran pizza yang beroperasi di Indonesia antara lain Pizza Hut, Dominos Pizza,
Papa Ron’s, Gian Pizza dan Pizza Bar. Dengan banyaknya brand pizza yang ada di
Indonesia maka hal ini menuntut perusahaan untuk selalu mempertahankan kualitas
dan citra mereknya agar pelanggan tidak berpindah ke pesaing karena semakin
banyaknya alternative produk akan memudahkan konsumen dalam memilih produk
sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu, tampilan dan citarasa produk harus
memiliki ciri khas agar konsumen dapat terus membeli produk tersebut.

Keputusan pembelian suatu produk khusunya produk makanan sangat


dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap kualitas produk sehingga perusahaan
terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya dan mempertahankan citra
merek yang telah dimiliki. Menurut Kotler & Amstrong (2008:75) kualitas produk
merupakan strategi yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Sehingga perusahaan
dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat dan akan lebih berhasil
dari perusahaan lain dalam jangka panjang (Oktavenia & Ardani, 2018). Menurut
Kotler yang dikutip dalam (A. G. Dewi, 2021) kualitas produk harus dimulai dari
kebutuhan pelanggan dan diakhiri dengan persepsi pelanggan. Artinya citra kualitas
produk yang baik tidak datang dari pemilik usaha atau produsennya melainkan berasal
dari persepsi konsumen yang didapat dari pengalamannya terhadap produk tersebut.
Menurut Tjiptono & Chandra (2013), kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan. Oleh karena itu,
semakin rendah kualitas produk, semakin kecil benefit yang didapatkan konsumen,
maka konsumen akan semakin enggan untuk membeli produk tersebut. Sebaliknya
semakin baik kualitas suatu produk maka semakin banyak pula manfaat (benefit) yang
diterima konsumen, sehingga konsumen akan memutuskan untuk membeli produk
tersebut.

Menurut Sihotang (2020) kualitas produk merupakan pemenuhan kebutuhan


dari penggunaan produk yang dapat meningkatkan kinerja produk. Kualitas produk
yang dimaksud merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh
perusahaan mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing, maka
dari itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produknya, dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

Menurut Kotler (2013) yang dikutip dalam Batubara (2020), variabel


kualitas produk yang ada pada suatu produk memberikan tingkat brand image
value yang sangat tinggi dalam diri pelanggan. Menurut Ginting (2011:99) yang
dikutip dalam Brilliany & Nomleni (2022) mendefinisikan merek adalah suatu nama,
istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi daripadanya untuk menandai produk atau
jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing.
Sedangkan pengertian brand image atau citra merek merupakan deskripsi dari
sebuah perusahaan sebagai pedoman kepercayaan dan keyakinan konsumen
terhadap merek tertentu (Tjiptono & Chandra, 2013:112).
Menurut Machfiroh (2018) citra merek mengacu pada skema memori akan
sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan,
penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan/atau karakteristik
pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah apa yang konsumen pikirkan
dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek. Artinya semakin bagus
presepsi konsumen terhadap merek, maka akan semakin tinggi kemungkinan untuk
melakukan keputusan pembelian pada merek tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh (Narottama & Moniaga, 2022) kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil serupa juga
dikemukakan oleh Oktavenia & Ardani (2018) bahwa kualitas produk juga
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh Nadiya & Wahyuningsih (2020) variabel kualitas
produk tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Amelisa et al., (2018) juga memaparkan bahwa
kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Selain kualitas produk citra merek juga dipengaruhi oleh kualitas layanan.
Pelayanan merupakan prilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Pelayanan yang baik meliputi pelayanan langsung dan tidak langsung. Pelayanan
langsung yaitu 3 berupa harga, kualittas produk, promosi dan lainnya. Sedangkan
pelayanan tidak langsung yaitu berupa kenyamanan pelanggan saat belanja,
kebersihan toko, kelayakan produk yang dijual, keamanan toko, serta fasilitas lain
yang dapat dirasakan oleh pelanggan namun tidak secara langsung diperlihatkan
kepada pelanggan (Azhari, 2017). Menurut Tjiptono (2014) dalam Patmala & Fatihah,
(2021) kualitas pelayanan berpusat kepada usaha untuk memenuhi keinginan ataupun
kebutuhan pelanggan dan ketepatan penyampaiannya guna memenuhi keinginan
pelanggan. Mengukur kualitas layanan dapat dilakukan dengan membandingkan
persepsi konsumen atas pelayanan yang mereka terima dengan pelayanan yang
diharapkan terhadap suatu perusahaan. Jika jasa pelayanan yang diterima konsumen
melampaui harapan konsumen, maka kualitas layanan dipersepsikan baik. Sebaliknya
jika jasa yang diterima tidak sesuai harapan atau ekspektasi, maka kualitas layanan
dipersepsikan buruk dan tidak adanya kepuasan konsumen (Boediono et al., 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Azhari (2017) variabel kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dominos Pizza Inc. adalah jaringan restoran pizza Amerika berskala
internasional yang didirikan pada tahun 1960 oleh Tom Monaghan dan James
Monaghan. Perusahaan ini berkantor pusat di Dominos Farms Office Park di Ann
Arbor, Michigan, Amerika Serikat (Wikipedia). Dominos Pizza dikenal sebagai “The
Pizza Delivery Experts” karena menyediakan jasa pesan antar dengan jaminan 30
menit sampai dan apabila melebihi dari waktu tersebut maka pelanggan akan
mendapatkan pizza gratis. Dominos Pizza mengalami pertumbuhan yang sangat
signifikan pada layanan carry out/take away. Hingga saat ini Dominos Pizza telah
membuka lebih dari 11.250 gerai di lebih dari dari 75 negara di seluruh dunia
(dominos.co.id).

Dominos Pizza memasuki pasar Indonesia pada tanggal 22 Agustus tahun


2008 di kawasan Pondok Indah yang hak waralabanya dipegang oleh PT Mitra Adi
Perkasa. Hingga tahun 2022 Dominos Pizza telah membuka lebih dari 120 store yang
tersebar di 8 kota besar seluruh Indonesia (dominos.co.id). Target pasar Dominos
Pizza adalah semua kalangan. Dominos Pizza mencitrakan diri sebagai restoran cepat
saji yang menyediakan layanan pesan antar dengan jaminan waktu. Namun Dominos
Pizza bukan merupakan satu-satunya restoran cepat saji yang menyajikan pizza
sebagai menu utamanya, sehingga Dominos Pizza dan pelaku usaha serupa berlomba-
lomba untuk menanamkan citra yang baik pada konsumen karena citra merek yang
positif akan menghasilkan keputusan pembelian oleh konsumen.

GAMBAR 1
Top Brand Index Kategori Restoran Pizza
Tahun 2021
Sumber: topbrandaward.com

Dominos Pizza memiliki persentase TBI (Top Brand Index) lebih rendah
dibandingkan dengan Pizza Hut yang sudah hadir lebih dulu di Indonesia. Pengukuran
TBI dilakukan dengan tiga parameter yaitu top of mind awareness (merek yang ada di
benak konsumen pertama kali), last used (merek yang terakhir digunakan), dan future
intention sampling (merek yang ingin digunakan untuk pemakaian selanjutnya. Dari
ketiga parameter tersebut membuktikan bahwa Dominos Pizza masih belum
membentuk citra merek yang kuat dibandingkan Pizza Hut sehingga mereknya masih
menjadi second of mind atau merek kedua yang ada di benak konsumen.
Selain persentase Top Brand Index, penelitian ini juga mengacu pada
pertumbuhan pendapatan Dominos Pizza secara global dalam kurun waktu lima tahun
terakhir yaitu periode tahun 2017-2021 yang akan disajikan dalam Tabel 1 dan Grafik
1 dibawah ini.

TABEL 1
Pertumbuhan Pendapatan Dominos Pizza
Periode 2017-2021
Pertumbuhan (dalam Juta Persentase
Tahun
US$) Pertumbuhan

2017 63,21 22,74%


2018 84,06 30,24%
2019 38,74 10,70%
2020 90,59 22,60%
2021 16,47 3,90%
Sumber: dominos.com

GRAFIK 1
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Dominos Pizza
Periode 2017-2021

Sumber: dominos.com

Pada tabel dan grafik diatas yang menunjukann jumlah pertumbuhan


pendapatan atau growth revenue Dominos Pizza periode 2017 s.d 2022 tersebut dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pertumbuhan pendapatan Dominos Pizza periode 2017 s.d 2021
mengalami fluktuasi dan cenderung menurun.
2. Persentase penurunan terbesar terjadi pada tahun 2019 yaitu turun sebesar
19,54%.
3. Persentase kenaikan tertinngi terjadi pada tahun 2020 yaitu mengalami
kenaikan sebesar 11.9%.
Berdasarkan research gap dan grafik revenue growth yang menurun pada
tahun 2021, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Citra Merek
Sebagai Variabel Intervening Pada Waralaba Fast Food Internasional”

III. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka
masalah dapat dirumuskan adalah bagaimana pemasaran media sosial dan kualitas
produk dapat meningkatkan keputusan pembelian pada restoran fastfood internasional
Dominos Pizza. Merujuk pada rumusan masalah dalam penelitian ini maka pertanyaan
penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap citra merek pada waralaba fast food
internasional Dominos Pizza?
2) Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada waralaba
fast food internasional Dominos Pizza ?
3) Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian pada waralaba fast
food internasional Dominos Pizza?
4) Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan citra
merek sebagai variabel intervening pada waralaba fast food internasional Dominos
Pizza?

IV. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN


4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk citra merek pada
waralaba
fast food internasional Dominos Pizza.
2) Mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian pada waralaba fast food internasional Dominos Pizza.
3) Mengetahui bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan
pembelian
pada waralaba fast food internasional Dominos Pizza.
4) Mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian dengan citra merek sebagai variabel intervening pada waralaba fast
food internasional Dominos Pizza.
4.2 Kontibusi Penelitian
Adapun penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memberi
konstribusi sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Penulis mampu menganalisis dan membuktikan teori-teori yang telah
dipelajari selama penelitian.
b. Bagi Politeknik Negeri Semarang
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan khususnya
bagi mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis dan menambah kajian ilmu
ekonomi khususnya dalam bidang pemasaran.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak fast food internasional khususnya Dominos Pizza sebagai bahan
pertimbangan dalam hal meningkatkan pemasaran media sosial dan  kualitas
produk agar tercapainya keputusan pembelian yang baik.

V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Variabel yang Diteliti
a) Kualitas Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
mendapatkan perhatian, kemahiran, penggunaan, atau konsumsi yang mungkin
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan (Kotler & Amstrong, 2008).
Menurut Tjiptono (2016) dalam (Pribadi, 2014) produk dapat diklasifikasikan
dari segi berwujud atau tidaknya ke dalam dua kelompok sebagai berikut:
a. Barang (Goods)
Merupakan hasil atau keluaran (output) berwujud fisik (tangible) dari
proses produksi, sehingga bias dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang,
disimpan, dipindahkan dan mendapat perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa (Service)
Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual.
Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk untuk
menjalankan fungsi yang dimiliki berkaitan dengan daya tarik, kehandalan,
dan juga atribut lainnya yang bernilai (Kotler & Amstrong, 2008). Tjiptono
& Chandra (2013) mengemukakan bahwa kualitas sebagai gambaran
langsung dari suatu produk seperti kinerja, keandalan, mudah dalam
penggunaan, estetika, dan sebagainya. Menurut Weenas (2013) dalam
Cahyaningtyas & Budiarti (2022) kualitas produk merupakan faktor penting
dalam pertimbangan konsumen ketika ingin membeli suatu produk
dengan memperhatikan kualitas produk yang diberikan itu baik dan
terpercaya sehingga produk akan teringat oleh konsumen. Perusahaan yang
dapat bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan
produk yang berkualitas. Pada dasanya kualitas produk merupakan aspek
penting agar konsumen merasa puas dalam pemenuhan kebutuhan maupun
keinginannya.
b) Kualitas Layanan

c) Citra Merek
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2016 merek adalah tanda
yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, dalam bentuk dua dimensi dan/atau tiga dimensi, suara,
hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Menurut Tjiptono (2011: 112) citra merek (brand image) merupakan
bentuk holistik untuk semua asosiasi merek yang berkaitan dengan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu. Citra dapat didasarkan pada kenyataan atau
fiksi tergantung presepsi yang terkait. Representasi dari keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu.
Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian Citra merek mengacu pada skema
memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut,
kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar
dan/atau karakteristik pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah
apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama
suatu merek.
Menurut Kertajaya (2006) yang dikutip dalam Dinan, (2018) ada
empat kategori asosiasi-asosiasi merek yang bisa dibentuk yaitu: brand as a
product, brand as an organization, brand as a person dan brand a symbol.
Melalui citra merek yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif
terhadap merek dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga
konsumen tidak akan ragu untuk membeli produk yang akan ditawarkan
perusahaan.
d) Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler & Amstrong, 2008) "purchase decision will be to buy
the most preferred brand, but two factors can come betwen the purchase
intention and the purchace decision” keputusan pembelian adalah membeli
merek yang palig disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat pembelian
dan keputusan pembelian. Sedangkan menurut Suharno (2010) dalam (Latif &
Hasbi, 2021) keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah
menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta
mengkonsumsinya.
Keputusan pembelian menjadi salah satu hal yang penting untuk
diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana
suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan perusahaan berikutnya.
Konsumen sangat bervariasi dalam hal demografis, psikografis, psikologis, dan
sebagainya, sehingga keputusan pembelian dalam penggunaan sebuah produk,
baik barang maupun jasa relatif bervariasi pula.
Menurut Kotler, (2016) tahap keputusan pembelian terdiri dari
beberapa tahap berikut ini:
1) Product Selection, konsumen mengambil keputsan untuk membeli
sebiah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain.
Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada
orang-orang yang berminat membeli produknya.
2) Brand Selection, konsumen harus mengambil keputusan tentang merek
yang mana akan dibeli. Setiap merek mempunyai perbedaan sendiri
dan dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen
memilih sebuah merek.
3) Purchase Channel Selection, konsumen harus mengambil keputusan
tentang penyalur, hal ini disebabkan oleh factor lokasi yang dekat,
harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan
belanja, keluasan tempat, dan lain sebagainya.
4) Time of Purchase, keputusan konsumen dalam waktu pembelian bias
berbeda-beda, misalnya ada yang membeli setiap hari, seminggu sekali,
dua minggu sekali, bahkan satu bulan sekali tergantung kebutuhannya.
5) Payment method, konsumen harus mengambil keputusan tentang
metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai
atau dengan cicilan. Dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui
keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

5.2 Hubungan antar Variabel


a) Hubungan Kualitas Produk Terhadap Citra Merek
Menurut (Kotler, 2016), variabel kualitas produk yang ada pada
suatu produk memberikan tingkat brandimage value yang sangat tinggi
dalam diri pelanggan. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.
Tingkat nilai citra merek yang tinggi oleh konsumen juga akan
memberikan manfaat bagi pihak perusahaan. Manfaat yang muncul adalah
hasil positif yang diberikan konsumen terhadap apa yang telah konsumen
rasakan setelah melakukan pembelian.
b) Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Tjiptono (2016) menyatakan bahwa kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta
atribut bernilai lainnya. Keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Oleh
karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan
suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian
masalah dengan tindak lanjut yang nyataKualitas produk
menggambarkan produk tersebut dapat memberikan sesuatu yang
dapat memuaskan konsumen. Kualitas produk merupakan hal penting
yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin yang dihasilkan
dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keininan
konsumen. Jika pelanggan sudah tidak mempercayai kualitas suatu produk,
maka mereka akan menghentikan pembeliannya dengan perusahaan yang
memiliki produk yang sejenis. Upaya yang dilakukan untuk mencapai
mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak akan ada artinya jika
pelanggan tidak merasa puas dengan kualitas produk. Dari sini dapat
dilihat bahwa kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen.
c) Hubungan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler, (2016) konsep merek dalam dunia bisnis telah
berkembang dan menjadi perhatian para pemasar. Citra merek adalah
seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu merek. Citra yang baik dari suatu organisasi atau perusahaan
akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan sebaliknya citra
yang jelek akan merugikan organisasi atau perusahaan tersebut.
Konsumen yang memiliki persepsi yang baik terhadap suatu merek, akan
lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Selain itu citra merek
yang dikenal dengan baik diharapkan akan mampu menarik perhatian
yang besar sehingga dapat menjadikan konsumen untuk membelinya.
d) Hubungan Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian
Menurut Kotler & Keller, (2012) kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta
atribut bernilai lainnya. Upaya yang dilakukan untuk mencapai mutu dan
memberikan pelayanan yang unggul tidak akan ada artinya jika
pelanggan tidak merasa puas dengan kualitas produk. Dari sini dapat
dilihat bahwa kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen. Citra merek mengacu pada
skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen
atas atribut,kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik
pemasardan/atau karakteristik pembuat dari produk/merek tersebut. Citra
merek adalahapa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar
atau melihat namasuatu merek. Citra yang baik dari suatu organisasi akan
mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan citra yang jelek
akan merugikan organisasi. Konsumen yang memiliki persepsi yang baik
terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan
pembelian. Selain itu citra merek yang dikenal dengan baik diharapkan
akan mampu menarik perhatian yang besar sehingga dapat menjadikan
konsumen untuk membelinya.
VI. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai sumber referensi dan acuan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2
Daftar Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


1. (Narottama & Pengaruh Social Media X1: Social Media Penelitian ini
Moniaga, 2022) Marketing, Harga, Dan Marketing, menggunakan metode
Kualitas Produk Terhadap X2: Harga, regresi linier berganda
Keputusan Pembelian X3: Kualitas dengan menggunakan
Produk Uniqlo Produk, rumus Slovin untuk
Y: Keputusan menentukan jumlah
Pembelian sampel. Variabel Dimensi
Social Media Marketing
(X1) terbukti berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
dengan nilai koefisien
regresi 0,493 dan nilai
thitung 15,849 > dari t
tabel 1,966 dan taraf
signifikan sig. 0,00 ≤ 0,05.
Variabel Dimensi Harga
(X2) terbukti berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian (Y) dengan
nilai koefisien regresi
0,597 dan nilai thitung
17,342 > t tabel 1,966 dan
taraf signifikan sig. 0,00 ≤
0,05. Variabel Dimensi
Kualitas Produk (X3)
terbukti berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian (Y) dengan
nilai koefisien regresi
0,597 dan nilai thitung
17,342 > t tabel 1,966 dan
taraf signifikan sig. 0,00 ≤
0,05.
2. Nadiya & Pengaruh Kualitas Produk, X1: Kualitas Penelitian ini
Wahyuningsih, Harga dan Citra Merek Produk, menggunakan regresi linier
(2020) Terhadap Keputusan X2: Harga, berganda dengan teknik
Pembelian Fashion X3: Citra Merek, pengambilan sampel
3second Di Marketplace Y: Keputusan menggunakan non
(Studi Pada Mahasiswa Pembelian probability sampling. Hasil
Pengguna Fashion 3second penelitian menunjukkan
Di Kota Semarang) bahwa Kualitas Produk
(X1) tidak berpengaruh
dan tidak signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian dengan nilai
thitung 0,125>ttabel
1,65882 dengan tingkat
signifikansi 0,901. Harga
(X2) berpengaruh dan
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
dengan nilai thitung 2,652
>ttabel 1,65882 dengan
tingkat signifikansi 0,009
dan Citra Merek (X3)
berpengaruh dan signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian dengan nilai
thitung 2,113 <ttabel
1,65882 dengan tingkat
signifikansi 0,037.
3. (Amelisa et al., Analisis Pengaruh X1: Kualitas Teknik analisis data yang
2018) Kualitas Produk Dan Harga Produk, digunakan adalah regresi
Terhadap X2: Harga, linear berganda dengan
Keputusan Pembelian Gula Y: Keputusan teknik pengambilan sampel
Tebu Pembelian purposive sampling.
(Studi Kasus Variabel kualitas produk
Koperasi Serba Usaha (X1)
Kabupaten Solok) tidak berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
konsumen dengan nilai
thitung < ttabel (-1,600 <
1,660) dan nilai signifikan
0,113 > 0,05. Variabel
harga (X2) yang
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian
konsumen dengan nilai
thitung > t tabel (9,081 >
1,660) dengan nilai
signifikan 0,000 < 0,05.
4. Wibisono, (2019) Pengaruh Kualitas Produk, X1: Kualitas Penelitian ini
Harga, Dan Kepuasan Produk, menggunakan teknik
Konsumen Terhadap X2: Harga, analisis regresi linier
Keputusan Pembelian X3: Kepuasan berganda dengan
Konsumen UD. Rizky Konsumen, menggunakan teknik
Barokah Di Balongbendo Y:Keputusan sensus untuk menentukan
Pembelian jumlah sampel. Kualitas
produk(X1) berpengaruh
positif terhadap keputusan
pembelian dengan nilai
thitung > ttabel (5,622 >
1,67866) dan nilai
signifikansi sebesar 0,000
< 0,05. Harga (X2)
berpengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian, dengan nilai
thitung > t tabel (4,346 >
1,67866) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000
< 0,05. Kepuasan
konsumen (X3)
berpengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian, dengan nilai
thitung > t tabel (4,844 >
1,67866) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000
< 0,05.
5. (Miati, 2020) Pengaruh Citra Merek X: Citra Merek, Penelitian ini merupakan
(Brand Image) Terhadap Y:Keputusan penelitian deskriptif
Keputusan Pembelian Pembelian kuantitatif dengan jumlah
Kerudung Deenay (Studi sampel sebanyak 50 orang.
pada Konsumen Gea Pada penelitian ini citra
Fashion Banjar) merek memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
keputusan pembelian
dengan nilai signifikansi F
hitung 29,689 dengan
signifikansinya
0,000 dengan F tabel
(4,04) pada taraf
signifikansi nya 0,05 dan
taraf koefisien determinasi
( r²) atau R
square dipeoleh sebesar
0,328, sehingga besarnya
pengaruh sebesar 38,2% ,
sedangkan sisanya sebesar
61,8 % dipengaruhi oleh
factor lain yang tidak
masuk dalam variable
penelitian ini.
5. Anjani & Siregar, Pengaruh Citra Merek Dan X1: Citra Merek, Metode yang dipakai pada
(2021) Kepercayaan Terhadap X2: Kepercayaan, riset ini adalah metode
Keputusan Pembelian Y: Keputusan kuantitatif dengan
Produk Multivitamin Pembelian pendekatan deskriptif dan
Enervon-C Pada Masa verifikatif dengan sampel
Pandemi Covid-19 100 responden yang
diperoleh dengan
teknik Proportionate
Stratified Random
Sampling. Covid-19.
Bersumber pada hasil uji
korelasi penelitian ini citra
merek (X1) dan
kepercayaan (X2) dengan
nilai thitung >ttabel
(7,623>1,661). Maka, Citra
Merek (X1) dan
Kepercayaan (X2)
berkorelasi secara
signifikan. Pengaruh citra
merek secara parsial
terhadap keputusan
pembelian (Y) dengan nilai
sih.(0,000) < (0,1) dan
thitung >ttabel
(5.237>1,661) maka citra
merek (X1) secara parsial
berpengaruh positif
signifikan terhadap
keputusan pembelian
6. Indrianto, (2021) The Influence Of Brand X1: Citra Merek, Teknik analisis yang
Image , Product Quality , X2: Kualitas dipilih yaitu analisis
And Price On Purchase Produk, X3: regresi linier berganda
Decision Of On Ades Harga, dengan teknik sampling
Bottled Drinking Water Y:Keputusan Accidental sampling. Dan
Consumers In Yogyakarta Pembelian hasilnya menunjukkan
bahwa 3 variabel
independen yang dipilih
(Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Harga)
secara simultan
berpengaruh dan signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian dengan
signifikansi 0.000 < 0.005.
Dan nilai R Square yang
didapatkan dalam
penelitian ini adalah 0.627,
artinya 62.7% Keputusan
Pembelian dapat dijelaskan
oleh citra merek, kualitas
produk dan harga serta
sisanya disebabkan oleh
variabel lain yang tidak di
teliti. Kemudian untuk
hasil penelitian secara
parsial, variabel
independen yang terdiri
dari Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Harga bernilai
positif dan signifikan.

VII. METODE PENELITIAN


6.1 Populasi dan Sampel Penelitian
6.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017:136)Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang mengonsumsi


produk Dominos Pizza yang tidak diketahui jumlah pastinya. Oleh karena
itu di bawah ini akan dijelaskan mengenai penentuan jumlah sampel dan
penarikan sampel dalam penelitian ini.

6.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu Sugiyono (2017:137).

Dalam penelitian multivariate besarnya sampel ditentukan sebanyak 25


kali dari variabel independent (Ferdinand, 2014:173). Sehingga jumlah
sampel pada penelitian ini dihitung sebanyak 25 × 2 variabel independent
sehinnga diperoleh jumlah sampel sebanyak 50 sampel.
6.1.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono,
2017:139). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
Non Probability Sampling dimana teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
anggota yang dijadikan atau dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011)
Sampel pada penelitian ini ditujukan kepada konsumen Dominos Pizza
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Berusia minimal 17 tahun dengan pertimbangan usia minimal 17 tahun
sudah memiliki pemahaman sehingga mampu mengisi dan memahami
kuisioner dengan baik.
b. Pernah mlakukan pembelian produk Dominos Pizza minimal satu kali.
6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab
pertanyaannya (Sugiyono, 2011). Data yang diperoleh adalah presepsi dari
setiap konsumen yang pernah melakukan pembelian produk Dominos Pizza.
b. Studi Pustaka
Menurut (Sugiyono, 2011)studi kepustakaan merupakan kajian teoritis,
referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan buku, jurnal, laporan, dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan social media marketing, kualitas produk, dan keputusan
pembelian.
6.3 Data Penelitian
6.3.1 Data Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang menunjukkan kualitas, bentuk angka
non parametric (ordinal dan nominal). Data kualitatif memiliki ciri
terdiri dari dua atau lebih atribut, tidak mempunyai rangking atau
peringkat (Ahyar et al., 2020).
Data kualitatif dari penelitian ini adalah visi misi perusahaan Dominos
Pizza, sejarah perusahaan, dan data lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang menunjukkan kuantitas, bentuk angka
absolute (parametric) sehingga dapat ditentukan besarannya (Ahyar et
al., 2020)
Data kuantitatif penelitian ini adalah data jumlah responden serta
jawaban responden hasil dari penyebaran kuesioner.

6.3.2 Data Menurut Sumbernya


Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Data Primer
Data primer dalam suatu penelitian diperoleh langsung dari sumbernya
dengan melakukan pengukuran, menghitung sendiri dalam bentuk
angket, observasi, wawancara dan lain-lain (Ahyar et al., 2020)
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner yang
disebarkan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari orang lain, kantor
yang berupa laporan, profil, buku pedoman atau pustaka.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sejarah visi misi Dominos
Pizza, sejarah perusahaan, laporan keuangan, serta data-data yang
diperoleh dari hasil studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini.
6.4 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan alat pengukur data atau dengan kata lain jenis
pertanyaan apa yang digunakan untuk menghasilkan data. Terdapat jenis
pertanyaan atau skala yang dapat digunakan untuk data
nominal/ordinal/interval/rasio (Darwin et al., 2021)

Metode skala pengukuran yang digunakan untuk menghimpun data dalam


penelitian ini adalah melalui kuesioner, jawaban-jawaban responden diukur
dengan pengukuran data interval. Skala interval adalah skala pengukuran
kuantitatif di mana ada keteraturan, perbedaan antara dua variabel bermakna dan
sama, dan kehadiran nol bersifat arbitrer. Ini mengukur variabel yang ada di
sepanjang skala umum pada interval yang sama. Ukuran yang digunakan untuk
menghitung jarak antar variabel sangat andal. Skala tersebut digambarkan sebagai
berikut:

Sangat tidak Sangat


setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 setuju

(Ferdinand, 2014:207)
6.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
6.5.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesumpulannya.
Macam variabel dalam penelitian ini dibedakan sebagai berikut:
a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen, merupakan variabel yang mendahului dan
mempengaruhi variabel dependen (Darwin et al., 2021).
Variabel independen atau variable bebas dalam penelitian ini
diantaranya adalah kualitas produk.
b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel Dependen merupakan variabel yang bergantung atau
konsekuensi dari yang lain (Darwin et al., 2021). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah keputusan pembelian pada
produk Dominos Pizza.
c. Variabel Intervening
Variabel intervening menurut Sugiyono, (2017:39) merupakan
variabel penyela yang terletak antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak dapat secara langsung
mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel intervening adalah citra merek.
6.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,
instrumen serta sumber pengukuran berasal dari mana. Berikut merupakan
definisi operasional variabel dalam penelitian yang dinyatakan dalam tabel.

Tabel 4
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala


Operasional Pengukuran

Kualitas Kualitas produk Indikator product quality Interval


Produk adalah suatu bentuk menurut Marsum (2005)
barang atau jasa yang dikembangkan oleh
yang diukur dalam Sulistyaningrum, (2014)
ketingkatan standar adalah sebagai berikut:
mutu keandalan, 1. Flavour (rasa)
keistimewaan 2. Consistency
tambahan, kadar, (ketetapan)
rasa, serta fungsi 3. Texture/Farm/Shape
kinerja dari produk (susunan, bentuk,
tersebut yang dapat potongan)
memenuhi 4. Nutritional Content
ekspektasi (kandungan gizi)
pelanggan (Kotler 5. Visual Appeal (daya
& Keller, 2012) tarik tampilan)
6. Aromatic Appeal
(daya tarik aroma)
7. Temperature (suhu)

Citra Merek Citra merek adalah Menurut Keller (1993) Interval


persepsi dan yang dikutip dalam Randi
keyakinan yang (2016) citra merek
dipegang oleh memiliki citra Merek dapat
konsumen, seperti diukur dengan
yang tercermin menggunakan 3 dimensi
dalam asosiasi yang yaitu:
terjadi dalam 1. Strength of Brand
ingatan konsumen Association
(Kotler & Keller, (Kekuatan Asosiasi
2012) Merek) merupakan
gambaran tentang
bagaimana
informasi masuk
dalam ingatan
konsumen.
2. Favorability of
Brand Association
(Keunggulan
Asosiasi Merek)
merupakan
gambaran tentang
bagaimana atribut
dan manfaat yang
diberikan oleh
perusahaan, yang
dapat memuaskan
kebutuhan dan
keinginan
konsumen sehingga
menciptakan sikap
yang positif
terhadap merek
produk yang
dihasilkan oleh
perushaan.
3. Uniqueness of
Brand Association
(Keunikan Asosiasi
Merek) adalah
gambaran tentang
keunikan atau ciri
khas yang dimiliki
perusahaan
sehingga sulit ditiru
oleh para pesaing.
Keputusan Purchase Decision Menurut penelitian Interval
Pembelian adalah tahap Harwani & Fauziyah,
dimana pembeli (2020) indikator keputusan
telah menentukan pembelian adalah sebagai
pilihannya dan berikut:
melakukan a. Produk memenuhi
pembelian produk, kebutuhan
serta b. Produk sesuai
mengkonsumsinya keinginan
Suharno (2010) c. Sumber pribadi
dalam Latif & d. Sumber umum
Hasbi, (2021). e. Dipertimbangkan
O dibeli
f. Kepercayaan terhadap
produk
g. Memenuhi spesifikasi
konsumen
h. Realisasi pembelian
i. Kepuasan konsumen
j. Rekomendasi
konsumen

6.6 Kerangka Pemikiran Teoritis


Menurut Kuncoro (2018) dalam Ahyar et al., (2020) kerangka teori merupakan
suatu model yang menjelaskan keterkaitan hubungan antara rori di bidang tertentu
dengan berbagai faktor yang penting yang diidentifikasikan dalam suatu masalah
tertentu.
Kerangka Pemikiran Teoritis dalam penelitian ini, dapat dinyatakan sebagai
berikut:
GAMBAR
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Citra Merek

(Z)

Kualitas Produk Keputusan Pembelian

(X) (Y)

Berdasarkan kerangka tersebut dapat diihat bahwa variabel bebas dalam


penelitian ini adalah Pemasaran Kualitas Produk (X), variabel terikat adalah
keputusan pembelian, sedangkan variabel intervening adalah citra merek.

6.7 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah atau pertanyaan penelitian
yang akan dibuktikan kebenarannya melalui hasil analisis data (Ahyar et al.,
2020).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Hipotesis Nol (H0)
H01 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara kualitas
produk terhadap citra merek.
H02 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara kualitas
produk terhadap keputusan pembelian
H03 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara citra merek
dan keputusan pembelian.
H04 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk
melalui citra merek terhadap keputusan pembelian.
b. Hipotesis Alternatif
Ha1 : Terdapat pengaruh secara signifikan antara kualitas produk
terhadap citra merek.
Ha2 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara kualitas
produk terhadap keputusan pembelian.
Ha3 : Terdapat pengaruh secara signifikan antara citra merek
dan keputusan pembelian.
Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk
melalui citra merek terhadap keputusan pembelian.

6.8 Metode Analisis


6.8.1 Uji Instrument
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu
kuisioner tersebut valid (sahih) atau tidak valid. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan tersebut pada kuesioner dapat
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner (Ghozali,
2018:51)
Menurut Sugiyono (2017:121) instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya di ukur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuisioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil (Ghozali, 2018:45)
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang (D. A. N. N. Dewi, 2018)
6.8.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antatara variabel bebas
(Ghozali, 2018:107)
Menurut Ghozali (2018:107) Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R yang dihasilkan oleh sesuatu estimasi model empiris
sangat tinggi.
2. Mempuyai angka Tolerance diatas 0,1.
3. Mempunyai nilai VIF dibawah 10
2. Uji Heteroskedasitas
Menurut (Ghozali, 2018:137) uji heteroskedasitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang homosekdasitas atau tidak terjadi
heteroskedasitas.
Adanya heteroskedasitas dalam regresi dapat dilakukan dengan
beberapa caea, salah satunya adalah uji Glesjer. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedasitas (Ghozali,
2018:142-144)
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal, jika dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2018:161)

6.8.3 Analisis Jalur


Dikutip dari Ghozali, (2018:104) untuk menguji pengaruh variabel intervening
maka digunakan metode analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori.

Dalam penelitian ini akan menggunakan analisis jalur sebagai berikut:

1. Model Struktural Tahap 1: Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan


Pembelian

Persamaan struktur 1:
Z=pZX+e1
2. Model Struktural Tahap 2: Pengaruh Kualitas Produk melalui Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian.

Persamaan struktur 2:
Y=pYX+ pYZ+e2
Keterangan:
Z: Citra Merek
Y: Keputusan Pembelian
pZX: Hubungan Kualitas Produk terhadap Citra Merek
pYX: Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
pYZ: Hubungan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

6.8.4 Uji Signifikasi Paramater Individual (Uji t)


Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2018:98).
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik
kritis tabel, apabila nilai statistic t hasil perhitungan lebih tinggi maka variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,
2018:99)
6.8.5 Uji Signifikasi Keseleruhan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018:98).
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan signifikasi F hitung dengan F
tabel, jika F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel maka Ho ditolak
dan HA diterima (Ghozali, 2018:98)

6.8.6 Koefisien Determinasi


Menurut Ghozali (2018:97) koefisien determinasi pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol dan satu. Apabila nilai
koefisien determinasi dalam model regresi semakin kecil (mendekati nol)
berarti semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dipendennya.
Menurut (Ghozali, 2018:97), R2 adalah antara 0 hinggi 1, maka:
a. R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel amat terbatas.
b. R2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang diperlukan untuk menprediksi variasi
variabel dependen.
VIII. TABEL JADWAL PENELITIAN
Bulan
Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Skripsi
Pengajuan
Proposal
Skripsi
Pengambilan
Data dan
Observasi
Pengajuan
Bab I, II, III
Skripsi
Menganalisa
dan
Memproses
Data
Pengajuan
Bab V dan
VI Skripsi
Pegajuan
Draft Skripsi

IX. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan ini merupakan sajian ringkas serta urut-urutan dalam Skripsi
untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui pokok permasalahan Skripsi. Berikut
merupakan sistematika penulisan dalam penelitian ini:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kontribusi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi kajian pustaka dan penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian ini serta kerangka pemikiran teoritis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan, yaitu
populasi dan sampel, data penelitian, teknik sampling, metode pengumpulan
data, variabel penelitian dan definisi operasional, skala pengukuran serta
metode analisis yang digunakan.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Pada Bab ini dibahas mengenai gambaran obyek penelitian secara umum, yaitu
waralaba fast food internasional Dominos Pizza.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan dan membahas hasil analisis mengenai pengaruh
kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan variabel intervening
citra merek pada waralaba fast food internasional Dominos Pizza.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan untuk menguraikan jawaban
dari rumusan masalah serta saran yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, H., Maret, U. S., Andriani, H., Sukmana, D. J., & Mada, U. G. (2020). Buku Metode
Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).

Amelisa, L., Yonaldi, S., & Hesti, M. (2018). Analisis Pengaruh Kualitas produk Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Gula Tebu (Studi Kasus Koperasi Serba Usaha
Kabupaten Solok). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 7(3), 1–4.

Anjani, R. F., & Siregar, S. (2021). PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MULTIVITAMIN ENERVON-
C PADA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi
Dan Akuntansi), 5(3), 396–412.

Azhari, P. (2017). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen di


alfamart kota palangka raya. Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya.

Batubara, S. B. (2020). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian dengan


Brand Image Sebagai Variabel Intervening Pada PT Mega Sari Utama.

Boediono, M., Christian, S., & Immanuel, D. M. (2018). PENGARUH KUALITAS


PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN SEALANTWAX. PERFORMA: Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis,
3(April), 1–10.

Brilliany, E., & Nomleni, A. P. W. (2022). Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan
Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlett. Jurnal Riset
Manajemen Dan Akuntansi, 2(1).

Cahyaningtyas, C. A., & Budiarti, A. (2022). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Di
Mediasi Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Masker Camille di Shopee. Jurnal
Ilmu Dan Riset Manajemen, 11(7).

Darwin, M., Mamondol, M. R., Sormin, S. A., Nurhayati, Y., Tambunan, H., Sylvia, D.,
Adnyana, I. M. D. M., Prasetiyo, B., Vianitati, P., & Gebang, A. A. (2021). Metode
Penelitian pendekatan kuantitatif (Issue August).

Dewi, A. G. (2021). Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian dan


Dampaknya terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada Konsumen Sabana Desa
Waru Induk di Perumahan Grand Parung, Kabupaten Bogor) Anteng. Humanities,
Management and Science Proceeding, 1(2), 173–189.

Dewi, D. A. N. N. (2018). Modul Uji Validitas Dan Hormonal. Universits Diponegoro,


October.

Dinan. (2018). Peran Citra Merek dan Pengaruhnya Terhadap Ekuitas Merek Handpone
Samsung. Al – Ulum Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(April), 123–134.

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan


Skripsi Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. In Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.

Harwani, Y., & Fauziyah. (2020). Keputusan Pembelian Konsumen Gerai Makanan Cepat
Saji Ditinjau dari Kualitas Produk , Persepsi Harga dan Iklan Product Quality , Price
Perception and Advertising ). Jurnal Becoss (Business Economic, Communication, and
Social Sciences), 2(3), 285–291.

Indrianto, A. P. (2021). The influence of brand image , product quality , and price on
purchase decision of on ades bottled drinking water consumers in. KINERJA. Jurnal
Ekonomi Dan Manajemen, 18(2), 223–230.

Kotler, P. (2016). Markteing 4.0.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1. In Manajemen


Pemasaran (Vol. 7, p. 1835).

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management (p. 568).

Latif, L. L., & Hasbi, I. (2021). Pengaruh Customer Experience Dan Brand Image Terhadap
Purchase Decision. EProceedings of Management, 8(1), 209–241.
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/
download/14359/14143

Machfiroh, I. S. (2018). Keterkaitan citra merek dan harga terhadap keputusan pembelian
pada emak di Fried Chicken Pelaihari. Jurnal Humaniora Dan Teknologi, 4(1).

Miati, I. (2020). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian
Kerudung Deenay (Studi pada Konsumen Gea Fashion Banjar). Jurnal Abiwara, 1(2),
71–83.

Nadiya, F. H., & Wahyuningsih, S. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Fashion 3second Di Marketplace (Studi Pada
Mahasiswa Pengguna Fashion 3second Di Kota Semarang). Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 5(2), 1–20.

Narottama, N., & Moniaga, N. E. P. (2022). Pengaruh social media marketing terhadap
keputusan pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8(2), 190–199.

Oktavenia, K. A. R., & Ardani, I. G. A. K. S. (2018). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap


Keputusan Pembelian Handphone Nokia Dengan Citra Merek Sebagai Pemediasi. E-
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(3), 1374.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p08

Patmala, H. S., & Fatihah, D. C. (2021). JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA ( Manajemen ,
Ekonomi , dan Akuntansi ). Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi Dan Akuntansi),
5(3), 1154–1170.

Pribadi, D. (2014). Pengaruh Product Quality, Service Quality, Image Terhadap Loyalti
Melalui Satisfaction Pada Restoran Sunda Jakarta. Jurnal Pemasaran Dan Jasa, 7.

prof. dr. sugiyono. (2011). prof. dr. sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan
r&d. intro ( PDFDrive ).pdf. In Bandung Alf (p. 143).

Randi. (2016). PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PADA


MAKANAN FAST FOOD AYAM GORENG (STUDI PADA KONSUMEN TEXAS
CHICKEN PEKANBARU). JOM Fisip, 3(2), 1–9.

Sihotang, R. A. (2020). Pengaruh Media Sosial, Kualitas Produk dan Kesadaran Merek
(Brand Awareness) Terhadap Minat Beli Produk Brand Makeover Pada Pengunjung
CSihotang, R. A. (2020). Pengaruh Media Sosial, Kualitas Produk dan Kesadaran
Merek (Brand Awareness) Terhadap Minat Bel. Universitas Sumatera Utara.

Slamet, R. S. (2011). Waralaba (Franchise) Di Indonesia. Lex Jurnalica, 8(2), 127.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,


dan R&D.
Sulistyaningrum, U. (2014). Pengaruh Kualitas Produk dan Layanan Terhadap Kepuasan
Konsumen di Restoran Koki Tappanyaki Express. In Universitas Negeri Yogyakarta
(Vol. 1, Issue hal 140). http://www.springer.com/series/15440%0Apapers://ae99785b-
2213-416d-aa7e-3a12880cc9b9/Paper/p18311

Tjiptono, F., & Chandra, G. (2013). Pemasaran Strategik.

Wibisono, E. S. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Kepuasan Konsumen


Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen UD. Rizky Barokah Di Balongbendo.
Universitas Bhayangkara Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai