OLEH :
MEYDIANA SURYANINGTYAS
4.51.18.0.14
2. Pelaksana
a. Nama : Meydiana Suryaningtyas
b. NIM : 4.51.18.0.14
c. Program Studi : D4-Manajemen Bisnis Internasional
d. Jurusan : Administrasi Bisnis
3. Pembimbing
a. Pembimbing I : Winarto, S.E., M.M.
b. Pembimbing II : Drs. Subandi, M.M.Par.
4. Waktu Pelaksanaan : Juni-Agustus 2022
Meydiana Suryaningtyas
Nim 4.51.18.0.14
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Selain kualitas produk citra merek juga dipengaruhi oleh kualitas layanan.
Pelayanan merupakan prilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Pelayanan yang baik meliputi pelayanan langsung dan tidak langsung. Pelayanan
langsung yaitu 3 berupa harga, kualittas produk, promosi dan lainnya. Sedangkan
pelayanan tidak langsung yaitu berupa kenyamanan pelanggan saat belanja,
kebersihan toko, kelayakan produk yang dijual, keamanan toko, serta fasilitas lain
yang dapat dirasakan oleh pelanggan namun tidak secara langsung diperlihatkan
kepada pelanggan (Azhari, 2017). Menurut Tjiptono (2014) dalam Patmala & Fatihah,
(2021) kualitas pelayanan berpusat kepada usaha untuk memenuhi keinginan ataupun
kebutuhan pelanggan dan ketepatan penyampaiannya guna memenuhi keinginan
pelanggan. Mengukur kualitas layanan dapat dilakukan dengan membandingkan
persepsi konsumen atas pelayanan yang mereka terima dengan pelayanan yang
diharapkan terhadap suatu perusahaan. Jika jasa pelayanan yang diterima konsumen
melampaui harapan konsumen, maka kualitas layanan dipersepsikan baik. Sebaliknya
jika jasa yang diterima tidak sesuai harapan atau ekspektasi, maka kualitas layanan
dipersepsikan buruk dan tidak adanya kepuasan konsumen (Boediono et al., 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Azhari (2017) variabel kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dominos Pizza Inc. adalah jaringan restoran pizza Amerika berskala
internasional yang didirikan pada tahun 1960 oleh Tom Monaghan dan James
Monaghan. Perusahaan ini berkantor pusat di Dominos Farms Office Park di Ann
Arbor, Michigan, Amerika Serikat (Wikipedia). Dominos Pizza dikenal sebagai “The
Pizza Delivery Experts” karena menyediakan jasa pesan antar dengan jaminan 30
menit sampai dan apabila melebihi dari waktu tersebut maka pelanggan akan
mendapatkan pizza gratis. Dominos Pizza mengalami pertumbuhan yang sangat
signifikan pada layanan carry out/take away. Hingga saat ini Dominos Pizza telah
membuka lebih dari 11.250 gerai di lebih dari dari 75 negara di seluruh dunia
(dominos.co.id).
GAMBAR 1
Top Brand Index Kategori Restoran Pizza
Tahun 2021
Sumber: topbrandaward.com
Dominos Pizza memiliki persentase TBI (Top Brand Index) lebih rendah
dibandingkan dengan Pizza Hut yang sudah hadir lebih dulu di Indonesia. Pengukuran
TBI dilakukan dengan tiga parameter yaitu top of mind awareness (merek yang ada di
benak konsumen pertama kali), last used (merek yang terakhir digunakan), dan future
intention sampling (merek yang ingin digunakan untuk pemakaian selanjutnya. Dari
ketiga parameter tersebut membuktikan bahwa Dominos Pizza masih belum
membentuk citra merek yang kuat dibandingkan Pizza Hut sehingga mereknya masih
menjadi second of mind atau merek kedua yang ada di benak konsumen.
Selain persentase Top Brand Index, penelitian ini juga mengacu pada
pertumbuhan pendapatan Dominos Pizza secara global dalam kurun waktu lima tahun
terakhir yaitu periode tahun 2017-2021 yang akan disajikan dalam Tabel 1 dan Grafik
1 dibawah ini.
TABEL 1
Pertumbuhan Pendapatan Dominos Pizza
Periode 2017-2021
Pertumbuhan (dalam Juta Persentase
Tahun
US$) Pertumbuhan
GRAFIK 1
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Dominos Pizza
Periode 2017-2021
Sumber: dominos.com
V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Variabel yang Diteliti
a) Kualitas Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
mendapatkan perhatian, kemahiran, penggunaan, atau konsumsi yang mungkin
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan (Kotler & Amstrong, 2008).
Menurut Tjiptono (2016) dalam (Pribadi, 2014) produk dapat diklasifikasikan
dari segi berwujud atau tidaknya ke dalam dua kelompok sebagai berikut:
a. Barang (Goods)
Merupakan hasil atau keluaran (output) berwujud fisik (tangible) dari
proses produksi, sehingga bias dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang,
disimpan, dipindahkan dan mendapat perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa (Service)
Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual.
Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk untuk
menjalankan fungsi yang dimiliki berkaitan dengan daya tarik, kehandalan,
dan juga atribut lainnya yang bernilai (Kotler & Amstrong, 2008). Tjiptono
& Chandra (2013) mengemukakan bahwa kualitas sebagai gambaran
langsung dari suatu produk seperti kinerja, keandalan, mudah dalam
penggunaan, estetika, dan sebagainya. Menurut Weenas (2013) dalam
Cahyaningtyas & Budiarti (2022) kualitas produk merupakan faktor penting
dalam pertimbangan konsumen ketika ingin membeli suatu produk
dengan memperhatikan kualitas produk yang diberikan itu baik dan
terpercaya sehingga produk akan teringat oleh konsumen. Perusahaan yang
dapat bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan
produk yang berkualitas. Pada dasanya kualitas produk merupakan aspek
penting agar konsumen merasa puas dalam pemenuhan kebutuhan maupun
keinginannya.
b) Kualitas Layanan
c) Citra Merek
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2016 merek adalah tanda
yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, dalam bentuk dua dimensi dan/atau tiga dimensi, suara,
hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Menurut Tjiptono (2011: 112) citra merek (brand image) merupakan
bentuk holistik untuk semua asosiasi merek yang berkaitan dengan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu. Citra dapat didasarkan pada kenyataan atau
fiksi tergantung presepsi yang terkait. Representasi dari keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu.
Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian Citra merek mengacu pada skema
memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut,
kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar
dan/atau karakteristik pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah
apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama
suatu merek.
Menurut Kertajaya (2006) yang dikutip dalam Dinan, (2018) ada
empat kategori asosiasi-asosiasi merek yang bisa dibentuk yaitu: brand as a
product, brand as an organization, brand as a person dan brand a symbol.
Melalui citra merek yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif
terhadap merek dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga
konsumen tidak akan ragu untuk membeli produk yang akan ditawarkan
perusahaan.
d) Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler & Amstrong, 2008) "purchase decision will be to buy
the most preferred brand, but two factors can come betwen the purchase
intention and the purchace decision” keputusan pembelian adalah membeli
merek yang palig disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat pembelian
dan keputusan pembelian. Sedangkan menurut Suharno (2010) dalam (Latif &
Hasbi, 2021) keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah
menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta
mengkonsumsinya.
Keputusan pembelian menjadi salah satu hal yang penting untuk
diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana
suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan perusahaan berikutnya.
Konsumen sangat bervariasi dalam hal demografis, psikografis, psikologis, dan
sebagainya, sehingga keputusan pembelian dalam penggunaan sebuah produk,
baik barang maupun jasa relatif bervariasi pula.
Menurut Kotler, (2016) tahap keputusan pembelian terdiri dari
beberapa tahap berikut ini:
1) Product Selection, konsumen mengambil keputsan untuk membeli
sebiah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain.
Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada
orang-orang yang berminat membeli produknya.
2) Brand Selection, konsumen harus mengambil keputusan tentang merek
yang mana akan dibeli. Setiap merek mempunyai perbedaan sendiri
dan dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen
memilih sebuah merek.
3) Purchase Channel Selection, konsumen harus mengambil keputusan
tentang penyalur, hal ini disebabkan oleh factor lokasi yang dekat,
harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan
belanja, keluasan tempat, dan lain sebagainya.
4) Time of Purchase, keputusan konsumen dalam waktu pembelian bias
berbeda-beda, misalnya ada yang membeli setiap hari, seminggu sekali,
dua minggu sekali, bahkan satu bulan sekali tergantung kebutuhannya.
5) Payment method, konsumen harus mengambil keputusan tentang
metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai
atau dengan cicilan. Dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui
keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
Tabel 2
Daftar Penelitian Terdahulu
6.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu Sugiyono (2017:137).
(Ferdinand, 2014:207)
6.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
6.5.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesumpulannya.
Macam variabel dalam penelitian ini dibedakan sebagai berikut:
a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen, merupakan variabel yang mendahului dan
mempengaruhi variabel dependen (Darwin et al., 2021).
Variabel independen atau variable bebas dalam penelitian ini
diantaranya adalah kualitas produk.
b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel Dependen merupakan variabel yang bergantung atau
konsekuensi dari yang lain (Darwin et al., 2021). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah keputusan pembelian pada
produk Dominos Pizza.
c. Variabel Intervening
Variabel intervening menurut Sugiyono, (2017:39) merupakan
variabel penyela yang terletak antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak dapat secara langsung
mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel intervening adalah citra merek.
6.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,
instrumen serta sumber pengukuran berasal dari mana. Berikut merupakan
definisi operasional variabel dalam penelitian yang dinyatakan dalam tabel.
Tabel 4
Definisi Operasional Variabel
Citra Merek
(Z)
(X) (Y)
Persamaan struktur 1:
Z=pZX+e1
2. Model Struktural Tahap 2: Pengaruh Kualitas Produk melalui Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian.
Persamaan struktur 2:
Y=pYX+ pYZ+e2
Keterangan:
Z: Citra Merek
Y: Keputusan Pembelian
pZX: Hubungan Kualitas Produk terhadap Citra Merek
pYX: Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
pYZ: Hubungan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian
Amelisa, L., Yonaldi, S., & Hesti, M. (2018). Analisis Pengaruh Kualitas produk Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Gula Tebu (Studi Kasus Koperasi Serba Usaha
Kabupaten Solok). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 7(3), 1–4.
Anjani, R. F., & Siregar, S. (2021). PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MULTIVITAMIN ENERVON-
C PADA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi
Dan Akuntansi), 5(3), 396–412.
Brilliany, E., & Nomleni, A. P. W. (2022). Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan
Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlett. Jurnal Riset
Manajemen Dan Akuntansi, 2(1).
Cahyaningtyas, C. A., & Budiarti, A. (2022). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Di
Mediasi Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Masker Camille di Shopee. Jurnal
Ilmu Dan Riset Manajemen, 11(7).
Darwin, M., Mamondol, M. R., Sormin, S. A., Nurhayati, Y., Tambunan, H., Sylvia, D.,
Adnyana, I. M. D. M., Prasetiyo, B., Vianitati, P., & Gebang, A. A. (2021). Metode
Penelitian pendekatan kuantitatif (Issue August).
Dinan. (2018). Peran Citra Merek dan Pengaruhnya Terhadap Ekuitas Merek Handpone
Samsung. Al – Ulum Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(April), 123–134.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Harwani, Y., & Fauziyah. (2020). Keputusan Pembelian Konsumen Gerai Makanan Cepat
Saji Ditinjau dari Kualitas Produk , Persepsi Harga dan Iklan Product Quality , Price
Perception and Advertising ). Jurnal Becoss (Business Economic, Communication, and
Social Sciences), 2(3), 285–291.
Indrianto, A. P. (2021). The influence of brand image , product quality , and price on
purchase decision of on ades bottled drinking water consumers in. KINERJA. Jurnal
Ekonomi Dan Manajemen, 18(2), 223–230.
Latif, L. L., & Hasbi, I. (2021). Pengaruh Customer Experience Dan Brand Image Terhadap
Purchase Decision. EProceedings of Management, 8(1), 209–241.
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/
download/14359/14143
Machfiroh, I. S. (2018). Keterkaitan citra merek dan harga terhadap keputusan pembelian
pada emak di Fried Chicken Pelaihari. Jurnal Humaniora Dan Teknologi, 4(1).
Miati, I. (2020). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian
Kerudung Deenay (Studi pada Konsumen Gea Fashion Banjar). Jurnal Abiwara, 1(2),
71–83.
Nadiya, F. H., & Wahyuningsih, S. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Fashion 3second Di Marketplace (Studi Pada
Mahasiswa Pengguna Fashion 3second Di Kota Semarang). Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 5(2), 1–20.
Narottama, N., & Moniaga, N. E. P. (2022). Pengaruh social media marketing terhadap
keputusan pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8(2), 190–199.
Patmala, H. S., & Fatihah, D. C. (2021). JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA ( Manajemen ,
Ekonomi , dan Akuntansi ). Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi Dan Akuntansi),
5(3), 1154–1170.
Pribadi, D. (2014). Pengaruh Product Quality, Service Quality, Image Terhadap Loyalti
Melalui Satisfaction Pada Restoran Sunda Jakarta. Jurnal Pemasaran Dan Jasa, 7.
prof. dr. sugiyono. (2011). prof. dr. sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan
r&d. intro ( PDFDrive ).pdf. In Bandung Alf (p. 143).
Sihotang, R. A. (2020). Pengaruh Media Sosial, Kualitas Produk dan Kesadaran Merek
(Brand Awareness) Terhadap Minat Beli Produk Brand Makeover Pada Pengunjung
CSihotang, R. A. (2020). Pengaruh Media Sosial, Kualitas Produk dan Kesadaran
Merek (Brand Awareness) Terhadap Minat Bel. Universitas Sumatera Utara.