Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK I “PENDEKATAN TEORI MODEL KEPERAWATAN ANAK”

Oleh

Nama : Nadila Madrianti

Nim: 201211673

Dosen Pengampu:

NS. VELGA YAZIA, M.KEP.

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang
melimpah sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah “Pendekatan Teori Model
Keperawatan Anak” dengan tepat waktu dan tanpa halangan apapun. Penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam
proses penyusunan makalah Keperawatan Anak I yang berjudul “Pendekatan Model
Keperawatan Anak” yang telah berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan makalah
Keperawatan Anak I Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
Keperawatan Anak I yang berjudul “Pendekatan Teori Model Keperawatan Anak” ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak agar pembuatan makalah Keperawatan Anak I ini
menjadi lebih baik dan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Padang, 5 July 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. ...............................................................i


DAFTAR ISI ..... ................................................................... .......................................................
ii

BAB I. .......................................................... ...................................................................


............. 1

Pendahuluan……………………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang ....................................


............................................................................. 1

B. B. Masalah Rumusan
........................................................................................................ 2

C. C. Tujuan ...... ...................................................................


.................................................2

D. D. Manfaat. ...................................................................
.....................................................2

BAB II
............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................................. ..............
3

A. Pengertian Keperawatan
Anak.......................................................................................... 3

B. Prinsip Keperawatan pada Anak ..............


....................................................................... 4

C. Paradigma Keperawatan pada Anak ...................................................


............................ 5

D. Macam-Macam Teori Model Keperawatan pada Anak


.................................................... 8

E. Pendekatan Teori Model Keperawatan pada Anak .


..........................................................8

F. Penerapan Pendekatan Teori Model Keperawatan pada Anak


........................................ 13

BAB III ..............................................................


........................................................................... PENUTUP
............................................................ .......................................................................20

A. Kesimpulan ........................................................
.............................................................20

B. Saran ................................................... ............................................................... ….......


21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......................................22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan merupakan suatu


bentuk

Pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.perkembangan


ilmu pengetahuan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,karena ilmu pengetahuan
merupakan ilmu terapan yang dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan yang dilakukan di Indonesia, kedepan diharapkan
perawat harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional
sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta bidang teknologi yang terus berkembang.di
sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah
melalui proses 2000 .

Profesi adalah profesi yang unik dan kompleks. dalam prakteknya, perawat harus
mengacu pada model konsep dan teori yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu
ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-
simbol yang nyata, sedangkan konsep 1000 merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model 2000 . Keperawatan anak merupakan keyakinan atau
pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan perawatan pada anak
yang berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma (perawatan atrumatik), dan
manajemen kasus. Dalam dunia anak, perawat perlu memahami, menginggat adanya
beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan tetapi karena anak bukan miniatur
orang dewasa sebagai individu yang unik (Hidayat, 2005). Sebagai perawat dalam
memberikan pelayanan 1000 anak, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam
berbagai bentuk pelayanan baik berupa pemberian maupun pemberian pelayanan
kesehatan pada anak dan perawatan berikutnya.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk suatu pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang 1fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang
dimaksud dengan 2000 adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
tentang 2000 Teori yang digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam 1000, dan model konsep yang digunakan dalam menentukan model yang
diterapkan. Dalam 2000 anak terdapat teori dan model yang dapat diterapkan sebagai
dasar.

B. Masalah Rumusan

1. Apa pengertian 2000an anak?

2. Apa saja prinsip wajib pada anak?

3. Bagaimana paradigma 1000 anak?

4. Apa saja pendekatan teori model yang ditawarkan pada anak menurut para
ahli?

5. Bagaimana pendekatan teori model yang ditawarkan pada anak menurut para
ahli?

6. Bagaimana penerapan teori model 1000 pada anak menurut para ahli?
C. Tujuan

1. Menguraikan pengertian 2000-an pada anak

2. Menguraikan prinsip-prinsip 2000-an pada anak

3. Menjabarkan paradigma 2000-an anak

4. Mendeskripsikan pendekatan-pendekatan pendekatan teori-teori 2000-an


menurut para ahli

5. Menguraikan pendekatan-pendekatan teori 2000-an menurut para ahli

6. Menjabarkan penerapan teori model yang digunakan pada anak menurut


para ahli

D. Manfaat

Pembuatan makalah Keperawatan Anak I yang berjudul “Pendekatan Teori Model


Keperawatan Anak” diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat
memahami berbagai pendekatan model pelatihan anak menurut para ahli dan
mampu mengetahui penerapan pendekatan model 2000-an anak dalam
memberikan asuhan dan pelayanan pada anak

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Anak

1. Pengertian Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler
(1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun).
Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak
yang berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan
yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik,
kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak
mungkin pertumbuhan fisik yang sama tetapi memiliki perbedaan dan pertumbuhannya.
Demikian juga halnya dengan perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan
yang tidak sama. Adakalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan
adakalanya perkembangan kognitif yang 2. Pengertian Keperawatan Anak yaitu suatu
praktek pemeliharaan yang lambat pada status kesehatan anak (bayi-remaja). Filosofi
Pengalaman Anak Merupakan Keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan pada anak yang meliputi : Perawatan berfokus pada perawatan.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengingat anak bagian dari
keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan dari keluarga, untuk itu
2000 anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta
tetap dalam kehidupan anak (Wong, Perry & Hockenberry, 2002).

B. Prinsip Keperawatan Anak

Terdapat prinsip atau dasar dalam 1000 anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memahami filosofi 1000 anak Perawat harus memahaminya, mengingat beberapa
prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan. Di antara prinsip dalam asuhan 2000
anak tersebut adalah: Pertama, anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai
individu yang unik. Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh
memandang dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai
individu yang unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses
kematangan. Pola-pola inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya
saja tetapi kemampuan dan kematangannya. Kedua, anak adalah sebagai individu yang
unik dan memiliki kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu
yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu sama lain sesuai
dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat mencakup kebutuhan
fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur, dan
lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga sebagai individu yang juga
membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat
pada tahap usia tumbuh kembang anak. Pada saat yang bersamaan perlu
memperhatikan kebutuhan khusus yang dialami oleh anak. Ketiga, pelayanan
meningkatkan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan angka
kematian dan kematian pada anak, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.
Keempat, 1000 anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan 1000 anak. Kelima, praktik sepuluh anak mencakup kontrak dengan anak
dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses yang sesuai dengan aspek moral
(etik) dan aspek hukum (hukum).

Keenam, tujuan meningkatkan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Ketujuh, pada masa yang akan
datang cenderung berkembang karena anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang ini
yang akan mempelajari aspek kehidupan anak (Azis, 2005).

C. Paradigma Keperawatan Anak Manusia/ anak Sehat lingkungan Keperawatan

1. Manusia (anak) Sebagai klien dalam 2000 anak adalah individu yang berusia
antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, memiliki
kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual) yang berbeda
dengan orang dewasa. Kebutuhan fisik/biologis anak mencakup makan, minum,
udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak
membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dari ancaman.
Anak membutuhkan disiplin dan otoritas untuk menghindari bahaya,
mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak mandiri. Anak juga
membutuhkan kesempatan untuk belajar berpikir dan membuat keputusan
secara mandiri. Untuk pengembangan harga diri, anak membutuhkan
penghargaan pertama terutama pada usia 1 sampai 3 tahun (balita),
penghargaan merupakan pengalaman positif dalam membentuk hargadiri. Untuk
itu perlukan penerimaan dan pengakuan dari orang tua dan lingkungannya.
Secara sosial anak membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasinya untuk
berinteraksi dan mengekspresikan ide/pikiran dan perasaanya.

2. Sehat Sehat dalam 1000 anak sehat dalam rentang sehat-sakit. Sehat adalah
keadaan kesejahteraan yang optimal antara fisik, mental, dan sosial yang harus
dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Denagan demikian,
apabila anak sakit, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual. Sehat-sakit berada dalam suatu
rentang mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai meninggal pada kutub
lainnya seperti terlihat berikut ini. Sehat optimal Meninggal Sakit Berat Sepanjang
rentang tersebut, anak memerlukan bantuan perawat baik secara langsung saat
anak sakit maupun tidak langsung dengan melakukan bimbingan antisipasi pada
orang tuanya. Dalam keadaan sehat optimal pun anak memerlukan bantuan
perawat, misalnya untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan, seperti
pelayanan bantuan atau peningkatan pengetahuan tentang kebersihan individu
dan gizi yang memenuhi syarat kesehatan. Ketika terjadi perbedaan persepsi
antara orang tua dan perawat tentang konsep sehat-sakit tersebut, timbul
masalah pemahaman keluarga tentang makna sehat-sakit. Kondisi sehat yang
berat menurut persepsi perawat, dapat di persepsikan sebagai suatu kondisi
yang biasa saja oleh orang tua. Untuk itu perlukan bantuan perawat untuk
menyamakan persepsi tersebut. Pada ekstrmi kutub, yaitu kematian anak, orang
tua tetap memerlukan bantuan perawat untuk mengantarkan anak pada
kematian yang tenag melalui perawatan menjelang ajal (dying care)

3. Lingkungan Anak

adalah individu yang masih bergantung pada lingkungan, yaitu orang dewasa di
sekitarnya. Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal,
dan dapat mempengaruhi kesehatan anak. Lingkungan internal, yaitu genetik
( keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, emosi, dan adanya predisposisi
atau resistensi terhadap penyakit. Lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi,
orang tua, sodara sekandung (sibling), masyarakat atau kelompok sekolah,
kelompok atau geng, disiplin tanamkan orang tua, agama, budatya, status sosial-
ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik/biologis baik rumah maupun
sanitasi di sekelilingnya. Perkembangan anak sangat di pengaruhi rangsangan
terutama dari lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan
penuh dengan ksih sayang. 4. Keperawatan Untuk memperoleh pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, perawat dapat membantu anak dan keluarganya
memenihi kebutuhan yang spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik
dengan anak/keluarga melalui peranya sebagai, pemulihan/pemelihan kesehatan,
koordinator, kolaborator, pembutan keputusan etik dan perencana kesehatan.
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayan adalah peningkatan kesehatan dan
pencegahan, dengan falsafah yang utama, yaitu perawatan yang berpusat pada
keluarga dan perawatan yang terapeutik. Selama proses asuhan ditingkatkan,
keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam rangka mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dua konsep yang merupakan manifestasi
dari kerjasma orang tua-perawat ini tidak aktif terlibat dalam asuhan pemantauan
di rumah sakit dan memberdayakan baik dari aspek, ketarampilan maupun sikap
dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah, melalui interaksi dengan
keluarga (memberdayakan). bentuk intervensi utama yang perlu dilakukan anak
dan keluarganya adalah mempersembahkan, mempersembahkanpendidikan, dan
upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten yang sesuai
dengan kebutuhan anak.

D. Teori Pendekatan Model pada Anak Berikut Beberapa Teori Keperawatan yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada
anak :

1. Kathryn E.Barnard (Hubungan interaktif antara orang tua dan anak secara
langsung yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan harian)

2. Florence Nightingale (lingkungan Keperawatan (ventilasi, kehangatan,cahaya, diet,


kebersihann dan ketenangan)

E. Lydia E.Hall (Lingkaran Keperawatan Care , Cure, Core)

F. Hildegard E.Peplau (Fase hubungan perawat-pasien orientasi, kerja, terminasi )

G. Margaret Jean Herman Watson ( Sepuluh Faktor Karaktif )

H. Madeleine Leininger (Keragaman dan Universitas Peduli Budaya)

I. Afaf Ibrahim Meleis (Teori Transisi)

J. Kristen M.Swanson (Caring)

K. Katharine Kolcaba (Teory of Comfort)


L. Teori Konservasi Levine

E. Penerapan Teori Model Keperawatan pada Anak

Menurut para Ahli 1. Teori Kathryn E. Barnard Dr. Barnard PCI (Parent Child Interaction)
Model mendalilkan bahwa hubungan interaktif antara orangtua dan anak langsung
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kognitif.Selain itu, kualitas interaksi ini
secara langsung Diukur untuk keberhasilan mereka dan informasi ini digunakan untuk
mengidentifikasi risiko keluarga ( 2007).Menurut model ini, orang tua dan anak
bertanggung jawab untuk menetapkan "komunikasi yang ditentukan", atau akurat
mengirim dan dapat menerima dalam lingkungan mereka (The Barnard Model , 2007).
Interpretasi yang sesuai dan tepat waktu respon oleh kedua belah pihak merupakan
komponen penting dari dialog (Huber, 1991).Barnard juga mengidentifikasi faktor-faktor
tertentu di lingkungan yang memiliki dampak signifikan terhadap pembentukan
hubungan diinginkan (Illman, 1996). Untuk mendukung teori dan identifikasi bahaya
keluarga, Dr. Barnard merancang skala penilaian yang dikenal sebagai Nursing Child
Assessment Feeding Scale (NCAFS) dan Nursing Child Assessment Teaching Scale
(NCATS), untuk mengukur perilaku orangtua dan anak akurat (Huber, 1991).Skala ini
telah diuji dan ditemukan untuk digunakan baik sebagai langkah rendah dan hasil untuk
kelompok berisiko termasuk bayi sosial-ekonomi, prematur, dan bayi dari ibu remaja
(Huber, 1991). Menurut Baker et al.(1994), Model Barnard juga dapat diterapkan di
banyak disiplin ilmu lain yang mengamati hubungan orangtua anak. adaptasi mereka,
kekuatan tambahan, Barnard adalah waktu singkat administrasi, kemudahan
penggunaan, dan kemampuan mereka untuk dilakukan di sekitar aktivitas normal anak
makan dan atau bermain tanpa memerlukan gangguan pola hariannya (Huber, 1991).
Keumuman Model Dr Barnard, awalnya dirancang untuk mengatasi tahun pertama
kehidupan seorang anak, sejak berkembang untuk menyertakan penilaian anak-anak
sampai usia tiga tahun (Masters, 2012).

2. Teori Caring Kristen Swanson Menurut Swanson (1991) ada 5 dimensi yang
memiliki konsep caring yaitu :

a. Mempertahankan Keyakinan Adanya kepercayaan dan keyakinan seseorang


dalam melalui dan masa transisi dalam hidupnya untuk menghadapi masa depan
dengan keyakinan, menumbuhkan proses optimisme, memaknai arti atau
mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam
situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk membantu orang lain dalam batas-
batas hidupnya sehingga dapat menemukan makna dan mempertahankan sikap
yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup
seseorang adalah dasar dari merawat dalam latihan 2000x.

b.Mengetahui Berusaha memahami kejadian-kejadian yang memberikan makna


dalam kehidupan klien. mempertahankan fokus kepercayaan adalah dasar dari
kepedulian, mengetahui suatu pembelajaran terhadap pengalaman hidup klien
dengan asumsi perawat yang mengetahui kebutuhan klien, Universitas Sumatera
Utara menggali/mencari informasi klien secara detail, peka terhadap bahasa
verbal dan non verbal, memprogram satu tujuan, serta melibatkan orang yang
memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan tanpa persepsi antara
perawat dan klien.

c. Bukan hanya hadir secara menyeluruh juga saling berkomunikasi yang


bertujuan untuk berbagi apa yang dirasakan klien dan secara emosional, tetapi
memberikan dukungan dan kenyamanan serta menyatukan klien baik fisik
maupun emosional. Melakukan tindakan untuk klien dengan mengantisipasi
kebutuhan yang diperlukan, menjaga privasi dan martabat klien

d.Mengaktifkan Memberikan kemudahan atau memberdayakan klien,


memfasilitasi klien agar dapat melewati masa transisi dalam hidupnya dan
melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan
informasi, menjelaskan, mendukung dengan fokus masalah yang relevan, berfikir
melalui masalah dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga
meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang
tidak biasa dilakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan
dan memberikan umpan balik/umpan balik.

3. Teori Konservasi Levin Teori 2000 Myra Levine diwujudkan pada tahun 1966
dantahun 1973, menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Lervine percaya
bahwa intervensi 2000 merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi
energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett,1989).Sehat dilihat dari sudut
konservasi energi dalam lingkup sebagai berikut , Levine menyebutnya sebagai
prinsip empat konservasi dalam 2000 :

a. Konservasi Energi dari konversi energi ini adalah untuk menghindari


penggunaan

energi yang berlebihan atau kelelahan yang berlebihan. Karena individu memerlukan
keseimbangan energi dan memperbaharui energi sevara konstan untuk
mempertahankan aktivitas hidup.Dalam praktek keperwatan hal ini terlihat di ruang
rawat pasien disamping tempat tidur pasien .
b. Konservasi Struktur Integritas Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari
intergritas Seorangperawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat
dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi 2000 .

c. Konservasi integritas Seorang perawat harus dapat menghargai diri sendiri


pasien.Hal ini bias terlihat ketika klien dipanggil dengan namanya.Sikap
menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai yang menyediakan
privasi selama prosedur.

d. Konservasi Integritas Sosial Kehidupan berarti komunitas , sosial dan kesehatan


merupakan keadaan sosial yang telah ditentukan .Oleh karena itu ,perawat
berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga ,membantu kehidupan
keagamaan dan menggunakan hubungan interpersonal .

4. Teori Kenyamanan Kolcaba Teori kenyamanan Kolcaba

terdiri atas tiga tipe, yaitu

(1) relief: resipien yang membutuhkan penanganan spesifik dan segera,

(2) kemudahan: kondisi tenteram atau kepuasan hati dari klien yang terjadi
karena kondisi fisik yang dirasakan pada semua kebutuhan,

(3) transendensi: keadaan dimana seseorang mampu mengatasi masalah dari


penemuan yang terjadi. Kolcaba memandang bahwa kenyamanan merupakan
kebutuhan dasar seorang individu yang bersifat holistik, meliputi fitur-fitur
fisik, psikospiritual, sosiokultural, lingkungan. Kenyamanan fisik berhubungan
dengan mekanisme sensasi tubuh dan homeostasis, termasuk penurunan
kemampuan tubuh dalam merespon suatu penyakit atau prosedur invasif.
Beberapa alternatif untuk memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan obat,
mengubah posisi, menggosok punggung, kompres hangat atau dingin,
sentuhan terapi. Kenyamanan psikospiritual berinteraksi dengan
keharmonisan hati dan ketenangan jiwa, yang dapat difasilitasi dengan
fasilitas interaksi dan sosialisasi klien dengan orang terdekat selama
perawatan dan melibatkan keluarga secara aktif dalam proses penyembuhan
klien. Kebutuhan kenyamanan sosiokultural berhubungan dengan hubungan
interpersonal, keluarga dan masyarakat, meliputi kebutuhan terhadap
informasi kepulangan (discharge planning), dan perawatan yang sesuai
dengan budaya klien. Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan
sosiokultural adalah menciptakan hubungan terapeutik dengan klien,
menghargai hak-hak klien tanpa memandang status sosial atau budaya,
mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya, dan memfasilitasi
kerja tim yang mengatasi kemungkinan konflik antara proses penyembuhan
dengan budaya klien. Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan akan
kenyamanan lingkungan yang berhubungan dengan menjaga kerapian dan
kebersihan lingkungan, membatasi pengunjung dan terapi saat klien
beristirahat, dan memberikan lingkungan yang aman bagi klien (Kolcaba,
Tilton, & Drouin, 2006).

F. Penerapan Teori Model Pendekatan pada Anak Menurut para Ahli

1. Penerapan Teori Kathryn E. Barnard Teori 2000 Barnard berfokus pada


interaksi antara ibu-bayi dan lingkungannya. Menurut teori ini, karakteristik
individu dipengaruhi oleh sistem ibu-bayi yang terjadi dan perilaku adaptifnya
sesuai dengan karakteristik tersebut untuk menemukan sistem kebutuhan-
kebutuhan yang ada. Teori Barnard dikembangkan dari psikologi dan
perkembangan manusia. Teori ini didasarkan pada skala perkembangan
untuk mengukur efek pemberian makan, pendidikan kesehatan dan ( Tomey &
Alligood, 2006).Model 2000 Barnard pada awalnya dikembangkan untuk bayi,
dan selanjutnya berkembang menjadi teori interaksi pengkajian pada anak.
Model ini digunakan pada pengembangan perangkat atau suatu format
pengkajian untuk perkembangan kesehatan anak, perkembangan dan
pertumbuhannya dengan melihat hubungan orangtua-anak sebagai suatu
interaksi.

karakteristik orang tua dan anak seperti rupa sesuai dengan sistem
kebutuhan. Barnard modifikasi sebagai perilaku adaptif (Tomey & Alligood,
19980). Perilaku adaptif tersebut meliputi :

a. Kejelasan isyarat bayi untuk berpartisipasi dalam hubungan yang


seimbang, bayi harus menanyakan suatu hal kepada pengasuh.Isyarat yang
diberikan dapat mempermudah atau mempersulit orang tua untuk memahami
sesuai dengan perilaku tersebut dan membuat modifikasi yang tepat. Bayi
memberikan beberapa hal seperti rewel, tidur, cari perhatian, rasa lapar dan
rasa kenyang dan perubahan aktivitas tubuh.

b. Respon bayi terhadap pengasuh (respon bayi terhadap pengasuh) Bukan


hanya bayi harus memberikan respon sehingga bayi dapat memodifikasi
perilakunya. Secara jelas, jika bayi tidak merespons terhadap yang terjadi
dari pengasuh, adaptasi tidak mungkin

c. Kepekaan orang tua terhadap isyarat anak (rasa sensitif orang tua
terhadap bayi) Orang tua, seperti halnya bayi, harus mampu memahami
apa yang diberikan bayi sehingga mereka memodifikasi perilakunya
dengan tepat. Orang tua yang memiliki masalah dalam aspek
kehidupannya seperti : masalah pekerjaan dan keuangan, masalah
emosional atau stres dalam pernikahan, dapat menjadi tidak sensitif
terhadap pengelolaan bayi. Jika stres dapat diatasi oleh orang tua, orang
tua dapat memahami penjaganya.

d. Kemampuan orang tua untuk meringankan kesusahan bayi (kemampuan


orang tua mengurangi kesusahan pada bayi) beberapa diberikan yang
diberikan bayi membantu orang tua.

Efektifitas orang tua dalam mengurangi distress bayi bergantung pada


beberapa hal, yaitu :

1) Orang tua harus mengenali bahwa distress sedang,

2) Harus mengetahui tindakan yang tepat untuk mengurangi distress.

3) Dan akhirnya orang tua harus mampu melaksanakan tindakan sesuai


pengetahuannya.

e. Aktivitas yang mendorong pertumbuhan sosial dan emosional orang tua


(orang tua membantu pertumbuhan sosial dan emosional) Kemampuan
untuk membantu aktivitas pertumbuhan sosial emosional bergantung
kamampuan orang tua untuk beradaptasi secara luas. Orang tua harus
mampu bermain dengan mesra dengan anak, menggunakan interaksi
sosial saat memberi makan, member pujian atas perilaku anak. Orang tua
harus menyadari tingkat perkembangan anak dan mengatur perilaku yang
sesuai. Hal ini tergantung pada kemampuan orang tua dalam menerapkan
pengetahuan dan keahliannya.

f. Aktivitas pembinaan pertumbuhan kognitif orang tua (orang tua


membantu perkembangan kognitif) pertumbuhan kognitif difasilitasi
dengan pemberian stimulasi sesuai tingkat pemahaman anak. Untuk
melaksanakannya orang tua harus memiliki pemahaman tentang
kemampuan anaknya dan orang tua harus memiliki energi untuk
menerapkan keahliannya Model Barnard tersebut selanjutnya berkembang
menjadi dasar teori interaksi pengkajian kesehatan anak (Child Health
Assesment Interaction Theory).

Konsep utama/asumsi dari teori ini adalah: anak (child), ibu atau
pengasuh (mother/caregiver), dan lingkungan (environment) ( Tomey &
Alligood, 1998) :

a. Untuk melaksanakannya orang tua harus memiliki pemahaman


tentang kemampuan anaknya dan orang tua harus memiliki energi
untuk menerapkan keahliannya Model Barnard tersebut selanjutnya
berkembang menjadi dasar teori interaksi pengkajian kesehatan anak
(Child Health Assesment Interaction Theory). Konsep utama/asumsi
dari teori ini adalah: anak (child), ibu atau pengasuh (mother/caregiver),
dan lingkungan (environment) ( Tomey & Alligood, 1998) : a. Untuk
melaksanakannya orang tua harus memiliki pemahaman tentang
kemampuan anaknya dan orang tua harus memiliki energi untuk
menerapkan keahliannya Model Barnard tersebut selanjutnya
berkembang menjadi dasar teori interaksi pengkajian kesehatan anak
(Child Health Assesment Interaction Theory). Konsep utama/asumsi
dari teori ini adalah: anak (child), ibu atau pengasuh (mother/caregiver),
dan lingkungan (environment) ( Tomey & Alligood, 1998) : a.Anak
(Child) Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut :
perilaku bayi baru lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik,
temperamen dan kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan
dan petugas kesehatan.

b. Ibu/pengasuh (M/care giver) karakteristik ibu yang digambarkan


Barnard meliputi: aspek psikososial,perhatian terhadap anak,
kesehatan ibu itu sendiri, pengalaman ibu yang mengubah kehidupan,
harapan ibu terhadap anaknya, dan yang paling penting adalah pola
hubungan orang tua-anak dan kemampuan adaptasinya.

c. Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga,


keterlibatan ayah, dan derajat hubungan orang tua untuk menghormati
anaknya

2. Aplikasi Teori Caring Kristen Swanson

Perilaku caring yang dilakukan dalam pelayanan kepada ramah,pasien , care,


sabar dan tenang saat lembut sopan yang selalu cekatan, baik kebutuhan
yang dirasakan saat kunjungan pasien dan memotivasi kebutuhan klien,
memiliki terhadap klien dan dalam peran jawab dan sebagai menampilkan
dan pekerjaan lainnya komunikasi terutama masalah untuk memenuhi juga
kepada atau pasien sikap tindakan yang bersemangat untuk bersiap-siap
tenang keluarga.perawat keluhan peduli ramah,Hal untuk sikap profesional
dalam verbal dan memiliki rasa empati, peduli pengobatan. Kepedulian harus
terwujud melalui empati santunan pasien. Setiap melakukan cepat, tepat, dan
terampil dalam menghadapi pasien, menggunakan komunikasi saat terapi
dengan pasien dan keluarga pasien, perawat non verbal ini sedia dan
termasuk selalu bertanggung jawab melalui pembicaraan pendidikan
kesehatan, konseling, dan mendengarkan klien (Dedi, Setyowati, & Afiyanti,
2008). Dimensi kepedulian yang dilakukan partisipan Mempertahankan
pertemuan Keyakinan yang telah diucapkan pasien saat merawat dilakukan
salam,pasien yaitu saat menggunakan komunikasi verbal dan non verbal yang
baik, bersifat ramah, kontak mata yang baik, fokus pada keluhan yang
dirasakan oleh pasien, mendengarkan setiap keluhan yang dirasakan oleh
pasien.(Thomas, Finch, Schoenhofer, & Green, 2009) mengatakan caring
berimplikasi terhadap praktik perawat yang peduli akan berbicara dengan
2000 ramah dan memiliki perhatian, penuh minat dalam membantu klien, dan
hubungan dalam dilakukan para partisipan terkait setiap melakukan
tindakannya. saat pasien datang, Mengetahui yang menggali penggalian
sehingga santunan, membina sudah informasi keluhan, kesehatan, riwayat
penyakit dahulu, sekarang, dan keluarga maupun kondisi perawat bersifat
lingkungan yang mempengaruhi perubahan kesehatan.dan peduli terhadap
kondisi yang dialami &Kamil,2017)pasien. Hasil penelitian pasien (Hafriska
merupakan sebagai keinginan untuk melakukan dan memahami. perawat
pemahaman seorang pasien Menjadi perawat intervensi terjalin suatu suatu
dengan yang lain terhadap pasien berikutnya, sehingga antara hubungan
sudah menemani pasien, menyatakan memahami yang baik dan saling
membantu para partisipan dalam membantu pasien adalah dalam masalah
.kesehatan yang dirasakan pasien, tidak hanya dilakukan saat pengobatan di
balai, tetapi saat kunjungan rumah. Partisipan bekerja sepenuh hati
kesembuhan pasiennya. 2015) Menurut menjelaskan bahwa perawat
bersahabat, memiliki rasa peka dapar harus terhadap efektif dan mampu
yang paling penting (Karseno,Dirdjo,untuk & Muksin,mampubersikap ramah
dan pasien, dapat berkomunikasi memberikan pelayanan yang profesional
dan menumbuhkan sikap peduli untuk kepuasan pasien yang dilayani
.Melakukan Untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda dan pengukuran oleh
partisipandengan vital, melakukan tindakan penimbangan berat badan .
melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan
misalnya seperti merawat melakukan 2017) kunjungan rumah. menunjukan
hubungan interpersonal Penelitian (Nastiti, for very essential perawats with
patient Kusnanto , dalam badan luka, & Ahsan, meningkatkan dengan
mengetahui apa yang dialami pasien kemudian melanjutkan proses untuk
memberikan tindakan terapi dan intervensi untuk pasien. Pemberdayaan yang
diberikan kepada pasien dengan penyuluhan,memberikan leaflet,
edukasisebelum pasien pulang ke rumah dan saat kunjungan rumah. Menurut
(Swanson, 1991).
Enabling adalah faktor pemungkin berupa emperwomen, dimana
memfasilitasi perubahan hidup yang dirasakan oleh klien, seperti memberi
informasi, mencoba cara penyelesaian, memberi dukungan, mampu
memberikan umpan balik kepada (Kusnanto,2019) peran klien perawat saat
berkomunikasi. adalah Caregiver, Client advokat, Konselor, Pendidik,
Kolaborator, Koordinator, Konsultan Agen Perubahan.Perawat bio-psiko-
sosial-kultural memiliki tanggung jawab dan pemenuhan kebutuhan dasar
yang diberikan oleh anak-anak dan aspek dalam memberikan asuhan kepada
klien dengan menggunakan pendekatan proses peningkatan

3. Aplikasi Teori Konservasi Levine Dalam model konservasi Levine

rencana intervensi dibuat berdasarkan prinsip konservasi yaitu konservasi energi,


integritas struktural, integritas personal dan integritas sosial. Tujuan intervensi
adalah untuk mempertahankan sosial, Keutuhan dan membantu memfasilitasi
adaptasi (Alligood, 2006). Rencana tindakan kemudian diimplementasikan
berdasarkan konsep konservasi energi, integritas struktural, personal dan
integritas sosial. Contoh pengaplikasian model konservasi Levine pada intervensi
pengabdian pasien anak dengan demam berdasarkan konservasi energi,
integritas struktural, personal dan integritas sosial sebagai berikut :

a. Konservasi Energi Perawat melakukan kompres hangat, mengatur posisi


untuk mengubah tiap 2 jam sekali, mengganti NGT karena sudah lebih dari 7
hari dan terlihat kotor. Memberi makan melalui NGT, kolaborasi dengan bagian
gizi untuk diet yang tepat untuk klien. Mengobservasi toleransi pemberian
makan minum (cek residu, muntah, kembung dan BAB). Menimbang BB.
Kolaborasi untuk mempersembahkan nutrisi parenteral total (TPN). Merawat
anak, mememantau, mencatat, melaporkan adanya perubahan suhu, nadi,
pernapasan, irama jantung, warna kulit. b. Konservasi Integritas Struktural
Perawat melakukan observasi terhadap kondisi bekas luka CVP, bekas CVC,
melepas balutan yang basah. melakukan perawatan kulit dengan
menggunakan baby oil dan memandikan anak, mengubah posisi untuk
menghindari dekubitus kembung dan BAB). Menimbang BB. Kolaborasi untuk
mempersembahkan nutrisi parenteral total (TPN). Merawat anak,
mememantau, mencatat, melaporkan adanya perubahan suhu, nadi,
pernapasan, irama jantung, warna kulit.

b. Konservasi Integritas Struktural Perawat melakukan observasi terhadap


kondisi bekas luka CVP, bekas CVC, melepas balutan yang basah. melakukan
perawatan kulit dengan menggunakan baby oil dan memandikan anak,
mengubah posisi untuk menghindari dekubitus kembung dan BAB).
Menimbang BB. Kolaborasi untuk mempersembahkan nutrisi parenteral total
(TPN). Merawat anak, mememantau, mencatat, melaporkan adanya
perubahan suhu, nadi, pernapasan, irama jantung, warna kulit. b. Konservasi
Integritas Struktural Perawat melakukan observasi terhadap kondisi bekas
luka CVP, bekas CVC, melepas balutan yang basah. melakukan perawatan
kulit dengan menggunakan baby oil dan memandikan anak, mengubah posisi
untuk menghindari dekubitus setiap 2 jam sekali, mengobservasi kulit dari
edema tungkai dan kemerahan, menilai capillary refill time (CRT). Observasi
saturasi oksigen, cuci tangan sebelum dan sebelum kontak dengan anak.
melakukan perawatan infus, mengganti alat kesehatan dan alat kedokteran
sesuai prosedur rumah sakit. Mengobservasi tingkat kesadaran dan mengajak
bicara. Mengukur tanda-tanda vital, tanda infeksi dan melakukan kolaborasi
dalam pengambilan sampel darah atau pemeriksaan lain. Memberikan terapi
sesuai program dokter.

c. Konservasi Integritas Personal Ibu dan keluarga diberi kesempatan untuk


mengungkapkan apa yang dirsakan ketika anak mengalami demam yang tidak
kunjung turun, kadang-kadang keluarga juga perlu didukung baik
perkembangan klien dapat difasilitasi dengan memberikna terapi maupun
aktivitas yang bersifat terpeutik, misalnya dengan menyusun jadwal aktifitas
harian, tentang perawatan nanti ketika pulang ke rumah.

d. Konservasi Integritas Sosial Perawat penjaga keluarga untuk berada


disamping secara bergantian dengan keluarga lain, anggota kesempatan
untuk merawat, menyentuh, berbicara, dan mendoakan klien ketika berkunjung,
memotivasi ibu dan keluarga dalam merawat anak ketika anak sudah
diperbolehkan pulang nanti

4. Teori Aplikasi Contoh aplikasi Kenyamanan Kolcaba Contoh aplikasi teori


kenyamanan dalam proses pengkajian terbaru pada bayi yang dirawat di ruang
neonatus risiko tinggi:

a. Proses pengkajian dimulai dari Menemukan kebutuhan rasa nyaman klien


ditinjau dari 3 fase (relief, ease, dan transendence) serta mencakup 4 konteks
kenyamanan (fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan). Pengkajian fisik
secara menyeluruh merupakan komponen esensial dalam asuhan bayi resiko
tinggi. sebuah. Kebutuhan kenyamanan fisik Ketidaknyamanan fisik pada bayi
yang dirawat di ruang neonatus risiko tinggi antara lain, nyeri akibat prosedur
invasif (terkait prosedur diagnostik dan terapi),ketidakmampuan bayi dalam
mempertahankan termoregulasi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan kelemahan otot, serta gangguan oksigenasi.

b. Kebutuhan kenyamanan psikospiritual Pemenuhan kebutuhan psikospiritual


pada bayi mungkin belum bisa diberikan secara optimal, namun bagi keluarga,
khususnya orang tua bayi, hal ini membutuhkan intervensi khusus. Kebutuhan
kenyaman dari aspek psiko-spiritual pasien bisa dipenuhi meskipun pasien dengan
tingkat kesadaran yang menurun seperti kunjungan orang tua, sentuhan terapeutik.
Perawat perlu memulai tahap penerimaan orang tua terhadap kondisi bayi mereka
(penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan). Setiap tahapan
memiliki karakteristik masalah emosional dan kebutuhan tertentu yang spesifik.
Kebutuhan spiritual juga menjadi fokus dalam konteks ini, perawat perlu IDing
adanya tanda-tanda distress spiritual yang dialami oleh orang tua, seperti
perasaan marah kepada Tuhan, menolak untuk melaksanakan kegiatan, perasaan
tidak tenang setelah beribadah, dan membutuhkan bimbingan khusus agama yang
dipercaya.

c. Kenyamanan sosiokultural yang nyaman dalam memberikan prosedur


tindakan apapun yang perlu dilakukan dengan keluarga untuk mengkaji apakah
terapi sesuai dengan budaya yang berlaku di lingkungan pasien, seperti
misalnya saat melakukan transfusi darah, apakah dalam keluarga budaya yang
prosedur itu. Selain budaya, sosial ekonomi keluarga juga perlu diidentifikasi
untuk menentukan pilihan prosedur yang tepat.

d. Kebutuhan kenyamanan lingkungan kenyamanan lingkungan yang perlu


diidentifikasi adalah ketenangan/pengontrolan yang tersedia, suhu, bau,
pencahayaan yang cukup, tidak menginterupsi pola tidur bayi, serta keamanan
keamanan yang dirawat di ruang neonatus risiko (Kolcaba & Wilson, 2002). Hal
ini perlu mendapat perhatian khusus, karena bayi-bayi yang dirawat di ruang
tersebut terpasang banyak alat invasif dan monitor.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan


perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler
(1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun).
Keperawatan anak yaitu suatu praktek yang wajib dilakukan pada status kesehatan
anak (bayi-remaja). Terdapat prinsip atau dasar dalam 1000 anak yang dijadikan
sebagai pedoman dalam memahami filosofi Anak, Pertama, anak bukan miniatur orang
dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Kedua, anak adalah sebagai individu yang
unik dan memiliki kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Ketiga, pelayanan
anak bertujuan untuk upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan,
bukan hanya mengobati anak yang sakit.

Pendekatan Teori Menurut para ahli meliputi Teori Kathryn E. Barnard dengan
model mendalilkan bahwa hubungan interaktif antara orangtua dan anak secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Teori Caring Kristen
Swanson yang meliputi memelihara keyakinan, mengetahui, menjadi dengan,
melakukan untuk, dan memungkinkan. Teori 1000 Myra menggambarkan klien sebagai
mahkluk hidup Teori Caring Kristen Swanson yang meliputi memelihara keyakinan,
mengetahui, menjadi dengan, melakukan untuk, dan memungkinkan. Teori 1000 Myra
menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup Teori Caring Kristen Swanson yang
meliputi memelihara keyakinan, mengetahui, menjadi dengan, melakukan untuk, dan
memungkinkan. Teori 1000 Myra menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup
terintegritas yang saling berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Lervine percaya bahwa intervensi 2000 merupakan aktivitas konservasi , dengan


konservasi energi sebagai pertimbangan utama. Teori kenyamanan Kolcaba terdiri atas
tiga tipe, yaitu (1) relief: kondisi resipien yang membutuhkan penanganan spesifik dan
segera, (2) kemudahan: kondisi tenteram atau kepuasan hati dari klien yang terjadi
karena kompleks fisik yang dirasakan pada semua kebutuhan, (3) transendensi:
keadaan seseorang individu mampu mengatasi masalah dari masalah yang terjadi.

B. Saran

Sebagai Perguruan Tinggi, terutama dan calon perawat yang profesional, ada
baiknykita benar-benar mendalami konsep teori yang dikembangkan oleh para
ahli pada pasien anak karena pada dasarnya melakukan tindakan tanpa
pengetahuan akan sangat sulit untuk dicapai tujuan perawat dalam melakukan
pengkajian dan juga akan menjadi berbelit dan tidak nyaman bagi klien/pasien.

.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz, Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika:
Jakarta. Maha, N. (2019). Konsep Dan Proses Dasar Keperawatan Terhadap Pasien
Anak. Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). Aplikasi model konseptual caring dari Jean
Watson dalam Asuhan 2000-an. Berita ilmu 2000, 1(3), 147-150 Panglipurningsih, NAP
(2020). Penerapan Caring Oleh Perawat Komunitas dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Kronis. Jurnal Keperawatan Adi Husada, 5(2),
1-9. Setiyorini, E., Sari, YK, & Rahmawati, A. (2018). Buku Panduan Praktik Profesi Ners
Keperawatan Anak. Wirastri, U., Nurhaeni, N., & Syahreni, E. (2017). Aplikasi Teori
Comfort Kolcaba Dalam Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam Di Ruang
Infeksi Anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jurnal Kesehatan (vol 6; 2017), 6(1).

Anda mungkin juga menyukai